Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi Tumbuhan
Definisi
Identifikasi (identitas=jatidiri) Pengenalan Menentukan nama tumbuhan yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi Determinasi (determinate=penentuan)
Climber c. 15 m tall, young twigs tawny tomentose, afterward glabrous, black coloured. Leaves: petiole 0.6 cm long, 2 mm diameter; lamina subcoriaceous, oblong 10 - 14 cm long, 4 - 5 cm wide; base rounded; apex caudate; glabrescent above; tawny tomentose, glaucous beneath; lateral nerve 10 pairs, not anastomosing. Inflorescence solitary, ramuliflorus. Flowers bud not seen. Flower: pedicels very short, subsessille 0.4 cm long with a median bracteole, ovate,3 mm long; sepal large, broadly ovate, 1.2 cm long, 0.9 cm wide, sparsely tomentose, venation prominent, persistent when fruiting; petal not seen; stamen not seen; carpel elongated, 2 mm long, tawny tomentose; stigma axe-shape, hairy. Young carpidia ovoid, 0,5 cm long, covered velutinous hair, glaucous. Distribution: Borneo. Habitat & Ecology: This species is found in primary dipterocarp forest with patches of Kerangas (Perengat) forest, sometimes in water logged, at 310 malt. Field note: Leave is glaucous below. Sepal is large. Young Fruit is greenish- glaucous. Specimen Examined: BORNEO: East Kalimantan, Maruwai, Block Lampunut, Long Iram Sub District, PK 2621.
Figure 3. Fissistigma magnisepala Irawan, sp.nov. a.branch, b. sepal, c.carpel, d.young carpidia, 1.outside view, 2. inside view [a d: PK 2621]
Contoh Publikasi
PERTELAAN
Menyusun secara rinci dan runut deskripsi tumbuhan Dalam bahasa yang ringkas Urutan dari yang umum ke khusus Dari bawah ke atas Dari pinggir ke tengah
MANFAAT PERTELAAN
Memberikan gambaran tentang suatu tumbuhan yang kita maksud Membantu dalam Identifikasi tumbuhan, terutama untuk tumbuhan yang belum teridentifikasi Sebagai penyedia ciri-ciri taksonomi yang dapat digunakan untuk menyusun kunci identifikasi. Membatasi suatu takson; dengan pertelaan suatu tumbuhan batasan suatu takson, seperti suku, marga atau jenis dapat dengan jelas digambarkan
PERTELAAN JENIS
Durio zibethinus Murr. Durio zibethinus Murr., Steenis, Flora (1949) 286; Tjitrosoepomo, Dur. Mal. (1952) 36; Kostermans, Genus Dur. Adans (1958) 127, Backer & Bakhuizen van den Brink, Fl. Jav. I (1963) 420. Pohon tinggi sampai 40 m. Daun : panjang tangkai daun 1,4-2,3 cm, diameter 0,1-0,2 cm, jarak antar tangkai daun 1,3-2,9 cm; bentuk daun melonjong sampai melanset, panjang 9,7-19,6 cm, lebar 3-6,1 cm, warna permukaan atas hijau sampai hijau tua, warna permukaan bawah kuning emas; pangkal menumpul atau membundar, ujung melancip, panjang ujung daun 0,5-2,3 cm, tepi rata atau bergelombang; permukaan atas rata atau berbingkul, tonjolan urat daun pada permukaan atas jelas atau tidak jelas; lipatan daun incurve, recurve atau rata. Bunga : bunga dalam rangkaian payung, menggantung, jumlahnya 3-47; panjang tangkai 2,3-5,1 cm, diameter 0,3-0,5 cm, warna keemasan; panjang kelopak tambahan 1,7-2,7 cm, warna bagian luar kelopak tambahan hijau, bagian dalam krem atau kehijauan, permukaan luar bersisik, permukaan dalam berbulu halus; kelopak berbentuk lonceng, tinggi 1,8-2,7 cm, bagian luar berwarna kuning keemasan, bagian dalam oranye, ujung runcing, permukaan luar bersisik, permukaan dalam berbulu halus; mahkota berbentuk menyudip, panjang 3,3-5,3, lebar 1,2-3,2 cm, warna bagian luar dan dalam krem, ujung membundar, permukaan luar dan dalam berbulu halus; benang sari dalam 5 berkas berbentuk kipas, jumlah 28-77, jumlah benang sari dalam tiap berkas 5-16, panjang tangkai sari 1,7-4,6 cm, warna tangkai sari krem; warna putik krem-oranye, panjang tangkai putik 2,4-3,6 cm. Buah : buah membulat sampai ellipsoides, panjang 18-26 cm, lebar 1224,5 cm, alur ruang buah rata atau berlekuk, tonjolan bekas tangkai putik menonjol atau rata, jumlah duri dalam luas 5X5 cm 10-31; tebal kulit buah 0,5-1,2 cm; jumlah ruang buah 4-6; warna salut biji putih sampai kuning cerah, tebal 0,4-1,5 cm. Trikomata : Trikomata berbentuk sisik bersel banyak, ukuran trikomata 400m sampai 650 m. Nama lokal : Durian, Ind., Duren, J, Ind, S, Md, Ambetan, J, Kadu, S. Manfaat : Salut bijinya dapat dimakan; akarnya sebagai obat penurun panas; daun durian dicampur dengan jaringau (Acorus sp), untuk mengobati cantengan (infeksi dalam kuku); lumatan kulit durian dapat dilumaskan ke perut untuk memudahkan buang air besar; air abu kulit buah durian dapat digunakan sebagai obat pelancar haid dan juga penggugur kandungan (abortivum).
PERTELAAN KULTIVAR
Kultivar Bima Putrasamedja & Suwandi, Monograf no 5 (1996) : 7; Irawan dkk., Biotika 3 (2) (2004) : 40 Kultivar bima memiliki senyawa minyak atsiri golongan monosulfida: heksil sulfida (1,90%); metil propil sulfida (0,14%). Golongan disulfida: metil propil disulfida (0,45%); etil isopropil disulfida (0,08%); etil propil disulfida (0,09%); dipropil disulfida (0,66%). Golongan trisulfida: dipropil trisulfida (0,6%); triolana (0,31%). Golongan tiopen: dimetil tiopen (0,48%). Golongan sulfon: etil isopropil sulfon (0,2%). Golongan furan: heksil furanon (2,06%); metil furanon (0,25%). Golongan hidrokarbon: propana (0,43%).
PERTELAAN PALINOLOGI
Acanthus ilicifolius L. Acanthus ilicifolius L., Backer & Bakhuizen f. , Fl. Jav. II (1965) 555; Giezen. Zieren. Wulffraat. Schoelten., Fld. Gd. Ind. Mangr. (1949); Tomlinson., Bot. of Mangr. (1986) 178. Butir polen berbentuk prolate atau oval. Ukuran Butir 45X44 70X47 m. Apertur bertipe dikolpus, kolpus lebih lebar jika dibandingkan dengan A. ebracteatus. Ketebalan neksin sama dengan seksin. Ornamentasi eksin granular. Specimen Studi: Sulawesi, Pulau Pasokan, Uedikan, Luwuk Timur, LUWUK-BANGGAI, SULAWESI TENGAH (BI 1091). Papua: Miei, Wasior, WONDAMA, IRIAN JAYA BARAT (BI 1138)
Pertelaan Anatomi :
Thyrsostachys siamensis Gamble Sel epidermis terdiri atas sel panjang dan sel pendek yang tersusun berselang seling. Bentuk sel panjang, heksagonal dengan pinggiran sel yang rata, ukuran sel panjang 4-7x10-40 m. Banyaknya sel pendek diantara tiap-tiap sel panjang satu sampai dua buah, umumnya satu buah, bentuk bulat dengan diameter 2 m, atau kotak dengan panjang sisi 2-3m. Stomata bentuk halter, 4-5x8-10 m, kerapatan stomata 1,7%. Nama lokal : Bambu Jepang (Indonesia) Persebaran : Jatinangor Kegunaan : Tanaman hias Habitat : Pekarangan rumah
Kunci Identifikasi
Kunci Analisis:Kunci paralel (Bracketed Key), Kunci sejajar(Intended Key/ Yoked Key) Kunci Perbandingan Kartu berlubang Kunci sinopsis (Synoptical key) Program Komputer: DELTA (Description language for Taxonomy)
KUNCI IDENTIFIKASI GENUS BAMBU DI KABUPATEN SUMEDANG 1.a. Rimpang monopodial, rebung ramping, buluh tegak, pecabangan sepasang (2 buah, dikotome), muncul dari bagian pangkal buluh (ruas 1-3) .................................................................................................4.Phyllostachys b. Rimpang simpodial, rebung ramping atau mengerucut, buluh tegak sampai berbiku-biku, percabangan terdiri dari banyak cabang (polykotome), muncul dari bagian pangkal atau tengah buluh..........................................................2 2.a. Bentuk rebung ramping, buluh tegak (tidak berbiku-biku), percabangan sama besar, bentuk sel epidermis (sel panjang) memanjang (elongated) sampai heksagonal .............................................................5.Schizostachyium b. Bentuk rebung ramping sampai mengerucut, buluh tegak sampai berbiku-biku (agak bengkok), percabangan tidak sama besar, dan memiliki satu cabang dominan yang lebih besar, bentuk sel epidermis (sel panjang) memanjang atau heksagonal.........................................................................3 3.a. Diameter buluh relatif kecil antara 1-8 cm, dengan ruas yang relatif panjang, kira-kira 30-110cm, bentuk sel epidermis heksagonal............6.Thyrsostachys b. Diameter buluh relatif besar antara 5-20 cm, dengan panjang ruas yang relatif pendek, kira-kira 20-70 cm, bentuk sel epidermis (sel panjang) memanjang......................................................................................................4 4.a. Buluh tegak, kadang berbiku-biku, pelepah buluh mudah lepas (pada buluh dewasa), kuping pelepah buluh membundar, besar dan berbulu kejur, bentuk rebung ramping................................................................................1.Bambusa b.Buluh selalu tegak, pelepah buluh mudah lepas (pada buluh dewasa), kuping pelepah buluh menggaris sampai membundar, kadang berbulu kejur, bentuk rebung mengerucut............................................................................................5 5.a. Berakar udara dari pangkal sampai ruas tiga atau lima, diameter buluh 5-15 cm, panjang ruas 3050 cm,... .................................................3.Gigantochloa b. Berakar udara dari ruas pangkal sampai ruas atas, diameter buluh 10-20 cm, panjang ruas 25-70 cm,........................................................2.Dendrocalamus