Anda di halaman 1dari 40

SENSOR DAN TRANSDUSER

KAPASITIF UNTUK PENGERING


PADA MESIN CUCI

Oleh:
Fahmi Faisal R
Amalia Indrawati
Adryan Fahri Z

21060113083017
21060113083018
21060113083019

PSD III TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

A. PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang

Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut dan lebih terperinrinci mengenai sensor
kelembaman yang berfungsi dibidang pengering mesin cuci. Dimana saat ini pengembangan
produk teknologi yang sangat pesat mengakibatkan banyak kemudahan yang diperoleh oleh
manusia. Salah satunya adalah dengan adanya mesin cuci yang disertai dengan pengering
sehingga waktu yang diperukan untuk mengeringkan pakaina menjadi lebih singkat dikarenakan
sudah dilengkapi dengan pengering. Jadi para konsumen mesin cuci dengan pengering tidak
terlalu bergantung kepada cahaya matahari lagi.
Mesin Pengering sendiri merupakan mesin pengering pakaian setelah
proses pencucian dengan menggunakan mesin cuci. Mesin pengering ini biasanya
tergabung dalam satu paket mesin cuci, dan banyak masyarakat yang lebih
menyukai dan memilih mesin cuci yang dilengkapi dengan mesin pengering di
dalamnya. Biasanya mesin pengering ini banyak di miliki oleh para pengusaha
jasa laundry, karena dapat memudahkan dan mempercepat proses laundry yang
sedang dilakukan. Apalagi cuaca tidak bisa di prediksikan, kadang siang panas
terik namun sore hari hujan lebat dengan angin. Sehingga susah untuk dapat
mengeringkan pakaian dengan bantuan sinar matahari.

Oleh karena itu,

diperlukan sebuah mesin cuci yang dilengkapi mesin pengering untuk


memudahkan proses pengeringan pakaian.
Kelembaban merupakan salah satu parameter penting pada udara dan
dapat berubah setiap saat. Jika kelembaban udara tidak sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan maka dapat menimbulkan berbagai macam kerugian. Misalnya,
bahan makanan dan obat - obatan menjadi cepat rusak jika disimpan pada tempat
dengan tingkat kelembaban yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Peralatan
elektronik juga menjadi mudah berkarat jika udara disekitarnya

memiliki

kelembaban yang cukup tinggi. Oleh karena itu, informasi mengenai kelembaban
udara pada suatu area tertentu menjadi sesuatu hal yang penting untuk diketahui
karena menyangkut efek - efek yang ditimbulkannya.

Informasi mengenai nilai kelembaban udara diperoleh dari proses


pengukuran. Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur kelembaban udara
adalah higrometer. Seiring dengan perkembangan kebutuhan akan kecepatan,
keakuratan, dan ketelitian hasil pengukuran yang lebih tinggi maka mutlak
diperlukan pengembangan alat ukur baru. Sehubungan dengan hal itu, berbagai
teknik

dan

material

telah

dikembangkan

sebagai

sensor

kelembaban

dengankekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sensor kelembaban resistif


dan kapasitif telah banyak digunakan denganmenggunakan berbagai jenis bahan
yang sensitifterhadap kelembaban. Sensor resistif didasarkan pada perubahan sifat
konduksi listrik material sensor terhadap kelembaban sedangkan sensor kapasitif
didasarkan pada perubahan nilai kapasitansi material terhadap kelembaban.
Sensor kelembaban lainyang banyak dikembangkan adalah jenis sensor
serat optik yang menggunakan serat optik sebagai bahan sensor. Berbagai metode
dan bahan untuk sensor telah dikembangkan pada sensor serat optik ini. Metode
pengukuran yang digunakan seperti misalnya; pengukuran serapan gelombang,
pengukuran pelemahan gelombang, dan pengukuran intensitas. Material yang
digunakan untuk sensor kebanyakan adalah bahan-bahan hidrogel seperti gelatin
murni atau gelatin yang didoping, polimer yang didoping CoCl2+PVA, polianilin
dengan nano Co, dan agarosa.

II.

Dasar Teori

Kelembaban
Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan udara basah yang
disebabkan oleh adanya uap air. Tingkat kejenuhan sangat dipengaruhi oleh
temperatur. Grafik tingkat kejenuhan tekanan uap air terhadap temperatur
diperlihatkan pada gambar berikut :

Kelembaban adalah ukuran jumlah uap air di udara, jumlah uap air mempengaruhi
proses-proses fisika, kimia dan biologi di alam, oleh karena itu akan mempengaruhi lingkungan.
Jika besarnya kandungan uap air melebihi atau kurang dari kebutuhan yang diperlukan maka
akan menimbulkan gangguan atau kerusakan. Saat ini banyak alat ukur kelembaban yang telah
dikembangkan, salah satu yang biasa digunakan adalah alat untuk mengukur kelembaban udara
yang disebut higrometer. Namun seiring dengan perkembangan kebutuhan akan kecepatan,
keakuratan dan ketelitian hasil pengukuran yang lebih tinggi maka diperlukan pengembangan
alat ukur baru. Oleh karena itu dikembangkan sensor kelembaban dengan kekurangan dan
kelebihannya masing-masing. Sensor kelembaban adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk
membantu dalam proses pengukuran atau pendefinisian yang suatu kelembaban uap air yang
terkandung dalam udara. Jenis-jenis sensor kelembaban diantaranya Cspacitive Sensors,
Electrical conductivity Sensors, Thermal Conductivity Sensors, Optical Hygrometer, dan
Oscillating Hygrometer.

III. Tinjauan Pustaka


A.Suhu Dan Kelembaban
1.Suhu Udara
Suhu merupakan ukuran panas atau dinginnya suatu benda (Blundel
dan Blundell,2006). Dapat dikatakan suatu benda lebih panas apabila memiliki
suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan benda lain yang lebih dingin. Barang
dari suatu benda akan selalu mengalir ke benda yang lebih dingin dari sudut
pergerakan elektron, suhu merupakan salah satu perpindahan electron.Dalam
keadaan ideal, atom dalam suatu materi akan memeliki electron yang berorbit
pada orbit tertentu. Jika ada energi luar yang mempengaruhi atom, maka electron
akan berpindah level ke orbit lain (eksitasi). Akan tetapi keadaan tersebut tidak
akan bertahan lama, karena electron akan kembali ke orbitnya dan akan
memberikan kembali energi dalam bentuk yang lain seperti panas, cahaya, radiasi
lainnya. Suhu Udara adalah jumlah barang yang terkandung di udara (Ritter,2007)
suhu atmosfer merupakan hubungan kompleks antara biosfer, litosfer, dan
atmosfer. Energi secara konstan berpindah dari permukaan ke udara diatasnya
2.Kelembaban Relatif
Menurut Block dan Richardson (2001), kelembaban relatife adalah rasio yang
digambarkan sebagai presentase antara tekanan uap air actual e terhadap tekanan
uap air jenuh es, pada suhu udara T tertentu, sedangkan menurut Zamacona
(2004), kelembaban relatif adalah presentaase tekanan uap jenuh yang
menggambarkan tekanan uap sebenarnya, dengan kata lain merupakan rasio
kelembaban udara di atmosfer pada saat ini dengan kelembaban maksimum yang
mampu

ditampung

oleh

atmosfer.

Kelembaban

relative

atau

Humidity(bisa disingkat RH) menggunakan satuan persen dengan rumus

Reltive

dimana penjelesannya sebagai berikut


RH: adalah kelembaban relatife campuran udara-air (%);
p(H2O) : adalah tekanan parsial uap air dalam campuran;
p*(H20) : tekanan uap jenuh air pada temperature tersebut dalam campuran.
Alat untuk mengukur kelembaban relative adalah Hygrometer. Hygrometer paling
sederhana disebut psychrometer. Menurut Brock dan Richardson (2001),
Hygrometer elekronik dikembangkan melalui metode kesetimbangan penyerapan
dari uap air. Uap air yang diserap menyebabkan perubahan parameter elektris
seperti hambatan atau kapasitansi.
Tingkat kelembaban bervariasi menurut suhu. Semakin hangat suhu udara,
semakin banyak uap air yan dapat ditampung. Semakin rendah suhu udara,
semakin sedikit jumlah uap air yang dapat ditampung. Jadi pada siang hari yang
panas dapat menjadi lebih lembab dibandingkan dengan hari yang dingin.
( Jamulya, 2001 )
Kemampuan udara untuk menampung uap air dipengaruhi oleh suhu. Jika
udara jenuh uap air dinaikkan suhunya, maka udara tersebut menjadi tidak jenuh
uap air. Sebaliknya, jika udara tidak jenuh uap air suhunya diturunkan dan
kerapatan airnya dijaga konstan, maka udara tersebut akan mendekati kondisi
jenuh uap air. Jadi ketika udara hangat naik dan mulai mendingin, lama kelamaan
akan kehilangan kemampuan untuk menahan / menampung uap air. Pada kondisi
tekanan/kerapatan uap air jenuh, maka udara tidak dapat lagi menampung
tambahan uap air. Suhu pada saat udara mencapai kondisi jenuh uap air disebut
suhu titik embun (dew-point temperature). Pada suhu titik embun terjadi saat
ea=es atau RH 100%, bila suhu terus turun maka uap air akan berubah menjadi air
(disebut dengan kondensasi). ( Achmad Chaldun, 1995)
Udara dapat menampung sejumlah uap air tertentu sebelum terjadi
kondensasi, di alam, pengembunan terjadi pada pagi hari sekitar saat terjadinya
suhu udara minimum. Proses kondensasi ini juga terjadi di atmosfer yang tingggi
(awan), yang kemudian kita alami sebagai terjadinya hujan (presipitasi). RH lebih
rendah pada siang hari, lebih tinggi pada malam hari. Kapasitas udara untuk
menampunguap air (es) semakin tinggi dengan naiknya suhu udara, maka pada

tekanan uap aktual (ea) yang relative sama antara siang dan malam, RH siang <
malam. RH maks pengembunan pada tempat terbuka.
Proses

pengembunan

terjadi

bila

( Irwan , 1994 )

udara

bersentuhan

dengan

bidang/permukaan yang suhunya lebih rendah dari suhu titik embun. Variasi RH
udara di Indonesia (tropika basah) tidak terlalu besar sepanjang tahun; RH > 60%,
Daerah pantai RH tinggi, karena air banyak tersedia untuk diuapkan ke udara
akibat suhu yang tinggi (ea tinggi). Daerah pegunungan RH tinggi karena suhunya
rendah sehingga kapasitas udara untuk menampung uap air relatif kecil (es
rendah). RH dipengaruhi suhu yang menentukan besarnya es dan ea, sedangkan ea
ditentukan

oleh

ketersediaan

air

tempat

tersebut

serta

energi

untuk

menguapkannya. RH umumnya tinggi pada pusat-pusat tekanan rendah, berkaitan


dengan naiknya massa udara sebagai salah satu syarat pembentukan awan dan
hujan. Jadi daerah ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) memiliki RH tinggi.
Daerah tropis memiliki kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah subtropics. RH umumnya rendah pada pusat-pusat tekanan tinggi, selain
jarang hujan, juga karena massa udara yang turun membawa udara kering karena
uap air sudah terkondensasi menjadi awan di tempat lain. Metode pertambahan
panjang pada benda-benda higroskopis (=mudah menyerap air or uap air)
2. Metode pertambahan berat pada benda-benda higroskopis
3. Metode termodinamika
Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut higrometer,
Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua termometer yang dapat dicari
melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan lain adalah sensor rambut.
Prinsipnya bila udara lembab rambut bertambah panjang dan udara kering rambut
menyusut. Perubahan panjang ini secara mekanis dapat ditransfer ke jarum
penunjuk pada skala antara 0 sampai 100 %. Sedangkan yang menggunakan
prinsip metode termodinamika disebut dengan psikrometer.
Termohigrograf juga merupakan alat untuk mengukur kelembaban udara
alat ini menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembapan
udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor
dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis di

atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan
kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Melalui suatu koreksi dengan
psikrometer kelembapan udara dari saat ke saat tertentu.
Psikrometer (termometer bola basah dan termometer bola kering)
digunakan untuk mengukur kelembaban udara. Prinsip kerja yang digunakan
psikrometer adalah didasarkan pada prinsip termodinamika, terutama tentang
hubungan suhu dan tekanan jenuh udara. Pembacaan alat ini yaitu berdasarkan
suhu yang ditunjukkan oleh bola basah dan bola kering, maka dapat diketahui
selisih suhu antara bola kering terhadap bola basah. Pembasah termometer bola
basah harus dijaga agar jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor
atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu diganti,
tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh
debu. Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades.
Air banyak mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam
pada termometer bola basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan
terlebih dahulu bacalah termometer bola kering kemudian termometer bola basah.
Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah berubah
daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh
dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta
hujan.( Bayong Tjasyono, 1999)
Nilai selisih ini kemudian menghasilkan presentase kelembaban nisbi
dengan bantuan tabel kelembaban atau mistar geser Relatif Humidity (RH). Jika
semua syarat penggunaan terpenuhi, maka psikrometer mempunyai ketelitian
yang tinggi sehingga alat ini lebih sering digunakan dibandingkan dengan
higrometer maupun higrograf. Alat ini ditempatkan dalam sangkar meteorologi
dalam kedudukan tegak. Salah satu bola termometernya terbuka dan disebut
termometer bola kering dan yang lainnya bola termometer dibungkus dengan kain
kasa. Ujung dari kain kain kasa ini dimasukkan ke dalam bejana yang diisi dengan
air suling (aquadest).

2) Kelembaban absolut / mutlak yaitu banyaknya uap air dalam gram pada 1 m 3,
atau kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya)
per satuan volume (kg/m3).

B. MATERI
Pada makalah ini kami akan membahas mengenai pengering pakaian pada
mesin cuci yang memiliki sensor kelembaban. kelembaban sendiri adalah salah
satu faktor yang menentukan kandungan air pada suatu benda atau udara.
Kelembaban dapat diukur dengan berbagai macam metode, salah satunya adalah
dengan menggunakan sensor kelembaban. Sebelumnya kami akan membahas
beberapa faktor yang berkaitan dengan sensor kelembaban.

A.Kelembaban
Kelembaban adalah konsentrasi uap air diudara atau pada bahan,
kandungan uap air dapat berubah tergantung pada temperatur, tekanan dan iklim.
Pada bahan,
kelembaban merupakan ukuran banyaknya air yang terkandung dalam suatu
bahan. Banyaknya air dalam suatu bahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain:
a. Air yang meresap melalui celah kapiler.
b. Embun pada saat malam hari.
c. Air hujan yang tersapu oleh angin. Air dalam suatu bahan makanan
terdapat dalam berbagai bentuk, yaitu:
d. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter granular dan
pori-pori yang terdapat dalam bahan.
e. Air yang terikat secara lemah karena terserap pada permukaan koloid
makromolekuler seperti protein, pectin pati, selulosa. Selain itu air juga
terdispersi diantara koloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang ada
dalam sel. Air yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air
bebas dan dapat dikristalkan pada proses pembekuan. Ikatan antara air
dengan koloid tersebut merupakan ikatan hydrogen.

f. Air dalam keadaan terikat kuat yaitu membentuk hidrat. Ikatannya bersifat
ionik sehingga relative sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak
membeku meskipun pada 0oF.
Kelembaban menjadi bahan pertimbangan penting dalam bidang pangan.
Karena kelembaban berhubungan dengan aktivitas air (aw) bebas didalam pangan
yang dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Mikroba mempunyai
kebutuhan aw minimal yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Di bawah aw
minimal tersebut mikroba tidak dapat tumbuh atau berkembang biak. Sehingga
salah satu cara untuk mengawetkan makanan dan menjaga mutu pangan adalah
dengan menurunkan aw bahan tersebut.
Jenis-jenis kelembaban adalah:

1. Kelembaban absolut
Bilangan yang menunjukkan berapa gram uap air yang tertampung dalam
satu meter kubik udara

2. Kelembaban relatif
Bilangan yang menunjukkan berapa persen perbandingan antara uap air
yang ada dalam udara saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum
yang dapat ditampung oleh udara tersebut.
B. Kapasitor
Kapasitor (pada awalnya disebut kondensator) yang dalam rangkaian
elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik. Kapasitor adalah piranti
elektronika yang mampu menyimpan muatan listrik (kapasitansi). Umumnya, nilai
kapasitansi sebuah kapasitor ditentukan oleh bahan dielektrik yang digunakan.
Bahan dielektrik bisa apa saja, termasuk biji-bijian yang apabila diletakkan di
antara kedua plat kapasitor keping sejajar akan mempengaruhi nilai kapasitansi
dari kapasitor tesebut. Bahan dielektrik bisa apa saja, termasuk biji-bijian yang
apabila diletakkan di antara kedua plat kapasitor keping sejajar akan
mempengaruhi nilai kapasitansi dari kapasitor tersebut. Hal tersebut telah
dibuktikan oleh para ilmuwan yang telah melakukan penelitian di bidang ini,
antara lain Hartana dkk pada tahun 2001 melakukan penelitian untuk mengamati

karakteristik sifat-sifat dielektrik beras dengan menggunakan kapasitor plat sejajar


yang terbuat dari tembaga yang disusun secara paralel dengan rangkaian RC
sebagai sumber arus persegi. Pada tahun 2004, Arustiarso dkk membuat alat ukur
kadar air biji padi dan kedelai dalam bentuk fungsi logaritmik dan eksponensial
dan pada tahun 2005, Putra melakukan penelitian untuk mengamati nilai
kerentanan (suseptometer) listrik untuk bahan anisotrop (Alumunium, besi, kayu
dan air) dengan menggunakan prinsip kerja kapasitor keping sejajar. Secara
struktur prinsip kapasitor terdiri dari dua buah plat konduktor yang berlawanan
muatan, masing-masing mempunyai luas permukaan A, dan mempunyai muatan
persatuan luas . Konduktor yang dipisahkan oleh sebuah zat dielektrik yang
bersifat isolator sejauh d. Zat inilah yang nantinya akan memerangkap elektron
bebas. Muatan berada pada permukaan konduktor yang jumlah totalnya adalah
nol. Hal ini disebabkan jumlah muatan negatif dan positif sama besar. Bahan
dielektrik adalah bahan yang jika tidak terdapat medan listrik bersifat isolator,
namun jika ada medan listrik yang melewatinya, maka akan terbentuk dipoledipol listrik, yang arah medan magnetnya melawan listrik semula.

Gambar Proses yang terjadi dalam kapasitor saat diberikan beda potensial
Kapasitor mempunyai bentuk dan jenis yang beragam. Namun secara
umum dapat dibedakan menjadi kapasitor polar dan nonpolar. Kapasitor polar
identik mempunyai dua kaki yang masing-masing mempunyai kutub positif dan
negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung. Sedangkan
kapasitor nonpolar kebanyakan mempunyai nilai kapasitansi yang lebih rendah,

tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, bentuknya bulat pipih
berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya.
C. Dielektrik
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil
atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan
gas. Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektronelektron konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan
listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan
dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator
yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat
pada intinya sehingga terbentuk suatu struktur regangan (lattices) benda padat,
atau dalam hal cairan atau gas, bagian-bagian positif dan negatifnya terikat
bersama-sama sehingga tiap aliran massa tidak merupakan perpindahan dari
muatan. Karena itu, jika suatu dielektrik diberi muatan listrik, muatan ini akan
tinggal terlokalisir di daerah di mana muatan tadi ditempatkan.

D. Karakteristik Sensor
Karakteristik sensor menunjukkan seberapa baik kinerja sensor dalam
mengukur suatu stimulus. Secara umum, karakteristik sensor dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu karakteristik statik dan karakteristik dinamik.

Pengelompokan ini ditentukan oleh sifat perubahan stimulus yang diukur.


Karakteristik statik mengacu kepada kinerja sensor saat mengukur stimulus yang
tidak berubah terhadap waktu atau berubah secara lambat sedangkan karakteristik
dinamik mengacu kepada kinerja sensor saat mengukur stimulus dengan
perubahan yang cepat terhadap waktu. Karakteristisasi sensor dilakukan dengan
melihat

hubungan

antara

sinyal

keluaran

dan

sinyal

masukan

tanpa

memperhatikan proses yang terjadi di dalam sensor . Karakteristik statik sensor


meliputi fungsi transfer, kalibrasi, jangkauan pengukuran, sensitivitas, dan
saturasi.
a. Fungsi transfer
Fungsi transfer menyatakan hubungan yang ideal antara stimulus dengan
keluaran dari sensor. Fungsi transfer dapat berbentuk persamaan linear atau
persamaan nonlinear. Contoh fungsi transfer, misalnya fungsi transfer linear
unidimensional, secara umum dinyatakan oleh persamaan:
S = a + bs
Dengan S adalah keluaran sensor, sadalah stimulus, a merupakan keluaran sensor
saat sinyal inputan nol (intercept), dan b adalah kemiringan (slope) atau disebut
juga sensitivitas.
b. Kalibrasi
Kalibrasi

merupakan

penentuan

variabel-variabel

khusus

yang

menggambarkan fungsi transfer secara keseluruhan. Keseluruhan yang dimaksud


meliputi seluruh rangkaian, termasuk sensor, rangkaian antarmuka, dan analog to
digital
converter (ADC). Sebelum melakukan kalibrasi, model matematis dari sensor
harus diketahui terlebih dahulu. Suatu sensor dengan model matematis linear,
misalnya, dengan dan berturut-turut adalah variabel keluaran dan masukan
sedangkan dan konstanta maka kalibrasi dilakukan untuk menentukan nilai dari
konstanta dan b.

Gambar Kesalahan kalibrasi


Dalam melakukan kalibrasi dapat terjadi kesalahan yang dinamakan kesalahan
kalibrasi. Kesalahan kalibrasi merupakan ketidak akuratan yang diijinkan oleh
produsen saat sensor dikalibrasi di pabrik. Kesalahan kalibrasi ditunjukkan oleh
kesalahan pada intercept dan kemiringan. Kesalahan pada intercept, dinyatakan
dengan persamaan: (2)
Sedangkan kesalahan pada kemiringan dituliskan dalam
persamaan:

Sedangkan kesalahan pada kemiringan dituliskan dalam persamaan:

c. Jangkauan Pengukuran (Span)


Jangkauan pengukuran merupakan variasi maksimum pada masukan atau keluaran
sensor. Jangkauan masukan adalah daerah dimana sensor masih dapat mengubah
stimulus yang diberikan kepadanya sedangkan jangkauan pengukuran keluaran
merupakan perbedaan antara sinyal keluaran yang diukur pada stimulus
maksimum dan minimum.
d. Sensitivitas
Sensitivitas dinyatakan dengan perbandingan perubahan keluaran sensor terhadap
perubahan masukannya. Pada fungsi transfer linear, misalnya seperti persamaan

diatas, sensitivitas sensor ditunjukkan oleh b. Jika adalah perubahan keluaran


sensor dan adalah perubahan masukan sensor maka b
dinyatakan dengan:

Apabila fungsi transfer tidak linear maka sensitivitas sensor tidak memiliki nilai
yang tetap. Sensitivitas sensor di setiap titik masukan dinyatakan dengan
persamaan:
e. Saturasi
Setiap sensor mempunyai batas operasi, termasuk sensor yang mempunyai
linieritas tinggi. Sensor mengalami titik saturasi ketika sensor tidak lagi
memberikan perubahan keluaran ketika diberikan stimulus.

F. LCR Meter
LCR meter adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk
mengukur induktansi (L), kapasitansi (C), dan resistansi (R) dari suatu komponen.
Sebenarnya prinsip kerja dari alat ini nilai sebenarnya dari beberapa jenis
pengukuran tidak diukur, melainkan yang diukur adalah impedansi, impedansi
diukur secara internal dan dikonversikan ke layar penampil pengukuran yang
dikonversikan ke kapasitansi atau nilai induktansi yang sesuai. Pembacaan akan
cukup akurat jika kapasitor atau induktor perangkat yang diuji tidak memiliki
impedansi komponen resistif yang signifikan. Selain itu alat ini dapat digunakan
untuk pengukuran induktansi atau kapasitansi, dan juga resistansi seri yang sama
dari kapasitor dan faktor Q dari komponen induktif. Berikut gambar contoh dari
LCR Meter:

Sensor kelembaban adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk


membantu dalam proses pengukuran atau pendifinisian yang suatu kelembaban
uap air yang terkandung dalam udara atau suatu benda, jadi dapat di simpulkan
bahwa pengering mesin cuci bekerja berdasarkan variabel kelembaban dari pada
pakain yang berada didalamnya apabila pakaian dirasa sudah tidak lembab
( memiliki kadar air sedikit/atau nol ) maka mesin pengering pakaian akan
berhenti bekerja.
Sensor yang digunakan dalam pendeteksi kelembaban adalah sensor
jenis kapasitif. Sebuah kapasitor air-filled/terisi-udara dibuat sebagai suatu sensor
kelembaban relative karena uap dalam udara merubah permivitas elektrik udara.
Sebuah kapasitor air-filled/terisi-udara dibuat sebagai suatu sensor kelembaban
relative karena uap dalam udara merubah permivitas elektrik udara menurut
persamaam di bawah ini:

Dimana

ketentuan

suhu

adalah

Ps

adalah tekanan saturasi uap air ditemperatur T (dalam mHg)

adalah kelembaban relative (dalam %)

tekanan

udara

(dalam
basah

(dalam

K)
mHg)

Rumus tersebut menunjukkan konstanta dielektrik dari udara basah, dan


untuk itu kapasitansi adalah sebanding dengan kelembaban relative. Jarak atau
ruang antara plat kapasitor dapat diisi dengan suatu isolator yang tepat yang
memiliki konstanta dielektrik yang berubah secara signifikan suatu waktu
tergantung kelembaban. Sensor kapasitif dapat dibentuk dari film polimer
hygroscopic dengan lapisan metal elektroda pada bagian yang berlawanan.

Kapasitansi suatu sensor kira-kira proporsional/sebanding dengan kelembaban


relative H.

Dimana Co adalah kapasitansinya pada H = 0

Pada gambar menunjukkan sebuah block diagram system pengukuran


kapasitif, dimana konstanta dielektrik dari contoh/sample material tersebut
merubah frekuensi osilator. Metode tersebut memiliki beberapa keterbatasan ;
sebagai contohnya,keakuratannya kurang ketika pengukuran kelembaban dibawah
0,5%, material yang dijadikan contoh tersebut harus bersih dari parikel asing yang
memiliki konstanta dielektrik relative yang tinggi (contohnya: benda metal dan
plastic), dan suatu penentuan contoh pengukuran harus dipertahankan.
Prinsip kerja

Memanfaatkan perubahan kapasitif

perubahan posisi bahan dielektrik diantara kedua keping

pergeseran posisi salah satu keping dan luas keping yang berhadapan
langsung

Perubahan jarak antara kedua keeping

Sebuah sensor kelembaban film tipis dapat terbuat padasebuah


substrat silicon. Sebuah lapisan dari SiO2 3000 thick ditempatkan pada suatu
substrat n-Si (gbr. 13.4 B) Dua metal elektroda ditempatkan pada lapisan SiO2
tersebut.
Metal-metal tersebut terbuat dari aluminium, chromium, atau
phosphor yang di doping polysilikon (LPCVD)2. Kerapatan elektroda berkisar
2000-5000 . Elektroda tersebut terbentuk dalam pola integritas yang ditunjukkan
pada gbr.13.4 A. Sensor yang paling baik dilapisi dengan sebuah lapisan
dielektrik. Untuk lapisan ini, beberapa material dapat digunakan seperti vapor
deposited SiO2 atau phosphorosilicate glass (CVDPSG).Kerapatan dari lapisan
berkisar antara 30-4000 .
Pada mesin cuci secara khususnya digunakan sensor kapasitif jenis
ABS

300

kelembaban
pengering

untuk

mendeteksi

pakaian
pakaian

gambar sensor ABS 300.

dalam
tersebut,

Spesifikasi sensor ABS 300


Daya:

15

Rentang:

0-130

Output:

0-13

Akurasi:

3g / m3di 35g / m3& 40 C

penyimpangan jangka panjang:

Diabaikan

pengaruh kecepatan udara:

VDC
g

mV

0,5

Suhu Operasional:

Diatur,

mV

m3(0-56,8

40mA

butir

(tergantung

pada

Ft3)

suhu)

0-200 C (+32 hingga 392 F)


* Kabel Max Temp. (150 C)

Perubahan kapasitansi:

0,2-0,5 pF untuk RH 1%

Kapasitansi:

antara 100 dan 500 pF sebesar 50% RH

pada 25 C.
Rentang waktu respon:

antara 30 hingga 60 s untuk perubahan RH

63%
Stabilisasi Waktu:

120

Kekuatan Dielektrik:

500

casing Sensor:

Aluminium

Kabel Baja

baja dikepang dengan isolasi karet, 3-

Konduktor

Sec

Setelah

Vac

22

daya

untuk

di

kenakan

Sec

AWG,
ABS -300 pada umumnya memiliki panjang

28-31

inci.
** khusus sensor ABS-300-15 memiliki

panjang 15 kaki.

Grafik- Grafik

Pengendalian Akurat dan berulang Massa Terhadap Volume Rasio Uap Air.
Kelembaban mutlak adalah rasio massa uap air dengan volume udara atau
gas diukur dalam gram per meter kubik. Sensor ABS 300 memberikan
proporsional tegangan output ke absolut kelembaban di sekitarnya. Tidak seperti
kelembaban relatif sensor yang mengukur jumlah uap air relative ke titik jenuh
pada temperatur tertentu, kelembaban absolut dapat digunakan untuk memelihara
atau memonitor konstan uap air massal -ke-volume rasio. sensor ABS - 300 dapat
digunakan untuk mengontrol material tingkat kelembaban yang cocok dalam
operasi pengeringan. kapan bahan dikeringkan dengan pemanasan atau dengan
pembersihan udara kering, peningkatan kelembaban mutlak udara secara langsung
sebanding dengan jumlah air yang hilang oleh materi. Sensor ini juga dapat
memberikan sinyal umpan balik ke controller untuk mempertahankan tingkat
kelembaban optimal dengan menyuntikkan uap atau air dikabutkan ke atmosfer.
Selain itu, ABS - 300 dapat digunakan untuk memonitor kimia atau reaksi
pembakaran di mana salah satu oleh - produk adalah uap air; seperti dalam
destilasi, mesin, dan - sel bahan bakar. ABS - 300 Sensor Kelembaban Absolute
yang terdiri dari dua elemen cocok termistor ( thermistor Type PB4 - 38 ). Salah
satunya adalah tertutup kaca dikemas dalam nitrogen kering, yang lain terkena
lingkungan. Ketika termistor adalah energi, panas hilang dari disegel thermistor
lebih besar dari thermistor terkena karena konduktivitas termal. Perbedaan
perlawanan antara termistor secara langsung sebanding dengan kelembaban
absolut. Sebuah resistor sederhana jaringan menyediakan output 0 - 13mV sama
dengan berbagai 0-130 g/m3. Selain sensor ABS - 300 tunggal dapat dikalibrasi
untuk AHT - 200-01 sinyal OHM kartu pengkondisian untuk memberikan 0-5
atau 0-10Vdc output, atau ke AHT - 200-02 kartu pengkondisian sinyal untuk
memberikan 4-20 keluaran mA . Kalibrasi dilakukan dengan menempatkan sensor
ke dalam RH ruang dan menyesuaikan output. Sensor mungkin juga dikalibrasi
untuk setiap standar referensi kelembaban dengan satu titik kalibrasi
potensiometer . Sensor ini sangat tahan lama . Mereka beroperasi pada tinggi suhu

dan tahan terhadap uap kimia karena penggunaan bahan -of - konstruksi lembam;
yaitu kaca, bahan semikonduktor untuk termistor, tinggi plastik suhu, dan
aluminium.
Cara Kerja Sensor ABS 300
ABS-300 adalah konduktivitas termal kelembaban absolut sensor. Sensor ini
mengukur kelembaban absolut dengan mengukur perbedaan konduktivitas termal
dari udara kering dan udara yang mengandung uap air(pada pengering pakaian
berdasar pada uap air dalam pakaian). Sensor ini terdiri dari dua elemen cocok
termistor NTC dalam rangkaian jembatan. Satu sensor tertutup dirumuskan dalam
nitrogen kering sedangkan sensor lain terkena lingkungan. Seperti saat melewati
termistor, pemanasan resistif meningkatkan suhu mereka. Sensor disegel
menghilang panas lebih dari sensor terkena. Perbedaan dalam hasil pembuangan
panas dalam dua termistor memiliki perbedaan dalam perlawanan. Perbedaan ini
berbanding lurus dengan kelembaban absolut. Jika suhu dan tekanan yang dikenal
kelembaban mutlak dengan mudah mengkonversi ke kelembaban relatif. Secara
prinsipsional:
Prinsip kerja:

Terdiri dari film tipis polimer / oksida logam antara dua elektroda konduktif.
Permukaan penginderaan / sensor dilapisi dengan logam berpori elektroda
untuk melindunginya kontaminasi. bahan kaca, keramik, atau silikon.

Perubahan dalam konstanta dielektrik sensor kelembaban kapasitif hampir


berbanding lurus dengan kelembaban relatif lingkungan sekitarnya, sehingga bila
kelembaban minimum maka capasitor akan memutus sehingga mesin pengering
pakaian mati.

SENSOR SHT 11
Sensor suhu dan kelembaban adalah peralatan atau perlengkapan yang
digunakan untuk merubah besaran panasmenjadi besaran
listrik yang nantinya dapat dianalisis hasil besarannya dari suhu yang di keluarkan
oleh suatu tempat yang dipantau keadaan suhunya oleh sensor suhu itu.
Untuk membuat alat monitoring suhu dan kelembaban ini digunakan lah
sensor SHT 11 karena sensor ini merupakan sensor suhu dan kelembapan relatif.
Sensor ini dapat di gunakan sebagai sensor pengendali suhu dan kelembapan
ruangan maupun aplikasi monitoring
suhu untuk ruangan. Spesifikasi sensor
SHT 11 :
1. Berbasis sensor suhu dan kelembaban relatif Sensirion SHT11.
2. Mengukur suhu dari -40C hingga +123,8C, atau dari -40F hingga +254,9F dan
kelembaban relatif dari 0%RH hingga 1%RH.
3. Memiliki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu hingga 0,5C pada suhu 25C dan
ketepatan (akurasi) pengukuran kelembaban relatif hingga 3,5%RH.
4. Jalur antarmuka telah dilengkapi dengan rangkaian pencegah kondisi sensor
lock-up.
5. Membutuhkan catu daya +5V DC dengan konsumsi daya rendah30 W.
6. Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP 0,6sehingga memudahkan
pemasangannya.
Prinsip Kerja Sensor SHT 11
SHT11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif dengan
multi modul sensor yang outputnya telah dikalibrasi secara digital. Dibagian
dalamnya terdapat kapasitas polimer sebagai eleman untuk sensor kelembaban
relatif dan sebuah pita regangan yang digunakan sebagai sensor temperatur.
Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan sebuah
interface serial pada satu chip yang sama. Sensor ini mengahasilkan sinyal 10
keluaran yang baik dengan waktu respon yang cepat. SHT11 ini dikalibrasi pada
ruangan denagn kelembaban yang teliti menggunakan hygrometer sebagai
referensinya. Koefisien kalibrasinya telah diprogramkan kedalam OTP memory.

Koefisien tersebut akan digunakan untuk mengaklibrasi keluaran dari sensor


selama proses pengukuran. Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur suhu
dan kelembaban adalah SHT11 dengan sumber tegangan 5 Volt, Sistem sensor ini
mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk perintah pengalamatan dan
pembacaan data. Pengambilan data untuk masing-masing pengukuran dilakukan
dengan memberikan perintah pengalamatan oleh mikrokontroler Komunikasi
yang digunakan menggunakan antarmuka two-wire serial. Jenis komunikasi ini
memerlukan kaki SCK sebagai sumber clock dan DATA sebagai jalur mengirim
dan menerima data. Kaki-kaki serial data yang terhubung dari mikrokontroler
Kaki serial Data yang terhubung dengan mikrokontroler memberikan perintah
pengalamatan pada pin Data SHT11. Berikut ini adalah Skema pengambilan data
oleh SHT 11. Ada 4 pin yang digunakan pada sensor kelembaban relatif Sensirion
SHT11, yaitu: VDD, GND, DATA, SCK. VDD dan GND merupakan pin catu
daya untuk SHT11. Catu daya yang dapat digunakan 2,4 V hingga 5,5V. Pin SCK
dan DATA adalah untuk antarmuka dengan perangkat lain. Antarmuka
komunikasi 15

Tabel 1. Tata Letak Pin SHT11

SHT11 Sensor Module wiring

Rangkaian skematik sensor SHT11 ini sebagai berikut:

Rangkaian lengkapnya sebagai berikut:

Thermal Conductivity Sensors


Penggunaan konduktivitas thermal dari gas untuk mengukur kelembapan
dapat di ukur oleh sebuah sensor thermistor

Contoh Thermal Conductivity Sensors

Sensor TCG-3880

Aplikasi dalam industri:


Vacuum sensor pada industri misalnya untuk mesin pengeringan

Prinsip kerja

Terdiri dari dua ruang masing-masing dengan sebuah sensor identik


konduktivitas termal.

Satu ruang yang ditutup dan diisi dengan gas referensi, dan yang lainnya
menerima gas sampel.

Perbedaan konduktivitas termal dari sampel gas referensi dan diterjemahkan ke


dalam angka konsentrasi oleh sirkuit mikroprosesor dalam unit elektronik.
Berikut adalah gambar letak sensor itu sendiri dalam mesin cuci modern.

C. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
A. Bayak sensor yang termasuk pada sensor kelembaban dan memiliki fungsi
masing-masing bagi kehidupan manusia. Salah satu yang disebutkan
dalammakalah ini adalah sensor ABS 300 yang sangat berguna bagi mesin
cuci sebagai pengeringnya. Selain itu ada juga beberapa sensor yang ada
berguna untuk mengukur kelembaban meskipun tidak pada pengering
mesin cuci seperti SHT 11 dan TCG 3880, namun demikina tetap kami
sertakan dalam makalah ini karena memiliki sistem kerja yang hampir
sama dengan sensor pada pengering mesin cuci sehingga dapat menambah
ilmu dan pengetahuan.
B. Cara kerja sensor pengering ini cukup sederhana seperti kebanyakan
sensor namun juga karena obyeknya yang kecil menjadikannya sedikit
rumit.
C. Prinsip kerja sensor ABS 300 berdasarkan pada kelembaban dan juga suhu
yang ada di sekitar sensor tersebut.

Saran
Dalam memilih pengering perlulah memeperhatikan beberapa faktor
seperti :

Periksa faktor energi tertinggi(daya listrik dan gaya pemakaian gas) ketika kita
membandingkan model yang berbeda. Ingat bahwa ada dua biaya untuk
pembelian mesin laundry harga pembelian awal(harga produk dan instalasi), dan
biaya operasi alat itu selama bertahun-tahun Anda memilikinya (after use cost).
* Ketahui apakah Laundry anda memiliki daya yang cukup, ventilasi udara,dll.
anda perlu menambahkan instalasi gas dan ventilasi untuk mengoperasikan mesin
pengering gas, Anda bisa menghabiskan lebih banyak uang pada saat instalasi
awal,walaupun Anda akan menghemat dengan biaya operasi yang lebih murah
karena menggunakan mesin pengering gas.
* Carilah pengering pakaian dengan sensor kelembaban yang menutup secara
otomatis dari mesin ketika pakaian anda kering. Hal ini tidak hanya menghemat
energi; itu mengurangi keausan pada pakaian disebabkan oleh pengeringan yang
berlebihan.
Pengering terbaik memiliki sensor uap air dalam drum untuk merasakan
kekeringan/kelembabab, sementara sebagian besar hanya perkiraan kekeringan
dengan merasakan suhu udara knalpot. Berbanding dengan waktu pengeringan,
Anda dapat lebih hemat sekitar 10 persen dengan merasakan kontrol suhu , dan
15 persen dengan merasakan kontrol kelembaban.
* Carilah pengering dengan siklus yang mencakup sebuah periode pendinginan,
kadang-kadang dikenal sebagai perma-press siklus. Dalam beberapa menit
terakhir dari siklus, udara sejuk, bukan udara panas, ditiup pada pakaian untuk
menyelesaikan proses pengeringan.

Tata Cara Perawatan Mesin Cuci dan Pengering


Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah perawatan pada mesin cuci itu
sendiri agar sensor yang terdapat didalamnya dapat berfungsi secara optomal dan
tahan lama. Terkadang kita sebagai manusia yang menggunakan teknologi
memang melupakan salah satu hal dasar dalam memiliki suatu barang teknologi
yaitu bagaimana untuk merawatnya, jadi berikut adalah tips untuk merawat mesin
cuci yang baik dan benar.Perawatan mesin cuci perlu dilakukan setidaknya
sebulan sekali. Ada sedikit air yang tersisa
pada mesin cuci fron loading setelah melakukan proses pencucian, yang dari
waktu ke waktu
akan menyebabkan timbulnya bau dari bagian dalam unit jika tidak dilakukan
perawatan. Jenis
perawatan yang harus dilakukan adalah :
Membersihkan Filter Pompa Pembuangan

Membersihkan Tabung Pencucian

Membersihkan Gasket Pintu

Membersihkan Laci Diterjen

Membiarkan Pintu Mesin Terbuka

Membersihkan Filter Pompa Pembuangan


Mesin cuci Front Loading selalu menyimpan sedikit air diluar dari tabung. Jika
filter tidak segera
dibersihkan, akan terjadi penumpukan diterjen dan aditif lainnya yang digunakan
dalam mesin.
Cara membersihkan filter pompa pembuangan :
Cabut kabel power unit dari stopkontak (atau tekan saklarnya ke posisi off).
Keluarkan air secara manual dari unit dengan melepas penutup selang
pembuangannya.
Lepaskan filter dan bersihkan dengan menggunakan ari hangat dan sabun yang
lembut.

Pasang kembali filter pembuangan dan masukkan penutupnya ke selang


pembuangan.

Membersihkan Tabung Pencucian


Membersihkan tabung setiap bulan akan mengurangi kemungkinan
penumpukkana detergen dan
kemungkinan adanya jamur atau terjadinya bau. Cara membersihkan tabung
mesin cuci anda :
Masukkan cairan pembersih tabung pada laci deterjen. Jika menggunakan
pemutih, tuang
kan pemutihnya ke kotak pemutih.

Setelah memasukkan cairan pemutih, hidupkan mesin cuci dan jalankan proses
TUB CLEAN. JANGAN MENCAMPUR PEMUTIH DENGAN CAIRAN
ADITIF LAINNYA.
Catatan : Jika mesin cuci anda tidak memiliki fitur TUB CLEAN, cukup
mengatur proses
mesin cuci anda ke posisi WASH atau program pencucian yang menggunakan
air panas.

Membersihkan Gasket Pintu


Penting untuk membersihkan karet gasket pintu sekali dalam sebulan untuk
mencegah terjadinya
penumpukkan kotor pada karetnya. Cara membersihkan gasket pintu :
Campur cangkir pemutih kedalam 1 liter air.
Masukkan spons atau kain yang lembut kedalam cairan tersebut dan bersihkan
semua
bagian karet pintu.
Lap dengan kain atau handuk kering setelah dibersihkan .
Biarkan pintu terbuka untuk beberapa saat agar karet gasket pintu benar-benar
kering.

Membersihkan Laci Deterjen


Penggunakan mesin cuci dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan
penumpukan sisa deterjen pada

kotak deterjen. Disarankan untuk mengeluarkan dan membersihkan kotak deterjen


seminggu sekali. Cara me
mbersihkan kotak deterjen :
Tarik keluar laci atau kotak deterjen.
Tekan kebawah tombolnya agar lepas dan tarik keluar lacinya.
Lepaskan setiap komponen laci dispenser. Bersihkan kotak deterjen dan
masing-masing komponen dengan air hangat dan sabun lembut.
Lap sisa-sisa air yang tertinggal, dan pasang kembali bagian-bagian tersebut.
Masukkan kembali laci laci/dispenser ke mesin cuci.

Membiarkan Pintu Mesin Terbuka


Setelah mencuci pakaian dan melakukan proses perawatan, disarankan agar anda
membuka pintu
mesin dan lap gasket pintu sampai kering supaya udara segar masuk ke dalam
tabung. Jika unit
anda tidak memiliki perekat pintu magnetik, cara terbaik yaitu dengan
membiarkan pintu terbuka
selama beberapa jam setelah proses mencuci selesai supaya unit benar-benar
kering.

D. DAFTAR PUSTAKA

file:///D:/kuliah/Semester%202/Tugas%20Sensor%20Kelembaban.htm

http://shinobiapuy.blogspot.com/2013/06/perawatan-untuk-mesinpengering.html

http://elektro-tehnik.blogspot.com/2011/09/cara-kerja-mesin-cuci-toploading-full.html

http://kuliah.andifajar.com/sensor-kelembaban/

file:///D:/kuliah/Semester%202/SENSOR%20%20Artikel%233.htm

file:///D:/kuliah/Semester%202/shininglikeastar%20%20Sensor
%20Kelembaban%20%28Humidity%29.htm

http://eprints.undip.ac.id/25317/1/ML2F002584.pdf

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-26111-1108100065-Paper.pdf

http://kampungrobot.wordpress.com/2011/10/23/1583/

http://eprints.upnjatim.ac.id/4293/2/file2.pdf

Anda mungkin juga menyukai