Anda di halaman 1dari 7

Yesus Bagi Kita

Baca: 1 Kor. 1:30-31, Efesus 1:3 & 1:7 & 3:8, Kol, 1:12-14, 2:9-10, 1 Tes. 5:23-24

Fokus anda adalah sangat penting dalam menggenapi tujuan yang Tuhan telah beri. Berfokus pada Yesus yang adalah Pencipta dan Penyelesai iman kita. 1 Kor.30-31 Tapi oleh Dia kamu berada di dalam Kristus Yesus yang oleh Allah telah menjadi Hikmat bagi kita, dan (anugerah) Kebenaran dan Pengudusan dan Penebusan - karena itu seperti ada tertulis, Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan. Yesus adalah Hikmat kita. Ini berarti karena anda berada di dalam Kristus maka anda akan mengetahui apa yang harusnya dilakukan, apapun situasinya. Alkitab tidak berkata bhwa orang yang terkaya didunia adalah hikmat anda. Tidak, Yesus, Pencipta dunia, jagad raya, dan segala yang berada di dalamnya, Ia adalah Hikmat anda.

Yesus adalah Anugerah Kebenaran anda, berarti anda bisa menghadap Allah seperti layaknya Yesus bisa menghadap Allah Bapa dan anda bisa menerima semua hak-hak dan berkat perjanjian karena anda adalah benar dengan Allah melalui Yesus. Yesus adalah Pengudusan anda: Apakah anda pernah mencoba untuk memisahkan diri anda dari hal2 atau gaya hidup yang keliru namun akhirnya anda kembali melakukan hal yang sama? Lihatlah pada Yesus, yang adalah Pengudusan anda, kuasaNya bekerja memisahkan anda dari hal2 tersebut yang merusakkan. Dengan memandang kemuliaan Allah, Roh Kudus mengubahkan anda kepada gambaran yang sama, dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lain. Tetaplah memandang kemuliaan Tuhan, bukannya kesalahan2 masa lalu dan kekurangan2. Ini adalah hari yang baru. Kasih setiaNya selalu baru setiap pagi. Yesus adalah Penebusan anda: Tebus berarti mendapat atau memiliki kembali (sesuatu) setelah memberi imbalan. Yesus telah memperoleh kepemilikan atas diri anda dan segala sesuatu mengenai diri anda melalui darahNya. Ia memperdulikan anda. Semua berkat2Nya, segala yg dibutuhkan telah diperolehNya bagi anda. Yesus adalah Penebusan anda.

Sumber : Ps. Edwin H. Hicks

"KETULUSAN HATI"

"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat

hati."". (1 Samuel 16:7).

Wajahnya lugu. Sederhana. Tutur katanya simpatik. Soal gaji sih terserah saja. Saya terima. Yang penting bisa kerja membantu Tuan dan Nyonya, ujar Yati. Sang majikan terkesan. Yati diterima menjadi pembantu rumah tangga. Ia dipercaya. Kunci-kunci rumah dipegangnya. Dua bulan kemudian, majikannya sangat kaget ketika tiba di rumah. Semua barang berharga mereka habis terkuras. Yati lenyap. Rupanya ia adalah anggota sindikat perampok yang beraksi dengan bepurapura menjadi pembantu. Wajahnya tulus, namun hatinya bulus! Sulit mencari orang berhati tulus. Langka, tetapi sangat berharga. Waktu mencari pengganti Yudas, para murid tidak mencari orang hebat. Belajar dari pengkhianatan Yudas, mereka sadar bahwa faktor terpenting yang harus ada dalam diri seorang murid adalah ketulusan hati. Namun siapa yang bisa mengenal isi hati? Tuhan! Mereka pun lantas berdoa: Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih . Soal hati itu perkara penting. Percuma menjadi orang berprestasi apabila tanpa ketulusan hati. Akhirnya, Tuhan memilih Matias, tokoh yang tidak terkenal. Namanya tak pernah muncul dalam kitab Injil. Ia bekerja dibalik layar. Namun, ketulusan hatinya membuat Tuhan berkenan. Orang yang tulus hati membuat rencana tanpa intrik. Berbicara tanpa melebih-lebihkan. Memberi bantuan tanpa pamrih. Menampilkan diri apa adanya tanpa berusaha terlihat suci. Ia benci kemunafikan dan kepalsuan. Seperti itukah Anda? Apakah Anda dikenal sebagai orang yang tulus hati?

Tanpa hati yang diwarnai ketulusan, Anda tidak bisa membuat Allah terkesan.

TUHAN ITU MURAH HATI


Baca: Mazmur 30:1-13 "Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai." Mazmur 30:6 Kita adalah orang-orang yang beruntung karena memiliki Tuhan yang hidup dan berlimpah kemurahan. "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru

tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Ayat ini menegaskan bahwa kasih setia Tuhan tidak berkesudahan, rahmatNya takkan pernah habis dan selalu baru. Luar biasa! Salah satu contoh orang yang beroleh kemurahan dari Tuhan adalah Rahab. Siapa itu Rahab? Alkitab mencatat bahwa Rahab adalah seorang wanita sundal yang tinggal di Yerikho, sebuah kota yang dikutuk oleh Yosua. Sebagai wanita sundal, bukankah ia masuk kategori sebagai 'sampah' masyarakat? Bagaimana mungkin ia beroleh kemurahan dari Tuhan? Bukan tanpa alasan bila Rahab mengalami pembelaan Tuhan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa "...ia telah menyembunyikan orang suruhan yang disuruh Yosua mengintai Yerikho." (Yosua 6:25). Jadi Rahab mendapat kemurahan Tuhan karena dia memihak kepada Tuhan dengan menyembunyikan dua orang pengintai dari kejaran orang-orang Yerikho, sehingga kedua orang itu bisa dikatakan berutang nyawa kepada Rahab. Karena itu sebelum meninggalkan kota, mereka berpesan kepada Rahab supaya ia mengikatkan tali dari benang kirmizi (berwarna merah) pada jendela rumahnya. Rahab pun melakukan sesuai yang diperintahkan. Dan ketika kota Yerikho dibumihanguskan, Yosua pun berkata kepada kedua orang pengintai itu, "Masuklah ke dalam rumah perempuan sundal itu dan bawalah ke luar perempuan itu dan semua orang yang bersama-sama dengan dia, seperti yang telah kamu janjikan dengan bersumpah kepadanya." (Yosua 6:22). Tuhan tidak pernah memandang bulu atau latar belakang orang-orang yang Ia beri kemurahan. Rahab, dengan masa lalu buruk, beroleh kemurahan Tuhan karena ia telah menunjukkan kasihnya kepada orang Israel, yang ia tahu memiliki Tuhan yang hidup dan berkuasa. Alkitab mencatat bahwa Rahab salah satu saksi iman. "Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik." (Ibrani 11:31). Kemurahan Tuhan selalu mengikuti orang-orang yang percaya kepadaNya
Sumber: www.airhidupbog.blogspot.com

Mengatasi Kabar Buruk


Baca: Mazmur 4 Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN! Mazmur 4:7 Banyak orang berkata, Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita? (Mzm. 4:7). Perkataan Daud ini tampaknya menggambarkan pandangan pesimistis yang begitu mudah kita anut di tengah budaya kita masa kini. Berita di halaman depan surat kabar dan tajuk utama di Internet atau televisi tampaknya terpusat pada topik kejahatan, kecelakaan, politik, ekonomi dan para tokoh terkemuka yang berperilaku buruk. Percakapan kita di tempat kerja dan di tengah

keluarga dibumbui kabar tentang masalah demi masalah, dan suasana pun menjadi muram. Di mana kita bisa mendapat kabar yang lebih baik? Di tengah semua masalah yang dihadapinya, Daud datang kepada Tuhan, yang memberinya kelegaan (ay.2) dan mendengar doanya (ay.4). Alih-alih mengharapkan hikmah sesaat yang timbul dari keadaan yang berubah, Daud mendapat penguatan yang tidak berkesudahan di dalam Allah. Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN (ay.7). Ia pun memperoleh sukacita di dalam hati yang melampaui segala kelimpahan atau keberhasilan duniawi apa pun (ay.8). Sepanjang hidup Daud, baik sebelum atau setelah menjadi raja Israel, ia tidak pernah tidak mempunyai musuh. Namun di penghujung hari, ia bisa berkata, Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur; sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman (ay.9). Merenungkan kebenaran tentang pemeliharaan Allah atas kita yang tertulis dalam Mazmur 4 merupakan cara yang baik untuk memulai dan mengakhiri hari demi hari. Allah adalah tempat berteduh yang aman di tengah badai hidup yang menerjang.
Sumber: www.rbcindonesia.org

Hidup yang Dipenuhi Roh Kudus Baca: I Yohanes 2:3-6

Ada kalanya saya begitu berkecil hati sehingga membuat saya bertanya-tanya apakah saya harus tetap menjalani pelayanan ini. Bagaimana saya dapat berkata kepada orang lain bahwa Yesus akan memberikan damai sejahtera dan sukacita kepada mereka saat saya merasa putus asa dengan kegagalan yang saya alami untuk menjadi orang yang saleh? Saya mengerti apa artinya buah Roh itu (Galatia 5:22-23) namun tidak pernah yakin kualitas yang mana, jika pun ada, yang tampak pada diri saya dari hari ke hari.

Tuhan membiarkan saya dalam kegelisahan saya hingga saya benar-benar berkomitmen untuk mencari tahu apakah Firman-Nya itu benar atau tidak. Saya menemukan jawabannya dalam biografi Hudson Taylor, pendiri Pelayanan Pedalaman Cina. Untuk waktu yang lama ia pun merasa bahwa segala usahanya tidak memenuhi harapan Tuhan. Namun akhirnya Taylor menyadari bahwa Tuhan menginginkan orang percaya untuk mempercayai Dia sepenuhnya dan tinggal di dalam janji-janji-Nya. Jadi saat Yesus berkata untuk tinggal di dalam Dia, yang dimaksudkan-Nya adalah agar para pengikut-Nya berhenti melawan dan bergumul. Sebaliknya, mereka harus mempercayai Dia untuk menaklukkan kedagingan mereka.

Ranting pohon anggur tidak menghasilkan buah oleh karena usahanya untuk terkena sinar matahari, melainkan karena ia tinggal pada pohon anggur dan ia pun berbuah. Pohon anggur yang mengerjakan semuanya. Demikian pula, orang percaya harus menjadi satu dengan Juruselamat mereka sehingga buah roh dapat bertumbuh dalam kehidupan mereka. Sumber: www.sentuhanhati.com

Hidup Berdiam di Dalam Dia Baca: Yohanes 15:1-5

Kemarin saya bercerita kepada Anda tentang masa dimana Tuhan mengingatkan saya bahwa saya bukanlah pokok anggur Dia itulah pokok anggurnya. Selama bertahun-tahun saya berusaha untuk melakukan sendiri apa yang Yesus Kristus ingin genapi melalui diri saya; dengan kata lain, saya berusaha untuk memproduksi buah dengan melakukan perbuatan baik. Kerinduan saya adalah untuk membuat Tuhan terkesan dan mendapatkan pujian dari-Nya. Di

lain pihak, tujuan-Nya adalah agar saya bertindak seperti ranting, karena memang itulah saya, dan hanya tinggal saja pada-Nya.

Tugas Roh Kudus ialah untuk menjalani hidup Kristus melalui kita. Proses ini dikenal dengan berbagai nama, termasuk hidup yang ditukarkan, hidup yang dipenuhi Roh Kudus, dan hidup yang tinggal di dalam-Nya. Semua sebutan ini menggambarkan hidup penuh sukacita yang Paulus bicarakan dalam Galatia 2:20, Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Sang rasul mengartikan perkataannya ini secara harafiah.

Dilihat dari luar, ranting nampak seperti tidak melakukan apapun. Namun jangan sampai kita berpikir bahwa hidup di dalam-Nya adalah hidup yang pasif. Yesus merupakan teladan sempurna akan hidup yang dipenuhi oleh Roh Kudus, dan tentu saja Ia tidak hanya sekedar duduk-duduk saja! Ia bekerja keras dengan sumber kekuatan ilahi (Yohanes 8:28). Semua hikmat, pengetahuan dan keberanian Kristus didapat dari Allah melalui Roh Kudus.

Buah Roh tidak keluar dari orang percaya melalui kerja keras; orang Kristen menghasilkan buah dengan cara berserah. Kita berakar di dalam Tuhan dengan cara merenungkan Firman-Nya, berdoa, dan melayani. Bukan diri kita yang memegang kendali, sebaliknya kita harus sepenuhnya bersandar kepada-Nya. Itu bukanlah hidup yang pasif; inilah hidup berdiam di dalam Dia. Sumber: www.sentuhanhati.com

Anda mungkin juga menyukai