Anda di halaman 1dari 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori Proses pengadukan (agitation) menunjukkan usaha yang menghasilkan gerakan materi menurut cara tertentu (dengan arah dan pola tertentu) pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Sedangkan proses pencampuran (mixing) merupakan peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar ke bahan yang lain.dan sebaliknya, sedangkan bahanbahan itu sebelum terpisah dalam dua fase atau lebih. Pengadukan memegang peranan yang sangat penting dalam dunia industri, hal ini disebabkan digunakannya berbagai macam bahan dan di dalam pencampurannya diperlukan adanya suatu pengadukan. Seringkali keefektifitasan proses pengadukan atau pencampuran memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu rangkaian operasi dalam industri kimia.
(Geankoplis, 1993)

Berdasarkan

eankoplis, !""#, proses pengadukan pada suatu $at cair dilakukan

mengingat apa yang menjadi tujuan dari langkah pengolahan itu sendiri. %ujuan dari pengadukan antara lain adalah untuk : !.&embuat suspensi partikel $at padat. '.&encampur $at cair yang saling larut (miscible), misalnya ( methanol dan air. #.&enyebarkan (dispersi) gas dalam $at cair dalam bentuk gelembung kecil ).&enyebarkan $at cair yang tidak dapat bercampur dengan $at cair lain, sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus. *.&empercepat perpindahan panas antara $at cair dengan koil atau jaket. +alam beberapa proses di industri, pengaduk (agitator) digunakan juga untuk beberapa tujuan sekaligus, seperti dalam proses hidrogenasi katalitik dari suatu $at cair. +alam proses hidrogenasi, gas hidrogen didispersikan melalui $at cair dimana terdapat partikel-partikel katalis padat dalam keadaan tersuspensi, sementara panas reaksi diangkut keluar melaui koil pendingin atau jaket
(McCabe, 1993)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-'

+alam proses pengadukan tersebut beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain( 1. Kecepatan Putaran (N) -ecepatan putaran dapat mempengaruhi proses pengadukan, di mana semakin cepat putaran maka pengadukan akan semakin homogen. '. Jenis pengaduk (impeller) .da ) faktor yang mempengaruhi pemilihan impeller yaitu ( a. b. c. d. beroperasi secara batch atau kontinyu /iskositas li0uida /olume bejana atau waktu tinggal yang dibutuhkan .liran laminer atau turbulent

1at cair paling sering diaduk di dalam suatu tangki atau bejana, umumnya berbentuk silinder dengan sumbu pusat 2ertikal. Bagian atas bejana itu dapat dibiarkan terbuka ke udara bebas, namun biasanya tertutup. Bagian dasar dari tangki bentuknya membulat, tidak mendatar, dengan tujuan untuk mengurangi sudut 3 sudut tajam atau daerah 3 daearh yang sulit ditembus arus fluida teraduk. Sementara kedalaman $at cair biasanya hampir sama dengan diameter tangki. +i dalam tangki terpasang suatu impeller pada ujung sebelah poros menggantung (poros ditumpu dari atas). Poros itu digerakkan oleh motor yang kadang-kadang dihubungkan langsung dengan poros itu, namun biasanya dihubungkan melalui suatu gear-box yang berfungsi untuk menurunkan kecepatannya. .da dua macam impeller pengaduk, yaitu ( (!) Axial lo! impeller, membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller.

Gambar II.1 .4ial 5low ,mpeller

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-#

(') "adial lo! impeller, yang membangkitkan arus pada arah tangensial atau radial.

Gambar II. 2 6adial 5low ,mpeller Sedangkan dari segi bentuknya, ada # jenis impeller yaitu ( propeller (baling 3 baling), paddle (dayung), dan turbin.
(McCabe, 1993)

Propeller Propeller adalah impeller a4ial 3 flow berkecepatan tinggi, digunakan untuk li0uid dengan 2iskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar dengan kecepatan motor penuh, sekitar !!*7 sampai !8*7 rpm. Sedangkan yang berukuran besar berputar dengan kecepatan antara )77 sampai 977 rpm. .rah aliran yang meninggalkan impeller melalui li0uid pada arah tertentu sampai dibelokkan oleh lantai atau dinding tangki. Pisau propeller memotong atau :menggeser; li0uid dengan kuat. -arena arus yang dihasilkannya relatif konstan, propeller efektif digunakan pada 2essel yang berukuran besar. +iameter propeller jarang yang melebihi !9 inchi, tak tergantung pada diameter tangki. +alam tangki-tangki yang dalam dapat dipasang dua propeller atau lebih pada satu poros, biasanya mengarahkan $at cair pada arah yang sama. -adang-kadang dua propeller itu bekerja pada arah yang berlawanan (p#s$ p#ll) sehingga menciptakan $ona $at cair yang sangat turbulen di antara kedua propeller itu.
(McCabe, 1993)

Gambar II. 3 Propeller kapal berdaun tiga

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-)

ambar ,,.# merupakan contoh propeller biasa. Propeller yang paling banyak dipakai ialah propeller kapal berdaun tiga dengan s%#are pitc$, sedangkan yang berdaun empat bergigi atau rancangan lain hanya digunakan untuk tujuan 3 tujuan khusus.
(McCabe, 1993)

Paddle (pedal) <ntuk permasalahan yang sederhana, tangki pengaduk menggunakan paddle yang terpasang pada shaft 2ertikal. Paddle dengan dua atau empat pisau adalah yang paling umum digunakan. -adang 3 kadang pisau itu membentuk sudut tertentu, tapi seringkali 2ertikal. Paddle berputar pada kecepatan rendah sampai sedang pada bagian tengah tangki, menekan li0uid agar berputar secara radial atau tangensial tanpa gerakan 2ertikal, kecuali pisau paddle membentuk sudut. Pada tangki yang dalam dapat dipasang ' atau lebih paddle pada satu shaft. +alam industri, paddle berputar dengan kecepatan antara !7 sampai !*7 rpm. Panjang total dari paddle berkisar antara *7 sampai 97 = dari diameter tangki. Sedangkan lebar pisaunya antara !>? sampai !>!7 dari panjangnya. Pada kecepatan sangat rendah, pengaduk paddle menghasilkan pencampuran yang baik pada tangki tanpa baffle. Sedangkan pada kecepatan yang tinggi, penggunaan baffle sangat perlu. -alau tidak, li0uida akan berputar didalam tangki tetapi hanya sedikit terjadi percampuran.
(Geankoplis, 1993)

Panjang total paddle impeller biasanya antara ?7 3 97 = dari diameter bejana. @ebar daunnya !>? 3 !>!7 dari panjangnya. Pada kecepatan yang sangat rendah, paddle dapat memberikan pengadukan sedang dalam bejana tanpa baffle, pada kecepatan yang lebih tinggi pemakaian baffle dibutuhkan, sebab bila tidak, $at cair itu akan bergerak berputar saja mengelilingi bejana dengan kecepatan tinggi tanpa mengalami pencampuran.
(Geankoplis, 1993)

+iameternya berkisar antara #7 3 *7 = dari diameter bejana. Pada $at cair yang ber2iskositas rendah, turbin ini menimbulkan arus yang sangat deras yang berlangsung di keseluruhan bejana, mencapai kantong-kantong stagnan dan merusaknya.
(McCabe, 1993)

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-*

(a)

(b)

Gambar II. 4 +ua macam pengaduk jenis &addle (a) o#r - blade paddle, (b) Anc$or paddle T rbi! +iameter turbin lebih kecil daripada paddle, berkisar antara #7 sampai *7 = diameter tangki. %urbin efektif digunakan pada li0uid dengan 2iskositas yang luas. Pada li0uida dengan 2iskositas rendah turbin menghasilkan arus yang kuat di seluruh bagian tangki. Berdasarkan &cAabe, !""#, turbin semi terbuka yang dikenal dengan 'aned disk digunakan untuk menyebarkan atau melarutkan gas didalam li0uida. as dimasukkan dibawah impeller, pada sumbunya, baling 3 baling menarik gelembung gas yang besar ke atas dan memecahnya menjadi gelembung 3 gelembung yang lebih kecil. Bal ini meningkatkan area kontak antara gas dengan li0uid.

(a)

(b) turbineC (c) 2ertical cur2ed blade turbine.

(c)

Gambar II. " %ipe 3 tipe turbin ( (a) open straight blade turbineC (b) bladed disk

3( Jenis bahan Pencampuran fluida yang dapat tercampur (miscible fluida) dengan 2iskositas rendah, dapat dikerjakan secara efisien dengan peralatan sederhana, dengan jalan membuat turbulensi oleh gerakan fluida yang relatif atau melalui : lo! constrictor;. +engan kenaikan 2iskositas dan atau ketidak 3 campuran (immiscibilit)), maka diperlukan energi mekanis tambahan dalam berbagai bentuk.
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-?

*( Power (P) Power atau daya yang diperlukan untuk melakukan proses pengadukan tergantung jebis bahan yang digunakan, di mana apabila bahan yang digunakan adalah bahan yang saling tidak tercampur atau :immiscibilit); maka tenaga atau power yang dibutuhkan maka semakin besar dan sebaliknya.
(Geankoplis, 1993)

Pola Alira! dalam Ta!#$i Pe!#ad $ Pola aliran di dalam tangki pengaduk tergantung dari properti fluida, geometri tangki, tipe dari baffle, dan pengaduk itu sendiri. Dika propeller atau pengaduk lainnya dipasang 2ertikal di tengah tangki tanpa baffle, pola aliran berbentuk pusaran biasanya terbentuk. Secara umum ini tidak diinginkan karena akan memasukkan udara secara berlebihan, membentuk 2orte4 yang besar, menimbulkan gelombang dan sejenisnya terutama pada kecepatan tinggi. <ntuk mencegah hal ini, propeller dapat diletakkan tidak ditengah bagian dari tangki dengan tenaga yang kecil. Ealau demikian, pada pengadukan yang kuat dengan tenaga yang lebih besar, tenaga yang tidak seimbang dapat membatasi penggunaan pada penggunaan tenaga yang lebih besar. -ecepatan fluida di setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen. -omponen pertama ialah komponen radial yaitu komponen yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap poros impeller. -omponen kedua ialah komponen longit#dinal yaitu komponen yang bekerja pada arah sejajar dengan poros. Sedangkan yang ketiga adalah komponen tangemsial atau rotasional, yang bekerja pada arah garis singgung lintasan lingkaran di sekeliling poros. +i dekat impeller itu terdapat $one arus deras yang sangat turbulen dengan geseran yang kuat. .rus utamanya bersifat radial dan tangensial. -omponen tangensialnya menimbulkan 2orteks sehingga diperlukan baffle atau diffuser untuk meredam arus putar yang terjadi dan agar impeller itu menjadi sangat efektif.
(McCabe, 1993)

+alam desain tangki pengaduk, faktor yang paling penting adalah besarnya tenaga (power) untuk menggerakkan impeller. -arena besarnya power yang dibutuhkan tidak dapat diprediksi secara teoritis, maka hubungan empirirs telah dikembangkan untuk memeprediksi besarnya power yang dibutuhkan. .da tidaknya turbulensi dapat dihubungkan dengan 6eynold Fumber (F6e), Power number (Fpo) dan 5ourd Fumber (F5r) dari impeller, yang didefinisikan sebagai berikut (
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-8

F6e adalah reynold number atau suatu nilai yang mana dalam suatu aliran dipakai untuk menentukan jenis aliran yang ada dalam suatu larutan.

Fre =

+ a .F.K ................................................................................................(!) J

'

+imana ( +a G diameter impeller (m) F G kecepatan rotasi (re2>s) G densitas fluida (kg>m#) G 2iskositas fluida (kg>m.s)

+alam menghitung nilai F6e faktor 3 faktor yang harus diperhatikan adalah ( Viskositas ( ) adalah kemampuan suatu fluida untuk menahan aliran fluida. &etode dalam menentukan nilai 2iscositas dapat digunakan ' metode yaitu ( a( Metode bola +at#$ Haitu metode yang dilakukan dengan cara menjatuhkan bola pada suatu larutan dimana dilihat kecepatan jatuhnya dan 2olume bertambahnya larutan setelah bola itu jatuh. b( Metoda 'iskometer ,s!alt Haitu metode yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan kedalam 2iskometer oswalt dan ditiup pada lubang 2iskometer. +ilihat waktu kembalinya cairan tersebut kedalam dasar 2iskometer. Hang sering digunakan dalam percobaan adalah metode 2iskometer Iswalt. Berikut merupakan tabel 2iskositas gas dan li0uid pada temperatur !7!,#' kPa.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-9

Tabel II.1 /iskositas dari gas dan li0uid pada temperatur !7!,#' kPa as Substansi %emperatur (-) /iskositas (Pa.s) !7 or (kg>m.s)!7#
#

@i0uid /iskositas 6ef Substansi %emperatur (Pa.s) !7# 6ef (-) or (kg>m.s)!7# F! 6! 6! 6! .ir Ben$en lycerol Bg '"# #8# '89 '"# '"# !.77!" 7.'9'! 7.9!? !7?" !.** S! S! 6! @! 6'

<dara AI' AB) AI'

'"# '8# '"# #8#

7.7!9!# 7.7!#87 7.7!79" 7.7!?#7

6! Ili2e Iil

(-#mber : eankoplis, A. D., ./ransport &rocesses and 0nit ,perations1, #rd edition, !""#) Densitas ( ) adalah berat jenis suatu $at atau bahan, yang mana dapat dihitung dengan menggunakan rumus (

(berat pikno M $at) 3 (berat pikno kosong) LLLLLLLLL(') /olume pikno

+imana (

G densitas (kg>m#)
+i bawah ini adalah tabel densitas air pada temperatur 7 sampai !77 7A.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-"

Tabel II.2 +ensitas air pada temperatur 7 sampai !77 7A %emperatur o A '8#.!* 7 '88.!* '9#.!* '"#.!* '"9.!* #7#.!* ) !7 '7 '* #7 +ensitas g>cm# -g>m# 7."""98 """.98 !.77777 7."""8# 7.""9'# 7.""879 7.""*?9 !777.77 """8# ""9.'# ""8.79 ""*.?9 %emperatur o A #'#.!* ###.!* #)#.!* #*#.!* #?#.!* *7 ?7 87 97 "7 +ensitas g>cm# -g>m# 7."9978 7."9#') 7."889! 7."8!9# 7."?*#) "99.78 "9#.') "88.9! "8!.9# "?*.#)

#8#.!* !77 7."*9#9 "*9.#9 #!#.!* )7 7.""''* ""'.'* (-#mber : eankoplis, A. D., ./ransport &rocesses and 0nit ,perations1, #rd edition, !""#) Berdasarkan 6umus ( P G Fp..F#.+a* +imana ( P G power (Eatt) F G laju putar pengaduk (rps) G percepatan gra2itasi (m>s') +a G diameter pengaduk (m) G densitas (kg>m#) %etapi dalam percobaan rumus yang digunakan adalah ( P G/4, LLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL()) LLLLLLLLLLLLLLLLLL(#) eankoplis, !""#, Power (P) adalah tenaga yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dalam waktu tertentu.

+imana ( / G daya atau tegangan dalam (2olt) , G arus listrik (m.)


Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-!7

%or&e' /orte4 adalah putaran air yang memebentuk aliran yang bergerak secara tangensial. /orte4 pada permukaan $at cair ini yang terjadi karena adanya sirkulasi aliran laminer cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai lapisan tanpa adanya aliran longitudinal antara lapisan-lapisan itu. Bila di dalam sistem terdapat partikel $at padat maka arus sirkulasi akan melemparkan padatan itu dengan gaya sentrifugal ke arah luar, yang lalu bergerak ke bawah dan setelah sampai di dasar tangki akan menuju ke pusat. Bal ini menyebabkan pencampuran yang diharapkan tidak terjadi, melainkan timbul pemisahan antara lapisan atas dan bawah yang harus dihindari.

Gambar II. ( /orte4 Berdasarkan &cAabe, !""# Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan 2orteks antara lain ( a. &emasang impeller tidak tepat pada sumbu tangki. &etode ini digunakan untuk tangki yang berukuran agak kecil. b. +engan memasang ba le (sekat) yang berfungsi merintangi aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial atau longitudinal. 2a le yang sederhana namun efektif dapat dibuat dengan memasang bilah-bilah 2ertikal terhadap dinding tangki. <ntuk tangki pengaduk yang menggunakan turbin, lebar maksimal ba le yang digunakan adalah !>!' diameter tangki, untuk propeller lebar ba le maksimalnya !>!9 diameter tangki.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-!!

c. <ntuk tangki yang besar, agitator dipasang di sisi tangki dengan porosnya pada arah hori$ontal, tetapi membuat sudut dengan jari-jari tangki.
(Geankoplis, 1993)

(a)

(b)

Gambar II. ) %angki berbaffle dan pengaduk jenis t$ree blade propeller dengan pola aliran a4ial ( (a) tampak samping, (b) tampak bawah

Gambar II. * +imensi turbin dan tangki Berdasarkan eankoplis, !""#, tangki pengaduk yang terdapat dalam gambar secara eometri proporsi dari sistem pengadukan diperhatikan dari

umum digunakan dalam proses industri. <ntuk design system pengaduk biasanya sering menggunakan berbagai type. type pengadukan :standard;.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-!'

Pemakaian power direlasikan untuk () densitas fluida, () 2iskositas fluida, (F) kecepatan rotasional dan (+a) diameter impeller sehingga diperoleh rumus (

F po =

p + a 4F # 4K *

.....................................................................................(*)

+imana ( P G power (D>s atau Eatt) Berdasarkan eankoplis, !""#, kur2a untuk FPo 2s F6e ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar II. + -ur2a FPo 2s F6e +imana ( -ur2a ,. 5lat si4 3 blade turbine dengan piringan + a>E G *, masing 3 masing terdapat ) baffle +t>D G!' -ur2a '. 5lat si4 3 blade turbine terbuka +a>E G 9, masing 3 masing terdapat ) baffle +t>D G!'

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-!#

-ur2a #. 5lat si4 3 blade turbine terbuka tetapi blade membentuk sudut )*o +a>E G 9, masing 3 masing terdapat ) baffle + t>D G!' -ur2a ). Propeller ( pitch G '+ a, masing 3 masing terdapat ) baffle + t>D G!7, juga berhubungan untuk beberapa propeller dalam posisi tengah tanpa baffle. -ur2a *. Propeller ( pitch G +a, masing 3 masing terdapat ) baffle +t>D G!7, juga berhubungan untuk beberapa propeller dalam posisi tengah tanpa baffle. ,a-am.ma-am ,i'er 1( &lenetar) mixer

Gambar II.1/ Plenetary mi4er &lenetar) mixer adalah alat pencampuran bahan 'isco#s, seperti pasta. Prinsip penerapannya untuk mencampur bahan yang ber2iskositas tinggi dan berbentuk pasta adalah kinerja yang bergntung pada kontak langsung antara material pencampur dengan bahan yang akan dicampur. &lenetar) mixer terdiri dari bejana atau wadah yang bersifat stasioner, sedangkan pengaduk bergerak melingkar sehingga pengaduk bergerak secara berulang melewati seluruh bagian bejana. Pada pengadukan bejana seharusnya berada dalam keadaan tertutup agar adonan tidak tumpah pada saat pengadukan. -arakteristik proses pencampuran pada planetar) mixer antara lain, bahan padat dapat mengalir, prinsip hampir sama dengan pencampuran bahan 2iscous, membutuhkan tenaga yang lebih ringan>kecil dari pada pencampuran bahan pasta, tidak ada aliran bahan ke pengaduk

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-!)

dengan sendirinya. -emudian cara kerja dari alat ini adalah kocokan mekanik, angkat dan jatuhkan dan menggelindingkan bahan. &lanetar) ini bekerja berdasarkan teori perputaran planet, dimana beater berputar mengitari bowl, dimana bowl tidak berputar. Sehingga menghasilkan adonan yang rata dan lembut. Prinsip kerja alat ini adalah dengan berputarnya impeller untuk mencampur bahan sedangkan wadahnya tetap diam. Bahan-bahan yang akan dilakukan pencampurkan dimasukkan ke wadah melalui celah lubang yang tersedia pada mesin tersebut. Setelah itu mesin dapat dijalankan dengan menekan tombol on untuk memulai proses pencampuran. Pengaduk yang digunakan beraneka ragam sesuai dengan jenis bahan yang diolah. &lanetar) mixer digunakan untuk mencampurkan bahan yang padat.
(Anonim,3413)

3( "ibbon mixer

Gambar II.11 6ibbon mi4er "ibbon mixer alat pencampur bahan padat. Pada umumnya, untuk mencampur bahan-bahan berpartikel padat digunakan mesin pencampur yang lebih ringan dari pada bahan 2iscos dan memiliki tenaga lebih tingi dari pada alat pencampur bahan cair. -ebutuhan daya alat ini umumnya berukuran sedang. "ibbon mixer terdiri dari silinder hori$ontal yang di dalamnya dilengkapi dengan ;scre!; berputar dan pengaduk pita berbentuk heliks. +ua pita yang bergerak berlawanan dirakit pada sumbu yang sama. Hang satu menggerakkan padatan perlahan kesatu arah, sedangkan yang lain menggerakkannya dengan cepat ke arah lain. Pita-pita bisa kontinyu maupun terputus-putus. Pencampuran dihasilkan oleh turbulensi yang diinduksi oleh pengaduk yang beraksi berlawanan, jadi tidak oleh gerakan lamban padatan sepanjang rongga aduk. Beberapa ribbon mixer beroperasi secara batch yaitu dengan membuat padatan sekaligus dan mengaduknya sampai tercampur rata. "ibbon mixer tipe lain bekerja secara kontinyu yaitu bahan padatan
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-!*

diumpankan pada salah satu ujung rongga aduk dan dikeluarkan pada ujung lainnya ( "ibbon mixer adalah pencampur yang efektif untuk tepung-tepungan yang tidak mengalir dengan sendirinya. "ibbon blender merupakan salah satu alat pencampur yang dapat menghasilkan suatu dispersi yang sejenis atau homogen. Pada alat ini terdapat sumber tenaga yang berfungsi sebagai penggerak dalam proses pengadukannya. Pada alat ini bejana atau wadah tidak bergerak atau berputar. Pada pencampuran menggunakan ribbon blender hanya pengaduk yang bergerak melingkari wadah atau bejana alat tersebut. %ujuan pengadukan ini agar suatu komponen dapatt terdispersi menjadi homogen dan tidak menimbulkan pengendapan. Selain itu tujuan dari alat ini adalah untuk mendapatkan hasil yang elastis dan pengembangan gluten yang diinginkan. -euntungan dari alat ini ialah mudah dipelihara dan bahan kecil dapat didispersikan tanpa membutuhkan pencampuran terlebih dahulu. "ibbon blender dibagi menjadi dua jenis yaitu ribbon mixer $ori5ontal dan ribbon mixer rotar). Perbedaan dari kedua alat ini pada perputaran alat pada saat pencampuran, pada mi4er rotary sistem pengaduk berputar #?7 derajat. Sedangkan mixer $ori5ontal tidak berputar seperti mixer rotar)
(Anonim,3413)

3( 6o#ble cone mixer

Gambar II.12 +ouble cone mi4er 6o#ble cone mixer merupakan alat pencampur yang cocok untuk bahan halus dan rapuh. Penggunaan energi dalam pencampurannya kecil. <ntuk spesifikasi alat ini adalah kapasitas alat ini dari ' sampai !77.777 liter dan muatannya bekerja secara otomatis. -euntungan dari do#ble cone mixer ini adalah mudah digunakan untuk pencampuran berbahan halus, higienis dan mudah dibersihkan.
(Anonim,3413)

*( Alexander!erk mixer
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-!?

Gambar II.13 .le4anderwerk mi4er Denis mi4er yang digunakan pada Alexander!erk mixer dinamakan spiral yaitu cocok untuk tepung, makanan kental, membutuhkan 2iskositas tinggi. -omponenkomponen pada Alexander!erk mixer ( motor berfungsi untuk menghasilkan tenaga penggerak, rotor berfungsi sebagai menghasilkan putaran dan tempat untuk bertumpunya pengaduk, penyangga wadah berfungsi untuk menyangga wadah tempat menyimpan bahan. Selain itu terdapat tombol on>off berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin, pengatur kecepatan berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran pengaduk, display kecepatan berfungsi untuk menunjukkan kecepatan yang digunakan oleh pengaduk, lengan pengaduk (Book) berfungsi untuk mengaduk bahan agar terjadi pencampuran, dan terakhir wadah bahan untuk meletakkan bahan yang akan dicampurkan.
(Anonim,3413)

7( 8ertical 6o#ble "otar) Mixer

Gambar II.14 /ertical double rotary mi4er 8ertical 6o#ble "otar) Mixer yaitu alat yang terdiri dari dua kerucut yang berputar pada porosnya. Dika kerucut berputar, maka bahan yang ada didalamnya akan teraduk atau tercampur. Pencampuran tipe ini memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Ileh karena itu harus diperhatikan jangan sampai energi yang digunakan diubah menjadi panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur produk. .lat ini cocok digunakan untuk mencampur bahan yang berbentuk biji-bijian atau granula.
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-!8

Pencampuran dengan menggunakan 8ertical 6o#ble "otar) Mixer pada umumnya adalah bahan padat (solid mixing) yang banyak diaplikasikan di berbagai bidang industri. <ntuk memperoleh produk dengan kualitas optimum, maka dalam proses mixing harus memperhatikan sifat-sifat fisik dari partikel seperti aerasi, iabilit), explosi itas, dan ad$eren terhadap permukaan.
(Anonim,3413)

9( Molen mixer

Gambar II.1" &olen mi4er Mixer molen biasa dijumpai pada tempat yang sedang melakukan pembangunan. Biasanya digunakan sebagai alat pengaduk semen untuk bahan dasar bangunan. Prinsip kerja dari alat ini sama seperti mixer yang lain. Pada alat ini berbentuk seperti pisang molen, dimana di dalamnya terdapat pengaduk yang menempel dengan permukaan dari bejana alat tersebut. -etika bahan dimasukan, maka alat akan berputar searah sesuai dengan pengaturan, kemudian bahan tersebut akan teraduk setelah bahan bersentuhan dengan pengaduk yang berada di dalam molen. Basil dari alat ini tidak menghasilkan produk yang sangat halus.
(Anonim,3413)

,AT0AB &atlab merupakan sebuah bahasa pemrograman generasi keempat yang dikembangkan oleh &athwork. Pada awalnya matlab diciptakan oleh Ale2e &oler pada tahun !"87-an. Sesuai dengan namanya &atri4 @aboratory inti dari &atlab adalah konsep matrik yang biasa kita jumpai pada pelajaran matematika. +ari &atlab para pengguna bisa mem-plot-kan fungsi dan data, memungkinkan manipulasi matrik, pembuatan antarmuka pengguna, implementasi algoritma dan peng-antarmuka-an dengan program dalam bahasa
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-!9

lainnya. +engan menggunakan &atlab kita dapat NmenyusunN aplikasi-aplikasi untuk signal processing and communications, image and 2ideo processing, sistem kontrol, test and measurement, komputasi keuangan,dan komputasi biologi. &.%@.B pertama kali diadopsi oleh insinyur rancangan kontrol, tapi kemudian menyebar ke berbagai bidang lain. Sekarang juga digunakan di bidang pendidikan, khususnya dalam bidang aljabar linear dan analisis numerik, selain itu &atlab juga populer di kalangan ilmuwan di bidang pengolahan citra.
(Anonim,3413)

Sis&em ,AT0AB &erdiri a&as lima ba#ia! &ama 1 De2elopme!& 3!2iro!me!&. ,ni adalah kumpulan semua alat-alat dan fasiltas untuk membantu kita dalam menggunakan fungsi dan file &.%@.B. Bagian ini memuat des$&op4 5omma!d 6i!do64 -omma!d 7is&or84 edi&or a!d deb ##er4 dan bro6ser untuk meli7a& 7elp4 6or$spa-e4 9iles. T7e ,AT0AB ,a&7ema&i-al : !-&io! 0ibrar8. Bagian ini adalah koleksi semua algoritma komputasi, mulai dari fungsi sederhana seperti s m4 si!e4 -osi!e sampai fungsi lebih rumit seperti, i!2ers ma&ri$s4 !ilai ei#e!4 9 !#si Bessel dan 9as& :o rier &ra!s9orm. T7e ,AT0AB la!# a#e. ,ni adalah bahasa matriks>array le2el tinggi dengan control flow, fungsi, struktur data, input>output, dan fitur objek programming lainnya. Grap7i-s. &.%@.B mempunyai fasilitas untuk menampilkan 2ector dan matriks sebagai grafik. 5asilitas ini mencakup 2isualisasi data dua > tiga dimensi, pemrosesan citra (image), animasi, dan grafik animasi. T7e ,AT0AB Appli-a&io! Pro#ram I!&er9a-e (API). Paket ini memungkinkan kita menulis bahasa A dan 5ortran yang berinteraksi dengan &.%@.B. ,a memuat fasilitas untuk pemanggilan kode-kode dari &.%@.B (dynamic linking), yang disebut &.%@.B sebagai mesin penghitung, dan untuk membaca dan menulis &.%-files.
(Anonim,3449)

,e&ode Bise-&io!

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-!"

Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan non linier. .kar sebuah persamaan adalah nilai-nilai 4 yang menyebabkan nilai sama dengan nol. +engan kata lain akar persamaan adalah titik potong antara kur2a dan sumbu O. Beberapa persamaan polynomial yang sederhana dapat diselesaikan dengan theorema sisa, sehingga tidak memerlukan metode numerik dalam menyelesaikannya, karena metode analitik dapat dilakukan. %etapi bagaimana menyelesaikan persamaan. %ampaknya sederhana, tetapi untuk menyelesaikan persamaan non linier merupakan metode pencarian akar secara berulang-ulang. &etode yang akan dibahas pada bab ini adalah metode bisection Sebelum lebih jauh membahas metode bisection, ada sebuah teorema yang senantiasa digunakan dalam proses iterasi sebagai berikut. %heorema Suatu fungsi f(4) terdefinisi dan diketahui sebuah range . 5ungsi f(4) akan mempunyai akar bila dan berlawanan tanda atau memenuhi. ,de awal metode ini adalah metode tabel, dimana area dibagi menjadi F bagian. Banya saja metode bisection ini membagi range menjadi ' bagian, dari dua bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung akar dan bagian yang tidak mengandung akar dibuang. Bal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan. 5ormula ini biasanya dapat menentukan nilai kenaikan iterasi yang metode bisection akan dibutuhkan untuk menemukan akar dengan toleransi yang pasti. -elebihan metode ini( Sangat Simple, kon2ergen terjamin. -ekurangan metode ini( proses con2ergen lamban. Aontoh .lgoritma &etode Bisection adalah sebagai berikut ( definisikan fungsi f(4) yang akan dicari akarnya. %entukan nilai a dan b misal( a G batas bawah inter2al, b G batas atas inter2al. %entukan toleransi e dan iterasi (pengulangan) maksimum F. Bitung f(a) dan f(b). -ondisikan jika( f (a) 4 f (b) 7, maka tidak terdapat akar didalam inter2al, geser posisi inter2al. f (a) 4 f (b) G 7, maka antara a dan b adalah akar. A G (aMb)>' hitung f(c). <ji keberadaan akar, apakah berada diantara subinter2al a dan c, atau berada diantara subinter2al c dan b. Dika ( f (a) 4 f (c) 7, maka akar berada di subinter2al b dan c, maka a G c. @alu lanjut ke tahap ) jika Pb 3 aP iterasi maksimum maka proses dihentikan dan didapatkan akar G c, dan bila tidak, ulangi langkah ?. Al#ori&ma Pro#ram Bise-&io! .lgoritma program untuk metode 2isection
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-'7

a). %entukan a, b, toleransi, dan jumlah iterasi maksimum. b). Periksa apakah f(a) 4 f(b) Q 7C jika ya, keluar dari progam karena pada selang yang diberikan tidak terdapat akar persamaan. c). Bitung nilai m G (a M b)>' d). Dika nilai mutlak (b-a) R toleransi, tuliskan m sebagai hasil perhitungan, dan akhiri programC jika tidak, lanjutkan ke langkah berikutnya. e). Dika jumlah iterasi Q iterasi maksimum, akhiri program. f). Dika f(a) 4 f(m) R 7, maka b G mC jika tidak, a G m. g). -embali ke langkah (c).
(Anonim,3413)

,e&ode S6i&-7.5ase Bentuk dari Switch-case merupakan pernyataan yang dirancangan khusus untuk menangani pengambilan keputusan yang melibatkan sejumlah atau banyak alternatif penyelesaian. Pernyataan switch - case ini memiliki kegunaan sama seperti if 3 else bertingkat -ontruksi : -;lse yang bertingkat-tingkat seringkali membingungkan pembacaan alur program. bahasa AMM menyediakan intruksi -!itc$ untuk memudahkan pembacaan alur program bercabang yang sangat banyak. meskipun Switch didesain untuk mengganti : -;lse, akan tetapi Switch memiliki batasan( !. +ata yang diperiksa haruslah bertipe ,nteger (int) atau -arakter (char). '. 6ange data yang diperiksa bernilai 7 s>d '**. Pada dasarnya perintah -!itc$-Case adalah sama dengan perintah : -else( -eduaduanya memiliki aturan yang sama, yaitu sama-sama melakukan perbandingan sebuah entitas. tapi, tingkat kecepatan akses ke suatu entitas, lebih cepat menggunakan switch case dari pada if karena tingkat kesalahan dalam switch case dapat terlihat, switch case lebih sensitif.
(Anonim,3413)

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-'!

II.2 Apli$asi I!d s&ri P3;PINDA<AN ,ASSA :ASA K=NTIN>U SIST3, 5AI;.5AI; DA0A, TANGKI B3;P3NGADUK Pe!da7 l a! Perpindahan massa fasa cair-cair merupakan suatu fenomena penting dalam proses ekstraksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan perpindahan massa adalah koefisien perpindahan massa. Barga koefisien perpindahan massa pada ekstraksi cair-cair dalam tangki berpengaduk dipengaruhi oleh 2ariabel sifat fisis cairan, difusi2itas $at terlarut dalam cairan, bentuk dan ukuran alat, kecepatan putar pengaduk, fraksi 2olum fasa cair terdispersi (S) dan percepatan gra2itasi bumi. -oefisien perpindahan massa fasa kontinyu untuk ekstraksi dapat dikorelasikan dalam bentuk empirik dengan melibatkan bilangan tak berdimensi. Salah satu contoh korelasi ini adalah ekstraksi dalam tangki berpengaduk. Ba7a! da! ,e&ode pe!eli&ia! &inyak sawit mewakili minyak nabati, yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari toko (Semarang). .sam oleat, metanol teknis, alkohol dan bahan kimia untuk keperluan analisa (air, -IB, dan indikator pp) diperoleh dari P%. Brataco (Semarang). /ariabel2ariabel percobaan dalam ekstraksi cair-cair adalah temperatur, rasio pelarut-umpan, dan kecepatan putar pengaduk. .dapun temperatur percobaan ditetapkan pada )7, )*, dan *7 TA, karena daya larut asam lemak bebas dalam metanol pada rentang temperatur ini cukup besar dan untuk mencegah penguapan metanol (titik didih normal ?),* A) secara berarti. -onsentrasi asam lemak bebas ditetapkan 9 = berat, karena merupakan rentang fluktuasi konsentrasi asam lemak bebas dalam minyak sawit. 6asio pelarut-umpan ditetapkan #(!,
Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,,-''

'(! dan !(! (E>E). Sedangkan kecepatan putar pengaduk pada 877, 9*7 dan !777 rpm, karena rentang kecepatan ini merupakan $ona turbulen. <asil da! Pemba7asa! <#r'a ;kstraksi /ipikal ambar '. menyajikan tipikal kur2a ekstraksi yang diperoleh pada rentang kondisi percobaan. -ur2a ekstraksi ini menyajikan nilai fraksi berat asam lemak bebas dalam ekstrak maupun rafinat, serta asam lemak bebas yang tersingkir. -ur2a ekstraksi terlihat naik secara tajam pada ?77 detik (!7 menit) pertama. Setelah melewati waktu ?77 detik (!7 menit), kenaikan fraksi berat asam lemak bebas dalam ekstrak tidak terlalu tajam. Bal ini menunjukkan ekstraksi cenderung mendekati kesetimbangan setelah ?77 detik (!7 menit). Ileh sebab itu, data ekstraksi yang digunakan dalam penentuan koefisien perpindahan massa fasa kontinyu pada tahap selanjutnya didasarkan pada ?77 detik (!7 menit). Kesimp la! Sebuah korelasi telah dikembangkan berdasarkan data percobaan untuk menghitung koefisien perpindahan massa fasa kontinyu pada ekstraksi asam lemak bebas dari minyak sawit dengan metanol, yaitu ( Sh G ",##94!7-* 6e7,)?' Sc7,* (dp>d%)7,#79 (@>S)7,!98 dengan kesalahan rata-rata sebesar 9,8" =. Persamaan ini dikembangkan pada rentang bilangan 6eynolds #!?" - !!8*7, bilangan Schmidt ?#'! - "9"8, (dp>d%) dari 7,7778 7,77!#78 dan (@>S) dari 7,### - !.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II Program Studi DIII Teknik Kimia FTI - ITS

Anda mungkin juga menyukai