Anda di halaman 1dari 7

SMA NEGERI 22 PALEMBANG

KERAJAAN MEDANG KAMULAN


1. Letak Geografis Kerajaan Medang kamulan merupakan Kerajaan lanjutan dari Mataram Lama di Jawa Tengah. Letak Kerajaan berada di wilayah Jawa Timur. Kerajaan Medang menjadi Kerajaan tersendiri sejak Mpu sindok membentuk Dinasti Baru yaitu Isyana. 2. Sumber Sejarah Prasasti Mpu Sindok Prasasti ini menyebutkan beberapa tulisan tentang usaha-usaha yang dilakukan Mpu Sindok ketika memerintah di Kerajaaan Medang Prasasti Calcuta Prasasti ini menyebutkan tentang silsilah raja-raja yang memerintah di Dinasti Isyana (Mpu Sindok) sampai masa masa pemerintahan Raja Air Langga.

3. Perkembangan Pemerintahan a. Mpu Sindok Mpu Sindok merupakan Raja pertama di Kerajaan Medang Kamulan. Mpu Sindok memerintah selama 20 tahun. Ia dibantu oleh permaisurinya bernama Sri wardhani Pu Kbin . Saat memerintah, Mpu Sindok bergelar Sri Maharaja Raka i Hino Sri Isyana Wikrama Dharmatunggadwea. Mpu Sindok memerintah dengan bijaksana. Berbagai usaha yang dilakukan untuk memakmurkan rakyat, antara lain membangun bendungan atau waduk untuk pengairan. Raja Mpu sindok melarang rakyat untuk menangkap ikan di bendungan tersebut. Larangan ini bertujuan untuk melestarikan sumber daya alam. Dalam bidang agama, Mpu Sindok meskipun agama Hindu, sangat memperhatikan usaha penggubahan Kitab Buddha Mahayana. Hasil gubahan berupa kitab Sang Hyang Kamahayanikan. Ini membuktikan antara agama Hindu dan Buddha bisa hidup saling berdampingan. b. Dharmawangsa Teguh Setelah Mpu Sindok, Medang Kamulan diteruskan oleh Dharma Teguh yang juga merupakan cucu dari Mpu Sindok. Selama memerintah, ia berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Usaha tersebut antara lain dengan meningkatkan pertanian, dan perdagangan. Akan usaha untuk meningkatkan perdagangan mengalami kesulitan. Karena perdagangan di kawasan perairan jawa dan Sumatera masih dikuasai Kerajaan Sriwijaya. Dalam rangka mematahkan pengaruh Sriwijaya, pada tahun 1003 M, Dharmawangsa mengirimkan tentaranya untuk merebut pusat perdagangan di Selat Malaka dari kekuasaan Sriwijaya. Serangan tersebut ternyata tidak berhasil. Bahkan Sriwijaya membalas melalui serangan kerajaan Wura Wuri (kerajaan bawahan atau vassal Sriwijaya). Akibat serangan tersebut Kerajaan Medang mengalami kehancuran. Peristiwa kehancuran yang menewaskan Dharmawangsa disebut dengan Pralaya.

c. Air langga (Erlangga) Air langga adalah putera Raja Bali bernama Udaya yang menikah dengan Mahendradatta saudari raja Dharmawangsa. Air Langga dinikahkan oleh Dharmawangsa. Pada waktu pesta pernikahan, secara tibatiba datang serangan dari kerajaan Wura Wuri (kerajaan bawahan Sriwijaya) yang menewaskan Dhramawangsa dan keluarga. Ketika terjadi peristiwa tersebut, Air Langga lolos dari pembunuhan. Atas bantuan Narattoma berhasil melarikan diri ke hutan. Selama di pengasingan, Air Langga mendapat gemblengan dari para Brahmana dan dinobatan menjadi raja. Akhir Langga berusaha memulihkan kewibawaan Kerajaan Medang. Secara berturut-turut Air Langga berhasil menaklukan raja-raja bawahan (vassal) Sriwijaya seperti Bisaprabhawa ditaklukan tahun 1029 M, raja Wijayawarman dari Wengker tahun 1034, Raja Adhamapanuda tahun 1031 M termasuk Wura Wuri tahun 1035. Setelah berhasil memulihkan kewibawaan kerajaan, Air Langga memindahkan ibukota kerajaan Medang ke Kahuripan. Usaha yang dilakukan Air Langga dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Medang, antara lain : 1. Memperbaiki pelabuhan Hujung Galuh, di muara Kali Brantas. 2. Membangun waduk waringin sapta untuk mencegah banjir musiman 3. Membangun jalan-jalan yang menghubungkan pesisir ke pusat kerajaan Pelabuhan Hujung Galuh dan Tuban menjadi bender dagang yang ramai. Kapal-kapal dari India, Birma, Kamboja dan Champa berkunjung kedua tempat itu. Usaha-usaha yang dilakukan Air Langga, telah mendorong Kerajaan Medang Kamulan kepuncak kejayaan dan kemakmuran. Atas keberhasilan raja Air Langga tersebut dalam membangun kerajaan maka pengalaman hidupnya dikisahkan dalam sebuah kitab bernama Arjuna wiwaha yang digubah oleh Mpu Kanwa. Selain usaha dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, Air Langga pun sangat memperhatikan para Brahmana yang telah menggembleng ketika di hutan Bentuk perhatian Air Langga terhadap para Brahmana adalah dengan mendirikan bangunan suci di daerah Peucangan. Di penghujung akhir hayatnya, Air Langga memutuskan mundur dari kerajaan dan menjadi memutuskan untuk menjadi pertapa dengan sebutan resi Gentayu. Air Langga meninggal pada tahun 1049 M. Jenazahnya disemayamkan di lereng gunung Pananggungan dalam candi Belahan. Pewaris tahta kerajaan seharusnya seorang puteri (sri Sanggramawijaya) yang lahir dari permaisuri. Namun karena ia memilih menjadi pertapa, maka tahta beralih pada putera Air Langga yang lahir dari Selir. Untuk menghindari dari perang saudara, Air Langga membagi dua kerajaan. Pembagian dibantu oleh Mpu Bharada, yaitu Jenggala dan Panjalu. Batas kedua kerajaan dibatasi oleh sungai Brantas. Maka dengan demikian berakhirlah kerajaan Medang Kamulan sekaligus Dinasti Isyana

Medang Kamulan Kerajaan Pertama Di Jawa


Medang Kamulan adalah wilayah atau kerajaan setengah mitologis yang dianggap pernah berdiri di Jawa Tengah dan mendahului Kerajaan Medang (kamulan berarti permulaan, jadi Medang Kamulan berarti pra-Medang). Kerajaan ini dikatakan setengah mitologis karena tidak pernah ditemukan bukti-bukti fisik keberadaannya. Sumber-sumber mengenai kerajaan ini hanya berasal dari ceritacerita rakyat (misalnya dalam Legenda Loro Jonggrang) dan penyebutan oleh beberapa naskah kuno. Cerita pewayangan versi Jawa menyebutkan bahwa Medang Kamulan adalah tempat bertahtanya Batara Guru. Dalam legenda Aji Saka, Medang Kamulan adalah negeri tempat berkuasanya Prabu Dewata Cengkar yang lalim. Cerita rakyat lain (di antaranya termasuk legenda Loro Jonggrang dan berdirinya Madura) menyatakan, Medang Kamulan dikuasai oleh Prabu Gilingwesi.

Legenda Aji Saka sendiri menyebutkan bahwa Bledug Kuwu di Kabupaten Grobogan adalah tempat munculnya Jaka Linglung setelah menaklukkan Prabu Dewata Cengkar. Van der Meulen menduga, walaupun ia sendiri tidak yakin, bahwa Medang Kamulan dapat dinisbatkan kepada Hasin-Medang-Kuwu-lang-pi-ya yang diajukan van Orsoy, dalam artikelnya tentang Kerajaan Ho-Ling yang disebut catatan Tiongkok. Hal ini membuka kemungkinan bahwa Medang Kamulan barangkali memang pernah ada. Baris ke-782 dan 783 dari naskah kedua Perjalanan Bujangga Manik dari abad ke-15 menyebutkan bahwa setelah ia (Bujangga Manik) meninggalkan Pulutan (sekarang desa di barat kota Purwodadi) ia tiba di Medang Kamulan. Selanjutnya, dikatakan pula bahwa setelah ia menyeberang Sungai Wuluyu tibalah ia di Gegelang (Madiun selatan), di selatan Medang Kamulan. Naskah inilah yang pertama kali menyebut bahwa memang ada tempat bernama Medang Kamulan, meskipun tidak dikatakan bahwa itu adalah kerajaan. Masyarakat Sunda diketahui mengenal legenda mengenai kerajaan ini, yang dikatakan mendahului Kerajaan Sunda Galuh

Anda mungkin juga menyukai