Anda di halaman 1dari 3

H.

Diskusi
1. Ciri morfologi apa yang menunjukkan adanya perkecambahan?

Perkecambahan ditandai dengan adanya plumula yang tumbuh menjadi batang dan radikula yang tumbuh menjadi akar. Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki

kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula. Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Perkecambahan merupakan suatu proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji. Di balik gejala morfologi dengan pemunculan radikula tersebut, terjadi proses fisiologibiokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses perkecambahan fisiologis.

2. Selama berlangsung perkecambahan fisiologis, proses apa saja yang

terjadi pada kecambah tersebut? Dalam proses perkecambahan fisiologis embrio di dalam benih yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda atau kecambah. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan. Proses perkecambahan melalui 3 tahap, yakni: (1) Perembesan air ke dalam benih (imbibisi), (2) pengaktifan proses metabolisme; dan (3) perkecambahan. (1) Imbibisi: merupakan proses penyerapan air yang berguna untuk melunakkan kulit benih dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperma. Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit benih permeabel terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu. Selain itu, air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam benih. Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel untuk gas, tetapi apabila dinding sel diimbibisi oleh air, maka gas akan masuk ke dalam sel secara difusi. Suplai oksigen akan meningkat kepada sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernapasan.

(2) Pengaktifan proses metabolism. Dimana pada tahap ini laju respirasi akibat imbibisi, akan mengaktifkan enzim-enzim yang terdapat di dalamnya sehingga terjadi proses perombakan cadangan makanan (katabolisme). Enzim-enzim yang teraktifasi pada proses perkecambahan ini adalah enzim hidrolitik untuk menguraikan cadangan makanan. Peruraian cadangan makanan bertujuan menjadikan senyawa-senyawa larut dalam air, sehingga dapat diangkut ke embryo axis, plumula, radikula dengan proses difusi atau osmose antar sel, untuk pertumbuhan. Keseluruhan proses perombakan cadangan makanan ini akan berlangsung terus dan merupakan pendukung dari pertumbuhan kecambah sampai tanaman dewasa.
(3) Perkecambahan meerupakan tahapan yang terjadi pada akhir tahap

pengaktifan. Tahapan ini merupakan akibat dari proses pembentukan selsel baru pada embrio, yang akan diikuti proses deferensiasi sel-sel, sehingga terbentuk plumula yang merupakan bakal batang dan daun, serta radikula yang merupakan bakal akar. Kedua bagian ini akan bertambah besar hingga muncul kecambah. Kecambah dinyatakan telah sempurna apabila telah mampu melakukan fotosintesis.

3. Apakah suatu biji memiliki batas-batas toleransi tertentu terhadap

berbagai faktor ekologi perkecambahan, termasuk diantaranya terhadap kebutuhan air?

4. Bagaimana mekanisme GA3 dalam pemecahan dormansi pada biji

lombok?

Pembahasan lombok Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, dapat diketahui bahwa laju perkecambahan paling cepat adalah pada biji cabai yang direndam dalam GA3 selama 1 jam. Hal ini tidak sesuai dengan referensi dimana disebutkan bahwa GA3 berfungsi dalam mempercepat pertumbuhan. GA3 dalam pengamatan

ini berfungsi sebagai giberelin. Pada keadaan ini, kandungan GA3 dalam larutan dapat mengubah pengaruh yang disebabkan oleh ABA sehingga dapat mencegah atau menghilangkan dormansi (Sasmitamihardja, 1990). Salah satu efek yang ditimbulkan oleh giberelin (GA3), adalah mendorong pemanjangan sel (Salisbury, 1995). Hal ini kemungkinan dikarenakan peletakan biji cabai antara biji perendaman 1 jam dengan perendaman 6 jam tidak sama. Sehingga meskipun tumbuh bersama pada hari ke 3, biji dengan lama perendaman 1 jam lebih cepat mencapai 90% berkecambah karena dinilai usianya paling tua dan lebih dulu mendapat keadaan sesuai pada medium kapas dibanding lama perendaman 6 jam yang baru diletakkan pada medium 5 jam setelahnya. Perbedaan juga didapat dari panjang batang kecambah cabai. Kecambah dengan batang paling panjang adalah batang dari cabai dengan perendaman 6 jam. Hal ini sesuai dengan teori dimana giberelin sangat berperan dalam mendukung perpanjangan sel. Giberelin mempunyai peranan dalam mendukung perpanjangan sel, aktivitas kambium dan mendukung pembentukan RNA baru serta sintesis protein. Kebanyakan tanaman memberikan respon terhadap pemberian

GA3 dengan pertambahan panjang batang. Pengaruh GA3 terutama di dalam perpanjangan ruas tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel-sel pada ruas-ruas tersebut bertambah besar. Peran giberelin dalam pemanjangan batang merupakan hasil dari 3 proses. Proses pertama adalah pembelahan di daerah ujung batang. Proses kedua adalah giberelin memacu pertumbuhan sel dengan cara meningkatkan hidrolilis amilum, fruktan dan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa sehingga dapat digunakan untuk respirasi yang menghasilkan energi. Energi tersebut kemudian akan digunakan untuk pembentukan dinding sel dan komponen-komponen sel lain sehingga proses pembentukan sel dapat berlangsung dengan cepat. Giberelin juga menurunkan potensial air sehingga air dapat masuk ke dalam sel dengan lebih cepat dan terjadi pembentangan sel. Proses ketiga adalah giberelin meningkatkan plastisitas dinding sel. Giberelin juga memenuhi kebutuhan beberapa spesies akan masa dingin untuk menginduksi pembungaan atau agar berbunga lebih awal (vernalisasi). (Lui Loy, 1976).

Anda mungkin juga menyukai