Anda di halaman 1dari 5

Batas konvergen ialah batas lempeng-lempeng yang saling mendekat dan menyebabkan

tumbukan dimana...salah satu dari lempeng akan mengalami penunjaman (menyusup) ke bawah
lempeng yang lain masuk ke selubung. Daerah penunjaman lempeng membentuk suatu palung yang
dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dalam pergerakan lempeng ini,
lempeng bergerak hanya beberapa sentimeter setiap tahun, sehingga benturan yang terjadi sangatlah
lambat dan berlangsung selama berjuta-juta tahun.
KONVERGEN




a. Batas menunjam (subduction)
Subduksi adalah batas antar lempeng, dimana kerak samodera menunjam di bawah kerak benua
ataupun kerak samodera. Jika kerak samodera menunjam di bawah kerak samodera, maka akan
menghasilkan suatu sistem busur kepulauan (island arc system) atau disebut juga busur magmatik
dan juga terbentuk melange serta busur cekungan.

Busur kepulauan adalah rangkaian aktifitas gunung api yang berkaitan dengan penunjaman lempeng.
Melange adalah salah satu karakteristik batas konvergen, yang merupakan campuran pecahan
berbagai batuan teranjakkan.

Busur cekungan, palung , dan busur magmatik merupakan bentuk topografi utama pada batas
konvergen. Pada umumnya diantarany terdapat punggungan dan cekungan yang disebut busur
punggungan depan dan busur cekungan depan. Busur punggungan depan terbentuk oleh penebalan
kerak akibat sesar-sesar anjakan pada ujung lempeng yang ditabrak. Busur cekungan depan
merupakan dataran rendah yang terletak diantara palung samidera dan busur magmatik.

Pada sistem busur kepulauan terdapat aktivitas gempabumi yang sangat padat. Di bawah busur
kepulauan, pusat-pusat gempabumi yang dijumpai membentuk suatu bidang yang mempunyai
kemiringan sebesar 45o dan bisa mencapai kedalaman sampai dengan 680 km. Bidang itu disebut
bidang Wadati-Benioff

Pada lempeng yang menunjam dijumpai variasi temperatur yang dikontrol oleh beberapa hal, yaitu:
Kecepatan subduksi; semakin cepat menunjam, semakin kecil temperatur mantel di sekitarnya
yang mampu diserap secara konduksi.
Ketebalan lempeng itu sendiri; semakin tebal semakin membutuhkan waktu lebih banyak untuk
mencapai kesetimbangan temperatur dengan astenosfer yang melingkupinya.
Panas akibet gesekan antara lempeng dengan astenosfer.
Konduksi panas astenosfer terhadap lempeng
Panas dari peluruhan unsur radioaktif (kandungan mineral radioaktif kerak samudra sangat
kecil atau bahkan tidak ada sama sekali).
Panas akibat perubahan fase mineral dikarenakan pertambahan kedalaman

Kenampakan morfologi yang umum dijumpai di daerah subduksi adalah kehadiran palung (trench)
yang mempunyai kedalaman sampai dengan 11000 m (Palung Mariana di pilipina). Secara umum
lebar palung berkisar antara 50 100 km dan bentuk sayatan sebagai huruf V tak simetri dengan
sudut curam sebesar 8 20o berada di bagian yang naik (hanging wall) yang sering dijumpai sesar-
sesar naik (prisma akresi).

Aktivitas gunungapi di daerah subduksi dapat terjadi jika kerak samodera yang menunjam mencapai
kedalaman lebih dari 80 km, dan aktivitas gunungapi ataupun magma dapat terbentuk pada daerah
sejauh 150 200 km dari sumbu palung. Sebagian besar busur kepulauan dijumpai di sisi barat
utara Samodera Pasifik dan di sisi barat Samodera Atlantik.

Busur kepulauan yang muda memiliki struktur yang sederhana dengan ketebalan kerak kurang dari 20
km (contoh: busur kepulauan Tonga Kermadek, New Hebrides, Aleutians dan Kepulauan Antile
kecil). Semakin tua umurnya, struktur busur kepulauan tersebut semakin kompleks dan kerak buminya
semakin tebal, berkisar antara 20 35 km (contoh: Jepang dan Indonesia).


b. Batas anjakan (obduction)
Obduksi adalah batas antar lempeng yang saling mendekat dengan kenampakan kerak benua
menunjam di bawah kerak samodera. Ada beberapa hipotesis tentang mula terjadi obduksi, yang
paling memungkinkan adalah bahwa diawali oleh penunjaman kerak samodera dengan kerak benua di
belakangnya, di bawah kerak samodera. Penunjaman bisa terjadi karena perubahan dari batas
lempeng divergen menjadi konvergen. Kelanjutan penunjaman membawa kerak benua berbenturan
dengan kerak samodera dan pada awalnya, kerak samodera naik ke atas kerak benua, sebelum
akhirnya penunjaman di tempat itu berhenti dan berpindah ke tempat lain yang dapat mengakomodasi
con vergensi antar lempeng.

c. Batas tumbukan (collision)

Pada penunjaman kerak samodera yang membawa kerak benua di belakangnya ke bawah kerak
benua, jika hal ini berlanjut, maka akan terjadi tumbukan antar kerak benua. Tumbukan tersebut dapat
mengakibatkan terbentuknya suatu relief yang tinggi seperti Himalaya. Pada batas kolisi (suture)
sering tersisa pecahan kerak samodera (ofiolit). Kenampakan hasil tumbukan termuda yang dijumpai
di dunia adalah Pegunungan Himalaya, sedangkan yang relatif lebih tua adalah Pegunungan
Appalachia, Kaledonid, Alpen dan Ural. Penebalan kerak benua dapat terjadi karena pensesaran naik
yang berjenjang dan saling menumpang (imbrikasi).
ZONA BENIOFF
beberapa zona gempa sejajar dengan palung yang bersudut inklinasi 40-60 derajad dari
sumbu horisontal dan menujam hingga beberapa ratus kilometer ke dalam bumi. Zona inilah yang
dinamakan benioof Zone, dimana nama ini diambil dari nama penemunya. Benioff zone
sebenarnya termasuk pada zona subduksi, namun yang membedakan adalah zona
benioof memiliki sudut tukik yang curam dan tajam.
Jalur gempa di dunia atau biasa disebut benioff zone, akan mengikuti jalur subduction karena
gempa adalah salah satu produk dari jalur tersebut selain jalur gunung api dan juga semua hasil
tambang bumi.


12 CATATAN PENTING :

1. Daerah Labil & Aktif
#Dijumpai pada daerah-daerah yang mengitari samudra pasifik bentuknya sebagai busur
kepulauan,contoh kep.Mariana dan Aleutin
#Memanjang dari Asia menuju Mediterania bentuknya berupa rangkaian pegunungan/bagian
tepi benua
aktif contoh tepi Benua Amerika Utara,tepi Benua Amerika Selatan bagian barat.

2. Ada 2 kemungkinan akibat interaksi/benturan konvergen:
1. Adanya gejala penunjaman dan penyusupan/subduksi daripada salah satu lempengnya. Bisa
berupa
kerak samudra vs kerak benua / kerak samudra vs kerak samudra.
2. Tanpa disertai oleh penyusupan /subduksi masing-masing bisa terdiri dari kerak benua vs
kerak
benua/kerak benua vs busur kepulauan.

3. Unsur-unsur utama model interaksi konvergen yang disertai dengan subduksi:
1. Palung/trench
Didaerah ini dijumpai penumpukan sedimen berupa sedimen klastika dengan lingkungan
turbidit.
Di dalam palung ini tidak mengalami deformasi kuat kecuali daerah-daerah dekat dengan
dinding
bagian dalam daripada palung.
2. Busur volkanik/sistem palung busur; yang didalamnya meliputi: Unsur palung itu
sendiri,rumpang palung
busur dan cekungan belakang busur.
3. Gejala-gejala geologi yang lain;seperti: deformasi,metamorfisme,sesar-sesar anjakan/trust
fault &
kompleks melange
4. Akrasi tektonik:
Pada zona akrasi tektonik ini terjadi penebalan sedimen baik secara lateral/secara vertikal.

4. Pola dan bentuk sistem palung busur/arc trench system
Dijumpai pada bagian yang mengarah ke laut pada setiap busur gunung api dan tepi benua
yang
aktif,contoh palung peru-chilli & palunjg tonga, dijumpai zona gempa/sering disebut sabagai
jalur beni off.
Pengertian sistem palung busur adalah bentuk bentang alam dipermukaan bumi sebagai akibat
bentuk
pertemuan /benturan lempeng.

5. Tipe-tipe sistem subduksi
1. Tipe busur kontinen/chilli
Mempunyai ciri kompresi,high stress,hubungan lempeng erat,terjadi gempa kuat
contoh:jepang.
2. Tipe busur kepulauan/mariana
Mempunyai ciri tektonik regangan,low stress,hubungan lempeng tidak erat,terjadi gempa
lemah contoh
daerah Andaman

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi perbedaan pada bentuk daripada jalur
subduksi:
1. Kecepatan relatif daripada interaksi konvergen
Kecepatan relatif yang besar akan disertai oleh sudut kelandaian subduksi yang kecil (dan
sebaliknya)
dengan jarak palung busur yang lebar antara 150-600 km.
2. Kecepatan absolut kearah palung daripada lempeng yang menumpang.
Gerak absolut yang cepat kearah palung dari lempeng yang menumpang akan terjadi
penggilasan
terhadap palung yang akan menimbulkan juga sudut kemiringan penyusupan yang kecil,
jarak palung
busur antara 600-1000 km.
3. Umur daripada lempeng yang menyusup.
Semakin tua umurnya (lama mendingin) akan semakin berat/densitas besar dan semakin
tebal,ini semua
akan memperkecil jarak antar rumpang palung busur.
4. Ada/tidaknya hambatan morfologi dasar samudra/dasar lautran.
Semakin banyak hambatan/rintangan yang ada disdasar samudra bentuk-bentuk jalur
subduksi akan
semakin rumit.

7. Unsur-unsur tektonik dalam sistem palung busur.
1. Palung laut
Kedalaman >500m, dasarnya bergerak terus selama berlangsungnya penyusupan, didaerah
ini terjadi
penumbukan & penambahan beban material berupa campuran dari kerak samudra, sedimen
endapan
palung & sedimen dari busur vulkanik di dekatnya.
2. Jalur subduksi
Berupa bagian yang terangkat dari suatu palung,sempit dan memanjang yang terkletak
kearah busur
magmatik , kompleks penyusupan ini disamping dapat melebar tapi juga dapat menebal
keatas sehingga
sering disebut sebagai akrasi tektonik.
8. Mengenai melange,;
Ada melange tektonik ada melange sedimenter (alistostrom)
Ciri-ciri melange tektonik;
-Bidang -bidang rekahan gerus/shear fracture dominan & menonjol serta termalihkan.
Ciri-ciri melange sedimenter (olistostrom)
- Tidak mengalami proses pelenturan/deformasi yang kaut,
- Adanya lempung abu-abu sampai lempung hitam,
- Mempunyai struktur bersisik (struktur scaly) akibat proses pelongsoran oleh beban

9. Busur magmatik.
Terletak diatas jalur beni off pada bagian yang berada tepat diatas kedalaman kurang lebih 100
km akibat gerak vertikal magma.
Ciri fisik busur magmatik :
1. Batuan vulkanik seri calc-alkaline berwujud batuan piroklastik
2. Batuan sedimen vulkaniklastik
3. Batuan beku dalam granitis

10. Busur kepulauan samudra.
Akibat interaksi kerak samudra vs kerak samudra,sifat magma seri toleitik,seri calc alkaline &
seri
alkaline, semua komposisisnya berkisar dari basaltis hingga rioliitis, bentuk subduksi
sederhana karena
magma yang naik tidak mengalami protes kontaminasi oleh kerak benua. contoh : pantai barat
samudra
pasifik kep. Jepang & pantai didaerah kepulauan Laser Antiles di Atlantik.

11. Tipe benua aktif.
Akibat interaksi kerak samudra vs kerak benua, bentuk lebih kompleks karena magma harus
menerobos
bagian dari kerak benua yang tebal, didominasi oleh batuan seri calc-alkaline contoh : Peg.
Andes di
Amerika Selatan.

12. Tektonik konvergen tanpa subduksi (Tectonic collision)/ tektonik tumbukan.
Genesa:
Merupakan peristiwa susulan/menerus apabila subduksi antara kerak samudra vs kerak benua
berlangsung terus kemudian disusul interksi konvergen lempeng kark benua vs kerak benua,
sampai terhentinya proses subduksi karena sifat kerak benua yang ringan. Tektonik
konvergen tanpa subduksi ini bisa berupa interkasi antara kerak benua vs kerak benua
contoh: pembentukan Peg. Himalaya
interaksi antara kerak benua vs busur kepulauan contoh; kawasan timur indonesia & asia
tenggara,
secara regional tektonik konvergen tanpa subduksi dapat diamati di tepi barat samudra pasifik
yaitu antara Lempeng Eurasia & Lempeng Afrika, Lempeng India & Lempeng Asia, Lempeng
Australia & L Asia Tenggara.

Anda mungkin juga menyukai