Anda di halaman 1dari 10

TINEA KORPORIS

I. PENDAHULUAN Tinea korporis adalah penyakit dermatofit pada kulit glabrosa, selain kulit kepala, wajah, kaki, telapak tangan dan kaki, janggut dan lipatan paha.(1,2,3) Manifestasinya akibat infiltrasi dan proliferasinya pada stratum korneum dan tidak berkembang pada jaringan yang hidup.(1, ) Metabolisme dari jamur diper!aya menyebabkan efek toksik dan respon alergi. Tinea korporis umumnya tersebar pada seluruh masyarakat tapi lebih banyak di daerah tropis. (1) "enyakit ini dapat terjadi pada semua umur dan paling sering terjadi pada iklim yang panas (tropis dan subtropis).(#,$) %da beberapa ma!am &ariasi klinis dengan lesi yang ber&ariasi dalam ukuran derajat inflamasi dan kedalamannya. 'ariasi ini akibat perbedaan imunitas hospes dan spesies dari jamur.(#) II. EPIDEMIOLOGI Tinea korporis merupakan infeksi yang umumnya sering dijumpai didaerah yang panas, Tricophyton rubrum merupakan infeksi yang paling umum diseluruh dunia dan sekitar ( ) menyebabkan tinea korporis. Tricophyton tonsuran merupakan dermatofit yang lebih umum menyebabkan tinea kapitis, dan orang dengan infeksi tinea kapitis antropofilik akan berkembang menjadi tinea korporis.. *alaupun pre&alensi tinea korporis dapat disebabkan oleh peningkatan Tricophyton tonsuran, Microsporum canis merupakan organisme ketiga sekitar 1 ) menyebabkan tinea korporis.(() Tinea korporis mungkin ditransmisikan se!ara langsung dari infeksi manusia atau hewan melalui autoinokulasi dari reser&oir, seperti kolonisasi T.rubrum di kaki. %nak+ anak lebih sering kontak pada ,oofilik patogen seperti M.canis pada ku!ing atau anjing. "akaian ketat dan !ua!a panas dihubungkan dengan banyaknya frekuensi dan beratnya erupsi. (2) -nfeksi dermatofit tidak menyebabkan mortalitas yang signifikan tetapi mereka bisa berpengaruh besar terhadap kualitas hidup. Tinea korporis pre&alensinya sama antara

pria dan wanita. Tinea korporis mengenai semua orang dari semua tingkatan usia tapi pre&alensinya lebih tinggi pada preadoles!en. Tinea korporis yang berasal dari binatang umumnya lebih sering terjadi pada anak+anak.((,.) /e!ara geografi lebih sering pada daerah tropis daripada subtropis.(.) 0erdasarkan habitatnya dermatofit digolongkan sebagai antropofilik (manusia), ,oofilik (hewan), dan geofilik (tanah). 1ermatofit yang antropofilik paling sering sebagai sumber infeksi tinea, tetapi sumber yang ,oofilik di identifikasi (jika mungkin) untuk men!egah reinfeksi manusia.(2) III. ETIOLOGI Tinea korporis dapat disebabkan oleh berbagai spesies dermatofit seperti Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. 'ariasi penyebabnya dapat ditemukan berdasarkan spesies yang terdapat di daerah tertentu. (1,$) 3amun demikian yang lebih umum menyebabkan tinea korporis adalah T.rubrum, T.mentagrophytes, dan M.canis.(1) IV. PATOGENESIS 1ermatofitosis bukanlah patogen endogen. Transmisi dermatofit kemanusia dapat melalui 3 sumber masing+masing memberikan gambaran tipikal. 4arena dermatofit tidak memiliki &irulensi se!ara khusus dan khas hanya mengin&asi bagian luar stratum korneum dari kulit.(3) Types Of Dermatophytes Based On Mode Of Transmission Category Mode of transmission Typical clinical features Manusia ke manusia 7ewan ke 8ingan, tanpa inflamasi, kronik %ntropofilik manusia Tanah ke manusia -nflamasi hebat (mungkin pustula dan 5oofilik atau hewan &esikel), akut. -nflamasi sedang 6eofilik 9ingkungan kulit yang sesuai merupakan faktor penting dalam perkembangan klinis dermatofitosis. -nfeksi alami disebabkan oleh deposisi langsung spora atau hifa pada permukaan kulit yang mudah dimasuki dan umumnya tinggal di stratum korneum, dengan bantuan panas, kelembaban dan kondisi lain yang mendukung seperti trauma, keringat yang berlebih dan maserasi juga berpengaruh.( ,(,1:)

"emakaian bahan yang tidak berpori akan meningkatkan temperatur dan keringat sehingga mengganggu fungsi barier stratum korneum. -nfeksi dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan indi&idu atau hewan yang terinfeksi, benda+benda seperti pakaian, alat+alat dan lain+lain. -nfeksi dimulai dengan terjadinya kolonisasi hifa atau !abang+!abangnya dalam jaringan keratin yang mati. 7ifa ini memproduksi en,im keratolitik yang mengadakan difusi ke dalam jaringan epidermis dan merusak keratinosit .
((,1:)

/etelah masa perkembangannya (inkubasi) sekitar 1+3 minggu respon jaringan terhadap infeksi semakin jelas dan meninggi yang disebut ringworm, yang mengin&asi bagian perifer kulit. 8espon terhadap infeksi, dimana bagian aktif akan meningkatkan proses proliferasi sel epidermis dan menghasilkan skuama. 4ondisi ini akan men!iptakan bagian tepi aktif untuk berkembang dan bagian pusat akan bersih. ;liminasi dermatofit dilakukan oleh sistem pertahanan tubuh (imunitas) seluler.((,1:) "ada masa inkubasi, dermatofit tumbuh dalam stratum korneum, kadang+kadang disertai tanda klinis yang minimal. "ada carier, dermatofit pada kulit yang normal dapat diketahui dengan pemeriksaan 4<7 atau kultur.(1:) V. GAMBARAN KLINIK Tinea korporis bisa mengenai bagian tubuh manapun meskipun lebih sering terjadi pada bagian yang terpapar. "ada penyebab antropofilik biasanya terdapat di daerah yang tertutup atau oklusif atau daerah trauma.($) 4eluhan berupa rasa gatal. "ada kasus yang tipikal didapatkan lesi bulla yang berbatas tegas, pada tepi lesi tampak tanda radang lebih aktif dan bagian tengah !enderung menyembuh. 9esi yang berdekatan dapat membentuk pola gyrate atau polisiklik. 1erajat inflamasi ber&ariasi, dengan morfologi dari eritema sampai pustula, bergantung pada spesies penyebab dan status imun pasien. "ada penyebab ,oofilik umumnya didapatkan tanda inflamasi akut. "ada keadaan imunosupresif, lesi sering menjadi lebih luas.($) Tinea korporis dapat bermanifestasi sebagai gambaran tipikal, dimulai sebagai lesi eritematosa, plak yang bersisik yang memburuk dan membesar, selanjutnya bagian tengah dari lesi akan menjadi bentuk yang anular akan mengalami resolusi, dan bentuk

lesi menjadi anular.(1,#,(,1:,11) berupa skuama, krusta, &esikel, dan papul sering berkembang, khususnya pada bagian tepinya. 4adang+kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. 9esi pada umumnya merupakan ber!ak terpisah satu dengan yang lainnya.(1:) "ada tinea korporis yang menahun, tanda radang akut biasanya tidak terlihat lagi. 4elainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersama+sama dengan kelainan pada sela paha. 1alam hal ini disebut tinea korporis dan kruris.(12) 0entuk khas tinea korporis yang disebabkan oleh Trichophyton concentricum disebut tinea imbrikata. Tinea imbrikata mulai dengan bentuk papul berwarna !oklat, yang perlahan+lahan menjadi besar. /tratum korneum bagian tengah ini terlepas dari dasarnya dan melebar. "roses ini setelah beberapa waktu mulai lagi dari bagian tengah, sehingga terbentuk lingkaran+lingkaran skuama yang konsentris. (() -nfeksi dermatofit se!ara ,oofilik atau geofilik lebih sering menyebabkan respon inflamasi daripada yang disebabkan oleh mikroba antropofilik. =mumnya, pasien 7-'+ positif atau imunokompromise bisa terlihat dengan abses yang dalam dan meluas. (() Tinea korporis lebih sering ditemukan sebagai asimptomatik atau gatal ringan. /e!ara obyektif tipikal lesinya mulai sebagai makula eritematosa atau papul yang menjalar dan berkembang menjadi anular, dan lesi berbatas tegas, skuama atau &esikel, tepi yang berkembang dan healing center. Tinea korporis lebih sering pada permukaan tubuh yang terbuka antara lain wajah, lengan dan bahu.(13) VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1alam patogenesisnya, jamur patogen akan menyebabkan kelainan pada kulit sehingga atas dasar kelainan kulit inilah kita dapat membangun diagnosis. %kan tetapi kadang temuan efloresensi tidak khas atau tidak jelas, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang. /ehingga diagnosis menjadi lebih tepat. (1 ) "emeriksaan mikroskopik langsung terhadap bahan pemeriksaan merupakan pemeriksaan yang !ukup !epat, berguna dan efektif untuk mendiagnosis infeksi jamur. ($) "emeriksaan 4<7 merupakan pemeriksaan tunggal yang paling penting untuk mendiagnosis infeksi dermatofit se!ara langsung dibawah mikroskop dimana terlihat hifa diantara material keratin.(#) 6ambaran effloresensinya sebagai berikut ($)

Penyakit jamu Tinea kapitis "itiriasis &ersikolor Bukan Penyakit jamu ;ritasma <bat tetrasiklin VII. DIAGNOSIS

!"# e$en$i 7ijau, biru kehijauan 4uning keemasan E%%"# e$en$i Merah bata kuning

1iagnosis ditetapkan berdasarkan gambaran klinis dan lokalisasinya atau pemeriksaan sediaan langsung kerokan lesi dengan larutan 4<7 2:), untuk melihat elemen jamur dermatofit. 0iakan jamur diperlukan untuk identifikasi spesies jamur penyebab yang lebih akurat.(1:) 1iagnosis pasti digunakan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop untuk mengidentifikasi adanya hifa dan spora untuk mengetahui infeksi dermatofit. -nfeksi dapat dikonfirmasi atau beberapa dari keadaan ini diidentifikasi dari hasil positif kerokan oleh kultur jamur. (1 ) VIII. DIAGNOSIS BANDING 0ergantung &ariasi gambaran klinis, tinea korporis kadang sulit dibedakan dengan beberapa kelainan kulit yang lainnya. %ntara lain dermatitis kontak, dermatitis numularis, dermatitis seboroik, ptiriasis rosea,($,12) dan psoriasis.($,(,12) =ntuk alasan ini, tes laboraturium sebaiknya dilakukan pada kasus dengan lesi kulit yang tidak jelas penyebabnya. ($) 4elainan kulit pada dermatitis seboroik selain dapat menyerupai tinea korporis, biasanya dapat terlihat pada tempat+tempat predileksi, misalnya dikulit kepala, lipatan+ lipatan kulit, misanya belakang telinga, daerah nasolabial dan sebagainya. "soriasis dapat dikenal dari kelainan kulit dari tempat predileksi, yaitu daerah ekstensor, misalnya lutut, siku dan punggung. 4ulit kepala berambut juga sering terkena pada penyakit ini. %danya lekukan lekukan pada kuku dapat pula menolong untuk menentukan diagnosis. (12) "itiriasis rosea, yang distribusi kelainan kulitnya simetris dan terbatas, tubuh dan bagian proksimal anggota badan, sukar dibedakan dengan tinea korporis tanpa heral patch yang dapat membedakan penyakit ini dengan tinea korporis. "emeriksaan laboratoriumlah yang dapat memastikan diagnosisnya. (12) I&. PENATALAKSANAAN

Menghilangkan faktor predisposisi penting, misalnya mengusahakan daerah lesi selalu kering dan memakai baju yang menyerap keringat. %. Terapi topikal Terapi direkomendasikan untuk infeksi lokal karena dermatofit biasanya hidup pada jaringan. 0erbagai ma!am preparat imida,ol dan alilamin tersedia dalam berbagai formulasi. 1an semuanya memberikan keberhasilan terapi ((:+ 1::)). Terapi topikal digunakan 1+2 kali sehari selama 2 minggu tergantung agen yang digunakan. Topikal a,ol dan allilamin menunjukkan angka perbaikan perbaikan klinik yang tinggi.(() 0erikut obat yang sering digunakan > 1. Topi!al a,ol terdiri atas > a. ;!ona,ol 1 ) b. 4eto!ona,ol 2 ) !. ?lotrina,ol 1) d. Mi!ona,ol 2) dll. 1eri&at imida,ol bekerja dengan !ara menghambat en,im 1 +alfa+ dimetilase pada pembentukan ergosterol membran sel jamur. ((,1#) 2. %llilamin bekerja menghambat allosterik dan en,im jamur skualen 2,3 epoksidase sehingga skualen menumpuk pada proses pembentukan ergosterol membran sel jamur.(1:) yaitu aftifine 1 ), butenafin 1) Terbinafin 1) (fungisidal bersifat anti inflamasi ) yang mampu bertahan hingga ( hari sesudah pemakaian selama ( hari berturut+turut.((,1#) 3. /ikloklopirosolamin 2) (!at kuku, krim dan losio) bekerja menghambat masuknya bahan esensial selular dan pada konsentrasi tinggi merubah permeabilitas sel jamur merupakan agen topikal yang bersifat fungisidal dan fungistatik, antiinflamasi dan anti bakteri serta berspektrum luas.(() . 4ortikosteroid topikal yang rendah sampai medium bisa ditambahkan pada regimen anti jamur topikal untuk menurunkan gejala. Tetapi steroid hanya diberikan pada beberapa hari pertama dari terapi. (#,() 0. Terapi sistemik "edoman yang dikeluarkan oleh American Academy of Dermatology

menyatakan bahwa obat anti jamur (<%@) sistemik dapat digunakan pada kasus hiperkeratosis terutama pada telapak tangan dan kaki, lesi yang luas, infeksi kronis, pasien imunokompromais, atau pasien tidak responsif maupun intoleran terhadap <%@ topikal. (1#) 1. 6riseoful&in ((,1#) <bat ini berasal dari penicillium griceoful um dan masih dianggap baku emas pada pengobatan metafase. 2. 4etokona,ol (1#) Merupakan <%@ sistemik pertama yang berspektrum luas, fungistatik, termasuk golongan imida,ol. %bsorbsi optimum bila suasana asam. 3. Alukona,ol (1#) Mempunyai mekanisme kerja sama dengan golongan imida,ol, namun absorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan atau kadar asam lambung. ) -trakona,ol (1#) Merupakan <%@ golongan tria,ol, sangat lipofilik, spektrum luas, bersifat fungistatik dan efektif untuk dermatofita, ragi, jamur dismorfik maupun jamur dematiacea. %bsorbsi maksimum di!apai bila obat diminum bersama dengan makanan. #. %mfosterin 0 (1#) Merupakan anti jamur golongan polyen yang diproduksi oleh !treptomyces nodosus. 0ersifat fungistatik, pada konsentrasi rendah akan menghambat pertumbuhan jamur, proto,oa dan alga. 1igunakan sebagai obat pilihan pada pasien dengan infeksi jamur yang membahayakan jiwa dan tidak sembuh dengan preparat a,ol. infeksi dermatofit genus Trichophyton, Microsporum, Epidermophyton. 0erkerja pada inti sel, menghambat mitosis pada stadium

&. PROGNOSIS =ntuk tinea korporis yang bersifat lokal, prognosisnya akan baik dengan tingkat

kesembuhan (:+1::) setelah pengobatan dengan a,ol topikal atau allilamin atau dengan menggunakan anti jamur sistemik. (() &I. KESIMPULAN Tinea korporis adalah penyakit dermatofit pada kulit glabrosa, selain kulit kepala, wajah, kaki, telapak tangan dan kaki, janggut dan lipatan paha.(1,2,3) Manifestasinya akibat infiltrasi dan proliferasinya pada stratum korneum dan tidak berkembang pada jaringan yang hidup.( ) Metabolisme dari jamur diper!aya menyebabkan efek toksik dan respon alergi. Tinea korporis umumnya tersebar pada seluruh masyarakat tapi lebih banyak pada didaerah tropis. (1) Tinea korporis lebih sering ditemukan sebagai asimptomatik atau gatal ringan. /e!ara obyektif tipikal lesinya mulai sebagai makula eritematosa atau papul yang menjalar dan berkembang menjadi anular, dan lesi berbatas tegas, skuama atau &esikel, tepi yang berkembang dan healing center. Tinea korporis lebih sering pada permukaan tubuh yang terbuka antara lain wajah, lengan dan bahu.(13) =ntuk tinea korporis yang bersifat lokal, prognosisnya akan baik dengan tingkat kesembuhan (:+1::) setelah pengobatan dengan a,ol topikal atau allilamin atau dengan menggunakan anti jamur sistemik (()

DA!TAR PUSTAKA 1. "atel /, MeiBner @%, /mith M0, M!6innis M8. /uperfi!ial my!oses and dermatophytes. -n > Tyring /4, 9upi <, 7engge =8, editors. Tropi!al

dermatology. ?hina> ;lsen&ier in!, 2::$. p.1.#+22. 2. 3elson MM, Martin %6, 7effernan M". Aungal disease with !utaneus in&ol&ement. -n > Areedberg -M, ;isen %5, *olff 4, %usten 4A, 6oldsmith 9%, 4at, /-. Ait,patri!kCs> 1ermatology in general medi!ine. $th ed. 3ew Dork> M! graw hill, 2:: .p>12:.+2::1. 3. /obera @<, ;lewski 0;. Aungal disease. -n > 0olognia @9, @ori,,o @9, 8aiini 8", editors. 1ermatology. /pain > ;lse&ier /!ien!eE 2::3. p.11( +.3. . 8ook, *illkinson, ;bling. My!ology. -n > ?hampion 87, 0urton @9, ;bling A@6, editors. TeBt book of dermatology. #th ed. 9ondon > 0la!kwell s!ientifi! publi!ation,1222. p.11 .+2. #. 7abif T". ?lina!al dermatology.
th

ed. ;dinburgh> Mosby, 2::

$. 6oedadi M7, /uwito "/. Tinea korporis dan tinea kruris. -n > 0udimulja =, 4uswadji, 0ramono 4, Menaldi /9, 1wihastuti ", *idaty /, editors. 1ermatomikosis superfisialis. @akarta> 0alai penerbit A4=-, 2:: .p.31+ (. 8ushing M;. Tinea !orporis. <nline journal. 2::$ @une 22E a&ailable fromE http>FFwww.emedi!ine.!omFaspFtinea !orporisFarti!leFpage typeG%rti!le.htm .. Ait,patri!k T0, @ohnson 8%, *olff 4, /uurmond 1. ?olour atlas and synopsis of !lini!al dermatology. %thed 3ew Dork> M! graw hill.1222. 2. 3oble /9, Aorbes 8?, /tamm "9. 1iagnosis and management of !ommon tinea infe!tions. 122. @uly 1, a&ailable from> Hhttp>FFwww.afp.orgFjournalFaspF.htmI 1:. %miruddin M1. -lmu penyakit kulit. Makassar> "er!etakan 94i/, 2::3. 11. %llen 7b, 8ippon @*. /uperfi!ial and deep my!oses. -n > Mos!hella /9, 7urley 7@. 1ermatology. 2nd ed. "hiladelphia> *.0. /auders !ompany, 1222. p.(32+(# 12. 0udimulja =. Mikosis. -n > 1juanda %, 7am,ah M, %isyah /. editors. -lmu penyakit kulit dan kelamin. 3rd ed. @akarta> 0alai penerbit A4=-, 2::2.p.22+3. 13. %rndt 4%, 0owers 4;. Manual of dermatology therapeuti!s with essential of diagnosti!. $th ed. "hiladelphia> 9ippin!ot *illiams J willkins.2::2. 1 . 3ugroho /%. "emeriksaan penunjang diagnosis dermatomikosis superfisialis. -n > 0udimulja =, 4uswadji, 0ramono 4, Menaldi /9, 1wihastuti ", *idaty /, editors. 1ermatomikosis superfisialis. @akarta> 0alai penerbit A4=-, 2:: .p.22+ 1:$.

1#. 4uswadji, *idaty 4/. <bat anti jamur. -n > 0udimulja =, 4uswadji, 0ramono 4, Menaldi /9, 1wihastuti ", *idaty /, editors. 1ermatomikosis superfisialis. @akarta> 0alai penerbit A4=-, 2:: .p.1:.+1$.

Anda mungkin juga menyukai