Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Dalam bidang industri farmasi, perkembangan teknologi farmasi sangat berperan aktif dalam peningkatan kulitas produksi obat-obatanyang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan peningkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus menguragi atau mengganggu dari efek farmakologisnya (Lacman, 2008) !uspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut,terdispersi dalam cairan pemba"a #at yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digo$og perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali Dapat ditambahkan zat tambahan untuk men$amin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus men$amin sediaan mudah digo$og dan dituang (%nief, &''') !uspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut tetapi terdispersi dalam fase cair (artikel yang tidak larut tersebut dimaksudkan secara fisiologi dapat diabsorpsi yang digunakan sebagai obat dalam atau untuk pemakaian luar denagn tu$uan penyalutan !ediaan dalam bentuk suspensi $uga ditu$ukan untuk pemakaian oral dengan kata lain pemberian yang dilakukan melalui mulut !ediaan dalam bentuk suspensi diterima baik oleh para konsumen dikarenakan penampilan baik itu dari segi "arna atupun bentuk "adahnya (ada prinsipnya zat yang terdispersi pada suspensi haruslah halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digo$og perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali !elain larutan, suspensi $uga mengandung zat tambahan (bila perlu) yang digunakan untuk men$amin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus men$amin sediaan mudah digo$og dan dituang !uspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang terbagi secara halus (dikenal sebagai suspensoid) disebarkan secara merata dalam pemba"a dimana obat menun$ukkan kelarutan yang sangat minimum )eberapa suspensi diperdagangan tersedia dalam bentuk siap pakai, telah disebarkan dalam cairan pemba"a dengan atau tanpa penstabil dan bahan tambahan farmasetik lainnya (%nonim, 20&*) !elain itu pembuatan suspensi ini didasarkan pada pasien yang sukar menerima tablet atau kapsul, terutama bagi

anak-anak dan lansia, dapat menutupi rasa obat yang tidak enak atau pahit yang sering kita $umpai pada bentuk sediaan tablet, dan obat dalam bentuk sediaan suspensi lebih mudah diabsorpsi daripada tablet+kapsul dikarenakan luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat ,leh karena itu dibuatlah sediaan suspensi (embuatan suspensi ini pula didasarkan pada pengembangan sediaaan cair yang lebih banyak diminati oleh masyarakat luas -etapi dalam pembuatan suspensi $uga memerlukan ketelitian dalam proses pembuatan sehingga kestabilannya dapat ter$aga (%nif, &''') !alah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta men$aga homogenitas dari partikel .ara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk men$aga stabilitas suspensi (enggunaan dalam bentuk suspensi bila dibandingkan dengan larutan sangatlah efisien sebab suspensi dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air (!yamsuni, 200/) 0ekurangan suspensi sebagai bentuk sediaan adalah pada saat penyimpanan, memungkinkan ter$adinya perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi, deflokulasi) terutama $ika ter$adi fluktuasi atau perubahan temperatur !asaran utama didalam merancang sediaan berbentuk suspensi adalah untuk memperlambat kecepatan sedimentasi dan mengupayakan agar partikel yang telah tersedimentasi dapat disuspensi dengan baik (%nonim, 20&*) 1adi, alasan pembuatan suspensi yaitu untuk membuat sediaan obat dalam bentuk cair dengan menggunakan zat aktif yang tidak dapat larut dalam air tetapi hanya terdispersi secara merata Dengan kata lain, bahan-bahan obat yang tidak dapat larut dapat dibuat dalam bentuk suspensi (%nonim, 20&*) 1.2. Prinsip (rinsip dari pembuatan suspensi bah"a bahan padat yang tidak larut disuspensikan dengan penambahan suspending agent )ila zat padatnya bersifat hidrofobik maka dibasahi terlebih dahulu dengan zat pembasah ("etting agent) 0emudian dihomogenkan dengan suspending agent, tambahkan a2ua dalam $umlah tertentu, digerus sampai diperoleh massa seperti bubur dan diencerkan dengan sirup 1.3. Tujuan 3engetahui prinsip pembuatan suspensi 2

3engetahui bahan-bahan pembantu untuk sediaan suspensi 3engetahui dan memahami cara pembuatan suspensi 3engetahui dan memahami tipe suspensi 3engetahui e4aluasi tipe suspensi

BAB II TINJAUAN PUSTA A

!uspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair !ediaan yang digolongkan sebagai suspensi adalah sediaan seperti tersebut diatas dan tidak termasuk kelompok suspensi yang lebih spesifik, seperti suspensi oral, suspensi topikal, dan lain-lain )eberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pemba"a yang sesuai segera sebelum digunakan !ediaan seperti ini disebut untuk suspensi oral (Depkes, &''5) !uspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pemba"a cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditu$ukan untuk penggunaan oral )eberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini (Depkes, &''5) !uspensi dapat dibagi dalam 2 $enis, yaitu suspensi yang siap digunakan atau yang dikonstitusikan dengan se$umlah air untuk in$eksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan !uspensi tidak boleh diin$eksikan secara intra4ena dan intratekal !esuai sifatnya, partikel yang terdapat dalam suspensi dapat mengendap pada dasar "adah bila didiamkan (engendapan seperti ini dapat mempermudah pengerasan dan pemadatan sehingga sulit terdispersi kembali, "alaupun dengan pengocokan 6ntuk mengatasi masalah tersebut, dapat ditambahkan zat yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan dalam bentuk gel suspensi seperti tanah liat, surfaktan, poliol, polimer atau gula 7ang sangat penting adalah bah"a suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk men$amin distribusi bahan padat yang merata dalam pemba"a, hingga men$amin keseragaman dan dosis tepat !uspensi harus disimpan dalam "adah tertutup rapat (Depkes, &''5) !uspensi obat suntik harus steril, mudah disuntikkan dan tidak menyumbat $arum suntik !uspensi obat mata harus steril dan zat yang terdispersi harus sangat halus, bila untuk dosis berganda harus mengandung bakterisida (ada etiket harus tertera 0ocok dahulu dan disimpan dalam "adah tertutup baik dan disimpan ditempat se$uk (%nief, 3oh 200/) !uspensi dalam farmasis digunakan dalam beberapa cara 8 & 2 9ntramuskuler in$ (penicillin : !uspension) -etes mata (;ydrocortisone acetat suspension)

<

* <

(er oral ( sulfa+0emicetine suspension) =ektal (para >itro !ulphathiazole suspension) (%nief, 200/) !uspensi sering disebut pula mikstur go$og (3i?ture %gitandae) )ila obat

dalam suhu kamar tidak larut dalam pelarut yang tersedia maka harus dibuat mikstur go$og atau disuspensi (%nief, 200/) )iasanya digunakan (ul4is :ummosus untuk menaikkan 4iskositas cairan karena bila tidak, zat yang tidak larut akan cepat mengendap )anyaknya zat pengental tidak tergantung pada banyaknya serbuk, tetapi tergantung dari besarnya 4olume cairan (%nief, 200/) Dalam pembuatan suspensi, pembahasan partikel dari serbuk yang tak larut di dalam cairan pemba"a adalah langkah yang penting 0adang-kadang adalah sukar mendispersi serbuk, karena adanya udara, lemak dan lain-lain kontaminan !erbuk tadi tidak dapat segera dibasahi, "alaupun )1-nya, besar mereka mengambang pada permukaan cairan (ada serbuk yang halus mudah kemasukan udara dan sukar dibasahi meskipun ditekan diba"ah pemukaan dari suspensi medium 3udah dan sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari sudut kontak yang dibentuk serbuk dengan permukaan cairan (%nief, 200@) !erbuk dengan sudut kontak A '0B akan menghasilkan serbuk yang terapung keluar dari cairan !edangkan serbuk yang mengambang diba"ah cairan mempunyai sudut kontak yang lebih kecil dan bila tenggelam, menun$ukkan tidak adanya sudut kontak !erbuk yang sulit dibasahi dengan ai, disebut ;idrofob, seperti8 sulfur, .arbo adsorben, 3agnesii !tearas dan serbuk yang mudah dibasahi air disebut hidrofil seperti8 #inci ,?ydi, 3agnesii carbonas (%nief, 200/) Dalam pembuatan suspensi penggunaan surfaktan ("etting agent ) adalah sangat berguna dalam penurunan tegangan antar muka akan menurunkan sudut kontak, dan pembasahannya akan dipermudah (%nief, 200@) :liserin dapat berguna dalam penggerusan zat yang tidak larut karena akan memindahkan udara di antara partikel-partikel hingga bila ditambahkan air dapat menembus dan membasahi partikel karena lapisan gliserin pada permukaan partikel mudah campur dengan air 3aka itu pendispersian partikel dilakukan dengan menggerus dulu partikel dengan gliserin, propilenglikol, koloid gom baru diencerkan dengan air (%nief, 200@) 2.1 Sta!ilitas Suspensi

!alah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta men$aga homogenitas partikel .ara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk men$aga stabilitas suspensi (!yamsuni, 200/) Dalam pembuatan suspensi, pembasahan partikel dari serbuk yang tak larut didalam cairan pemba"a adalah langkah yang penting 0adang-kadang adalah sukar mendispersi serbuk, karena adanya udara, lemak dan lain-lain kontaminan !erbuk tadi tidak dapat segera dibasahi, "alaupun )1-nya besar mereka terambang pada permukaan cairan (ada serbuk yang halus mudah kemasukan udara dan sukar dibasahi meskipun ditekan di ba"ah permukaan dari suspensi medium 3udah dan sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari sudut kontak yang dibentuk serbuk dengan permukaan cairan !erbuk dengan sudut kontak A '0C akan menghasilkan seebuk yang terapung keluar dari cairan !edangkan serbuk yang mengambang diba"ah cairan mempunyai sudut kontak yang lebih kecil dan bila tenggelam, menun$ukkan tidak adanya sudut kontak (%nief, 200@) (erubahan organoleptis yang ter$adi selama *0 hari penyimpanan suspensi menandakan bah"a adanya ketidak stabilan pada sediaan suspensi ;al ini dapat diakibatkan adanya perubahan partikel obat dalam suspensi yang dihasilkan, 0ondisi ini dapat didukung dengan hasil u$i distribusi partikel obat yaitu adanya perubahan stabilitas partikel obat yang disimpan selama *0 hari (erubahan organoleptis yang ter$adi pada sediaan suspensi dapat diakibatkan oleh ketidakseragaman distribusi bahan penyusun suspensi, pertumbuhan 0ristal atau adanya perubahan pada partikel obat (Dmilia, 20&*) !alah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah dengan cara memperluas penimbunan partikel serta men$aga homogenitas partikel .ara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk men$aga stabilitas suspensi )eberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah8 2.1.1 Ukuran partikel 6kuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi itu ;ubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya !edangkan antara luas penampang dengan daya tekan ke atas terdapat hubungan linier

%rtinya, semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas penampangnya (dalam 4olume yang sama) !edangkan semakin besar luas penampang partikel, daya tekan ke atas cairan akan semakin besar, akibatnya memperlambat gerakan partikel untuk mengendap sehingga untuk memperlambat gerakan partikel tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel 2.1.2 ekentalan "#isk$sitas% 0ekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran cairan tersebut, semakin kental suatu cairan, kecepatan alirannya semakin turun atau semakin kecil 0ecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turun partikel yang terdapat didalamnya Dengan demikian, dengan menambah kekentalan atau 4iskositas cairan, gerakan turun partikel yang dikandungnya akan diperlambat (erlu diingat bah"a kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang 2.1.3 Ju&la' Partikel " $nsentrasi% 1ika di dalam sutu ruangan terdapat partikel dalam $umlah besar, maka partikel akan sulit melakukan gerakan bebas karena sering ter$adi benturan antara partikel tersebut ,leh benturan ini akan menyebabkan terbentuknya endapan zat tersebut, oleh karena itu semakin besar konsentrasi partikel makin besar kemungkinannya ter$adi endapan partikel dalam "aktu yang singkat 2.1.( Si)at atau *uatan Partikel !uatu suspensi kemungkinan besar terdiri atas beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama Dengan demikian, ada kemungkinan ter$adi interaksi antar bahan yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut 0arena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, kita tidak dapat mempengaruhinya !tabilitas suspensi didefinisikan sebagai kondisi suspensi dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata 1ika partikel mengendap, partikel tersebut akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan ringan (artikel yang mengendap ada kemungkinan dapatsaling melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregasi dan selan$utnya membentuk compacted cake, peristi"a itu disebut Ecaking (!yamsuni, 200/) .aking adalah agregat padat yang ter$adi oleh pertumbuhan atau penggabungan kristal dalam endapan -er$adinya setiap tipe aglomerat, baik

flokul atau agregat dianggap sebagai ukuran kecenderungan sistem untuk mencapai keadaan yang lebih stabil termodinamik (%nief, 200@) !ifat dari fase dispers dipilih sedemikian rupa hingga membentuk suspensi yang mempunyai sifat-sifat fisika, kimia dan farmakologi yang optimum !tabilitas fisis suspensi farmasi adalah kondisi dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdispersi merata 0arena keadaan ideal ini $arang terpenuhi maka perlu ditambah pernyataan yaitu $ika partikel itu tetap mengendap, maka akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan ringan %gar dapat berhasil menstabilkan partikel tersuspensi diperlukan pengetahuan tentang termodinamik untuk mengetahui kondisi enersi pada permukaan partikel padat untuk memperkecil zat padat dan mendispersi dalam media kontiniu (%nief, 200@) 6kuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan mi?er, homogenizer, colloid mill, dan mortar !edangkan 4iskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan menambahkan zat pengental yang dapat larut ke dalam cairan tersebut )ahan-bahan pengental ini sering disebut suspending agent (bahan pensuspensi), yang umumnya bersifat mudah mengembang dalam air (hidrokoloid) (!yamsuni, 200/) %kibat pengecilan partikel ter$adi luas permukaam yang besar dan ter$adi enersi bebas permukaan yang besar dan akan menimbulkan sistem ketidakstabilan termodinamik yaitu partikel-partikel berada dalam berenersi yang tinggi dan mengumpul sedemikian rupa untuk mengurangi luas permukaan total dan menurunkan enersi bebas permukaan (artikel-partikel dalam cairan suspensi membentuk flokul yaitu membentuk konglomerat ringan yang terikat oleh kekuatan tarik-menarik Fan der Gaals 0eadaan suspensi tersebut mudah dikocok dan men$adi homogen kembali Dalam kondisi tertentu dapat ter$adi partikelpartikel saling melekat oleh kekuatan yang lebih kuat dan membentuk agregat dan ter$adi compacted cake (%nief, 200@) Dalam pembuatan suspensi penggunaan surfaktan ("etting agent) adalah sangat berguna dalam penurunan tegangan antar muka antara partikel padat dan cairan pemba"a !ebagai akibat turunnya tegangan antar muka akan menurunkan sudut konatak, dan pembahasan akan dipermudah :liserin dapat berguna dalam penggerusan zat yang tidak larut karena akan memindahkan udara diantara partikel-partikel hingga bila ditambahkan air dapat menembus dan membasahi

partikel karena lapisan gliseril pada permukaan partikel mudah dicampur dengan air 3aka itu pendisperian partikel dilakukan dengan menggerus dulu partikel dengan gliserin, propilenglikol, koloid gom baru diencerkan dengan air, hal ini sudah terkenal dalam praktik farmasi (%nief 200@) 2.3 2.3.1 Siste& Pe&!entukan Suspensi. Siste& De)l$kulasi (artikel deflokulasi mengendap perlahan-lahan dan akhirnya membentuk sedimen, akan ter$adi agregasi dan akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali (!yamsuni, 200/) (ada sistem deflokulasi partikel suspensi tetap dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain dan bila ter$adi sedimentasi telah sempurna, partikelpartikel akan membentuk rangkaian yang terbungkus dan berdekatan serta partikel yang lebih kecil akan mengisi antara partikel yang lebih besar (artikel yang berada diba"ah sedimen lama-kelamaan akan tertekan karena berat dari partikel diatasnya dan partikel-partikel akan lebih rapat 6ntuk mensuspensikan atau mendispersi kembali diperlukan mengatasi enersi rintangan yang tinggi 0arena sulit terdispers kembali dengan pengocokan ringan, maka partikel tetap saling tarik-menarik yang kuat dan membentuk cake yang keras (%nief, 200/) !istem Hlokulasi Dalam sistem flokulasi, partikel flokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak ter$adi cake dan mudah tersuspensi kembali (!yamsuni, 200/) Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi adalah terikat lemah, cepat mengenap dan mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake !edangkan pada sistem deflokulasi, partikel terdeflokulasi mengenap perlahan-lahan dan akhirnya membentuk sedimen dan ter$adi agregasi dan selan$utnya cake yang keras ter$adi dan sukar tersuspensi kembali (ada sistem flokulasi biasanya mencegah pemisahan yang tergantung pada kadar partikel padat dan dera$at flokulasinya dan pada "aktu sistem flokulasi kelihatan kasar akibat ter$adinya flokul Dalam sistem deflokulasi, partikel terdispersi baik dan mengenap sendiri dan lebih lambat daripada sistem flokulasi tetapi partikel deflokulasi dapat membentuk sedimen atau cake yang sukar terdispersi kembali (%nief, 200/) (ada pembuatan suspensi dikenal 2 macam sistem, yaitu8

!ifat-sifat relatif dari partikel flokulasi dan deflokulasi dalam suspensi adalah sebagai berikut8 >o & 2 Deflokulasi terpisah satu dengan yang lain !edimentasi masing * < lambat, masingmengenap !edimentasi cepat, partikel mengenap sebagai flok yaitu kumpulan partikel partikel Hlokulasi bebas (artikel suspensi dalam keadaan (artikel merupakan agregat yang

terpisah dan ukurannya minimal !edimen ter$adi lambat %khirnya sedimen

akan !edimen ter$adi cepat terbungkus bebas dan membentuk cake yang keras dan

membentuk cake (agregat) yang !edimen sukar terdispers kembali 5

Gu$ud suspensi dengan zat tetap padat dan mudah terdispersi kembali tersuspensi dalam "aktu relatif seperti semula lama, meskipun ada enapan Gu$ud suspensi kurang, cepat sebab dan cairan atas tetap berkabut sedimentasi $ernih (!yamsuni, 200/) ter$adi

diatasnya ter$adi daerah cairan yang

2. ( 2.(.1

*et$+e Pe&!uatan Suspensi. !uspensi dapat dibuat dengan metode sebagai berikut8 *et$+e Dispersi 3etode ini dilakukan dengan cara menambahkan serbuk bahan obat

kedalam mucilago yang telah terbentuk, kemudian baru diencerkan (erlu diketahui bah"a kadang-kadang ter$adi kesukaran pada saat mendispersikan serbuk ke dalam pemba"a ;al tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk !erbuk yang sangat halus mudah termasuki udara sehingga sukar dibasahi 3udah dan sukarnya serbuk dibasahi serbuk dibasahi tergantung pada besarnya sudut kontak antara zat terdispersi dengan medium 1ika

sudut kontak A '00, serbuk akan mengambang diatas cairan !erbuk yang demikian disebut memiliki sifat hidrofob 6ntuk menurunkan tegangan permukaan antara partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat

&0

pembasah atau "etting agent (!yamsuni, 200/) 2.(.2 *et$+e Presipitasi #at yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu ke dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan air !etelah larut dalam pelarut organik, larutan zat ini kemudian diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air sehingga akan ter$adi endapan halus tersuspensi dengan bahan pensuspensi .airan organik tersebut adalah etanol, propilen glikol dan polietilen glikol (!yamsuni, 200/) 2., -$r&ulasi Suspensi. 6ntuk membuat suspensi stabil secara fisik ada dua cara, yaitu8 a. (enggunaan structured 4ehicle untuk men$aga partikel deflokulasi dalam suspensi !tructured 4ehicle adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-lain b. (enggunaan prinsip-prisip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun cepat ter$adi pengendapan, tetapi dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali (!yamsuni, 200/) Pe&!uatan suspensi siste& )l$kulasi. (artikel diberi zat pembasah dan dispersi medium !etelah itu ditambahkan zat pemflokulasi, biasanya larutan elektrolit, surfaktan atau polimer Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir 1ika dikehendaki, agar flok yang ter$adi tidak cepat mengendap, maka ditambah structured 4ehicle (roduk akhir yang diperoleh ialah suspense flokulasi dalam structured 4ehicle 2.. Penilaian Sta!ilitas Suspensi 1. #$lu&e Se+i&entasi !uspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur &0 mL dan disimpan pada suhu kamar serta terlindung dari cahaya secara langsung Folume suspensi yang diisikan merupakan 4olume a"al (Fo) (erubahan 4olume diukur dan dicatat setiap hari selama *0 hari tanpa pengadukan hingga tinggi sedimentasi konstan Folume tersebut merupakan 4olume akhir (Fu) Folume sedimentasidapat ditentukan dengan menggunakan persamaan perbandingan antara 4olume sedimentasi akhir (Fu) terhadap 4olume mula-mula suspensi (Fo) sebelum mengendap (Dmilia, 20&*)
11

2. Derajat -l$kulasi %dalah perbandingan antara 4olume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (Fu) terhadap 4olume sedimen akhir suspensi deflokulasi (Foc) 3. *et$+e /e$l$gi )erhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menentukan perilaku pengendapan, mengatur pemba"a dan susunan partikel untuk tu$uan perbandingan (. Peru!a'an Ukuran Partikel Digunakan cara freeze-tha" cycling, yaitu temperature diturunkan sampai titk beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pada pokoknya men$aga agar tidak ter$adi perubahan ukuran partikel dari sifat kristal (!yamsuni, 200/) 2.. Uraian Ba'an Magnesium hidroksida yang telah dikeringkan pada suhu &05o selama 2 $am mengandung tidak kurang dari '5,0I dan tidak lebih dari &00,5I 3g(,;)2 0elarutan praktis tidak larut dalam air dan dalam etanolJ larut dalam asam encer )atas mikroba tidak boleh mengandung Dscherichia coli !usut pengeringan tidak lebih dari 2,0IJ lakukan pengeringan pada suhu &05o selama 2 $am !usut pemi$aran antara *0,0I dan **,0IJ lakukan pemi$aran pada suhu 800o, kenaikan suhu dilakukan secara bertahap, hingga bobot tetap Aluminium hidroksida larutkan dalam 5 g ta"as dalam '5 mL air, tuang ke dalam campuran / mL ammonia encer dan '< mL air .uci dengan memusingkan endapan beberapa kali dengan air hingga bening tidak mengandung sulfat .ampur sisa dengan air 4olume sama (Depkes =9, &'@') CMC (Carboxy Methyl Cellulosa) termasuk kedalam deri4ate selulosa, merupakan bahan pensuspensi sintetis :olongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun, sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan Dalam farmasi selain digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur atau desintregator dalam pembuatan tablet (!yamsuni, 200@) Sirup simpleks adalah sirup yang hampir $enuh dengan sukrosa !irup simpleks mengandung /5I gula dalam larutan nipagin 0,25I b+4 !irup simplek

&2

sering digunakan pada sediaan larutan oral sebagai pemanis dan menutupi rasa pahit atau sebagai corigensia saporis .ara pembuatannya, larutkan /5 bagian sakarosa dalam metal paraben 0,25I secukupnya hingga diperoleh &00 bagian sirup (emerian8 cairan $ernih tidak ber"arna (!yamauni, 200/) Aquadest merupakan air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi, perlakuan denngan menggunakan penukar ion, osmotic balik atau proses lain yang sesuai Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum -idak menggunakan zat tambahan lain (Depkes =9, &''5) Oleum Menthae piperatae (minnyak permen) adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari bagian diatas tanah tanaman berbunga 3entha piperita yang segar dan telah dimurnikan ,leum menthae piperatae ini biasanya digunakan sebagai corigensia odoris pada sediaan farmasi seperti pada suspensi (enambahan oleum menthae pieratae ini biasanya ditambahkan terakhi pada sediaan, karena merupakan minyak atsiri untuk menghindari pennguapan (!yamsuni, 200/) 2.0 Hal1'al 2ang Harus Diper'atikan +ala& Suspensi & 0ecepatan sedimentasi (;k !tokes) 6ntuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi dapat dipakai sebagai pegangan supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap, maka 8 a (erbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus kecil, dapat menggunakan sorbitol atau sukrosa )1 medium meningkat b Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan blender+ koloid mill c 3emperbesar 4iskositas dengan menambah suspending agent 2 (embasahan serbuk 6ntuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai "etting agent atau surfaktan, misal 8 span dan t"een * Hloatasi (terapung), disebabkan oleh 8 a (erbedaan densitas b (artikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada permukaan c %danya adsorpsi gas pada permukaan zat padat ;al ini dapat diatasi dengan penambahan humektan Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat padat 3ekanisme humektan 8

13

mengganti lapisan udara yang ada di permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi .ontoh 8 gliserin, propilenglikol < (ertumbuhan kristal Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan $enuh )ila ter$adi perubahan suhu dapat ter$adi pertumbuhan kristal dihalangi dengan penambahan surfaktan 5 %danya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan kristal ;al-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kristalisasi :unakan partikel dengan range ukuran yang sempit (ilih bentuk kristal obat yang stabil .egah penggunaan alat yang membutuhkan energi besar untuk pengecilan ukuran partikel :unakan pembasah :unakan colloidal pelindung seperti gelatin, gums, dan lain-lain yang akan membentuk lapisan pelindung pada partikel Fiskositas ditingkatkan .egah perubahan suhu yang ekstrim ;al-hal yang memicu terbentuknya kristal 0eadaan super $enuh (endinginan yang ekstrim dan pengadukan yang cepat !ifat aliran pelarut yang dapat mengkristalkan zat aktif, dalam ukuran dan bentuk yang ber4ariasi 0eberadaan cosolutes, cosol4ent, dan absorbent 0ondisi saat proses pembuatan / (engaruh gula (sukrosa) a b c !uspending agent dengan larutan gula 8 4iskositas akan naik %danya batas konsentrasi gula dalam campuran dengan suspending agent )ila batas ini dilalui polimer akan menurun 0onsentrasi gula yang besar $uga dapat menyebabkan kristalisasi yang cepat (lacman, 2008) 9ni dapat

&<

BAB III *ET3DE PE/43BAAN 3.1 3.1.1 Alat +an Ba'an Alat -imbangan %nak -imbangan (miligram dan gram) .a"an (orselen Lumpang !tamper !udip )atang (engaduk )eaker :lass 50 ml :elas 6kur 50 ml )otol /0 ml 3.1.2 Ba'an 3agnesii hidroksida %luminium hidroksida !imetikon -"een 80 .3. >a !irup simple? ,l met pip %2uadest 3.2 /esep =+ 3agnesii hidroksida %luminium hidroksida !imetikon -"een 80 .3. >a !irup simple? ,l met pip
15

2,< 2,< 0,2<0 &I 0,5I 20 gtt 999

%2uadest ad

/0 ml

m f susp ! t d d .th a c 3.3 Da)tar 3!at 3agnesii hidroksida %luminium hidroksida !imetikon 3.( Per'itungan Ba'an 3agnesii hidroksida %luminium hidroksida !imetikon -"een 80 &I .3. >a 0,5I %ir corpus 20 ? .3. >a !irup simple? ,l met pip %2uadest ad /0 ml 3., 3.,.1 E5aluasi Suspensi Se+i&entasi /ati$ 3asukkan suspensi ke dalam gelas ukur -utup gelas ukur dengan kertas perkamen kemudian ikat .atat 4olume a"al Diamkan selama satu minggu %mati 4olume endapan yang ter$adi ;itung sedimentasi ratio dengan membandingkan 4olume endapan yang ter$adi terhadap 4olume suspensi mula-mula &/ 8 2,< 8 2,< 8 0,2<0 8 &g+&00ml ? /0 ml 8 0,/ ( /00 mg ) 8 0,5g+&00ml ? /0 ml 8 0,* ( *00 mg ) 8 0,* ? 20 8 / ml 8 20 8 * tetes 8 /0 K (2,< L 2,< L 0,2<0 L 0,/ L 0,* L 20) 8 *<,0/ ml 8 )ebas ()) 8 )ebas ()) 8 )ebas -erbatas (G)

Folume endapan yang diperoleh setelah suspensi didiamkan selama satu minggu adalah && ml Folume suspensi mula-mula adalah 50 ml 1adi, sedimentasi ratio, H M 3.,.2 3.,.3 Peng$6$kan Aliran
&0,5 = 0,2& 50

!yaratnya, setelah dikocok zat mudah didispersikan kembali !yaratnya adalah suspensi mudah dituang

17

BAB I# HASIL DAN PE*BAHASAN (.1 Hasil !uspensi yang diformulasikan sebanyak /0 ml, dilakukan u$i sedimantasi ratio didapat 4olume sedimen8 H M M 0,<8 ml 1adi, 4olume sedimentasi sediaan suspensinya adalah 0,<8 ml dari total 4olume yang di u$i yaitu 50 ml Dilakukan u$i pengocokan, sedimen yang terbentuk tidak dapat terdispersi kembali ke dalam pemba"a, membentuk cake dan suspensi tersebut tidak stabil atau rusak dalam penyimpanan (.2 Pe&!a'asan !uspensi yang dibuat dalam praktikum ini merupakan suspensi oral, yakni sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut (artikel tidak larutnya adalah magnesii hidroksida dan aluminium hidroksida kemudian terdispersi ke dalam musilago yang dibuat dengan campuran .3. >a dan t"een 80, lalu ditambahkan sirup simple? untuk memberikan rasa manis, terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma (dalam hal ini ol met pip) yang ditu$ukan untuk penggunaan oral !uspensi ini digunakan pada pasien yang menderita ulkus+borok lambung !uspensi yang diperoleh dari hasil praktikum ini ber"arna putih seperti susu Dari hasil metode sedimentasi ratio, 4olume suspensi mula-mula sebesar 50 ml dan hasil dari suspensi yang telah didiamkan selama tiga hari, diperoleh 4olume endapan sebesar 2< ml %rtinya, sedimentasi rationya adalah sebesar 8 H M M 0,<8 ml &8

Dengan H M 0,<8 ml artinya 4olume endapan yang terbentuk rendah sehingga terbentuk cake yang keras !ifat suspensi yang demikian termasuk ke dalam kategori suspensi yang tidak baik karen ikatan antar partikel terdispersa sangat kuat sehingga sukar didispersikan kembali Dari hasil e4aluasi dengan metode pengocokan, endapan yang terbenuk tidak dapat didispersikan kembali setelah dikocok ;al ini disebabkan partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lainnya, sedimentasi yang ter$adi lambat, masing-masing partikel mengendap terpisah dan partikel berada dalam ukuran paling kecil, akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi kembali !tabilitas suspensi didefinisikan sebagai kondisi suspensi dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata 1ika partikel mengendap, partikel tersebut akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan ringan (artikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregasi dan selan$utnya membentuk compacted cake, peristi"a itu disebut Ecaking (!yamsuni, 200/)

19

BAB # ESI*PULAN DAN SA/AN ,.1 esi&pulan (rinsip pembuatan suspensi adalah zat padat yang tidak larut disuspensikan dengan penambahan suspending agent )ila zat padat hidrofobik maka dibasahi terlebih dahulu dengan zat pembasah ("etting agent), kemudian dihomogenkan dengan suspending agent )ahan-bahan pembantu untuk pembuatan suspensi adalah suspending agent, dan "etting agent untuk bahan padat yang hidrofobik .ara pembuatan suspensi bahan padat yang tidak larut disuspensikan dengan penambahan suspending agent 6ntuk zat padat yang bersifat hidrofobik dibasahi terlebih dahulu dengan zat pembasah ("etting agent), baru dihogenkan dengan suspending agent -ambahkan a2ua dalam $umlah tertentu,digerus sampai diperoleh massa seperti bubur dan diencerkan dengan sirup -ipe suspensi yang dibuat adalah deflokulasi (ada suspensi tipe flokulasi,pengendapan ter$adi dengan cepat dan 4olume endapannya besar Dndapan yang ter$adi longgar sehingga mudah didispersikan kembali !edangkan suspensi tipe deflokulasi,pengendapan cukup lambat dan 4olume endapan rendah (endapan M caking) Dndapan yang ter$adi kaku dan ikatannya kuat sehingga sukar didispersikan kembali ,.2 Saran !ebaiknya pada pratikum selan$utnya dapat mencoba suspending agen lain seperti (:!, -ragakan, >astrosol, ;)r, untuk membandingkan hasil suspensinya Diharapkan untuk pratikum selan$utnya dapat melakukan u$i e4aluasi suspensi lebih lengkap, misalnya u$i keseragaman partikel dan u$i redispersi 20

Diharapkan untuk pratikum selan$utnya dapat membuat sediaan suspensi kering, atau dry sirup untuk membandingkan kestabilannya

DA-TA/ PUSTA A %nief, 3oh 200/. Ilmu Mera ik Obat 7ogyakarta 8 :ad$ah 3ada 6ni4ersity (ress ;alaman &<'-&52 %nief, 3oh 200@ !armasetika 7ogyakarta 8 :ad$ah 3ada 6ni4ersity (ress ;alaman &<&-&55 Departemen 0esehatan =9 , (&''5) !armakope Indonesia, Ddisi 9F 1akarta ;alaman &@-&8 Dmilia, Gintari -aurina dan %ndhi Hahrurro$i 20&*. !ormulasi "an #$aluasi Stabilitas !isik Suspensi Ibupro%en "engan Menggunakan &atrosol Hbr Sebagai 'ahan (ensuspensi (rogram !tudi Harmasi Hakultas 0edokteran 6ni4ersitas -an$ungpura http8++""" google com+urlN saMtOrctM$O2MOesrcMsOsourceM"ebOcdM8OcadMr$aOuactM8O4edM0.: 9PH$%;OurlMhttpI*%I2HI2Hportalgaruda org I2Hdo"nloadQarticle phpI*HarticleI*D&&&5'&I2/4al I*D5&/0OeiMFik"65z5>c0*r%fi@9:7."OusgM%HP$.>;t'#br3f0Q 0(y1y-tP)>4<?-1s-% Lachman, dkk 2008 )eori dan (raktek !armasi Industri Ddisi 999 6ni4ersitas 9ndonesia 8 1akarta !yamsuni, ; % , (200/) Ilmu *esep 1akarta8 (enerbit )uku 0edokteran D:. ;alaman &*5-&<5

21

L%3(9=%>

(embuatan .orpus !uspensi

(enambahan #at (embasah (Geating %gent)

(engenceran dengan !irup !imple? (engisian !uspensi ke dalam )otol

22

6$i !edimentasi =atio

23

Anda mungkin juga menyukai