Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ULUMUL HADIST

“ PENGERTIAN HADIST”

Disusun Oleh :

1. Faizal jamaludin
2. Alma Rizki Ramadhani
3. Aqilla Maryam Assayidah
4. Dwi Riski Nurul Hidayah

Dosen Pengampuh :

Bapak H. Ghilman Nurshidin, LC, MSI.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM BHAKTI NEGARA TEGAL

TAHUN PELAJARAN 2021\2022


KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirabbil’alamin, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt. Yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan penugasan
makalah mengenai pengertian hadist.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada Nabi Muhammad saw, besertakeluarga,
dan para sahabatnya. Dan semoga kita sebagai umatnya selalu istiqomah dalam menjalani
segala apa yang diajarkannya.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak H. Ghilman Nursidin, Lc., MSI. yang
telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas makah yang sudah dibuat. Kami
menyadari masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, maka dari kami mohon saran
dan koeksi agar menjadi bahan evaluasi kami kedepannya.

Semoga dengan makalah yang kami buat dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,
serta memberi pemahaman tentang bahasan yang ada didalam makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan keinginan manusia dalam mencapai kebahagiaan yang abadi, maka
kiprahnya sebagai makhluk yang berakal, manusia berusaha untuk tetap
mempertahankan kapasitas dirinya sebagai makhluk yang paling mulia. Karena
ketidaksiembangan dalam menggunakan potensi-potensi diri yang telah dimiliki akan
menyebabkan manusia memiliki nilai yang rendah, baik terhadap sesama manusia
maupun dihadapan Allah swt. Perwujudan kualitas manusia ini tidak terlepas dari
konteks sosial budaya. Dengan kata lain manusia pada dasarnya merupakan makhluk
individu dan sosial yang berporos pada Allah swt.
Untuk menyeimbangkan kepentingan, manusia memiliki tuntunan yang terhimpun
dalam Al-Qur’an dan Hadist. Al-Qur’an merupakan kalamullah yang di turunkan kepada
Nabi Muhammad saw, sedangkan Hadist merupakan segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad saw. Seorang muslim harus percaya terhadap Al-Qur’an dan
Hadist sebagai sumber ajaran dan juga sumber hukum. Kebesaran Allah Swt yang telah
menurunkan al- Qur‘an sebagai petunjuk ke arah pencapaian kebahagian yang hakiki
bagi umatnya. Karena al-Qur‘an menetapkan seluruh aspek kehidupan dalam rangka
ibadah kepada Allah Swt. Begitu pula dengan hadits yang menjadi sumber rujukan
perilaku yang dikehendaki al-Qur‘an untuk dijadikan sumber tauladan bagi umatnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Hadist

Hadist mempunyai beberapa sinonim /muradif menurut para pakar ilmu hadist, yaitu
sunah,khabar, dan atsar. Masing-masing istilah ini akan dibicakan pada pembahasan
berikut. Pada bab ini terlebih dahulu akan dibahas pengertian hadist, karna yang
banyak disebut ditengah-tengah masyarakat islam adalah hadist. Sunah juga sering
disebut oleh sebagian masyarakat, tetapi dimaksudkan makna berganda. Sebelum
berbicara pengertian hadist secara terminologi, terlebih dahulu dari segi etimologi.
Kata “ Hadis” (hadist) berasal dari akar kata :

Hadis dari akar kata diatas memiliki beberapa makna, antara lain sebagai berikut :
1. (al-jiddah = baru ), dalam arti sesuatu yang ada setelah tidak ada
atau sesuatu yang wujud setelah tidak ada , lawan dari kata al-qadim = terdahulu
misalnya: = alam baru . Alam maksudnya
segala sesuatu selain Allah, baru berarti diciptakan secara tidak ada. Makna
etimologi ini mempunyai konteks teologi bahwa segala kalam selain kalm Allah
bersifat hadist (baru) sedangkan kalam Allah bersifat qodim (terdahulu).
2. (ath-thari = lunak, lembut, dan baru ). Misalnya: = pemuda
leki-laki. Ibnu Faris mengatakan bahwa hadist dari kata ini karena berita atau
kalam itu datang secara silih berganti bagaikan perkembangkan usia yang silih
berganti dari masa ke masa .
3. (al-khabar = berita, pembicaraan dan al-kalam = perkataan ). Oleh
karena itu, ungkapan pemberitaan hadist yang diungkapkan oleh para perawi
yang menyampaikan periwayatan jika bersambung sanad-nya selalu
menggunakan ungkapan (arab) memberitakan kepada kami, atau sesamanya
seperti mengkhabarkan kepada kami, dan menceritakan kepada kami. Hadis disini
diartikan sama dengan al-khabardan an-naba. Dalam alquran banyak sekali kata
hadist disebutkan’lebih kurang mencapai 27 tempat termasuk dalam bentuk
jamak ,seperti surah an-nisa (4):78: arab
Artinya : “maka mengapa orang-orang itu(orang munafik) hampir-hampir tidak
memahami pembicaraan sedikitpun?

Ketiga makna etimologis diatas lebih tepat dalam konteks istilah ulumul hadist’
karna yang dimaksud disini adalah berita yang datang dari Nabi Muhammad
saw,sedangkan makna pertama dalam konteks teologis bukan konteks ilmu
hadist. Menurut Abu Al-Baqa, hadis (hadist) adalah kata benda (isim) termin
nama suatu perkataan, perbuatan, dan persetujuaan yang disandarkan kepada
Nabi Muhammad saw. Pemberitaan, yang merupakan makna dari kata hadist
sudah dikenal orang arab sejak jahiliyah, yaitu menunjuk “hari-hari yang
populer” dengan nama al-ahadist. Menurut Ai-fara al-ahadis adalaj bentuk jamak
(plural) dari kata uhdutsah kemudian dijadikan plural bagi kata hadist.

Anda mungkin juga menyukai