Anda di halaman 1dari 14

Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data 21

BAB III
METODE PENGAMBILAN
SAMPEL DAN PENGUMPULAN
DATA




3.1. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Dalam dunia penelitian kata populasi digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok obyek yang menjadi
sasaran peneli tian atau merupakan keseluruhan (universum)
dari obyek peneli tian. Berdasarkan penentuan sumber data,
populasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu Populasi Terbatas
(populasi yang memili ki sumber data yang jelas batas-batasnya
secara kuantitatif) dan Populasi Tak Terhingga (populasi yang
memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batas-
batasnya secara kuantitatif dan hanya dapat dijelaskan secara
kualitatif).
Dilihat dari kompleksitas obyek populasi, maka populasi
dapat dibedakan menjadi Populasi Homogen (keseluruhan
individu yang menjadi anggota populasi memili ki sifat-sifat yang
relatif sama antara yang satu dengan yang lain dan mempunyai

22 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplikasi Program SPSS
ciri tidak terdapat perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi
yang berbeda) dan Populasi Heterogen (keseluruhan indi vidu
anggota populasi relatif mempunyai sifat-sifat individu dan sifat-
sifat tersebut yang membedakan antara individu anggota
populasi yang satu dengan yang lain).
Walaupun populasi penelitian memiliki beberapa sifat
yang tidak jarang membingungkan, tetapi menjadi tugas peneli ti
untuk memberikan batasan yang tegas terhadap setiap obyek
yang menjadi populasi penelitiannya. Pembatasan di maksud
harus berpedoman terhadap tujuan dan permasalahan
penelitian. Oleh karena i tu, dengan pembatasan populasi
penelitian akan memudahkan di dalam memberikan ciri atau
sifat-sifat dari populasi tersebut dan akhirnya akan memberikan
keuntungan dalam penarikan sampel penelitian.
Dalam membangun generalisasi hasil penelitian
biasanya digunakan teknik analisis statistik inferensial untuk
membuktikan kebenaran dari hukum kemungkinan. Atau
dengan kata lain, apabi la suatu peneli tian menggunakan
sampel penelitian, maka penelitian tersebut menganalisis hasi l
penelitiannya melalui statistik inferensial dan berarti hasi l
penelitian tersebut merupakan suatu generalisasi. Untuk
mendapatkan generalisasi yang baik, disamping harus
memperhatikan tata cara penarikan kesimpulan, bobot sampel
penelitian harus dapat dipertanggungjawabkan, sehingga

Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data 23
sampel yang digunakan dalam peneli tian benar-benar mampu
mewakili setiap unit populasi.
Dalam kasus populasi homogen, penarikan sampel
penelitian tidak terlalu sulit dan dapat di lakukan dengan cara
pengundian atau secara acak (random). Lain halnya dengan
populasi heterogen, pengambilan sampel tidak dapat di lakukan
sebagaimana dalam populasi homogen dan membutuhkan
tekni k-teknik khusus yang sejalan dengan sifat populasi
heterogen tersebut. Selain itu, ketepatan penarikan kesi mpulan
penelitian tidak selalu terkai t dengan besar kecilnya jumlah
sampel peneli tian yang diambil, tetapi yang mampu menjami n
ketepatan kesi mpulan tersebut adalah sampel penelitian harus
benar-benar representatif. Jadi tidak ada gunanya mengambi l
sampel penelitian yang cukup besar jika diambil dari populasi
yang tidak representatif.
Beberapa faktor yang harus diperti mbangkan dalam
menentukan sampel penelitian adalah:
1. Derajat keseragaman (degree of homogeneity) populasi.
Populasi yang homogen cenderung memudahkan penarikan
sampel dan semakin homogen populasi maka
memungkinkan penggunaan sampel peneli tian yang kecil.
Sebaliknya jika populasi heterogen, maka terdapat
kecenderungan menggunakan sampel peneli tian yang
besar. Atau dengan kata lain, semakin komplek derajat

24 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplikasi Program SPSS
keberagaman maka semakin besar pula sampel
penelitiannya.
2. Derajat kemampuan peneliti mengenal sifat-sifat populasi.
3. Presisi (kesaksamaan) yang dikehendaki peneliti. Dalam
populasi penelitian yang amat besar, biasanya derajat
kemampuan peneliti untuk mengenali sifat-sifat populasi
semakin kecil. Oleh karena itu, untuk menghindari kebiasan
sampel maka dilakukan jalan pintas, yaitu memperbesar
jumlah sampel peneli tian. Artinya, apabila suatu penelitian
menghendaki derajat presisi yang tinggi maka merupakan
keharusan untuk menggunakan sampel peneli tian yang
besar. Yang perlu mendapat pertimbangan di sini adalah
presisi juga tergantung pada tenaga, waktu, dan biaya yang
cukup besar. Menurut HM. Rahmady Radiany (dikutip
Burhan Bungin, 2005: 105) rumus perhi tungan besaran
sampel adalah :
1 2 (d) N
N
n


Keterangan :
n : Jumlah sampel yang dicari
N : Jumlah populasi dan d : Nilai Presisi (misalnya sebesar
90% maka nilai d sebesar 0,1)
4. Penggunaan teknik sampling yang tepat. Untuk
mendapatkan sampel yang representatif, penggunaan teknik
sampling haruslah tepat. Apabi la salah dalam menggunakan

Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data 25
tekni k sampling maka akan salah pula dalam memperoleh
sampel dan akhirnya sampel tidak dapat representatif.

3.1.1. Pengambilan Sampel Probabilitas (Acak)
Pengambi lan sampel probabili tas atau acak merupakan
suatu metode pemi lihan ukuran sampel dimana setiap anggota
populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel (Husein Umar, 1999). Terdapat tiga cara
pengambilan sampel dengan metode acak, yaitu:
1. Simpel Random Sampling
a. Cara Undian, yaitu memberi nomor seluruh populasi dan
dilakukan pengundian secara acak.
b. Cara Tabel Bilangan Random, yaitu suatu tabel yang
terdiri dari bilangan-bi langan yang disajikan dengan
sangat berurutan. Populasi diberi nomor urut dahulu dan
dilakukan pengacakaan antara nomor pupolasi dengan
tabel acak.
c. Cara Sistematik atau Ordinal, yaitu pemilihan sampel
dimana yang pertama secara acak dan selanjutnya
pemilihan sampel berdasarkan interval tertentu.
2. Cara Stratifikasi (Stratified Random Sampling). Populasi
yang dianggap heterogen, berdasarkan karakteristik
tertentu, dikelompokkan dalam beberapa sub populasi
sehingga setiap sub populasi menjadi lebih homogen dan
setelah itu masing-masing sub diambil sampel secara acak.

26 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplikasi Program SPSS
3. Cara Kluster (Cluster Sampling). Pengambi lan sampel cara
kluster hampir sama dengan cara stratifikasi, tetapi yang
membedakan pembagian sub populasi masih homogen,
misalnya berdasarkan wi layah atau letak geografis, dan
kemudian dari sub populasi tersebut diambi l sampel secara
acak.

3.1.2. Pengambilan Sampel Non-Probabilitas (Non-Acak)
Pengambi lan sampel dengan non acak dilakukan jika
semua elemen populasi belum tentu memi liki peluang yang
sama untuk terpilih menjadi anggota sampel, misalnya terdapat
bagian populasi yang dengan sengaja tidak dijadikan anggota
sampel yang mewakili populasi. Terdapat enam cara
pengambi lan sapel secara non acak (Husein Umar, 1999),
yaitu:
1. Cara Keputusan (Judgment Sampling), yaitu pengambilan
sampel dengan terlebih dahulu memutuskan jumlah maupun
sampel yang akan diambil dengan tujuan tertentu.
2. Cara Kuota (Qouta Sampling), yaitu jika penelitian untuk
mengkaji fenomena tertentu maka responden yang akan
dipilih adalah yang diperkirakan dapat menjawab semua
permasalahan yang terkait dengan penelitian.
3. Cara Dipermudah (Convinience Sampling), yaitu peneliti
memiliki kebebasan untuk memilih siapa yang akan

Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data 27
dijadikan sampel atau yang akan ditemui sebagai
responden.
4. Cara Bola Salju (Snowball Sampling), yaitu penentuan
sampel yang semula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini
disuruh memilih responden lain yang dianggap tahu terkai t
dengan permasalahn yang diteliti untuk dijadikan sampel
lagi dan seterusnya.
5. Area Sampling, yaitu populasi dibagi menjadi sub populasi
dan sub populasi dibagi menjadi sub-sub populasi sampai
dengan sub yang terkecil dan baru diambil sampel untuk
masuk ke bagian populasi yang lebih besar dan dari bagian
populasi yang besar juga diambil sampelnya.
6. Purposi ve Sampling, yaitu pemi lihan sampel berdasarkan
karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut
paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui
sebelumnya.

3.2. METODE PENGAMBILAN DATA
Data merupakan salah satu komponen penelitian, artinya
tanpa data tidak akan ada penelitian. Data dalam penelitian
harus valid atau benar karena jika tidak valid maka akan
menghasilkan informasi dan kesi mpulan yang keliru atau salah.
Oleh sebab itu, diperlukan teknik pengambilan data secara
benar. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data adalah:

28 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplikasi Program SPSS
1. Angket (Kuesioner). Angket atau kuesioner merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan
harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan
tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, yaitu
jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan
dapat bersifat tertutup, yaitu alternatif jawaban sudah
ditentukan sebelumnya oleh peneli ti. Sedangkan instrumen
daftar pertanyaan dapat berupa pertanyaan, checklist dan
skala.
a. Model terbuka
Sebutkan pekerjaan rutin dan sampingan serta
penghasilan perbulan saudara (bapak) :
Pekerjaan Jenis Pekerjaan Penghasilan/bulan
Pekerjaan rutin Rp
Pekerjaan sampingan Rp

b. Model tertutup
Menurut pendapat saudara, bagai mana pelayanan
karyawan Bank Mdr
a. Sangat tidak memuaskan c. Memuaskan
b. Tidak memuaskan d. Sangat memuaskan
c. Model Check List
Berilah tanda silang (x) pada kolom pertanggungjawaban
pekerjaan di PTM :

Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data 29
No Jenis Pekerjaan BAAK Jurusan
1 Daftar ulang
2 Penyerahan KRS
3 Penentuan UTS / UAS
4 Dispensasi Mahasiswa

d. Model skala
Berilah tanda silang (x) pada kolom yang saudara
anggap paling tepat tentang kepuasan pelayanan di bank
ABC
No Faktor Kepuasan 1 2 3 4 5
1 Pelayanan untuk tabungan
2 Pelayanan untuk kredit
3 Pelayanan untuk informasi lain

Empat komponen inti yang harus diperhatikan dari sebuah
kuesioner, yaitu:
a. Adanya subyek, yaitu individu atau lembaga yang
melaksanakan penelitian.
b. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada
responden untuk turut serta mengisi atau menjawab
pertanyaan secara aktif dan obyektif
c. Adanya petunjuk pengisian kuesioner, yaitu petunjuk
yang tersedia harys mudah dimengerti dan tidak bias
(mempunyai persepsi yang macam-macam)
d. Adanya pertanyaan atau pernyataan beserta tempat
untuk mengisi jawaban, baik secara tertutup maupun

30 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplikasi Program SPSS
terbuka. Dalam membuat kuesioner harus ada identitas
responden (nama responden dapat tidak dicantumkan).
2. Wawancara. Wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang di lakukan dengan berhadapan
secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat
juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada
kesempatan lain.
3. Observasi. Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari
peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap obyek peneli tian. Instrumen yang dapat digunakan
adalah lembar pengamatan, panduan pengamatan, dan lain-
lain.
4. Tes. Untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi
hasil suatu proses atau untuk mengetahui kondisi awal
sebelum terjadinya suatu proses maka digunakan pre test
(sebelum proses) dan sesudah proses digunakan post test
(setelah proses).
5. Dokumentasi. Pengumpulan data dengan cara mengambi l
data yang sudah disediakan (data sekunder) oleh pihak-
pihak terkait, misalnya data di Kantor BPS, Kantor Instansi
Pemerintah, Perusahaan, dan lain-lain (bukan merupakan
data langsung dari masyarakat).




Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data 31
3.3. DESAIN PENGUKURAN DAN SKALA DATA
Pengukuran variabel merupakan proses menentukan
jumlah atau intensitas informasi mengenai orang, peristiwa,
gagasan, atau obyek tertentu dalam hubungannya dengan
masalah peneli tian. Dengan kata lain, proses pengukuran
merupakan proses menetapkan angka terhadap karakteristi k
suatu obyek atau setiap jenis fenomena (peristi wa) dengan
menggunakan aturan-aturan tertentu yang menunjukkan jumlah
dari faktor-faktor yang diteliti.
Secara garis besar, dalam pengukuran data terdapat
empat desain pengukuran, yaitu:
1. Skala Likerts digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.
Misalnya: Pelayanan administrasi Perguruan Tinggi X
sudah sesuai dengan yang harapkan.
a. Sangat setuju skor 5
b. Setuju skor 4
c. Tidak ada pendapat skor 3
d. Tidak setuju skor 2
e. Sangat tidak setuju skor 1
2. Skala Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang
terdiri dari dua alternatif.
Misalnya: Ya Tidak
Baik Buruk
Pernah Belum Pernah

32 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplikasi Program SPSS
3. Skala Semantic Deferensial digunakan untuk mengukur
sikap tidak dalam bentuk pilihan ganda atau checklist, tetapi
tersusun dari sebuah garis kontinyu dimana ni lai yang
sangat negatif terletak disebelah kiri sedangkan ni lai yang
sangat positif terletak disebelah kanan.
Misalnya: Bagaimana tanggapan saudara terhadap
pelayanan di Fakultas X ini ?

1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Buruk Sangat Baik
4. Skala Rating digunakan ketika data yang diperoleh adalah
data kuantitatif kemudian peneliti baru mentranformasikan
data kuantitatif tersebut menjadi data kualitatif.
Misalnya:
Kenyaman ruang loby kantor X: 5 4 3 2 1
Selain terdapat empat desain pengukuran tersebut di
atas, dalam penelitian juga terdapat empat desain skala data,
yaitu:
1. Skala Nominal. Pengukuran data yang dinyatakan dalam
kategori atau kelompok, tidak dapat dikuantifi kasi, misalnya
jenis pekerjaan, jenis kelamin, agama, dan lain sebagainya.
Misalnya, jenis kelamin dapat dikelompokkan dalam dua
katagori: Pria dan Wanita. Kategori tersebut dinyatakan
dalam angka: Pria = 1 dan Wanita = 2, masing-masing
anggota himpunan tersebut tidak ada perbedaan nilai.

Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data 33
2. Skala Ordinal. Skala ini mengandung sifat urutan atau
ranking, misalnya kepangkatan, tingkat pendidikan, prestasi,
dan lain sebagainya. Skala Ordinal tidak hanya menyatakan
katagori tapi juga menyatakan peringkat katagori tersebut.
Skala ini dapat menjawab atas suatu pertanyaan yang
memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai.
Misalnya, rangking jawaban: 1 = Kurang Senang Sekali,
2 = Kurang Senang, 3 = Biasa saja, 4 = Senang, dan
5 = Senang Sekali.
3. Skala Interval. Skala yang mengandung tiga sifat, yaitu
terkait kategori, urutan, dan jarak pengukuran. Misalnya,
umur mahasiswa antara 17 tahun 22 tahun, kelompok
petani berpenghasilan antara Rp 100.000 Rp 250.000,
dan lain sebagainya. Jarak waktu jam 09.00 11.00 adalah
sama dengan jarak waktu jam 16.00 18.00. Tetapi tidak
dapat dinyatakan bahwa jam 14.00 dua kali lebih lambat
dibandingkan jam 07.00.
4. Skala Rasio. Skala pengamatan yang mengandung unsur
perbandingan, baik terkai t ukuran panjang, berat, daya
tahan, dan lain sebagainya. Misalnya, pendapatan si A
sebesar Rp 2.000.000 dan pendapatan si B sebesar
Rp 1.000.000, maka dapat dinyatakan bahwa pendapatan
si A dua kali lipat daripada pendapatan si B, atau dengan
perbandingan 2 : 1.


34 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplikasi Program SPSS

Anda mungkin juga menyukai