Anda di halaman 1dari 47

MENARA REACTI VE DI STI LLATI ON

Perhitungan detail menara reactive distillation (RD-01)


Tugas : Mereaksikan 7381,7568 kg/hr etanol dengan 4921,1712 kg/hr asam formiat.
Jenis : Menara distilasi dengan sieve plate.

Distilat
Feed 1
Feed 2
Bottom

Gambar 1. Menara Reactive Distillation
Menara RD dalam prarancangan pabrik etil formiat ini terbagi menjadi reaction
section, rectifying section dan stripping section. Dalam menara ini terjadi reaksi yang diikuti
dengan pemisahan berdasarkan kesetimbangan.
Pada perancangan menara RD ini digunakan condenser total, dimana uap yang masuk
pada kondisi dew point akan dicairkan seluruhnya pada suhu tertentu dan dialirkan sebagian
sebagai refluks. Berbeda dengan condenser, reboiler yang digunakan adalah reboiler parsial.
Cairan yang masuk ke reboiler tidak semuanya diuapkan. Uap hasil reboiler dimasukkan
kembali ke dalam menara dan cairan yang tidak diuapkan diambil sebagai hasil bottom.
Asumsi yang digunakan dalam perancangan menara RD antara lain:
1). Fase uap dan cair dianggap ideal
2). Reaksi hanya terjadi di fase cair
3). Pada setiap plate terjadi kesetimbangan
4). Panas pencampuran dan panas pengenceran diabaikan
5). Reaksi hanya terjadi di reaction section

Kondisi operasi perancangan:
Tekanan : 1 atm
Konversi asam formiat : 96%
Perancangan menara RD ini meliputi:
1. Menentukan kondisi operasi, konversi, komposisi umpan, distilat, dan bottom.
2. Trial reaction section dan stage umpan dengan cara menghitung secara plate to
plate dari bagian atas menara (top) menggunakan persamaan neraca massa
kesetimbangan sehingga diperoleh stage yang memungkinkan untuk terjadinya
reaksi.
3. Menghitung jumlah stage reaksi hingga konversi asam formiat sesuai dengan
konversi yang ditentukan.
4. Menghitung jumlah stage pada stripping section dengan komposisi bottom
terhitung dari neraca massa hingga diperoleh jumlah mol cairan mendekati jumlah
mol pada stage terbawah di reaction section.
5. Perhitungan mechanical design menara RD. Perhitungan ini menyangkut ukuran
atau dimensi menara.
6. Menghitung beban condenser dan beban reboiler.

A. Menghitung Jumlah Stage Rectifying Section dan Reaction Section
Perhitungan dilakukan secara plate to plate hingga jumlah mol reaktan menjadi
terbatas untuk bereaksi sehingga pada stage tersebut harus dimasukkan umpan.
Kemudian dari feed stage tersebut dihitung jumlah stage untuk reaksi hingga diperoleh
konversi total sama dengan yang ditentukan awal untuk menentukan komponen distilat
dan bottom.




Algoritma perhitungan jumlah rectifying dan raction stage adalah sebagai berikut:
Menentukan konversi reaksi total
dan komposisi distilat
Trial suhu stage 1 hingga
x
1
=1, dengan y
1
=x
D
Hitung y
2
dari neraca massa
dengan asumsi mula-mula
L
0
/V
1
=L
1
/V
2
Hitung L
1
/V
2
dari neraca panas
dengan men-trial T
2
, apakah
asumsi dapat diterima
Cek T
2
dengan
kesetimbangan
hingga x
2
=1
Tidak
Trial nilai
L
0
/V
1
Ya
Tidak
Trial nilai
T
2
Ya
Lanjut ke stage
berikutnya
Ya
Trial feed stage hingga
neraca massa balance
Tidak
Ya
Lanjut perhitungan stage berikutnya
dengan menambahkan persamaan
reaksi di neraca massa dan panas
Hitung konversi, hingga konversi
maksimum sama dengan konversi yg
ditentukan awal
Selesai
Tidak
Ya

Berdasarkan perhitungan neraca massa dan trial yang telah dilakukan diperoleh
komposisi distilat seperti pada daftar berikut.
Komponen
Massa
(kg/hr)
Mol
(kmol/hr)
x
D

Etil formiat 7533,8800 101,8092 0,6418
Etanol 2176,6126 47,3177 0,2983
Asam formiat 67,8072 1,4741 0,0093
Air 144,6037 8,0335 0,0506
Asam sulfat 0,0000 0,0000 0,0000
Total 9922,9035 158,6345 1,0000
Algoritma perhitungan reactive distilation adalah sebagai berikut:
Persamaan kesetimbangan yang digunakan untuk menghitung komposisi secara
plate to plate yaitu:
yi = Ki.xi (1)
nilai Ki dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini :
Ki = Pi/P
T
(2)
dengan :
yi =fraksi mol komponen di fase uap
xi = fraksi mol komponen di fase cair
Ki = konstanta kesetimbangan
P
T
= tekanan total
Pi = tekanan uap komponen
Tekanan uap (Pi) masing masing komponen dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Antoine berikut :

(3)
dengan :
P
o
= tekanan uap, mmHg
T = suhu cairan, K
Nilai konstanta A, B, C, D, dan E diperoleh dari Yaws (1999).

Plate 1
Uap pada distilat masuk condenser pada keadaan dew point, sehingga kondisi
operasi pada keadaan ini dapat ditentukan melalui trial suhu hingga x
i
=1 dengan
menggunakan persamaan kesetimbangan (1). Condenser yang digunakan merupakan
condenser total, sehingga x
0
= y
1
. Trial P
distilat
= 0,93 atm sehingga didapatkan suhu (T)
pada dew point = 341,13 K dan komposisi sebagai berikut.
Komponen yi Po,atm K=Po/P xi=yi/k
Etil Formiat 0,6418 1,5622 1,6798 0,3821
Etanol 0,2983 0,6522 0,7013 0,4254
Asam Formiat 0,0093 0,3390 0,3645 0,0255
Air 0,0506 0,2819 0,3031 0,1671
Asam Sulfat 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
Total 1,0000

1,0000
Berdasarkan neraca massa diperoleh nilai y
2
untuk nilai stage berikutnya.

Gambar 2. Stage 1
Persamaan neraca massa pada rectifying section yaitu:

(4)
dengan:
L = mol cairan di stage (kmol/hr)
= R x D (5)
Stage 1
L
0
, x
0

L
1
, x
1

V
1
, y
1

V
2
, y
2

V = mol uap di stage (kmol/hr)
= (R + 1) D (6)
R = reflux ratio
D = jumlah mol distilat (kmol/hr)
x = fraksi mol komponen i di fase cair
y = fraksi mol komponen i di fase uap
n = stage ke- (n = 0, 1, 2, ...)
Dengan asumsi awal bahwa

dan

(ekuimolar) maka diperoleh


persamaan:

(7)
Dari perhitungan diperoleh nilai y
2
dan L
0
/V
1
sebagai berikut.

y2
EF (Etil formiat) 0,4686 L0 = 317,2689
E (Etanol) 0,3830 V1 = 475,9034
AF (Asam formiat) 0,0201 L0/V1 = 0,6667
Air 0,1283
AS (Asam sulfat) 0,0000
Total 1,0000

Setelah mendapatkan nilai y
2
maka kita dapat menghitung nilai

dan


sebenarnya menggunakan persamaan neraca panas.

(8)
Dengan:
H = entalpi fase uap (kJ/kmol)
h = entalpi fase cair (kJ/kmol)
Nilai H dan h didapatkan dari persamaan berikut.

(9)

(10)
Dengan

merupakan kapasitas panas cairan fungsi suhu, yaitu:

(11)
A, B, C, dan D merupakan konstanta yang diperoleh dari Yaws (1999).
Dari neraca massa:

(12)
Substitusi persamaan 7 ke persamaan 6, sehingga diperoleh:

)
(

)
(13)
Untuk mencari nilai H
n+1
trial nilai T
n+1
terlebih dahulu, kemudian setelah nilai

dan

cocok dengan asumsi maka nilai T


n+1
harus memenuhi kesetimbangan di stage n+1
tersebut. Pressure drop tiap plate diasumsikan sebesar 0,1 psi.

Asumsi T2 = 351,15 K


H1 y1 H1y1 H2 y2 H2y2
EF 35842,4417 0,6153 22052,1006 36540,7040 0,4298 15704,1487
E 44601,6433 0,2765 12330,6962 45307,1491 0,3271 14820,8887
AF 22966,3615 0,0171 391,9349 24522,4419 0,0340 834,6455
Air 44259,6016 0,0912 4037,3831 44491,6823 0,2091 9301,9801
AS 48558,8093 0,0000 0,0000 49433,0429 0,0000 0,0000

1,0000 38812,1148

1,0000 40661,6630


h1 x1 h1x1 h0 x0 h0x0
EF 7098,0467 0,3370 2392,2656 12040,2246 0,6153 7407,7611
E 5057,8111 0,3524 1782,6207 8548,0333 0,2765 2363,2134
AF 4622,4398 0,0425 196,5516 7772,7921 0,0171 132,6474
Air 3445,4328 0,2680 923,3699 5700,0059 0,0912 519,9574
AS 6556,1520 0,0000 0,0000 10981,2020 0,0000 0,0000

1,0000 5300,1872

1,0000 10423,5793

Dari persamaan (13) diperoleh:
L1 = 259,6278
V2 = 426,7975
L1/V2 0,6083
Perbandingan L/V baru tidak cukup dekat dengan asumsi L/V lama, maka digunakan
nilai L/V baru untuk menghitung nilai y2. Selanjutnya dicek trial T2 yang dimasukkan,
apabila T2 memenuhi kesetimbangan di plate 2 maka sudah cocok.
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068
P= 0,936803 atm T= 351,38 K


y2 Po K x2
EF 0,4460 2,1182 2,2611 0,1973
E 0,3227 0,9827 1,0490 0,3076
AF 0,0326 0,4827 0,5153 0,0632
Air 0,1988 0,4310 0,4601 0,4320
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

1,0000

1,0000

Selanjutnya perhitungan dilakukan dengan cara yang sama hingga reaction section.
Plate 2
P=0,936803
atm

T= 351,15 K


y2 Po K x2 x1
EF 0,4460 2,1182 2,2611 0,1973 0,3370
E 0,3227 0,9827 1,0490 0,3076 0,3524
AF 0,0326 0,4827 0,5153 0,0632 0,0425
Air 0,1988 0,4310 0,4601 0,4320 0,2680
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

1,0000

1,0000 1,0000



y3
EF 0,3610

L1 = 259,6278
E 0,2954

V2 = 426,7975
AF 0,0451

L1/V2 0,6083
Air 0,2985
AS 0,0000


1,0000



Asumsi T3= 355,65 K


H2 y2 H2y2 H3 y3 H3y3
EF 36540,7040 0,4460 16297,3604 36968,2156 0,3610 13344,6868
E 45307,1491 0,3227 14620,0040 45740,3855 0,2954 13511,8919
AF 24522,4419 0,0326 798,2212 25506,9174 0,0451 1150,6527
Air 44491,6863 0,1988 8843,0447 44631,1548 0,2985 13322,7261
AS 49433,0429 0,0000 0,0000 49969,7777 0,0000 0,0000

1,0000 40558,6303

1,0000 41329,9576


h2 x2 h2x2 h1 x1 h1x1
EF 8285,8833 0,1973 1634,4315 7098,0467 0,3370 2392,2656
E 5899,1700 0,3076 1814,5838 5057,8111 0,3524 1782,6207
AF 5385,8713 0,0632 340,2233 4622,4398 0,0425 196,5516
Air 3997,6675 0,4320 1726,8948 3445,4328 0,2680 923,3699
AS 7633,0556 0,0000 0,0000 6556,1520 0,0000 0,0000

1,0000 5516,1334

1,0000 5294,8078

L2 = 252,0403
V3 = 419,2100
L2/V3 0,6012
Asumsi L/V cukup dekat dengan asumsi awal (ekuimolar), maka asumsi dapat dipakai
seterusnya.

Plate 3
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068

P= 0,943605

T= 355,65


y3 Po K x3
EF 0,3610 2,4125 2,5567 0,1412
E 0,2954 1,1709 1,2408 0,2381
AF 0,0451 0,5619 0,5955 0,0758
Air 0,2985 0,5168 0,5477 0,5450
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

1,0000

1,0000
Plate 4
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068

P= 0,950408

T= 358,14


y4 Po K x4
EF 0,3273 2,5890 2,7241 0,1201
E 0,2536 1,2876 1,3548 0,1872
AF 0,0527 0,6103 0,6422 0,0820
Air 0,3665 0,5704 0,6001 0,6106
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

1,0000

1,0000

Feed plate diasumsikan sebagai stage pertama terjadinya reaksi. Penentuan feed plate
dilakukan dengan trial. Jika trial salah maka komposisinya akan bernilai negatif,
sehingga perhitungan trial dilakukan sampai komposisi tidak bernilai negatif. Hasil
perhitungan menempatkan feed plate di plate ke-4, maka perhitungan stage reaksi
dimulai di plate tersebut.
Perhitungan neraca massa pada reaction section dengan feed yaitu:

(14)
Dengan:
F : mol umpan masuk (kmol/hr)
x
f
: merupakan komposisi umpan masuk
v : volume liquid hold up (reaction volume) per plate (L)
(

) : mol asam formiat bereaksi (mol/s)


Nilai (

) dapat didekati dengan persamaan kinetika yaitu:


(

(15)
(

)(

) (16)
Dengan:
k : konstanta kecepatan reaksi kimia (L/mol.s)
C
A0
: konsentrasi awal asam formiat (mol/L)
C
B0
: konsentrasi awal etanol (mol/L)
x
A
: konversi asam formiat
Nilai k mengikuti persamaan Arrhenius sebagai berikut.

(Jurnal)
Dengan:
R : konstanta gas ideal (8,314 J/molK)
T : suhu (K)
Nilai C (konsentrasi) diperoleh dari persamaan:

(17)
Dengan:
Ci : konsentrasi komponen i (mol/L)
n
i
: mol komponen i (kmol/jam)

j
: densitas rata-rata cairan di stage j (kg/m
3
)
L
j
: massa total cairan di stage j (kg/jam)
Perhitungan dilakukan dengan cara plate to plate hingga diperoleh konversi asam formiat
sama dengan konversi yang diinginkan.
Plate reaksi ke-1 (plate-4)
Asumsi diameter menara = 2m dan tinggi weir = 50mm, sehingga volume liquid hold-up
= 0,157m
3
= 157 L.

P= 0,950408 T= 358,30


y4 Po K x4 mol 4 x3 mol 3
EF 0,3273 2,5890 2,7241 0,1201 66,4712 0,1412 35,2430
E 0,2536 1,2876 1,3548 0,1872 103,5683 0,2381 59,4243
AF 0,0527 0,6103 0,6422 0,0820 45,3864 0,0758 18,9094
Air 0,3665 0,5704 0,6001 0,6106 337,8510 0,5450 136,0360
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

1,0000

1,0000 553,2769 1,0000 249,6127
F1 mol total massa rho.Xtotal Ctotal K 0,6671 L/mol.menit
1,1776 36,4206 2695,12703 0,10127 1,4626 Cao 5,0654 mol/L
160,4730 219,8973 10115,2745 0,33268 8,8309 xA 0,5749
106,9820 125,8914 5791,00266 0,29883 5,0557 (-rA)v 80,1107 kmol/hr
34,5411 170,5771 3070,38707 0,13561 6,8502
0,4906 0,4906 48,079 0,00386 0,0197
303,6642 553,2769 21719,8703 0,8723


y5 Mol

mol 4 baru x4 y4
0,4788 199,5521 L3 = 249,6127 116,6989 0,2109 0,4788
0,2675 111,4751 V4 = 416,7824 139,6190 0,2523 0,2675
0,0428 17,8295

45,6131 0,0824 0,0428
0,2110 87,9257

250,8554 0,4534 0,2110
0,0000 0,0000

0,4906 0,0009 0,0000
1,0000

553,2769 1,0000 1,0000
Karena mol stage reaksi berubah-ubah maka diperlukan koreksi setelah perhitungan stage
reaksi.
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068

P= 0,957211

T= 351,97


y5 Po K x5
EF 0,4788 2,1694 2,2664 0,2113
E 0,2675 1,0149 1,0603 0,2523
AF 0,0428 0,4964 0,5186 0,0825
Air 0,2110 0,4457 0,4656 0,4531
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0009

1,0000

1,0000

Plate reaksi ke-2
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068

P= 0,964014

T= 350,90

K 0,6488 L/mol.menit

y6 Po K x6 Cao 1,7794 mol/L
EF 0,5599 2,0842 2,1620 0,2590 xA 0,8078
E 0,2041 0,9616 0,9975 0,2046 (-rA)v 28,1929 kmol/hr
AF 0,0171 0,4737 0,4914 0,0348
Air 0,2189 0,4214 0,4371 0,5007
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0009

1,0000

1,0000


Plate reaksi ke-3
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068

P= 0,970816

T= 350,19

K 0,6449 L/mol.menit

y7 Po K x7 Cao 0,7432 mol/L
EF 0,5898 2,0591 2,1210 0,2781 xA 0,9107
E 0,1808 0,9460 0,9744 0,1855 (-rA)v 11,5857 kmol/hr
AF 0,0076 0,4671 0,4811 0,0157
Air 0,2218 0,4143 0,4268 0,5198
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0009

1,0000

1,0000

Plate reaksi ke-4
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068

P= 0,977619

T= 350,43

K 0,6437 L/mol.menit

y8 Po K x8 Cao 0,3345 mol/L
EF 0,6022 2,0552 2,1023 0,2865 xA 0,9581
E 0,1710 0,9436 0,9652 0,1772 (-rA)v 5,1243 kmol/hr
AF 0,0035 0,4661 0,4767 0,0073
Air 0,2233 0,4133 0,4227 0,5282
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0009

1,0000

1,0000

Berdasarkan perhitungan, konversi maksimum yang diperoleh sebesar 0,9582 dengan
jumlah stage reaksi yaitu 4 stage. Nilai tersebut cukup mendekati konversi awal yaitu
sebesar 0,96.
B. Menghitung Jumlah Stage Rectifying Section dan Stripping Section
Komposisi dari stage sebelum reaksi menjadi berubah karena dipengaruhi oleh
reaksi yang terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan koreksi jumlah stage dari distilat menuju
stage reaksi. Langkah-langkah perhitungan pada rectifying section adalah sebagai
berikut:
1. Menentukkan jumlah dan komposisi distilat baru.
2. Menghitung suhu distilat (T
o
) dan stage 1 dengan bubble point calculation. (x =
(y/K) 1) dengan trial and error.
3. Menentukan nilai reflux ratio (R=2) yang digunakan sehingga diperoleh nilai L
o
dan
V
1
dengan menggunakan persamaan 5 dan 6.
4. Menghitung nilai y
2
dengan neraca massa pada persamaan 7.
5. Trial nilai T
2
untuk menghitung entalpi arus stage 2 (H
2
).
6. Menghitung nilai V
2
dan L
1
dengan persamaan 12 dan 13.
7. Membandingkan nilai L
1
/V
2
terhitung dengan nilai L
o
/V
1
. Jika cukup dekat maka
asumsi ekuimolar dapat diterima.
8. Menghitung nilai P untuk stage selanjutnya dengan asumsi pressure drop yang terjadi
setiap plate-nya sebesar 0,1 psi.
9. Mengulangi langkah yang sama untuk stage selanjutnya dan mengubah asumsi jumlah
dan komposisi distilat (D, x
D
) sampai komposisi mol uap pada stage terhitung sama
dengan komposisi mol uap yang keluar dari stage teratas pada reaction section.
Setelah komposisi distilat ditentukan maka komposisi bottom dapat dihitung,
demikian pula jumlah stage untuk stripping section.
Gambar 3. Bottom Stage
Langkah-langkah perhitungan pada stripping section adalah sebagai berikut:
Bottom
L
1
, x
1
V
B
, y
B

B, x
B

1. Menghitung jumlah dan komposisi (x
B
) bottom baru.
2. Menghitung suhu bottom (T
B
) dengan dew point calculation. (y = (K.x) 1)
dengan trial and error.
3. Menghitung nilai L (L=L
0
+F) dan asumsi V tetap.
4. Menghitung nilai x1 dengan persamaan:

(18)
5. Menghitung suhu (T
1
) dan komposisi uap (y
1
) stage 1 terbilang dari bawah dengan
dew point calculation.
6. Menghitung nilai x
2
dengan asumsi V
1
=V
B
dan L
2
=L
1
=L, sehingga persamaan untuk
mencari x
2
menjadi:

(19)
7. Trial nilai T
2
untuk menghitung entalpi arus stage 2 (h
2
).
8. Menghitung nilai V1 dan L2 sebenarnya dari neraca panas.

)
(

)
(20)
9. Membandingkan nilai V
1
/L
2
terhitung dengan nilai V
B
/L
1
. Jika cukup dekat maka
asumsi ekuimolar dapat diterima.
10. Menghitung nilai P untuk stage di atasnya dengan asumsi pressure drop yang terjadi
setiap plate-nya sebesar 0,1 psi.
11. Mengulangi langkah yang sama untuk stage selanjutnya sampai komposisi mol cairan
pada stage terhitung sama dengan komposisi mol cairan yang keluar dari stage
terbawah pada reaction section.
Perhitungan koreksi rectifying section
Berdasarkan perhitungan reaction section diperoleh komposisi stage teratas
reaction section sebagai berikut.
x4 y4 mol uap 4
EF 0,2109 0,4788 135,05217
E 0,2523 0,2675 104,78106
AF 0,0824 0,0428 21,645915
Air 0,4534 0,2110 154,90628
AS 0,0009 0,0000 0,00000

Plate 1
Perhitungan trial dilakukan sesuai algoritma di atas sehingga didapatkan jumlah
stage dengan komposisi mol uap seperti di atas. Dalam hal ini diambil sebagai patokan
adalah mol etil formiat.
Dari trial komposisi distilat yang baru maka diperoleh komposisi stage 1 dari atas
sebagai berikut.

P= 0,93 T= 343,80


y1 Po K x1 x0
EF 0,6153 1,6977 1,8255 0,3370 0,6153
E 0,2765 0,7295 0,7844 0,3524 0,2765
AF 0,0171 0,3732 0,4013 0,0425 0,0171
Air 0,0912 0,3166 0,3404 0,2680 0,0912
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

1,0000

1,0000 1,0000

Perhitungan dari neraca massa diperoleh y2 dan mol uap stage 2
y2 mol uap
EF 0,4341 207,9379
E 0,3259 156,1099
AF 0,0336 16,1110
Air 0,2063 98,8112
AS 0,0000 0,0000
Plate 2
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068


P= 0,936803

T= 351,58 K



y2 Po K x2 x1
EF 0,4341 2,1449 2,2896 0,1896 0,3370
E 0,3259 0,9995 1,0669 0,3055 0,3524
AF 0,0336 0,4898 0,5229 0,0643 0,0425
Air 0,2063 0,4387 0,4682 0,4406 0,2680
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

1,0000

1,0000 1,0000


y3 mol uap
EF 0,3376 158,5965
E 0,2959 138,9800
AF 0,0484 22,7149
Air 0,3181 149,4279
AS 0,0000 0,0000
Plate 3
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068



P= 0,943605

T= 356,50 K



y3 Po K x3 x2
EF 0,3376 2,4719 2,6196 0,1289 0,1896
E 0,2959 1,2098 1,2821 0,2308 0,3055
AF 0,0484 0,5781 0,6127 0,0789 0,0643
Air 0,3181 0,5347 0,5666 0,5614 0,4406
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

1,0000

1,0000 1,0000

y4 mol uap 4
EF 0,2985 139,3974
E 0,2478 115,6881
AF 0,0578 26,9719
Air 0,3960 184,8872
AS 0,0000 0,0000
Plate 4
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068


0,950408 359,26


P= T=

y4 Po K x4 x3
EF 0,2985 2,6710 2,8103 0,1062 0,1289
E 0,2478 1,3428 1,4128 0,1754 0,2308
AF 0,0578 0,6330 0,6661 0,0867 0,0789
Air 0,3960 0,5957 0,6268 0,6317 0,5614
AS 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

1,0000

1,0000 1,0000


y5 Mol uap
EF 0,2840 132,4195
E 0,2122 98,9416
AF 0,0628 29,2671
Air 0,4411 205,6688
AS 0,0000 0,0000

Mol uap tersebut cukup mendekati yang diinginkan, sehingga jumlah stage untuk
rectifying adalah 4 stage.
Perhitungan stripping section
Setelah dilakukan perhitungan untuk komposisi distilat baru, maka komposisi
bottom baru pun akan diperoleh. Berangkat dari komposisi bottom yang baru tersebut
maka dilakukan perhitungan trial untuk mengetahui jumlah stage stripping section.
Berdasarkan perhitungan reaction section diperoleh komposisi stage terbawah
reaction section sebagai berikut.

y8 x8
mol
cairan
EF 0,6022 0,2865 173,3974
E 0,1710 0,1772 107,9404
AF 0,0035 0,0073 4,4758
Air 0,2233 0,5282 330,3760
AS 0,0000 0,0009 0,5388

Plate 1 (dari bottom)
Perhitungan trial dilakukan sesuai algoritma di atas sehingga didapatkan jumlah
stage dengan komposisi mol cairan seperti di atas. Dalam hal ini diambil sebagai patokan
adalah mol etil formiat.
Komposisi bottom yang baru untuk memulai perhitungan trial adalah sebagai
berikut.

P= 1,03

T= 370,79


massa mol Xb Po K yb
EF 76,1430 1,0290 0,0075 3,6417 3,5356 0,0267
E 531,4865 11,5541 0,0846 2,0368 1,9775 0,1674
AF 65,6156 1,4264 0,0105 0,9120 0,8854 0,0093
Air 2195,9002 121,9945 0,8938 0,9181 0,8914 0,7967
AS 48,0790 0,4906 0,0036 0,0001 0,0001 0,0000

2917,2244 136,4945 1,0000

1,0000

Perhitungan pada plate 1 dari bottom adalah sebagai berikut.

P= 1,03 T= 367,76


x1 Po K y1 yb
EF 0,0226 3,3644 3,2665 0,0737 0,0267
E 0,1497 1,8314 1,7780 0,2662 0,1674
AF 0,0095 0,8305 0,8064 0,0077 0,0093
Air 0,8175 0,8221 0,7982 0,6525 0,7967
AS 0,0008 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000


1,0000

1,0000 1,0000



x2 mol 2
EF 0,0595 37,9916939

VB = 501,5092
E 0,2273 145,032783

L1 = 638,0037
AF 0,0083 5,27193758

VB/L1 = 0,7889
Air 0,7041 449,216657
AS 0,0008 0,49062556


1,0000 638,0037


Asumsi T2 = 363,17 K


h1 x1 h1x1 h2 x2 h2x2
EF 11028,9285 0,1571 1733,0208 10260,9586 0,0595 611,0171
E 7836,1223 0,0904 708,4807 7294,6984 0,2273 1658,2512
AF 7133,9713 0,0000 0,0000 6646,7635 0,0083 54,9234
Air 5247,7715 0,7517 3944,5002 4901,2652 0,7041 3450,9674
AS 10088,3665 0,0008 8,3085 9405,7262 0,0008 7,2330

1,0000 6394,3102

1,0000 5782,3921


H1 y1 H1y1 HB yB HByB
EF 38122,3664 0,0737 2809,7329 38410,7938 0,0267 1023,7625
E 46915,3860 0,2662 12486,7222 47210,3670 0,1674 7902,7283
AF 28300,3401 0,0077 217,0035 29032,6651 0,0093 268,6457
Air 44998,0128 0,6525 29360,0770 45087,5496 0,7967 35921,2306
AS 51424,4287 0,0000 0,0024 51789,2852 0,0000 0,0144

1,0000 44873,5380

1,0000 45116,3814

Dari persamaan (20) diperoleh:
L2 = 631,1321
V1 = 494,6376
V1/L2 0,7837
Perbandingan V/L baru cukup dekat dengan asumsi V/L lama untuk perhitungan
selanjutnya. Selanjutnya dicek trial T2 yang dimasukkan, apabila T2 memenuhi
kesetimbangan di plate 2 maka sudah cocok.
Plate 2 (dari bottom)
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068


P= 1,023197

T= 367,17 K


x2 Po K y2
EF 0,0595 2,9743 2,9069 0,1731
E 0,2273 1,5518 1,5166 0,3448
AF 0,0083 0,7183 0,7020 0,0058
Air 0,7041 0,6922 0,6765 0,4763
AS 0,0008 0,0000 0,0000 0,0000

1,0000

1,0000


x3 mol 3
EF 0,1374 86,7476879
E 0,2889 182,352257
AF 0,0068 4,29162055
Air 0,5661 357,255917
AS 0,0008 0,48533431

1,0000 631,1328

Plate 3
Asumsi P=0,1 psi = 0,0068

P= 1,016395

T= 357,08 K


x3 Po K y3
EF 0,1374 2,5127 2,4722 0,3398
E 0,2889 1,2368 1,2169 0,3516
AF 0,0068 0,5893 0,5798 0,0039
Air 0,5661 0,5471 0,5382 0,3047
AS 0,0008 0,0000 0,0000 0,0000

1,0000

1,0000


x4 mol 4
EF 0,2686 172,1298
E 0,2943 188,5758
AF 0,0053 3,4201
Air 0,4310 276,1360
AS 0,0008 0,4927

Komposisi mol cairan tersebut cukup dekat dengan mol cairan yang diinginkan, sehingga
untuk stripping section dibutuhkan 3 stage.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 4 stage reaction section, 4 stage rectifying
section, dan 3 stage stripping section dengan komposisi akhir distilat dan bottom sebagai
berikut.

Distilat Bottom
Massa
(kg/hr)
Mol
(kmol/hr)
x
D

Massa
(kg/hr)
Mol
(kmol/hr)
x
B

Etil formiat 7611,0005 102,0270 0,6115 76,1430 1,0290 0,0075
Etanol 2125,9459 46,2162 0,2770 531,4865 11,5541 0,0846
Asam formiat 131,2312 2,8529 0,0171 65,6156 1,4264 0,0105
Air 274,4875 15,7547 0,0944 2195,9002 121,9945 0,8938
Asam sulfat 0,0000 0,0000 0,0000 48,0790 0,4906 0,0036
Total 10142,6652 166,8508 1,0000 2917,2244 136,4945 1,0000

C. Perhitungan Efisiensi
Efisiensi overall dari kolom distilasi dapat diperoleh dari persamaan O Connell
(Coulson and Richardson, 1983) sebagai berikut.
E
0
= 51 - 32.5 * log (
avg
.
avg
) (21)
Dengan:
E
0
: efisiensi overall (%)

avg
: viskositas pada suhu rata-rata (cp)

avg
: volatilitas relatif light-key component pada suhu rata-rata

Diperoleh

avg
= 0,5201 cp

avg
= 2,0346
E
0
= 50,2014 %
N actual = N / E
0

N actual = 11/(50,2014 %)
N actual = 22 plate
D. Beban Panas
Beban panas untuk condenser dan reboiler dihitung berdasarkan neraca panas pada
masing-masing alat.
Neraca panas reboiler:



Input (L
1
h
1
) T= 367,76 K
K
Komponen L
1
, kmol/jam h
1
, kJ/jam
Etil formiat 14,3957 11028,9285
Etanol 95,5036 7836,1223
Asam formiat 6,0670 7133,9713
Air 521,5466 5247,7715
Asam sulfat 0,4907 10088,3665
Total 638,0037 41335,1602

Output (Bh
B
+V
B
H
B
) T= 370,79 K
K


Komponen V
B
, kmol/jam H
B
, kJ/jam B, kmol/jam h
B
, kJ/jam
Etil formiat 13,3667 38410,7938 1,0290 11537,9191
Etanol 83,9496 47210,3670 11,5541 8194,5830
Asam formiat 4,6406 29032,6651 1,4264 7455,8906
Air 399,5522 45087,5496 121,9945 5475,9568
Asam sulfat 0,0001 51789,2852 0,4906 10538,6210
Total 501,5092 211530,6607 136,4945 43202,9705

Dari perhitungan diperoleh:
Q
R
= 85609551,7904 kJ/jam
Neraca panas condenser:



Input (V
1
H
1
) T= 343,80 K
K
Komponen V
1
, kmol/jam H
1
, kJ/jam
Etil formiat 308,5541 35842,4417
Etanol 138,6486 44601,6433
Asam formiat 8,5586 22966,3615
Air 45,7479 44259,6016
Asam sulfat 0,0000 48558,8093
Total 501,5092 196228,8575

Output (Bh
B
+V
B
H
B
) T= 334,33 K
K


Komponen D, kmol/jam h
D
, kJ/jam L
0
, kmol/jam h
0
, kJ/jam
Etil formiat 102,8514 5588,2319 205,7027 5588,2319
Etanol 46,2162 3986,2320 92,4324 3986,2320
Asam formiat 2,8529 3647,0610 5,7057 3647,0610
Air 15,2493 2733,7437 30,4986 2733,7437
Asam sulfat 0,0000 5177,0626 0,0000 5177,0626
Total 167,1697 21132,3313 334,3395 21132,3313

Dari perhitungan diperoleh:
Q
C
= -83229846,9738 kJ/jam

E. Mechanical Design
Perancangan sieve tray
Jenis tray yang dipilih adalah sieve tray dengan pertimbangan harga dan pressure
drop tiap plate paling rendah dibandingkan dengan bubble captray atau valve tray. Jenis
ini juga dapat dioperasikan untuk kapasitas yang cukup besar.
Perhitungan Column Diameter
a. Flowrate
Top product :
Distilat (D) = 10142,6652 kg/jam
Liquid (L) = 20285,3303 kg/jam
Vapor (V) = 30427,9955 kg/jam
Bottom product :
Bottom (B) = 2917,2244 kg/jam
Liquid (L) = 33345,2198 kg/jam
Vapor (V) = 30427,9955 kg/jam

b. Physical Properties
Top product :
Density liquid (
L
) = 838,3447 kg/m
3

Density vapor (
V
) = 2,0002 kg/m
3

Surface tension() = 0,00762 N/m

Bottom product :
Density liquid (
L
) = 940,4404 kg/m
3

Density vapor (
V
) = 0,7513 kg/m
3

Surface tension () = 0,0271 N/m

c. Column Diameter
Diameter suatu menara sangat ditentukan oleh kecepatan uapnya,
sedangkan kecepatan uap ini sangat dibatasi oleh terjadinya flooding. Maka pada
perancangan diameter kolom harus diperkirakan kecepatan flooding, sehingga
digunakan persamaan pandekatan yang diajukan oleh Fair, 1961.

(Coulson, 1983)
dengan : U
f
= flooding vapor velocity, m/s
K
1
= konstanta, tergantung pada F
LV
dan plate spacing dibaca dari fig. 11.27
(Coulson, 1983)
F
LV
= liquid vapor flow factor
L
W
= liquid mass flow rate, kg/s
V
W
= vapor mass flow rate, kg/s
Hasil perhitungan :
F
LV
bottom = 0,0310
F
LV
top = 0,0326
tray spacing = 0,5 m
V
V L
f
K U


= .
1
L
V
W
W
LV
V
L
F

. =
dari fig.11.27 (Coulson and Richardson, 1983)

Gambar 4. Fig. 11.27 (Coulson and Richardson, 1983)

K
1
bottom = 0,095
K
1
top = 0,090
Koreksi untuk surface tension, mengalikan K
1
dengan
Koreksi K
1
bottom = 0,1010
Koreksi K
1
top = 0,0742
U
f
bottom = 3,5709 m/s
U
f
top = 1,5174 m/s

didunakan%flooding sebesar 80 % :
U
V
bottom = 2,8567 m/s
U
V
top = 1,2139 m/s
Maximum volumetric flowrate:
2 , 0
02 , 0
(

o
f V
xU flooding U . % =
V
i
V
V
Q

=
Net area required :
A
n
bottom = 3,9380 m
2

A
n
top = 3,4809 m
2

Downcomer area diambil sebesar 12 % dari luas total, maka :
Column area :
A
C
bottom = 4,4750 m
2

A
C
top = 3,9556 m
2

Column Diameter :
D
c
bottom = 2,3876 m
D
c
top = 2,2448 m

Diambil diameter menara = D
c
bottom = 2,3876 m, sehingga untuk
perhitungan selanjutnya dipakai karakteristik dari aliran bottom.

d. Liquid Flow Pattern
Maksimum liquid rate = 0,0060 m
3
/s
Dari fig 11.28 ( Coulson,1983 ) diperoleh jenis aliran adalah single pass cross
flow

Perhitungan lay out sieve tray
Berdasarkan perhitungan diameter kolom dan asumsi-asumsi yang digunakan
diperoleh data:
Dc = 2,3876 m
Ac = 4,4750 m
2

Ad = 0,12 x Ac
= 0,5370 m
2

An = Ac - Ad
= 3,9380 m
2
Aa = Ac - 2Ad
= 3,4010 m
2

Ah = 10% x Aa
V
V
n
U
Q
A =
88 , 0
n
C
A
A =
t
C
C
xA
D
4
=
= 0,3401 m
2
dengan :
Ac = luas penampang kolom
Ad = luas penampang downcomer
An = luas permukaan netto plate
Aa = luas aktif atau luas penggelembungan
Ah = luas lubang (hole), luas total semua hole aktif
Ap = perporated area (daerah yang dilubangi)
Panjang weir (lw) diperoleh dari fig 11.31 (Coulson,1983), dimana untuk Ad = 0,12
Ac diperoleh = 0,76 , sehingga :
lw = 0,76 x Dc
= 1,8146 m
Untuk perancangan diambil beberapa besaran :
Tinggi weir (h
w
) = 50 Mm
Diameter hole (d
h
) = 5 Mm
Tebal plate = 5 Mm

Material yang digunakan stainless steel.
Cek Weeping
Max liquid rate = 5,6348 kg/s
Dengan percent of turn down = 0,7
Min liquid rate = 3,9444 kg/s
Maksimum h
ow
= 16,63 mm liquid
Minimum h
ow
= 13,11 mm liquid
Pada minimum rate (h
w
+ h
ow
) = 63,11 mm liquid
Dari fig. 11.30 (Coulson and Richardson, 1983)
Dc
lw

Gambar 5. Fig.11.30 (Coulson and Richardson, 1983)

K
2
= 30,45
uh (min) = 13,9480 m/s
Actual min vapour velocity = min vapour rate / Ah = 23,1543 m/s
uh > uh (min) , tidak terjadi weeping.

Plate pressure drop
- Dry plate pressure drop
Kecepatan uap maximum melalui hole Uh max :
33,0775 m/s
dari fig 11.34 (Coulson,1983) untuk :
dan , maka didapat harga Co = 0,84

hd = 63,18 mm liquid

= =
Ah
Qv
Uh
max
1
5
5
= =
mm
mm
dh
plate Tebal
1 , 0 =
Ap
Ah
L
2
max
v
.
Co
Uh
51 hd

=
- Residual head
= 13,29 mm liquid
- Total pressure drop
h
tot
= hd + h
w
+ h
ow
+ hr
= 143,10 mm liquid
= 0,0400 psi
Nilai pressure drop per plate terhitung lebih kecil dari asumsi (0,1 psi), sehingga
desain dapat diterima.
Downcomer liquid back up

Gambar 6. Downcomer back-up

Keterangan :
lt = plate spacing
hb = Downcomer back up, diukur dari permukaan plate
hap = tinggi celah dinding Downcomer dengan permukaan plate
h
w
= tinggi weir
h
ow
= tinggi cairan diatas weir
Downcomer pressure loss :
Diambil hap = h
w
5 = 45 mm
Aap = hap x lw
= 0,0817 m
2

L
3
10 x 12,5
hr

=

= 0,89 mm
Back up pada Downcomer :
hb = ( hw + how ) + htot + hdc
= 210,63 mm
Cek hb < 0,5 x ( plate spacing + weir height )
< 275 mm ( memenuhi syarat )
Sehingga tray spacing 0,5 m dapat diterima.

Pengecekan residence time

= 18,88 detik > 3 detik, jadi memenuhi syarat.

Pengecekan entrainment
Actual percentage flooding design :


= 2,8567 m/s
% flooding =


= 80 %

= 0,0310
Dari fig 11.29 (Coulson, 1983) diperoleh = 0,082 < 0,1 jadi memenuhi
persyaratan.


2
L
Aap
Lw
166 hdc
(


=
L
V
W
W
LV
.
V
L
F


Trial plate lay out


Gambar 4. Gambar Plate Lay Out

Konstruksi yang digunakan adalah konstruksi tipe cartridge, dengan 50 mm
unperforated strip round plate edge dan 50 mm wide calming zone. Perforated area
(area yang dilubangi) dapat ditentukan dengan cara Fig.11.32 (Coulson, 1983)
Lw/Dc = 0,76 maka
c
= 99
o

= 180 -
c

= 81
o

Panjang rata-rata unperforated area (edge strips(Es)) :
=
= 3,3030 m

Luas unperforated area (Aup) :
= Es x 0,05
= 0,1652 m
2

Luas calming zones (Acz) :
= 2 x h
w
x (lw 2 x h
w
)
= 0,1715 m
2
Total area yang tersedia untuk perforated (Ap) :
Ap = Aa (Aap + Acz)
= 3,0644 m
2

) (
180
w
h Dc t
o
50 mm
lw = 0,4731 m
50 mm
Dc = 0,8401 m
= 0,1110

Dari fig 11.33 (Coulson, 1983) diperoleh :
= 2,85 (equilateral triangular pitch)

dimana 2,5 < < 4 , jadi memenuhi syarat.
Jumlah hole =
= 17330 hole

Spesifikasi Plate :
- Diameter plate = 2,3876 m
- Jumlah plate = 22 plate
- Diameter hole = 5 mm
- Hole pitch = 14,25 mm
- Active hole = 17330
- Turn down = 80 % max rate
Ap
Ah
dh
Lp
dh
Lp
hole 1 area
Ah
- Material plate = stainless steel
- Material Downcomer = stainless steel
- Plate spacing = 0,5 m
- Plate thickness = 5 mm
- Weir length = 1,8146 m
- Weir height = 50 mm
- Plate pressure drop = 143,10 mm cairan
= 0,0400 psi

Tebal Shell
Bahan yang dipilih : High-alloy steel SA-167 (type 304)
f = 18750 psi
J = 0,8
P
operasi max
= 1,03 atm
= 0,0020 psig
Design pressure
Pd = 1,2 P
operasi

= 0,0025 psig


t = 0,1575 in
Tinggi vessel (Hv) adalah 14,16 m (46,46 ft), maka dibagi menjadi 8 course dengan tebal
standar terendah 3/16 in dan tertinggi 5/8 in.

Penentuan Head
Dipilih bentuk Torispherical dished head, karena paling murah dan mudah dalam
pembuatannya. Rumus untuk menghitung tebal head (Coulson and Richardson, 1983)
yaitu:

)
Dengan
Rc = Dc
Rk = 0,66 Rc
J = 0,8
t
h
= 0,1575 in
diambil tebal head standar minimum untuk ID > 66 in, t
h
= 1/4 in.
OD = 94,1876 in

OD
b=depth
of dish
A
icr
B
OA
sf
ID
a
r
t
C

Gambar 5. Skema Torispherical Head
Dari tabel 5.5 Brownell & Young, diambil data untuk OD = 102 in.
Icr = 1,5 in
Sf = 3,5 in
R = 197 in
AB = 45,5000 in
BC = 195,5 in
AC = 190,1315 in
B = 6,8685 in
OA = 10,6185 in

Penentuan Tinggi Menara
Jarak diatas plate teratas (condensing space) = 4 ft
Jumlah plate = 22
Tebal plate = 0.005 m
Tinggi penyangga menara = 1 m
Tinggi head dgn tebal head = 10,6185 in
Jarak dibawah plate terbawah (boiling space)

6 ft
Tinggi Total, H = 15,6994 M
Penentuan Diameter Nozzle Pemasukan dan Pengeluaran
Pipa yang masuk ke menara distilasi membutuhkan bahan yang tahan korosi, maka
persamaan untuk menghitung diameter optimum (Coulson and Richardson, 1983) adalah
sebagai berikut.
37 , 0 52 , 0
. 260
,

= G
opt i
D
a. Pipa Umpan 1 (Etanol dan Asam Sulfat)
T = 358,14 K
P = 0,95 atm

L
= 738,0113 kg/cm
3

G = 2,1494 kg/s
Di,opt = 33,6195 mm = 1,3236 in
Digunakan pipa standar (IPS) :
NPS = 1,5 in
Sch.No = 40
ID = 1,61 in
OD = 1,90 in
b. Pipa Umpan 2 (Asam Formiat)
T = 358,14 K
P = 0,95 atm

L
= 1126,1284 kg/cm
3

G = 1,4542 kg/s
Di,opt = 23,4664 mm = 0,9239 in
Digunakan pipa standar (IPS) :
NPS = 1 in
Sch.No = 40
ID = 1,049 in
OD = 1,315 in
c. Pipa Hasil Atas Menuju Kondenser (plate 1)
T = 334,33 K
P = 1 atm
V = 8,6132 kg/s

V
= 2,0039 kg/cm
3

Di,opt = 615,9816 mm = 24,2512 in
Digunakan pipa standar (IPS) :
NPS = 20 in
Sch.No = 20
ID = 19,25 in
d. Pipa Refluks Distilat
L
0
= 4,6459 kg/s

L
= 833,8272 kg/m
3

Di,opt = 50,9532 mm = 2,0060 in
Digunakan pipa standar (IPS) :
NPS = 2,5 in
Sch.No = 40
ID = 2,469 in
OD = 2,88 in
e. Pipa Pengeluaran Hasil Bawah
L = 4,2149 kg/s

L
= 879,9652 kg/m3
Di,opt = 43,2451 mm = 1,7026 in
Digunakan pipa standar (IPS) :
NPS = 2 in
Sch.No = 40
ID = 2,067 in
OD = 2,38 in
f. Pipa Refluks Hasil Bawah
V = 3,4045 kg/s

V
= 0,8591 kg/cm
3

Di,opt = 439,7611 mm = 17,3134 in
Digunakan pipa standar (IPS) :
NPS = 20 in
Sch.No = 20
ID = 19,25 in
OD = 20 in

Perhitungan Tebal Isolasi
Digunakan isolator dengan bahan asbestos
R
1

R
0
x
is


T
u



k k
is

T
0
T
1


T
2



Keterangan : T
0
= suhu dinding dalam menara
T
1
= suhu dinding luar menara
T
2
= suhu luar isolasi
T
u
= suhu udara luar
t
s
= tebal dinding menara
x
is
= tebal isolasi
A
0
= luas transfer panas sisi dalam menara
A
1
= luas transfer panas sisi luar menara
A
2
= luas transfer panas luar menara
Bahan isolasi = asbestos
kis = 0,1074 Btu/j.ft.
0
F
Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas Konveksi dari Dinding Isolator ke
Udara
Suhu dinding luar (T
2
) = 60
o
C = 140
0
F
Suhu lingkungan (Tu) = 30
o
C = 86
o
F
T
f
= ( T
2
+ Tu ) = (140+86 ) = 113
0
F.
At = T
2
T
f
= (140-113)
0
F = 27
0
F.
Perpindahan panas konveksi dari dinding ke udara (q
c
)
Q
c
= hc . A
2
. At
= hc . t . ( OD + 2.Xis ) . L . At
Diperoleh sifat-sifat fisis udara pada T
f
= 113
0
F (Kern, 1983)
f


= 0,0141 lb/ft
3
; Cp
f
= 0,2540 Btu/lb
0
F
f


= 0,0187 lb/ft.jam ; k
f
= 0,0160 Btu/j.ft.
0
F
Bilangan Grasshoff:
Gr =
2
3
T . g . . L
v
A |

dengan : | = koefisien muai volume
= 1/t
f
= 1/(113+ 460) R = 1,7452.10
-3
R
-1

L = tinggi menara distilasi, m
= viskositas kinematis udara, lb/(ft.h)
Gr = 1,57.10
11

Bilangan Prandtl:
Pr =
kf
f f
. Cp

= 0,7162
Bilangan Raylegh:
Ra = Gr . Pr
= 1,93.10
11
x 0,7211 = 1,39.10
11

Selanjutnya hc dapat dihitung dengan menggunakan persamaan untuk plat
Bila : Ra

= 10
4
10
9
, maka hc = 0,29
25 , 0
2
|
.
|

\
| At

Ra

= 10
9
10
12
, maka hc= 0,19 ( )
3 / 1
t A
Karena Ra = 10
9
10
12
, maka hc = 0,19 ( )
3 / 1
t A
hc = 0,19
3 / 1
) 9 (
= 0,5364 Btu/j.ft
2
.
0
F
= 3,0458 W/m
2
K
Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas Radiasi dari Dinding Isolator ke Udara
= 1,713 10
-9

is
= 0,96
T
2
= 600 R
Tu = 555 R
) 2 (
) 2 (
4 4
Tu T
Tu T
hr
is


=
c o
( Holman,1986)
= 1,2688 BTU/(jam.ft
2
.R)
= 7,2047 W/m
2
K
Perpindahan panas karena konveksi dan radiasi :
Misalkan tebal isolasi = x
is

Qc = (hc+hr) A
1
(T)
= (hc+hr) (R
1
+x
is
)L (T)
Perpindahan panas konduksi melalui dinding menara dan isolasi :
1
1
0
1
2 0
ln
2
1
ln
2
1
R
x R
L kis R
R
L k
T T
Qk
is
+

=
t t

Dinding reaktor dibuat dari bahan stainless steel ( Tabel 3 Kern)
Diperoleh k = 26 Btu/j.ft.
0
F = 44,9997 W/mK
Perpindahan panas konduksi sama dengan perpindahan panas konveksi .
Qc =Qk
Maka ditrial nilai x
is
yang memberikan nilai Qc = Qk, dan diperoleh:
x
is
= 0,2153 m = 8,4760 in
dengan panas yang hilang ke lingkungan = Q
c
= 2284,3020 W
Cek Stress
a. Dead weight pressure (Wv), kN

Cv = 1,15 (for vessel with plates)
Hv (high between tangent lines) = Tinggi total 2 head
Hv = 14,1600 m
Tebal shell = 4,7625 mm
Dm (Mean diameter of vessel) = Di +t ,m
Dm = 2,4923 m
Wv = 88893 N

b. Berat Plate (B
P
), kN

A
plate
= Luas area total plate
= 4,8356 m
2

B
P
= 127,66 N
c. Berat Isolasi (W
IS
), kN

Bahan Asbestos dengan sifat-sifat :
= 576,6496 kg/m
3

( )
3
10 . . . 8 , 0 . . 240

+ =
s
t
m
D
v
H
m
D
v
C
v
W
plate
n
plate
A BP . . 2 , 1 =
g
is is
X
v
H D
is
W . .
3
10 . . . . t

=
x
is
= 0,2153 m
W
IS
= 130874,91 N
d. Berat Total (T
W
),kN
T
W
= Wv + B
P
+2.W
IS

Tw = 334143,57 N
e. Wind loading
Dinamic wind pressure (Dwp) = 1280 N/m
2

Mean diameter = 2,4923 m
Loading (per linier meter), Fw = 3069,34 N/m
Bending moment of bottom tangent line (Mx), Nm

Mx = 307709,81 Nm
Analysis of stresses
a. Pressure stress
Longitudinal stress (
l
), N/mm
2
Di = 2,4819 m
P = 0,0169 N/mm
2

l
= 0,66 N/mm
2

Circumferential Stress (
h
), N/mm
2

h
= 1,32 N/mm
2

b. Dead wight stress(
w
), N/mm
2


w
= 0,71 N/mm
2
2
2
.
v
H
w
F
x
M =
t
i
D P
l
. 4
.
= o
l h
o o . 2 =
( )t t
i
D
v
W
w
. . +
=
t
o
|
.
|

\
|
+ = t
i
D
v
l
x
M
b
2
o
c. Bending stress
Do = Di +2t
= 2,5137 m

= 8,65.10
10
mm
4


b
= 4,30 N/mm
2

Resultan longitudinal stress


z
(up wind)

= 4,23 N/mm
2


z
(down wind) = -4,38 N/mm
2

Maximum stress =
h
-
z
(down wind)

)
Max stress = 5,65 N/mm
2


Check Elastic Stability (Buckling)
Persamaan untuk menghitung critical stress akibat buckling yaitu:

c
= 131,23 N/mm
2

Max Stress < buckling, sehingga desain masih aman.


( )
4 4
.
64
ID OD
v
l =
t
b
w
l
z
o o o o + =
|
.
|

\
|
=
DO
t
c
.
4
10 . 2 o

F. Sketsa Menara Reactive Distilation


Gambar 6. Detail Menara Distilasi





5
3
1
2
8
7
14,16 m

1
2
3
8
9
22

6
20 in, Sch. 20
2 in , Sch. 40
Keterangan :
1. Plate
2. Weir
3. Downcomer
4. Pipa pemasukan umpan
5. Pipa pengeluaran hasil atas
6. Pipa pemasukan refluks
7. Pipa pengeluaran hasil bawah
8. Pipa pemasukan uap dari reboiler 4
20 in, Sch. 20
1,5 in , Sch. 40
1 in, Sch 40
2,5 in , Sch. 40


Gambar 7. Detail Menara Distilasi Tampak Atas (Potongan PlateUmpan)



Gambar 8. Orientasi Susunan Holepada Sieve Tray

Anda mungkin juga menyukai