Anda di halaman 1dari 39

Brake digunakan untuk menghentikan bagian yang bergerak

(berputar) atau untuk mengontrol kecepatan.


Brake dalam menjalankan fungsinya adalah dengan menyerap energi
kinetic dari bagian yang berputar atau energi potensial.
Energi yang diserap oleh brake akan dikeluarkan dalam bentuk
panas. Kemudian panas akan disebarkan ke udara sekitarnya atau
ke air yang bersirkulasi melalui brake drum.
Kapasitas brake tergantung pada faktor-faktor berikut :
tekanan antara permukaan gesek, koefisien gesek dan kapasitas
radiasi panas dari brake.
Tipe Brake.
1. Block brake atau shoe brake
2. Band brake
3. Band dan block brake
4. Internal expanding brake
BAB 7
B R A K E (R E M)
1. Block brake atau shoe brake
Bentuk sederhana dari brake tipe ini seperti
terlihat pada gambar. Brake ini terdiri dari
blok atau sepatu yang menekan roda yang
berputar. Blok atau sepatu dibuat dari bahan
yang lebih lunak dari bahan roda. Brake
macam ini dapat dijumpai pada kereta api.
Gesekan antara blok atau sepatu dengan
roda menimbulkan gaya pengereman
tangensial pada roda, yang berakibat pada
menurunnya putaran roda. Penekanan
sepatu ke roda dilakukan dengan memberi
gaya pada ujung tuas.
a
b
c
Bila:
P = gaya yang bekerja pada ujung tuas.
R
N
= gaya normal yang menekan sepatu pada roda.
r = radius roda
2 = sudut kontak
= koefisien gesek
F = gaya pengereman tangensial
Bila sudut kontak lebih kecil dari 60
0
, maka tekanan normal antara
sepatu dan roda dapat dianggap merata. Dalam kondisi seperti ini:
dan torsi pengeremannya
Kemudian kita tinjau tiga kondisi seperti pada gambar.
Kondisi 1:
Bila garis kerja gaya pengereman (F) tepat melalui titik tumpu tuas
(Gb.a), maka dengan keseimbangan momen terhadap titik tumpu tuas,
didapat:
F = .RN T = F. r = .R
N
.r
x
L . P
= R L . P = x . R
N N

Torsi pengereman,
Torsi ini sama untuk putaran roda searah maupun berlawanan arah
jarum jam.
x
r . L . P .
= r . R . = T
N B

Kondisi 2:
Bila garis kerja pengereman tangensial F melalui suatu jarak a dibawah
titik tumpu tuas (Gb.b), maka dengan keseimbangan momen terhadap
titik tumpu tuas didapat:
R
N
.x = P.L+ F.a = P.L+ .R
N
.a atau R
N
(x - .a) = P.L
a . - x
L . P
= R
N

Torsi pengereman,
Bila roda berputar searah dengan arah jarum jam, maka:
R
N
.x + F.a = P.L atau R
N
.x + .R
N
.a = P.L
Torsi pengereman,
a . - x
r . L . P .
= r . R . = T
N B

a . + x
L . P
= R
N

a . + x
r . L . P .
= r . R . = T
N B

Kondisi 3:
Bila garis kerja gaya pengereman F melalui suatu jarak a diatas titik
tumpu tuas (Gb.c), maka dengan keseimbangan momen terhadap titik
tumpu tuas didapat:
R
N
.x + F.a = P.L atau R
N
.x + .R
N
.a = P.L
Torsi pengereman,
Bila roda berputar searah dengan arah jarum jam, maka:
Catatan:
1. Bila sudut kontak lebih besar dari 60
0
, maka tekanan normal pada
permukaan kontak dibagian tepi lebih kecil dari pada dibagian
tengah. Dalam keadaan ini diasumsi keausan dalam arah gaya
adalah merata dan torsi pengereman diberikan dengan persamaan
berikut.
a . + x
L . P
= R
N

a . + x
r . L . P .
= r . R . = T
N B

.a - x
r . L . P .
= T
B

u u
u

2 sin + 2
sin . . 4
= ' r . R '. = r . F = T
N B

2. Bila brake menggunakan dua sepatu yang dipasang dalam arah
berlawanan pada roda, maka gaya pengereman juga dua kali.
Torsi pengereman, T
B
= (F
1
+F
2
).r
Contoh:
Sebuah single block brake seperti pada gambar. Diameter brake drum
25 cm dan sudut kontaknya 90
0
. Tentukan torsi yang dapat
ditransmisikan bila koefisien gesek 0,35.
Penyelesaian:
Diameter brake drum, d = 25 cm (r =12,5 cm)
Sudut kontak, 2 = 90
0
= / 2 radian
Gaya yang bekerja pada ujung tuas, P = 70 kg.
Koefisien gesek, = 0,35
385 , 0 =
90 sin +
2
45 sin . 35 , 0 . 4
=
2 sin + 2
sin . . 4
= '
o
o
t
u u
u

Koefisien gesek ekivalen,


Momen terhadap titik tumpu tuas:
70.45 + F.5 = R
N
.20 = F / . 20 = 51,94.F F = 67,1 kg.
Torsi yang ditransmisikan, T
B
= F.r = 67,1.12,5 = 838,75 kg-cm.
Contoh:
Sebuah double shoe brake seperti gambar sanggup menyerap torsi
1400 N-m. Diameter brake drum 350 mm, sudut kontak untuk tiap
sepatu 100
0
.
Bila koefisien gesek 0,4 maka tentukan:
.
1. Gaya yang memenuhi untuk pengereman.
2. Lebar sepatu, bila tekanan untuk bahan
gesek tidak lebih dari 0,3 N/mm
2
Penyelesaian:
Kapasitas torsi brake, T
B
= 1400 N-m = 1400.10
3
N-mm.
Diameter brake drum, d = 350 mm r = 175 mm
Sudut kontak tiap sepatu, 2 = 100
0
= 100.( / 180) = 1,75 radian
Koefisien gesek, = 0,4
Koefisien gesek ekivalen,
45 , 0 =
100 sin + 75 , 1
45 sin . 4 , 0 . 4
=
2 sin + 2
sin . . 4
= '
o
o
u u
u

1. Gaya yang memenuhi untuk pengereman.


Momen terhadap titik tumpu tuas (O
1
):
S.450 = R
N1
.200 + F
1
(175 40) = (F
1
/ 0,45).200+F
1
(135) =
579,4.F1 F
1
= 0,776.S
Momen terhadap titik tumpu tuas (O
2
):
S.450 + F
2
(175-40) = R
N2
.200 =(F
2
/ 0,45) .200 = 444,4. F
2
F
2
= 1,454. S
Kapasitas torsi brake,
T
B
= ( F
1
+ F
2
).r 1400.10
3
=(0,776.S+1,454.S)175 = 390,25.S
S = 3587 N
2. Lebar sepatu:
w = lebar sepatu (mm)
P
b
= tekanan pada bahan sepatu = 0,3 N/mm
2
Luas proyeksi untuk satu sepatu,
A
b
= w (2.r.Sin ) = w.2.175.Sin 50
0
= 268.w (mm
2
)
Gaya normal pada sepatu sebelah kanan,
R
N1
= F
1
/ = 0,776.S / 0,45= 0,776.3587 / 0,45 = 6185,6 N
Gaya normal pada sepatu sebelah kiri,
R
N2
= F
2
/ = 1,454.S / 0,45 =1,454.3587 / 0,45 = 11590 N
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa gaya normal
maksimum berada pada sepatu sebelah kiri. Karena itu kita akan
merancang sepatu untuk gaya normal maksimum, yaitu R
N2
.
Tekanan pada sepatu, P
b
= R
N2
/ A
b
A
b
= R
N2
/ P
b
268.w = 11590 / 0,3 = 38633,3 w = 144,2 mm
Contoh:
Sebuah brake dengan dua sepatu seperti gambar, direncanakan untuk
kapasitas torsi maksimum 300 kg-m. Diameter brake drum 100 cm.
Sepatu dilapisi dengan ferodo dengan koefisien gesek 0,3. Dimensi lain
seperti pada gambar.
Tentukan:
1. Gaya pegas yang memenuhi untuk brake.
2. Jika tegangan yang diijinkan untuk bahan pegas 5000 kg/cm
2
,
tentukan dimensi pegas bila indek pegas adalah 6. Gaya pegas
maksimum 1,3 kali gaya pegas yang diperlukan selama
pengeremam, jumlah lilitan aktif 8, modulus kekakuan 0,8.10
6
kg/cm
2
.
3. Tentukan lebar sepatu, jika tekanan pada bahan gesek tidak lebih
dari 5 kg/cm
2
4. Tentukan gaya yang diperlukan oleh thrustor untuk menghilangkan
pengereman.
Penyelesaian:
Kapasitas torsi maksimum brake,
T
B
= 300 kg-m = 30000 kg-cm
Diameter brake drum, d = 100 cm
(r = 50 cm)
Koefisien gesek, = 0,3
Sudut kontak, 2 = 70
0
= 70 ( / 180 ).
=1,22 radian
Koefisien gesek ekivalen, = 0,32
1. Gaya pegas yang memenuhi untuk pengeremam.
Momen terhadap titik tumpu tuas (O
1
)
S.125 = R
N1
.60 + F
1
(50 - 25) = (F
1
/ 0,32).60 + F
1
(25) = 212,5 F
1
F
1
= 0,59.S Kg.
Momen terhadap titik tumpu tuas (O
2
).
S.125 + F
2
(50 - 25) = R
N2
.60
S.125 + 25.F
2
= (F
2
/ 0,32).60 = 187,5.F
2
F
2
= 0,77.S Kg
Kapasitas torsi dari brake,
T
B
= (F
1
+F
2
).r 30000= (0,59.S + 0,77.S).50 = 68.S
S = 441,2 Kg
2. Dimensi pegas
Tegangan ijin bahan pegas, f
s
= 5000 Kg/cm
2
Indek pegas C = D / d = 6
Jumlah lilitan aktif, n = 8
Modulus kekakuan, G = 0,8.10
6
Kg/cm
2
Faktor tegangan,
Karena gaya pegas maksimal 1,3 kali gaya pegas yang diperlukan
selama pengereman, maka gaya pegas maksimal:
W
S
= 1,3.S = 1,3.441,2 = 573,59 Kg.
2525 , 1 =
C
615 , 0
+
4 C 4
1 C 4
= K
-
-
cm 9 = 5 , 1 . 6 = d . 6 = D
cm 5 , 1 d 1944 , 2 =
5000 .
6 . 59 , 573 . 8 . 2525 , 1
=
f .
C . W . 8 . K
= d
d .
C . W . 8 . K
= f
S
S 2
2
s
S
t t t
Defleksi pada pegas untuk gaya 573,56 kg adalah,
Jumlah total lilitan, n = n + 2 = 8 + 2 =10
Bila diambil 1mm celah antara masing-masing lilitan, maka panjang
bebas dari pegas,
= panjang padat + defleksi + celah antara lilitan
= n.d ++ (n-1).0,1 = 10.1,5 + 6,6 + (10-1).0.1 = 22,5 cm
cm 6 , 6 =
G . d
n . C . W . 8
=
3
s
o
3. Lebar sepatu.
w = lebar sepatu (cm)
p
b
= tekanan pada bahan gesek = 5 kg/cm
2
Luas proyeksi untuk satu sepatu,
A
b
= w (2.r.sin ) = w (2.50.sin 35
0
) =57,36.w cm
2
Gaya normal pada sepatu sebelah kanan,
R
N1
= F
1
/ = 0,59.S / 0,32 = (0,59.441,2) / 0,32 = 813,5 kg
Gaya normal pada sepatu sebelah kiri,
R
N2
= F
2
/ = 0,77.S / 0,32 = (0,77.441,2) / 0,32 = 1062 kg
Dari hasil diatas nampak bahwa gaya normal maksimum berada
pada sepatu sebelah kiri. Karena itu sepatu akan direncanakan
berdasarkan gaya normal maksimum.
P
b
= R
N2
/ A
b
A
b
= R
N2
/ P
b
57,36.w = 1062 / 5 = 212,4
w = 3,7 cm
4. Gaya yang diperlukan oleh thrustor untuk melepas pengereman.
Momen tehadap titik tumpu (O
3
)
P.50 + R
N1
.65 = F
1
(50 - 25) + F
2
(50+25)+R
N2
.65
P.50 + 813,5.65 = 0,59.441,2.25 + 0,77.441,2.75 + 1062.65
P = 962,8 kg
2. Internal Expanding Brake
Brake jenis ini terdiri dari dua sepatu yaitu S
1
dan S
2
seperti gambar.
Permukaan luar sepatu dilapisi dengan bahan gesek untuk
meningkatkan koefisien gesek dan untuk menghindari keausan
logam. Tiap-tiap sepatu pada satu ujungnya dapat digerakkan pada
titik tumpu O
1
dan O
2
dan pada ujung yang lain dihubungkan dengan
cam.
Jika cam diputar, sepatu akan terdorong
keluar menekan bingkai drum. Gesekan
antara sepatu dan drum menghasilkan
torsi gesekan, sehingga akan mengurangi
kecepatan drum. Dalam kondisi normal,
sepatu berada dalam posisisi seperti pada
gambar. Kita tinjau gaya yang bekerja
pada brake jika drum berputar dalam arah
yang berlawanan dengan arah jarum jam.
Dalam kondisi seperti ini, sepatu sebelah
kiri disebut sepatu primer dan yang
sebelah kanan disebut sepatu sekunder.
Bila : r = radius bagian dalam
bingkai drum ; b = lebar permukaan
gesek; p
1
= intensitas tekanan
normal maksimum; p
N
= tekanan
normal ; F
1
= gaya yang diberikan
oleh cam pada sepatu primer ;
F
2
= gaya yang diberikan oleh cam
pada sepatu sekunder
Kita lihat bagian kecil / elemen dari brake lining AC dengan sudut .
Gaya normal yang bekerja pada elemen brake lining,
R
N
= tekanan normal x luas elemen
= p
N
(b.r.) = p
1
.sin (b.r.)
Gaya gesek / pengereman pada elemen,
F = . R
N
= .p
1
.sin (b.r.)
Torsi pengereman elemen terhadap titik O.
T
B
= F.r = .p
1
.b.r
2
(sin . )
Torsi pengereman total untuk satu sepatu,
Momen gaya normal (R
N
) dari elemen terhadap titik O
1
:
M
N
= R
N
.O
1
B = R
N
(OO
1
sin ) = p
1
. sin (b.r.) (OO
1
sin )
= p
1
.sin
2
(b.r.).OO
1
Momen gaya normal total:
| |
) cos (cos r . b . p . T
cos r . b . p . d . sin r . b . p . T
2 1
2
1 B
2
1
2
1 B
2
1
2
1
u u =
u = u u =
u
u
u
u
}
(

u u + u u =
(

u
+ u
u
u =
(

u
u = u u =
u u = ou u =
}
} }
u
u
u
u
u
u
u
u
) 2 sin 2 (sin
2
1
) ( OO . r . b . p
2
1
M
2
2 sin
2
2 sin
OO . r . b . p
2
1
M
2
2 sin
OO . r . b . p
2
1
d ) 2 cos 1 (
2
1
OO . r . b . p M
d . sin OO . r . b . p OO ). . r . b .( sin p M
2 1 1 2 1 1 N
1
1
2
2 1 1 N
1 1 1 N
2
1 1 1
2
1 N
2
1
2
1
1
2
1
2
1
Momen gaya gesek terhadap titik tumpu O
1
.
Momen gaya gesek total terhadap titik tumpu O
1
ou u u = o
ou u u u =
u ou u = u o = o = o
) 2 sin
2
OO
sin . r ( r . b . .p M
) cos . sin . OO sin . r ( r . b . p .
) cos OO r )( . r . b ( sin . p . ) cos . OO r ( F AB . F M
1
1 F
1 1
1 1 1 F
-
-
- -
(

u u + u u =
(

u u + u + u =
(

u + u =
u |
.
|

\
|
u u =
u
u
u
u
}
1 2
1
2 1 1 F
1
1
1 2
1
2 1
1
1
1
1 F
2 cos 2 (cos
4
OO
) cos r(cos r . b . p . M
2 cos
4
OO
cos . r 2 cos
4
OO
cos . r r . b . .p
2 cos
4
OO
cos . r r . b . .p
d 2 sin
2
OO
sin . r r . b . p . M
2
1
2
1
Untuk sepatu primer, diambil momen terhadap titik tumpu O
1
, yaitu:
F
1
. = M
N
- M
F
Untuk sepatu sekunder, diambil momen terhadap titik tumpu O
2
, yaitu:
F
2
. = M
N
+ M
F
Contoh soal:
Sebuah brake seperti gambar. Lebar bahan
gesek 3,5 cm, intensitas tekanan pada titik A
adalah 4 sin kg/cm
2
, koefisien gesek 0,4.
Tentukan torsi pengeremam dan besarnya
gaya F
1
dan F
2
.
Penyelesaian:
Lebar bahan gesek, b = 3,5 cm
Intensitas tekanan normal,
P
N
= 4 Sin kg/cm
2
Intensitas tekanan normal maksimum, p
1
= 4 kg/cm
2
Koefisien gesek, = 0,4. Radius dalam dari bingkai roda, r = 15 cm
Jarak F
1
dan F
2
terhadap titik tumpu O
1
dan O
2
, adalah, = 20 cm
Torsi pengeremem,
T
B
= .p
1
.b.r
2
(cos
1
cos
2
)
T
B
= 0,4.4.3,5.15
2
( cos 25
o
cos 125
o
)
= 1260 (0,9063 + 0,5736) = 1864 kg-cm
Torsi pengeremam total untuk dua sepatu,
T
B
= 2. 1864 = 3728 kg-cm
Gaya F
1
dan F
2
:
Dari gambar geometri,

1
= 25
0
= 25.( / 180) = 0,436 radian ;
2
= 125
0
= 2,18 radian.
cm 38 , 10
9063 , 0
10
25 Cos
B O
OO
0
1
1
= = =
Total momen gaya normal terhadap titik tumpu O
1
:
( ) ( )
( ) ( )
( ) cm - kg 2834 9397 , 0 766 , 0
2
1
1,744 1090
250 sin 50 sin
2
1
438 , 0 18 , 2 38 , 10 . 15 . 5 , 3 . 4
2
1

2 Sin 2 Sin
2
1
OO . r . b p
2
1
M
o o
2 1 1 2 1 1 N
=
(

+ + =
(

+ =
(

u u + u u =
Total momen gaya gesek terhadap titik tumpu O
2
:
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) cm - kg 1650 6428 , 0 342 , 0
4
38 , 10
0,5736 - 0,9063 15 84
50 cos 250 cos
4
38 , 10
250 cos cos25 15 15 0,4.4.3,5.
2 Cos 2 Cos
4
OO
Cos Cos r r . b . p . M
o o o o
1 2
1
2 1 1 F
=
(

+ =
(

+ =
(

u u + u u =
Untuk sepatu primer, diambil momen terhadap O
1
:
F
1
. = M
N
M
F
F
1
.20 = 2834 1650 F
1
= 59,2 kg
Untuk sepatu sekunder, diambil momen terhadap O
2
:
F
2
. = M
N
+ M
F
F
2
.20 = 2834 + 1650 F
2
= 224,2 kg.
3. Band Brake.
Band brake terdiri dari pita fleksibel
(flexible band) dari kulit atau baja yang
dilapisi dengan bahan gesek yang
dipasang melilit pada keliling drum.
Ujung pita dikaitkan pada A dan C dari
tuas AFB yang dapat degerakkan pada
pin (sebagai titik tumpu) di F. Jika
sebuah gaya P diberikan pada tuas di
B, tuas akan berputar pada pin F dan
pita akan mengencang pada drum
sehingga terjadi pengereman.
Bila FC lebih besar dari FA, maka untuk memperoleh pengereman,
gaya P harus bekerja dalam arah keatas.
Gaya P pada tuas di B, dapat dicari sebagai berikut:
T
1
= tarikan pada sisi kencang; T
2
= tarikan pada sisi kendor;
= sudut kontak; R = radius drum; t = tebal pita; Re = radius efektif
drum = R+(t / 2).
Diasumsi drum berputar dalam arah berlawanan dengan arah jarum
jam dan T
1
lebih besar dari T
2
, maka perbandingan tarikan diberikan
dengan hubungan berikut:
(1) . .......... .
T
T
log 2,3 atau e
T
T
2
1 .
2
1
u = =
u
Gaya pengereman pada drum = T
1
- T
2
.
Jadi torsi pengereman pada drum :
T
B
= (T
1
- T
2
).Re bila tebal pita diperhitungkan
T
B
= (T
1
- T
2
).R bila tebal pita diabaikan
Dari keseimbangan tuas AFB dan momen
terhadap F, maka:
Catatan:
1. Bila drum berputar searah dengan arah
jarum jam, maka tarikan yang besar T
1
bekerja pada C. Dalam kondisi seperti
ini persamaan (2) dapat ditulis sebagai
berikut:
2. Bila ujung A dari pita dipasang di F (Gb.b) maka gaya P akan bekerja
dalam arah keatas untuk mengencangkan pita pada drum.
Dalam kondisi seperti ini,
P. = T
1
.a T
2
.b (2)
P. = T
2
.a T
1
.b ..(3)
P. = T
2
.b.
Bila ujung C dari pita dipasang di F (Gb.c), maka gaya P akan bekerja
kearah bawah untuk mengencangkan pita pada drum.
Dalam kondisi seperti ini, P. = T
1
.a
Contoh:
Sebuah band brake dioperasikan dengan tuas sepanjang 50 cm.
Diameter brake drum 50 cm dan torsi maksimum pada drum 10000
kg-cm. Pita melilit 2/3 keliling drum, satu ujung pita diikatkan 10 cm
dari titik tumpu dan ujung yang lain diikatkan 8 cm dari titik tumpu.
Jika pita dilapisi dengan bahan asbestos dengan koefisien gesek 0,3,
tentukan gaya operasi yang diperlukan. Rencanakan pita baja, poros ,
pasak, tuas dan pin. Tegangan yang diijinkan bisa diambil 700 kg/cm
2
untuk tarik dan 5000 kg/cm
2
untuk geser dan 200 kg/cm
2
untuk
permukaan (bearing). Tekanan permukaan (bearing pressure)untuk
bahan gesek tidak lebih dari 2 kg/cm
2
.
Penyelesaian:
Panjang tuas, = 50 cm; Diameter drum, D = 50 cm (R = 25 cm); Torsi
T
B
= 10000 kg-cm; Gaya pengereman,
Sudut kontak,
kg 400
25
10000
R
T
T T
B
2 1
= = =
(radian)
3
. 4
180
. 240
240 360
3
2
0 0
t
=
t
= u = = u
Jarak antara titik tumpu F dan pin A AF = 10 cm.
Jarak titik tumpu F dan C FC = 8 cm
Koefisien gesek, = 0,3.
Mencari tarikan T
1
dan T
2
:
2 1
2
1
2
1
2
1
T . 516 , 3 T 516 , 3
T
T
546 , 0
3 , 2
2568 , 1
T
T
log 2568 , 1
3
. 4
. 3 , 0 .
T
T
log 3 , 2 = = = = =
t
= u =
Gaya pengereman, T
1
T
2
= 400 kg 3,516 T
2
T
2
= 400 kg
2,516 T
2
= 400 kg
Jadi T
2
= 159 kg dan T
1
= 3,516. 159 = 559 kg.
Mencari gaya operasi P:
Momen terhadap titik F:
P.50 + T
2
.8 = T
1
.10 P.50 + 159.8 = 559.10 P = 86,36 kg
Perencanaan pita baja:
Reaksi gaya normal pada pita
kg 3 , 1333
3 , 0
159 559 T T
R
2 1
N
=

=
Panjang kontak pita =
Jadi luas kontak pita = panjang kontak x lebar pita = 104,7. b cm
2
Karena tekanan permukaan untuk bahan gesek 2 kg/cm
2
maka :
104,7. b.2 = 1333,3 b = 6,4 cm
cm 7 , 104 50 .
360
240
D .
360
240
= t = t
Jadi kekuatan tarik pita = b.t.f
t
= 6,4.t.700 = 4480.t kg
Karena pita menahan tarikan T
1
, maka 4480.t = 559 t = 0,125 cm
Perencanaan poros:
cm 5 67 , 4 d 102
500 .
16 . 10000
f .
16 . T
d T d . f
16
S
B 3
B
3
s
~ = =
t
=
t
= =
t
Perencanaan pasak:
Dari tabel, untuk d = 5 cm diperoleh ukuran pasak sebagai berikut.
Lebar, w = 1,6 cm; tebal t =1 cm.
Ditinjau terhadap geseran T
B
= .w.f
s
.d/2 = 5 cm
Perencanaan tuas:
Momen bending maksimum pada titik tumpu,
M = P. = 86,36 . 50 = 4321 kg-cm
Momen tahanan bending,
Z = 1/6.t.B
2
= 1/6.t.(2.t)
2
= 2.t
3
/3 B = 2.t (diambil)
Tegangan bending, f
b
= M/Z 700 = 4321.3 /2.t
3
t = 0,333 cm dan
B = 2.t = 0,66 cm
Perencanaan pin:
d
1
= diameter pin ;
1
= panjang pin.
Pertama ditentukan gaya resultan yang bekerja pada pin, kemudian
uraikan gaya T
1
, T
2
dan P kedalam komponen vertikal dan horizontal.
Komponen vertikal :
V = T
1
.cos 60
0
+ T
2
+ P = 559.0,5 + 159 + 86,36 = 524,86 kg
Komponen horizontal
H = T
1
.sin 60
0
= 559. 0,866 = 484,094 kg
Jadi gaya resultan yang bekerja pada pin , kg 02 , 714 ) 094 , 484 ( ) 86 , 524 (
2 2
= +
d
1
.
1.
f
b
= 714,02 d
1
. 1,25.d
1
.200 = 714,02 d
1
2
= 2,856
d
1
1,7 cm
1
= 1,25 . 1,7 = 2,11 cm
Ditinjau terhadap bearing pin:
Selanjutnya pin ditinjau terhadap geseran. Karena disini ada 2 bidang
geser pada pin,maka:
(memenuhi) ijin geser tegangan kg/cm 454 , 119
7 , 1 . . 2
4 . 542
f 542 f . d
4
2
2
2
s s
2
1
< =
t
= =
t
Contoh:
Sebuah band brake bekerja dengan keliling drum yang berdiameter
45 cm. Torsi pengeremannya 2250 kg-cm. Satu ujung pita diikatkan
pada titik tumpu pin dan ujung yang lain diikatkan pada jarak 10 cm dari
titik tumpu seperti gambar. Bila gaya operasi P bekerja pada jarak 50 cm
dari titik tumpu dan koefisien gesek 0,25, tentukan gaya operasi bila
drum berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Bila tuas dan pin
dibuat dari baja lunak dengan tegangan ijin 700 kg/cm
2
(untuk tarik dan
crushing) dan 560 kg/cm
2
untuk geser, maka rencanakan poros, pasak,
pin dan tuas. Tekanan permukaan antara pin dan tuas bisa diambil 80
kg/cm
2
.
Penyelesaian:
Sudut kontak,
= 3/4 .360
0
=270
0
= 4,713 rad.
Diameter drum, D = 45 cm (R= 22,5 cm)
Torsi pengereman, T
B
= 2250 kg-cm
Jadi gaya pengereman:
1) .........( kg 100
5 , 22
2250
R
T
T T
B
2 1
= = =
Koefisien gesek, = 0,25
Tekanan permukaan, Pb = 80 kg/cm
2
Mencari T
1
dan T
2
:
kg 4 , 44
253 , 3
8 , 148
253 , 3
T
T dan kg 8 , 148
253 , 2
3 , 325
T
3 , 325 T . 253 , 3 ) 100 (T 253 , 3 T 253 , 3 T
253 , 3
T
T
5122 , 0
3 , 2
178 , 1
T
T
log 178 . 1 713 , 4 . 25 , 0 .
T
T
log 3 , 2
1
2 1
1 1 2 1
2
1
2
1
2
1
= = = =
= = =
= = = = = u =
Gaya operasi untuk arah berlawanan dengan arah jarum jam:
Momen terhadap titik F P. = T
2
.b P.50 = 44,4.10 P = 8,88 kg
Diameter poros:
Dimensi pasak:
Untuk poros berdiameter 3 cm, didapat ukuran pasak sebagai berikut :
w =10 mm ; t = 8 mm dan panjang pasak didapat dengan peninjauan
terhadap geser, yaitu:
cm 3 74 , 2 d 5 , 20
560 .
2250 . 16
f .
T . 16
d d . f
16
T
S
3 3
S
~ = =
t
=
t
=
t
=
cm 7 , 2 68 , 2
1 . 560 . 3
2 . 2250
T 2 / d . f . . w
S
~ = = =
Ceking terhadap crushing stress:
maka kita tinjau lagi panjang pasak, yaitu:
2 2
c c
kg/cm 700 kg/cm 13900 f 2250
2
3
. .f
2
8 , 0
7 , 2 T
2
3
. 700
2
t
. > = = =
cm 4 , 5 37 , 5 2250 . 420 2250
2
3
. 700
2
8 , 0
. ~ = = =
Dimensi tuas:
Tuas dianggap sebagai cantilever support pada titik tumpu F.
Pengaruh T
2
pada tuas untuk menentukan momen bending pada
tuas F
B
diabaikan.
Momen bending maksimum pada F akibat gaya P:
M = P. = 8,88.50 = 444 kg-cm
Momen tahanan bending Z = 1/6.t.B
2
= 1/6.t (2.t)
2
= 2/3.t
3
Sehingga, tegangan bending,
cm 2 B dan cm 1 984 , 0 t
95 , 0
700 . 2
3 . 444
t
t . 3 / 2
444
700
Z
M
f
3
3
b
= ~ =
= = = =
Dimensi pin:
d
1
= diameter pin di F dan C;
1
= panjang pin di F dan C.
Pin di F dan C direncanakan untuk gaya T
1
.
Ditinjau bearing pin pada F dan C:
Kita cek pin terhadap tegangan geser. Karena pin memiliki 2 bidang
geser, maka:
cm 5 , 1 2 , 1 . 25 , 1 dan cm 2 , 1 14 , 1 d 488 , 1
80 . 25 , 1
8 , 148
d
25 , 1
d
diasumsi 8 , 148 80 . d . 25 , 1 . d T p . . d
1 1
2
1
1
1
1 1 1 b 1 1
= = ~ = = =
= = =

2 2
s s
2
1 s
2
1
kg/cm 560 kg/cm 66
26 , 2
8 , 148
f 8 , 148 f . 2 , 1
4
. 2 T f . d
4
2 < = = =
t
=
t
4. Band dan Block Brake
Band brake bisa juga dilapisi
dengan blok kayu atau bahan lain.
Gaya gesek antara blok kayu dan
drum menimbulkan gaya
pengereman.
Misalkan n adalah jumlah blok kayu yang masing-masing mempunyai
sudut 2 pada pusat drum dan drum berputar dalam arah berlawanan
dengan arah jarum jam.
T
0
= tarikan pada sisi kencang
T
n
= tarikan pada sisi kendor
= koefisien gesek antara blok dan drum
T
1
= tarikan pada pita antara blok ke 1 dan blok ke 2.
T
2
= tarikan pada pita antara blok ke 2 dan blok ke 3.
Kita tinjau satu blok (misalnya blok pertama) seperti pada gambar.
Kondisi ini dalam keseimbangan dibawah gaya gaya berikut:
Tarikan pada sisi kencang, T
0
Tarikan pada pita antara blok pertama dan kedua, T
1
Reaksi gaya resultan drum pada blok, R
Gaya gesek, .R
Gaya-gaya radial (T
0
+ T
1
) sin = R ..(1)
Gaya-gaya tangensial (T
0
T
1
) cos = (2)
Persamaan (2) dibagi persamaan (1), maka:
Dengan cara yang sama dapat dikembangkan untuk tiap blok ,yaitu:
Torsi pengereman pada drum terhadap radius efektifnya (r
D
)
bila tebal pita diabaikan.
u
u +
= + u =

=
u +
u
tan . 1
tan . 1
T
T
) T (T tan . ) T (T atau
R
R .
. sin ) T T (
. cos ) T T (
1
0
1 0 1 0
1 0
1 0
) 3 ..( ..........
tan . 1
tan . 1
T
T
T
T
.......
T
T
T
T
T
T
T
T
Jadi
tan . 1
tan . 1
T
T
..........
T
T
T
T
T
T
n
n
0
n
1 n
3
2
2
1
1
0
n
0
n
1 n
4
3
3
2
2
1
|
|
.
|

\
|
u
u +
= =
u
u +
= = = = =

T
B
= (T
0
Tn ).r
D
T
B
= (T
0
T
n
).r
Contoh:
Diketahui band dan blok brake seperti
Gb. Pita dilapisi dengan 12 blok yang
masing-masing mempunyai sudut 15
0
pada pusat roda. Jika tarikan pada sisi
kencang (P) dan pada sisi kendor (Q)
ditunjukkan sebagai
Tentukan gaya yang diperlukan pada C untuk blok agar menyerap
225 kw pada 240 rpm. Koefisien gesek = 0,4.
12
0
0
5 , 7 tan . 1
5 , 7 tan . 1
Q
P
|
|
.
|

\
|

+
=
Penyelesaian:
Jumlah blok, n = 12
Sudut blok, 2 = 15
0
= 7,5
0
. Kita tinjau satu blok seperti pada Gb.
Tarikan pada tiap sisi blok T
1
dan T
2
. Blok dalam kondisi keseimbangan
dibawah empat gaya berikut.
Tarikan, T
1
; Tarikan, T
2
Riaksi gaya normal, R ; Gaya gesek, .R
,
Gaya-gaya radial:
(T
1
+T
2
) sin 7,5
0
= R (1)
Gaya-gaya tangensial:
(T
1
-T
2
) cos 7,5
0
= ..(2)
Persamaan (2) dibagi dengan persamaan (1):
Dengan cara yang sama, untuk blok yang lain, perbandingan tarikan
dan yang lain, tetap konstan. Karena itu untuk ke 12 blok
mempunyai tarikan:
.
5 , 7 tan . 1
5 , 7 tan . 1
T
T
Jadi
) T T ( 5 , 7 tan . T T
R
R
5 , 7 sin ). T T (
5 , 7 cos ). T T (
0
0
2
1
2 1
0
2 1
0
2 1
0
2 1

+
=
+ = =

=
+

4
3
3
2
T
T
;
T
T
12
0
0
5 , 7 tan . 1
5 , 7 tan . 1
Q
P
|
|
.
|

\
|

+
=
Gaya terkecil (F) yang diperlukan pada C:
Daya yang diserap = 225 kw = 225.10
3
watt
Kecepatan putar, N = 240 rpm
Diameter pita, D = 0,85 + 2.0,075 = 1 m
Koefisien gesek, = 0,4
Daya yang diserap,
Kita masukkan persamaan (2) ke (1):
3,555.Q Q = 17900
.......(1) N 17900
240 . 1 .
60 . 10 . 225
N . D .
60 . hp
Q P
60
N . D . ). Q P (
hp
3
=
t
=
t
=
t
=
Q . 555 , 3 P 555 , 3
1317 . 0 . 4 , 0 1
1317 , 0 . 4 , 0 1
5 , 7 tan . 1
5 , 7 tan . 1
Q
P
12
12
0
0
= = |
.
|

\
|

+
=
|
|
.
|

\
|

+
=
N 24885 3,555.7000 P N 7000
555 , 2
17900
Q = = = =
Momen terhadap O :
F.0,5 = Q. 0,15 P.0,03 = 7000.0,15 24885.0,03 = 303,45
F = 303,45 / 0,5 = 606,9 N (gaya terkecil yang diperlukan pada C)

Anda mungkin juga menyukai