Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Alasan Penulisan Makalah
Banyak para pelajar yang masih salah dalam membuat kalimat-kalimat
yang baik bentuk pernyataan ataupun dalam bentuk pertanyaan. Ini biasanya
disebabkan karena kurangnya mempelajari dan memahami struktur-struktur
atau grammar dalam berbahasa inggris, sehingga terkadang dalam membuat
pertanyaan atau pernyataan para pelajar menggunakan rumus atau struktur
sendiri tanpa memperhatikan bagaimana formula yang benar. Seperti dalam
bentuk kalimat subjuntive ini, untuk itu penulis akan mencoba membahas
tentang subjunctive untuk membantu para pembaca dalam membuat kalimat
baik dalam bentuk pertanyaan ataupun pernyataan. Semoga penulisan ini dapat
membantu dalam pengembangan bahasa inggris yang baik.

B. Materi Yang Akan Disampaikan
Dalam penulisan ini materi yang akan disampaikan adalah meliputi
reading dengan judul Working For God (Bekerja Untuk Tuhan) serta akan
membahas Grammar dari kalimat Subjunctives. Kalimat subjunctive
merupakan kalimat pengendaian yang digunakkan untuk menyatakan sesuatu
yang diharapkan terjadi tetapi tidak sesuai dengan kenyataan, maka kalimat
subjunctive ini selalu berlawanan dengan kenyataan atau fakta. Kata-kata yang
digunakkan dalam subjunctive antara lain: wish, if/as though, if only, dan
would rather. Kalimat subjunctive ini akan terbagi dua yaitu present
subjunctive dan past subjunctive.







BAB II
PEMBAHASAN

A. READING
Working For God
Read the passage carefully
The Quran clearly establishes a model of the marriage relationship, ideally a
partnership between equals, devoted to one another, their families, and to the cause of
God. However, in some circumstances, marriage to more than one women mey be more
effective in establishing social well-being than strict monogamy. We also saw that
divorce is highly discouraged in islam but, in some cases, it mey be in the best interests
of all concerned. In order to the determine adequately how best to implement the will of
God, therefore, it is necessary to have a clear and detail understanding of the
circumstances in which one live. Not only is it necessery to understand the nature of the
guidance for people, but it is also necessery to know the properties of the medicine, but
it is also essential to understand illness before prescribing the cure.
As a result, scholarship of all kinds is highly regarded in Islam. The earliest
specialists who developed in Islam were those who memorize the Quran as it is
delivered, so that it would be available for future generations. After the Quran was
committed writing, memorization was still respected, as it is today, but other level of
important shcolership also developed it became clear that carefull understanding of the
actual language of the Quran arabic in the dialog used by prophet Muhammad-was also
necessay for understanding the message.
An event more specialized kind of religious knowladge with the spread of Islam: that
concerned with aplication of revelition to specific circumtances, or codification of
revealed guidance for implementation on a daily basis. This kind of knowladge is called
fiqh, often called the queen of religious sciences; its practitioners are called fuqoha
(sing.: faqih), legals specialists. Judges and other legal authorities are generally chosen
from among the fuqoha. In the earliest days of Islam, judges (qodis) were originaly

pilitical appointees of the caliph. They were assigned to the various cities of the empire
and instracted to arbitrate bisputes allowing local custome to prevail except in cases in
wich it conflicted with islamic teaching. The appointee was to used his own judgment to
determine whether or not this was the case. But within the two centuries of the
prophets death islamic scholarship had developed to the extent that only properly
trained legal scholars were authorized to make such judgments.
Terjemahan

Bekerja Untuk Tuhan
Baca bagian ini dengan seksama
Al-Qur'an clearly establishes model hubungan pernikahan ,
idealnya kemitraan antara sederajat , yang ditujukan untuk satu sama lain ,
keluarga mereka, dan karena Allah, Namun, dalam beberapa situasi ,
menikah dengan lebih dari satu wanita mungkin lebih efektif dalam
membangun kesejahteraan sosial daripada monogami yang ketat. Kami
juga melihat bahwa perceraian sangat dianjurkan dalam islam tetapi,
dalam beberapa kasus, mungkin kepentingan terbaik dari semua yang
berkaitan, Dalam rangka untuk menentukan bagaimana cara terbaik untuk
melaksanakan kehendak Allah , oleh karena itu, perlu memiliki
pemahaman yang jelas dan terperinci dari keadaan di mana satu hidup .
Tidak hanya membutuhkan dalam memahami sifat bimbingan bagi orang-
orang , tetapi juga membutuhkan dalam mengetahui sifat-sifat obat, tetapi
juga penting untuk memahami penyakit sebelum resep obatnya.

Akibatnya, kesarjanaan dari semua jenis adalah terbaik yang
dianggap dalam Islam. paling awal yang dikembangkan dalam Islam
adalah mereka yang menghafal Al Qur'an seperti yang disampaikan,
sehingga akan tersedia untuk generasi mendatang. Setelah Al Qur'an
berkomitmen dalam menulis, menghafal masih dihormati, seperti saat ini,
tetapi tingkat lain kesarjanaan penting juga dikembangkan menjadi jelas
bahwa pemahaman hati-hati bahasa yang sebenarnya dari Al-Qur'an arabic

dalam dialog yang digunakan oleh Nabi Muhammad - juga membutuhkan
untuk memahami pesan.

Sebuah acara yang lebih khusus jenis pengetahuan agama dengan
penyebaran Islam: yang berkaitan dengan aplikasi dari wahyu untuk
circumtances tertentu, atau kodifikasi pedoman mengungkapkan untuk
pelaksanaan setiap hari. Pengetahuan semacam ini disebut fiqh, yang
sering disebut "ratu" dari ilmu-ilmu agama, praktisi disebut fuqoha
(tunggal: faqih ), ahli hukum. Hakim dan otoritas hukum lainnya
umumnya dipilih dari kalangan fuqoha yang. Pada hari-hari awal Islam,
hakim ( qodis ) yang ditunjuk sebagai khalifah yang aslinya bersifat
politis. Mereka ditugaskan ke berbagai kota kekaisaran dan diperintahkan
untuk menengahi disputes memungkinkan custom lokal untuk menang
kecuali dalam kasus-kasus di yang itu bertentangan dengan ajaran Islam.
Ditunjuk adalah untuk menggunakan penilaian sendiri untuk menentukan
apakah atau tidak ini adalah kasus. Namun, dalam dua abad kematian
beasiswa islamic nabi telah dikembangkan sejauh bahwa hanya sarjana
hukum terlatih yang authorized untuk membuat putusan tersebut.

B. GRAMMER
a. Pengertian Subjunctive
Kalimat subjunctive merupakan kalimat pengendaian yang digunakkan
untuk menyatakan sesuatu yang diharapkan terjadi tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan, maka kalimat subjunctive ini selalu berlawanan dengan kenyataan
atau fakta. Kata-kata yang digunakkan dalam subjunctive antara lain: wish,
if/as though, if only, dan would rather.

b. Tipe Kalimat Subjunctive
1. Persent Subjunctive

Present subjunctive menunjukkan pengandaian yang mengacu ke masa
sekarang (persent), maka fakta dalam bentuk present tense. Seperti
pada conditional tensence tipe II, to be yang dipakai dalam present
subjunctive hanya were.
a. Present subjunctive dengan menggunakkan wish
S + wish + (that) + S + V2
Contoh: I wish i could help you (aku harap aku bisa
membantumu). Fakta: i cant help you (aku tidak bisa
membantumu)
b. Present subjunctive dengan menggunakkan as if/as though
S + V1 + as if/as Though + S + V2
Contoh: She acts as if she knew me (dia bertindak seolah-olah
dia mengenalku). Fakta: She doesnt know me (dia tidak
mengenalku).
Jhon looks at me as though i were a stranger (Jhon melihatku
seolah-olah aku adalah orang asing). Fakta: im not a
stranger (aku bukan orang asing).
c. Present subjunctive dengan menggunakkan if only
If only + S + V2
Contoh: if only they understood (seandainya mereka
memahami). Fakta: They dont understand (mereka tidak
memahami).
if only Aline were my friend (seandainya Aline adalah
temanku). Fakta: Aline is not my friend (Aline bukan
temanku).
d. Present subjunctive dengan menggunakkan would rather
I would rather + S + V2
Contoh: I would rather he said the truth (aku lebih suka dia
berkata yang sebenarnya). Fakta: he does not say the truth
(dia berkata yang sebenarnya).

I would rather he were at home (aku lebih suka dia di
rumah). Fakta: he is not at home (dia tidak di rumah).
2. Past Subjunctive
Past subjunctive menunjukkan pengandaian yang mengacu pada masa
lalu (past), sehingga fakta dalam past tense.
a. Past subjunctive dengan menggunakan wish
S + wish + (that) + S + had + V3
Contoh: i wish i had close the door yesterday (aku harap aku
menutup pintu kemarin). Fakta: i didnt close the door
yesterday (aku tidak menutup pintu kemrin).
I wish he had sent me message (aku harap dia mengirimiku
pesan). Fakta: he didnt send me a message (dia tidak
mengirimiku pesan).
b. Past subjunctive dengan menggunakan as if/as though
S + V2 + as if/as though + S + had + V3
Contoh: she sang as if she had been a singer (dia menyanyi
seolah-olah dia seorang penyanyi). Fakta: she was not
singer (dia bukan seorang penyanyi).
Nanang acted as though he had hated me (nanang
bertingkah seolah-olah dia membenciku). Fakta: he did not
hate me ( dia tidak membenciku).
c. Past subjunctive dengan menggunakan if only
If only + S + had + V3
Contoh: if only Ulin had not been sick last night
(seandainya Ulin tidak sakit tadi malam). Fakta: Ulin was
sick last night (Ulin sakit tadi malam).
d. Past subjunctive dengan menggunakan would rather
I would rather + S + had + V3

Contoh: i would rather he had been jealous (aku lebih suka
dia cemburu). Fakta: he was not jealous (dia tidak
cemburu).
I would rather Nora had lived in this town (aku lebih suka
Nora tinggal di kota ini). Fakta: Nora did not live in this
town (Nora tidak tinggal di kota ini).


Contoh Soal (Excercise)
a. Reading
Question
1. Why does islam permit polygamy for men?
2. How does the Quran determine an ideal model of the marriage bond?
3. What became obvious concerning Arabic in the dialect used by our
prophet?

Answer
1. Islam permit polygamy for men it may be efficient in establishing social
well-being.
2. It should between equals, devoted to one another, their families, and to the
causes of god.
3. It is anecessary for understanding the message.

b. Grammer
1. Aziz wishes he...to Ikranegaras play on the 30th of November last
year.
a. Had gone c. Has gone
b. Wenthe d. Were going

Aziz wishes he...to Ikranegaras play on the 30th of November last year
merupakan kalimat subjunctive dengan wish.
Kata last year menunjukkan subjuntiveatau pengandaian ini mengacu
pada masa lalu past subjuntive. Pola past subjunctive dengan wish
adalah: S + Wish (that) + S + Had + V3. Maka jawaban yang sesuai pola
adalah: Had gone (A).
2. Im Planning to go to a party tonight, but its raining very hard now. I
wish...
a. It stops c. It would stop
b. It will stop d. It had stopped
Im planning to go to a party tonight, but its raining very hard now. I
wish...juga merupakan kalimat present subjunctive dengan wish. Pola
lengkapnya: S + Wish + (that) + S + V2. Maka jawaban yang sesuai pola
adalah: It would stop (itu akan berhenti), yaitu jawaban (B).
3. I wish someone answered my call. Its been raining for about five
minutes.
The underlined sentence means...
a. Someone will answer the phone c. The phone has stoped
ringing
b. Someone had answer my call d. Nobody answers the phone
I wish someone answered my call (menggunakan kata kerja bentuk
kedua), maka bentuk present subjektif dengan wish. Faktanya dalam
bentuk present tense dan berupa kalimat negatif: Someone doesnt answer
my call atau nobody answers my call (D).
4. Done: I wish I had invested
The underlined part of the sentence means...
a. Doni had invested his money c. Doni did not invest my
money

b. Doni did not invest his money d. Doni wanted to invest his
money
I wish a had invested my money instead of spending it on a news care
merupakan bentuk past subjective dengan wish. Faktanya dalam bentuk
pat tense dan berupa kalimat negatif: i didnt invest my money. Jadi
jawaban yang benar: Doni did not invest his money (B).
5. She went to the blackboard as if she knew how to solve the problem.
The underlined ward means...
a. She actually couldnt solve the problem
b. She ough to know how to solve the problem
c. She definitely knew how to solve the problem
d. She should know how to solve the problem
Kalimat diatas berbentuk past subjektif dengan as if. Faktanya dalam
bentuk past tense dan berupa kalimat negatif: she doesnt know how to
solve the problem. Jawaban yang memiliki makna sama dengan fakta
tersebut: she actually could solve the problem (A).










BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

1. Reading
2. Grammer
Kalimat subjunctive merupakan kalimat pengendaianyang
digunakkan untuk menyatakan sesuatu yang diharapkan terjadi tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan, maka kalimat subjunctive ini selalu
berlawanan dengan kenyataan atau fakta. Kata-kata yang digunakkan
dalam subjunctive antara lain: wish, if/as though, if only, dan would
rather.

Tipe kalimat subjuntive terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Present subjunctive
Present subjunctive menunjukkan pengandaian yang mengacu ke
masa sekarang (persent), maka fakta dalam bentuk present tense.
Seperti pada conditional tensence tipe II, to be yang dipakai dalam
present subjunctive hanya were.
a. Present subjunctive dengan menggunakkan wish
S + wish + (that) + S + V2

b. Present subjunctive dengan menggunakkan as if/as though
S + V1 + as if/as Though + S + V2

c. Present subjunctive dengan menggunakkan if only
If only + S + V2

d. Present subjunctive dengan menggunakkan would rather
I would rather + S + V2

2. Past Subjunctive
Past subjunctive menunjukkan pengandaian yang mengacu pada
masa lalu (past), sehingga fakta dalam past tense.

a. Past subjunctive dengan menggunakan wish
S + wish + (that) + S + had + V3

b. Past subjunctive dengan menggunakan as if/as though
S + V2 + as if/as though + S + had + V3

c. Past subjunctive dengan menggunakan if only
If only + S + had + V3

d. Past subjunctive dengan menggunakan would rather
I would rather + S + had + V3

Anda mungkin juga menyukai