Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BAHASA INDONESIA UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK CERPEN TERJEMAHAN

Nama Kelas

: Astri Handayani : XI IPA 5

SMA NEGERI 1 SUMBER TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

PELAGEYA Oleh Mikhail Zoshchenko Alih bahasa oleh Syafruddin Hasani Pelageya adalah seorang perempuan yang buta huruf. Bahkan menulis namanya sendiripun ia tidak bisa. Di lain pihak, suaminya adalah seorang pegawai Sovyet yang bertanggung jawab. Meskipun dulunya hanya seorang petani biasa yang sederhana, namun setelah tinggal selama lima tahun di kota pria itu telah belajar banyak. Bukan hanya bagaimana menulis namanya sendiri tapi juga banyak hal-hal lainnya. Dan pria itu sangat malu memiliki seorang istri yang buta huruf. Kau, Pelageyushka, paling tidak harus bisa menulis namamu sendiri, katanya kepada Pelageya. Nama terakhirku pun cukup mudah. Hanya dua suku kata,Kuch-kin. Namun kau tetap tak bisa menulisnya. Payah. Namun Pelageya tak pernah peduli. Tak ada gunanya bagiku mempelajarinya sekarang ini, Ivan Nikolaevich, begitulah jawabannya selalu. Umurku makin tua. Jari-jariku semakin kaku. Untuk apa aku belajar membuat huruf-huruf itu sekarang? Biar yang muda-muda saja yang belajar. Biarlah di usiaku ini aku apa adanya begini saja. Suami Pelageya adalah seorang yang amat sibuk sehingga tidak dapat membuang banyak waktu untuk meladeni istrinya. Ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya seakan berkata, Oh, Pelageya, Pelageya! Akan tetapi mulutnya tetap diam. Namun suatu hari Ivan Nikolaevich membawa pulang sebuah buku kecil yang istimewa. Ini, Polya, katanya, adalah buku latihan membaca metode CBSA terbaru, berdasar metode yang paling up-to-date. Akan kuajari caranya. Pelageya tertawa dalam hati, diambilnya buku itu, dibalik lalu disembunyikannya di lemari rias, seakan berkata, Biarlah dia di situ. Barangkali cucu-cucu kita kelak memerlukannya. Tapi pada suatu hari Pelageya sedang duduk bekerja. Ia harus menambal jaket Ivan Nikolaevich yang lengannya berlobang. Pelageyapun duduk di depan meja. Ia mengambil jarum dan meletakkan tangannya di bawah jaket ketika mendengar ada sesuatu yang bergemerisik. Mungkin uang, pikir Pelageya. Dia mencari-cari lalu menemukan sepucuk surat. Surat yang cantik beramplop manis. Ada tulisan tangan yang kecil-kecil dan rapi, dari kertasnya pun tercium bau parfum yang wangi. Jantung Pelageya tersentak. Mungkinkah Ivan Nikolaevich selingkuh? batinnya. Mungkinkah ia bertukar surat-surat cinta dengan para wanita terpelajar dan melecehkan istrinya yang bodoh dan buta huruf ini? Pelageya memperhatikan amplop itu, mengeluarkan suratnya dan membuka lipatannya. Tapi karena buta huruf maka tak satu katapun yang dapat dibacanya. Baru kali inilah seumur hidupnya ia merasa menyesal karena tak dapat membaca. Meskipun ini barangkali surat orang lain, pikirnya, aku tetap harus tahu apa isinya. Barangkali seluruh hidupku akan berubah dan aku akan kembali ke desa dan bekerja sebagai petani. Pelageya menangis dan mulai berpikir bahwa Ivan Nikolaevich telah berubah akhir-akhir ini. Ia kini lebih rajin merawat kumisnya dan lebih sering mencuci tangannya.

Pelageya duduk sambil memperhatikan surat itu dan mendengking seperti seekor babi yang sedang dibunuh dengan cara ditusuk. Tapi apa daya ia tak dapat membaca surat itu. Sementara kalau menunjukkannya kepada orang lain ia merasa malu. Pelageya menyembunyikan surat tadi di dalam lemari rias, lalu menyelesaikan pekerjaan menjahitnya dan menunggu Ivan Nikolaevich pulang ke rumah. Namun ketika suaminya telah tiba ia sama sekali tidak menunjukkan bahwa telah terjadi sesuatu. Sebaliknya, ia justru berbicara kepada suaminya dengan nada suara yang tenang dan bahkan mengisyaratkan bahwa ia tidak berkeberatan untuk belajar sedikit dan merasa sudah jenuh menjadi orang awam yang bodoh dan buta huruf. Ivan Nikolaevich sangat gembira mendengarnya. Bagus! katanya. Nanti akan kutunjukkan bagaimana caranya. Baik, ayolah! sahut Pelageya. Dan iapun memandang lekat-lekat ke arah kumis tipis Ivan Nikolaevich yang terpangkas rapi. Selama dua bulan Pelageya berlatih membaca setiap hari. Dengan sabar diejanya kata-kata, belajar membuat huruf-huruf, dan menghafalkan kalimat-kalimat. Dan setiap sore diambilnya surat simpanan itu dari lemari rias dan berusaha menguraikan rahasia makna-maknanya. Tapi hal itu tidak gampang. Barulah pada bulan ketiga kemampuan Pelageya lancar. Pada suatu pagi ketika Ivan Nikolaevich telah pergi bekerja, Pelageya mengambil surat itu dari lemari rias dan mulai membacanya. Ia mengalami kesukaran memahami tulisan tangan yang kecil-kecil, namun bau parfum yang hampir hilang dari kertas itu telah memacunya untuk terus. Surat itu dialamatkan kepada Ivan Nikolaevich. Pelageya membaca: Kepada Kamerad Kuchkin, Kukirimkan buku latihan membaca yang dulu kujanjikan. Kurasa istrimu bisa menguasai pengetahuan yang luas ini dalam waktu dua atau tiga bulan. Berjanjilah kepadaku untuk membujuknya, Bung. Buat dia mengerti betapa sialnya menjadi seorang perempuan awam yang buta huruf. Untuk merayakan ulang tahun Revolusi, kita sedang menghapuskan buta huruf di seluruh Republik dengan segala cara. Namun karena sesuatu hal kita justru lupa terhadap orang-orang yang dekat dengan kita. Aku yakin kamu pasti bisa, Ivan Nikolaevich. Salam komunis Maria Blokhina Pelageya membaca seluruh isi surat itu dua kali. Lalu dengan perasaan sedih ia menekankan kedua bibirnya dan entah bagaimana diam-diam merasa terhina. Tiba-tiba air matanya jatuh berlinang.

Unsur Intrinsik 1. Tema : Penyesalan seorang perempuan karena tidak bisa membaca. 2. Tokoh dan Penokohan Pelageya : Masa bodo, Sabar, Tidak mudah putus asa Ivan Nikolaevich : Bertanggung jawab, Pekerja keras, Peduli, Baik hati. Maria Blokhina : Baik hati.

3. Lattar / Setting a. Latar tempat Rumah : Namun suatu hari Ivan Nikolaevich membawa pulang sebuah buku kecil yang istimewa. b. Latar waktu Malam hari : Namun pada suatu malam Ivan Nikolaevich membawa pulang sebuah buku kecil yang istimewa. Pagi hari : Pada suatu pagi ketika Ivan Nikolaevich telah pergi bekerja, Pelageya mengambil surat itu dari lemari rias dan mulai membacanya. c. Latar Suasana Menegangkan : Jantung Pelageya tersentak. Mungkinkah Ivan Nikolaevich selingkuh? batinnya. Sedih : Pelageya menangis dan mulai berpikir bahwa Ivan Nikolaevich telah berubah akhir-akhir ini. Bahagia : Ivan Nikolaevich sangat gembira mendengarnya. Bagus! katanya. Nanti akan kutunjukkan bagaimana caranya. Mengharukan : Lalu dengan perasaan sedih ia menekankan kedua bibirnya dan entah bagaimana diam-diam merasa terhina. Tiba-tiba air matanya jatuh berlinang.

4. Alur : Maju a. Bagian Pengenalan Pelageya adalah seorang perempuan yang buta huruf. Bahkan menulis namanya sendiripun ia tidak bisa. Di lain pihak, suaminya adalah seorang pegawai Sovyet yang bertanggung jawab. Meskipun dulunya hanya seorang petani biasa yang sederhana, namun setelah tinggal selama lima tahun di kota pria itu telah belajar banyak. Bukan hanya bagaimana menulis namanya sendiri tapi juga banyak hal-hal lainnya.

b. Konflik mulai muncul Ivan Nikolaevich sangat malu kerena memiliki seorang istri yang buta huruf. Dia selalu menyuruh Pelageya untuk belajar membaca, namun Palageya selalu menolaknya dengan alasan umur ku sudah tua. c. Puncak konflik Namun pada suatu hari ketika Pelageya sedang menambal jaket Ivan yang lengannya berlobang dia mendengar sesuatu yang bergemerisik, dia mencari sesuatu itu lalu menemukan sepucuk surat. Surat itu sangat cantik beramplop manis, dari kertasnyapun tercium bau parfum yang wangi. Dia berfikir bahwa suaminya selingkuh, bertukar surat cinta dengan par wanita terpelajar dan melecehkan istrinya yang bodoh dan buta huruf. Pelageyapun memperhatikan amplop itu, mengeluarkan suratnya dan membuka lipatannya. Tapi karena buta huruf maka tak satu katapun yang dapat dibacanya. Baru kali inilah seumur hidupnya ia merasa menyesal karena tak dapat membaca. d. Penyelesaian Hingga pada akhirnya setelah suaminya pulang kerja ia meminta sedikit demi sedikit belajar membaca karena dia sudah jenuh menjadi seorang buta huruf. Selama dua bulan Pelageya berlatih membaca setiap hari. Dengan sabar diejanya kata-kata, belajar membuat huruf-huruf, dan menghafalkan kalimat-kalimat. Dan setiap sore diambilnya surat simpanan itu dari lemari rias dan berusaha menguraikan rahasia makna-maknanya.Tapi hal itu tidak gampang. Barulah pada bulan ketiga kemampuan Pelageya lancar. Pada suatu pagi ketika Ivan Nikolaevich telah pergi bekerja, Pelageya mengambil surat itu dari lemari rias dan mulai membacanya. Ia mengalami kesukaran memahami tulisan tangan yang kecil-kecil, namun bau parfum yang hampir hilang dari kertas itu telah memacunya untuk terus. 5. Sudut Pandang Orang ketiga karena didalam novel pengarang menggunakan nama orang lain. 6. Bahasa Bahasa yang digunakan mudah di mengerti. 7. Amanat a. Menjadi orang buta huruf itu tidak enak. b. Harus ada kemauan untuk belajar, meskipun usia tidak muda lagi. c. Belajar dan berlatih membaca dengan sabar.

Unsur Ekstrinsik 1. Nilai Kehidupan Harus ada keinginan untuk belajar dalam diri kita, belajar itu wajib untuk semuanya tanpa mengenal usia. 2. Nilai Moral Belajar dan berlatih dengan sabar dapat merubah keadaan. 3. Nilai Sosial Harus selalu mempedulikan orang-orang terdekat kita. Tidak boleh berprasangka buruk. Harus memerangi buta huruf.

Anda mungkin juga menyukai