KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI KETERAMPILAN PENGGUNAAN Hi-Co Scan X-Ray CONTAINER INSPECTION SYSTEM
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PETA KONSEP MODUL A PENDAHULUAN 1 Deskripsi Singkat . 2 Prasyarat Kompetensi .. 3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .. 4 Relevansi Modul .
i ii iv v vi
1 2 3 3
ii
KEGIATAN BELAJAR 1 Kegiatan Belajar 1: Tata Kerja Pemeriksaan Fisik Barang dengan Alat Pemindai 1.1. Uraian dan Contoh a. Ketentuan Pemeriksaan Fisik Barang Impor dengan Alat Pemindai 4 1. Konsep Alat Pemindai 4 2. Kriteria Pemeriksaan Barang dengan Alat Pemindai 7 3. Kriteria Barang yang Dikecualikan dari Pemeriksaan dengan Alat Pemindai 9 4. Alur Proses Tatalaksana Pemeriksaan Barang dengan Alat Pemindai............................................................... 10 b. Prosedur Teknis Pemeriksaan barang dengan Alat Pemindai .......... 15 1. Unit Kerja HiCo Scan 15 2. Prosedur Kerja System Operator.......................................... 17 3. Prosedur Kerja Image Interpreter . 20 4. Prosedur Kerja Check in Operator .................................... 22 5. Prosedur Kerja Entrance Operator ....................................... 24 6. Prosedur Kerja Check Out Operator ..................................... 27 7. Prosedur Kerja Exit Operator ............................................ 28 8. Prosedur Kerja Recheck Operator ........................................ 29 1.2. Latihan 31 1.3. Rangkuman .. 31 1.4. Tes Formatif 1 . 33
1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .. 35 Kegiatan Belajar 2 : Teknik Analisis Image Untuk Mendeteksi Indikasi Adanya Pelanggaran 2.1. Uraian dan Contoh 36 a. Teknik Analisis Image 36 1. Pemahaman Tools : Skill of Using Equipment.. 37 2. Pemahaman Tools : Methods of Image Analysis .. 40 b. Analisis Temuan Hasil Pemindaian HiCo Scan ................................ 45 1. Kasus Penyelundupan Kendaraan Bermotor .. 46 2. Kasus Penyelundupan Rokok .. 47 Latihan 49 Rangkuman . 49 Tes Formatif 2 .. 51 Umpan Balik dan Tindak Lanjut .. 53 54 55 59 60
2.2. 2.3. 2.4. 2.5. PENUTUP TES SUMATIF KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Nomor 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15
Judul Gambar Mobil Kontainer Sedang Memasuki Ruang HiCo Scan Ruang Kontrol HiCo Scan Lembar Instruksi Pemeriksaan Fisik Melalui Pemindai Lembar LHAT Susunan Personil Unit Kerja HiCo Scan Tools: Skill of Using Equipment Sub Menu: Zoom in or out Sub Menu: Histogram Sub Menu: Filtering Filter dengan Tingkat Density Proporsional... Grayness Analysis (a) Grayness Analysis (b) Grayness Analysis (c) Shape analysis (a) Shape analysis (b) Quantitative analysis (a) Quantitative analysis (b) Kasus Kendaraan Bermotor Tampilan Image kasus Rokok (a) Tampilan Image kasus Rokok (b)
Halaman 6 7 13 14 16 38 38 39 39 40 41 41 42 43 43 44 44 46 47 48
iv
Sebelum anda mempelajari modul ini, sebaiknya anda membaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan berikut ini. 1) Untuk mencapai hasil belajar yang optimal pada modul Tata Laksana Pemeriksaan Fisik Barang dengan Alat Pemindai dan Analisis terhadap Temuan Pelanggaran, pertama kali Anda perlu membaca dan memahami peta konsep modul yang kami berikan. Peta konsep ini memberikan pemahaman mengenai kompetensi apa saja yang harus dikuasai hingga tercapai standar kompetensi yang diinginkan. 2) Untuk mempelajari modul ini hendaknya Anda mengkomparasi antara teori yang diberikan dengan praktek-praktek yang dilaksanakan, dengan jalan mengakses informasi baik melalui website resmi Kantor-kantor Pelayanan Utama dan Kantorkantor Tipe Madya, maupun dari sumber-sumber refernsi lainnya. 3) Materi Modul ini disusun untuk mendukung proses pembelajaran mata diklat Tata Laksana Pemeriksaan Fisik Barang dengan Alat Pemindai dan Analisis terhadap Temuan Pelanggaran, dengan alokasi waktu belajar sebanyak 10 Jam Pelajaran (10 JP). Pengertiannya bahwa materi modul ini akan diselesaikan selama kurang lebih 7,5 Jam (1 JP @ 45 menit). Agar lebih efektif, sebaiknya Aanda mempelajari secara mandiri terlebih dahulu pokok bahasan yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran di kelas. 4) Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman (TP) Anda pada modul ini, pada tiap-tiap selesai kegiatan belajar telah tersedia tes formatif dan pada akhir modul ini telah disediakan tes sumatif sebagai sarana mengukur hasil belajar secara mandiri. 5) Demi mencapai tujuan hasil pembelajaran yang optimal pada peserta diklat, para Widyaiswara dengan tangan terbuka siap untuk membantu Anda baik di kelas maupun di luar kelas untuk memahami materi-materi yang tersaji dalam modul ini. v
PETA KONSEP
vi
A. PENDAHULUAN
1. DESKRIPSI SINGKAT
D
output dari alat tersebut.
Penggunaan HICO Scan X-Ray Container Inspection System merupakan salah satu diklat yang
bertujuan meningkatkan ketrampilan pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (selanjutnya disebut Bea Cukai) dalam menggunakan alat-alat kerja yang mutakhir. Diklat ini memberikan pengetahuan tentang mekanisme kerja HICO Scan X-Ray Container Inspection System dan sekaligus memberikan panduan analisis terhadap
Bahwa peralatan Hi-Co merupakan instalasi irradiator yang memerlukan standar pengoperasian dan perijinan khusus yang mensyaratkan adanya prosedur keselamatan radiasi yang baku. Bila melihat komposisi sumber daya manusia yang ada, DJBC masih memiliki keterbatasan mengenai personalia khususnya yang mempunyai kualifikasi untuk mengoperasikan alat pemindai HICO Scan. Di sisi lain, penempatan pegawai pada unit operasional Hi-Co Scan idealnya perlu dilakukan rolling secara reguler mengingat potensi bahaya radiasi yang diterima selama bekerja pada unit tersebut. Beberapa pertimbangan tersebut menjadi dasar bagi penyelenggaraan DTSS Ketrampilan Penggunaan HICO Scan X-Ray Container Inspection System secara rutin setiap tahunnya. Sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar dan juga untuk mempermudah siswa dalam memahami kompetensi yang disampaikan dalam diklat tersebut, Pusdiklat Bea dan Cukai telah menyusun bahan ajar dalam bentuk modul. Modul ini merupakan pelengkap dari manual guide yang disediakan oleh vendor yang memproduksi HICO
Scan. Materi yang disampaikan dalam modul ini telah disesuaikan dengan garis-garis besar program pembelajaran (GBPP) DTSS Ketrampilan Penggunaan HICO Scan X-Ray Container Inspection System. Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai penyajian materi pembahasan, modul ini disusun dalam dua kegiatan belajar. Materi yang akan disajikan pada kegiatan belajar pertama berkaitan dengan Tata Kerja Pemeriksaan Fisik Barang Impor dengan Alat Pemindai. Sub pokok bahasan dalam materi kegiatan belajar pertama terdiri dari: Ketentuan Pemeriksaan Fisik dengan Alat Pemindai berdasarkan tata laksana kepabeanan di bidang impor dan sub pokok bahasan mengenai Prosedur teknis Pemeriksaan Barang Impor dengan alat pemindai. Materi kegiatan belajar yang kedua adalah mengenai Teknik Analisis Image untuk mendeteksi indikasi adanya pelanggaran. Sub pokok bahasannya akan mencakup: Teknik analisis image dan Analisis Kasus-kasus Pemindaian dengan HiCo Scan.
2. PRASYARAT KOMPETENSI
Untuk mempelajari modul ini idealnya anda telah ditunjuk sebagai Peserta DTSS Ketrampilan Penggunaan HICO Scan X-Ray Container Inspection System dan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a) b) c) d) Pegawai DJBC minimal Gol. II/b Memiliki kompetensi sebagai pelaksana pemeriksa Bea dan Cukai Usia maksimal 45 tahun Sehat jasmani dan rohani
4. RELEVANSI MODUL
Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalankan peserta diklat adalah sebagai berikut : 1) Materi modul ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan yang tepat mengenai ketrampilan menggunakan alat pemindai khususnya HICO Scan X-Ray Container Inspection System sehingga diharapkan pegawai akan memiliki dasar-dasar yang kuat dalam pelaksanaan tugas operasional ; 2) Materi modul ini telah disesuaikan dengan perkembangan terbaru (update) baik dari sisi peraturan maupun dari sisi jenis dan vendor yang memproduksi alat pemindai tersebut.
B. KEGIATAN BELAJAR
1
TATA KERJA PEMERIKSAAN FISIK BARANG DENGAN ALAT PEMINDAI
Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu: 1) Mengaplikasikan ketentuan pemeriksaan fisik barang dengan alat pemindai sesuai panduan peraturan yang berlaku 2) Mengaplikasikan prosedur teknis pemeriksaan barang dengan alat pemindai sesuai SOP teknis yang ditetapkan
a.
Ketentuan Pemeriksaan Fisik Barang Impor dengan Alat Pemindai Berdasar Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor
Konsep Alat Pemindai
a. 1
S
4
emakin berkembangnya prekuensi kegiatan ekspor impor di Indonesia membuat volume barang yang masuk maupun keluar ke/dari Indonesia semakin tinggi. Dari sisi
sarana dan prasarana pendukung yang ada di Pelabuhan utama Indonesia juga telah mengalami perkembangan yang sangat
signifikan. Pada era tahun 90-an Pelabuhan Tanjung Priok hanya memiliki dua unit Terminal Peti Kemas (UTPK), UTPK-1 dan UTPK-2. Saat ini unit terminal Peti Kemas utama yang ada sudah bertambah TPK Graha Koja, TPK Graha Segara,TPK Multi Terminal Indonesia, TPK Mitra Alam Lestari. Sebagai ilustrasi dapat kami gambarkan bahwa volume dokumen impor yang masuk ke Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priok saat ini (Agustus 2010) sekitar 40.000an PIB per bulan. Dari jumlah tersebut, sekitar 25% nya dilakukan pemeriksaan fisik atau sekitar 10.000-an PIB. Adapun jumlah pegawai DJBC yang ada di KPU Tanjung Priok kurang lebih 1.068 orang dan pegawai yang ditempatkan sebagai pemeriksa barang sebanyak 119 orang. Bila dikonversikan dalam hitungan hari (dalam satu bulan diasumsikan hanya 25 hari kerja efektif), maka dapat diestimasikan rasio jumlah pemeriksa barang dengan jumlah dokumen yang diperiksa sekitar 1 : 3. Dengan kata lain, setiap pemeriksa barang akan, mendapatkan tugas pemeriksaan sebanyak 3 dokumen PIB per hari. Angka rasio pemeriksaan fisik 1:3 tersebut terkesan sangat ideal, namun dapat dibayangkan apabila satu dokumen PIB yang diperiksa tersebut terdiri atas jumlah kontainer yang banyak (lebih dari satu kontainer). Ditambah lagi apabila ada beberapa pemeriksa barang yang berhalangan hadir. Harus dipahami pula bahwa tingkat pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap barang impor adalah 100%. Artinya bahwa Pemeriksa harus memastikan dan mempertanggungjawabkan kebenaran fisik barang atas seluruh party barang. Proses pemeriksaan fisik dapat berlangsung seharian penuh dan bahkan bisa lebih dari satu hari, jika cuaca tidak memungkinkan. Untuk mengantisipasi frekuensi impor yang semakin tinggi dan tuntutan market forces yang selalu menginginkan adanya kecepatan proses penyelesaian kepabeanan, maka DJBC telah menyiapkan alat pemindai dengan teknologi tinggi. Definisi alat pemindai peti kemas (container scanner) berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal (Perdirjend) nomor 42/BC/2008 sebagaimana telah diubah dengan P-08/BC/2009 adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik barang dalam peti kemas atau kemasan dengan menggunakan teknologi sinarX (X-ray) atau sinar gamma (Gamma ray).
Salah satu jenis alat pemindai yang digunakan oleh DJBC adalah HICO Scan X-Ray Container Inspection System. Output image scaning yang dihasilkan melalui HICO Scan XRay jauh lebih detail dan lebih akurat dibanding dengan alat sejenis yang menggunakan sinar gamma (Gamma Ray). Saat ini DJBC telah memiliki 4 unit alat pemindai jenis HICO Scan X-Ray Container Inspection System. Tiga unit HICO Scan ditempatkan pelabuhan Tanjung priok (UTPK 1 dan UTPK 2) dan satu unit lainnya ditempatkan di Pelabuhan Tanjung Perak. Secara khusus pembahasan Modul ini hanya akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan HICO Scan X-Ray Container Inspection System.
Konsekuensi penunjukan secara random tersebut mengharuskan barang impor untuk dilakukan pemindaian dengan menggunakan alat pemindai peti kemas. Hasil kesimpulan pemindaian akan tertuang dalam laporan hasil analisis tampilan (LHAT). Dalam hal ini dapat saja LHAT merekomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan fisik, apabila terdapat indikasi adanya ketidaksesuaian fisik barang dengan dokumen. b) Barang yang pengeluarannya ditetapkan jalur merah namun hanya terdiri dari satu jenis (satu pos tarif); Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan pengawasan. Secara logika, pemeriksaan terhadap barang impor dengan pemberitahuan satu jenis barang akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan bantuan alat pemindai. c) Barang impor dalam refrigerated container yang berdasarkan pertimbangan dari Pejabat yang menangani pelayanan pabean dapat diperiksa dengan pemindai; Barang impor yang dikemas dengan refrigerated container umumnya adalah barang-barang yang bersifat perishable (tidak tahan lama atau mudah busuk) seperti: buah-buahan, sayur-mayur, foodstuff dan sebagainya. Pertimbangan pemberian kemudahan pemeriksaan fisik dengan menggunakan alat pemindai lebih didasarkan pada sifat perishable tersebut sehingga dapat diminimalisasi kemungkinan rusaknya barang akibat pemeriksaan fisik. d) Barang yang berisiko tinggi berdasarkan hasil analisis intelijen; Berdasarkan analisis unit intelijen yang diolah dari data dan informasi beberapa indikator resiko (profil komoditis, pemasok, dan juga importir), unit intelijen dapat memberikan rekomendasi mengenai perlunya dilakukan pemindaian terhadap barang impor. Kriteria pemeriksaan berdasarkan kategori ini dilaksanakan secara selektif dan benar-benar didasarkan atas data yang akurat bukan sekedar penunjukan secara acak.
e)
Barang peka udara; Barang impor yang memiliki karakteristik peka terhadap udara dan bisa menimbulkan kerusakan atau penurunan kualitas bila terkontaminasi dengan udara
dapat dilakukan pemeriksaan fisiknya dengan menggunakan alat pemindai. Barangbarang dengan karakteristik seperti ini antara lain: bahan kimia tertentu, bahan baku obat-obatan, dan sebagainya. Untuk mendapatkan kemudahan pemeriksaan dengan alat pemindai, pemilik barang harus melengkapi dengan dokumen pendukung (certificate of analysis, chemdat, dan sebagainya). f) Barang lainnya yang berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang ditunjuk dapat dilakukan pemeriksaan melalui pemindai peti kemas. Dalam kondisi tertentu, misalnya ketika terjadi volume barang impor yang sedemikian tinggi sehingga berpotensi terjadinya stagnasi, Pejabat pabean dapat mengambil kebijakan untuk dilakukan pemeriksaan fisik dengan alat pemindai.
a.3. Kriteria Barang yang dikecualikan dari Pemeriksaan dengan Alat Pemindai
Berkaitan dengan tatalaksana kepabeanan impor yang memungkinkan
dilakukannya pemeriksaan fisik barang dengan menggunakan alat pemindai, perlu kami tegaskan bahwa hal ini tidak berarti bahwa setiap barang impor yang terkena jalur hijau apabila terkena pemeriksaan acak wajib dilakukan pemeriksaan dengan alat pemindai. Dalam hal tertentu dapat saja importir yang bersangkutan menolak untuk dilakukan pemeriksaan dengan alat pemindai oleh karena pertimbangan karakteristik barang. Pengecualian pemeriksaan fisik barang dengan alat pemindai dapat diberikan terhadap barang-barang impor yang memiliki kriteria sebagai berikut : a) b) c) barang impor peka cahaya; barang impor yang mengandung zat radioaktif; atau barang impor lainnya yang karena sifatnya dapat menjadi rusak apabila dilakukan pemindaian. Untuk mendapatkan pengecualian dari kewajiban melakukan pemeriksaan fisik dengan alat pemindai maka importir harus mengajukan pemberitahuan dan sekaligus menginformasikan spesifikasi barang yang tidak boleh dilakukan pemindaian. Pemberitahuan tersebut harus dilengkapi dengan data-data pendukung untuk meyakinkan kebenaran kriteria barang impor tersebut.
a.4. Alur Proses Tatalaksana Pemeriksaan Fisik Barang dengan Alat Pemindai
Dalam pelaksanaan tatalaksana di bidang impor, mekanisme penentuan barang impor dapat atau tidaknya dilakukan pemeriksaan fisik melalui alat pemindai dilakukan dengan tiga cara: 1) Penetapan langsung oleh sistem komputer pelayanan (SKP) impor. Cara ini dilakukan terhadap kriteria barang impor yang telah diberikan jalur hijau namun terkena pemeriksaan acak melalui alat pemindai. 2) Pengajuan permohonan pemeriksaan fisik dengan alat pemindai. Cara ini dilakukan oleh importir yang terkena jalur merah dalam sistem pelayanan impor namun menginginkan fasilitas pelayanan pemeriksaan fisik melalui alat pemindai. Importir dapat mengajukan permohonan sepanjang memenuhi kriteria sebagaimana dijelaskan dalam sub pokok bahasan a.2. Disamping kriteria pada sub pokok bahasan a.2 dalam kasus PIB eksep (barang impor terkena jalur Hijau, namun tidak seluruh party barang atau kontainer tiba secara bersamaan), Importir dapat mengajukan permohonan untuk pengeluaran party yang tersisa tersebut melalui pemeriksaan fisik dengan alat pemindai. 3) Penetapan secara manual dan/atau atas rekomendasi dari unit pengawasan berdasarkan analisis intelijen. Dalam hal terhadap party barang mendapat atensi dari unit pengawasan maka unit pengawasan dapat meminta kepada Pejabat yang menangani alat pemindai untuk melakukan pemindaian terhadap peti kemas target yang dicurigai. Dalam hal penetapan langsung oleh SKP impor (jalur hijau yang terkena pemeriksaan random dengan alat pemindai) maka prosedur tatalaksananya adalah sebagai berikut : SKP mengirim respons Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) bertanda pemindai peti kemas (container scanner) kepada Importir. Importir menerima respons SPPB bertanda pemindai peti kemas (container
10
scanner) dan mencetaknya. Importir menyiapkan peti kemas untuk dilakukan pemeriksaan fisik melalui pemindai peti kemas.
Pejabat pemindai peti kemas melakukan pemindaian terhadap barang impor dan melakukan penelitian terhadap tampilan hasil pemindaian. Pejabat pemindai peti kemas menulis keputusan pada Laporan Hasil Analisis Tampilan (LHAT), merekamnya ke dalam SKP, serta menyampaikan kembali PIB, LHAT, dan SPPB bertanda pemindai peti kemas (container scanner) kepada Pejabat yang menangani pelayanan pabean. Apabila kesimpulan dalam LHAT menunjukkan sesuai, Pejabat yang menangani pelayanan pabean memberikan tanda SETUJU KELUAR pada SPPB bertanda pemindai peti kemas (container scanner), dan menyampaikannya kepada Importir untuk pengeluaran barang dari Kawasan Pabean. Apabila kesimpulan LHAT menunjukkan perlu pemeriksaan fisik barang, maka : - Pejabat yang menangani pelayanan pabean menerbitkan instruksi pemeriksaan kepada Pejabat pemeriksa barang. - Pejabat pemeriksa barang menerima instruksi pemeriksaan, LHAT, hasil cetak pemindaian peti kemas, dan SPPB bertanda pemindai peti kemas (container scanner). - Pejabat pemeriksa barang melakukan pemeriksaan fisik, membuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik (BAP Fisik), serta membuat dan merekam Laporan Hasil Pemeriksaan Fisik Barang (LHP). Dalam hal party barang mendapatkan jalur merah maka importir dapat mengajukan permohonan untuk dilakukan pemeriksaan fisik dengan alat pemindai. Apabila permohonan disetujui oleh Pejabat yang menangani pelayanan pabean maka Prosedur tatalaksana impor dalam rangka pemeriksaan fisik barang dengan alat pemindai adalah sebagai berikut : Pejabat yang menangani pelayanan pabean menerbitkan Instruksi Pemeriksaan Fisik melalui Pemindai Peti Kemas. Importir menyiapkan peti kemas untuk dilakukan pemeriksaan fisik melalui pemindai peti kemas. Pejabat pemindai peti kemas melakukan pemindaian Barang Impor dan melakukan penelitian hasil cetak pemindaian.
11
Pejabat pemindai peti kemas menuliskan kesimpulan pada LHAT dan merekamnya ke dalam SKP, kemudian menyampaikannya kepada Pejabat yang menangani pelayanan pabean. Dalam hal Pejabat pemindai peti kemas menyimpulkan untuk dilakukan pemeriksaan fisik barang, Pejabat yang menangani pelayanan pabean menunjuk Pejabat pemeriksa barang dan menerbitkan Instruksi Pemeriksaan. Pejabat pemeriksa barang menerima Instruksi Pemeriksaan, invoice/ packing list, LHAT, dan hasil cetak pemindaian dari Pejabat yang menangani pelayanan pabean. Pejabat pemeriksa barang melakukan pemeriksaan fisik barang dan mengambil contoh barang jika diminta, kemudian membuat LHP dan BAP Fisik. Pejabat pemeriksa barang menyampaikan LHP dan BAP Fisik kepada Pejabat yang menangani pelayanan pabean untuk disatukan dengan berkas PIB untuk diteruskan kepada Pejabat pemeriksa dokumen. Dalam hal Pejabat pemindai peti kemas menyimpulkan tidak perlu pemeriksaan fisik barang, Pejabat yang menangani pelayanan pabean meneruskan PIB dan dokumen pelengkap pabean, dan LHAT kepada Pejabat pemeriksa dokumen untuk dilakukan penelitian dan penetapan tarif dan nilai pabean. Selanjutnya mengikuti prosedur tatalaksana pabean selanjutnya.
12
13
14
b.
15
Adapun susunan lengkap personil unit kerja HICO Scan yang secara informil masih diberlakukan adalah sebagai berikut :
Gambar 1.5 Susunan Personil Unit Kerja HICO Scan
16
Prosedur Teknis :
TAHAPAN Pemeriksaan Awal / Safety Check (tanpa proses booting) : KEGIATAN 1) Isi buku Safety Procedure dan tandatangani bersama-sama PPR (Petugas Proteksi Radiasi) 2) Masukkan kunci pada keyswitch TR-4A dan TR-5A dan putar ke posisi I 3) Masukkan kunci pada keyswitch MODE dan pilih mode standar atau reverse sesuai arah pelaksanaan operasi yang diinginkan. 4) Masukkan kunci ke keyswitch MAINS ON dan putar ke posisi ON untuk siap mengaktifkan system 5) Tekan tombol POWER ON 6) Periksa ruang TR 2, dengan melakukan langkah-langkah berikut: Nyalakan (switch on) komputer visualisasi proses Periksa panel interbus. Apabila terdapat tulisan RUN, maka proses sesuai. Apabila terdapat tulisan selain RUN, lakukan reset hingga tampak tulisan RUN 7) Periksa panel di sebelah kanan komputer visualisasi, dan pastikan: Semua panel berada pada kondisi ON Bila panel to ACC off/netral, panel kopling (kiri bawah) di ON kan Panel to ACC di ON kan dengan memutar ke arah OFF terlebih dulu, baru ke ON
17
8) Aktifkan SYSOP hingga lampu L1, L2, dan L3 menyala, dan mesin LINAC aktif. 9) Bila lampu modulator pada kotak Varian menyala, tekan BEAM OFF RESET untuk mematikannya. 10) Buka shielding gates secara manual dengan menggunakan konsul pengontrol pada workstation ENOP/EXOP dengan cara: Masukkan kunci pada keyswitch 1-MANUAL/2-AUTOMATIC dan putar ke posisi 1-MANUAL dan di reset. Tekan tombol OPEN GATE untuk membuka shielding gates Putar kunci pada keyswitch 1-MANUAL/2-AUTOMATIC ke posisi 2-AUTOMATIC dan di reset. 11) Periksa sepanjang lorong pemeriksaan, melalui langkah berikut : Periksa seluruh peralatan yang ada di sepanjang lorong pemeriksaan
Buka dan periksa ruang teknik TR-4A dan TR-5A, periksa AC, pastikan lampu indikator berwarna hijau, pastikan tidak ada orang di ruangan. Pastikan tidak ada benda tertinggal di lintasan rail car. 12) Kembalikan railcar pada Initial Position dengan menekan tombol FINISH POSITION. 13) Kembali ke ruang operator di workstation. Pengaktifan sistem : 1) Masukkan kunci pada keyswitch TR-4A dan TR-5A dan putar ke posisi I 2) Lakukan prosedur logon pada komputer DACO (Data Flow Control), sebelum mengaktifkan komputer SYSOP, IMI, CIOP, COOP, dan REOP, dengan mengisi user name dan user password 3) Lakukan prosedur logon pada workstation SYSOP, dan klik tombol MULAI pada monitor SYSOP untuk melihat tampilan verifikasi nomor kontainer. Tekan tombol START bila lampu START menyala. 4) Nayalakan komputer visualisasi dan pastikan layar monitor menampilkan interface visualisasi proses dalam lorong pemeriksaan secara benar. 5) Setelah semua monitor dan kamera CCTV pada workstation SYSOP siap beroperasi, perintahkan operator CIOP, COOP, IMI, REOP, ENOP, dan EXOP untuk melakukan prosedur logon dan menguji workstation masing-masing. 6) Klik Beam On Condition dan pastikan semua lampu hijau menyala, yang menunjukkan semua sistem berada pada mode otomatis, yang ditandai dengan:
18
= Conveyor in Automatic Mode = Gate in Automatic Mode = Process Control in Automatic Mode = Linac in Automatic Mode
11) DIN
= Door interlock
12) Informasikan ke seluruh workstation, bahwa sistem siap untuk memulai operasi. Proses pemindaian truk/trailer dan muatannya. 1) Pastikan indikator lampu START menyala, sebagai tanda telah diterimanya sinyal READY dari ENOP 2) Melalui 4 monitor, pastikan jalur transportasi dalam keadaan aman. 3) Pastikan CIOP telah memasukkan data yang akan dipindai, dan telah mengisi formulir, melalui tampilan status simbol workstation CIOP di layar monitor DACO. 4) Tekan tombol START dan truk/trailer akan diangkut oleh rail car masuk ke lorong pemeriksaan dan akan berhenti secara otomatis di WP1 (Waiting Position 1). 5) Setelah dicapai WP1, dan lampu CLOSE GATE menyala, aktifkan kunci CLOSE GATE untuk menutup pintu penyekat (Shielding Gate). Tekan terus kunci CLOSE GATE hingga pintu penyekat benar-benar tertutup. 6) Bila lampu CONFIRM menyala, bandingkan nomor kontainer yang tampak pada monitor CCTV (nomor 4 pada SYSOP Desk), dengan nomor urut yang ditetapkan oleh Data System (masukan dari CIOP). 7) Tekan tombol CONFIRM pada Squencer Panel (nomor 2 pada SYSOP Desk) bila nomor-nomor tadi sesuai. Bila tidak sesuai, pilih nomor kontainer yang tertampil di layar monitor SYSOP. 8) Pilih tingkat energi X-Ray yang sesuai dengan menekan tombol Full Energy, Low Energy, atau Transport Only. Pilihan tingkat energi dapat diubah selama proses pemindaian, dengan menekan tombol level yang diinginkan kemudian tekan tombol SCAN. 9) Setelah dicapai WP2 (Waiting Position 2), X-Ray berhenti bekerja dan lampu EXIT menyala, aktifkan kunci EXIT untuk membawa truk/kontainer menuju EP (End Position). Standby/istirahat 1) Pada kondisi Operasi Normal (mode otomatis dan masih ada truk di lorong pemeriksaan), putar kunci keyswitch TR-4A dan TR-5A ke posisi 0 dan dicabut. 2) Beritahu operator lain (IMI, CIOP, COOP, dan REOP) untuk mengaktifkan tombol ISTIRAHAT pada workstation masingmasing. 3) Selesai istirahat, masukkan kunci pada keyswitch TR-4A dan TR-5A kemudian putar ke posisi 1 untuk meneruskan proses yang tertunda.
19
4) Beritahu operator lain (IMI, CIOP, COOP, dan REOP) untuk mengaktifkan kembali workstation masing-masing.
Akhir operasi
1) Pastikan tidak ada lagi truk/trailer yang berada di dalam lorong pemeriksaan, di sekitar entrance dan exit area. Beritahu ENOP untuk tidak menerima pemasukkan truk/trailer lagi. 2) Beritahu CIOP, COOP, IMI, dan REOP untuk melakukan prosedur logout pada workstation masing-masing. 3) Lakukan prosedur logout terhadap komputer SYSOP (tampilan proses DACO) 4) Lakukan prosedur logout terhadap komputer DACO. 5) Matikan monitor komputer visualisasi proses. 6) Ambil kunci TR-4A dan TR-5A dari panel operasi Start Up (sistem X-Ray pada mode OFF). Lanjutkan ke workstation ENOP/EXOP untuk melakukan langkah-langkah berikut: 7) Pastikan ruang teknik TR-4A dan TR-5A dalam keadaan aman. 8) Periksa seluruh peralatan di lorong pemeriksaan, dan pastikan tidak ada barang-barang yang tertinggal di sepanjang lintasan railcar. 9) Pindahkan railcar dari WP1R ke EP dengan menekan tombol FINISH POS melalui panel pengontrol ENOP/EXOP. 10) Tutup shielding gates secara manual dan kembalikan mode operasi shielding gates ke mode otomatis (di reset). 11) Kembali ke ruang operator, putar kunci MAINS ON ke posisi 0 12) Isi berita acara sesuai keadaan operasi yang telah berjalan, dan tandatangani hasil pemeriksaan akhir.
20
telah memiliki pengalaman yang cukup atau setidak-tidaknya telah memahami ruang lingkup alat pemindai HICO Scan secara keseluruhan. Seorang IMI idealnya berkualifikasi
sebagai pemeriksa senior, karena harus memahami dan mampu menganalisis dokumen pemberitahuan pabean.
Dokumen Acuan dan Referensi terkait - Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai terkait tatalaksana kepabeanan di bidang impor dan ekspor - Buku daftar IMI - Container Data Set (CDS) yang terdiri dari hasil citra (image) Hi-Co, formulir isian, dan hasil scanning dokumen yang disimpan dalam bentuk elektronik (DLT tape). Prosedur Teknis
Tahapan Persiapan
Kegiatan 1) Uji workstation sebelum memulai operasi melalui langkah-langkah berikut : Lakukan prosedur logon dengan mengisi user name dan user password hingga layar monitor dokumen menampilkan menu utama. Pastikan layar monitor menampilkan HEIMANN LOGO secara benar. 2) Mulai proses kerja dengan melakukan langkah-langkah berikut:: a) Klik tombil MULAI (F9) untuk memberi tahu sistem bahwa workstation IMI telah siap. b) Perhatikan tampilan layar monitor dokumen, yang menampilkan halaman pertama dokumen pemberitahuan, sebagai tanda telah adanya hasil proses pemindaian (scanning) oleh CIOP yang masuk ke dalam workstation Untuk melihat jumlah halaman dokumen terpindai (scanned
documents), perhatikan tulisan di sudut kiri bawah layar monitor (HALAMAN dari HALAMAN) Untuk melihat bagian lain dari salah satu halaman dokumen, gunakan scroll bar yang ada di tepi kanan dan bawah layar monitor. Untuk melihat halaman lain dari dokumen, tekan atau klik tombol SEBELUMNYA atau SESUDAHNYA. Untuk memperjelas/memperbesar bagian dokumen, aktifkan tombol zoom serta klik dan tahan di bagian yang akan
diperjelas/diperbesar.
21
1) Bandingkan X-Ray image dengan isi pemberitahuan pabean, menggunakan Image Processing Algorithm yang tersedia di bagian atas monitor X-Ray Image dengan memperhatikan : a) Kesesuaian antara jenis barang yang tertera di pemberitahuan pabean dengan tampilan X-Ray Image b) Keberadaan barang-barang yang tidak tercantum dalam pemberitahuan pabean c) Keberadaan barang-barang terlarang di dalam kontainer Bila ada kecurigaan, tandai X-Ray Image yang bersangkutan sebagai pedoman bagi PFPB dalam melakukan pemeriksaan fisik barang 2) Klik tombol FORMULIR (F8) pada layar monitor dokumen dan isikan hasil keputusan analisis dalam formulir data, yaitu: ADA KECURIGAAN atau TIDAK ADA KECURIGAAN, disertai penjelasan terhadap hasil keputusan. 3) Klik tombol KELUAR (F12), layar monitor akan menampilkan kembali dokumen hasil pemindaian. 4) Klik tombol CETAK (F7) pada layar monitor dokumen untuk mencetak dokumen pemberitahuan hasil pemindaian. 5) Klik tombol SIMPAN (F4) pada layar monitor untuk meminta SYSOP mengarsipkan CDS (Container Data Set) yang telah dianalisis. 6) Sampaikan dokumen pemberitahuan, koordinat, dan hasil cetakan X-Ray Image kepada Penyelia. 7) Isikan hasil keputusan IMI atas hasil analisis X-Ray Image ke dalam buku daftar dan berikan paraf pada kolom keterangan. 8) Klik tombol SELESAI (F5) untuk mengakhiri proses analisis dan mengembalikan workstation IMI ke status tunggu.
22
Dokumen Acuan dan referensi Terkait - Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal mengenai tatalaksana kepabeanan di bidang impor dan ekspor;
- Manual peralatan Hi-Co Scan HEIMANN - Dokumen pemberitahuan pabean dan dokumen pendukungnya. - Formulir data.
Prosedur Teknis
Tahapan Pemeriksaan awal workstation 1) Kegiatan Lakukan prosedur logon dengan mengisi user name dan user password hingga layar monitor dokumen menampilkan menu utama. Pastikan layar monitor menampilkan HEIMANN LOGO secara benar. 2) Klik tombol PEMERIKSAAN (F10) hingga window menampilkan TES CETAKAN. 3) Klik tombol MULAI (F5) untuk memulai tes cetakan. Untuk membatalkan tes, klik tombol STOP (F6). 4) Amati tampilan hasil pemindaian (scanning) di layar monitor. Klik tombol SEBELUMNYA atau SESUDAHNYA, di sudut kiri atas layar monitor, untuk melihat halaman lain dari dokumen yang terdiri dari beberapa halaman. 5) 6) Proses Kerja 1) Klik tombol KELUAR (F12) untuk mengakhiri pengujian workstation. Kirim sinyal SIAP kepada SYSOP melalui interkom. Terima pemberitahuan pabean dari Pengurus Barang / Pengurus Jasa Kepabeanan (PPJK), kemudian catat atau arsipkan ke dalam buku daftar 2) 3) Klik tombol REKAMAN DATA BARU (F9) untuk mengawali proses. Letakkan dokumen di dalam scanner (dokumen menghadap ke bawah), atur posisinya sesuai ukuran dokumen. 4) 5) Klik salah satu tombol bottom menu bar sesuai letak dokumen. Tentukan tingkat energi X-Ray yang akan digunakan, berdasarkan perbandingan antara data barang impor yang tertera di dokumen dengan Daftar Pembanding (Negatif List). 6) Klik tombol FORMULIR (F8) untuk membuka formulir baru, kemudian isi formulir tersebut dengan mencantumkan informasi berikut: a) Tanggal, waktu, dan negara (terisi secara otomatis di sistem pengolah data) b) Nomor plat truk atau trailer yang akan dipindai c) Nomor Kontainer
23
d) Tujuan Kontainer (pilih impor = F1) e) Nomor PIB f) Keterangan isi kontainer g) Energi X-Ray yang digunakan (penuh[F3], setengah[F4], atau tidak ada[F5]) berdasarkan perbandingan pada butir 4. h) Pilih PERIKSA FISIK (F6) untuk truk/trailer yang tidak perlu dipindai karena muatannya termasuk barang yang rentan terhadap X-Ray. 7) Klik tombol KELUAR (F12) untuk kembali ke menu utama 8) Bila pemindaian menghasilkan tampilan yang kurang jelas atau hitam, klik tombol hapus. Ulangi proses pemindaian, gunakan fasilitas pengatur KONTRAS sebelum melakukan pemindaian.
Area Yang harus Diperhatikan - Gate Panel : Sisi kanan dari Panel Kendali (Control Panel), terdiri dari 2 baris dan 4 kolom, terdapat 3 buah saklar kunci (keyswitch) dan 5 buah lampu indikator. - Conveyor Panel : Sisi kiri dari Panel Kendali (Control Panel), terdiri dari 7 baris dan 7 kolom, terdapat 7 buah saklar kunci (keyswitch), 1 buah tombol tekan (push button), dan 35 buah lampu indikator. Dokumen Acuan dan Referensi - Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal mengenai tatalaksana kepabeanan di bidang impor dan ekspor;
24
Prosedur Teknis :
Tahapan Pemeriksaan awal workstation Kegiatan 1) Pastikan tidak ada orang-orang, selain petugas, berada di area workstation 2) Periksa konsul pengontrol A-1 (transport system), dan pastikan bahwa conveyor system berada pada mode otomatis, yang ditandai dengan: Saklar HAND 0 AUTO (baris-1,kolom-2 Gate Panel) pada posisi AUTO Lampu indikator ON (baris-1, kolom-1 Gate Panel) menyala Lampu indikator MALFUNCTION (baris-1, kolom-4 Gate Panel) padam Bila lampu indikator MALFUNCTION menyala, putar saklar RESET (baris-1, kolom-3 Gate Panel) hingga indikator MALFUNCTION padam Bila tidak ada indikasi kesalahan, atau lampu MALFUNCTION padam, pastikan lampu INITIAL POSITION (baris-4, kolom-8 Conveyor Panel) menyala Putar saklar RELEASE OP (baris-6, kolom-2 Conveyor Panel) ke posisi ON, dan pastikan tidak ada tampilan kesalahan (fault) pada mode AUTO, sehingga konsul pengontrol siap digunakan. 3) Periksa fungsi video monitor di pintu masuk lorong pemeriksaan, dan pastikan keadaan aman untuk memulai operasi. 4) Kirim sinyal SIAP kepada SYSOP melalui intercom, menunjukkan bahwa workstation siap memulai operasi. 1) Pilih truk/trailer yang akan diperiksa berdasarkan batas ukuran berikut : Lebar truk/trailer maksimum 2,6 meter Tinggi truk/trailer maksimum 4,0 meter Panjang truk/trailer maksimum 20 meter Lebar muatan maksimum 2,6 meter Berat truk/trailer dan muatannya maksimum 55 ton Rem truk/trailer pada posisi bebas Gigi truk/trailer pada posisi netral (0)
25
2) Arahkan pengemudi truk/trailer akan diperiksa ke posisi Wheel Rest UP (uplift position = UP) di pintu masuk lorong pemeriksaan, dan pastikan: Tidak ada oli/BBM yang menetes dari truk/trailer atau muatannya Roda truk/trailer dalam keadaan baik (tidak rusak atau kempes) Bunyi rem tidak mendesis Tidak ada orang atau makhluk hidup lain di dalam truk/trailer
3) Setelah truk/trailer mencapai Uplift Position atau UP, minta pengemudi untuk : mematikan mesin menetralkan gigi (persneling) melepaskan rem tangan meninggalkan truk/trailer dan mengeluarkan barang-barang yang sensitif terhadap X-Ray 4) Periksa secara visual, untuk memastikan pengemudi telah melaksanakan semua instruksi yang diberikan. 5) Perintahkan pengurus barang menuju CIOP (Check In Operator). 6) Operasikan lorong pemeriksaan dengan Konsul Pengontrol C-3, melalui langkah-langkah berikut : a) Pastikan truk/trailer pada posisi Wheel Rest UP (uplift position) dan kondisi di butir 6 dan 7 telah terpenuhi. b) Tekan tombol UPLIFT TRUCK (baris-6, kolom-3 Conveyor Panel) untuk mengangkat truk/trailer c) Tekan tombol GAP.CLS.CLS (baris-7, kolom-4 Conveyor Panel) untuk menutup unit penutup pintu (Gap Closing Unit) d) Tekan tombol READY (baris-7, kolom-2 Conveyor Panel) untuk mengirim sinyal ready ke SYSOP (System Operator) bahwa transportasi dapat dimulai. 7) Setelah pemeriksaan, arahkan pengemudi truk/trailer dan pengurus barang yang telah kembali dari CIOP, menuju ke EXOP (Exit Operator) melalui jalur yang tersedia.
26
kelengkapan dokumen pemberitahuan pabean yang sudah diperiksa melalui Hi-Co Scan.
Dokumen Acuan Dan Referensi - Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal mengenai tatalaksana kepabeanan di bidang impor dan ekspor; - Manual peralatan Hi-Co Scan HEIMAN - Dokumen pemberitahuan pabean dan dokumen pendukungnya. - Formulir data.
Prosedur Teknis
Tahapan Pemeriksaan awal workstation 1) Kegiatan Lakukan prosedur logon dengan mengisi user name dan user password hingga layar monitor dokumen menampilkan menu utama. Pastikan layar monitor menampilkan HEIMANN LOGO secara benar. 2) Klik tombol PEMERIKSAAN (F10) hingga window menampilkan TES CETAKAN. 3) Klik tombol MULAI (F5) untuk memulai tes cetakan; lihat hasil cetakan di laser printer yang tersedia. 4) 5) Proses kerja 1) Untuk membatalkan tes, klik tombol STOP (F6). Kirim sinyal SIAP kepada SYSOP melalui interkom. Terima pemberitahuan pabean dari Pengurus Barang / Pengurus Jasa Kepabeanan (PPJK), kemudian catat atau arsipkan ke dalam buku daftar 2) 3) Klik tombol REKAMAN DATA BARU (F9) untuk mengawali proses. Klik tombol MULAI (F9) untuk menampilkan interface COOP DOKUMEN dan gambar hasil pemindaian dokumen di layer monitor. 4) Klik tombol FORMULIR (F8) untuk menampilkan interface COOP FORMULIR. 5) 6) 7) Cetak formulir data yang telah mendapat keputusan dari IMI. Klik tombol KELUAR (F12) untuk kembali ke MENU UTAMA. Serahkan pemberitahuan pabean dan hasil cetakan kepada IMI.
27
Dokumen Acuan dan Referensi - Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal mengenai tatalaksana kepabeanan di bidang impor dan ekspor; - Manual peralatan Hi-Co Scan HEIMANN Prosedur Teknis
Tahapan Keseluruhan Kegiatan 1) Awasi keamanan area di sekitar pintu keluar lorong pemeriksaan. 2) Pada saat truk mencapai EP (End Position), pastikan truk telah berada pada posisi berhenti secara sempurna, poros roda depan telah turun dari fork lift, dan gap closing telah tertutup. 3) Perintahkan/ijinkan pengemudi truk mengambil truknya, kemudian perintahkan menuju ke Waiting Area dan mengurus barangnya menuju Check Out Operator (COOP). 4) Bila terdapat kesalahan/gangguan operasi, beritahu SYSOP melalui interkom, atau dengan cara lain. 5) Bila diperlukan, lakukan koordinasi dengan ENOP untuk mengarahkan pengemudi truk datang tepat pada waktu yang diinginkan.
28
Prosedur Teknis
Tahapan Pemeriksaan awal workstation Kegiatan 1) Lakukan prosedur logon dengan mengisi user name dan user password hingga layar monitor dokumen menampilkan menu utama. Pastikan layar monitor menampilkan HEIMANN LOGO secara benar. 2) Klik tombol PEMERIKSAAN (F10) hingga window menampilkan TES CETAKAN. 3) Klik tombol MULAI (F5) untuk memulai tes cetakan; lihat hasil cetakan di laser printer yang tersedia. 4) Untuk membatalkan tes, klik tombol STOP (F6). 5) Kirim sinyal SIAP kepada SYSOP melalui interkom. Proses kerja berhubungan dengan hasil pindaian (scanning) 1) Klik tombol MULAI (F9) untuk menampilkan interface REOP DOKUMEN dan window PEMILIHAN REKAMAN DATA. 2) Klik data yang ingin ditampilkan. Sisi kiri layar monitor menampilkan interface REOP FORMULIR; sisi kanan layar monitor menampilkan X-Ray Image. 3) Klik tombol FORMULIR (F8), sisi kiri layar monitor akan menampilkan
29
interface REOP FORMULIR. 4) Klik tombol CETAK (F7) pada sisi kiri layar monitor, untuk mencetak dokumen yang telah dipindai, formulir data, dan koordinat letak adanya kecurigaan. 5) Klik tombol CETAK pada sisi kanan layar monitor (X-Ray Image), untuk mencetak X-Ray Image. 6) Serahkan cetakan dokumen yang telah dipindai, formulir data, dan koordinat letak adanya kecurigaan, serta IP HICO dan X-Ray Image kepada IMI. 7) Klik tombol KELUAR (F12) untuk kembali ke interface REOP DOKUMEN. 8) Klik tombol SIMPAN (F4) pada sisi kiri layar monitor (tampilan REOP DOKUMEN), monitor akan menampilkan window permintaan penyimpanan data. 9) Klik tombol MULAI (F5) untuk menyimpan Container Data Sheet (CDS) sebagai memori data bagi SYSOP. 10) Untuk membatalkan tes, klik tombol STOP (F6). 11) Klik tombol KELUAR (F12) pada interface REOP DOKUMEN untuk mengakhiri proses. Proses kerja tanpa berhubungan dengan hasil pindaian (Transport Only) 1) Terima perintah mencetak dokumen hasil pindaian dari COOP. 2) Isi formulir data serta cetak formulir dan dokumen hasil pindaian tersebut.
30
1.2
Latihan
Agar Anda dapat lebih memahami materi pada kegiatan belajar 1 ini, coba kerjakan latihan-latihan berikut ini secara mandiri. 1. 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan alat pemindai ! Jelaskan keberadaan struktur organisasi unit kerja yang mengoperasikan alat pemindai Hi-Co Scan ! 3. 4. Jelaskan fungsi dan tanggung jawab seorang penyelia ! Jelaskan kriteria barang yang dapat diperiksa melalui alat pemindai dan yang dikecualikan dari pemeriksaan alat pemindai ! 5. Jelaskan apa yang dimaksud IMI dan jelaskan tugas serta prosedur teknis yang harus dijalankan personil IMI !
1.3
Rangkuman
1.
Pengertian alat pemindai adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik barang dalam peti kemas atau kemasan dengan menggunakan teknologi sinarX (X-Ray) atau sinar gamma (Gamma Ray).
2.
Output image scaning yang dihasilkan melalui HICO Scan X-Ray jauh lebih detail dan lebih akurat dibanding dengan alat sejenis yang menggunakan sinar gamma (Gamma Ray).
3.
Kriteria barang impor yang dapat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat pemindai peti kemas adalah sebagai berikut : a) Barang yang pengeluarannya ditetapkan jalur hijau dan terkena pemeriksaan acak melalui pemindai peti kemas; b) Barang yang pengeluarannya ditetapkan jalur merah namun hanya terdiri dari satu jenis (satu pos tarif);
31
c) Barang impor dalam refrigerated container yang berdasarkan pertimbangan dari Pejabat yang menangani pelayanan pabean dapat diperiksa dengan pemindai; d) Barang yang berisiko tinggi berdasarkan hasil analisis intelijen; e) Barang peka udara; f) Barang lainnya yang berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang ditunjuk dapat dilakukan pemeriksaan melalui pemindai peti kemas. 4. Pengecualian pemeriksaan fisik baranmg dengan alat pemindai dapat diberikan terhadap barang-barang impor yang memiliki kriteria sebagai berikut : d) barang impor peka cahaya; e) barang impor yang mengandung zat radioaktif; atau f) barang impor lainnya yang karena sifatnya dapat menjadi rusak apabila dilakukan pemindaian. 5. Mekanisme penentuan barang impor dapat atau tidaknya dilakukan pemeriksaan fisik melalui alat pemindai dilakukan dengan tiga cara: a) Penetapan langsung oleh sistem komputer pelayanan (SKP) impor b) Pengajuan permohonan pemeriksaan fisik dengan alat pemindai c) Penetapan secara manual dan/atau atas rekomendasi dari unit pengawasan berdasarkan analisis intelijen 6. Unit kerja HiCo Scan secara informil dipimpin oleh seorang penyelia dengan pangkat minimal Penata Muda dan membawahi : a) b) c) d) e) f) System operator Image operator Check-in operator Exit operator Re-check operator Check-out operator Entrance operator
32
g)
1.
Definisi alat pemindai sebagaimanan dimaksud dalam peraturan teknis tata laksana kepabeanan di bidang impor... a. Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik barang dalam peti kemas atau kemasan dengan menggunakan teknologi tinggi b. Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik barang dalam peti kemas atau kemasan dengan menggunakan teknologi sinar X (X-ray) dan sinar gamma (gamma-ray) c. d. Alat bantu pemeriksaan yang menggunakan unsur teknologi informasi Alat pemeriksaan peti kemas dengan menggunakan teknologi X-ray baik yang bersifat portable, mobile maupun container systems
2.
Berikut ini adalah kriteria barang yang dapat dilakukan pemeriksaan fisiknya dengan menggunakan alat pemindai peti kemas, kecuali... a. b. c. d. PIB jalur hijau yang terkena pemeriksaan acak PIB jalur merah dengan jenis barang satu macam saja Barang impor yang dikemas dalam refrigerated container Barang impor yang mengandung zat radioaktif
3.
Pengecualian pemeriksaan fisik barang dengan alat pemindai dapat diberikan terhadap barang-barang impor yang memiliki kriteria sebagai berikut... a. b. c. d. Barang impor yang dikemas dalam refrigerated container Barang impor yang hanya terdiri dari satu jenis saja Importir yang berkeberatan dengan alasan takut merusak kualitas barang Barang impor peka cahaya
4.
Mekanisme penentuan barang impor dapat atau tidaknya dilakukan pemeriksaan fisik melalui alat pemindai dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut, kecuali ... a. b. c. d. Penetapan langsung oleh SKP impor Atas keinginan importir dengan alasan untuk efisiensi biaya Atas persetujuan Pejabat yang menangani pelayanan Pabean berdasarkan permohonan importir Atas rekomendasi unit pengawasan yang didasarkan hasil analisis intelijen
33
5.
Hasil pemindaian dan analisisnya oleh Pejabat pemindai peti kemas akan dituangkan dalam format laporan... a. b. c. d. Laporan Hasil Analisis Tampilan Laporan Hasil Pemindaian Laporan Hasil Pemeriksaan Fisik Barang Laporan Pemindaian Peti kemas
6.
Berdasarkan struktur organissasi unit kerja Hico Scan dipimpin oleh... a. b. c. d. Kepala Kantor Kepala Seksi P2 Penyelia dengan pangkat minimal Penata Muda Kepala unit Pelayanan Pabean
7.
Berikut ini adalah struktur personil yang berada di unit kerja HiCo scan, kecuali... a. b. Entrance operator Advance Analyser c. Image Interpreter d. System operator
8.
Memastikan dipenuhinya persyaratan dan dilengkapinya pemberitahuan pabean yang akan diperiksa melalui alat pemindai Hi-Co Scan. Hal ini adalah tugas utama personil... a. Entrance operator c. Advance analyser b. Checkin operator d. System operator
9.
Personil berikut berkepentingan terhadap area pemeriksaan di dalam ruang periksa Hi-Co Scan. Tujuannya adalah untuk memastikan terhindarnya kecelakaan fisik, mekanik, dan radiasi di sekitar pintu masuk lorong pemeriksaan... a. Entrance operator b. Checkin operator c. System operator d. Check out operator
10. Tugas utama dari personil berikut adalah untuk memeriksa hasil cetakan citra (image) alat pemindai Hi-Co Scan... a. Entrance operator b. Checkin operator c. Check out operator d. Recheck operator
34
Coba cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang telah disediakan (di halaman akhir). Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi pada kegiatan belajar ini. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan kualifikasi hasil belajar yang telah terinci dibawah rumus.
TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal Apabila tingkat pemahaman (TP) Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai:
91 % 81 % 71 % 61 % 0%
: : : : :
Bila hasil perhitungan Anda telah mencapai 81 % atau lebih, maka Anda telah menguasai materi Kegiatan Belajar 1 ini dengan baik. Untuk selanjutnya Anda dapat melanjutkan pada Kegiatan Belajar 2.
35
KEGIATAN BELAJAR
2
TEKNIK ANALISIS IMAGE UNTUK MENDETEKSI INDIKASI ADANYA PELANGGARAN
Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu: 1) Mengaplikasikan teknik analisis image 2) Menganalisis contoh-contoh kasus temuan pemindaian
2.1.
B
36
pengemasannya.
agian terpenting dari proses pemeriksaan barang dengan menggunakan alat pemindai HiCo Scan adalah kegiatan analisis image. Kegiatan analisis image ini dilakukan oleh seorang IMI.
IMI harus memiliki kemampuan menggunakan tools-tools yang disediakan oleh Hico Scan agar diperoleh hasil analisis yang optimal. Disamping itu seorang IMI juga harus mempunyai pengetahuan tentang identifikasi barang. Oleh karena itu idealnya petugas IMI sebelumnya pernah bertugas sebagai pemeriksa fisik barang sehingga telah memiliki pengetahuan yang memadai tentang bermacam-macam barang dan standar
Dalam penunjukan personil IMI maka penyelia harus mempertimbangkan kemampuan analisis dan pengalaman menggunakan alat pemindai jenis HiCo ini. Idealnya, untuk menjadi IMI, seorang pemeriksa harus memiliki pengalaman menjadi asisten image dan telah menganalisis minimal 1000 image (jumlah ini sesuai yang disarankan pihak penyedia instalasi HiCo scan x-ray). Harus selalu diingat bahwa,
Tujuan scanning container : adalah untuk mencari adanya ketidakwajaran (irregularities) dari pola-pola standar yang ada. Ini akan menjadi bahan temuan untuk pemeriksaan fisik lebih lanjut.
Untuk melakukan analisis image, HiCo Scan system telah menyediakan beberapa tools menu yang dapat digunakan oleh IMI. Dalam pembahasan disini kami hanya akan menampilkan dua menu tools penting yang wajib dikuasai oleh IMI. Eksplorasi menumenu lainnya dapat dilakukan pada saat kegiatan praktek lapangan. Adapun kedua menu tools tersebut dan sub-sub menu nya adalah sebagai berikut : a) Menu skill of using equipment, terdiri atas sub menu : - Zooming - Histogram - Color enhancement - filtering b) Menu methods of image analysis, terdiri atas sub menu : - Grayness Analysis - Shape Analysis - Quantitative Analysis
37
Sub menu zoom berfungsi untuk memanipulasi ukuran image menjadi lebih besar (zoom in) atau lebih kecil (zoom out). Fungsi zoom in terutama dapat dimanfaatkan untuk memperbesar satu bagian dalam bidang. Tujuannya agar image yang ditampilkan menjadi lebih jelas atau lebih kelihatan bentuk fisik barangnya .
Gambar 2.2 Sub menu : Zoom in or Out
38
Sub menu histogram berfungsi untuk memperjelas bagian yang gelap agar dapat lebih mudah menganalisis adanya pola-pola yang tidak wajar terhadap image.
Gambar 2.3 Sub menu : Histogram
Sub menu filter berfungsi untuk memadukan fungsi contrast dan brightness sehingga tingkat density image dapat diatur sedemikian rupa. Apabila tingkat density kita ubah secara proporsional maka tampilan image akan menjadi lebih jelas. Hal ini akan memudahkan IMI menganalisis ada atau tidaknya pola-pola ketidakwajaran.
Gambar 2.4 Sub menu : Filter
39
Hasil pemaduan filter yang menghasilkan tingkat density yang proporsional dapat anda lihat pada gambar berikut.
Gambar 2.5 Fillter dengan Tingkat Density Proporsional
40
soliditas yang berbeda. Contoh barang dengan kriteria seperti ini, antara lain: LDPE dan HDPE. Dengan memperhatikan grey level image dari suatu benda tertentu juga
membantu IMI mengidentifikasi bahan pembuat benda tersebut, apakah terbuat dari logam, kayu, plastik atau yang lain.
41
Shape Analysis
Sebelumnya disebutkan bahwa IMI sebaiknya mempunyai track record sebagai pemeriksa barang sebelumya. Hal tersebut terutama terkait dengan analisa berdasarkan bentuk barang (shape analysis) karena dengan pengetahuan yang memadai tentang berbagai bentuk barang akan sangat membantu mengidentifikasi jenis barang yang ada pada tampilan image x-ray. Perlu dipahami bahwa image x-ray lebih menyerupai gambar pada negative film daripada foto cetak sehingga memerlukan imajinasi dan kreativitas dari IMI untuk menganalisanya. Contoh tampilan image yang telah dimodifikasi menggunakan shape analysis dapat dilihat pada Gambar 2.9 dan 2.10 .
42
43
Quantitative Analysis
Dengan analisa kuantitatif seorang IMI dapat memperkirakan jumlah barang yang ada di dalam peti kemas apabila barang tersebut terdiri dari satu jenis dan dikemas dalam kemasan standar. Hal ini dimungkinkan karena arah sinar-X yang membentuk sudut 30 derajat sehingga menciptakan image bertingkat. Analisa kuantitatif akan semakin akurat pada system dimana digunakan dua sumber sinar-X ( vertical dan horizontal ) sehingga menciptakan image tiga dimensi.
Gambar 2.11 Quantitative Analysis (a)
44
Sebelum kita membahas satu persatu beberapa kasus temuan pelanggaran melalui alat pemindai Hi-Co Scan, kita akan membahas terlebih dahulu beberapa kunci pokok keberhasilan tugas analisis image. Bagi seorang IMI tugas menganalis image akan selalu membutuhkan kemampuan daya ingat, ketelitian dan kecermatan. Berikut beberapa tips yang biasa digunakan oleh IMI di lapangan : 1) Kumpulkan image-image terdahulu dan simpan dalam Image Library sesuai dengan jenis barangnya; 2) Selalu menggunakan perbandingan hasil image dengan image library yang telah dikumpulkan tersebut; 3) Setiap IMI harus memahami betul-betul tujuan dari scanning kontainer dan analisa image barang adalah untuk mencari adanya ketidakwajaran (irregularities) dari polapola standar. Untuk itu analisis secara mendalam tampilan image yang tidak wajar/tidak standar. 4) Gunakan informasi eksternal (contoh: Nota Hasil Intelijen) sebagai bahan analisis perbandingan dan hal ini akan membuat anda lebih fokus terhadap target yang diinginkan.
45
: : : : :
040300XXX/07032004 REGU/40 feet PT. XXX Pemberitahuan yang tidak benar Diberitahukan : Raw Material Hasil Analisis HiCo Scan : 2 (dua) unit Saloon Car Merk Mercedez Benz
46
Pembahasan : Bila kita melihat hasil tampilan yang tertera pada Gambar 2.13 akan sangat terlihat bahwa jenis barang yang ada dalam peti kemas adalah kendaraan bermotor jenis sedan sejumlah dua unit. Bagi IMI tampilan image seperti ini termasuk kategori yang sangat mudah untuk diinterpretasikan. Keberhasilan upaya pengungkapan kasus penyelundupan ini lebih disebabkan hasil analisis intelijen oleh unit pengawasan. LHAT yang dibuat oleh unit HiCo Scan hanya sekedar memperkuat indikasi adanya pelanggaran dan sebagai rujukan formalitas saja untuk pengungkapan kasus.
47
Pembahasan : Berdasarkan tampilan gambar 2.14 sudah terlihat bahwa image menunjukan indikasi kuat adanya pola-pola yang tidak wajar (irregularitas). Jenis barang yang berada di bagian depan peti kemas memperlihatkan tingkat soliditas yang jauh lebih tinggi dibanding dengan jenis barang yang ada dibelakangnya. Memang terlihat pada image x-ray
bahwa dua baris tumpukan kemasan karton pada sisi pintu kontener adalah water dispenser namun mulai baris selanjutnya dapat kita lihat image yang sama sekali berbeda. Dengan
bantuan tool-tool analisis (grayness dan shape analysis) maupun dengan tools modifikasi tampilan gambar (zoom in, filtering dan color enhancement) akan memberikan kesimpulan bahwa terdapat lebih dari satu jenis barang di dalam peti kemas. Kemudian, komparasi dengan dataset image yang ada (image library) terindikasi
dengan meyakinkan bahwa barang tersebut adalah produk rokok.
48
2.2
Latihan
Agar Anda dapat lebih memahami materi pada kegiatan belajar 2 ini, coba kerjakan latihan-latihan berikut ini. 1) Jelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam pemeriksaan barang melalui HiCo Scan System ! 2) Jelaskan teknik analisis dengan menggunakan optimalisasi tools skills of using equipment ! 3) Jelaskan teknik analisis dengan menggunakan optimalisasi tools methods of image analysis ! 4) 5) Jelaskan tips yang seharusnya dilakukan oleh IMI untuk melakukan analisis image ! Jelaskan mengapa seorang IMI idealnya harus pernah menjadi pemeriksa fisik barang !
2.3
Rangkuman
1.
Tujuan scanning container adalah untuk mencari adanya ketidakwajaran (irregularities) dari pola-pola standar yang ada. Ini akan menjadi bahan temuan untuk pemeriksaan fisik lebih lanjut.
2.
Menu tools yang wajib dikuasai oleh IMI dalam rangka proses analisis image adalah sebagai berikut : a) Menu skill of using equipment yang berfungsi untuk memanipulasi tampilan image agar lebih mudah diinterpretasikan oleh IMI. Menu ini terdiri dari beberapa sub menu, yaitu : - Zooming, berguna untuk memperbesar atau memperkecil tampilan obyek. - Histogram, berfungsi untuk memperjelas bagian yang gelap agar dapat lebih mudah menganalisis adanya pola-pola yang tidak wajar terhadap image
49
- Color enhancement, berfungsi untuk mengkonversikan level grey pada image menjadi pseudo color sehingga efek warna dapat memperjelas image. - Filtering, berfungsi untuk memadukan fungsi contrast dan brightness sehingga tingkat density image dapat diatur sedemikian rupa. b) Menu methods of image analysis, yang berfungsi terdiri atas sub menu : - Grayness Analysis, berguna untuk mengidentifikasi jenis barang yang secara visual berbentuk sama namun tersusun dari partikel dengan tingkat soliditas yang berbeda. Contoh barang dengan kriteria seperti ini, antara lain: LDPE dan HDPE. - Shape Analysis, berguna untuk mengidentifikasi jenis barang berdasarkan pola bentukan image yang tertangkap oleh HiCo system. - Quantitative Analysis, berfungsi untuk memperkirakan jumlah barang yang ada di dalam peti kemas apabila barang tersebut terdiri dari satu jenis dan dikemas dalam kemasan standar.
50
Untuk menguji hasil belajar pada kegiatan belajar 2 ini, coba Anda kerjakan tes formatif berikut ini, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang benar 1. Syarat utama untuk menjadi seorang image interpreter adalah... a. b. c. Telah berpengalaman sebagai pemeriksa barang Berpangkat minimal penata muda Memiliki pengalaman sebagai asisten IMI dan telah menganalisis minimal 1000 image d. Memiliki pengetahuan teknis tentang alat pemindai dan mampu berbahasa English dengan baik 2. Berikut ini adalah dua menu penting yang wajib dikuasai oleh seorang IMI... a. b. c. d. 3. Shape analysis dan quantitaive analysis Skill of using equipment dan methods of analysis Grayness analysis dan shape analysis Zooming dan grayness analysis
Sub menu yang berfungsi untuk memanipulasi ukuran image sehingga mudah dianalisis oleh IMI adalah... a. b. c. d. Zooming Histogram Size enhancement Filtering
4.
Berikut ini adalah beberapa tips yang berguna untuk IMI dalam menganalisis image, kecuali... a. Kumpulkan image-image terdahulu dan simpan dalam Image Library sesuai dengan jenis barangnya b. Fokuskan analisis image hanya pada bagian atas atau bagian bawah image c. Selalu menggunakan perbandingan hasil image dengan image library d. Gunakan informasi eksternal sebagai bahan analisis perbandingan
51
5.
Sub menu yang berfungsi untuk memperjelas bagian yang gelap agar dapat lebih mudah menganalisis adanya pola-pola yang tidak wajar terhadap image... a. b. c. d. Zooming Color enhancement Filtering Histogram
6.
Sub menu yang berfungsi untuk memadukan fungsi contrast dan brightness sehingga tingkat density image dapat diatur sedemikian rupa... a. b. c. d. Zooming Filtering Color enhancement Histogram
7.
Berikut ini adalah sub-sub menu dari methods of analysis, kecuali... a. b. c. d. Grayness analysis Shape analysis Qualitative analysis Quantitaive analysis
8.
Sub menu yang berguna untuk mengidentifikasi jenis barang yang secara visual sama namun tersusun dari partikel dengan tingkat soliditas yang berbeda... a. Shape analysis b. Qualitative analysis c. Quantitaive analysis d. Grayness analysis
9.
Sub menu yang berfungsi untuk memperkirakan jumlah barang yang ada di dalam peti kemas apabila barang tersebut terdiri dari satu jenis dan dikemas dalam kemasan standar... a. Shape analysis
52
10. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan scanning terhadap peti kemas adalah... a. menggantikan fungsi pemeriksaan fisik barang yang biasa dilakukan oleh pemeriksa barang b. mencapai efisiensi dalam hal waktu pemeriksaan c. meningkatkan kinerja kantor pelayanan Bea dan cukai d. mencari adanya ketidakwajaran (irregularities) dari pola-pola tampilan standar yang ada
Coba cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang telah disediakan. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi pada kegiatan belajar ini. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan kualifikasi hasil belajar yang telah terinci dibawah rumus.
TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal Apabila tingkat pemahaman (TP) Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai: 91 % 81 % 71 % 61 % 0% s.d s.d. s.d. s.d. s.d. 100 % 90,00 % 80,99 % 70,99 % 60 % : : : : : Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Bila hasil perhitungan Anda telah mencapai 81 % atau lebih, maka Anda telah menguasai materi kegiatan belajar 2 ini dengan baik. Untuk selanjutnya Anda dapat melanjutkan mengerjakan soal latihan sumatif.
53
PENUTUP
Kegiatan pemindaian barang dengan menggunakan alat pemindai canggih seperti HiCo Scan system ini merupakan salah satu kegiatan yang mendukung penerapan manajemen resiko dalam sistem pengawasan terhadap tatalaksana kepabeanan. Agar aparatur Bea Cukai dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik, maka perlu dibekali dengan pemahaman dan teori-teori yang mendukung tugas-tugas tersebut. Gambaran dan pemahaman yang tepat mengenai tata kerja pemeriksaan barang dengan HiCo Scan System akan membawa anda menjadi seorang pelaksana pemeriksa yang profesional dan berkompeten dalam ruang lingkup tugas yang dijalankan. Kami berharap modul Tata Kerja Pemeriksaan Barang dengan Alat Pemindai dan Analisis Temuan Melalui Alat Pemindai ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang cukup untuk Anda semua. Kami juga berharap bahwa Anda dapat menerapkan segala teori dan pemahaman dalam Modul ini dalam pelaksanaan tugas nantinya. Akhirnya, semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Teknis Substantif Spesialis Ketrampilan Penggunaan HiCo Scan dan umumnya bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di seluruh Indonesia. Ingatlah bahwa keberhasilan orang-orang hebat di bidang apapun bukan semata-mata merupakan anugerah dari yang Maka Kuasa saja, namun sukses dan kompetensi yang unggul dibangun dari kemauan untuk belajar sepanjang masa (longlife Learning).
54
TES SUMATIF
Setelah Anda mempelajari keseluruhan isi modul Tata Kerja Pemeriksaan Fisik barang Dengan Alat Pemindai dan Analisis Terhadap Temuan Pelanggaran ini, selanjutnya untuk menguji hasil belajar Anda, coba Anda kerjakan tes sumatif berikut ini dengan cara memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap benar 1. Syarat utama untuk menjadi seorang image interpreter adalah... a. Telah berpengalaman sebagai pemeriksa barang b. Berpangkat minimal penata muda c. Memiliki pengetahuan teknis tentang alat pemindai d. Memiliki pengalaman sebagai asisten IMI dan telah menganalisis minimal 1000 image 2. Berikut ini adalah kriteria barang yang dapat dilakukan pemeriksaan fisiknya dengan menggunakan alat pemindai peti kemas, kecuali... a. PIB jalur hijau yang terkena pemeriksaan acak b. Barang impor yang mengandung zat radioaktif c. PIB jalur merah dengan jenis barang satu macam saja d. Barang impor yang dikemas dalam refrigerated container 3. Tugas utama dari personil berikut adalah untuk memeriksa hasil cetakan citra (image) alat pemindai Hi-Co Scan... a. Entrance operator b. Check in operator c. Recheck operator d. Check out operator 4. Berikut ini adalah dua menu penting yang wajib dikuasai oleh seorang IMI... a. Skill of using equipment dan methods of analysis b. Shape analysis dan quantitative analysis c. Grayness analysis dan shape analysis
55
d. Zooming dan grayness analysis 5. Berdasarkan struktur organissasi unit kerja Hico Scan dipimpin oleh... a. Kepala Kantor b. Kepala Seksi P2 c. Penyelia dengan pangkat minimal Penata Muda d. Kepala unit Pelayanan Pabean 6. Definisi alat pemindai sebagaimanan dimaksud dalam peraturan teknis tata laksana kepabeanan di bidang impor... a. Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik barang dalam peti kemas atau kemasan dengan menggunakan teknologi sinar X (X-ray) dan sinar gamma (gamma-ray) b. Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik barang dalam peti kemas atau kemasan dengan menggunakan teknologi tinggi c. Alat bantu pemeriksaan yang menggunakan unsur teknologi informasi d. Alat pemeriksaan peti kemas dengan menggunakan teknologi X-ray baik yang bersifat portable, mobile maupun container systems 7. Mekanisme penentuan pemeriksaan dengan alat pemindai terhadap PIB jalur hijau yang terkena kewajiban pemeriksaan secara acak adalah... a. b. c. d. 8. Importir mengajukan permohonan kepada Pejabat Pabean Melalui penetapan langsung oleh SKP impor Atas Rekomendasi dari unit pengawasan Atas permintaan importir dengan alasan efisiensi
Sub menu yang berfungsi untuk memperjelas bagian yang gelap agar dapat lebih mudah menganalisis adanya pola-pola yang tidak wajar terhadap image... a. b. c. Histogram Zooming Color enhancement Filtering
56
d.
9.
Berikut ini adalah sub-sub menu dari methods of analysis, kecuali... a. Qualitative analysis b. Grayness analysis c. Shape analysis d. Quantitaive analysis
10. Sub menu yang berguna untuk mengidentifikasi jenis barang yang secara visual berbentuk sama namun tersusun dari partikel dengan tingkat soliditas yang berbeda... a. Shape analysis b. Qualitative analysis c. Quantitaive analysis d. Grayness analysis 11. Sub menu yang berfungsi untuk memperkirakan jumlah barang yang ada di dalam peti kemas apabila barang tersebut terdiri dari satu jenis dan dikemas dalam kemasan standar... a. Shape analysis b. Qualitative analysis c. Quantitaive analysis d. Grayness analysis 12. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan scanning terhadap peti kemas adalah... a. menggantikan fungsi pemeriksaan fisik barang yang biasa dilakukan oleh pemeriksa barang b. mencapai efisiensi dalam hal waktu pemeriksaan c. meningkatkan kinerja kantor pelayanan Bea dan cukai d. mencari adanya ketidakwajaran (irregularities) dari pola-pola tampilan standar 13. Berikut ini adalah struktur personil yang berada di unit kerja HiCo scan, kecuali... a. Entrance operator b. Image Interpreter c. Advance Analyser d. System operator
57
14. Dalam hal hasil scaning terhadap barang impor dengan menggunakan alat pemindai ditemukan adanya indikasi kuat ketidaksesuaian, maka tindakan yang harus dilakukan adalah... a. Pejabat unit kerja pemindai langsung melakukan pemeriksaan fisik barang b. Pejabat unit kerja pemindai memberikan informasi tertulis kepada unit pengawasan c. Pejabat unit kerja pemeindai melaporkan secara langsung perihal temuan kepada Kepala Kantor atu Pejabat Pabean d. Pejabat unit kerja pemindai memberikan rekomendasi dalam LHAT agar dilakukan pemeriksaan fisik kepada Pejabat Pabean 15. Bila membandingkan tingkat akurasi hasil pemindaian, mana diantara alat-alat pemindai peti kemas berikut yang paling baik hasil pemindaiannya... a. b. c. d. VACIS HiCo Scan Gamma ray Container system Seluruh alat pemindai
58
KUNCI JAWABAN
KEGIATAN BELAJAR 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. B D D B A C B B A
KEGIATAN BELAJAR 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. C B A D B C D A B
TES SUMATIF 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. D B C A C A B A A
10. D
10. D
59
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 Tentang Kepabeanan Peraturan Menteri Keuangan nomor 144/PMK.04/2007 tentang Pengeluaran Barang Impor untu Dipakai Peraturan Direktur Jenderal Nomor P-42/BC/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengeluaran Barang Impor untuk Dipakai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Nomor P-08/BC/2009
60