Anda di halaman 1dari 5

KAKI TOKEK INSPIRASI ROBOT PEMANJAT

Jari tokek memiliki adaptasi khusus yang memungkinkan mereka menempel pada sebagian besar permukaan tanpa menggunakan cairan atau tegangan permukaan. Spatula berujung setae pada bantalan kaki tokek menunjukkan kalau gaya tarik yang menahan tokek ke permukaan adalah interaksi van der Waals antara setae yang tersusun dengan beraturan dan permukaan itu sendiri, walaupun studi terbaru menyarankan kalau molekul air dengan ketebalan sekitar satu lapisan (hadir pada semua permukaan alami) juga berperan. Jari kaki tokek memiliki rambut berujung spatula (sekitar 6.5 juta rambut per jari) yang melekat pada permukaan pada tingkat molekuler, memberi si kadal pijakan yang lincah, bahkan pada tembok dan langit-langit. Tokek/cicak dapat berjalan di dinding dengan sudut yang sangat curam. Bahkan dapat pula berjalan di langit-langit. Mereka dapat menempel dimana saja. Pada permukaan apa saja.

Kaca yang permukaannya halus, atau tembok dengan permukaan yang tidak rata. Mereka juga dapat menempel pada permukaan yang kotor dan berdebu. Berbagai negara terus mengembangkan inovasi robot yang menyerupai manusia atau pun hewan. Beberpa robot digunakan untuk keperluan atau mengamati perilaku tertentu. Salah satu inofasi yang menarik tentang robot adalah inofasi robot pemanjat. Lab dari University of Pennsylvania, mengembangkan sebuah robot yang dapat berjalan di tanah dan dapat pula memanjat. Robot ini diberi nama RiSE V2. Yang menarik pada robot ini adalah kemampuan robot yang dapat merayap di dinding layaknya Spiderman. Robot ini juga dapat memanjat pohon, tiang, dinding plester dan dinding batu bata. Feed back dari penelitian ini adalah untuk menemukan metode pendakian pada alatalat yang nantinya digunkan untuk berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan panjat-memanjat . Salah satu perbedaan yang amat menentukan kemampuan memanjat robot-robot tersebut adalah pemilihan cara mesin itu menempel ke dinding. Beberapa robot menggunakan duri-duri berukuran mikro, perekat kering, duri dactyl, atau cakar besar seperti ROCR. Sejumlah pakar robotika lain memilih struktur pengisap, magnet, bahkan kombinasi perekat kering dan cakar untuk meniru tokek memanjat dinding. Beragam metode tersebut terbukti dapat digunakan untuk membuat robot bisa memanjat segala jenis permukaan dinding. Jika Anda menghendaki robot multiguna dan dapat menjalankan beragam misi, efisiensi adalah hal terpenting, kata Provancher. Namun efisiensi bukanalah satu-satunya jaminan robot pemanjat dapat digunakan karena ada banyak hal yang harus dilakukan, termasuk ukuran dan berat robot. Beberapa robot pemanjat sebelumnya berukuran besar, dengan dua sampai delapan kaki. Sebaliknya, ROCR berukuran kecil dan ringan, dengan lebar 31 sentimeter (cm), panjang 45,7 cm, dan beratnya hanya setengah kilogram. Motor, yang menggerakkan ekor robot, dan tongkat melengkung, yang berfungsi sebagai penyeimbang, terpasang pada bagian atas badan robot. Robot bagian atas juga mempunyai dua cakar kecil dari baja yang mirip pengait, yang menusuk ke dalam dinding karpet ketika robot memanjat. Tanpa penyeimbang, cakar ROCR cenderung bergerak menjauh dari dinding ketika memanjat dan jatuh. Motor menggerakkan gir di bagian puncak ekor, membuat ekor berayun ke depan dan ke belakang, yang mendorong robot bergerak naik. Sebuah baterai terpasang pada ujung ekor dan memberikan massa yang diperlukan untuk mengayunkan robot ke atas. ROCR mencengkeram dinding dengan satu tangan secara bergantian sambil mengayunkan ekornya, menyebabkan pusat gravitasi bergeser dan menaikkan tangan yang bebas, kata Provancher. Tangan yang bebas itu kemudian mencengkeram permukaan dinding. Gerakan tangan mencengkeram berlawanan arah dengan ayunan ekor ROCR. Kelebihan lain ROCR adalah kemandirian dan kemampuannya bergerak tanpa kendali. Dengan sebuah microcomputer dan sensornya, robot dapat mengaktifkan peralatan elektronik untuk mengatur gerakan ekor yang diinginkan ketika robot memanjat. Untuk mencapai tingkat efisiensi tersebut, Provancher sengaja merancang ROCR menyerupai

binatang dan mesin. Kami berusaha mengejar mencapai tingkat efisiensi itu dengan, membuat desain yang meniru sistem efisien yang ditemukan baik di alam maupun buatan manusia, ujarnya. Gerakannya meniru seekor gibbon berayun di pohon dan bandul pada grandfather clock, keduanya sangat efisien. Dalam laporannya, tim ilmuwan itu menyatakan bahwa inovasi inti ROCR adalah strategi memanjatnya yang energi efisien dan desain mekanis yang sederhana. Terinsipirasi dari observasi pergeseran massa pada atlet pemanjat tebing dan gerakan mengayun brachiative pada binatang, kata Provancher.

C.

Kemampuan Merangkak

Ilmuwan kini sedang mengembangkan sarung tangan dan sepatu yang bisa menempel di dinding -- menggunakan material yang memungkinkan pemakainya menempel dan memanjat dinding polos. Para ilmuwan telah mengambangkan tekstil baru yang terispirasi dari tokek. Bahan ini berhasil diuji coba oleh robot kecil mirip tokek yang dinamakan 'Stickybot'. Dengan menggunakan bahan itu, robot bisa memanjat permukaan licin seperti kaca dan logam. Para insinyur saat ini sedang mengembangkan desain untuk manusia dalam proyek yang diberi nama 'Z-Man'. Para teknisi telah berjuang selama 10 tahun untuk menciptakan versi artifisial sekuat mungkin yang dapat digunakan untuk memanjat dinding vertikal. Saat ini, para peneliti dari Stanford University, California telah menciptakan material seperti karet yang iselimuti ribuan fiber polymer kecil -- imitasi dari rambut tokek. Rambut yang disebut dengan setae, 10 kali lebih ringan dari rambut manusia. Ilmuwan mengklaim, material tersebut kuat dan bisa dipakai berulang -- tanpa meninggalkan residu atau kerusakan pada permukaan yang dilewati. Meski berhasil pada robot, para ilmuwan saat ini sedang membuat versi material ini yang memungkinkan manusia memanjat dengan kemampuan tokek. Profesor Mark Cutkosky, pemimpin desainer mengatakan, meniru tokek lebih solutif untuk mewujudkan mimpi 'Spiderman' ketimbang menggunakan cangkir isap yang jelas tak efisien. "Ini berbeda dari selotip -- jika Anda menekannya, Anda harus melepasnya," kata Cutkosky yang adalag ahli bio-robot, seperti dimuat laman Daily Telegraph, Kamis 26 Agustus 2010. Juga tak seperti kerja permen karet. Menempel ketika ditekan tapi susah dilepaskan. Ilmuwan mendeskripsikan alat ini seperti jangkar, yang bisa dilepaskan dengan mudah. Stanford University mengatakan upaya untuk membuat bahan yang cukup kuat untuk manusia sedang dalam pengerjaan. Pengembangan robot 'Stickybot' yang punya jari adhesif dan ekor gesit untuk memanjat dinding didanai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Robot pemanjat tiga kutub yang didesain untuk memeriksa dermaga jembatan di dalam air dan lokasi konstruksi bertingkat yang terlalu berbahaya bagi manusia telah meraih hadiah kemenangan tertinggi pada 2008 International Capstone Design Fair Seoul National University of Technology di Korea Selatan.

Didesain oleh suatu tim mahasiswa dan para lulusan terbaru dari Robotics and Mechanisms Laboratory (RoMeLa) di Virginia Tech, Virginia - AS, robot-robot berkaki tiga Hyperredundant Discrete Robotic Articulated Serpentine for climbing (HyDRAS)-Ascent, HyDRAS-Ascent II dan Climbing Inspection Robot with Compressed Air (CIRCA) menarik perhatian banyak orang dan menempati posisi pertama pada Simposium Internasional 2008 pada kompetisi Educational Excellence 2008, sementara pencipta mereka menerima hadiah uang sebesar 1.000.000 KRW. Dengan menggunakan mekanisme memanjat yang unik, robot-robot HyDRAS dapat melilitkan diri mereka ke struktur semacam tiang menggunakan penggerak listrik sementara CIRCA yang berbentuk donat, menggulung ke atas dengan menggunakan gerak gabungan ayunan menggunakan pompaan udara. Dilengkapi dengan kamera dan sensor built-in, mereka bisa digunakan untuk memeriksa struktur atau menangani tugas-tugas berbahaya lainnya yang kini dilakukan oleh manusia, kata Dennis Hong, direktur RoMeLa dan penasehat proyek tersebut. Meskipun beberapa robot itu sekarang ini masih dioperasikan melalui sebuah laptop dan kabel, ketika ditanya kapan robot-robot itu bisa digunakan dalam situasi yang sesungguhnya, Hong mengatakan kepada The Epoch Times, 'Ketiga prototipe robot ini mendemonstrasikan kelayakan dan kegunaan dari konsep tersebut. Masih banyak penelitian yang mesti dilakukan agar robot ini dapat menjadi produk yang sebenarnya, tapi kami yakin dapat melihat robotrobot ini digunakan secara nyata dalam 3 sampai 5 tahun ketika tuntutan semakin tinggi dalam dunia nyata.' Prototipe HyDRAS menyerupai ular memanjat sebuah tiang dengan mengubah gerak berayun dari sambungannya menjadi gerakan menggulung, membuatnya berguna untuk tugas-tugas pemeriksaan konstruksi (Dennis Hong Virginia Tech) Akan tetapi, lengan HyDRAS, khususnya memiliki lebih banyak sentuhan manusia melampaui robot-robot militer yang sekarang digunakan dalam hal cara kontrolnya. Lenganlengan robot militer dikontrol melalui joystick, sedangkan lengan HyDRAS menggunakan fiber optik. Hong mengatakan kepada The Epoch Times, 'Sangat sulit dan mahal untuk melatih seseorang untuk mengoperasikan lengan robot bebas multi derajat (banyak sendi). Jika menggunakan joystick, anda hanya dapat mengontrol sejumlah pergerakan. Lengan HyDRAS menggunakan pita sensor 3 dimensi untuk mengoperasikan suatu derajat kebebasan berganda dari lengan-lengan mirip ular secara intuitif dari jarak jauh, karena lengan robot mirip ular itu secara langsung meniru bentuk dari pita perasa fiber optik. Seperti yang dikutip Hong, Biro Statistik Pekerja AS tahun 2006 melaporkan terdapat 1.226 kematian pekerja konstruksi, 3 persen meningkat dari tahun 2005, dan 809 kematian karena terjatuh. Hong, yang berhasrat membangun robot-robot untuk membantu masyarakat, sebelumnya telah terlibat dalam banyak proyek-proyek yang memenangkan penghargaan termasuk RoboCup 2008, sebuah kompetisi sepak bola robot humanoid yang berlangsung di Tiongkok awal tahun ini.

Anda mungkin juga menyukai