Tanahdangkaldalam
Tanahdangkaldalam
Tanahdangkaldalam
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 iii
DAFTAR ISI
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL
KATA PENGANTAR ................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................... iii
I. PENDAHULUAN .................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................. 1
B. Tujuan dan Sasaran......................................... 3
C. Pengertian ................................................... 4
II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI ....... 6
A. Persyaratan Lokasi .......................................... 6
B. Persyaratan Petani/Kelompok ............................ 7
III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL ...................... 8
A. Komponen Irigasi Tanah Dangkal ......................... 8
1. Sumur .................................................... 8
2. Pompa Air ............................................... 8
3. Jaringan Distribusi ..................................... 9
B. Kriteria Teknis ............................................. 10
IV. PELAKSANAAN .................................................. 13
A. Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana ........ 13
B. Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan Irigasi
Tanah Dangkal .............................................. 16
C. Operasi dan Pemeliharaan ............................... 17
D. Pembinaan .................................................. 17
E. Pelatihan .................................................... 18
F. Pemanfaatan ............................................... 18
G. Pembiayaan ................................................. 18
I. Waktu Pelaksanaan ........................................ 19
V. MONITORING DAN EVALUASI ................................ 20
A. Indikator Kinerja ........................................... 20
B. Monitoring dan Evaluasi................................... 20
BAGIAN I
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 iv
C. Pelaporan ................................................... 21
D. Pengendalian ............................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................. 23
LAMPIRAN
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 v
DAFTAR ISI
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DALAM
I. PENDAHULUAN ................................................. 43
A. Latar Belakang ............................................. 43
B. Tujuan dan Sasaran........................................ 45
C. Pengertian .................................................. 46
II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI ...... 48
A. Persyaratan Lokasi ......................................... 49
B. Persyaratan Petani ........................................ 50
III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DALAM......................... 52
A. Komponen Irigasi Tanah Dalam .......................... 52
1. Sumur ................................................... 52
2. Pompa Air dan Perlengkapannya ................... 53
3. Rumah Pompa/Genset ............................... 54
4. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) ................... 55
B. Kriteria Teknis ............................................. 56
IV. PELAKSANAAN .................................................. 59
A. Survey Inve3.
B. stigasi dan Desain Sederhana ............................ 59
B. Konstruksi/Pengembangan Irigasi Tanah Dalam ...... 63
C. Operasi dan Pemeliharaan ............................... 65
D. Pelatihan .................................................... 65
E. Pembinaan .................................................. 66
F. Pemanfaatan ............................................... 66
G. Pembiayaan ................................................. 67
I. Waktu Pelaksanaan ........................................ 67
V. MONITORING DAN EVALUASI ................................ 68
A. Indikator Kinerja ........................................... 68
B. Monitoring dan Evaluasi................................... 68
C. Pelaporan ................................................... 69
BAGIAN II
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 vi
D. Pengendalian ............................................... 70
LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENENTUKAN
TITIK LOKASI PENGEBORAN .................................. 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................. 73
LAMPIRAN
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 1
BAGIAN I
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan air permukaan, seperti sungai, danau,
waduk, embung dan lain-lain telah lama dilakukan
masyarakat. Namun demikian, karena kebutuhannya
belum proporsional dibandingkan dengan
ketersediaannya terutama pada musim kemarau,
maka sering kali tanaman yang dibudidayakan pada
periode tersebut mengalami kekeringan. Berdasarkan
fakta empirik tersebut, maka perlu dipikirkan
alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air
tanaman dari sumber air yang lain. Air tanah
merupakan salah satu pilihan sumber air yang dapat
dikembangkan untuk pertanian.
Pertimbangannya, potensi air tanah di suatu wilayah
relatif tetap apabila tidak diusahakan, maka pengisian
air tanah (water recharging) tidak terjadi secara
alamiah, karena beda potensial antara air tanah dan
permukaan tanahnya konstan. Pengambilan air tanah
sesuai dengan kemampuan pengisiannya, selain dapat
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 2
meningkatkan produktivitas pertanian juga
memungkinkan terjadinya akselerasi sirkulasi air
tanah. Secara teroritis, berdasarkan
pemanfaatannya, maka ada dua jenis air tanah yaitu :
(1) air tanah dangkal dan (2) air tanah dalam.
Pengelompokan ini sangat erat kaitannya dengan
pemanfaatan air tanah dan kebutuhan
infrastrukturnya. Bagi daerah yang mempunyai potensi
sumber air tanah dangkal, pemanfaatannya akan lebih
mudah karena infrastruktur yang diperlukan lebih
sederhana, sehingga dapat dikembangkan oleh petani
setempat secara mandiri ataupun jika memerlukan
dukungan masih pada tingkatan yang relatif terbatas.
Sumber air tanah dangkal umumnya terdapat di dalam
lapisan-lapisan tanah yang tidak begitu dalam,
sehingga memungkinkan untuk diangkat ke permukaan
dengan menggunakan pompa.
Pemanfaatan air tanah dangkal dari sumur-sumur yang
diangkat dengan menggunakan pompa memerlukan
biaya tambahan, baik untuk pengadaan pompa
maupun pembuatan bangunan penampung (reservoir)
sebagai tandon air. Oleh karena itu, perlu adanya
dukungan pembiayaan yang akan berasal dari jenis
komoditas yang diusahakan petani dan kelompoknya
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 3
sehingga keberlanjutan (sustainability) usaha pompa
dalam pendayagunaan air tanah dangkal dapat
dipertahankan. Agar nilai manfaat air tanah dangkal
dapat dioptimalkan, maka perlu dirancang mekanisme
pembayaran biaya operasional dan pemeliharaan (OP)
dalam kelompok (partisipasi petani), agar
ketergantungan kepada pemerintah dapat
diminimalkan.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan :
Tujuan kegiatan Pengembangan Irigasi Tanah
Dangkal adalah :
a. Meningkatkan ketersediaan air irigasi pada
lahan pertanian, terutama pada lahan kering
dan tadah hujan.
b. Meningkatkan IP (Intensitas Pertanaman), luas
tanam, dan produktivitas usaha tani.
c. Meningkatkan kualitas produksi pertanian dan
pendapatan petani.
2. Sasaran :
a. Terbangunnya Irigasi Tanah Dangkal sebanyak
1807 unit (alokasi per kabupaten berdasarkan
DIPA dan POK dapat dilihat pada Lampiran
1).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 4
b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi pada
lahan pertanian.
c. Berkurangnya resiko kegagalan usahatani
karena kekurangan air irigasi/kekeringan.
d. Meningkatnya produksi usahatani melalui
peningkatan areal tanam dan peningkatan
produktivitas.
C. Pengertian
1. Air Tanah : air yang terdapat dalam lapisan tanah
atau batuan di bawah permukaan tanah.
2. Air Tanah Dangkal : air yang terdapat dalam
lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
tanah pada kedalaman < 30 meter.
3. Irigasi : usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air untuk menunjang usaha
pertanian, termasuk di dalamnya irigasi air
permukaan, irigasi air tanah, irigasi tambak, dan
irigasi rawa.
4. Sumber Air : tempat atau wadah air alami dan/
atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun
di bawah permukaan tanah.
5. Sumber Air Irigasi : tempat atau wadah air alami
dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas,
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 5
ataupun di bawah permukaan tanah yang dapat
dipergunakan untuk irigasi.
6. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasar
garis lintang, garis bujur, dan ketinggian di atas
permukaan laut.
7. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) : saluran dan
bangunan yang merupakan satu kesatuan dan
diperlukan untuk pengaturan dan penyaluran
irigasi air tanah yang mencakup penyediaan,
pengambilan, penyaluran dan pembagian.
8. Muka air bawah tanah : permukaan air tanah di
dalam sumur bor dihitung dari muka tanah
setempat atau titik acuan lain.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 6
II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI
Agar pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat
berhasil dengan baik, maka pemilihan lokasi harus
dilakukan dengan tepat. Beberapa kriteria yang perlu
diperhitungkan antara lain :
A. Persyaratan Lokasi
1. Di lokasi yang bersangkutan mempunyai potensi air
tanah dangkal, baik kuantitas maupun kualitasnya.
Potensi sumber air tanah dangkal yang tersedia
paling tidak dapat memberikan air irigasi
suplementer (supplementary irrigation) pada areal
seluas kurang lebih 5 hektar sesuai jenis komoditas
yang diusahakan.
2. Di lokasi yang bersangkutan usahataninya sudah
berkembang atau paling tidak daerah tersebut
sesuai untuk pengembangan usaha tani tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan.
3. Pengembangan usaha tani di lokasi tersebut sering
mengalami kendala/masalah air/kekeringan.
4. Diprioritaskan pada lokasi lahan sawah tadah
hujan dan lahan kering kawasan tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan. Untuk kawasan
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 7
peternakan, digunakan untuk hijauan makanan
ternak, air minum ternak, dan sanitasi ternak.
5. Dapat dikembangkan di lokasi Daerah Irigasi (DI)
yang memiliki jaringan irigasi di mana kondisi
ketersediaan air pada musim kemarau tidak
mampu mengairi lahan usaha tani.
6. Lahan usaha tani yang akan mendapat pelayanan
Irigasi Tanah Dangkal yang akan dibangun adalah
lahan milik petani.
B. Persyaratan Petani/Kelompok
1. Petani di lokasi memerlukan Irigasi Tanah Dangkal
dan mampu memanfaatkan serta merawatnya
dengan baik termasuk menyediakan dana
operasional dan pemeliharaan yang dibuktikan dari
surat pernyataan kelompok tani atas nama petani.
2. Diprioritaskan pada kelompok tani/P3A yang sudah
terbentuk atau akan membentuk kelompok tani/
P3A/P3AT apabila dibangun Irigasi Tanah Dangkal.
3. Dalam pengelolaannya termasuk pemanfaatannya,
sarana/fasilitas/peralatan Irigasi Tanah Dangkal
tidak boleh dikuasai secara perorangan tetapi
harus digunakan oleh anggota kelompok.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 8
III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL
A. Komponen Irigasi Tanah Dangkal
Agar air tanah dangkal dapat dimanfaatkan untuk air
irigasi, maka diperlukan upaya pengambilan/
pengangkatan ke permukaan tanah, misalnya dengan
pompa. Minimal ada tiga komponen yang diperlukan
agar air tanah dangkal tersedia untuk irigasi : (a)
sumur (b) pompa air dan motor penggerak dan (c)
jaringan distribusi.
1. Sumur
Untuk dapat memanfaatkan air tanah, terlebih dahulu
harus dibuat sumur sebagai tempat pengambilan.
Sumur tersebut dapat
berupa sumur gali (cara
pengembangannya dengan
digali) dan sumur bor/
sumur pantek (cara
pengembangannya dengan
dibor). Kedalaman sumur
yang dibuat disesuaikan
dengan kedalaman air
tanah ( < 30 m ).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 9
2. Pompa Air
Pompa air dipergunakan untuk mengangkat air dalam
tanah ke permukaan
tanah. Jenis pompa
air yang biasa
digunakan untuk air
tanah dangkal pada
umumnya pompa
jenis sentrifugal.
Pompa air
digerakkan dengan motor penggerak bertenaga diesel
atau bensin atau tenaga listrik atau tenaga angin
(kincir angin). Pompa air tanah dangkal bersifat
mobile (dapat dipindah-pindahkan), dimana 1 (satu)
unit pompa air akan digunakan untuk melayani
beberapa sumur.
3. Jaringan Distribusi
Untuk mengalirkan air
dari pompa ke lahan
usahatani, maka perlu
dibangun jaringan
irigasi air tanah (JIAT),
yang terdiri atas:
saluran, bangunan pengatur berupa pintu dan boks
pembagi, bangunan pengatur debit dan katup
penutup yang berfungsi untuk mengatur arah aliran
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 10
dalam pipa. Untuk
mengurangi kehilangan air
(water losses) dalam
penyaluran, JIAT perlu
dibuat secara permanen
dengan dilining ataupun
menggunakan sistim perpipaan.
B. Kriteria Teknis
Pengertian 1 unit Irigasi Tanah Dangkal berdasarkan
luas layanan oncoran adalah sebagai berikut :
a. 1 (satu) buah pompa air dan motor penggeraknya
dengan 1 (satu) atau lebih sumur bor/sumur gali
termasuk saluran distribusinya, atau
b. 2 (dua) buah pompa air dan motor penggeraknya
dengan 2 (dua) buah atau lebih sumur bor/sumur
gali termasuk jaringan distribusinya.
Alternatif pilihan butir a atau b didasarkan pada
kecukupan dana dan diuraikan dalam Rencana
Anggaran Biaya (RAB).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 11
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan Irigasi Tanah Dangkal antara lain :
a. Sumur :
dapat dibuat dalam bentuk sumur gali atau
sumur bor. Diameter sumur gali dengan
diameter lebih kurang 1 meter. Bila struktur
tanahnya labil, dinding sumur dapat diperkuat
dengan tembok atau buis beton. Untuk sumur
bor/pantek, diameter selubungnya disesuaikan
dengan kondisi jenis pompanya.
Kedalaman sumur disesuaikan dengan
kedalaman dan ketebalan lapisan akuifer.
b. Pompa air :
tipe : sentrifugal atau axial.
penggerak : motor bertenaga diesel atau
bensin, tenaga listrik atau tenaga angin (kincir
angin).
dapat diterima petani, mudah dalam
perawatan dan suku cadang tersedia di pasar
setempat.
Diutamakan telah memiliki/memenuhi SNI atau
memiliki sertifikat hasil uji dari intansi atau
lembaga sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh
pemerintah.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 12
c. Pipa-pipa :
Pipa-pipa diperlukan untuk pipa selubung luar
(casing pada sumur bor), pipa/selang hisap,
dan pembuangan.
Terbuat dari bahan besi atau PVC (paralon)
cukup kuat.
Diutamakan yang telah memiliki SNI atau
sertifikat hasil uji dari intansi atau lembaga
sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh
pemerintah.
d. Jaringan Distribusi (JIAT)
Penyempurnaan jaringan distribusi
dimaksudkan agar air yang dikeluarkan dari
pompa dapat dimanfaatkan seefisien dan
seefektif mungkin, dengan mengurangi
kebocoran/ kehilangan air pada saluran
tersebut.
Jaringan distribusi tersebut dapat berupa pipa
atau selang yang tahan bocor.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 13
IV. PELAKSANAAN
Tahapan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
A. Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana
1. Survey Investigasi
Survey investigasi dimaksudkan untuk
mendapatkan calon lokasi dan petani yang
sesuai untuk pengembangan Irigasi Tanah
Dangkal, baik dari segi teknis maupun sosial.
Pelaksanaan survei investigasi dikoordinasikan
dengan instansi/Sub Dinas terkait terutama
dengan Sub Dinas yang menangani komoditas
yang akan dikembangkan.
Pelaksanaan survei investigasi dibiayai oleh
daerah (tidak termasuk dalam dana TP yang
dialokasikan) dan dilaksanakan oleh petugas
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama
dengan petugas Kecamatan.
Calon lokasi dan calon petani yang memenuhi
persyaratan ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kabupaten/Kota sebagai lokasi pengembangan
Irigasi Tanah Dangkal.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 14
Laporan hasil survei investigasi paling tidak
memuat :
a. Letak lokasi berdasarkan daerah
administratif dan koordinat lintang dan
bujur dengan menggunakan Global
Positioning System/GPS atau ekstrapolasi
dari peta topografi yang tersedia.
b. Kondisi usaha tani dan jenis komoditi yang
layak dikembangkan.
c. Gambar/sketsa saluran distribusi.
d. Potensi air tanah dangkal untuk kebutuhan
irigasi, meliputi kedalaman dan kapasitas
pompa/air yang keluar dari mesin pompa.
e. Luas layanan oncoran (command area) yang
akan diairi.
2. Desain/rancangan sederhana Irigasi Tanah Dangkal
Rancangan/desain sederhana disusun untuk
lokasi yang ditetapkan sebagai calon lokasi
pengembangan Irigasi Tanah Dangkal.
Rancangan/desain Irigasi Tanah Dangkal
sederhana sekurang-kurangnya mencakup luas
lahan yang akan diairi (daerah oncoran),
letak/lokasi sumur (koordinat sumur),
kedalaman sumur, dan rancangan jaringan
irigasi yang akan dibangun. Satu hal yang
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 15
perlu diperhitungkan dalam penyusunan desain
sumur air tanah dangkal sederhana yaitu dalam
hal distribusi. Untuk menekan biaya
operasional dalam hal distribusi air, maka air
tanah dangkal yang telah diangkat dari
sumbernya dengan menggunakan pompa air
dapat ditampung pada posisi yang lebih tinggi
dibandingkan daerah layanan irigasinya dengan
menggunakan bak penampung air (jika dananya
mencukupi), sehingga dapat didistribusikan ke
lahan usaha tani dengan gaya gravitasi.
3. Kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin
Berdasarkan hasil SID akan dapat diketahui
kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin yang
diperlukan. Data kedalaman dan potensi air
tanah, ketinggian bak penampung dari posisi
pompa air dan luas lahan oncoran dapat digunakan
untuk menetapkan spefisikasi pompa air,
spesifikasi motor penggerak pompa, jumlah dan
spesifikasi kebutuhan pipa-pipa, dan
pembangunan/perbaikan jaringan irigasi yang
diperlukan.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 16
4. Kebutuhan anggaran
Meliputi perkiraan kebutuhan biaya untuk
pengadaan bahan, peralatan, pompa air dan
perlengkapannya, pengembangan sumur,
pemasangan pipa-pipa, dan pengembangan/
perbaikan jaringan distribusinya. Perkiraan
kebutuhan anggaran ini dijadikan acuan dalam
penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS).
B. Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan Irigasi
Tanah Dangkal
1. Pelaksanaan Konstruksi/pengembangan Irigasi
Tanah Dangkal dilaksanakan dengan pola Bansos
(dana ditransfer langsung ke rekening kelompok
tani). Pola pelaksanaan Bansos mengikuti
ketentuan yang ada dalam Pedoman Umum
Bansos Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian.
2. Pelaksanaan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal
dilakukan berdasarkan kepada usulan yang
diajukan oleh petani/kelompoktani seperti RUKK
(Rencana Usulan Kerja Kelompok) setelah
mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kab/Kota
(contoh RUKK dapat dilihat pada Lampiran 2).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 17
C. Operasi dan Pemeliharaan
1. Operasi dan pemeliharaan jaringan Irigasi Tanah
Dangkal diserahkan kepada petani/kelompok tani.
2. Biaya operasi dan pemeliharaan Irigasi Tanah
Dangkal menjadi tanggungjawab petani/kelompok
tani sebagai penerima manfaat.
3. Besarnya iuran pelayanan irigasi yang dibutuhkan,
ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah
anggota/kelompok tani.
D. Pembinaan
1. Pembinaan terhadap petani penerima manfaat
dilakukan Dinas Pertanian Propinsi dan
Kabupaten/Kota secara berkelanjutan.
2. Pembinaan antara lain meliputi teknik operasi dan
pemeliharaan Irigasi Tanah Dangkal, pemilihan
komoditas yang diusahakan, teknik budidaya,
panen, pasca panen, pengolahan, dan pemasaran
hasil, serta pengembangan usaha lainnya.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 18
E. Pelatihan
1. Petani/kelompok tani penerima manfaat diberikan
pelatihan terutama teknis operasional dan
pemeliharaan jaringan irigasi air tanah.
2. Pelatihan teknis operasi jaringan Irigasi Tanah
Dangkal dilaksanakan oleh pihak ketiga/pelaksana
pengadaan dan pemasangan irigasi air tanah.
F. Pemanfaatan
Dengan pertimbangan biaya investasi, operasi dan
pemeliharaan yang relatif tinggi, maka
pemanfaatannya harus dilakukan secara efektif dan
efisien.
G. Pembiayaan
Biaya yang tersedia untuk pengembangan Irigasi Tanah
Dangkal dipergunakan untuk pembuatan sumur
bor/gali, pengadaaan pipa-pipa, pompa air dan
perlengkapannya, jaringan irigasi/distribusi.
Kebutuhan biaya untuk SID dan pembinaan
disediakan dari APBD Propinsi, APBD Kabupaten/
Kota, dan partisipasi masyarakat.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 19
I. Waktu Pelaksanaan
Jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan
Irigasi Tanah Dangkal mengacu pada jadwal palang
pelaksanaan sebagaimana terdapat pada Lampiran 3.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 20
V. MONITORING DAN EVALUASI
A. Indikator Kinerja
Beberapa indikator kinerja yang digunakan sebagai
ukuran untuk penilaian kinerja kegiatan
Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal adalah sebagai
berikut :
1. Output : Terbangun dan berfungsinya Irigasi
Tanah Dangkal.
2. Outcome : Terjadinya peningkatan keter-
sediaan air irigasi untuk usaha tani
dengan memanfaatkan potensi air
tanah dangkal.
3. Benefit : Terjadinya peningkatan usaha
pertanian, seperti peningkatan luas
tanam, intensitas pertanaman (IP),
peningkatan produktivitas.
4. Impact : Peningkatan produksi usahatani dan
pendapatan petani.
B. Monitoring dan Evaluasi
1. Monitoring pengembangan Irigasi Tanah Dangkal
dilakukan secara swakelola oleh Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dan Propinsi.
2. Evaluasi dilakukan pada setiap akhir tahun.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 21
C. Pelaporan
1. Terdapat 2 (tiga) jenis laporan yang harus dibuat
yaitu Laporan Bulanan dan Laporan Akhir.
2. Laporan Bulanan memuat perkembangan
pelaksanaan kegiatan yang disusun setiap bulan,
berisi kemajuan pelaksanaan kegiatan sampai
bulan berjalan. Laporan Bulanan dikirim ke Dinas
Pertanian Propinsi dengan tembusannya
disampaikan ke Pusat (Ditjen PLA dan Direkrotat
Pengelolaan Air). Laporan Bulanan disusun
mengacu pada Lampiran 4.1, 4.2 (diisi di tingkat
Kabupaten/Kota) serta 4.3 dan 4.4 (diisi di
tingkat Propinsi).
3. Laporan Akhir disusun setelah pelaksanaan
pembangunan Irigasi Tanah Dangkal selesai, berisi
seluruh rangkaian kegiatan Pelaksanaan
Pembangunan Irigasi Tanah Dangkal. Agar lebih
informatif dan komunikatif, Laporan Akhir agar
dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi dari
setiap tahap kegiatan (kondisi sebelum kegiatan,
saat dalam pelaksanaan dan setelah selesai
kegiatan). Laporan Akhir agar mengikuti outline
seperti pada Lampiran 5.
4. Laporan Bulanan dan Laporan Akhir disampaikan
kepada Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 22
Pertanian c.q Direktur Pengelolaan Air Irigasi
dengan alamat Direktorat Pengelolaan Air Irigasi,
Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan Pasar
Minggu Jakarta Selatan, dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Pertanian Propinsi.
D. Pengendalian
Dalam upaya mengurangi kesalahan yang terjadi
dalam pelaksanaan pengembangan Irigasi Tanah
Dangkal, maka perlu dilaksanakan pengendalian yang
intensif. Pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
pengembangan Irigasi Tanah Dangkal akan
dilaksanakan dengan mengikuti acuan Sistem
Pengendalian Internal (SPI) sebagaimana tercantum
pada Lampiran 6. Selanjutnya pelaksana di tingkat
propinsi dan kabupaten/kota dapat membuat
daftar/check list pengendalian dengan mempedomani
check list yang tercantum pada Lampiran 6 dimaksud.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 23
DAFTAR PUSTAKA