Pendahuluan
Bbrp dasawarsa ini ilmu dan teknologi kedokteran berkembang pesat. Banyak alat (imaging) tersedia utk membantu menegakan diagnosis. Tapi pemeriksaan fisik masih tetap penting. Dlm menegakan diagnosis peny. Saraf dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pem. mental (kognitif), dan pem. penunjang
Anamnesis
1. 2. 3.
4.
5. 6. 7. 8.
Tanyakan keluhan pasien Sejak kapan dimulai? Sifat serta beratnya Lokasi dan penjalaran Hubungan dg waktu atau kegiatan Keluhan lain yg berhubungan Pengobatan sebelumnya Faktor yg memperberat/ringan Perjalanan keluhan (menetap, tambah berat/ ringan, serangan, dll)
Kesulitan bicara atau menelan Keluhan anggota gerak (kaku, lemah, gemetar, gerak involunter) Nyeri di tengkuk, pinggang, jari, dll Parestesia dan hipestesia Gangguan fs. Otonom (impotensi, kesulitan BAB/BAK) Keluhan kejiwaan (cemas, depresi insomnia, perubahan tingkah laku)
Adakah kelainan?
Adanya kelainan neurologis
2.
3.
2.
Mendeteksi adanya kelainan neurologis. Melokalisasi kelainan dalam susunan saraf (bisa dikonfirmasi kemudian dengan pem. Penunjang)
Pendekatan Sistematis
Rencana Dasar
Pemeriksaan fisik umum (tanda vital, dll) Kesadaran Tanda rangsang meningeal Saraf kranialis Motorik Sensorik Koordinasi Status mental/kognitif
Kesadaran
Tingkat Kesadaran
Sadar: sadar thd diri dan lingkungan. Delirium: gaduh-gelisah, kacau, disorientas Somnolen/letargi/obtundasi: mengantuk, mudah dibangunkan, mampu jawab verbal, menangkis nyeri. Sopor/stupor: dpt dibangunkan dg rangsang kuat, kemudian kesadaran turun lagi. Koma: Tak ada gerakan spontan, tak ada jawab thd rangsang nyeri yg kuat.
Tanda vital: jalan napas, respirasi, sirkulasi. Kulit; tanda trauma, bekas suntikan, berkeringat, kering, dll. Kepala: tanda trauma, perdarahan hidung dan telinga. Thorax, jantung, paru, ekstremitas.
Respirasi
Pola pernapasan dapat membantu menentukan letak lesi atau jenis gangguan.
Cheyne-Stokes: disfungsi hemisfer bilateral, gejala herniasi transtentorial, gagal jantung. Hiperventilasi neurogen sentral: antara mesensefalon dan pons. Apneustik/Cluster breathing: pons. Ataksik: medulla oblongata.
Pola Pernapasan
Cheyne-Stokes Hiperventilasi Apneustik Cluster Ataksik
Pupil:
Ukuran: normal, miosis, midriasis, isokor (kanan=kiri)/anisokor (kanan, kiri tdk sama) Refleks cahaya (mesensefalon)
Lesi di pons Cara: Kepala posisi 30 derajat Masukan 5cc air dingin (100cc air suhu 30 derajat) di liang telinga.
Tanda Kernig
Tanda Lasegue
Normal >70 derajat
Saraf Kranialis
N. I (Olfaktorius): menghidu, membaui N.II (Optikus): melihat N.III (Okulomotorius): gerak bola mata N.IV (Trochlearis): gerak bola mata N.V (Trigeminus): motorik, sensorik wajah. N.VI (Abduscens): gerak bola mata
Saraf Kranialis
N. VII (Facialis): motorik wajah, pengecapan N. VIII (Stato-akustikus/Vestibulocochlearis): pendengaran, keseimbangan N. IX (Glossopharyngeus): disfagia, disartria N. X (Vagus): disfagia-disartria N. XI (Accessorius): M. Sternocleidomastoideus, M. Trapezius. N. XII (Hipoglossus): otot lidah
N. II
Lapang pandang:
Konfrontasi, kampimetri
Papil optikus:
Oftalmoskop (edema, atrofi, dll).
Pupil
Konfrontasi
N. III, IV, VI
Ptosis (?) Pupil: refleks cahaya langsung, konsensual Gerakan bola mata: huruf H Pursuit: smooth/jerky Diplopia Nistagmus
N. V
Sensibilitas wajah Otot pengunyah. Jaw reflex (jaw jerk). Refleks kornea (aferen N.V, eferen N. VII)
N. V
N. VII
Otot wajah:
Angkat alis dan kerutkan dahi Memejamkan mata Menyeringai, mencucukan bibir, menggembungkan pipi
N. VII
Lesi perifer
Lesi sentral
N. VIII
Weber
Schwabach
Pendengaran penderita dibanding pemeriksa. Garpu tala di telinga penderita telinga pemeriksa. (+) memendek konduksi udara. Garpu tala di mastoid penderita mastoid pemeriksa. (+) memendek konduksi tulang.
N. IX-X
Menyebut aaaaa (disfonia, afonia) Artikulasi (disartria) Uvula, palatum molle, arkus faring Gag reflex
N. XI
M. Sternocleidomastoideus:
Istirahat (atrofi, fasikulasi) Gerakan (menoleh)
M. Trapezius:
Istirahat (atrofi, fasikulasi, posisi bahu) Gerakan (angkat bahu)
N. XII
Observasi (atrofi, fasikulasi) Menjulurkan lidah (deviasi) Kekuatan (menekan lidah pd pipi) Kecekatan
Pemeriksaan Motorik
Badan sel:
Nukleus saraf otak Kornu anterior medula spinalis
UMN
Inspeksi Normal (disuse atrophy) Meningkat (kecuali pd akut) Menurun Meningkat (kecuali pd akut) Ada
LMN
Atrofi Fasikulasi Menurun (atau normal) Menurun Menurun Atau normal Tidak ada
Tonus
Kekuatan Refleks Tendon Refleks Patologis
Inspeksi:
Sikap, bentuk, ukuran, gerak abnormal
Palpasi:
Tonus otot
Fasikulasi:
Tremor:
gerak halus, cepat, berkedut dr satu berkas serabut otot. Tdk ada gerak persendian. Tanda iritasi motor neuron (SMA, ALS)
Khorea:
Gerak involunter, ritmis, kontraksi otot berlawanan bergantian. Tremor halus: keracunan Tremor kasar: Parkinson (pill rolling).
Gerak cepat, tiba-tiba, aritmik, kasar. Pada 1 extremitas, separuh/seluruh badan. Huntington, Sydenham Chorea
Atetosis:
Balismus:
Gerak lebih lamban, seperti ular, melibatkan otot distal. Ggn ganglia basalis Gerak tiba-tiba, kasar, cepat, terutama otot skelet proksimal
Spasme: gerak berpola, tampak berlebihan, berulang Tic: gerak terkoordinir, berulang
Tremor
Tremor
Tremor fisiologis:
Tremor patologis:
Waktu mempertahankan postur Frekuensi cepat, halus, terutama distal, tidak mengganggu. Lebih jelas pd: lelah, cemas, obat (kafein, steroid) Waktu istirahat atau bergerak Frekuensi lambat, kasar, proksimal atau distal, asimetris. Mengganggu aktivitas.
Tremor Patologis
Resting tremor:
Pill-rolling tremor, berkurang pd gerakan, bradikinesia, rigiditas Pada: Parkinsons disease, drug induced parkinsonism
Kekuatan Motorik
NILAI PEMERIKSAAN 0 1
2 3 4 5
Tidak ada kontraksi sama sekali Ada sedikit kontraksi otot
Tak kuat melawan gravitasi, menggeser Bisa melawan gravitasi, tak mampu melawan tahanan ringan Bisa melawan tahanan ringan Bisa mengimbangi tahanan pemeriksa
Dermal Segmentation
Modalitas:
Nyeri Suhu Getar Posisi
Traktus Spinotalamikus
Kolumna Dorsalis
Pem. Sensorik
Pendekatan berdasarkan masalah: Kanan banding kiri Level sensorik spinal Radikuler/dermatomal Distribusi saraf Distal banding proksimal
Jarum (nyeri superfisial) Kapas (raba) Botol air panas/dingin (suhu) Garpu tala (getar) Lain-lain (diskriminatif): jangka (2 point discrimination), benda (stereognosis), pensil (graphesthesia)
Nyeri superfisial : jarum (tajam/ tumpul), mulai dari daerah analgesik ke normal. Raba: kapas Suhu: panas/dingin Nyeri dalam: tekan, jepit otot
Rasa getar:
Garpu tala pd tulang (jari tangan/kaki, pergelangan tangan/kaki, spina vertebra)
Diskriminasi:
kemampuan utk mengetahui ditusuk dgn 2 jarum atau 1 jarum pd saat yg sama. Cara: jangka/2 jarum. Fungsi lobus parietalis.
Stereognosia:
kemampuan mengenal bentuk benda dgn meraba.
Grafestesia:
kemampuan mengenal huruf/angka yg ditulis di kulit dg mata tertutup.
Gangguan Sensorik
Anestesia: tidak terasa sama sekali. Hipestesia: rasa berkurang. Hiperestesia: rasa bertambah. Parestesia: rasa berubah/kesemutan. Analgesia: rasa nyeri berkurang.
Refleks
Jenis refleks:
Refleks dalam (refleks regang otot/ muscle stretch reflex/ fisiologis) Refleks superfisial Refleks patologis
(-): tak ada refleks Menurun: Jawaban lemah (+): jawaban normal Meningkat: jawaban berlebihan
Refleks Dalam
Timbul oleh regangan otot yg disebabkan rangsangan, jawabnya otot berkontraksi. Refleks biceps, triceps, lulut, achilles, radius, ulna
Refleks superfisialis
Timbul krn terangsangnya kulit/ mukosa kontraksi otot yg ada disekitarnya. Refleks Kornea: N.V, N. VII Refleks dinding perut superfisialis: atas (Th7-9), tengah (Th 9-11), bwh (Th11-12,L) Refleks kremaster: L1-2 Refleks anus superfisialis: S2-5 Plantar refleks: (+) normal
Refleks Patologis
Refleks Babinski:
Klonus:
Gores telapak kaki bag lateral, mulai dr tumit menuju pangkal jari. (+): dorsofleksi ibu jari, disertai mekarnya jarijari yg lain. Lesi traktus piramidalis. Kontraksi ritmik otot pd peregangan Hiperefleksi patologis (lesi tr. Piramidalis) Klonus kaki (dorsofleksi kaki) Klonus patela (dorong patela ke distal)
Refleks Babinski
Koordinasi (1)
Percobaan telunjuk- hidung: sentuh ujung hidung dgn telunjuk. Percobaan hidung-jari-hidung: sentuh hidung sendiri, jari pemeriksa, hidung sendiri. Percobaan jari-jari: 2 ujung telunjuk bertemu di tengah Percobaan tumit-lutut: tumit ke lutut kontralateral sampai kaki Test Romberg: berdiri, mata terbuka, mata tertutup Tandem Walking: jalan pd 1 garis lurus
Status Mental
Atensi Orientasi Bahasa Daya ingat Fungsi lobus frontalis (abstraksi, judgement, planning) Neglect Praxis
Cara Presentasi
Sistematis:
Kesadaran, tanda vital, pupil Tanda rangsang meningeal N. Kranialis Motorik Sensorik Refleks Koordinasi Status Mental
(Misalnya pd