Anda di halaman 1dari 16

TEORI GAGNE

MAKALAH









OLEH:
1. IGA ERIEANI LAILY (103174024)
2. TRI SUTRISNO (103174044)
2010 A





UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2012
1

PENDAHULUAN

A. Biografi Robert M.Gagne
Robert Mills Gagne lahir tahun 1916 di North Andover, MA.
Beliau mendapatkan gelar A.B. pada Yale tahun 1937 dan pada tahun
1940 mendapat gelar Ph.D. dalam Psychology dari Universitas Brown.
Mengajar pada Connecticut College for Women dari 19401949 dan
kemudian pada PennStateUniversity dari 19451946. Antara 1949
1958, Gagne menjadi direktur perceptual and motor skills laborartory
dari U.S. Air force. Pada 25 tahun terakhir beliau adalah professor pada
Department of Education Research at Florida State University di
Tallahassee (Wiryana, 2009).
Hasil kerja Gagne memiliki pengaruh besar pada pendidikan
Amerika danpada pelatihan militer dan industri. Gagne dan L. J. Briggs
ada diantarapengembangan awal dari teori desain sistem instruksional
yang menunjukkanbahwa semua komponen dari pelajaran atau periode
instruksi dapat dianalisis dan semua komponen yang dapat dirancang
untuk beroperasi bersama-sama sebagaisuatu rencana untuk pengajaran.
Dalam suatu artikel signifikan berjudulTeknologi Pendidikan dan Proses
Pembelajaran (peneliti pendidikan, 1974),Gagne mendefinisikan instruksi
sebagai serangkaian kegiatan yang direncanakanuntuk kegiatan eksternal
2

yang mempengaruhi proses pembelajaran dan itumempromosikan
pendidikan.Gagne juga dikenal untuk teori stimulus-responnya yang
muthakir daridelapan jenis pembelajaran yang dibedakan dalam hal
kualitas dan kuantitas darirespon stimulus yang mempunyai keterkaitan.
Dari yang paling mudah hinggayang paling sulit atau komplek, ini adalah
Signal learning (PavlovianConditioning) Stimulus response learning
(operant conditioning) Chaining(Complex Operant Conditioning) Verbal
association, Discrimination learning,Concept learning, Rule learning,
Problem solving.Gagne berpendapat bahwa banyak keterampilan bisa
dianalisis dalamsuatu perilaku hirarki yang disebut pembelajaran hirarki
(Astridtiar, 2011).
B. Karya Robert M.Gagne
Sebagai salah satu tokoh ahli psikologi pendidikan, Robert M.
Gagne menulis banyak buku tentang psikologi, psikologi pendidikan, dan
lain-lain. Berikut ini adalah sebagian buku-buku karya Robert M. Gagne.
Learning and proficiency in mathematics. Math. Teacher, 1963. Problem
solving. In A. W. Melton (ed), Cate-gories of human learning. New York:
Academic Press, 1964. Contribution of learning to human development.
Psychol. Rev, 1968. Learning hierarchies. Educ. Psychologist, 1968. The
Conditions of Learning, New York: Holt, Rinehart and Winston, 1977.
Some factors in learning non-metric geometry. Monogr.soc. Res. Child
Develpm, 1965. Some factors in the programming of conceptual learning.
J. exp. Psychol, 1961. Human problem solving: internal and external
events. In B. kleinmutz (ed.), Problem solving: Research, method, and
theory. New York: Wiley, 1966. The learning requirements for enquiry. J.
Res. Science Teaching, 1963. Study of retention of some topics of
elementary non-metric geometry. J. educ. Psychol, 1963.
PEMBAHASAN
A. Teori Gagne
Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan
3

keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi
adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi
eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang
diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi
dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Gagne membagi proses belajar mengajar menjadi beberapa komponen
penting yaitu:
1. Fase-fase Pembelajaran
Gagne membagi proses belajar dalam empat fase utama, yaitu:
(1) receiving the stimulus situation (apprehending), (2) stage of
acquisition, (3) storage, (4) retrieval (Wiryana, 2009).
(1) Fase Receiving the stimulus situation (apprehending)
Fase ini merupakan fase seseorang memperhatikan stimulus
tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus
tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara.
Stimulus itu dapat spontan diterima atau seorang Guru dapat
memberikan stimulus agar siswa memperhatikan apa yang akan
diucapkan.
(2) Fase Stage of Acquition
Pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu
kesanggupan yang belum diperoleh sebelumnya dengan
menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan
pengetahuan sebelumnya. Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa
membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi
lama.
(3) Fase storage /retensi
Fase ini adalah fase penyimpanan informasi. Ada informasi
yang disimpan dalam jangka pendek, ada pula yang dalam jangka
panjang. Melalui pengulangan informasi dalam memori jangka
pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
4

(4) Fase Retrieval/Recall
Fase ini merupakan fase mengingat kembali atau
memanggil kembali informasi yang ada dalam memori. Kadang-
kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau
kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih
daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama disusun
secara terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-
pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah
dipanggil.
Kemudian ada beberapa fase lain yang dianggap tidak utama,
yaitu:
(1) Fase motivasi
Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada
siswa untuk belajar.
(2) Fase generalisasi
Fase generalisasi adalah fase transfer informasi, pada situasi-
situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat
diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut.
(3) Fase penampilan
Fase penampilan adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan
sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu.
(4) Fase umpan balik
Pada fase ini siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang
telah ditampilkan (reinforcement).
2. Kategori Utama Kapabilitas
Kategori ini juga biasa disebut dengan kemampuan manusia
atau hasil belajar. Setelah selesai belajar, penampilan yang dapat
diamati sebagai hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
(capabilities) (Wiryana, 2009). Ada lima kemampuan (kapabilitas)
sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :
5

a. Verbal Information (informasi verbal)
Informasi verbal adalah kemampuan siswa untuk memiliki
keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat dicontohkan
kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan
yang lainnya yang bersifat verbal.
b. Intellectual skills (keterampilan intelektual)
Keterampilan intelektual merupakan penampilan yang
ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat
dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang
berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengunaan simbol-
simbol atau gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan
intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada tingkat
kompleksitasnya. Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan
aturan-aturan tingkat tinggi yaitu aturan-aturan yang kompleks
yang berisi aturan-aturan dan konsep terdefinisi, untuk
memperloleh aturanaturan ini siswa sudah harus belajar beberapa
konsep konkret, dan untuk belajar konsep konkret ini siswa harus
menguasai diskriminasi-diskriminasi.
c. Cognitive strategies (strategi kognitif)
Strategi kognitif merupakan suatu macam keterampilan intelektual
khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan
berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan
mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan
berpikir. Beberapa strategi kognitif adalah : (1) strategi menghafal,
(2) strategi elaborasi, (3) strategi pengaturan, (4) strategi
metakognitif, dan (5) strategi afektif.
d. Attitudes (sikap-sikap)
Attitude merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat
mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian atau
mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-
sikap kita terhadap orang lain.

6

e. Motor skills (keterampilan motorik)
Keterampilan motorik merupakan keterampilan kegiatan fisik dan
penggabungan kegiatan motorik dengan intelektual sebagai hasil
belajar. Keterampilan motorik bukan hanya mencakup kegiatan
fisik saja tapi juga kegiatan motorik dengan intelektual seperti
membaca, menulis, dll.
3. Kondisi atau Tipe Pembelajaran
Ada 8 tipe pembelajaran menurut teori gagne. Delapan tipe
pembelajaran tersebut adalah:
a. Signal learning (belajar isyarat)
Belajar isyarat merupakan proses belajar melalui pengalaman-
pengalaman menerima suatu isyarat tertentu untuk melakukan
tindakan tertentu.
b. Stimulus-response learning (belajar melalui stimulus-respon)
Belajar stimulus-respon (S-R), merupakan belajar atau respon
tertentu yang diakibatkan oleh suatu stimulus tertentu. Melalui
pengalaman yang berulang-ulang dengan stimulus tertentu
sesorang akan memberikan respon yang cepat sebagai akibat
stimulus tersebut.
c. Chaining (rantai atau rangkaian)
Chaining atau rangkaian terbentuk dari hubungan beberapa S-R,
oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi.
Misalnya: Pulang kantor, ganti baju, makan, istirahat.
d. Verbal association (asosiasi verba)
Mengenal suatu bentuk-bentuk tertentu dan menghubungkan
bentuk-bentuk rangkaian verbal tertentu. Misalnya : seseorang
mengenal bentuk geometris, bujur sangkar, jajaran genjang, bola,
dsb. Lalu merangkai itu menajdi suatu pengetahuan geometris,
sehingga seseorang dapat mengenal bola yang bulat, kotak yang
bujur sangkar.


7

e. Discrimination learning (belajar diskriminasi)
Belajar diskriminasi adalah dapat membedakan sesuatu dengan
sesuatu yang lainnya, dapat membedakan manusia yang satu
dengan manusia yang lainnya walaupun bentuk manusia hampir
sama, dapat membedakan merk sepedamotor satu dengan yang
lainnya walaupun bentuknya sama. Kemampuan diskriminasi ini
tidak terlepas dari jaringan, kadang-kadang jika jaringan yang
terlalu besar dapat mengakibatkan interferensi atau tidak mampu
membedakan.
f. Concept learning (belajar konsep)
Belajar konsep terjadi karena kesanggupan manusia untuk
mengadakan representasi internal tentang dunia sekitarnya dengan
menggunakan bahasa. Binatang mungkin bisa melakukan tetapi
sangat terbatas, manusia dapat melakukan tanpa terbatas berkat
bahasa dan kemampuan mengabstraksi. Dengan menguasai konsep
ia dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu
misalnya : warna, bentuk, jumlah, dll.
g. Rule learning (belajar aturan)
Belajar model ini banyak diterapkan di sekolah, banyak aturan
yang perlu diketahui oleh setiap orang yang telah mengenyam
pendidikan. Misalnya : angin berembus dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah, 1 + 1 = 2 dan lainnya. Suatu aturan dapat
diberikan contoh-contoh yang konkrit.
h. Problem solving (memecahkan masalah)
Memecahkan masalah merupakan suatu pekerjaan yang biasa yang
dilakukan manusia. Setiap hari dia melakukan problem solving
bayak sekali. Untuk memecahkan masalah dia harus memiliki
aturan-aturan atau pengetahuan dan pengalaman, melalui
pengetahuan aturan-aturan inilah dia dapat melakukan keputusan
untuk memecahkan suatu persoalan. Seseorang harus memiliki
konsep-konsep, aturan-aturan dan memiliki sets untuk
8

memecahkannya dan suatu strategi untuk memberikan arah kepada
pemikirannya agar ia produktif.

4. Kejadian-kejadian Instruksional
Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang
menurut Gagne terkenal dengan Nine instructional events yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Gain attention (memelihara perhatian)
Dengan stimulus ekster kita berusaha membangkitkan perhatian
dan motivasi siswa untuk belajar.
b. Inform learners of objectives (penjelasan tujuan pembelajaran)
Menjelaskan kepada murid tujuan dan hasil apa yang diharapkan
setelah belajar. Ini dilakukan dengan komunikasi verbal.
c. Stimulate recall of prior learning (merangsang murid)
Merangsang murid untuk mengingat kembali konsep, aturan dan
keterampilan yang merupakan prasyarat agar memahami pelajaran
yang akan diberikan.
d. Present the content (menyajikan stimuli)
Menyajikan stimuli yang berkenaan dengan bahan pelajaran
sehingga murid menjadi lebih siap menerima pelajaran.
e. Provide "learning guidance" (memberikan bimbingan)
Memberikan bimbingan kepada murid dalam proses belajar
f. Elicit performance /practice (pemantapan apa yang dipelajari)
Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-
latihan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari itu.
g. Provide feedback (memberikan feedback)
Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan
kepada murid apakah hasil belajarnya benar atau tidak.
h. Assess performance (menilai hasil belajar)
Menilai hasil-belajar dengan memberikan kesempatan kepada
murid untuk mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan
pelajaran itu dengan memberikan beberapa soal.
9

i. Enhance retention and transfer to the job (mengusahakan transfer)
Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh
tambahan untuk menggeneralisasi apa yang telah dipelajari itu
sehingga ia dapat menggunakannya dalam situasi-situasi lain.
B. Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran menurut Gagne, peranan guru hendaknya
lebih banyak membimbing peserta didik. Guru dominan sekali peranannya
dalam membimbing peserta didik. Di dalam mengajar memberikan
serentetan kegiatan dengan urutan sebagai berikut :
1. Membangkitkan dan memelihara perhatian
2. Merangsang siswa untuk mengingat kembali konsep, aturan dan
keterampilan yang relevan sebagai prasyarat
3. Menyajikan situasi atau pelajaran baru
4. Memberikan bimbingan belajar
5. Memberikan Feedback atau balikan
6. Menilai hasil belajar
7. Mengupayakan transfer belajar
8. Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan
untuk menerapkan apa yang telah dipelajari.
Menurut Gagne, sasaran pembelajaran adalah kemampuan. Yang
dimaksudkan kemampuan di sini adalah hasil belajar berupa perilaku yang
bisa dianalisis. Sasaran belajar yang dikemukakan Gagne sama dengan
tujuan instruksional atau tujuan yang perumusannya menunjukkan tingkah
laku. Misalnya seorang peserta didik diberi pertanyaan Bentuk yang
mana dari gambar-gambar berikut ini merupakan belah ketupat?.

10

Tujuan belajar yang menunjukkan tingkah laku yang dinyatakan
dengan kata kerja menunjukkan kapabilitas yang dipelajari. Misalnya,
mengklasifikasikan belah ketupat, dengan menggunakan definisi belah
ketupat. Tindakan yang dilakukan peserta didik menunjukkan hasil belajar,
misalnya peserta didik memilah-milahkan bentuk-bentuk geometri yang
berbentuk belah ketupat.
Sasaran pembelajaran menurut Gagne mengacu pada hasil
pembelajaran yang diharapkan maka tujuan pembelajaran ditetapkan
terlebih dahulu. Berikutnya semua upaya pembelajaran diarahkan untuk
mencapai tujuan ini. Sasaran pembelajaran dibuat dengan jelas dan
operasional. Sasaran-sasaran tersebut akan menjadi landasan dalam
pembelajaran.
Dalam pembelajaran menurut Gagne, anak dibimbing dengan hati-
hati, dan ia dapat bekerja dengan materi terprogram atau program guru.
Siswa harus dapat aktif dan tidak bisa pasif. Ia mengerjakan banyak hal,
mulai dari mengerjakan latihan-latihan sampai ia memecahkan masalah,
tetapi seluruhnya ditentukan dengan program.
Menurut Gagne, di saat anak berkemampuan di d dan e seperti
pada gambar di bawah ini, ia dianggap siap untuk belajar b. Gagne tidak
memperhatikan perkembangan genetik, jika anak berusia 5 tahun tak
mempunyai pengalaman lalu yang menjadi prasyaratnya.

Menurut Gagne, pemecahan masalah merupakan tipe belajar yang
tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibandingkan dengan tipe belajar
11

dimulai prasyarat yang sederhana, yang kemudian meningkat pada
kemampuan kompleks. Gagasan Gagne mengenai rangkaian belajar cocok
diterapkan dalam pembelajaran matematika, sebab bila kita perhatikan
konsep-konsep dalam matematika tersusun secara hierarkis. Konsep baru
terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya, untuk
itu akan lebih baik jika rangkaian belajar itu dimulai dari prasyarat yang
sederhana, kemudian meningkat pada kemampuan yang kompleks.
Gagne mengemukakan bahwa transfer belajar akan terjadi apabila
pengetahuan dan keterampilan matematika yang telah dipelajari dan yang
berkaitan dengan konsep dan prinsip, berhubungan langsung dengan
permasalahan baru yang kita hadapi. Tetapi sebaliknya, apabila konteks
yang baru tersebut membutuhkan suatu konsep dan prinsip yang berbeda
dari kemampuan spesifik yang sudah dikuasai sebelumnya, maka transfer
belajar tidak akan terjadi.
Dalam suatu sumber dinyatakan bahwa aplikasi teori gagne dalam
pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :
1. Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas
dengan jelas-jelasnya namun masih ada sebagian siswa yang belum
mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan sama sekali.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi
kepada siswa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya
tidak belajar sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar
tidak harus diikuti dengan hasil yang baik pada siswanya. Karena,
hanya dengan usaha yang keras para siswa sedirilah akan betul-betul
memahami suatu materi yang diajarkan.
2. Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya, sehingga
pengetahuan materi yang dibangun atau dikonstruksi para siswa sendiri
dan bukan ditanamkan oleh guru. Para siswa harus dapat secara aktif
mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam
kerangka kognitifnya.
12

3. Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model
mental yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan
penalaran yang dikembangkan dan yang dibuat para siswa untuk
mendukung model-model itu.
4. Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk
masing-masing konsep materi sehingga guru dalam mengajar
bukannya menguliahi, menerangkan atau upaya-upaya sejenis untuk
memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi
siswa yang membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-
konstruksi mental yang diperlukan.
5. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang
memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh
peserta didik.
6. Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar
kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
7. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara
belajar yang sesuai dengan dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator,
mediator, dan teman yang dapat membuat suasana kelas menjadi
kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan peserta didik.
Objek Belajar Matematika
Gagne menggunakan matematika sebagai sarana untuk menyajikan
dan mengaplikasi teori-teorinya tentang belajar. Menurut Gagne (dalam
Ismail, 1998), objek belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek
tak langsung. Objek langsung adalah transfer belajar, kemampuan
menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah, disiplin pribadi dan apresiasi
pada struktur matematika. Sedangkan objek langsung belajar matematika
adalah fakta, keterampilan, konsep dan prinsip.
1. Fakta (fact) adalah perjanjian-perjanjian dalam matematika seperti simbol-
simbol matematika, kaitan simbol 3 dengan kata tiga merupakan
contoh fakta. Contoh lainnya fakta : + adalah simbol dari operasi
penjumlahan dan sinus adalah nama suatu fungsi khusus dalam
trigonometri.
13

2. Keterampilan (skills) adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar
dan cepat. Misalnya pembagian cara singkat, penjumlahan pecahan dan
perkalian pecahan.
3. Konsep (concept) adalah ide abstrak yang memungkinkan kita
mengelompokkan objek ke dalam contoh dan bukan contoh. Himpunan,
segitiga, kubus, dan jari-jari adalah merupakan konsep dalam matematika.
4. Prinsip (principle) merupakan objek yang paling kompleks. Prinsip adalah
sederetan konsep beserta dengan hubungan diantara konsep-konsep
tersebut.
PENUTUP
Gagne membagi proses belajar mengajar menjadi beberapa komponen
penting yaitu:
1. Fase-fase Pembelajaran
2. Kategori Utama Kapabilitas
3. Kondisi atau Tipe Pembelajaran
4. Kejadian-kejadian Instruksional
Gagne membagi proses belajar (Fase-fase Pembelajaran) dalam empat fase
utama, yaitu: (1) receiving the stimulus situation (apprehending), (2) stage of
acquisition, (3) storage, (4) retrieval. Ada lima kemampuan (kapabilitas) sebagai
hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :
a. Verbal Information (informasi verbal)
b. Intellectual skills (keterampilan intelektual)
c. Cognitive strategies (strategi kognitif)
d. Attitudes (sikap-sikap)
e. Motor skills (keterampilan motorik)
Ada 8 tipe pembelajran menurut teori gagne. Delapan tipe pembelajaran
tersebut adalah:
a. Signal learning (belajar isyarat)
b. Stimulus-response learning (belajar melalui stimulus-respon)
c. Chaining (rantai atau rangkaian)
d. Verbal association (asosiasi verba)
14

e. Discrimination learning (belajar diskriminasi)
f. Concept learning (belajar konsep)
g. Rule learning (belajar aturan)
h. Problem solving (memecahkan masalah)
Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang menurut
Gagne terkenal dengan Nine instructional events yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Gain attention (memelihara perhatian)
b. Inform learners of objectives (penjelasan tujuan pembelajaran)
c. Stimulate recall of prior learning (merangsang murid)
d. Present the content (menyajikan stimuli)
e. Provide "learning guidance" (memberikan bimbingan)
f. Elicit performance /practice (pemantapan apa yang dipelajari
g. Provide feedback (memberikan feedback)
h. Assess performance (menilai hasil belajar)
i. Enhance retention and transfer to the job (mengusahakan transfer)

15

DAFTAR RUJUKAN
Astridtiar. 2011. Biografi Robert M.Gagne, Pendidikan (Online)
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2200755-biografi-
robert-gagne/#ixzz27g9KTtiW diaskes 20 September 2012)
http://pmat.uad.ac.id/teori-belajar-gagne.html
isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2108212222.pdf
Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta:Penerbit Media Abadi, 2005
Wiryana. 2009. Teori Belajar Gagne, Pendidikan (Online)
(http://www.smantiara.sch.id/artikel/57-teori-belajar-gagne diakses 20
September 2012)

Anda mungkin juga menyukai