Anda di halaman 1dari 40

BAB I PENDAHULUAN Keberhasilan suatu rencana perawatan tergantung pada penegakan diagnosis penyakit yang tepat.

Diagnosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu gnosis yang berarti pengetahuan dan dia yang berarti melalui (Rose dkk, 2004 . Diagnosis adalah identi!ikasi suatu penyakit atau suatu keadaan dengan memperhatikan tanda dan ge"ala dan menentukan asal muasalnya (#arty dan $gston, %&&' . (ntuk menegakkan suatu diagnosa, seorang dokter gigi harus mengumpulkan semua keterangan baik dari pemeriksaan sub"ekti! dan pemeriksaan ob"ekti!. )emua keterangan yang ada kemudian dipilih dan diasimilasikan men"adi rencana perawatan yang komprehensi!. *enurut +arran,a (%&&0 , diagnosis penyakit periodontal terdiri dari analisis se"arah kasus dan e-aluasi tanda dan ge"ala klinis, sebagai hasil dari beberapa pemeriksaan (misalnya, e-aluasi dengan probe, pemeriksaan kegoyahan gigi, radiogra!i, tes darah, biopsi untuk mengidenti!ikasi masalah pasien. Diagnosis periodontal menentukan penyakit pada saat itu, mengidenti!ikasi "enis penyakitnya, dan menyediakan pemahaman proses dasar penyakit dan penyebabnya. Diagnosis disusun dengan sistematik dan teratur untuk tu"uan tertentu. )uatu diagnosis tidaklah cukup dari pengumpulan !akta. Kepingan. kepingan temuan harus disatukan sehingga men"adi pen"elasan masalah periodontal pasien. /emeriksaan gigi menggunakan sistem komputer yang menggunakan resolusi gra!is yang tinggi dan teknologi akti-asi suara telah dikembangkan sehingga memudahkan penerimaan dan perbandingan data (+arran,a, %&&0 . /ada akhirnya, diagnosis penyakit periodontal yang tepat dapat menentukan prognosis dan rencana perawatan yang baik.

BAB II ISI )ecara umum prosedur diagnosa dapat dibagi men"adi empat bagian, antara lain0 (% melakukan anamnesa dan mencatat riwayat pasien, (2 melakukan pemeriksaan terhadap pasien (pemeriksaan !isik dan laboratorium , (1 2-aluasi dari hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan !isik serta laboratorium yang akan menuntun ke arah perumusan suatu diagnosa, (4 /enilaian resiko medis untuk pasien.pasien gigi (3ynch dkk, %&&2 . *enurut +arran,a (%&&0 , suatu diagnosis penyakit periodontal dapat ditegakkan melalui diagnosis klinis, radiogra!i, dan teknik lan"utan. DIAGNOSIS KLINIS Kunjungan pertama /ada saat kun"ungan pertama ini, seorang dokter gigi perlu menilai beberapa hal seperti0 %. /enilaian pasien secara keseluruhan )eorang operator harus mencoba menilai pasien secara keseluruhan. #al.hal yang perlu dipertimbangkan adalah status mental dan emosional pasien, tabiat, sikap, dan umur !isiologi (+arran,a, %&&0 . 2. Riwayat sistemik *enurut +arran,a (%&&0 , suatu riwayat sistemik akan menolong operator dalam hal (% diagnosis mani!estasi oral dari penyakit sistemik, (2 penemuan kondisi sistemik yang dapat mempengaruhi respon "aringan periodontal terhadap !aktor lokal, (1 membutuhkan berikut0 a. 4pakah pasien sedang dalam perawatan dokter5 "ika iya, tanyakan asal, durasi penyakit serta terapinya. /enyidikan dapat dilakukan berdasarkan 2 suatu tindakan penemuan kondisi sistemik yang dan modi!ikasi dalam pencegahan

perawatannya. )uatu riwayat sistemik harus mengacu pada hal.hal sebagai

dosis dan durasi terapi dengan antikoagulan dan kortikosteroid. b. Riwayat rheumatic fever, rheumatic atau penyakit "antung kongenital, hipertensi, angina pectoris, myocardial infarction, ne!ritis, penyakit gin"al, diabetes, dan6atau pingsan. c. Kecendrungan perdarahan yang abnornal seperti hidung yang berdarah, perdarahan yang lama pada luka kecil, ecchymosis spontan, kecendrungan terhadap memar yang berlebihan, dan perdarahan menstruasi yang berlebihan. d. /enyakit in!eksi, termasuk berkontak dengan penyakit in!eksi di rumah atau di kantor, atau baru sa"a mendapat rontgen di bagian dada. e. Kemungkinan memiliki penyakit akibat peker"aannya. !. Riwayat alegi, termasuk hay !e-er, asma, sensiti! terhadap makanan, atau sensiti! terhadap obat misalnya aspirin, codeine, barbiturat, sul!onamide, antibiotik, prokain, dan laxatives atau terhadap bahan dental seperti eugenol atau resin akrilik. g. 7n!ormasi onset pubertas dan menopause dan mengenai kelainan menstrual atau hysterectomy, kehamilan, atau keguguran. 1. Riwayat kesehatan gigi /ada saat mencari riwayat kesehatan gigi, praktisi mendapat kesempatan untuk menulai perilaku pasien, membangun hubungan, dan mempela"ari penyakit gigi yang telah lalu serta responya terhadap perawatan. 8uga penting untuk mengetahui cara pemeliharaan kebersihan mulut yang selama ini dilakukan oleh pasien di rumah yang mencerminkan pengetahuan pasien tentang kesehatan gigi (9edi dkk, 200' . *enurut +arran,a (%&&0 , pada saat pengumpulan riwayat kesehatan gigi, harus ditanyakan pula keluhan utama pasien. :e"ala pasien dengan penyakit gingi-al dan periodontal berhubungan dengan perdarahan pada gusi, spacing pada gigi yang sebelumnya tidak ada, bau mulut, dan rasa gatal pada gusi yang dapat berkurang melalui pencungkilan dengan tusuk gigi. )elain itu "uga terdapat rasa nyeri dengan -ariasi tipe dan durasi, misalnya konstan, tumpul, gnawing 1

pain, rasa nyeri yang tumpul setelah makan, rasa nyeri yang dalam rahang, rasa nyeri akut, sensiti! ketika mengunyah, sensiti! terhadap panas dan dingin, sensasi terbakar pada gusi, dan sensiti! terhadap udara yang dihirup. Riwayat dental harus meliputi acuan seperti0 a. Kun"ungan ke dokter gigi meliputi !rekuensi, tanggal terakhir kun"ungan, dan perawatannya. /ro!ilaksis oral atau ;pembersihan< oleh dokter gigi = !rekuensi dan tanggal terakhir dibersihkan. b. *enyikat gigi = !rekuensi, sebelum atau sesudah makan, metode, tipe sikat gigi dan pasta, serta inter-al waktu digantinya sikat gigi. c. /erawatan ortodontik = durasi dan perkiraan waktu selesai. d. Rasa nyeri di gigi atau di gusi = cara rasa nyeri terpancing, asal dan durasinya, dan cara menghilangkan rasa nyeri tersebut. e. :usi berdarah = kapan pertama kali diketahui5 ter"adi spontan atau tidak, ter"adi saat sikat gigi atau saat makan, ter"adi pada malam hari atau pada periode yang teratur5 apakah gusi berdarah berhubungan dengan periode menstruasi atau !aktor spesi!ik5 durasi perdarahan dan cara menghentikannya. !. >au mulut dan daerah impaksi makanan g. Kegohayan gigi = apakah terasa hilang atau tidak nyaman pada gigi? 4pakah terdapat kesulitan pada saat mengunyah? h. Riwayat masalah gusi sebelumnya i. Kebiasaan = grinding teeth atau clenching teeth pada malam hari atau setiap waktu. 4pakah otot gigi terasa sakit pada pagi hari? Kebiasaan lainnya seperti merokok, menggigit kuku, dan menggigit benda asing. 4. )ur-ey radiogra!i intraoral )ur-ey radiogra!i minimum terdiri dari %4 !ilm intraoral dan 4 bitewing posterior. )ur-ey lengkung gigi dan struktur sekitarnya dapat dilihat dengan mudah melalui radiogra! panoramik. Radiogra! panoramik menyediakan gambar radiogra!i keseluruhan yang in!ormati! untuk melihat distribusi dan keparahan kerusakan tulang pada penyakit periodontal, namun 4

!ilm intraoral yang lengkap dibutuhkan untuk diagnosis periodontal dan rencana perawatan. '. +etakan rahang +etakan rahang berguna sebagai bantuan -isual dalam diskusi dengan pasien dan berguna untuk perbandingan antara sebelum dan sesudah perawatan maupun untuk acuan pada kun"ungan check-up (+arran,a, %&&0 . @. 9oto klinis 9oto tidaklah begitu penting, namun !oto berguna untuk merekam tampilan "aringan sebelum dan setelah perawatan (+arran,a, %&&0 . A. /enin"auan kembali pemeriksaan awal Kunjungan kedua %. /emeriksaan rongga mulut *enurut +arran,a (%&&0 , pemeriksaan rongga mulut meliputi oral hygiene, bau mulut, pemeriksaan rongga mulut, dan pemeriksaan kelen"ar getah bening. Oral hygiene Oral hygiene atau kebersihan rongga mulut dinilai dari tingkat akumulasi debris makanan, plak, material alba, dan stain permukaan gigi. /emeriksaan "umlah kualitati! plak dapat membantu menegakkan diagnosis. >au *ulut #alitosis atau fetor ex ore atau fetor oris, adalah bau atau aroma menyengat yang berasal dari rongga mulut. 4danya halitosis dapat membantu dalam menegakkan diagnosa. #alitosis berhubungan dengan penyakit. penyakit tertentu, dan dapat berasal dari !aktor lokal maupun ekstraoral. )umber lokal penyebab halitosis dapat berasal dari impaksi makanan diantara gigi, coated tongue, acute necrotizing ulcerative gingivitis (4B(: , dehidrasi, karies, gigi palsu, na!as perokok, dan penyembuhan pasca operasi atau pencabutan gigi. Karakteristik bau busuk dari 4B(: sangat mudah diidenti!ikasi. '

2kstraoral atau sumber bau mulut yang "auh berasal dari penyakit atau struktur yang berdekatan berhubungan dengan rhinitis, sinusitis, atau tonsillitis5 penyakit pada paru.paru dan bronkus5 dan bau yang dikeluarkan melalui paru.paru dari substansi aromatik dalam aliran darah seperti metabolit dari in!us makanan atau produk eksretori dari metabolisme sel. /emeriksaan Rongga *ulut /emeriksaan rongga mulut meliputi bibir, dasar mulut, lidah, palatum, dan daerah oropharyngeal, serta kualitas dan kuantitas sali-a. Calaupun hasil pemeriksaan tidak berhubungan dengan penyakit peridontal, seorang dokter gigi harus mendeteksi perubahan patologis yang ter"adi. /emeriksaan Kelen"ar :etah >ening Kelen"ar getah bening dapat membesar dan6atau mengeras sebagai respon episode in!eksi, metastase malignant, atau perubahan residual !ibrotik. Kelen"ar yang in!lamasi men"adi membesar, terpalpasi, empuk, dan tidak bergerak. Acute herpetic gingivostomatitis, 4B(:, dan abses periodontal akut menghasilkan pembesaran kelen"ar getah bening. 2. /emeriksaan gigi *enurut +arran,a (%&&0 , aspek.aspek pada gigi yang diperiksa adalah kariesnya, perkembangan kecacatan, anomali bentuk gigi, wasting, hipersensiti!itas, dan hubungan kontak proksimal. Wasting disease of the teeth Wasting diartikan sebagai pengurangan substansi gigi secara berangsur.angsur yang terkarakteristik oleh pembentukan permukaan yang halus, dan mengkilat. >entuk dari wasting adalah erosi, abrasi, dan atrisi. 2rosi adalah depresi berbentuk ba"i pada daerah ser-ik permukaan !asial gigi. 4brasi adalah hilangnya substansi gigi yang disebabkan oleh penggunaan mekanis mastikasi. 4trisi adalah terkikisnya permukaan oklusal akibat kontak !ungsional dengan gigi antagonis. Dental Stains Dental stains adalah deposit yang terpigmentasi pada gigi. Dental @

stain harus diperiksa dengan teliti untuk menentukan penyebabnya. #ipersensiti!itas 4kar gigi yang terbuka akibat resesi gingi-a men"adi sensiti! terhadap perubahan suhu atau stimulasi taktil. /asien sering menun"uk langsung lokasi yang sensiti!. #ipersensiti!itas dapat diketahui melalui eksplorasi dengan probe atau udara dingin. #ubungan kontak proksimal Derbukanya kontak yang tipis menyebabkan impaksi makanan. #al ini dapat dicek melalui obeser-asi klinis dan dengan dental !loss. Kegoyahan gigi Kegoyahan gigi ter"adi dalam dua tahapan0 i. 7nisial atau tahap intrasoket, yakni pergerakan gigi yang masih dalam batas ligamen periodontal. #al ini berbungan dengan distorsi -iskoelastisitas ligamen periodontal dan redistribusi cairan peridontal, isi interbundle, dan fiber /ergerakan inisial ini ter"adi dengan tekanan sekitar %00 pon dan pergerakan yang ter"adi sebesar 0.0' sampai 0.% mm ('0 hingga %00 mikro ii. Dahapan kedua, ter"adi secara bertahap dan memerlukan de!ormasi elastik tulang al-eolar sebagai respon terhadap meningkatnya tekanan hori,ontal. Ketika mahkota diberi tekanan sebesar '00 pon maka pemindahan yang ter"adi sebesar %00.200 mikro untuk incisi-us, '0.&0 mikro untuk caninus, E.%0 mikro untuk premolar dan 40.E0 mikro untuk molar. Kegoyahan gigi dapat diperiksa secara klinis dengan cara0 gigi dipegang dengan kuat diantara dua instrumen atau dengan satu instrumen dan satu "ari, dan diberikan sebuah usaha untuk menggerakkannya ke segala arah (+arran,a, %&&0 . /ada gambar dibawah ini, peningkatan kegoyangan gigi ditentukan dengan memberikan gaya '00 g pada permukaan labiolingual dengan menggunakan dua instrumen dental (Rateitschak dkk, %&E' .

:ambar %. /emeriksaan Kegoyangan :igi (Rateitschak dkk, %&E' *enurut 9edi dkk (2004 , kegoyahan gigi dibedakan men"adi 0 i. Dera"at % = kegoyangan gigi yang sedikit lebih besar dari normal ii. Dera"at 2 = kegoyangan gigi sekitar % mm iii. Dera"at 1 = kegoyangan gigi lebih dari % mm pada segala arah atau gigi dapat ditekan ke arah apikal. Kegoyangan gigi yang patologis terutama disebabkan oleh (% in!amasi gingi-a dan "aringan periodontal, (2 kebiasaan para!ungsi oklusal, (1 oklusi prematur, (4 kehilangan tulang pendukung, (' gaya torsi yang menyebabkan trauma pada gigi yang di"adikan pegangan cengkraman gigi, (@ terapi periodontal, terapi endodontik, dan trauma dapat menyebabkan kegoyahan gigi sementara (9edi dkk! 2004 . Drauma dari oklusi Drauma dari oklusi mengacu pada luka "aringan yang diakibatkan tekanan oklusal. Danda pada "aringan periodontal yang dicurigai sebagai akibat adanya trauma dari oklusi antara lain0 kegoyangan gigi yang berlebihan5 pada gambar radiogra!i terlihat "arak periodontal yang melebar5 kerusakan tulang -ertikal atau angular5 poket in!raboni5 dan migrasi patologis, terutama pada gigi anterior. Danda lainnya yang dicurigai adanya hubungan oklusal yang abnormal adalah migrasi gigi anterior yang patologis (+arran,a, %&&0 .

*igrasi gigi yang patologis Kontak prematur pada gigi posterior yang membelokkan mandibula ke arah anterior ikut berperan serta terhadap rusaknya periodonsium gigi maksila bagian anterior dan terhadap migrasi patologis. *igrasi patologis gigi anterior pada orang muda mungkin sebagai tanda adanya localized "uvenile periodontitis (+arran,a, %&&0 . )ensiti!itas terhadap perkusi )ensiti!itas terhadap perkusi merupakan ciri adanya in!lamasi akut pada ligamen periodontal. /erkusi yang keras pada gigi dengan sudut yang berbeda terhadap aksis gigi membantu menentukan lokasi yang terlibat in!lamasi (+arran,a, %&&0 . Kedaan gigi pada saat rahang tertutup /emeriksaan keadaan gigi pada saat rahang tertutup tidak memberikan in!ormansi seperti saat pemeriksaan rahang ketika ber!ungsi, namun pemeriksaan ini dapat menun"ukkan kondisi peridontal. :igi yang tersusun secara ireguler, gigi yang ekstrusi, kontak proksimal yang tidak tepat, dan daerah impaksi makanan merupakan !aktor yang mendukung akumulasi bakteri plak. *isalnya pada kasus hubungan open bite, dimana terdapat celah yang abnormal antara maksila dan mandibula. Kurangnya pembersihan mekanis oleh "alan lintas makanan, dapat menyebabkan akumulasi debris, pembentukan kalkulus, dan ekstrusi gigi (+arran,a, %&&0 . 1. /emeriksaan periodonsium /emeriksaan periodonsium harus sistematik, dimulai dari regio molar baik pada maksilla maupun mandibula kemudian diteruskan ke seluruh rahang. )emua temuan pada pemeriksaan periodonsium ini dicatat pada periodontal chart sehingga berguna sebagai catatan kondisi pasien dan untuk e-aluasi respon pasien terhadap perawatan. #al.hal yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah pemeriksaan plak dan kalkulus, gingi-a, poket periodontal, penentuan akti-itas penyakit, "umlah gingi-a cekat, alveolar bone loss, palpasi, supurasi, dan abses peridontal (+arran,a, %&&0 . &

/lak dan Kalkulus /emeriksaan "umlah plak dan kalkulus dapat dilakukan melalui berbagai macam metode. /emeriksaan plak dapat menggunakan plak indeks. 8aringan yang mengelilingi gigi dibagi men"adi 4 bagian, yaitu papilla disto!asial, margin !asial, papilla mesio!asial, dan bagian lingual (+arran,a, %&&0 . Fisualisasi plak dapat dilakukan dengan mengeringkan gigi dengan udara. /lak adalah bagian yang tidak memiliki stain (Rateitschak dkk, %&E'

:ambar 2. /emeriksaan plak (Rateitschak dkk, %&E' 4danya kalkulus supragingi-a dapat terlihat melalui obser-asi langsung, dan "umlahnya dapat diukur dengan probe yang terkalibrasi. (ntuk mendeteksi kalkulus subgingi-a, setiap permukaan gigi diperiksa hingga batas perlekatan gingi-a dengan menggunakan eksplorer no.%A atau no.14. (dara yang hangat dapat digunakan untuk sedikit membuka -isualisasi terhadap kalkulus lebih "elas (+arran,a, %&&0 . gingi-a sehingga

%0

:ambar 1. Deteksi kehalusan (atas kanan atau iregularitas pada permukaan akar dengan pergerakan probe atau eksplorer di luar. Kalkulus (atas tengah , karies (atas kiri , margin restorasi yang irregular (bawah kanan dan kiri (+arran,a, %&&0 :ingi-a :ingi-a harus dikeringkan terlebih dahulu untuk mendapatkan obser-asi yang akurat. )elain melalui pemeriksaan secara -isual dan eksplorasi dengan instrumen, pemeriksaan dilakukan dengan palpasi yang erat namun halus. #al ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan patologis pada kelentingan normal dan mengetahui lokasi pembentukan pus. >eberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat pemeriksaan gingi-a antara lain0 warna, ukuran, kontur, konsistensi, tekstur permukaan, posisi, kemudahan untuk berdarah, dan rasa nyeri. Dari pemeriksaan klinis, in!lamasi gingi-a menghasilkan dua respon dasar "aringan, yaitu edematous dan !ibrotik. Respon "aringan yang edematous memiliki karakteristik halus, glossy, halus dan gingi-a berwarna merah. Respon "aringan yang !ibrotik memiliki karakteristik seerti gingi-a normal namun lebih kuat, berstippling, dan opa#ue, walaupun terkadang lebih tebal dan marginnya terlihat membulat.

%%

/enggunaan 7ndeks Klinis Dari semua indeks yang ada, $ingival %ndex dan Sulcus &leeding %ndex merupakan dua indeks yang paling berguna dan mudah pada penggunaan di klinik. %. :ingi-al indeG (3oe dan )ilness :ingi-al indeG menyediakan penilaian status in!lamasi gingi-a yang digunakan dalam praktek untuk membandingkan kesehatan gingi-a sebelum dan setelah terapi !ase 7 atau sebelum dan setelah operasi5 gingi-al indeG "uga untuk membandingkan status gingi-a pada kun"ungan rutin.

:ambar 4. /enilaian gingi-al indeG (Rateitschak dkk, %&E' %2

2. )ulcus bleeding indeG (*uhlemann dan )on 7ndeks ini berguna untuk mendeteksi perubahan awal in!lamasi dan adanya lesi in!lamasi pada dasar poket peridontal, sebuah area yang tidak ter"angkau dengan pemeriksaan -isual (+arran,a, %&&0 . )ulcus bleeding indeG mempertimbangkan perdarahan dari sulkus setelah probing, seperti pada erythema, pembengkakan, dan edema. /enilaian dilakukan terpisah pada bagian papilla dan margin gingi-a (Rateitschak dkk, %&E' .

:ambar '. /enilaian )ulcus >leeding 7ndeG (Rateitschak dkk, %&E' /oket /eriodontal /emeriksaan poket periodontal harus mempertimbangkan0 keberadaan dan distribusi pada semua permukaan gigi, kedalaman poket, batas perlekatan pada akar gigi, dan tipe poket (supraboni atau in!aboni5 simple, compound atau kompleks . *etode satu.satunya yang paling akurat untuk mendeteksi poket peridontal adalah eksplorasi menggunakan probe peridontal. /oket tidak terdeteksi oleh pemeriksaan radiogra!i. /eriodontal poket adalah perubahan "aringan lunak. Radiogra!i menun"ukkan area yang kehilangan tulang dimana dicurigai adanya poket. Radiogra!i tidak menun"ukkan kedalaman poket sehingga radiogra!i tidak menun"ukkan perbedaan antara sebelum dan sesudah penyisihan poket kecuali kalau tulangnya sudah diperbaiki. ("ung gutta percha atau u"ung perak yang terkalibrasi dapat digunakan dengan radiogra!i %1

untuk menentukan tingkat perlekatan poket peridontal. *enurut +arran,a (%&&0 , kedalaman poket dibedakan men"adi dua "enis, antara lain0 %. Kedalaman biologis Kedalaman biologis adalah "arak antara margin gingi-a dengan dasar poket (u"ung koronal dari "unctional epithelium . 2. Kedalaman klinis atau kedalaman probing Kedalaman klinis adalah "arak dimana sebuah instrumen ad hoc (probe masuk kedalam poket. Kedalaman penetrasi probe tergantung pada ukurang probe, gaya yang diberikan, arah penetrasi, resistansi "aringan, dan kecembungan mahkota. Kedalaman penetrasi probe dari apeks "aringan ikat ke "unctional epithelium adalah H 0.1 mm. :aya tekan pada probe yang dapat ditoleransi dan akurat adalah 0.A' B. Deknik probing yang benar adalah probe dimasukkan pararel dengan aksis -ertikal gigi dan ;ber"alan< secara sirkum!erensial mengelilingi permukaan setiap gigi untuk mendeteksi daerah dengan penetrasi terdalam (+arran,a, %&&0 . 8ika terdapat banyak kalkulus, biasanya sulit untuk mengukur kedalaman poket karena kalkulus menghalangi masuknya probe. *aka,dilakukan pembuangan kalkulus terlebih dahulu secara kasar (gross scaling sebelum dilakukan pengukuran poket (9edi dkk! 2004 .

:ambar @. /robe ;ber"alan< untuk mengetahui poket dan perluasannya (+arran,a, %&&0 %4

(ntuk mendeteksi adanya interdental craters! maka probe diletakkan secara obliIue baik dari permukaan !asial dan lingual sehingga dapat mengekplorasi titik terdalam pada poket yang terletak dibawah titik kontak (+arran,a, %&&0 .

:ambar @. 7nsersi probe secara -ertikal (kiri tidak mendeteksi interdental crater5 probe dengan posisi obliIue (kanan mencapai titik terdalam crater. (+arran,a, %&&0 /ada gigi berakar "amak harus diperiksa dengan teliti adanya keterlibatan !urkasi. /robe dengan desain khusus (Babers probe memudahkan dan lebih akurat untuk mengekplorasi komponen hori,ontal pada lesi !urkasi (+arran,a, %&&0 .

:ambar A. 2ksplorasi dengan probe peridontal (kiri 5 Babers probe (kanan (+arran,a, %&&0

%'

)elain kedalaman poket, hal lain yang penting dalam diagnostik adalah penentuan tingkat perlekatan (level of attachment . Kedalaman poket adalah "arak antara dasar poket dan margin gingi-a. Kedalaman poket dapat berubah dari waktu ke waktu walaupun pada kasus yang tidak dirawat sehingga posisi margin gingi-a pun berubah. /oket yang dangkal pada %61 apikal akar memiliki kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan poket dalam yang melekat pada %61 koronal akar. +ara untuk menentukan tingkat perlekatan adalah pada saat margin gingi-a berada pada mahkota anatomis, tingkat perlekatan ditentukan dengan mengurangi kedalaman poket dengan "arak antara margin gingi-a hingga cemento-enamel "unction (+arran,a, %&&0 . 7nsersi probe pada dasar poket akan mengeluarkan darah apabila gingi-a mengalami in!lamasi dan epithelium poket atro!i atau terulserasi. (ntuk mengecek perdarahan setelah probing, probe perlahan.lahan dumasukkan ke dasar poket dan dengan berpindah sepan"ang dinding poket. /erdarahan seringkali muncul segera setelah penarikan probe, namun perdarahan "uga sering tertunda hingga 10.@0 detik setelah probing (+arran,a, %&&0 . /enentuan akti-itas penyakit /enentuan kedalaman poket dan tingkat perlekatan tidak memberikan in!ormasi apakah lesi tersebut berada dalam kondisi akti! atau inakti!. )uatu lesi inakti! menun"ukkan tidak sama sekali atau sedikit perdarahan pada probing dan "umlah cairan gingi-a yang minimal5 !lora bakteri didominasi oleh bentuk sel coccoid. 3esi yang akti! berdarah lebih cepat saat probing dan memiliki se"umlah cairan dan eksudat5 bakteri yang dominan adalah spirochetes dan motile. /ada kasus localized "uvenile periodontitis, baik progressing dan nonprogressing, tidak memiliki perbedaan tempat saat bleeding on probing. /enentuan akti-itas yang cermat akan langsung mempengaruhi dignosis, prognosis, dan terapi (+arran,a, %&&0 .

%@

8umlah :ingi-a +ekat *enurut +arran,a (%&&0 , lebar gingi-a cekat adalah "arak antara mucogingi-al "unction dan proyeksi pada permukaan eksternal dari dasar sulkus gingi-a atau poket peridontal. 3ebar gingi-a cekat ditentukan dengan mengurangi kedalaman sulkus atau poket dari kedalaman total gingi-a (margin gingi-a hingga garis mucogingi-al . Alveolar &one 'oss *enurut +arran,a (%&&0 , al-eolar bone loss die-aluasi melalui pemeriksaan klinis dan radiogra!i. /robing berguna untuk menentukan tinggi dan kontur tulang bagian !asial dan lingual yang kabur pada radiogra! akibat kepadatan akar dan untuk menentukan arsitektur tulang interdental. /ada daerah yang teranestesi, in!ormasi arsitektur tulang dapat diperoleh dengan melakukan transgingi-al probing. /alpasi /alpasi mukosa oral pada daerah lateral dan apikal gigi dapat membantu untuk menun"uk tempat asal rasa nyeri yang tidak dapat ditun"ukkan oleh pasien. /alpasi "uga dapat mendeteksi in!eksi "auh didalam "aringan peridontal dan tahap awal abses peridontal (+arran,a, %&&0 . 4bses /eriodontal 4bses peridontal adalah akumulasi pus yang terlokalisasi dalam dinding gingi-a pada poket peridontal. 4bses periodontal dapat akut dan kronis. /eridontal abses akut terlihat sebagai peninggian o-oid pada gingi-a sepan"ang aspek lateral akar. :ingi-a terlihat edematous dan merah, dengan permukaan yang halus dan mengkilat. >entuk dan konsistensi pada area yang meninggi ber-ariasi5 bisa berbentuk seperti kubah, agak keras, dan halus. )eringkali pasien memiliki ge"ala peridontal abses akut tanpa tanda klinis dan radiogra!i yang terlihat. /eridontal abses akut memiliki ge"ala seperti rasa nyeri berdenyut, sensiti! terhadap palpasi gigi, kegoyangan gigi, lymphadenitis, dan sedikit tanda sistematik seperti demam, leukositosis, dan malaise. 4bses peridontal kronis terlihat sebagai sinus yang membuka ke arah %A

mukosa gingi-a sepan"ang akar gigi. 4bses peridontal kronis biasanya asimptomatik. /asien seringkali mengeluhkan rasa nyeri yang tumpul, sedikit peninggian pada gigi, dan keinginan untuk menggigit dan menggesekkan gigi (+arran,a, %&&0 . GAMBARAN RADIOGRAFI Radiogra! merupakan pemeriksaan penun"ang yang sangat penting dalam menegakkan diagnosa penyakit periodontal, tetapi radiogra! semata tidak dapat menentukan diagnosa. >eberapa persyaratan umum dalam pemeriksaan radiogra!ik yang lengkap, yaitu0 %. Rangkaian !ilm yang dibuat, meliputi0 a Rangkaian !oto rontgen periapikal seluruh gigi (full-mouth b 2mpat !oto rontgen sayap gigit periodontal c 9oto panoramik sebagai tambahan 2. Kualitas !oto rontgen yang baik, melipuit densitas, kontras dan pengambilan sudut yang tepat, serta harus mencakup seluruh detail anatomi daerah yang dimaksud :ambaran yang diperoleh dari !oto rontgen, antara lain0 %. *or!ologi dan pan"ang akar 2. /erbandingan mahkota 0 akar klinis 1. /erkiraan banyaknya kerusakan tulang 4. #ubungan antara sinus maksillaris dengan kelainan bentuk "aringan periodontal '. Resorpsi tulang hori,ontal dan -ertikal pada puncak tulang interproksimal. #arus diingat bahwa tinggi tulang interseptal yang normal biasanya se"a"ar dan sekitar %.2 mm lebih ke apikal bila dibandingkan dengan garis khayal yang ditarik melalui pertemuan sementoemail gigi.gigi. @. /elebaran ruang ligamen periodonsium di daerah mesial dan distal akar. A. Keterlibatan !urkasi tingkat lan"ut E. Kelaianan periapeks %E

&. Kalkulus %0. Restorasi yang mengemper (overhang %%. 9raktur akar %2. Karies %1. Resorpsi akar Radiogra!i tidak dapat memperlihatkan akti-itas penyakit, tetapi dapat menun"ukkan e!ek penyakit. #al.hal yang tidak dapat ditun"ukan rontgen adalah %. 4da atau tidaknya poket 2. *or!ologi kelainan bentuk tulang yang pasti, khususnya cacat uang berliiku. liku, dehisensi, dan !enestrasi 1. Kegoyangan gigi 4. /osisi dan kondisi prosesus al-eolar di permukaan !asial dan lingual '. Keterlibatan !urkasi tahap awal @. Dingkat perlekatan "aringan ikat dan epitel "ungsional ADVANCE TECHNIQUE Advance techni#ue diagnostik merupakan pengembangan teknik atau teknik lan"utan yang digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit, misalnya0 %. /emeriksaan tingkat in!lamasi gingi-a. /ada pemeriksaan klinis, tingkat in!lamasi gingi-a hanya dilihat berdasarkan kondisi klinis melalui tanda kemerahan, bengkak dan perdarahan. Bamun saat ini tingkat in!lamasi gingi-a dapat diketahui dengan pengukuran aliran cairan cre-icular gingi-a. +airan cle-icular gingi-a dikumpulkan dengan microcapillary tubes dan dengan menempatkan filter paper strips pada celah "alan masuk dan mengukur "umlah cairan yang meresap dalam filter paper. )ela"utnya pengukuran dapat dilakukan dengan ninhydrin area methode (B4* atau dengan alat elektronik, /eriotron @000 (+arran,a, %&&0 . 2. /emeriksaan kedalaman poket dengan electronic periodontal probe *enurut +arran,a (%&&0 , kelebihan %& electronic periodontal probe

dibandingkan periodontal probe klasik, antara lain0 a /resisi hingga 0.% mm b 8angkauan hingga %0 mm c Dekanan saat probing yang konstan d Bon.in-asi!, ringan, dan nyaman digunakan e Dapat mengakses seluruh lokasi pada semua gigi ! )istem panduan untuk men"amin angulasi probe g Didak terdapat bahaya material dan shok elektris h $utput digital ( )eroradiography )eroradiography adalah sistem penggambaran menggunakan proses duplikasi Gerographic untuk merekam gambaran G.ray. 8ika dibandingkan dengan radiogra!i intraoral, hasil xeroradiography menun"ukkan gambar yang lebih bagus, terutama pada struktur yang ta"am seperti trabekula dan daerah dengan perbedaan kepadatan misalnya "aringan lunak. Dengan hasil gambar yang lebih bagus, maka memudahkan operator untuk menilai kerusakan tulang yang berhubungan dengan periodontitis (+arran,a, %&&0 . 4. 237)4 (*nzyme-linked immunosorbent assay 237)4 digunakan untuk mendeteksi antigen atau antibodi. 237)4 terutama digunakan untuk menentukan serum antibodi pada periodontophatogen (+arran,a, %&&0 .

20

BAB III PEMBAHASAN )eteleh mengetahui proseur diagnostik penyakitnya, berikut ini akan diuraikan penyakit periodontal. /enyakit periodontal mengacu pada proses in!lamasi maupun perubahan resesi pada gingi-a dan periodonsium. :ingi-itis adalah proses in!lamasi yang ter"adi pada gingi-a (tidak ter"adi kehilangan perlekatan .8ika tulang al-eolar pendukung "uga terkena proses in!lamasi pada periodonsium, maka hal ini disebut periodontitis. 7stilah resesi atau gingival recession mengacu pada kemunduran gingi-a dan tulang al-eolar ke arah apikal, yang seringkali ter"adi pada aspek labial tanpa adanya in!lamasi klinis.

Dabel %. /enyakit periodontal (Rateitschak, %&E' GINGIVI IS :ingi-itis adalah in!lamasi gingi-a. /ada pemeriksaan klinis terdapat gambaran kemerahan di margin gingi-a, pembengkakan dengan tingkat yang ber-ariasi, perdarahan saat probing dengan tekanan ringan dan perubahan bentuk gingi-a (!isiologik . Derdapat penambahan kedalaman poket (pseudopockets6poket semu . >iasanya pada gingi-itis tidak terdapat rasa sakit (9edi dkk, 2004 . )ebagian besar tipe gingi-itis adalah yang disebabkan oleh plak, meskipun !aktor sekunder dapat "uga berpengaruh terhadap mani!estasi klinis dan 2%

menghasilkan subklasi!ikasi sebagai berikut0 %. :ingi-itis ulserati! nekrosis akut (4B(: 2. /eriodontitis yang dikaitkan dengan penyakit sistemik 1. :ingi-itis karena pengaruh hormon 4. :ingi-itis karena pengaruh obat.obatan '. :ingi-itis deskuamati! :ambaran klinis dan histologis gingi-itis terangkum pada tabel dibawah ini. /erubahan Klinis /erdarahan gingi-a Carna kemerahan /embengkakan #ilangnya stippling /erubahan #istologis Dasar (lserasi epitel sulkus, dengan pelebaran kapiler yang meluas dibawah permukaan #iperemia, disertai dilatasi dan pelebaran kapiler 7n!iltrasi cairan dan eksudat sel radang ke "aringan ikat 2dema pada "aringan ikat dibawahnya waktu yang lama /oket gingi-a 7n!lamasi disertai ulserasi epitel sulkus dan pembesaran gingi-a Dabel 2. :ambaran klinis dan histologis gingi-itis (9edi dkk! 2004 *enurut Rateitschak (%&E' , secara klinis gingi-itis dibagi men"adi tiga yaitu0 %. :ingi-itis ringan (mild gingivitis /ada gingi-itis ringan terdapat eritema ringan yang terlokalisasi dan sedikit edema. >eberapa bentuk stipling hilang dan perdarahan setelah probing minimal. 2. :ingi-itis sedang (moderate gingivitis /ada tipe ini terlihat eritema dan edema yang nyata, tidak terdapat stippling! perdarahan pada sulkus setelah probing.

#ilangnya tonus gingi-a 7n!lamasi disertai rusaknya serabut gingi-a Konsistensi keras, kaku 9ibrosis karena ter"adinya in!lamasi kronis dalam

22

1. :ingi-itis parah (severe gingivitis /ada tipe ini gingi-a terlihat sangat merah, edematous, pembengkakan hiperplastik, tidak ada stippling, ulserasi pada interdental, dan perdarahan spontan.

:ambar E. +ild gingivitis Rateitschak (%&E'

:ambar &. +oderate gingivitis Rateitschak (%&E'

:ambar %0. +oderate gingivitis Rateitschak (%&E'

21

A!U E NE!RO I"ING UL!ERA IVE GINGIVI IS #ANUG$ 4B(: adalah keadaan in!lamasi gingi-a yang akut, sangat nyeri, dan berkembang secara progresi!, yang dapat masuk pada tahap subakut dan kronis. 2tiologi 4B(: dapat berasal dari0 (% !aktor lokal, misalnya oral hygiene yang "elek5 plak didominansi bakteri )pirochetes, >acteroides, dan !usi!orm5 area retenti! plak seperti gigi ber"e"al, dan restorasi yang o-erhang5 perokok (iritasi lokal dari substansi tar5 (2 !aktor sistemik, misalnya kesehatan umum yang "elek5 fatigue atau stres psikis5 merokok (nikotin sebagai sympatheticomimetic dan kemotaksin 5 umur5 musin tahunan (Rateitschak dkk! %&E' . :ingi-itis ulserati! nekrosis dapat didiagnosis berdasarkan temuan klinis sa"a. /enyakit timbul dengan tiba.tiba dan pasien mengeluhkan rasa sakit yang hebat pada gigi atau gingi-anya. >iasanya, pasien tidak dapat menentukan secara pasti tempat.tempat yang terasa sakit. Rasa sakit lebih kuat ditempat ter"adinya ulserasi. Danda kedua yang paling menon"ol adalah perdarahan gingi-a. /erdarahan sering ter"adi secara spontan, pasien sering menemukan tetesan darah pada bantalnya atau merasakan bau amis darah di dalam mulutnya pada waktu bangun tidur. /asien merasakan sakit yang sangat hebat dan mengalami perdarahan gingi-a pada waktu menyikat gigi atau pada waktu makan. /asien tidak dapat mentoleransi minuman beralkohol, minuman dingin atau panas, dan makanan pedas.

:ambar %%. :ingi-a /asien 4B(: Rateitschak dkk (%&E' 24

Danda klinis yang paling khas adalah ulserasi dan pembentukan kawah pada papilla interdental. )eringkali, papilla gingi-a rusak karena adanya "aringan nekrosis yang tercabik, dilapisi oleh pseudomembran berwarna putih keabu. abuan. Komplikasi sistemik seperti demam, sakit kepala, malaise, hilangnya na!su makan, dan lim!adenopati regional dapat ada atau tidak (9edi dkk! 2004 . GINGIVI IS %ANG DIMODULASI HORMON Ketidakseimbangan hormon seks dapat menimbulkan e!ek merugikan pada gingi-a. /erubahan !isiologis terkait hormon seks menyebabkan permeabilitas kapiler dan meningkatkan retensi cairan di "aringan. Kondisi ini menyebabkan ter"adinya gingi-itis edematus, hemoragik, dan hiperplastik sebagai respon terhadap plak (9edi dkk, 2004 . *enurut Rateitschak dkk (%&E' , beberapa contoh gingi-itis yang dimodulasi oleh hormon, antara lain0 , . -uberty gingivitis -regnancy gingivitis :e"alanya adalah perdarahan gingi-a, eritema ringan dan edema. 4. :ingi-itis menstrualis dan intermenstrualis Danda pada tipe ini adalah gingi-a terlihat kering dan halus, dengan titik berwarna salmon.pink, stippling hilang, dan keratinisasi "uga hilang. /asien mengeluhkan Gerostomia dan sensasi terbakar. / $ingivitis climateric

1. :ingi-itis dari ;pil<

:ambar %2. Severe pregnancy gingivitis with epulis Rateitschak dkk (%&E' 2'

GINGIVAL OVERGROWTH, TUMOR Klasi!ikasi pembesaran pada gingi-a antara lain0 , %diophatic fibrosis 0fibromatosis gingivae1 %diophatic fibrosis adalah gingi-a yang mengeras dan lebih tebal akibat "aringan !ibrous. %diophatic fibrosis terlihat sebagai lesi yang terlokalisasi pada tuberositas maksilla dan aspek palatal pada segmen posterior. %diophatic fibrosis "uga bermani!estasi sebagai pembesaran gingi-a menyeluruh (Rateitschak dkk!%&E' .

:ambar %1. %diophatic fibrosis (Rateitschak dkk!%&E' 2. Overgrowth akibat oleh obat (misalnya phenytoin dan cyclosporin.4

:ambar %4. +ild phenytoin induced gingival overgrowth (Rateitschak dkk!%&E' 1. 2pulis 2pulis adalah benigna yang terlihat sebahai pembesaran seperti tumor pada papilla interdental. 2@

:ambar %'. $ranulomatous epulis (kiri ! epulis fibromatosa (kanan (Rateitschak dkk!%&E' 4. Dumor benigna dan maligna Dumor pada gingi-a termasuk "arang. :ambar dibawah ini adalah tumor yang sangat langka, yaitu rhabdomyosarcoma, yang menun"ukkan pertumbuhan in-asi! kedalam tulang al-eolar.

:ambar %@.Dumor maligna, rhabdomyosarcoma (Rateitschak dkk!%&E' PEN%AKI AU OIMMUNE& ANOMALI PADA KERA INISASI& INFEKSI VIRUS *enurut Rateitschak dkk (%&E' , penyakit autoimmune seperti des#uamative dan bullous alterations pada mukosa, kelaianan keratinisasi, dan in!eksi -irus sering terlokalisasi pada gingi-a. /asien yang menderita penyakit tersebut sulit untuk melaksanakan oral hygeiene yang tepat karena rasa nyeri dan mudahnya perlukaan pada gingi-a. #al ini membuat superimpoisisi plak yang menyebabkan gingi-itis. >eberapa contoh penyakit pada bagian ini, antara lain0

2A

%. Deskuamati! gingi-itis (gingivosis /ada tahap awal terlihat titik kemerahan pada gingi-a, kemudian ter"adi deskuamasi pada epithelium. /ada beberapa kasus dapat ditemui blisters. $ingivosis adalah penyakit autoimmune dimana host menghasilkan antibodi yang melawan epitel membran dasarnya sendiri.

:ambar %A. 2ritema yang parah pada gingi-a cekat pada pasien gingivosis (Rateitschak dkk, %&E' . -emphigoid /ada pemphigoid, gingi-a mengalami eritem dan terbentuknya -esikel. Ketika -esikel ruptur, muncullah erosi yang tertutupi !ibrin, yang sembuh dengan sedikit "aringan parut.

:ambar %E. Fesikel (tanda panah pada pasien pemhigoid (Rateitschak dkk, %&E' ( -emphigus vulgaris /ada pemphigus vulgaris berkembang -esikel intraepitel yang mudah pecah dan meninggalkan erosi yang sangat sakit.)elain itu ter"adi pula deskuamasi epitel. 2E

:ambar %&. :ingi-a kemerahan dengan effluorescences sekunder (Rateitschak dkk, %&E' 2 'ichen planus :e"ala lichen planus adalah milky-whitish, bentuk seperti sendok, hyperkeratotic effluorescences dan6atau "aringan seperti spiderweb yang disebut Wickham3s striae

:ambar 20. :ingi-a dan oral mukosa yang keputihan, Wickham3s striae (Rateitschak dkk, %&E' / 4erpetic gingivostomatitis /ada saat pertama kali terin!eksi, pasien mengalami demam dan pembengkakan yang sakit pada nodus lim!atikus. /emeriksaan intraoral menun"ukkan gingi-itis akut dan sangat sakit dengan blister.like apthae, lesi erosi! pada gingi-a cekat, terkadang pada mukosa oral dan bibir. Diagnosis di!ensialnya adalah 4B(: dan aphtous ulcer kambuhan. 2tiologinya adalah herpes simpleG -irus. 3esi umumnya hilang dengan spontan dalam waktu %.2 minggu tanpa terapi.

2&

:ambar 2%. *ukosa oral pasien herpetic gingivostomatitis dengan solitary aphthous ulcer (Rateitschak dkk! %&E' PERIODON I IS /eriodontitis adalah in!lamasi "aringan periodontal yang ditandai dengan migrasi epitel "ungsional ke apikal, kehilangan perlekatan dan puncak tulang al-eolar. /ada pemeriksaan klinis terdapat peningkatan kedalaman probing! perdarahan saat probing (ditempat akti!nya penyakit yang dilakukan dengan perlahan dan perubahan kontur !isiologis. Dapat "uga ditemukan kemerahan dan pembengkakan gingi-a. >iasanya tidak ada rasa sakit (9edi dkk! 2004 . /embentukan poket *enurut 9edi dkk (2004 , poket adalah pendalaman sulkus gingi-a secara patologis karena penyakit periodontal. /endalaman sulkus dapat ter"adi karena tiga hal0 (% pergerakan tepi gusi bebas ke arah koronal, seperti pada gingi-itis5 (2 perpindahan epitel "ungsional ke arah apikal, bagian koronal epitel terlepas dari permukaan gigi5 dan (1 kombinasi keduanya. /oket dapat diklasi!ikasikan sebagai berikut0 %. /oket gingi-a (pseudopocket6poket semu /oket gingi-a adalah pendalaman sulkus gingi-a sebagai akibat dari pembesaran gingi-a. Didak ter"adi migrasi epitel "ungsional ke apikal atau resorpsi puncak tulang al-eolar 2. /oket supraboni /oket supraboni adalah pendalaman sulkus gingi-a disertai dengan kerusakan 10

serabut gingi-a di dekatnya, ligamen periodonsium, dan puncak tulang al-eolar, yang dikaitkan dengan migrasi epitel "ungsional ke apikal. Dasar poket dan epitel "ungsional lebih koronal dibandingkan puncak tulang al-eolar. /oket supraboni dihubungkan dengan resorpsi tulang hori,ontal, yaitu penurunan ketinggian puncak al-eolar keseluruhan, umumnya puncak tulang dan permukaan akar membentuk sudut siku.siku. 1. /oket in!raboni /oket in!raboni adalah pendalaman sulkus gingi-a dengan posisi dasar poket dan epitel "ungsional terletak lebih ke apikal dibandingkan puncak tulang al-eolar. /oket in!raboni dihubungkan dengan resorpsi tulang -ertikal (resorpsi tulang angular , yaitu kehilangan tulang yang membentuk sudut ta"am terhadap permukaan akar.

:ambar 22. (4 )ulkus normal5 (> /oket supraboni5 (+ /oket in!aboni (Rateitschak dkk! %&E' *enurut Rateitschak dkk (%&E' , poket in!raboni menun"ukkan bermacam. macam bentuk hubungan dengan gigi yang terkena. De!ek tulang dilklasi!ikasikan sebagai berikut0 %. (-wall bony pocket, dibatasi oleh satu permukaan gigi dan tiga permukaan tulang 2. .-wall bony pocket 0interdental crater1,dibatasi oleh dua permukaan gigi dan

1%

dua permukaan tulang (satu !asial dan satu oral 1. ,-wall bony pocket, dibatasi oleh dua permukaan gigi dan satu permukaan tulang (!asial atau oral dan batas "aringan lunak 4. 5rater 06cup71 defects, adalah kombinasi poket yang dibatasi beberapa permuakaan gigi dan beberapa tulang. +acat ini mengelilingi gigi.

:ambar 21. Representasi skematik mor!ologi poket0 (4 (-wall bony defect5 (> .-wall bony defect5 (+ ,-wall bony defect5 (D combined bony pocket (Rateitschak dkk, %&E' *enurut 9edi dkk (2004 , baik poket supraboni maupun in!raboni

disebabkan oleh in!eksi plak5 akan tetapi terdapat perbedaan pendapat dalam menentukan !aktor.!aktor yang mempengaruhi terbentuknya poket in!raboni. *ekanisme etiologi yang telah dikemukakan adalah0 %. 4danya pembuluh darah yang besar pada satu sisi al-eolus mungkin mempengaruhi pembentukan poket in!raboni. 2. Desakan makanan yang kuat ke daerah interproksimal dapat menyebabkan kerusakan unilateral pada perangkat pendukung gigi dan rusaknya perlekatan epitel 1. Drauma pada "aringan periodontal dapat menyebabkan kerusakan puncak ligamen periodonsium (trauma oklusi , yang "ika sudah ada in!lamasi, dapat mengakibatkan migrasi epitel "ungsional ke arah daerah ter"adinya kerusakan. 4. /lak yang terdapat di daerah apikal gigi.gigi berdekatan yang ma"u dengan 12

kecepatan berbeda.beda ke arah apikal dapat menyebabkan kerusakan tulang al-eolar yang lebih cepat pada salah satu sisi dari dua gigi yang bersebelahan, sehingga menyebabkan resorpsi tulang yang berbentuk -ertikal. /ada kehilangan tulang periodontal pada gigi berakar "amak, ter"adi masalah khusus ketika terlibatnya bi!urkasi atau tri!urkasi. Keterlibatan !urkasi berdasarkan pengukuran hori,ontal, antara lain0 %. Klas %0 !urkasi dapat di probe dengan kedalaman 1 mm (9% . 2. Klas 20 !urkasi dapat di probe dengan kedalaman lebih dari 1 mm, namun tidak menembus sisi yang lain (92 . 1. Klas 10 !urkasi menembus sisi yang lain dan dapat di probe seutuhnya (91 .

:ambar 24. Klasi!ikasi keterlibatan !urkasi (4 /oket tanpa keterlibatan !urkasi5 (> Klas %5 (+ Klas 25 (D Klas 1 (Rateitschak dkk, %&E'

:ambar 2'. :ambaran radiogra!i poket tanpa keterlibatan !urkasi (kiri dan keterlibatan !urkasi klas % (kanan (Rateitschak dkk, %&E' 11

:ambar 2'. :ambaran radiogra!i poket dengan keterlibatan !urkasi klas 2 (kiri dan keterlibatan !urkasi klas 1 (kanan (Rateitschak dkk, %&E' *enurut 9edi dkk (2004 , klasi!ikasi periodontitis adalah sebagai berikut0 4. /eriodontitis dewasa kronis Dipe ini adalah tipe periodontitis yang ber"alan lambat, ter"adi pada 1' tahun keatas. Kehilangan tulang berkembang lambt dan didominansi oleh bentuk hori,ontal. 9aktor etiologi utama adalah !aktor lokal terutama bakteri gram negati!. Didak ditemukan kelainan sel darah dan disertai kehilangan tulang (9edi dkk, 2004 .

:ambar 2@. :ambaran klinis periodontitis dewasa kronis (Rateitschak dkk, %&E'

14

:ambar 2A. :ambaran radiogra!i periodontitis dewasa kronis0 terlihat kehilangan tulang hori,ontal ringan.sedang dan terlokalisasi (Rateitschak dkk, %&E' >. /eriodontitis awitan dini (2$/ %. /eriodontitis prepubertas Dipe ini adalah tipe yang ter"adi setelah erupsi gigi sulung. Der"adi dalam bentuk yang terlokalisir dan menyeluruh. Dipe ini "arang ter"adi dan penyebarannya tidak begitu luas. 2. /eriodontitis "u-enil (periodontosis /eriodontitis "u-enil terlokalisir (38/ adalah penyakit peridontal yang muncul pada masa pubertas. :ambaran klasik ditandai dengan kehilangan tulang -ertikal yang hebat pada molar pertama tetap, dan mungkin pada insisi! tetap. >iasanya, akumulasi plak sedikit dan mungkin tidak terlihat atau hanya sedikit in!lamasi yang ter"adi. /redileksi penyakit lebih banyak pada wanita dengan perbandingan wanita0pria 10%. >akteri yang terlibat pada tipe ini adalah Actinobacillus actinomycetemcomittans galur Y4. >akteri ini menghasilkan leukotoksin yang bersi!at toksis terhadap leukosit, kolagenase, endotoksin, dan !aktor penghambat !ibroblas. )elain bentuk terlokalisir, "uga terdapat bentuk menyeluruh yang mengenai seluruh gigi.geligi. 1'

:ambar 2E. Dahap awal "u-enil periodontitis (Rateitschak dkk, %&E'

:ambar 2&. Dahap lan"ut "u-enil periodontitis (Rateitschak dkk, %&E' 1. /eriodontitis yang berkembang cepat /eriodontitis yang berkembang cepat adalah penyakit yang biasanya dimulai sekitar masa puebrtas hingga 1' tahun. Ditandai dengan resorbsi tulang al-eolar yang hebat, mengenai hampir seluruh gigi. >entuk kehilangan yang ter"adi -ertikal atau hori,ontal, atau kedua.duanya. >anyaknya kerusakan tulang nampaknya tidak berkaitan dengan banyaknya iritan lokal yang ada. /enyakit ini dikaitkan dengan penyakit sistemik (seperti diabettes melitus, sindrom Down, dan penyakit.penyakit lain , tetapi dapat "uga mengenai indi-idu yang tidak memiliki penyakit sistemik. Keadaan ini dibagi dalam dua subklas0 a Dipe 40 ter"adi antara umur %4.2@ tahun. Ditandai dengan kehilangan tulang dan perlekatan epitel yang cepat dan menyeluruh. b Dipe >0 ditandai dengan kehilangan tulang dan perlekatan epitel yang cepat dan menyeluruh pada usia antara 2@.1' tahun 1@

+. :ingi-o.periodontitis ulserati! nekrosis (B(:./ :ingi-o.periodontitis ulserati! nekrosis adalah bentuk periodontitis yang biasanya ter"adi setelah episode berulang dari gingi-itis ulserati! nekrosis akut dalam "angka waktu lama, yang tidak dirawat atau dirawat tetapi tidak tuntas. /ada tipe ini ter"adi kerusakan "aringan di interproksimal, membentuk lesi seperti kawah, baik pada "aringan lunak mapun tulang al-eolar. D. /eriodontitis yang berkaitan dengan penyakit sistemik RESESI Resesi gingi-a (atro!i adalah suatu kelainan mukogingi-a. Resesi dapat ter"adi karena kelainan !renulum atau gingi-a cekat (9edi dkk! 2004 . *enurut )uproyo (200A , resesi gingi-a mengakibatkan0 hipersensiti!itas, mudah ter"adi karies, dan estetika yang "elek. /enyebab resesi gingi-a antara lain0 %. 4natomis, yaitu tulang al-eolar tidak memadai, contohnya gigi labio-ersi 2. Kesalahan menyikat gigi 1. Kesalahan alat gigi dalam mulut 4. 4kibat sampung bedah peridontal

:ambar 10. Resesi gingi-a (Rateitschak dkk! %&E' Danda klinis resesi gingi-a "uga dapat ter"adi akibat cacat plat kortikal al-eolar, yaitu dehindensi dan !enestrasi. Dehidensi merupakan kehilangan tulang berbentuk celah pada plat kortikal tulang al-eolar, menyebabkan terbukanya 1A

permukaan akar. )edangkan !enestrasi al-eolar adalah cacat berupa lubang di plat kortikal, sehingga permukaan akar !asial atau lingual terlihat.

:ambar 1%. 9enestrasi (kiri dan dehindensi (kanan (Rateitschak dkk, %&E'

1E

BAB IV KESIMPULAN Diagnosis penyakit peridontal dapat ditegakkan setelah melalui beberapa tahapan diagnostik, antara lain0 diagnosis klinis, gambaran radiogra!, dan pemeriksaan penun"ang lainnya. )eorang praktisi yang cermat, akan menggabungkan data.data yang diperolehnya saat pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiogra!i untuk mendapatkan suatu diagnosis de!initi!. 8ika setelah pemeriksaan klinis dan radiogra!i dilakukan namun belum mendapatkan diagnosis de!initi!, maka barulah dilakukan permeriksaan penun"ang lainnya. /emeriksaan.pemeriksaan yang dilakukan seorang praktisi adalah untuk menegakkan suatu diagnosis de!initi! dari beragam penyakit peridontal. /enyakit peridontal yang berhubungan dengan plak adalah periodontitis dan gingi-itis. Kedua penyakit tersebut dapat diperparah oleh adanya !aktor lokal yang "elek (seperti tumpatan yang overhanging maupun !aktor sistemik yang dimiliki penderita. 9aktor sistemik yang dimiliki penderita memperparah respon terhadap plak sehingga menimbulkan kerusakan yang lebih dibandingkan indi-idu tanpa penyakit sistemik. /enyakit peridontal "uga dapat diakibatkan oleh kelaianan tulang al-eolar (misalnya0 !enestrasi dan dehindensi atau kelainan mukogingi-a (misalnya0 resesi .

1&

DAF AR PUS AKA +arran,a, 9.4., %&&0, $lickman3s clinical -eriodontology, Ath 2d, C.> )aunders +ompany, /hiladelphia, h.4A@. 9edi, 9.8., Fernino, 4.R., :ray, 8.3., 2004, Silabus -eriodonti, 2disi 4, 2:+, 8akarta, h.4@.@% #arty, 9.8., dan $gston, R., %&&', 8amus 8edokteran $igi, 2:+, 8akarta 3ynch, *.4., >rightman, F.8., :reenberg, *.4., %&&2, %lmu -enyakit +ulut9 Diagnosis dan :erapi, 2disi E, >inarupa 4ksara, 8akarta Rateitschak, K.#, Rateitschak., 2.*, Col!, #.9., #assell, D.*., %&E', 5olor Atlas of -eriodontology! :eorg Dhieme Ferlag )turrgart, Bew York Rose, 3.9., *ealy, >.3., :enco, R.8., +ohen., D.C., 2004, -eriodontics9 +edicine! Surgery! and %mplants, *obsy, )t.3ouis )uproyo, #., 200A, &ahan A"ar -enatalaksanaan -enyakit ;aringan -eriodontal! 9akultas Kedokteran :igi (ni-ersitas :ad"ah *ada, Yogyakarta

40

Anda mungkin juga menyukai