Anda di halaman 1dari 11

Ganden Page 1, 5/4/2006 KOORDINAT PETA Jika kita memiliki peta dan kemudian peta itu kita perhatikan

baik-baik, maka akan terlihat bahwa peta hanyalah secarik kertas dengan garis-garis untuk menggambarkan sungai, gunung, jalan, atau batas-batas wilayah. Tetapi yang perlu kita ingat adalah bahwa salah satu tujuan membuat peta adalah agar orang lain tahu di bagian mana dari permukaan bumi posisi peta itu, dan dan berapa perkiraan jarak antara suatu tempat dengan yang lain. Sistem koordinat adalah salah satu kesepakatan para ahli pembuat peta tentang cara menentukan posisi suatu tempat di permukaan bumi. Jadi sistem koordinat adalah kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di permukaan bumi. Dengan adanya sistem koordinat, masyarakat dunia menjadi saling memahami posisi masing-masing di permukaan bumi. Dengan sistem koordinat, pemetaan suatu wilayah menjadi lebih mudah, hubungan-hubungan antar wilayah menjadi lebih mudah, sistem transportasi (darat, laut, udara) yang menggunakan peta menjadi lebih mudah. Dengan sistem koordinat, suatu tempat di Kabupaten Garut yang namanya Sarimukti menjadi jelas posisinya di bumi dan memudahkan orang-orang yang memahami peta untuk menuju ke sana. Akan tetapi Sistem koordinat ini bermacam-macam. Suatu sistem koordinat tidak selalu cocok untuk semua negara-negara di dunia. Sistem koordinat yang cukup popular digunakan di Indonesia adalah koordinat bujur-lintang dan koordinat UTM (Universal Transverse Mercator). Negara-negara yang dekat kutub utara seperti Rusia, Alaska, Greenland tidak akan menggunakan sistem koordinat bujur-lintang dalam sistem referensi peta negaranya, karena tidak cocok. Koordinat suatu tempat adalah pertemuan dari garis bujur dan lintang bumi di tempat tersebut. Masing-masing garis bujur dan lintang memiliki ukuran (dalam bentuk angka) berdasarkan kesepakatan masing-masing sistem koordinat. SISTEM KOORDINAT BUJUR-LINTANG. Memahami Garis Bujur-Lintang Koordinat Bujur-Lintang adalah sistem koordinat yang sangat umum dipergunakan berbagai kalangan di Indonesia. Anak-anak sekolah dasar sudah mengenal koordinat Bujur-Lintang sejak dini. Para guru Geografi selalu berkata, Indonesia terletak antara 95o (Pulau Weh di Aceh) Bujur Timur (BT)sampai dengan 141o (Merauke di Papua Barat) Bujur Barat (BB). Garis lintang Indonesia terletak antara 6o Lintang Utara (LU) sampai dengan 11o Lintang Selatan (LS), lanjut para guru Geografi itu. Para ahli geografi mengatakan bahwa dunia ini seperti buah jeruk. Jadi bentuknya tidak mulus seperti bola, tetapi permukaannya penuh kerutan seperti buah jeruk. Bagian paling utara dunia atau bagian atas buah jeruk adalah kutub utara. Bagian selatan dunia atau bagian bawah buah jeruk adalah kutub selatan. Garis-garis dari atas ke bawah (vertical)yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan atau semua garis yang menyusuri permukaan bumi, dan menghubungkan bagian atas dan bagian bawah bumi disebut garis bujur. Kita semua telah mengetahui bahwa Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa. Pontianak dan Sintang di Pulau Kalimantan adalah dua kota yang dilalui oleh garis

Ganden Page 2, 5/4/2006 khatulistiwa. Raffles menyebut nusantara sebagai mutiara khatulistiwa. Garis khatulistiwa mengelilingi dunia dan membagi bumi menjadi dua bagian yang sama, yakni bagian utara dan bagian selatan. Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dilewati oleh garis khatulistiwa. Pulau Jawa terletak di sebelah selatan khatulistiwa. Semua garis yang sejajar dengan garis khatulistiwa disebut garis lintang. Jadi komponen utama sistem koordinat bujur-lintang (atau dalam bahasa Inggris Latitude-Longitude) adalah : 1. garis-garis dari atas ke bawah (vertical) yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan bumi; atau disebut garis bujur; 2. garis-garis mendatar (horizontal) yang sejajar dengan garis khatulistiwa; atau disebut garis lintang.

Gambar I. Gambar bola dunia dengan contoh garis bujur (latitude) dan garis lintang (longitude); khatulistiwa (equator) membelah bumi menjadi 2 bagian utara-selatan. Di dalam pelajaran matematika, garis bujur dikenal sebagai garis yang sejajar dengan sumbu y, sedangkan garis lintang dikenal sebagai garis yang sejajar dengan sumbu x. Perhitungan Bujur-Lintang Karena bentuk dunia seperti buah jeruk (mirip lingkaran), maka ketentuanketentuan yang mengatur koordinat Bujur-Lintang mirip dengan ketentuan-ketentuan

Ganden Page 3, 5/4/2006 matematika yang mengatur lingkaran. Sebagaimana lingkaran, koordinat bujur-lintang perhitungannya sama dengan perhitungan lingkaran; ada derajat (o), ada menit (), dan ada detik (). Dengan perhitungan bujur dan lintang terpanjang (dekat garis khatulistiwa): o o o o o 1o (derajat) bujur atau lintang = 111,322 km 1o (derajat) bujur atau lintang = 60 (menit) = 3600 (detik) 1 (menit) bujur atau lintang = 60 (detik) 1 (menit) bujur atau lintang = 1.855,37 m 1 (detik) bujur atau lintang = 30.9227 m

Dalam sistem koordinat bujur-lintang, garis-garis bujur dunia dibagi menjagi dua bagian, yakni garis-garis Bujur Timur (BT) dan garis-garis Bujur Barat (BB). Garis bujur 0o adalah garis bujur dari kutub selatan menuju ke kutub utara yang memotong kota Greenwich di Negara Inggris. Garis-garis bujur yang berada di sebelah timur Greenwich disebut dilalui garis Bujur Timur (BT). Bagian-bagian dunia yang masuk bujur timur antara lain Indonesia, Sebagian besar Eropa, sebagian besar Afrika, Asia, Jepang, Australia dan beberapa negara kepulauan di Lautan Pasifik. Garis-garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut dilalui garis Bujur Barat (BB). Beberapa bagian dunia yang masuk bujur barat antara lain sebagian Eropa, sebagian Afrika, Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Latin, dan beberapa negara kepulauan di Lautan Pasifik. Karena bentuk dunia mirip bola (lingkaran) maka tentunya total jumlah garis bujur adalah 360o, dengan rincian garis bujur timur paling besar 180o dan garis bujur barat yang paling besar 180o. Garis 180o BT dan garis BB 180o bertemu di Lautan Pasifik, yakni garis bujur yang memotong Kepulauan Fiji. Lebar bujur antara suatu tempat dengan tempat lainnya tidaklah sama. Semakin jauh dari garis khatulistiwa maka akan semakin kecil lebar bujurnya. Apabila kita mengumpamakan bumi ini seperti bola atau buah jeruk dan kemudian kita perhatikan benar maka tidak akan terlalu sulit kita memahami kenapa lebar bujur berbeda-beda. Bujur yang paling besar adalah di garis khatulistiwa. Lebar 1o bujur khatulistiwa adalah 111,322 km. Lebar 1o bujur di Amerika Serikat atau di Jepang yang terletak jauh di sebelah utara khatulistiwa mungkin hanya sekitar 50-an kilometer saja. Di kutub selatan mungkin 1o bujur lebarnya hanya satu langkah manusia. Di depan telah dikemukakan bahwa Indonesia terlatak antara 95o BT (Pulau Weh di Aceh) sampai dengan 141o BT (Merauke Papua Barat). Dengan kata lain lebar bujur Indonesia sekitar 46o bujur atau sekitar 5120 km. Sebagaimana garis bujur, garis lintang pun digolongkan menjadi dua. Yang pertama adalah garis-garis lintang yang terletak di sebelah utara khatulistiwa, yang disebut garis-garis lintang utara (LU). Yang kedua adalah garis-garis lintang yang terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa, yang disebut garis-garis lintang selatan (LS). Garis khatulistiwa adalah garis lintang utara dan garis lintang selatan yang paling kecil, yakni garis lintang 0o. Sedangkan garis lintang utara yang paling besar adalah 90o dan terletak di kutub utara, sedangkan garis lintang selatan yang paling besar adalah 90o, dan terletak di kutuh selatan.

Ganden Page 4, 5/4/2006 Sebagian besar daratan dunia terletak di sebelah utara khatulistiwa, atau sebagian besar daratan dunia bergaris lintang utara. Bagian-bagian dunia yang terletak di lintang utara antara lain Eropa, sebagian Afrika, seluruh Asia, sebagian negara kepulauan di Pasifik, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan sebagian Amerika Latin. Adapun bagianbagian dunia yang termasuk lintang selatan antara lain sebagian Afrika, bagian selatan Indonesia, sebagian negara kepulauan di Pasifik, Australia, dan sebagian besar Amerika Latin. Tidak sebagaimana lebar bujur, lebar lintang setiap tempat di dunia ini sama. Lebar 1o lintang adalah 111,322 km. Indonesia terletak antara 6o LU (Laut Sulu di utara Pulau Kalimantan) dan 11o LS (sebelah selatan Pulau Sumba NTT). Lebar lintang Indonesia sekitar 17o lintang atau sekitar 1890-an kilometer. Sekarang sudah cukup jelas bahwa koordinat suatu tempat atau titik di bumi ini adalah pertemuan garis bujur dan garis lintang di tempat itu. Misalnya suatu tempat di Kalimantan Barat memiliki koordinat 0o 23 31 LS dan 110o 42 25 BT. Suatu tempat di Arab Saudi memiliki koordinat 40o 55 01 BT dan 20o 11 59. Mencari Koordinat tempat di Peta Dasar Untuk memudahkan pembaca, berikut ini akan dikemukakan langkah-langkah termudah dalam melihat koordinat bujur-lintang suatu tempat di dalam peta: 1. perhatikan dan catat skala peta yang digunakan 2. menggunakan peta yang ada, lakukan perhitungan sederhana untuk menentukan : 1 = berapa cm? ; 1 = berapa cm? 3. pastikan letak tempat yang akan ditentukan koordinatnya di dalam peta 4. periksa garis bantu bujur dan lintang terdekat dengan tempat itu 5. gunakan bantuan penggaris untuk memastikan pertemuan garis bujur dan lintang (koordinat) di tempat itu 6. Dengan bantuan perhitungan poin (2), tentukan koordinat bujur dan lintang tempat itu

Ganden Page 5, 5/4/2006

Gambar 2. Contoh koordinat (pertemuan garis bujur dan lintang) suatu tempat. Dengan menggunakan beberapa langkah di atas, cobalah berlatih menentukan koordinat tempat-tempat berikut : Jakarta, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta. Peta Indonesia yang ada di pasaran memiliki skala yang berbeda beda. Contoh-contoh skala peta-peta yang tersedia : 1:5.000.000; 1:2.500.000; 1:1.000.000; 1:500.000; 1:250.000; 1:50.000; 1:25.000. Selain peta Indonesia, tersedia juga peta-peta yang khusus untuk wilayah tertentu : peta Pulau Jawa, peta provinsi-provinsi di Jawa, peta-peta khusus kabupaten tertentu, peta Jakarta, peta kota Surabaya, dsb. Tentukan koordinat masingmasing kota dengan peta-peta yang memiliki skala berbeda itu. Koordinat kota yang dihasilkan hanyalah koordinat salah satu tempat di kota tersebut. Yang perlu diingat adalah bahwa semakin kecil angka skala, maka akan semakin teliti peta itu. Dalam peta 1: 250.000 maka ukuran 1 cm di peta sama dengan 2.500 m di lapangan, atau sekitar 82, atau sekitar 1.35. Sedangkan dalam peta 1:50.000, ukuran 1 cm di peta sama dengan 500 m di lapangan, atau sekitar 16, atau sekitar 0,27. Dengan

Ganden Page 6, 5/4/2006 demikian peta dengan skala 1:50.000 lebih teliti bila dibandingkan dengan peta 1:250.000. Memasukkan Suatu Koordinat ke dalam Peta Berikut ini langkah-langkah yang memudahkan kita memasukkan suatu koordinat ke dalam peta yang kita miliki. Titik koordinat yang kita miliki tentunya harus sesuai dengan peta yang ada. Tentunya tidaklah mungkin memasukkan salah satu titik koordinat yang letaknya di Eropa ke dalam peta Indonesia. Langkah-langkah tersebut adalah : 1. perhatikan dan catat skala peta yang digunakan; 2. menggunakan peta yang ada, lakukan perhitungan sederhana untuk menentukan : 1 = berapa cm? ; 1 = berapa cm?; 3. perhatikan gambar peta, terutama garis-garis bantu koordinat Bujur-Lintang; 4. Pastikan bahwa titik koordinat yang kita punya menjadi bagian peta; 5. Tetapkan garis bantu bujur-lintang yang terdekat dengan koordinat yang kita punya; 6. Dengan bantuan penggaris dan garis bantu bujur-lintang, pastikan letak koordinat yang kita punya di dalam peta.

SISTEM KOORDINAT UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR (UTM) Mengenal UTM Koordinat Universal Transverse Mercator biasa disingkat koordinat UTM. Petapeta yang diproduksi oleh lembaga-lembaga perpetaan nasional, seperti Bakosurtanal, biasanya juga menggunakan koordinat UTM. Koordinat UTM memang tidak terlalu popular bila dibandingkan dengan koordinat bujur-lintang. Dalam pelajaran geografi sekolah menengah selalu menggunakan koordinat bujur-lintang. Koordinat yang digunakan dalam rencana tata ruang pada umumnya juga menggunakan koordinat bujurlintang. Guru, pedagang, dokter, politisi, jarang sekali yang memahami koordinat UTM. Dalam kegiatan pemetaan partisipatif, agar masyarakat lebih mudah memahaminya, disarankan menggunakan dua system koordinat; bujur-lintang dan UTM. Sebagaimana koordinat bujur-lintang, koordinat UTM juga sangat cocok untuk negara-negara yang berada sekitar khatulistiwa, seperti Indonesia. Koordinat UTM juga menggunakan garis lintang dan garis bujur sebagaimana koordinat bujur-lintang. Apabila koordinat bujur-lintang menggunakan satu sumbu utama, maka koordinat UTM menggunakan banyak sumbu, bahkan setiap zona koordinat UTM mempunyai sumbu utama sendiri-sendiri. Koordinat bujur lintang menggunakan sumbu utama tunggal garis imajiner yang menghubungkan kutub selatan dan kutub utara. Salah satu akibat penggunaan sumbu tunggal ini adalah lebar 1 derajat bujur koordinat bujur-lintang antara satu tempat dengan tempat lainnya menjadi jauh berbeda. Misalnya, lebar 1

Ganden Page 7, 5/4/2006 derajat bujur system koordinat bujur-lintang di Jakarta mungkin 2 kali lipat lebar 1 derajat bujur di New York. Garis sumbu yang digunakan koordinat UTM juga garis imajiner yang menghubungkan kutub selatan dan kutub utara. Perbedaannya adalah koordinat UTM membagi garis-garis bujur dunia menjadi 60 zona dengan masing-masing zona memiliki sumbu utama (yang juga menghubungkan kutub selatan dan kutub utara) yang letaknya tepat di tengah-tengah masing-masing zona. .Penggunaan banyak sumbu utama seperti koordinat UTM mengurangi perbedaan-perbedaan lebar garis bujur seperti kita ketemukan dalam koordinat bujur-lintang. Zona bujur UTM (zona 1) dimulai dari Lautan Teduh (pertemuan antara garis o 180 Bujur Barat dan 180o Bujur Timur), menuju ke timur dan berakhir di tempat berawalnya zona 1. Masing-masing zona bujur memiliki lebar 6 derajat atau sekitar 667 km.

Gambar 3. Pembagian zona UTM: 60 zona bujur dan 20 zona lintang. Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona. Masing-masing zona memiliki panjang 8 derajat atau sekitar 890 km. Zona lintang UTM dimulai dari 80o LS 72oLS diberi huruf zona C. Zona lintang UTM berakhir dengan zona X pada koordinat antara 72o LU -84oU. Huruf I dan huruf O tidak dipergunakan dalam penamaan zona lintang. Dengan demikian penamaan setiap zona UTM adalah kombinasi antara kode angka (garis bujur) dan kode huruf (garis lintang). Kabupaten Garut terletak di zona 47 M dan 48 M. Kabupaten Jember terletak di zona 49 M.

Ganden Page 8, 5/4/2006

Menuliskan Koordinat UTM Berbeda dengan koordinat bujur-lintang yang menggunakan system penghitungan lingkaran (derajat, menit, detik), koordinat UTM menggunakan system perhitungan jarak. Jadi angka-angka yang tertera dalam peta dengan koordinat UTM telah menunjukkan jarak yang sebenarnya di lapangan (dalam meter). Dalam garis bujur UTM, semua pusat (sumbu utama) zona UTM terletak pada koordinat 500.000 m (meter) East (timur), atau bila menggunakan bahasa Indonesia menjadi 500.000 m(meter) T(timur). Sebelah kiri (barat) pusat zona terletak secara berurutan : 400.000 mT; 300.000 mT; 200.000 mT; 100.000 mT. Sedangkan sebelah kanan (timur) pusat zona terdapat beberapa koordinat berikut: 600.000 mT; 700.000 mT; 800.000 mT; dst. Berbeda dengan koordinat bujurlintang yang menggunakan Bujur Timur (BT) dan Bujur Barat (BB), maka dalam koordinat UTM garis bujurnya hanya menggunakan arah timur; biasanya ditulis East atau di dalam peta disingkat (E), atau dalam bahasa Indonesia ditulis Timur (disingkat T).

Sumbu Utama Zona

100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000 900.000

Gambar 4. Perhitungan Ukuran Garis Bujur Koordinat UTM Sebagaimana system koordinat yang lain, koordinat UTM juga memiliki tingkat penyimpangan (distorsi). Factor skala penyimpangan memiliki indeks antara 0,999960 1,00000. Daerah bujur yang terletak antara 320.000 mT (sebelah barat pusat sumbu) sampai dengan 680.000 mT (sebelah timur pusat sumbu) mengalami pengecilan dengan indeks 0,999960 1,00000. Sedangkan di luar daerah ini mempunyai factor skala lebih dari 1,00000 atau gambar petanya menjadi lebih besar dari jarak lapangan yang sebenarnya. Pada pusat sumbu, misalnya, jarak 1.000 m di lapangan akan tergambar menjadi 0,99960 x 1.000 m = 999,6 m. Jadi yang tergambar dalam peta menyusut 40 cm bila dibandingkan jarak sebenarnya. Daerah yang terletak di 300.000 mT (di luar daerah pusat di atas), untuk jarak 1.000 m di lapangan akan tergambar menjadi 1,00070 x 1.000

Ganden Page 9, 5/4/2006 m = 1.000,70 m. Berarti gambarnya menjadi lebih besar 70 cm bila dibandingkan jarak sebenarnya. Zona lintang UTM memiliki cara pencatatan yang berbeda bila dibandingkan dengan zona bujur UTM. Garis utama untuk memulai pencatatan lintang UTM adalah garis khatulistiwa. Angka-angka lintang UTM, sama dengan bujur UTM, langsung dalam angka-angka yang menggambarkan jarak. Pencatatan bagian utara bumi menggunakan garis khatulistiwa sebagai titik awal pencatatan. Garis khatulistiwa dituliskan 0 m (meter) N (North=utara) atau dalam bahasa Indonesia menjadi 0 m(meter) U(utara). Makin ke utara bilangannya makin besar, misalnya secara berturut-turut: 10.000 mU; 100.000 mU; 200.000 mU; 300.000 mU; 400.000 mU; 500.000 mU; 700.000 mU; dst.

400.000 mU 300.000 mU 200.000 mU 100.000 mU

Khatulistiwa

9.900.000 mU 9.800.000 mU 9.700.000 mU 9.600.000 mU

Gambar 5. Perhitungan Zona Lintang Koordinat UTM Untuk pencatatan zona lintang UTM ke arah selatan bumi, maka garis khatulistiwa diasumsikan sebagai tempat terakhir pencatatan; artinya garis khatulistiwa memiliki bilangan terbesar untuk pencatatan, yakni 10.000.000 m (meter) N (north), atau dalam bahasa Indonesia 10.000.000 m(meter) U(utara). Satuan mN atau mU sama penerapannya baik untuk lintang utara maupun lintang selatan; yang berbeda hanya angka permulaan pencatatannya. Makin ke selatan bumi bilangan pencatatan menjadi semakin kecil. Contoh pencatatan berturut-turut mulai dari garis khatulistiwa kea rah selatan bumi adalah sebagai berikut: 10.000.000 mU; 9.900.000 mU; 9.800.000 mU; 9.700.000 mU; 9.600.000 mU; 9.500.000 mU; 9.400.000 mU; 9.300.000 mU; 9.200.000 mU; dst. Berbeda dengan cara pencatatan zona bujur UTM di mana setiap zona memiliki pencatatan sendiri yang tidak berhubungan dengan zona lain, maka dalam pencatatan zona lintang UTM antara satu zona satu dengan zona lainnya saling berhubungan. Zona C dekat kutub selatan diteruskan bilangan pencatatannya dengan Zona D, dst.

Ganden Page 10, 5/4/2006 Peta Rairobo lembar 2407-214 (produksi Bakosurtanal 1992) adalah salah satu lembar peta yang terletak di Negara Timor Timur. Ujung pinggir kanan paling bawah lembar peta ini memiliki koordinat UTM 9018214 mU 0747453 mT, dan terletak di zona 51L. Koordinat UTM tersebut berarti : 1. letak koordinat UTM itu di zona 51L; 2. memiliki koordinat bujur UTM 0747453 mT; berarti terletak 747 km lebih dari awal zona 51, dan 247 km sebelah timurdari pusat sumbu Zona 51L (pusat sumbu 500.000 mT); 3. memiliki koordinat lintang UTM 9018214; berarti terletak lebih dari 950 km arah selatan garis khatulistiwa Berikut ini adalah cara memasukkan koordinat UTM ke dalam peta : 1. pastikan bahwa koordinat UTM tersebut benar (termasuk zonanya); 2. bedakan antara angka yang menunjukkan bujur dan angka yang menunjukkan lintang; 3. pastikan bahwa koordinat UTM yang ada menjadi bagian dari gambar peta dasar kita; 4. untuk garis bujur: cari garis bantu grid yang terdekat dengan koordinat; dengan bantuan penggaris pastikan jarak tambahan berdasarkan angka koordinat (sesuaikan dengan skala peta) 5. untuk garis lintang: cari garis bantu grid yang terdekat dengan koordinat; dengan bantuan penggaris pastikan jarak tambahan berdasarkan angka koordinat (sesuaikan dengan skala peta); 6. pastikan titik pertemuan antara garis bujur dan garis lintang; itulah posisi koordinat yang kita punya; Setiap system koordinat memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah beberapa keunggulan koordinat UTM: 1. proyeksinya (system sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6o. 2. transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama untuk setiap zona di seluruh dunia. 3. penyimpangannya cukup kecil; antara -40 cm/1000 m s/d 70 cm/1000 m. 4. setiap zone berukuran 6o bujur x 8o lintang. Ada perkecualian pada lintang 72o LU - 84o LU memiliki ukuran zona 6o bujur x 12o lintang. 5. setiap zona UTM mempunyai pertampalan (irisan) sekitar 40 km (25 mil) pada pinggir setiap zona. Jadi setiap titik yang berada di daerah pertampalan, yakni di bagian pinggir zona, akan menggunakan 2 sistem zona koordinat. Buku Rujukan Flavelle, Alix. 2001. Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat. Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP). Bogor. Momberg, Frank et. Al. 1996. Menggali dan Mengembangkan Pengetahuan Setempat: Sebuah Panduan Pelatihan Pemetaan oleh Masyarakat. Ford Foundation, YKS Pancur Kasih, WWF Indonesia Programme. Jakarta

Ganden Page 11, 5/4/2006

Prihandito, Aryono. 1988. Kartografi. Penerbit tidak disebutkan

Anda mungkin juga menyukai