Anda di halaman 1dari 4

1.

Manfaat eceng gondok untuk kolam ikan


Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuwan
bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan
Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon
Brasil.Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini
dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok
dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Bagi pemelihara
ikan sebagian ada yang menggunakannya, dan Tanaman eceng gondok ini
mengambang di kolam dan sebagian paling disukai oleh pembudidaya ikan untuk
peneduh atau sebagai penutup permukaan air dikala terjadi panas dari sinar matahari,
dan fungsinya untuk menaungi air kolam dan menyediakan tempat bagi ikan untuk
kabur dari panas matahari.
Cara menanamnya cukup letakkan eceng gondok di atas permukaan air kolam.
Tanaman ini akan menyebar begitu saja di sana seiring waktu. Sistem akarnya
bercabang panjang dan berat seperti ditutupi serabut hitam hitam. Tanaman eceng
gondok ini sebenarnya sangat efektif untuk membuang kotoran ikan dari air. Akar
yang tua berwarna hitam dan muda berwarna putih. Akarnya dapat tumbuh hingga 45
cm. Kalau dasar kolamnya lumpur dan akarnya sudah sampai kesana, ia akan tumbuh
lebih cepat lagi.
Menurut pakar ahli Lebih dari 30 tahun lalu, NASA melihat potensi besar dari eceng
gondok untuk memurnikan air pada perjalanan luar angkasa yang panjang dan
melakukan penelitian pada tanaman ini. Hasil dari studi ini ditemukan kalau tanaman
ini dapat menghemat jutaan dolar jika digunakan dalam fasilitas pemurnian air untuk
memurnikan air. Hal ini terkait dengan kekuatan luar biasa sistem akar eceng gondok
untuk menyerap kotoran. Saat ini ia sudah banyak digunakan di banyak pusat
penanganan limbah di kota besar di AS, jadi ia juga bagus untuk kolam.
Selain itu, eceng gondok juga mengendalikan pertumbuhan ganggang, sang pemangsa
oksigen kolam. Mereka mengurangi jumlah sinar matahari yang masuk ke kolam
sehingga ganggang sesak napas. Mereka juga menyedot nutrisi yang dibutuhkan
ganggang untuk tumbuh dengan baik.
Tapi kalau dibiarkan, eceng gondok bisa tumbuh ke samping dan keatas juga. Ia bisa
mencapai tinggi 1 meter. Anak ikan sangat senang terhadap eceng gondok ini dan
biasanya ia sering bersembunyi atau tinggal di daerah akarnya karena menjadi
perlindungan dari predator. Tapi karena ikan ini senang makan daun, ikan juga
memangsa eceng gondok. Jadi, eceng gondok juga berfungsi sebagai makanan
sekaligus benteng bagi ikan , asal tidak terlalu banyak di kolam.
Jadi bagi para pembudidaya ikan saya rasa ini akan lebih baik jika dalam sistim
pemeliharaannya ditanam akar gondok karena selain untuk membersihkan air
diperairan juga dapat melindungi ikan dari sengatan panas matagari yang terlalu
tinggi. Selain itu tanaman ini juga bisa melindungi anak ikan terhadap serangan
binatang atau hama lainnya.
2. Jenis eceng gondok yang bermanfaat bagi ekosistem kolam ikan
sebagai tanaman permukaan yang mengambang bebas, water hyacinth alias eceng
gondok dapat tumbuh di perairan dangkal serta perairan yang beberapa meter
dalamnya. Mereka membutuhkan sedikit perawatan (bahkan tanpa perawatan),
mampu tumbuh baik di wilayah paling utara dunia dan di dekat khatulistiwa. Sebagai
bonus tambahan, mereka menghasilkan bunga ungu dan biru yang akan menarik
penyerbuk yang vital secara ekologis seperti kolibri dan lebah. Tanaman ini memiliki
daya adaptasi yang besar dan dapat berkembang biak dengan cepat. Kecepatan
pertumbuhan eceng gondok tergantung pada faktor lingkungan seperti kandungan zat
hara perairan, kedalaman air, salinitas, pH dan intensitas cahaya. Di Indonesia,
terdapat tiga jenis eceng gondok, yakni eceng gondok sungai, eceng gondok rawa, dan
eceng gondok kolam.Secara fisiologis eceng gondok secara tidak langsung memiliki
peranan dalam mengatasi bahan pencemar perairan karena dapat bertahan hidup
dengan cara membentuk rumpun. Selain itu, eceng gondok dapat menyerap logam
berat dan mengurangi kadar logam berat di perairan waduk dan perairan danau.
Sesuai dengan jenisnya, tanaman eceng gondok ada yang dapat dikonsumsi dan tidak
dapat dikonsumsi :
1.Genjer, umumnya ditemukan di daerah persawahan. Masyarakat biasa mengambil
daun muda dan bunga kuncupnya sebagai sayur.
2. Enceng Gondok, tumbuh mengapung di perairan di sekitar persawahan atau jalur
aliran sungai. Tanaman jenis ini ini tidak bisa dikonsumsi.
Selain tanaman eceng gondok tersebut masih banyak tanaman yang bermanfaat bagi
ekosistem kolam ikan seperti Teratai,selada air, apu-apu,dll.
3. Manfaat eceng gondok menjadi barang nilai guna yang memiliki nilai guna
Banyaknya potensi alam tanaman enceng gondok dan peluang ekonomi yang cukup
menjanjikan membuat sentra kerajinan enceng gondok dibeberapa tempat. Hanya
perlu lebih diintensifkan lagi agar meningkatkan ekonomi bisnis usaha kecil dan
rumah tangga. Peluang usaha kerajinan enceng gondok semakin menemukan
tempatnya, seiring dengan pengembangan kerja sama industri kerajinan dan mebel
berbasis bahan baku eceng gondok antara Indonesia dengan Pemerintah
Mesir.Pengembangan bisnis kerajinan enceng gondok selain ditujukan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama kelompok Bisnis Usaha Kecil Dan
Menengah(UKM) juga bermanfaat dalam mendukung lingkungan hidup daerah
sekitar. Dengan serat batang daun yang cukup kuat, setelah dikeringkan tanaman
eceng gondok ini dapat diubah menjadi berbagai jenis kerajinan yang memiliki nilai
eksotisme dan nilai jual tinggi seperti tas jinjing, sendal, dompet, hiasan dinding,
taplak meja, dan lain sebagainya sesuai dengan kreatifitas para pengrajin. Barang
barang tersebut bahkan mampu menjadi salah satu komoditi eksport yang diminati
berbagai negara di eropa, Australia, Amerika, dan beberapa negara lainnya seperti
Arab Saudi dengan nilai jual berkisar antara 20 ribu sampai 200 ribu bahkan lebih
tergantung kerumitan model dan variasi bentuk. Selain dapat dirubah sebagai berbagai
jenis barang yang cantik dan eksotis, eceng gondok juga dapat dirubah menjadi pupuk
organik dengan kualitas tinggi. Eceng gondok sendiri mengandung senyawa fitohara
yang dapat mempercepat pertumbuhan akar sehingga tanaman dapat tumbuh lebih
cepat dan lebih baik. Bahkan penelitian yang dilakukan di Laboratorium Pertanian
Pesantren Alam Bubohu tentang evektifitas tanaman eceng gondok sebagai pupuk
organik mendapatkan hasil yang sangat menakjubkan.
Tanaman yang baru berusia 5 bulan sudah mampu menghasilkan 10 kg ketela jika
dipupuk menggunakan eceng gondok, padahal lazimnya ketela sebanyak itu baru bisa
diperoleh pada usia 9 bulan. 1 hektar lahan yang biasanya menghasilkan 20 – 30 kg
ketela juga akan mendapatkan hasil hampir 100 kg jika dipupuk menggunakan eceng
gondok.
Ada banyak senyawa asam humat dalam kandungan pupuk kompos eceng gondok.
Senyawa asam humat adalah senyawa yang dapat menghasilkan fitohormon yang
mampu mempercepat pertumbuhan akar tanaman. Sehingga membantu pertumbuhan
tanaman. Sebagaimana tanaman lainnya, eceng gondok dapat dijadikan pakan ternak.
Karena tingginya kandungan serat kasar, eceng gondok harus diolah terlebih dahulu.
Salah satu teknik pengolahannya adalah melalui teknologi fermentasi.
4. Hubungan antara eceng gondok dengan ekosistem kolam ikan
Kolam yaitu sebuah daerah berukuran kecil yang terbentuk dengan sendirinya ataupun buatan
manusia. Kolam termasuk dalam golongan ekosistem air tawar tenang atau lentik. Kolam
yang terbentuk dengan sendirinya umumnya dapat dijumpai pada daerah dengan curah hujan
yang cukup tinggi. Hal tersebut karena terdapat aliran air yang berpindah dan meninggalkan
air di bekas aliran terisolasi sehingga menciptakan perairan yang tergenang. Umumnya
kedalaman perairan ini ini berkisar antara 4 hingga 5 meter dan memungkinkan untuk
tumbuhnya tumbuhan berakar dapat tumbuh di semua bagian perairan. Menurut pemahaman
teknis (Susanto 1992), ekosistem kolam diartikan sebagai suatu perairan buatan yang luasnya
dibatasi yang dibuat secara sengaja oleh manusia supaya mudah dikelola dalam hal
pengaturan air, jenis hewan yang dibudidayakan, serta targe produksinya. Selain sebagai
media tempat hidupnya ikan, kolam juga dapat berperan sebagai sumber makanan alami bagi
ikan, Artinya kolam harus dapat menumbuhkan potensi makanan secara alami. Dalam
menumbuhkan makanan alami, ekosistem pada kolam mempunyai kekhususan sendiri karena
unit sistem yang ada didalamnya berbeda dengan ekosistem yang lainnya. Di dalam
ekosistem terdapat ada dua komponen yaitu komponen biotik dan komponen abiotik, eceng
gondok sendiri merupakan komponen biotik dalam ekosistem kolam ikan. Eceng gondok
merupakan tumbuhan yang mengapung di air dan berfungsi sebagai peneduh atau sebagai
penutup permukaan air dikala terjadi panas dari sinar matahari, dan fungsinya untuk
menaungi air kolam dan menyediakan tempat bagi ikan untuk kabur dari panas matahari.
Selain itu, eceng gondok juga mengendalikan pertumbuhan ganggang, sang pemangsa
oksigen kolam. Mereka mengurangi jumlah sinar matahari yang masuk ke kolam sehingga
ganggang sesak napas. Mereka juga menyedot nutrisi yang dibutuhkan ganggang untuk
tumbuh dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai