Anda di halaman 1dari 16

B. NEUROFISIOLOGI Ex 9.

0
I. PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari listrik memegang peranan penting dalam kehidupan makluk hidup. Listrik yang ada dalam tubuh manusia memainkan peranan penting secara langsung dalam perambatan impuls saraf. Impuls saraf yang diterima oleh organ sensoris akan diterjemahkan lalu direspon oleh organ motorik yang ada didalam tubuh manusia. Peristiwa pengantaran impuls ini tidak lepas dari peristiwa potensial aksi. Dihampir semua sel tubuh terdapat potensial listrik yang melintasi membran. Selain itu, pada beberapa sel, misalnya sel saraf dan sel otot, mampu membangkitkan sendiri impuls elektrokimia yang cepat berubah pada membrannya dan impuls ini digunakan untuk menghantarkan signal sepanjang membran saraf atau otot. Pada tipe sel lainnya, seperti kelenjar, makrofag, dan sel yang bersilia, perubahan lokal pada potensial membran juga mengaktifkan berbagai fungsi sel. Apabila potensial aksi ini tidak terjadi dalam tubuh secara seimbang, maka akan terjadi gangguan pengantaran impuls dan bisa menyebabkan kelainan yang berdampak pada organisme tersebut. Pada praktikum kali ini, digunakan simulasi tegangan listrik untuk menemukan dimana potensial aksi berlangsung. Potensial aksi berhubungan dengan tegangan listrik yang dialirkan melalui akson. Tujuan dari praktikum ini ialah mengamati secara visual pada simulasi komputer, potensial aksi yang terjadi pada sel saraf melalui tegangan listrik tertentu dan pada tenggang waktu tertentu. Potensial aksi juga dapat dihambat melalui zat-zat kimia tertentu, sehingga menyebabkan perambatan potensial aksi menjadi lambat bahkan tidak ada sama sekali. Membran memiliki potensial(potensial gradien dan potensial aksi).Potensial membran sel ada 2 yaitu : graded potensial dan action potential.Graded potensial akan melewati bagian badan neuron yang disebut trigger zone.Di trigger zone ada yang disebut threshoid yaitu ambang batas yang harus dicapai agar potensial aksi dapat terbentuk.Jadi,jika graded potensial melewati akson hillock dan memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga melewati ambang batas (supathreshold),potensial aksi tidak akan terjadi. Perambatan potensial aksi: Membran saraf otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang - timbul potensial aksi - merangsang daerah sekitarnya untuk mencapai nilai ambang - perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi - sel membran mengalami repolarisasi.

II.

III.

IV.

TUJUAN 1. Untuk mengamati respon dari Axon terhadap rangsangan untuk waktu yang lama. 2. Untuk memeriksa hubngan antara intensitas rangsangan dan frekuensi dari potensi aksi. ALAT DAN BAHAN 1. Laptop 2. Modem (internet) 3. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi TINJAUAN PUSTAKA Fungsi dasar jaringan saraf adalah melakukan komunilkasi. Fungsi tersebut tergantung pada sifat-sifat khas dari badan saraf dan julurannya yang panjang. Sifat khas tersebut tergantung pada 2 sifat dasar protoplasma: 1. Kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan fisik dan kimiawi (irritabilitas). 2. Kemampuan untuk menyebarkan rangsangan tersebut dari suatu tempat ke tempat lain (konduktivitas).[1.1] Berdasarkan kedua sifat diatas,sel saraf mampu berkomunikasi melalui 2 cara impuls saraf pada sinaps,yaitu : 1. Secara listrik, impuls saraf diteruskan dari neuron ke lainnya melalui ion-ion yang melintas bebas melewati saluran-saluran pada gap junction guna meneruskan potensial aksi dari sel prasinaps ke postsinaps. 2. Secara kimia, impuls diteruskan melalui suatu substansi kimiawi (neurotransmitter atau neuromodulator) yang dilepaskan dari sel prasinaps menuju ke postsinaps untuk menghasilkan suatu aksi potensial membran.[2.1] Potensial membran terbagi menjadi 2 jenis, yaitu potensial gradien dan potensial aksi. Potensial gradien memiliki beberapa ciri,yaitu : 1. Kekuatan potensial gradien bervariasi tergantung dari besarnya stimulus. Jika stimulusnya besar, kekuatan potensial gradien semakin besar dan begitu juga sebaliknya. 2. Kekuatan potensial gradien semakin memudar seiring dengan jarak yang di tempuh. Hal ini juga yang membuat potensial gradien berfungsi hanya sebagai pembawa impuls sjarak dekat. 3. Lebih lambat dari potensial aksi. Apabila potensial gradien mencapai ambang batas threshold di zona trigger (akson hillock), maka potensial aksi akan terbentuk. Potensial membran yang kedua adalah potensial aksi. Sinyal saraf dihantarkan oleh potensial aksi yang

merupakan perubahan cepat pada potensial membran yang menyebar secara cepat disepanjang membran serabut saraf. Setiap potensial aksi dimulai dengan perubahan mendadak dari potensial membran negatif istirahat normal menjadi potensial positif dan kemudian berakhir dengfan kecepatan yang hampir sama dan kembali ke potensial negatif. Untuk menghantarkan sinyal saraf, potensial aksi bergerak disepanjang serabut saraf sampai tiba di ujung serabut. Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut : Tahap istirahat . Potensial membran istirahat sebelum terjadinya potensial aksi. Potensial aksi pada serabut saraf besar ketika tidak mentransmisikan sinyal saraf adalah sekitar -90 mV artinya potensial didalam serabut adalah 90 mV, lebih negatif dari cairan ekstrasel. Tahap depolarisasi ,pada sat ini membran tiba-tiba menjadi sangat permeabel terhadap ionnatrium,sehingga sejumlah besar ion natrium bermuatan postif berdifusi kedalam akson.keadaan terpolarisasi normal sebesar -90mv segera di netralisasi oleh ion natrium bermuatan positif yang mengalir masuk dan potensial meningkat dengan cepat ke arah positif. Tahap hiperpolarisasi ,dalam waktu seperbeberapa puluh ribu detik sesudah membran menjadi sangat permeabel terhadap ion natrium,kanal natrium mulai tertutup dan kana kalium terbuka lebih dari biasanya.selanjutnya,difusi ion kalium yang berlangsung cepat kebagian luar akan membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal.

Proses potensial aksi ini diregulasi oleh beberapa mekanisme,yaitu : Refractory period, yaitu periode ketika potensial aksi tidak bisa diinisiasi lagi karena bagian tersebut baru saja mengalami potensial aksi. Refractory period terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Absolute refractory period, yang berarti periode dari angka 27 yang sama sekali potensial aksi nya tidak bisa diinisiasi lagi. 2. Relative refractory period, periode berkisar dari angka 7-9. Potensial aksi masih bisa di inisiasi tapi harus dengan potensial gradien yang lebih kuat. Konduksi merupakan perpindahan panas antara benda-benda yang berbeda suhunya yang berkontak langsung satu sama lain. Panas berpindah mengikuti penurunan gradien terminal dari benda yang lebih panas ke yang lebih dingin karena dipindahkan dari molekul ke molekul. Semua molekul terus menerus bergetar, dengan molekul yang lebih panas bergerak lebih cepat daripada yang lebih dingin. Sewaktu molekul-molekul dengan panas yang berbeda bersentuhan satu sama lain, molekul yang lebih panas dan bergerak lebih cepat akan memacu molekul yang lebih dingin menjadi lebih hangat. Selama proses ini, moolekul yang semula lebih panas akan kehilangan sebagian energi termalnya sewaktu molekul

tersebut melambat dan menjadi lebih dingin. Dengan demikian, jika dengan cukup waktu, suhu dua benda yang saling bersentuhan pada akhirnya akan sama. Kecepatan perpindahan panas melalui konduksi bergantung pada perbedaan suhu antara benda-benda bersentuhan dan konduktifitas termal bahan-bahan yang terlibat.[3] V. ACTIVITY 5 Cara Kerja 1. Mengatur voltase pada 20 V dengan memilih tombol (+) pada tampilan Voltage, menekan Single Stimulus.

2. Mengatur interval antara stimulusvke 250 miliseconds dengan memilih 250 di menu Interval Between Stimuli, selanjutnya tekan Twin Pulse dan tekan Record Data.

3. Kurangi interval antara stimulus hingga 125 miliseconds, tekan Twin Pulses, dan tekan Record Data.

4. Kurangi interval antara stimulus hingga 60 milisecond, selanjutnya tekan Twin Pulses, dan tekan Record Data.

5. Tingkatkan intensitas rangsangan sebanyak 5 mV, kemudian tekan Twin Pulses, setelah itu tekan Record Data.

6. Kurangi interval antara stimulus sebanyak 50% dan kemudian tekan Twin Pulses, selanjutnya tekan Record Data.

7. Meningkatkan intensitas stimulus sebanyak 5 mV dan kemudian tekan Twin Pulses, selanjutnya tekan Record Data.

8. Meningkatkan intensitas stimulus ke 60 mV dan interval antara stimulus sebanyak 50% dan kemudian tekan Twin Pulses, dan tekan Record Data.

VI.

ACTIVITY 6 Cara Kerja 1. Mengatur voltase pada 1.0 V dengan memilih tombol (+) pada tampilan Voltage, menekan Single Stimulus.

2. Menekan Record Data

3. Tingkatkan durasi rangsangan ke 500 miliseconds pada Duration.

4. Menekan Measure untuk menentukan waktu antara potensi aksi.

5. Memasukkan frekuensi di kotak bawah, kemudian tekan Submit

6. Mengatur voltase pada 30 V dengan memilih tombol (+) pada tampilan Voltage, menekan Single Stimulus.

7. Masukkan interval antara potensi aksi, lalu klik Submit

8. Hitung frequensi potensi aksi dan ketikkan di kotak bawah, lalu klik Submit

9. Mengatur voltase pada 45 V dengan memilih tombol (+) pada tampilan Voltage.

10. Menekan Single Stimulus.

11. Masukkan interval antara potensi aksi, lalu klik Submit

12. Hitung frequensi potensi aksi dan ketikkan di kotak bawah, lalu klik Submit

VII.

HASIL 1. Potensial aksi : mengukur periode refraktori absolute dan relatif Interval antara stimulus (msec) 250 125 60 60 60 30 30 30 30 15 7,5 3,75 Stimulus (mV) 20 20 20 25 30 30 35 40 45 60 60 60 Potensial aksi Ada Ada Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Tidak ada

2. Potensial aksi : kecepatan konduksi Stimulus (mV) Durasi stimulus (msec) 20 0,5 20 500 30 500 45 500

Interval potensial aksi (msec) 100 60 30

Frekuensi potensial aksi (Hz) 500 600 17

VIII.

PEMBAHASAN 1. Potensial aksi : mengukur periode refraktori absolute dan relative Pada hasil praktikum tersebut dapat terlihat bahwa potensial aksi bergantung pada stimulus dan interval antara stimulus. Ketika diberikan ambang rangsang atau stimulus sebesar 20 mV dan namun diberikan interval antara stimulusnya 250 msec, 125msec, 60msec maka hanya yan diberikan interval antara stimulus yang 250 msec yang dapat menunjukan potensial aksi. Ketika diberikan interval antara stimulus sebesar 60 msec dan diberikan stimulus sebesar 25 dan 30 maka hanya yang 30mV yang menunjukan adanya potensial aksi. Ketika diberikan interval antara stimulus sebesar 30 msec dan diberikan stimulus sebesar 30,35,40 dan 45 mV, maka hanya stimulus dengan 45 mV yang menunjukan adanya potensial aksi. Dan ketika diberikan ambang rangsang tertinggi yaitu sebesar 60 mV dan diberikan interval antara stimulus sebesar 15mV, 7,5mV, dan 3,75mV maka dapat terlihat hanya yang interval ambang rangsangnya yang 3,75mV yang tidak menunjukan potensial aksi. 2. Potensial aksi : kecepatan konduksi Pada hasil praktikum tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar ambang rangsang yang diberikan maka interval potensial aksi akan semakin kecil. apabila diberikan stimulus atau ambang rangsang sebesar 20 mV dan durasi stimulus yg diberikan adalah 500 maka interval potensial aksinya adalah 100msec dan dengan frekuensi potensial aksi sebesar 500Hz. Perhitungan frekuensi potensial aksi dapat dihitung dengan cara 1/interval potensial aksi yang satuannya dirubah dulu ke second. Kemudian jika diberikan ambang rangsang sebesar 30 dengan durasi yang sama maka akan menghasilkan interval dan frekuensi potensial aksi masingmasing 60msec dan 600Hz. Dan apabila diberikan ambang rangsang sebesar 455 mV dengan durasi yang sama akan menghasilkan interval PA 30 msec dan frekesnsi konduktivitas 17 Hz. ini membuktikan bahwa teori tentang kecepatan konduktivitas adalah benar.

IX.

DAFTAR PUSTAKA 1. Guyton, Arthur c, Hall, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. Jakarta : EGC. 2012 2. Jusuf, Ahmad Aulia. Catatan Kuliah Aspek Histologi dalam Neurosains. Jakarta : Departemen Histologi FKUI. 2011 3. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed. 6. Jakarta : EGC. 2012

Anda mungkin juga menyukai