Anda di halaman 1dari 3

a. Factor factor yang mempengaruhi gagging reflex : 1.

. Kelainan sistemik : Kelainan lokal dan sistemik seperti obstruksi nasal, sinusitis, polip, mulut kering, kemacetan mukosa pada saluran pernapasan bagian atas, dan medikasi yang menyebabkan mual sebagai efek sampingnya dapat menyebabkan gagging reflex. Penyakit gastrointestinal kronis, terutama gastritis kronis, ulserasi peptikum, dan karsinoma pada perut dapat menurunkan ambang batas intraoral untuk berkontribusi pada gagging reflex. (G. S. Bassi, BDS. Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5. etiology and management of gagging : A review of the literature) 2. Psikologi : Faktor psikologi dapat dibagi menjadi dua, yaitu kondisi klasik (classical conditioning) dan pengkondisian instrumental (operant conditioning) Classical conditioning Classical conditioning terjadi bila ada stimulus yang awalnya bersifat netral namun menyebabkan respon perilaku tertentu. Pada kasus ini pasien dapat mengalami gagging reflex hanya dengan mencium bau dari kamar periksa, atau suara dari dental handpiece. Pasien mengasosiasikan stimulus ini secara luas sebagai penyebab gagging reflex, dan karenanya respon muntah yang disebabkan oleh stimulus ini berkembang. Operant conditioning Operant conditioning adalah suatu proses pelatihan dimana

konsekuensi dari respon mengubah kemungkinan bahwa individu akan menghasilkan respon itu lagi. Dalam operant conditioning ini, beberapa pola perilaku dapat diperkuat karena pasien berusaha mempertahankan perhatian dan simpati mereka (penguatan positif), menghindari situasi stres (penguatan negatif), atau mencapai hasil yang diinginkan lainnya. Contohnya, seorang pasien yang muntah dengan tidak sengaja akan belajar untuk

mengasosiasikannya dengan menghentikan pengobatan untuk sementara. (G. S. Bassi, BDS. Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5. etiology and management of gagging : A review of the literature)

3. Fisiologi : a. ekstra oral : penglihatan.pendengaran,penciuman. b. intra oral : daerah sekitar mulut yang mempunyai respon rangsang, eg : palatum mole. (Guyton and Hall .1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : Egc.)

4. Anatomi Abnormalitas anatomi dan sensitivitas orofaringeal dipercaya sebagai faktor penyebab gagging reflex. Sebuah studi membandingkan perbedaan anatomi antara gaggers dan nongaggers, dan didapatkan bahwa pada kelompok yang mempunyai kecenderungan muntah lebih tinggi terdapat perbedaan postur lidah, tulang hyoid, dan palatum lunak. Distribusi jalur dari nerural aferen, terutama nervus vagus, lebih besar pada gaggers dibandingkan dengan nongaggers, sehingga gaggers lebih peka terhadap stimulus auditori, olfaktori, dan visual. (G. S. Bassi, BDS. Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5. etiology and management of gagging : A review of the literature)

5. Perubahan arah tubuh yang cepat. Gerakan arah tubuh yang cepat ini juga dapat menyebabkan terjadinya muntah pada orang orang tertentu. Mekanisme peristiwa ini adalah sebagai berikut : gerakan merangsang reseptor dari labirin, dan impuls ditransmisikan terutama melalui inti vestibular kedalam sereblum, kemudian ke zona pencetus kemoreseptor, dan akhirnya ke pusat muntah untuk menyebabkan muntah. (Guyton and Hall .2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : Egc.)

6. Iaterogenik : Teknik klinik yang tidak mumpuni dapat menyebabkan pasien mengalami muntah, bahkan pada pasien yang sebelumnya tidak memiliki kecenderungan untuk muntah. Sebagai contoh, bahan perawatan seperti logam yang berlebih atau prostesis yang tidak stabil atau buruk, terutama aspek posterior gigi tiruan rahang atas dan daerah lingual posterior prostesis

mandibula, dapat mengenai "trigger zones" dan menyebabkan gagging reflex pada pasien. (G. S. Bassi, BDS. Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5. etiology and management of gagging : A review of the literature)

Anda mungkin juga menyukai