Anda di halaman 1dari 4

ECENG GONDOK Agnestia Marinda NIM 21040113060066

A. Pendahuluan Eceng gondok merupakan tumbuhan air, biasanya hidup di rawa-rawa dan sungai-sungai besar. Eceng gondok dimata masyarakat merupakan tumbuhan pengganggu karena rawa-rawa yang dipenuhi eceng gondok akan menutupi permukaan rawa-rawa tersebut sehingga menyulitkan laju perahu nelayan yang hendak menjaring ikan. Dalam buku Kerajinan Eceng Gondok, Kaleka dan Hartono (http://www.mayacrafts.asia/shop/buku-kerajinan-enceng-gondok/) menjelaskan bahwa : eceng gondok Enceng gondok banyak menimbulkan masalah di perairan seperti waduk, danau, dan sungai. Tumbuhan yang juga disebut water lily ini menjadi masalah bagi usaha perikanan, tempat rekreasi air, dan transportasi air. Enceng gondok tumbuh sangat cepat sehingga menghambat suplai oksigen, menghalangi sinar matahari, serta menghambat sirkulasi udara ke perairan. Hal itu membuat ikan dan hewan air lainnya sulit berkembang di perairan yang dipenuhi enceng gondok. Eceng gondok tidak hanya sebagai tanaman pengganggu, tetapi karena kreatifitas masyarakat eceng gondok dapat menjadi usaha sampingan yang dapat menghasilkan uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan pokok maupun kebutuhan yang lain dan akhir-akhir ini telah ditemukan bahwa eceng gondok juga dapat menyembuhkan penyakit . Tumbuhan tersebut oleh masyarakat diubah menjadi suatu kerajinan yang menarik bagi konsumen. (sumber)

B. Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Dampak 1. Pengertian Eceng gondok merupakan tumbuha air yang mengapung di permukaan sungai maupun di rawa-rawa. Tumbuhan tersebut mempunyai nama latin Eichhornia crassipes. Eceng gondok juga mempunyai beberapa sebutan yang berbeda-beda, seperti contohnya di Palembang ecng gondok dikenal dengan

nama kelipuk, di Lampung di kenal dengan nama ringgak dan masih banyak lagi. Dalam wikipediahttp://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok disebutkan bahwa eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Tumbuhan eceng gondok juga memiliki ciri-ciri, yaitu : memiliki batang yang menggelembung, memiliki daun, memiliki akar serabut, pemukaan daunnya licin dan bunga berwarna ungu.

2. Jenis Eceng gondok ada 3 jenis yaitu eceng gondok sungai, rawa dan kolam. Eceng gondok rawa merupakan eceng gondok yang biasa hidup di daerah rawa. Dalam majalah Ruang Edisi 3/Th I, Mei-Juni 2006 dijelaskan bahwa Eceng gondok rawa memiliki serat yang relative kuat sehingga tidak mudah putus saat diproses menjadi sebuah produk kerajinan. (http://catatan-go.blogspot.com/2010/08/telaga-rawa-pening-masyarakatbanyu.html) 3. Fungsi a. Pembutan Kerajinan Dalam buku Pemanfaatan Eceng Gondok Beserta Media Promosinya, Asali (2007: ) dijelaskan bahwa eceng gondok tidak hanya sebagai tumbuhan pengganggu melainkan juga dapat memberi manfaat dalam bentuk kerajinan tangan yang berupa tas, vas bunga, dompet, hiasan dinding, kursi, meja dan masih banyak aksesoris maupun furniture yang lain. b. Pembersih Polutan Logam Berat Dalam hal ini eceng gondok juga dapat dimanfaatkan sebagai pembersih polutan logam berat.

Dalam Harian Kompas (Stefanus Osa Triyatna : 15 January 2007) menyatakan bahwa Rangkaian penelitian seputar kemampuan eceng gondok oleh peneliti Indonesia antara lain oleh Widyanto dan Susilo (1977) yang melaporkan dalam waktu 24 jam eceng gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain. Lubis dan Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar 15 ppm turun hingga 51,85 persen. (http://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok). Itu yang memperkuat alasan mengapa eceng gondok dapat dikatakan sebaga pembersih polutan logam berat. c. Bahan bakar biogas Eceng gondok dapat juga digunakan sebagai bahan biogas karena dapat menekan pengeluaran rumah tangga, selain itu eceng gondok merupakan tanaman yang tidak sulit untuk dicari karena perkembangan pertumbuhannya sangat cepat. Keunggulan penggunaan biaogas adalah aman, multi fungsi dan tidak memerlukan biaya yang mahal dalam proses pembuatan biogasnya. 4. Dampak a. Menyerap oksigen yang berada di dalam air Pertumbuhan eceng gondok yang sangat cepat menyebabkan permukaan sungai tertutupi oleh tanaman eceng gondok sehingga oksigen yang berada di dalam sungai diserap semuanya oleh eceng gondok sehingga makhluk hidup didalam sungai tersebut tidak mendapat supply oksigen yang cukup dan mengakibatkan kematian pada makhluk hidup yang hidup di sungai tersebut. b. Berkurangnya volume air Berkurangnya volume air yang disebebkan oleh eceng gondok ini mengakibatkan sungai menjadi dangkal. Pendangkalan membuat aliran air untuk pembangkit tenaga listrik terganggu. C. SIMPULAN Eceng gondok merupakan tumbuhan air yang hidup di sungai dan rawarawa. Eceng gondok merupakan tumbuhan pengganggu karena proses pertumbuhannya yang begitu cepat menyebabkan supply oksigen yang berada dalam sungai dan rawa-rawa menjadi berkurang, para nelayan yang akan mencari

ikan terhalang oleh akar dari eceng gondok, dan menyebabkan berkurangnya volume air sehingga sungai cepat dangkal. Selain mempunyai kekurangan, eceng gondok juga memiliki beberapa manfaat yang baik untuk lingkungan seperti eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan bakar biogas, bahan membuat kerajinan dan pembersih polutan logam berat.

DAFTAR PUSTAKA Kaleka, Norbertus dan Edi Tri Hartono. Tanpa angka tahun. Kerajinan Eceng Gondok. dalam website. http://www.mayacrafts.asia/shop/buku-kerajinan-enceng-gondok/. Diunduh Rabu 20 November 2013. Tanpa nama pengarang. Tanpa angka tahun. Dalam wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok. diunduh Rabu 20 November 2013 Tanpa nama pengarang. 2010. Dalam Majalah Ruang. Edisi 3. Mei-Juni 2006. http://catatan-go.blogspot.com/2010/08/telaga-rawa-pening-masyarakatbanyu.html. diunduh Rabu 20 November 2013. Stefanus Osa Triyatna. 2007. Dalam Harian Kompas. http://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok. diunduh Rabu 20 November 2013.

Anda mungkin juga menyukai