Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Penyebaran Tikus Sawah Tikus sawah (Rattus argentiventer) termasuk hewan terestrial, tergolong

ke dalam Ordo Rodentia, Subordo Myomorpha, Famili Muridae, Sub famili Murinae (C C !""!)# $kuran tikus sawah tergolong besar, tetapi lebih ke%il dari tikus riul ( Rattus norvegicus)# Tikus sawah mempunyai tekstur rambut agak kasar, bentuk hidung keru%ut, bentuk badan silindris, warna badan bagian punggung %oklat kelabu kehitaman, warna badan bagian perut kelabu pu%at atau putih kotor# &kor bagian atas dan bawah berwarna %oklat hitam# &kor relatif lebih pendek daripada kepala dan badan, ton'olan pada telapak kakinya ke%il dan li%in# Tikus betina mempunyai puting susu (! buah, tiga pasang di bagian dada dan tiga pasang di bagian perut ( riyambodo !""))# Tikus sawah bersifat omni*ora, tetapi memerlukan makanan yang banyak mengandung +at tepung (karbohidrat), seperti bi'i padi, kelapa, umbi# ,agung dan tebu kurang disukai (-alsho*en (./()# 0i 1ndonesia, perkembangbiakan tikus sawah yang %epat ter'adi pada saat tanaman padi mulai memasuki fase generatif sampai dengan dipanen# erkembangbiakan tikus sawah banyak dipengaruhi oleh faktor makanan terutama nutrisi pada stadia pertumbuhan tanaman padi dan se%ara tidak langsung dipengaruhi pula oleh lingkungannya# ada musim hu'an atau bila makanan %ukup tersedia, frekuensi kelahiran dan 'umlah anak akan tinggi dan banyak, sebaliknya di musim kemarau perkembangbiakannya agak terhambat# Tikus betina bunting selama !( hari dan menyusui anaknya selama !/ hari# Tikus betina mampu bunting dan menyusui dalam waktu bersamaan dan tikus tersebut kawin lagi dalam waktu 2/ 'am setelah melahirkan (Southwhi%k (.3.4 Meehan (./2)# 5nak tikus yang baru dilahirkan berwarna merah, tidak berambut, dan buta (Meehan (./2)# Rambut akan tumbuh lengkap dan mata mulai terbuka pada umur 6 7 (" hari# Setelah berumur !" hari anak tikus akan disapih oleh induknya untuk hidup mandiri# Tikus sawah dapat berkembangbiak dalam waktu singkat sehingga akan ter'adi peningkatan populasi yang sangat pesat atau sering disebut dengan ledakan populasi# 8al tersebut dapat ter'adi apabila kondisi lingkungan yang memungkinkan seperti tersedianya pakan yang melimpah, serta tempat berlindung dan bersarang yang memadai (Ma%donald 9 Fenn (..2)# Tikus sawah mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan ditemukan di seluruh kepulauan 1ndonesia# Tikus sawah sering di 'umpai di daerah persawahan dan padang rumput sampai dengan ketinggian (:"" meter dari permukaan laut (;an der <on (.6. dalam 5ssagaf (./6)#

Perilaku Tikus sawah tergolong hewan nokturnal dan melakukan akti*itas harian yang teratur, yang bertu'uan untuk men%ari pakan, minum, pasangan, dan orientasi kawasan# Tikus menyenangi tempat=tempat yang gelap karena di tempat ini tikus merasa aman dan terlindung# ada umumnya tikus sawah menempati liang atau tempat persembunyian lainnya#

Tanaman padi merupakan pakan utama bagi tikus sawah dan semua stadia pertumbuhan dapat dirusak# 0aur perkembangan dan besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh tikus sawah berkaitan erat dengan fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi# ,umlah anakan padi yang dikerat oleh seekor tikus sawah dalam semalam tergantung dari musim dan fase pertumbuhan tanaman# ada tanaman padi umur ! hari setelah semai, seekor tikus mampu merusak (!3= :!! bibit dengan rata=rata !/) bibit semalam# Tanaman padi mulai bermalai, seekor tikus dapat memotong ((=(63 anakan atau rata=rata 6. batang# ada stadia ini tanaman padi rusak karena dipotong dan dimakan bagian titik tumbuh>umbut yang masih lembut# ada stadia padi bermalai, seekor tikus dapat merusak !2=!23 anakan atau rata=rata (") batang# 0aya merusak malai sekitar (=): malai atau rata=rata (! malai per malam# 0ari se'umlah malai yang dipotong ternyata hanya beberapa malai sa'a yang dimalan bulirnya, selebihnya dibiarkan berserakan atau di'adikan sarang (Ro%hman dan 0'uarso (.63)# -erusakan tanaman padi pada waktu bunting dan bermalai adalah yang sangat berpengaruh terhadap turunnya produksi (?rooks 9 Rowe (.6.)#

Habitat 8abitat merupakan salah satu faktor lingkungan yang men'adi pendukung perkembangan populasi tikus sawah# 8abitat yang memadai akan menguntungkan bagi tikus untuk menemukan tempat hidup dan berkembangbiak dengan baik# 5ktifitas membuat liang merupakan salah satu kemampuan tikus sawah untuk mendapatkan tempat hidup dan berkembangbiak# ada awal pertanaman padi dengan pola tanam serempak populasi tikus sawah masih sedikit# ada periode tersebut sebagian tikus sawah masih menghuni tanggul irigasi primer, sekitar pekarangan, gudang, tegalan, dan tepi rawa (Ro%hman (..!)# ada tanaman padi men'elang bermalai, tikus sawah mulai berdatangan dan menghuni lubang lama atau membuat lubang baru untuk berkembang biak# ada stadia generatif pertanaman padi, ter'adi pun%ak populasi tikus sawah dan ."@ populasi terdiri dari tikus muda# Tersedianya padi bermalai merupakan habitat yang mendukung ter'adinya perkembangbiakan tikus sawah (Ro%hman, Sukarna, dan Suwalan (./!)# ?erdasarkan membuatan liang, tikus dapat dibagi men'adi dua kelompok, tikus yang membuat liang dan yang tidak membuat liang# Contoh tikus=tikus pembuat liang, adalah tikus wirok (Bandicota indica), tikus riul (Rattus norvegicus), tikus sawah (Rattus argentiventer), dan men%it sawah (Mus caroli)# Aiang=liang ini sangat diperlukan karena sebagai sarang untuk menghindarkan diri dari gangguan musuhnya dan 'uga sebagai tempat persembunyiannya# Selain itu, sarang bagi tikus berfungsi sebagai tempat untuk melahirkan dan membesarkan anak= anaknya, sebagai tempat untuk menyimpan pakan, dan sebagai tempat untuk beristirahat ( riyambodo !""))# Menurut Sudarma'i (!""2), bahwa pan'ang dan *olume sarang tikus pada stadia generatif dua kali lebih pan'ang dan lebih besar dibanding pada stadia padi *egetatif# an'ang rata=rata liang tikus 2 meter dan *olumenya men%apai ("#) liter# 8al tersebut karena tikus memerlukan sarang yang lebih longgar dan nyaman untuk membesarkan anak=anaknya#

Fumigasi engendalian dengan fumigasi telah dilakukan se%ara luas terhadap serangga dan hama=hama lainnya# Cara ini biasanya dilakukan di rumah, gudang, kapal laut, atau sarang tikus di dalam tanah# Fumigasi dapat digunakan untuk membunuh tikus beserta ektoparasitnya# Fumigasi ini %ukup berbahaya, baik bagi orang yang melakukan maupun bagi manusia atau hewan lain yang ada di sekitar daerah aplikasi# Fumigan yang sering digunakan terhadap tikus adalah, %al%ium sianide, hidrogen fosfida ( hostoBin), khloropikrin, metil bromida# Sementara itu untuk karbon dioksida, karbon monoksida dan belerang disulfida relatif 'arang digunakan (?rooks dan Rowe (.6.)# Sedangkan di 1ndunesia penggunaan emposan yang menghasilkan ketga gas tersebut 'ustru banyak digunakan# 8idrogen sianida dan gas fosfin umumnya diaplikasikan pada liang=liang tikus di pematang sawah# ada musim kemarau keefektifan gas=gas ini dibatasi oleh rekahan=rekahan tanah# -ekurangan lain dari %ara ini adalah hanya mampu membunuh tikus=tikus yang berada dalam liang# Selain itu adalah bahaya yang diakibatkan terhirupnya gas=gas bera%un oleh aplikator atau hewan non sasaran, selama proses aplikasi fumigasi tersebut# enggunaan fumigan akan berhasil dengan baik apabila berat molekul lebih dari !/# ,ika berat molekulnya kurang dari !/, maka gas=gas tersebut akan melayang atau menguap ke bagian atas liang dan hilang# Tingkat kelembapan udara di dalam tanah dan ukuran partikel tanah merupakan faktor lain yang harus diperhatikan (?rooks dan Rowe (.6.)#

Belerang ioksida ?elerang dioksida merupakan gas yang berasal dari hasil pembakaran unsur belerang# ?elerang berbentuk padat, berwarna kuning, tidak mudah terbakar, bau menusuk hidung, perih di mata, dan dapat terbawa lewat saluran respirasi dan memliki bentuk yang beraneka ragam# Sebagai pestisida, belerang dapat diaplikasikan ke tanah, dapat digunakan sebagai debu, dan %ampurannya dengan bahan pembasah akan membentuk suspensi di dalam air# Cas sulfur dioksida bersama=sama dengan gas karbon monoksida dan karbon dioksida merupakan hasil pembakaran dari merang, atau sabut kelapa dengan belerang dengan perbandingan ("=(: (merang, sabut kelapa) berbanding ( (belerang)# -etiga gas ini dihasilkan se%ara bersama=sama dalam bentuk emposan untuk mengendalikan tikus yang berada di dalam sarangnya ( riyambodo !""))# enelitian khusus oleh Te%hni%al Team engamanan adi $ni*ersitas Cad'ah Mada, pada tahun (.3(, menun'ukkan bahwa perbandingan berat belerang dengan merang yang paling baik adalah (D()# Aama fumigasi yang terbaik untuk tiap liang tikus sekitar dua menit ($ntung (.6))# 0i ,awa Tengah dan ,awa Timur, gas ra%un pernafasan yang paling banyak digunakan untuk fumigasi liang tikus diperoleh dari pembakaran belerang# Cas=gas ini dapat mematikan tikus dalam waktu yang relatif yang singkat, dan gas yang dihasilkan ialah SO! dan CO# Selain itu gas= gas ini dapat membunuh tikus=tikus muda# Cas ini dihembuskan ke dalam liang dengan menggunakan alat fumigasi yang berbentuk alat midget-duster, alat C5M5, alat 1E050 atau alat lainnya ($ntung (.6))#

Pembahasan
enelitian 5ssagaf ((./6) menyatakan saat kematian tikus sawah semakin %epat dengan semakin meningkatnya perbandingan belerang dengan merang# Saat kematian yang %epat ini kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas SO ! yang dihasilkan dari pembakaran belerang# 5rtinya kematian tikus sawah dapat lebih %epat 'ika perbandingan belerang dengan merang ditingkatkan dari pengu'ian awal (D() men'adi (D("#

Sumber D httpD>>repository#ipb#a%#id>bitstream>handle>(!)2:36/.>22/3)>5"/psi#pdf

Anda mungkin juga menyukai