Anda di halaman 1dari 5

CT SCAN

Ahmad Siddik Prayogi1, Danang Septaditya Hidayat Syah2


Universitas Diponegoro Jalan Prof Soedarto SH Tembalang Semarang , Jawa Tengah
ogicaemb@gmail.com engrawr@gmail.com Abstract Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang pesat dalam semua bidang termasuk bidang kesehatan yang sangat dibituhkan oleh masyarakat banyak. CT-Scan

2.

Menganalisis tentang CT-Scan II. DASAR TEORI

merupakan sebuah teknologi yang digunakan sebagai sarana dalam pelayanan kesehatan dengan cara menampakan bagian-bagian tubuh manusia dari berbagai sudut kecil sehingga dapat memberikan gambaran kelainan yang terjadi yang biasanya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam pengoperasiannya, alat ini menggunakan radiasi X-Ray. Penggunaan X-Ray pada alat CT-Scan ini memberi dampak pada kesehatan yang mungkin menguntungkan atau bahkan sebaliknya.
Kata Kunci CT-Scan, X-Ray.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang CT atau CAT- Scan merupakan alat kedokteran yang digunakan untuk menampilkan gambar penampang tubuh yang dideteksi menggunakan X-Ray dengan bantuan komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli radiologi untuk melihat bagian dalam tubuh pasien. CT scan sering digunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang belakang, dada, perut, panggul, dan sinus. Alat ini telah menjadi prosedur yang lazim dilakukan dalam dunia kedokteran. CT-Scan telah merevolusi bidang medis karena memungkinkan dokter untuk melihat penyakit di masa lalu, yang sering kali ini hanya bisa ditemukan di meja operasi atau proses otopsi. CT-Scan adalah pemeriksaan yang noninvasif, aman, dan ditoleransi dengan baik. Hal ini memberikan hasil tampilan yang sangat rinci pada beberapa bagian tubuh. Penggunaan CT-Scan yang semakin marak dalam dunia kedokteran, mendorong penulis untuk mengetahui lebih dalam bagaimana prinsip kerja, diagram blok, metode pengolahan sinyal dan komponen yang digunakan serta dampak yang mungkin ditimbulkan pemakaian CTScan. B. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elektronika Kedokteran

A. CT-SCAN CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut tulang tengkorak dan otak. CT-Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal utk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan, rongga perut. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu : a.Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses. b.Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark c.Brain contusion d.Brain atrofi e.Hydrocephalus f.Inflamasi

Gambar 1. CT scan

Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan oleh CT scan

lebih mudah dianalisis daripada citra yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional. CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan. B. X-Ray

III. PEMBAHASAN A. Prinsip Kerja Prinsip kerja CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional. CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan B. Diagram Blok Sistem

digital oleh analog to digital Converter (A/D C) yang kemudian dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor dan akhirnya dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser Imager. Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT scan, untuk menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi. C. Cara Kerja dan Sensor yang digunakan D. Metode Pengolaha Sinyal Sistem Pemroses Citra (Scanner)

Gambar 5. Collimator dan Detector

Gambar 2. Blok Diagram Sistem CT Scan

Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah menjadi besaran

Sumber sinar-x menembakkan sinar-x ke arah pasien. Collimator adalah penghalang sinar radiasi dan berfungsi memfokuskan sinar-x yang ditembakkan oleh x-ray tube pada satu slice (potongan) saja. Detektor radiasi biasanya berupa detektor ionisasi gas. Jika tabung pada detektor ditembus oleh radiasa maka akan terjadi ionisasi gas-gas di dalamnya. Ionisasi tersebut menimbulkan arus listrik pada keluaran detektor yang sebanding dengan intensitas sinar radiasi yang mengenai receiver detektor. Keluaran detektor kemudian dikirim ke bagian akuisisi data yang berfungsi mengubah besaran-besaran listrik dari detektor menjadi sinyal analog yang kemudian akan melalui konversi Analog-to-Digital agar sinyal digital ini dapat diolah oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya. Hasil pengkonversian A/D itu dikirim ke bagian komputer dan kendali untuk di-compile oleh computer seperti pada gambar dibawah

Gambar 5. Proses Pembentukan Citra

Sistem Komputer dan Kendali

Bagian komputer bertanggung jawab atas rekonstruksi gambar dan sistem kendali seluruh sistem CT Scan. Sistem Komputer dan Kendali ini terdiri atas prosesor, sistem I/O, dan hard disk. Processor atau CPU (unit pemroses pusat) mempunyai fungsi untuk membaca dan menginterprestasikan instruksi, melakukan penghitungan, dan menyimpan hasil-hasil dalam memory. CPU yang digunakan mempunyai bus data 16,32 atau 64 bit. Tipe komputer yang digunakan bisa mikro komputer dan bisa mini komputer, namun harus memenuhi unjuk kerja dan kebutuhan sistem CT Scanner. Harddisk mempunyai fungsi untuk menyimpan data dan software. Stasiun Operator dan Stasiun Pengamat

CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua buah monitor dan keyboard. Masing-masing sebagai operator station dan viewer station dan keduanya mempunyai tugas yang berbeda. Operation Station mempunyai fungsi sebagai operator kontrol untuk mengontrol beberapa parameter scan seperti tegangan anoda, waktu scan dan besarnya arus filamen. Sedangkan viewer station mempunyai fungsi untuk memanipulasi sistem pemroses citra. Bagian ini mempunyai sistem kontrol yang dihubungkan dengan sistem keluaran seperti hard copy film, magnetic tape, dan paper print out. Dari bagian ini dapat dilakukan pekerjaan untuk menganalisa hasil scanning. E. Kelebihan dan Kekurangan CT scan (Computerized Tomography) merupakan alat imaging yang menggunakan sinar- X. Alat ini mula-mula digunakan untuk mengetahui kelainan-kelainan pada otak. Tetapi sejalan dengan perkembangannya alat ini dapat dipakai untuk mendeteksi kelainan-kelainan seluruh tubuh. Dengan CT Scan akan lebih banyak penyakit-penyakit yang dapat terdeteksi dimana dengan alat imaging konvensional tidak dapat terlihat. CT scan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kelenjar getah bening, paru, hati, otak, tulang belakang, atau daerah yang lain

dengan detail terutama pada kasus metastasis. CT scan juga digunakan secara periodik selama perawatan untuk mengevaluasi respon pengobatan. Salah satu kelebihan pemeriksaan dengan CT scan adalah pemeriksaannya relatiif mudah, relatif aman, dan akurasi yang tinggi. Pada trauma spinal visualisasi dari fraktur tulang ( dengan dislokasi maupun tanpa dislokasi ) visualisasi adanya fragment tulang di dalam spinal canal. Di daerah thorax CT pada umumnya diperlukan untuk mendeteksi dampak trauma tumpul dan extensinya maupun organ-organ yang terkait, seperti ruptur diafragma dengan kemungkinan herniasi organ-organ abdominal ke intrathorakal, demikian juga laserasi pembuluh darah maupun struktur tracheobronchial merupakan indikasi penting CTScan. CT merupakan langkah lanjut, apabila ditemukan keraguan pada USG. Kekurangan CT-Scan adalah logam membuat gambaran artefak dan mempunyai efek samping radiasi karena menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar potongan tubuh sehingga tentu saja pasien yang sedang dalam pemeriksaan CT-Scan akan terpapar dengan sinarX. CT-Scan dengan teknologi saat ini hanya akan memaparkan 4% saja dari radiasi sinar-X yang dipaparkan oleh alat Rontgen sinar-X biasa. Oleh karena itu, ibu hamil tak dapat melakukan pemeriksaan CT-Scan dan wajib memberitahukan kondisi kehamilannya pada dokter sebelum dokter merekomendasikan pemeriksaan CT-Scan. Munculnya gambaran artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman CT Scan berlangsung, pasien yang menggunakan tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh tertentu yang mengakibatkan timbulnya gambaran artefak. Pada kasus trauma spinal fraktur yang paralel potongan CT dapat tak terdeteksi.

IV. KESIMPULAN

1. Perhitungan BCD adder menggunakan prinsip dari full adder bit biasa. 2. Perhitungan adder BCD harus memisahkan menjadi 4 bit setiap digit desimal, berbeda dengan adder bit biasa. Hal ini yang menyebabkan nilai-nilai bit yang not used. 3. Adder BCD dengan hasil lebih dari 9 pada digit 1, menghasilkan nilai carry 1 pada perhitungan digit 2. 4. Delay pada Adder BCD 2 digit bernilai sekitar melalui proses perhitungan setiap gate. 5. Simulasi yang dilakukan menggunakan ModelSIim menghasilkan nilai output yang sesuai dengan perhitungan digit manual.

REFERENSI

[1] [2] [3] [4]

http://tugaskpipfateha.blogspot.com/ http://abel-tasfir.blogspot.com/2012/05/ct-scan-computed-tomographyscanner.html http://www.ti.com/solution/ct_scanner http://kuliroentgen.blogspot.com/p/contoh-makalah.html

Anda mungkin juga menyukai