Anda di halaman 1dari 3

Definisi, Jenis, dan Faktor Risiko

A. Definisi Penganiayaan/kekerasan seksual, yang disebut juga child abuse, merupakan eksploitasi anak untuk mendapatkan kepuasaan seksual pada orang dewasa (Ball, 2012). Sedangkan Wong (2008) menyatakan bahwa penganiayaan seksual merupakan salah satu tipe perlakuan salah pada anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekerasan seksual merupakan perlakuan salah pada anak yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasaan secara seksual. B. Jenis-Jenis Penganiayaan/kekerasan Seksual Penganiayaan seksual meliputi beberapa tipe kesalahan dalam perlakuan anak sebagai berikut (Wong, 2008). 1. Inses Inses merupakan salah satu tipe eksploitasi seksual anak yang memiliki hubungan sedarah atau tidak namun dalm lingkup keluarga sebelum korban berada pada usia 18 tahun (Ricci, 2009). Pelaku penganiayaan yang memiliki hubungan sedarah meliputi ayah-ibu, kakeknenek, kakak, dan paman-tante. Pelaku penganiayaan seksual dapat juga meliputi orangtua angkat dan saudara tiri, namun tidak termasuk hubungan pasangan yang sah seperti suami istri. 2. Molestasi Molestasi dapat diartikan sebagai sebuah kebebasan yang tidak senonoh. Hal tersebut seperti menyentuh, memain-mainkan, mencium, masturbasi tunggal (sendiri) atau mutual (bersama, atau kontak oral-genital. 3. Ekshibisionisme Eksihibisionisme merupakan salah satu tindakan seksual dengan cara mempertontonkan bagian tubuh atau yang berhubungan dengan seksualitas secara tidak senonoh. Salah satu contoh yang biasanya dilakukan yaitu memperlihatkan genital pria dewasa kepada anak-anak atau perempuan dewasa. 4. Pornografi anak Pornografi merupakan segala tindakan yang dilakukan dengan media elektronik, seperti merekam atau memotret tindakan seksual pada anak. Tindakan ini dapat dilakukan sendiri, bersama orang dewasa atau binatang, tanpa memedulikan izin. Hal ini juga bisa berarti penyebaran hasil media elektronik tersebut(berupa video atau gambar) dalam segala bentuk dengan atau tanpa mengambil keuntungan. 5. Prostitusi anak Prostitusi anak merupakan tindakan yang melibatkan anak dalam tindakan seks untuk mendapatkan keuntungan dan biasanya dengan pasangan yang berganti-ganti.

6. Pedofilia Pedofilia merupakan tindakan yang secara harfiah berarti mencintai anak. Tindakan ini tidak menunjukkan tipe aktivitas seksual tetapi merupakan pilihan orang dewasa terhadap pra pubertas sebagai cara dalam mendapatkan kepuasan. 7. Pemerkosaan Pemerkosaan merupakan tindakan yang diekspresikan dengan kekerasan, tidak selalu tindakan seksual (Ricci, 2009). Tindakan ini dilakukan secara agresif pada tubuh korbannya untuk mendapatkan penetrasi melalui oral, alat kelamin, atau rektum laki-laki maupun perempuan tanpa seizin korban. C. Faktor Risiko Perilaku Kekerasan Seksual pada Anak 1. Faktor Risiko Pelaku kekerasan Seksual pada Anak Berikut ini faktor risiko seseorang dapat melakukan tindakan penganiayaan seksual pada anak-anak (Ball, 2012). a. Psikopatologi yaitu seseorang yang pecandu obat-obatan, alkoholisme, memiliki harga diri rendah, dan gangguan personal lainnya b. Seseorang yang memiliki pengalaman terhadap nperilaku orang tua yang buruk seperti mendapat perilaku penganiayaan ketika masa kecilnya c. Seseorang yang memiliki masalah dengan pasangannya, seperti hubungan yang tidak saling mendukung satu dengan yang lain atau tujuan yang tidak searah d. Seseorang yang mendapatkan stresor dari lingkungan, seperti keuangan dan kesehatan yang buruk e. Seseorang dengan isolasi sosial seperti memiliki teman yang sedikit atau tidak ada teman f. Seseorang yang memiliki kesalahan ekspektasi perkembangan anak-anak 2. Faktor Risiko Anak dengan Perilaku Kekerasan Seksual Berikut ini anak-anak yang berisiko mendaptkan kekerasan seksual (Betz, 2009). a. Anak-anak perempuan b. Anak-anak yang berusia 3 tahun ke atas c. Anak-anak dengan keluarga tunggal atau hidup dengan ayah atau ibu d. Anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah atau kurang mampu e. Anak-anak yang tinggal dengan keluarga tiri f. Anak-anak yang berada di lingkungan dengan kondisi kehidupan buruk (seperti kurangnya sumber komunitas dan keluarga, kurangnya akses perawatan kesehatan, dan ketidakefektifan perlindungan hukum anak). D. Keterkaitan dengan Kasus Pemicu 3 Perilaku penganiayaan yang terjadi pada gadis F sesuai dengan pembahasan pada bab sebelumnya (bab 2) yaitu mengenai anak yang berisiko mendapatkan penganiayaan seksual. Gadis F yang atau pandangan terhadap level

berusia 11 tahun dan berjenis kelamin perempuan ini akan lebih berisiko tiga kali lipat mendapatkan penganiayaan seksual dibandingkan dengan anak laki-laki (Betz, 2009). Kasus pemicu juga menjelaskan bahwa gadis F diantar ke RS oleh ibunya dan tidak ada keterangan mengenai seorang ayah. Sehingga hal ini dapat mengindikasikan bahwa gadis F berada dalam keluarga tunggal atau tanpa ayah dan sangat berisiko juga untuk mendapatkan penganiayaan seksual. Risiko tersebut dapat dikatakan sangat berisiko apabila ibunda gadis F tidak mengawasi putrinya selama beraktivitas di luar rumah atau ibunda gadis F adalah seorang pekerja/ karyawati. Oleh karena itu, Referensi : Ball, Jane. (2012). Principles of Pediatric Nursing : Caring for Children. 5th Edition. New Jersey: Pearson Education Inc. Betz, Cecily Lynn & Sowden, Linda A. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 5. Jakarta : EGC. Ricci, Susan S. & Kyle Terri. (2009). Maternity and Pediatric Nursing. Philadelphia: Lippicontt Williams & Wilkins. Wong, Donna L et al. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatri Wong. Edisi 6. Alih bahasa : Agus Sutarna dkk. Jakrta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai