* Abtra! Geliat Islamisasi ilmu pengetahuan nampaknya sudah mulai didengungkan. Islamisasi sebagai sebuah konsep memerlukan penjelasan-penjelasan yang komprehensif. Mengislamkan ilmu bukanlah pekerjaan mudah seperti labelisasi. Namun yang perlu diingat dalam mengislamkan ilmu adalah harus mampu mengidentifikasi pandangan hidup Islam (the Islamic worldview) sekaligus mampu memahami budaya dan peradaban Barat. Tulisan sederhana ini hendak menguak! keburukan "esternisasi ilmu dengan menguraikan latar belakang sejarahnya dan dampak yang ditimbulkanya# sehingga Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer merupakan solusi yang tepat dita"arkan untuk mengobatinya. Kata K"n#$: Islamisasi# Ilmu $engetahuan# Barat# %esternisasi Pendah"l"an Teori ilmu merupakan "a&ana yang sangat penting# terutama pada masa sekarang. 'ominasi pandangan ilmiah modern (Barat) telah begitu dalam merasuki pola pikir keilmuan kita# sehingga kita tidak merasakannya lagi sebagai sesuatu yang asing# apalagi aneh dalam pandangan keilmuan (epistimologi) kita. Begitu dalam penetrasi pandangan ilmiah modern ke dalam kesadaran kaum intelektual kita# sehingga banyak dari mereka mengadopsi se&ara tidak kritis bahkan fanatik sebagai pandangannya sendiri. $ikiran mereka telah begitu tertutup# sehingga bahkan hampir per&uma mena"arkan kepada mereka suatu pandangan ilmiah alternatif. (ika menilik kepada sejarah keilmuan Barat# kita ingat )cogito ergo sum* nya 'es&artes (+,-.-+.,/ M) yang menjadikannya )Bapak 0ilsafat Modern*. 1logan ini telah memformulasikan sebuah prinsip yang menjadikan rasio sebagai satu-satunya &ara untuk mengukur 2aliditas sesuatu (kebenaran). + 'engan bersadar pada rasionya ini# Barat seolah keluar dari )belenggu maut* yang mengekang mereka dari aktifitas keilmuan. Ini terlihat dari banyaknya ilmuan yang mun&ul setelah 'es&artes. $ada abad modern# 3egel (+45+ M) mun&ul dengan filsafat dialektikanya yang banyak terpengaruh oleh 6ant. Ia mengatakan bah"a pengetahuan adalah on going process# di mana subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui terus * 7ulusan 1-+ Institut 1tudi Islam 'arussalam Gontor 0akultas 8shuluddin (urusan $erbandingan 9gama. 1 9dnin 9rmas# )%esternisasi dan Islamisasi Ilmu*# dalam Islamia# ((akarta: IN1I1T- 6hairul Bayan# ;disi II No. .<(uli-1eptember# =//,)# p. -. 1 berkembang. $engetahuan yang sudah di&apai akan terus berkembang dengan adanya negasi atau sangkalan. Namun sangkalan ini tidak serta-merta menghapus pengetahuan terdahulu. $engetahuan yang telah tersangkal dikategorikan terbatas. 'an yang terbatas jangan dianggap sebuah kebenaran. = 1elanjutnya memasuki era post-modern 7ingkaran %ina (Vienna Circle) mun&ul dengan 2erifikasinya. Ilmuan yang tergabung dalam kelompok ini men&ari garis pemisah antara pernyataan yang bermakna (meaningfull) dan pernyataan yang tak bermakna (meaningless). 1uatu pernyataan dikatakan bermakna apabila ia dapat dibuktikan atau di2erifikasi dengan metode indera"i. 1ehingga ranah metafisika tidak dapat dikatakan ilmiah karena tidak dapat disentuh oleh indera. 5
Teori 2erifikasi 7ingkaran %ina ini kemudian menimbulkan kritik dari 6arl $opper. Baginya# suatu teori bersifat ilmiah tidak hanya karena bisa dibuktikan kebenarannya melalui prinsip 2erifikasi# melainkan karena dapat diuji (testable)# dalam arti dapat diuji dengan per&obaan-per&obaan sistematis untuk menyangkalnya# inilah yang disebut falsifikasi. 7anjutnya# teori-teori ilmiah hanyalah dan selalu bersifat hipotesis (dugaan sementara)# tak ada kebenaran terakhir. 1etiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain. > Tampaknya teori ini hampir mirip dengan on going process yang dikemukakan 3egel. 'engan istilah yang berbeda namun &aranya hampir mirip# para ilmuan Barat pada intinya selalu menggunakan metodologi keilmuan yang sama# yakni rasio dan pan&aindera. 6arena menggunakan rasionya# maka asal pengetahuan harus dila&ak melalui subjek yang memikirkannya. , 'engan demikian relati2isme berbi&ara pada tahap ini. Metodologi seperti ini diterapkan ke dalam keseluruhan aspek kehidupan# termasuk bidang sains dan teknologi serta agama. 6arena masuk ke lingkup agama# rasionalisasi berkaitan erat dengan sekulerisasi. .
Menanggapi tren keilmuan yang berkembang di kalangan Barat ini# 9l- 9ttas mengatakan bah"a ini merupakan tantangan yang terbesar bagi umat manusia. 6arena keilmuan dan $eradaban Barat telah kehilangan maksud yang sebenarnya sebagai akibat dari pemahaman yang tidak adil. 1ehingga ia telah menyebabkan keka&auan dalam kehidupan manusia# keka&auan pada tiga kerajaan alam: sat"a# nabati# dan tambang. ? 2 'ikutip dari 0ran@ Magnis-1useno# Pemikiran Karl Marx: Dari osialisme !topis ke Perselisihan "evisionisme# ((akarta: Gramedia $ustaka 8tama# =//+)# p. ,.. 3 Mohammad Muslih# #ilsafat Ilmu$ Ka%ian atas &sumsi Dasar' Paradigma' dan Kerangka (eori Ilmu Pengetahuan# (Aogyakarta: Belukar# &et. III# =//.)# p. --. 4 Ibid# p. +/?-+/4. 5 Ibid# p. ,+. 6 3amid 0ahmy Barkasyi# )iberalisasi Pemikiran Islam *+erakan ,ersama Missionaris' -rientalis' dan Kolonialis.' (Gontor: CID1-I1I'# &et. I# =//4)# p. 4. 7 1yed Muhammad NaEuib al-9ttas# Islam and ecularisme' (6uala 7umpur: I1T9C# +--5)# p. +55. 2 $eradaban Barat dengan pandangan hidup saintifiknya (saintific worldview) telah menghegemoni peradaban lain# khususnya dalam bidang epistimologi. 9dnin 9rmas mengistilahkan keadaan ini sebagai )%esternisasi Ilmu $engetahuan* 4 atau menurut 3amid 0ahmy sebagai pem FbaratanF - di mana di dalamnya ter&orak upaya untuk menstandarkan semua kegiatan keilmiahan di ba"ah epistimologi atheistik Barat. 'alam pandangan 9l-9ttas# %esternisasi ilmu pengetahuan ini merupakan hasil dari kebingungan skeptisisme. %esternisasi sebagai gerakan telah mengangkat keraguan dan dugaan ke tahap metodologi ilmiah!. Bukan hanya itu# paham ini juga telah menjadikan keraguan sebagai alat epistimologi yang sah dalam praktek keilmuan. +/
Tulisan sederhana ini hendak menguak! keburukan "esternisasi ilmu dengan menguraikan latar belakang sejarahnya dan dampak yang ditimbulkanya# sehingga Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer merupakan solusi yang tepat dita"arkan untuk mengobatinya. %etern$a$ Ilm" Pen&etah"an' Se(arah dan )am*a!nya +, Latar -ela!an& %etern$a$ 9dalah sangat kompleks ketika kita berbi&ara kebangkitan dan perkembangan Barat sehingga kini menjadi peradaban yang menguasai dunia. 1ama kompleksnya ketika kita berbi&ara masa perkembangan dan kejayaan Islam dari abad ke-? sampai abad ke-+,. %alaupun demikian# baik Islam dan Barat# keduanya memiliki akar sejarah# nilai# tradisi# dan ajaran yang berbeda. Barat yang terpengaruh dan didominasi oleh ajaran 6risten pada akhirnya memilih jalan sekuler-liberal dalam setiap pandangan hidupnya (wordlview). $andangan hidup sekuler-liberal ini merupakan fenomena khas dalam dunia 6risten. 'alam Matius GGII: =+ dikatakan: ),erikanlah kepada Kaisar apa /ang wa%ib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada &llah apa /ang wa%ib kamu berikan kepada &llah*. ++ Ini berarti Tuhan tidak mempunyai kuasa terhadap masalah politik atau negara. += Inilah pandangan hidup sekuler itu# di mana terdapat dikotomi antara regnum dan sacerdotium# pemisahan antara kekuasaan Haja dan otoritas Gereja# antara agama dan negara# +5 dunia terlepas dari akhirat# dari pengaruh agama. +>
8 9dnin 9rmas# Islamia# )oc0 Cit# p. -. 9 3amid 0ahmy Barkasyi# )iberalisasi Pemikiran000' -p0 Cit# p. 2i. 10 al-9ttas# Islam and ecularisme# -p0 Cit# p. +55. 11 Per%an%ian ,aru' Ma1mur' dan &msal# ((akarta: 7embaga 9lkitab Indonesia# &et. GIIII# =//5)# p. 5.. 12 3amid 0ahmy Barkasyi# )Memahami Barat*# dalam pengantar Islamia# ((akarta: IN1I1T# Iol. III# No. =# (anuari-Maret# =//?)# p. -. 13 1yamsuddin 9rif# )6emodernan# 1ekulerisasi# dan 9gama*# dalam Islamia# Iol. III# No. =# (anuari-Maret# =//?# Ibid# p. 5,. 14 Muhammad Tahir 9@hary# 2egara 3ukum# ((akarta: Bulan Bintang# +--=)# p. +5-+># dalam 9dian 3usaini# 4a%ah Peradaban ,arat# ((akarta: GI$# &et. I# =//,)# p. =?/. 3 Menurut 9l-9ttas# kata sekuler diambil dari saeculum yang men&akup dua makna: e!aran&# yang berarti berhubungan dengan "aktu# dan lo!a$ yang berhubungan dengan tempat di mana manusia hidup# yaitu dunia. +, 'alam pandangan sekuler# manusia di tempat dan di "aktu ia hidup akan menghasilkan kebenaran yang sekuler pula. 'engan kata lain# kebenaran sekuler adalah kebenaran yang berdasarkan atas tempat di mana ia tinggal# dan pada "aktu di mana ia hidup. 6arena tempatnya di dunia maka semuanya tidak lagi sakral# alias profan. Dleh karena itu# kebenaran di "aktu sekarang akan selalu berubah dan tidak sesuai dengan kebenaran masa lalu dan masa yang akan datang. 6eberubahan ini disebut Barat sebagai kemajuan yang pada akhirnya akan menumbuh-suburkan relati2isme. +. 0aham sekulerisme ini telah menjadi &orak tersendiri dalam kebudayaan Barat yang terus berekspansi ke peradaban lain untuk menjadikan segala sesuatu itu sekuler# proses ini disebut 1ekulerisasi. +? $roses ini akan menjadikan sesuatu itu bersifat keduniaan (worldl/) sehingga hilang kesakralannya. +4
Mengapa Barat kemudian memilih jalan hidup sekuler-liberal iniJ Ausuf Karadha"i merangkum beberapa faktor yang menjadikan Barat sekuler# diantaranya ialah: faktor agama# yaitu berkenaan dengan ajaran Bible sendiri. 1alah satu ajaran Bible adalah pemisahan antara hak Tuhan dan hak 6aisar. #aktor pemikiran# yaitu pertentangan antara doktrin Gereja dan ilmu pengetahuan yang berkembang pada "aktu itu. 6emudian faktor psikologi# ini berhubungan dengan trauma sejarah yakni tatkala Gereja berkuasa keadaan masayarakat Barat berada dalam keterpurukan# perpe&ahan# dan kemandekan ilmu pengetahuan. 1elanjutnya faktor se%arah# yaitu berhubungan dengan sejarah kelam Gereja# khususnya ketika Gereja berkuasa pada abad pertengahan di mana segala sendi kehidupan masyarakat pada "aktu itu harus selaras dan atas persetujuan Gereja. Terakhir faktor realitas kehidupan empiris. +- 3ampir sependapat dengan Karadha"i# 9dian 3usaini mengungkapkan setidaknya ada tiga faktor penting yang menyebabkannya. Pertama# trauma sejarah# khususnya yang berhubungan dengan dominasi agama (6risten) di @aman pertengahan. Kedua# problema teks Bible# ini berkaitan dengan otentisitas teks Bible dan makna yang terkandung di dalamnya. Ketiga# problema teologi 6risten. 6etiga problema ini terkait satu dengan lainnya# sehingga memun&ulkan sikap 15 al-9ttas# Islam and ecularisme# -p0 Cit# p. +.. 16 7ihat: 3amid 0ahmy Barkasyi# 6ata $engantar dalam 9dian 3usaini# Mengapa ,arat Men%adi ekuler5)iberal# ($onorogo: CID1 I1I'# &et. I# =//?)# p. iL. 17 (he 2ew International 4ebster6s Comprehensive Dictionar/ of (he 7nglish )anguage# (0lorida: Trident $ress International# +--.)# p. ++54. 18 Ibid# p. ++54. 19 7ihat: Ausuf Karadha"i# Islam dan ekulerisme' terj. &l5Islam wa al58Ilmani/ah 4a%han )iwa%hin oleh 9mirullah 6andu# (Bandung: $ustaka 1etia# Cet. I# =//.)# p. .--4/. 4 traumatis terhadap agama# yang pada akhirnya melahirkan sikap berpikir sekuler- liberal dalam sejarah tradisi pemikiran Barat modern. =/ (elaslah bah"a ajaran 6risten telah mempengaruhi Barat dalam memilih worldview sekuler-liberalnya. $emilihan jalan ini sebagaimana diketahui merupakan pemberontakan! terhadap hegemoni 6risten "aktu itu. 1ejarah telah men&atat bagaimana terjadinya pergolakan pemikiran dan pertarungan gagasan (battles of minds and ideas) pada masa yang dinamakan dark ages# seperti ter&ermin dalam kasus Coperni&us dan Galileo yang menentang doktrin Gereja. Namun yang sangat disayangkan pandangan hidup ini ditularkan kepada masyarakat lain di luar Barat. 9pa yang terjadi kemudian adalah sikap kritis# skeptik# bahkan tidak per&aya terhadap suatu paham atau keper&ayaan (agama). Barat dengan gigihnya memperjuangkan! agar seluruh bangsa# kaum# golongan# bahkan agama mengikuti dan menjalankan konsep pandangan hidup sekulernya yang sesat. Tak anyal terjadi di dunia Islam# sekulerisasi telah merasuki bukan hanya sebagai sebuah proses# tapi juga telah menjadi paradigma# ideologi dan paradigma yang diyakini keabsahannya dan digarap dengan sistematis dan amat teren&ana. 1ekulerisasi diyakini sebagai prasyarat transformasi masyarakat dari tradisional menjadi modern. =+ 'engan kata lain# kalau anda ingin dikatakan modern maka sekulerisme menjadi syarat mutlak yang harus anda jalankan# ilmiah berarti sekuler. == 'alam perjalanannya merasuki dunia Islam# demi mengurangi resistensi dari kaum penentang sekulerisasi dan "esternisasi# digunakanlah istilah lain yang lebih halus agar dapat diterima seperti modernisasi# pembangunan (development)# demokratisasi# kebebasan hak asasi manusia (39M)# dan lain sebagainya. 1ekulerisasi ini sendiri masuk ke dunia Islam pas&a kolonialisasi negeri-negeri Muslim oleh bangsa-bangsa ;ropa. =5 Ini bertolak ketika He2olusi Industri terjadi di ;ropa di mana (ames %att pada saat itu menemukan mesin uap. 'engan penemuan pada bidang teknologi ini# Barat melan&arkan agresinya ke belahan dunia lain. 1ebenarnya apa yang ditemukan Barat dalam bidang teknologi merupakan suatu anugerah. Tapi sangat disanyangkan karena pandangan hidup sekuler-liberal mereka yang sesat telah menjadikan teknologi dan pengetahuan sebagai ben&ana dan sumber kerusakan. Berbeda dengan Islam dengan worldviewnya memandang pengetahuan sebagai &ara yang utama bagi penyelamatan ji"a dan pen&apaian 20 9dian 3usaini# 4a%ah Peradaban ,arat# -p0 Cit# p. =--5/. 21 1yamsuddin 9rif# Kemodernan' ekulerisasi' dan &gama# dalam Islamia# )oc0 Cit# p. 5?. 22 6unto"ijiyo# Islam sebagai Ilmu$ 7pistimologi' Metodologi' dan 7tika# (Aogyakarta: Tiara %a&ana# edisi. II# &et. I# =//?)# p. +/.. 23 7ihat: Ausuf Karadha"i# &l5Islam Kama 2u6minu ,ihi# (Mesir: Nahdhah# +---)# p. +/. 5 kebahagiaan serta kesejahteraan manusia dalam kehidupan kini dan nanti. => Benar apa yang dikatakan 9lparslan bah"a pandangan hidup merupakan landasan bagi perilaku masyarakat# termasuk aktifitas ilmiah dan teknologi. =,
Ini dikarenakan epistimologi Barat tidak dibangun atas dasar "ahyu dan keper&ayaan agama. Namun dibangun atas dasar tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekuler yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. 9kibatya# ilmu pengetahuan# nilai-nilai etika dan moral terus bere2olusi# berkembang# dan berubah-ubah. =.
;pistimologi Barat telah mereduksi realitas dunia pengalaman kepada indera# sehingga membatasi makna realitas dan menghilangkan konsep realitas Tuhan. =?
Ini memang sesuai dengan karakteristik budaya dan peradaban Barat# yang ber&iri: (+) mengandalkan akal semata-mata untuk membimbing manusia mengarungi kehidupan# (=) bersikap dualistik terhadap realitas dan kebenaran# (5) menegaskan aspek eksistensi yang bersifat temporal yang memproyeksikan suatu pandangan hidup sekuler# (>) pembelaan terhadap doktrin humanisme# (,) peniruan terhadap drama dan tragedi yang dianggap sebagai realitas uni2ersal dalam kehidupan spiritual# atau transendental# atau kehidupan batin manusia# yaitu dengan menjadikan drama dan tragedi sebagai elemen yang nyata dan dominan dalam fitrah dan eksistensi manusia. =4 1ebenarnya jikalau kita menilik sejarah Barat dapat keluar dari keterpurukan# kebodohan# dan men&apai kemajuan adalah tidak terlepas dari peran besar kaum Muslimin pada "aktu itu. 6ebangkitan Islam dengan pandangan hidup yang baru yang diba"a oleh Nabi Muhammad 19% mengalami penyebaran yang &epat di ba"ah kekhalifahan 8mayyah# 9bbasiyah# dan terakhir 8stmaniyah. Islam telah menyebar hampir ke seluruh tiga benua besar (9sia# ;ropa# 9frika). $ada masa kekuasaan dan kemajuan 9bbasiyah (abad .-+, M)# Barat masih dalam keterpurukan# masa ini dikenal dengan 9bad 6egelapan (dark age) dan 9bad $ertengahan. $ada "aktu itu pandangan hidup Islam se&ara perlahan termanifestasi ke dalam kegiatan-kegiatan intelektual dan keilmuan. 1ebelum itupun - masa 8mayyah M kaum Muslim telah banyak mentransmisi pemikiran Aunani. 3ampir semua karya 9ristoteles# dan juga tiga buku terakhir $lotinus ;neads# beberapa karya $lato dan Neo-$latonis# karya-karya penting 3ippo&rates# Galen# ;u&lid# $tolemy# dan lain-lain sudah berada di tangan Muslim untuk proses 24 Dsman Bakar# (he 3istor/ and Philosoph/ of Islamic cience# (Cambridge: Islami& TeLts 1o&iety# +---)# p. +. 25 9lparslan 9&ikgen&# Islamic cience (owards & Definition# (6uala 7umpur: I1T9C# +--.)# p. =-. 26 al-9ttas# Islam and ecularisme# -p0 Cit# p. +5,. 27 1ayyed 3ossein Nasr# (he 2eed for a acred cience# (Ne" Aork: 1tate 8ni2ersity of Ne" Aork $ress# +--5) p. ?. 28 al-9ttas# Islam and ecularisme# -p0 Cit# p. +55-+54. 6 asimilasi. =- 9similasi pemikiran asing menjadi suatu keharusan ketika terjadi ekspansi Islam yang begitu &epat# sehingga Muslim menguasai peradaban yang sangat &anggih. Meskipun demikian# asimilasi tersebut dilakukan melalui proses Islamisasi. 5/ 9rtinya# para ulama Muslim tidak hanya sekedar menerjemahkan karya-karya asing tanpa memprosesnya lebih lanjut. Tidak semua konsep asing diterima# ada proses seleksi# pemurnian# modifikasi# dan reformulasi konsep. 5+
Marmura dalam hal ini mengatakan: )Thus the falasifah did not simply a&&ept ideas they re&ei2ed through the translation. They &riti&i@ed# sele&ted# and reje&tedN they made distin&tion# refined and remolded &on&epts to formulate their o"n philosophies. But the &on&eptual building blo&k# so to speak# of these philosophies remained Greek.* 5= 6etika umat Islam telah memiliki pandangan hidup sendiri yang berlandaskan al-Kur!an dan as-sunnah# Barat masih berada pada @aman kegelapan. Baru pada masa kejayaan Islam di 9ndalusia (1panyol)# Barat mendapatkan stimulus untuk menggali pengetahuan. Barat memanfaatkan pertemuan mereka dengan Muslim untuk memperkaya pandangan hidup mereka. 0akta sejarah menunjukkan bah"a Barat menempuh berma&am &ara untuk mentransfer aspek-aspek pandangan hidup Islam. 3amid 0ahmy sebagaimana mengutip dari 1alma 6hadra mengungkapakan lima model transformasi kultur Islam ke dalam kebudayaan Barat: pertama# melalui &erita-&erita dan syair-syair yang ditransmisikan se&ara oral oleh orang-orang Barat. Kedua# dengan &ara kunjungan atau turisme. Aakni pada abad ke-? M ketika Cordoba menjadi pusat perdaban Islam di ;ropa# karena itu orang ;ropa berduyun-duyun datang ke tempat ini untuk belajar. Ketiga# adanya hubungan perdagangan dan politik resmi melalui utusan yang dikirim dari kerajaan-kerajaan di ;ropa. Keempat# dengan &ara menerjemahkan karya-karya ilmiah orang-orang Islam. Kelima# untuk kelan&aran proses penerjemahan# raja-raja ;ropa mendirikan sekolah khusus untuk para penerjemah karya-karya Muslimin. 55
., )am*a! %etern$a$ 29 M.M. 1harif# & 3istor/ of Muslim Philosoph/# Iol. II# ('elhi: 7o" $ri&e $ubli&ation# +--,)# p. +5>-. 30 Dli2er 7eaman# &n Introduction to Medieval Islamic Philoshop/# (Cambridge: Cambridge 8ni2ersity $ress# +-4,)# p. ,-.. 31 3amid 0ahmy Barkasyi# #ramework Ka%ian #ilsafat Islam# dalam 9urnal (sa:afah# ($onorogo: I1I'# Iol. II# No. II# =//.<+>=?)# p. =4?. 32 Mi&hael Marmura# dalam Mir&ea ;liade (;d)# (he 7nc/clopedia of "eligion# (Ne" Aork: Ma&Millan $ublishing Company)# p. =.4. 33 8ntuk lebih jelasnya bagaimana transformasi kultur Islam ke dalam kebudayaan Barat lihat: 3amid 0ahmy Barkasyi# &kar Kebuda/aan ,arat# dalam Islamia# Iol. III# No. =# (anuari- Maret# =//?# )oc0 Cit# p. +--=.. 7 'engan membatasi bidang ilmiah hanya pada dunia empirik# pandangan keilmuan Barat sangat )mele&ehkan* agama dan status keilmuan ilmu-ilmu agama. 1igmund 0reud yang dijuluki Bapak $sikoanalisa dalam bukunya (he #uture of &n Illusion dengan entengnya mengatakan bah"a agama adalah sebuah ilusi. 5> Masih dalam karya yang sama dia juga menyamakan agama dengan narkotika yang mera&uni manusia. 5, 3al yang sama juga dikatakan oleh 9ugust Comte# bah"a agama merupakan rekayasa manusia pada tingkat atau tahap primitif ketika manusia belum lagi mengembangkan kapasitas rasionalnya# sedangkan sains merupakan pen&apaian manusia paling akhir dan paling &anggih. 5. $ara ilmuan Barat dengan epistimologi sekulernya telah melepaskan "ahyu Tuhan# atau bisa dikatakan mengakali "ahyu agar sesuai dengan keinginan ha"a nafsu. 9kibatnya# mereka (Barat) masuk ke dalam lingkaran relati2itas nilai# sebuah jalan yang tiada berujung. Tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah# sebab mereka tidak lagi mengakui kebenaran yang mutlak. Bagi mereka# semua dipandang relatif dan nisbi. 1emua hanyalah soal kesepakatan belaka# 5?
semuanya bebas nilai (value5free). 54
7ebih ironis lagi# dalam genggaman Barat# ilmu telah mengeksplorasi manusia dan alam. 5- (uga terjadi disfungsionalisasi# sekulerisasi dan bahkan de2astasi terhadap lingkungan hidup manusia itu sendiri. >/ Tidak &ukup sampai di situ# sekulerisme menghan&urkan kesu&ian dan uni2ersalitas nilai-nilai moral. >+
9l-9ttas mengamini dan mengatakan bah"a ilmu pengetahuan sekuler yang dikembangkan Barat berdampak pada hilangnya adab (loss of &dab). Ini berimplikasi pada hilangnya sikap adil dan kebingungan intelektual (intellectual confusion)# yaitu: +. 6etidakmampuan seseorang membedakan antara ilmu yang benar dari ilmu yang dirasuki pandangan hidup ("orld2ie") Barat. =. 3ilangnya adab dalam masyarakat dengan menyamaratakan setiap orang dengan dirinya dalam hal pikiran dan perilaku. 5. $enghilangan otoritas resmi dan hirarki sosial dan keilmuan. 34 7ihat: 1igmund 0reud# (he #uture of &n Illusion# diterjemahkan dan diedit oleh (ames 1tra&hey# (7ondon: %%.Norton O Company# +-.+)# p. 54->5# ,,-,.# .=# .=-?+. 35 Ibid# p. .= 36 7ihat: Mulyadhi 6artanegara# 6ata $engantar dalam (uhaya 1. $raja# -p0 Cit# p. L2i. 37 9dian 3usaini# 4a%ah Peradaban ,arat# -p0 Cit# p. +=.. 38 al-9ttas# Islam and ecularisme# -p0 Cit# p. +5>. 39 Moefli&h 3asbullah (;d)# pengantar dalam +agasan dan Perdebatan Islamisasi Ilmu Pengetahuan# -p0 Cit# p. LLL2. 40 Ibid# p. LLL2ii. 41 0a@lur Hahman# Islam and Modernit/# (Chi&ago O 7ondon: The 8ni2ersity of Chi&ago $ress# +-4>)# p. +,. 8 >. Mengkritik ulama di masa lalu yang banyak memberi kontribusi kepada keilmuan Islam. >= (elaslah bagi kita bah"a ilmu pengetahuan Barat yang sekuler M agama di&akkan ke sudut-sudut ruang pri2at# ke pojok-pojok ruang indi2idu M dengan sifatnya yang ambigu dan mendistorsi nilai telah menghan&urkan segala aspek kehidupan. Barat dengan klaim sains modernnya merupakan sumber disintegrasi dan keraguan ketimbang sebagai sumber integrasi dan makna. 'engannya dunia pengalaman tampak ka&au (chaos)# mengalami keterputusan (disconected) dan membingungkan. >5 Bahkan lebih khusus ia telah menghan&urkan halangan-halangan mental dan psikologis yang membentengi posisi reformis religius dan tradisionalis Muslim. >> (ohn Mo"ha"k sebagaimana dikutip 9dian 3usaini agaknya geram dengan "orld2ie" yang dikembangkan Barat# ia mengatakan# )Pandangan hidup peradaban ,arat adalah sebuah %alan kematian*. >, Ilam$a$ Ilm" Pen&etah"an Seba&a$ Sol"$ dan Ta/aran 1ebagaimana telah dijelaskan bah"a %esternisasi ilmu pengetahuan telah menyebabkan hilangnya adab manusia (loss of &dab). 9kibatnya# banyak &endikia"an Muslim tidak lagi dapat membedakan antara ilmu pengetahuan Islam dan Barat. Mereka menganggap ilmu pengetahuan Barat sama dengan ilmu pengetahuan Islam dikarenakan Barat dulunya juga mengambil dari Islam. 9lasan lain mengapa mereka membabi-buta mengambil ilmu pengetahuan Barat adalah anggapan bah"a ilmu itu bebas nilai (free of value). (adi# siapa saja boleh menafsirkan dan memiliki karena ilmu itu sendiri tidak terikat dengan sesuatu# alias netral. 'i sini telah terjadi keran&uan pengetahuan dan sikap karena menyamakan ilmu pengetahuan Barat dengan ilmu pengetahuan Islam dalam hal pandangan hidupnya. $adahal jelas bah"a Barat dengan pandangan sekulernya menafikan peran Tuhan. Ilmu pengetahuan Barat tidak memberikan tempat pada "ahyu# agama# dan bahkan Tuhan# inilah yang disebut netral. Aaitu netral dari agama. >. 8ntuk mengobati penyakit ini# 9l-9ttas menggagas Islamisasi ilmu pengetahuan di mana yang di-Islamkan adalah ilmu pengetahuan modern. 9lasannya# karena ilmu pengetahuan modern yang tidak netral telah diinfus ke 42 1yed Muhammad NaEuib al-9ttas# Islam' ecularism and the Philosoph/ of the #uture# (7ondon: Mansell# +-4,) p. +/>-+/,. 43 Ia&la2 3a2el# ,abak ,aru 7ra ains Posmodern: Pencarian Makna dalam Peradaban +lobal# dalam Moefli&h 3asbullah (;d)# -p0 Cit# p. .-?. 44 Dsman Bakar# (he 3istor/000# -p0 Cit# p. =/?. 45 9dian 3usaini# 4a%ah Peradaban ,arat' -p0 Cit# p. +=?. 46 3amid 0ahmy Barkasyi# )Makna 1ains Islam*# dalam Islamia# ((akarta: IN1I1T# 2ol. III# no. ># =//4)# p. ?. 9 dalam praduga-praduga agama# budaya# dan filosofis yang sebenarnya hanyalah refleksi kesadaran dan pengalaman Barat. >?
Islamisasi ilmu pengetahuan tidak &ukup hanya dipahami dengan sebuah atau dua buah definisi. Namun tidak berarti bah"a Islamisasi ilmu pengetahuan tidak definitif atau tidak memiliki konsep yang jelas. Islamisasi sebagai sebuah konsep memerlukan penjelasan-penjelasan yang komprehensif. Mengislamkan ilmu bukanlah pekerjaan mudah seperti labelisasi. >4 Namun yang perlu diingat dalam mengislamkan ilmu adalah harus mampu mengidentifikasi pandangan hidup Islam (the Islamic worldview) sekaligus mampu memahami budaya dan peradaban Barat. >- $andangan hidup Islam sendiri bukan sekedar pandangan akal manusia terhadap dunia fisik atau keterlibatan manusia di dalamnya dari segi historis# sosial# politik# dan kultural. Namun menurut 9l-9ttas pandangan hidup Islam men&akup aspek dunia dan akhirat# di mana aspek dunia harus terkait erat dan mendalam dengan aspek akhirat# sedangkan aspek akhirat harus diletakkan sebagai aspek final. ,/ $andangan hidup Islam tidak berdasarkan kepada pendekatan dikotomis# seperti obyektif dan subyektif# historis dan normatif. Namun# realitas dan kebenaran dipahami dengan metode yang menyatukan (tawhidi). $andangan hidup Islam bersumber kepada "ahyu yang didukung oleh akal dan intuisi. ,+ Aang mula-mula dilakukan dalam Islamisasi ilmu pengetahuan adalah pembebasan manusia dari tradisi magis# mitologis# animistis# nasional-kultural# dan kemudian dari belenggu paham sekuler atas pikiran dan bahasanya. ,= $roses dalam Islamisasi tersebut men&akup dua &ara yang saling terkait: pertama# mengisolir unsur-unsur dan konsep-konsep kun&i yang terbentuk oleh budaya dan peradaban Barat# ,5 dari setiap bidang ilmu pengetahuan modern saat ini# khususnya dalam ilmu pengetahuan humaniora. Namun# ilmu-ilmu alam# fisika dan aplikasi harus di-Islamkan juga khususnya dalam penafsiran5 penafsiran akan fakta-fakta dan dalam formulasi teori-teori. ,>
47 %an Mohd Nor %an 'aud# (he 7ducational Philosoph/ and Practice of a//ed Muhammad 2a:uib al5&ttas ; &n 7xposition of the -riginal Concept of Islami1ation# (6uala 7umpur: I1T9C# +--4)# p. =-+. 48 9dnin 9rmas# )%esternisasi dan Islamisasi Ilmu*# dalam Islamia# )oc0 Cit# p. +5. 49 %an Mohd Nor %an 'aud# (he 7ducational Philosoph/000# -p0 Cit# p. 5+5-5+>. 50 1yed Muhammad NaEuib 9l-9ttas# Prolegomena to (he Metaph/sics of Islam' (6uala 7umpur: I1T9C# +--,)# p. +. 51 9dnin 9rmas# Islamia# )oc0 Cit# p. +>. 52 al-9ttas# Islam and ecularisme# -p0 Cit# p. >>. 53 8nsur-unsur tersebut sebagaimana telah disebutkan# yakni: mengandalkan akal# besikap dualistik# menegaskan aspek eksistensi# membela humanisme# dan menjadikan drama dan tragedi sebagai fitrah dan eksistensi manusia. 54 %an Mohd Nor %an 'aud# (he 7ducational Philosoph/000# -p0 Cit# p. 5+5. 10 9l-9ttas menilai ilmu-ilmu modern "ajib die2aluasi# diperiksa dengan teliti. Ini men&akup metode# konsep-konsep# persepsi# simbol-simbol# beserta aspek-aspek empiris dan rasional yang berdampak pada nilai dan etika# penafsiran-penafsiran tentang ilmu# bangunan teori ilmu tersebut# persepsinya yang berkaitan dengan dunia# dan rasionalitas proses-proses ilmiah# teori ilmu tersebut tentang alam semesta# klasifikasi tentangnya# batasannya# hubungannya dengan ilmu-ilmu lain# dan hubungannya dengan kehidupan sosial. ,, 1elanjutnya# langkah kedua dalam proses Islamisasi adalah memasukan elemen-elemen dan konsep-konsep kun&i Islam ke dalam setiap &abang ilmu pengetahuan masa kini yang rele2an. ,. 6onsep-konsep dasar Islam itu diantaranya adalah konsep din' konsep manusia (insan)# konsep ilmu (ilm dan ma6rifah)# konsep keadilan (8adl)# konsep amal yang benar (amal sebagai adab) dan semua istilah dan konsep yang berhubungan dengan itu semua# serta konsep tentang universitas (kulli/ah' %ami6ah) yang berfungsi sebagai bentuk implementasi semua konsep-konsep itu dan menjadi model sistim pendidikan. ,? $erjalanan Islamisasi ilmu pengetahuan yang digagas 9l-9ttas di samping banyak yang mendukung juga menuai kritik dari beberapa pemikir Muslim. 0a@lur Hahman mengatakan bah"a kita tidak perlu susah payah membuat ren&ana dan bagan bagaimana men&iptakan ilmu pengetahuan yang Islami. ,4 Menurutnya yang bermasalah adalah &ara menggunakannya. Ilmu layaknya )senjata bermata dua* yang harus digunakan dengan hati-hati dan bertanggung-ja"ab. ,- Hahman hanya merekomendasikan kita untuk tetap berpegang kepada al-Kur!an sebagai petunjuk dalam ilmu pengetahuan. ./
1ebagaimana Hahman# di Indonesia kita mengenal 6unto"ijoyo. 'alam bukunya yang berjudul Islam sebagai Ilmu$ 7pistimologi' Metodologi' dan 7tika# dia menolak istilah )Islamisasi $engetahuan*. 'alam bukunya tersebut dia menggagas )$engilmuan Islam* yang intinya mendorong supaya gerakan intelektual sekarang ini lebih maju# dari reaktif ke proaktif. .+ 7anjutnya# pengetahuan yang benar-benar objektif tidak perlu di-Islamkan# karena Islam mengakui objektifitas. 1uatu teknologi akan tetap sama# baik di tangan orang Islam maupun orang kafir. .= 9dnin 9rmas mengkritik para pengkritik Islamisasi Ilmu $engetahuan ini (kritik atas kritik). 6husus kasus Hahman# 9dnin mengatakan bah"a Hahman 55 9l-9ttas# Prolegomena000# -p0 Cit# p. ++>. 56 %an Mohd Nor %an 'aud# (he 7ducational Philosoph/000# -p0 Cit# p. 5+5. 57 al-9ttas# Islam and ecularisme# -p0 Cit# p. +./. 58 0a@lur Hahman# Islamisasi Ilmu$ ebuah "espon# dalam dalam Moefli&h 3asbullah (;d)# -p0 Cit# p. ... 59 %an Mohd Nor %an 'aud# (he 7ducational Philosoph/000# -p0 Cit# p. 5-4. 60 0a@lur Hahman# Islamisasi Ilmu000# dalam Moefli&h 3asbullah -p0 Cit# p. ... 61 6unto"ijiyo# Islam sebagai Ilmu000# -p0 Cit# p. 2iii. 62 Ibid# p. 4. 11 mengabaikan konsep dasar mengenai ilmu pengetahuan yang telah dibangun di atas pandangan hidup tertentu. 6onsep mengenai Tuhan# manusia# alam# agama# sumber ilmu akan menentukan &ara seseorang memandang ilmu pengetahuan. .5
Ini juga yang harusnya ditujukan kepada 6unto"ijoyo. 9rtinya# Barat dengan pandangan hidup yang dibangun di atas konsep sekuler-liberal akan mempengaruhi &ara mereka dalam menggunakan ilmu itu sendiri. 9kan terjadi dampak yang buruk akibat &ara menggunakan ilmu pengetahuan yang salah itu sebagaimana telah disebutkan. $ara pengkritik Islamisasi ilmu pengetahuan umumnya berpendapat bah"a ilmu adalah suatu disiplin yang netral# ilmu itu relatif. 6arena ilmu itu relatif# hasil dari Islamisasi ilmu itu juga akan tetap relatif. .> Bahkan Islamisasi ilmu bukan kerja ilmiah# apalagi kerja kreatif. ., $ernyataan sekuler di atas menunjukkan sebuah keran&uan berfikir. Mereka tidak paham bah"asannya di dalam Islam terdapat konsep otoritas. Aakni ketika "ahyu turun kepada Muhammad 19% ter&iptalah konsep-konsep keilmuan Islam yang memiliki nilai otoritas absolut dari 9llah 1%T yang kemudian akan tetap terjaga sampai masa sekarang. 'engan pernyataan sekuler di atas seakan mereka berkata bah"a Islamisasi adalah omong kosong. $adahal Islamisasi merupakan aplikasi pandangan hidup Islam ke dalam segala aspek kehidupan yang akan selalu terkait dengan pemikiran dan aktifitas seorang saintis. Ke$m*"lan Titik berat pandangan hidup Islam ada pada ilmu# karena ilmu adalah asas suatu peradaban. .. $andangan hidup sekuler Barat telah menyebabkan keran&uan dan bahkan kehan&uran. 1ehingga ilmu yang merupakan sesuatu yang su&i menjadi sumber ben&ana di tangan saintis Barat. $ara ilmuan Barat dengan epistimologi sekulernya telah melepaskan "ahyu Tuhan# atau bisa dikatakan mengakali "ahyu agar sesuai dengan keinginan ha"a nafsu. 9kibatnya# mereka (Barat) masuk ke dalam lingkaran relati2itas nilai# sebuah jalan yang tiada berujung. Tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah# sebab mereka tidak lagi mengakui kebenaran yang mutlak. Bagi mereka# semua dipandang relatif dan nisbi. Namun yang sangat disayangkan pandangan hidup ini ditularkan kepada umat Islam. 9pa yang terjadi kemudian adalah sikap kritis# skeptik# bahkan tidak per&aya terhadap suatu paham atau keper&ayaan (agama). Barat dengan gigihnya 63 9dnin 9rmas# Islamia# )oc0 Cit# p. +,. 64 8sep 0athuddin# Perlukah Islamisasi Ilmu<# dalam Moefli&h 3asbullah# -p0 Cit# p. ,>. 65 Ibid# p. ,+. 66 1yamsuddin 9rief# ains di Dunia Islam$ (elaah 3istoris5osiologis# dalam Islamia# ((akarta: IN1I1T# Thn. I# No. .# (uli-1eptember =//,)# p. 4.. 12 memperjuangkan! agar seluruh bangsa# kaum# golongan# bahkan agama mengikuti dan menjalankan konsep pandangan hidup sekulernya yang sesat. 7atar belakang sekulerisasi ilmu inilah yang mengundang perjuangan memurnikan kembali ilmu 9llah atau disebut juga mengislamkan ilmu. .? Islamisasi ilmu pengetahuan adalah hal yang mutlak diperlukan agar umat Islam tidak begitu saja meniru metode-metode dari luar# khususnya Barat. Islamisasi ilmu pengetahuan pada akhirnya akan membentuk pandangan hidup Islam yang terpusat pada doktrin tauhid. Berbeda dengan Barat# Islam dengan pandangan hidup yang dimilikinya mampu menghargai ilmu. 6arena di dalam Islam konsep tauhid berimplikasi pada keseluruhan kegiatan kehidupan di dunia. $andangan hidup Islam adalah a:idah fikri//ah atau keper&ayaan yang berdasarkan pada akal# yang asasnya adalah keesaan Tuhan (ta"hid<shahadah)# yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap Muslim dan berpengaruh terhadap pandangannya tentang keseluruhan aspek kehidupan. 4allahu a6alam bi al5shawab. )a0tar P"ta!a 9&ikgen&# 9lparslan.# Islamic cience (owards & Definition# (6uala 7umpur: I1T9C# +--.) al-9ttas# 1yed Muhammad NaEuib.# Islam and ecularisme' (6uala 7umpur: I1T9C# +--5) ======PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP# Islam' ecularism and the Philosoph/ of the #uture# (7ondon: Mansell# +-4,) ======PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP# Prolegomena to (he Metaph/sics of Islam' (6uala 7umpur: I1T9C# +--,) Bakar# Dsman.# (he 3istor/ and Philosoph/ of Islamic cience# (Cambridge: Islami& TeLts 1o&iety# +---) 'aud# %an Mohd Nor %an.# (he 7ducational Philosoph/ and Practice of a//ed Muhammad 2a:uib al5&ttas ; &n 7xposition of the -riginal Concept of Islami1ation# (6uala 7umpur: I1T9C# +--4) ;liade# Mir&ea (;d).# (he 7nc/clopedia of "eligion# (Ne" Aork: Ma&Millan $ublishing Company) 0reud# 1igmund.# (he #uture of &n Illusion# diterjemahkan dan diedit oleh (ames 1tra&hey# (7ondon: %%.Norton O Company# +-.+) 3asbullah# Moefli&h.# +agasan dan Perdebatan Islamisasi Ilmu Pengetahuan# ((akarta: Cidesindo# =///) 3usaini# 9dian.# Mengapa ,arat Men%adi ekuler5)iberal# ($onorogo: CID1 I1I'# &et. I# =//?) 67 Hosnani 3ashim# +agasan Islamisasi Ilmu Pengetauan Kontemporer: e%arah' Perkembangan' dan &rah (u%uan# dalam Islamia ((akarta: IN1I1T# ;disi II No. .<(uli-1eptember# =//,)# p. 5+. 13 ======PPPPPP# 4a%ah Peradaban ,arat# ((akarta: GI$# &et. I# =//,) Islamia ((akarta: IN1I1T# ;disi II No. .<(uli-1eptember# =//,) ======# ((akarta: IN1I1T# Iol. III# No. =# (anuari-Maret# =//?) ======# ((akarta: IN1I1T# 2ol. III# No. ># =//4) (uhaya 1. $raja# #ilsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam# ((akarta: Teraju# Cet. I# =//=) 6unto"ijiyo# Islam sebagai Ilmu$ 7pistimologi' Metodologi' dan 7tika# (Aogyakarta: Tiara %a&ana# edisi. II# &et. I# =//?) 7eaman# Dli2er.# &n Introduction to Medieval Islamic Philoshop/# (Cambridge: Cambridge 8ni2ersity $ress# +-4,) Muslih# Mohammad.# #ilsafat Ilmu$ Ka%ian atas &sumsi Dasar' Paradigma' dan Kerangka (eori Ilmu Pengetahuan# (Aogyakarta: Belukar# &et. III# =//.) Nasr# 1ayyed 3ossein.# (he 2eed for a acred cience# (Ne" Aork: 1tate 8ni2ersity of Ne" Aork $ress# +--5) Per%an%ian ,aru' Ma1mur' dan &msal# ((akarta: 7embaga 9lkitab Indonesia# &et. GIIII# =//5) Karadha"i# Ausuf.# &l5Islam Kama 2u6minu ,ihi# (Mesir: Nahdhah# +---) ======PPPPPPPPP# Islam dan ekulerisme' terj. &l5Islam wa al58Ilmani/ah 4a%han )iwa%hin oleh 9mirullah 6andu# (Bandung: $ustaka 1etia# Cet. I# =//.) Hahman# 0a@lur.# Islam and Modernit/# (Chi&ago O 7ondon: The 8ni2ersity of Chi&ago $ress# +-4>) 1harif# M.M.# & 3istor/ of Muslim Philosoph/# ('elhi: 7o" $ri&e $ubli&ation# +--,# Iol. II) 1useno# 0ran@ Magnis.# Pemikiran Karl Marx: Dari osialisme !topis ke Perselisihan "evisionisme# ((akarta: Gramedia $ustaka 8tama# =//+) (he 2ew International 4ebster6s Comprehensive Dictionar/ of (he 7nglish )anguage# (0lorida: Trident $ress International# +--.) (sa:afah# ($onorogo: I1I'# Iol. II# No. II# =//.<+>=?) Barkasyi# 3amid 0ahmy.# )iberalisasi Pemikiran Islam *+erakan ,ersama Missionaris' -rientalis' dan Kolonialis.' (Gontor: CID1-I1I'# &et. I# =//4). 14