Anda di halaman 1dari 14

Mata kuliah : Strategi Pemebelajaran di SD

Nama : Dewi Puspita Sari


Nim : 858441714

 Kemampuan hasil belajar

1. Kemampuan hasil belajar menurut Robert M. Gagne


0
Gagne mengkaji masalah belajar yang kompleks dan menyimpulkan bahwa informasi dasar atau
keterampilan sederhana yang dipelajari mempengaruhi terjadinya belajar yang lebih rumit. 
Menurut Gagne ada lima kategori kemampuan belajar, yaitu :[5]

A.  Keterampilan intelektual atau kemmepuan seseorang untuk berinteraksi dengan


lingkungannya masing-masing dengan penggunaan lambang.  Kemampuan ini meliputi:

1. asosiasi dan mata rantai (menghubungkan suatu lambang dengan suatu fakta)
2. diskriminasi (membedakan suatu lambang dengan lambang lain)
3. konsep (mendefinisikan suatu pengertian atau prosedur)
4. kaidah (mengkombinasikan beberapa konsep dengan suatu cara)
5. kaidah lebih tinggi (menggunakan beberapa kaidah dalam memecahkan suatu masalah)
B.  Strategi/siasat kognitif yaitu keterampilan peserta didik untuk mengatur proses internal
perhatian, belajar, ingatan dan pikiran

C.  Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mengenal dan menyimpan nama atau istilah, fakta,
dan serangkaian fakta yang merupakan kumpulan pengetahuan

D.  Keterampilan motorik, yaitu keterampilan mengorganisasikan gerakan sehingga terbentuk


keutuhan gerakan yang mulus, teratur, dan tepat waktu

E.  Sikap, yaitu keadaan dalam diri peserta didik yang mempengaruhi (bertindak sebagai
moderator atas pilihan untuk bertindak).  Sikap ini meliputi komponen afektif, kognitif dan
psikomotorik.

Untuk mempermudah pembahasan kelima kemampuan belajar ini disajikan dalam tabel sebagai
berikut :

Jenis hasil
No belajar Deskripsi kemampuan Contoh
1 Kemam-puan Menerapkan  konsep dan Mentakhrij hadits untuk mengetahui validitas
intelektual peraturan untuk hadits untuk selanjutnya digunakan sebagai
mengatasi masalah dandasar penentuan sebuah fatwa agama
ide-ide untuk
Secara selektif menggunakan pendekatan
ushul fiqih, ilmu hadits dan ilmu tafsir dalam
beristinbath hukum mengenai suatu
Strategi Mengelola pikiran dan permasalahan kontemporer yang belum
2 kognitif proses belajar seseorang pernah dibahas sebelumnya
Menyebut,
menceritakan, atau
menggambarkan
Informasi informasi yang telah
3 verbal tersimpan sebelumnya Menyebutkan kaidah-kaidah ushul fiqih
Kemam-puan Melaksanakan suatu Seorang yang hafal al-Quran segera dapat
keterampilan tindakan dengan tepat membenarkan bacaan ketika terjadi
4 motorik (skill) dan cepat kesalahan yang tidak disengaja
Dalam sebuah majelas taklim, seorang ulama
mendengarkan pertanyaan umat mengenai
Menentukan tidakan berbagai masalah agama yang mereka hadapi
5 Sikap pribadi dan dapat merespons dalam majelis tersebut
Gagne juga menyatakan bahwa untuk dapat memperoleh dan menguasai kelima kategori
kemampuan belajar tersebut di atas, ada sejumlah kondisi yang perlu diperhatikan oleh
pendidik.  Ada kondisi belajar internal yang timbul dari memori peserta didik sebagai hasil
belajar sebelumnya, dan ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari peserta didik.  Kondisi
eksternal ini bila diatur dan dikelola dengan baik merupakan usaha untuk membelajarkan,
misalnya pemanfaatan atau penggunaan berbagai media dan sumber belajar.

Berdasarkan kondisi internal dan eksternal tersebut, Gagne menjelaskan bagaimana proses
belajar itu terjadi.  Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan  pada teori
pemrosesan informasi , yaitu sebagai berikut:

1. Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan dikenal
sebagai informasi.
2. Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibunag, ada yang disimpan dalam memori
jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
3. Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat
diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.
Didasarkan atas teori pemrosesan infromasi tersebut, Gane mengemukakan bahwa suati tindakan
belajar meliputi delapan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa dan
guru, dan setiap fase ini dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran
siswa.
Gagne menyebut dengan istilah kondisi internal (internal conditions) dan kondisi
eksternal (external condition). Faktor internal adalah faktor yang berasal dalam diri individu
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.    faktor fisiologis
2.    faktor psikologis, yang meliputi faktor intelektif (kecerdasan, minat, kebutuhan, emosi dan
motivasi)
3.    faktor kematangan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
individu yang.mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dibedakan atas faktor:
Ø  lingkungan budaya,
Ø   lingkungan fisik,
Ø   lingkungan spiritual, dan
Ø   lingkungan Agama\

2. Kemampuan hasil belajar menurut Briggs 


Hasil belajar yang sering disebut dengan istilah "scholastic achievement" atau "academic
achievement" adalah seluruh efisiensi dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di
sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar.
Hal ini berarti bahwa hasil belajar seseorang dapat diperoleh melalui perangkat tes dan dengan
hasil tes dapat memberikan informasi tentang seberapa jauh kemampuan penyerapan bahan oleh
seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu hasil belajar siswa adalah
cermin dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang telah diukur dan ditampilkan
dengan nilai. prestasi belajar merupakan pengetahuan yang diperoleh atau ketrampilan yang
dikembangkan dalam pelajaran di sekolah, yang biasanya ditampilkan dengan skor atau nilai
atau pekerjaan yang dibangun guru. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor
dari dalam (faktor internal) maupun faktor dari luar (faktor eksternal).

Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar pada siswa. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan
belajar.

Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam
belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus
ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui
seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil
belajar menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82  adalah keberhasilan
yang dicapai oleh siswa, yakni adalah prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam
bentuk angka.
 Perbedaan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran

Teori dari berbagai ahli diatas akhirnya diadaptasi dan diterapkan untuk kepentingan
berbagai bidang dan cabang pengetahuan. Dalam artikel kali ini kita akan membahas lebih
dalam tentang perbedaan metode dan strategi, teknik, model, dan pendekatan secara ilmiah.
Namun, sebelumnya kita harus memahami pengertian dan konsep dari masing-masing
komponen terlebih dahulu. Mengapa demikian? istilah diatas memang berbeda secara
harafiah tapi saling terkait satu sama lainnya.

Sebagai guru maupun mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan tentu kita sering
mendengar istilah yang dipakai pada RPP. Misalnya saja model pembelajaran interaktif,
strategi discovery learning, pendekatan saintifik, student centered learning dan lain
sebagainya. Istilah tersebut merefleksikan langkah seperti apa yang akan diimplementasikan
guru ketika mengajar nantinya. Dalam artikel kali ini saya akan membahas perbedaan
strategi dan metode dan mendalami setiap komponen yang ada di dalamnya.

1. Metode Pembelajaran (Method)

Dalam bahasa inggris kita sering menyebutnya sebagai “teaching method“. Pengertian metode
adalah cara yang ditempuh dan diimplementasikan secara nyata unutk mencapai target
pembelajaran. Dalam implementasinya, metode dipengaruhi berbagai unsur seperti partisipasi
siswa misalnya. Sedangkan pemilihan metode pembelajaran biasanya ditentukan berdasarkan
tingkat kesulitan materi yang disampaikan. Bukan berarti jika tingkat kesulitan materi
semakin tinggi maka metode yang diambil juga semakin baik. Karena pada dasarnya setiap
metode itu sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.

Lantas apa maksud pernyataan diatas? maksudnya guru harus bisa membaca situasi dan
memilih metode yang sesuai untuk penyampaian materi tertentu. Misalnya saja jika kita guru
matematika dan mengajar menggunakan metode ceramah. Sudah pasti siswa akan merasa
bosan karena seharusnya matematika bisa diajarkan secara maksimal jika dipraktekan. maka
dari itu metode yang diterapkan adalah “student centered learning” atau pembelajaran yang
berorientasi pada siswa. Dari sini kita sudah bisa menangkap perbedaan metode dan strategi
dari segi konsepnya.

Berdasarkan penjelasan Brew (2008, p.98), pemilihan metode mengajar bisa dibagi menjadi
beberapa jenis. Metode tersebut terus berkembang seiring berjalannya waktu mengikut arus
perkembangan jaman. Di Indonesia sendiri pemerintah terus memperbarui metode valid yang
dipergunakan guru melalui revisi kurikulum setiap periodenya. Hingga saat ini pemerintah
menerapkan metode pembelajaran student centered learning dimana siswa menjadi pusatnya
dan guru hanyalah sebagai fasilitator saja. Pemilihan metode ini tentunya harus diimbangi
dengan strategi mengajar dan model pembelajaran yang variatif.
2. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah langkah-langkah implementasi nyata yang disusun secara


prosedural untuk mendapatkan hasil optimal. Bisa dibilang strategi membahas bagaimana cara
guru menyampaikan materi agar lebih mudah diterima oleh siswa. Hingga saat ini banyak
sekali metode pembelajaran yang sudah dikembangkan. misalnya saja untuk menjalankan
metode pembelajaran student centered learning, guru harus bisa menyusun strategi berupa
langkah-langkah agar siswa bisa berperan aktif dalam KBM.

Banyak yang salah mengartikan antara metode, strategi dan model pembelajaran. Padahal
perbedaan antar istilah tersebut sangatlah jelas bahwa strategi berada di bawah metode.
Strategi adalah wujud rencana untuk melaksanakan metode pembelajaran agar bisa berjalan
dengan baik. Rencana tersebut biasanya dirumuskan dalam bentuk langkah dan tahapan dalam
dokumen RPP (Issac, 2010).

3. Pendekatan (Approach)

Pendekatan berhubungan langsung dengan penggunaan sudut pandang guru terhadap proses
berlangsungnya pembelajaran. Sifatnya yang konseptual dan masih berupa paradigma
membuat pendekatan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Sebagai seorang tenaga
pendidik, kita harus bisa mengasumsikan seperti apa arah pelajaran yang akan ditempuh.
Membekali diri dengan berbagia teori, pengetahuan, dan strategi merupakan bagian dari
pendekatan pembelajaran.

Ibarat jika guru adalah pilot, dan siswa adalah penumpang, maka pilot harus tau kemana ia
harus membawa seluruh penumpangnya terbang tanpa terkecuali. Menghadapi serta
mengantisipasi segala problematika penerbangan yang mungkin terjadi. Membekali diri
dengan ilmu pengetahuan tentang penerbagan dan lain sebagainya.

Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi (tingkah laku siswa) pendekatan memiliki arti lain.
Yakni, bagaimana guru bisa memberikan treatment khusus pada masing-masing siswa.
Karena seperti yang kita ketahui bahwa perilaku siswa berbeda satu sama lain, oleh karenanya
guru juga harus bisa memberikan treatment yang berbeda. Namun, dalam kasus tertentu
ketika guru harus mengajarkan materi dalam kondisi kelas yang padat maka pendekatan
pembelajaran bisa dilakukan secara general.

Di Indonesia sendiri banyak tenaga pendidik yang menggunakan pendekatan saintifik


(scientific approach). Pendekatan tersebut merupakan buah hasil kesepakatan pada kurikulum
2013 yang harus dipakai oleh guru di semua tingkatan (SD, SMP, SMA/SMK). pendekatan
saintifik sendiri lebih menitikberatkan pembelajaran secara ilmiah sehingga mampu
menstimulasi kemampuan berpikir kritis, logis, dan objektif.
4. Teknik Mengajar (Teaching Technique)

Istilah pendidikan selanjutnya adalah teknik mengajar yang notabennya menjadi turuan
daripada metode, strategi, dan pendekatan. Teknik pembelajaran lebih berokus pada trik yang
diimplementasikan dalam metode sebagai salah satu rencana agar proses jalannya KBM bisa
berjalan lancar. Ketika seorang guru sudah menentukan ingin memakai
metode collaborative dengan pendekatan saintifik misalnya, ia harus menyusun strategi
berupa teknik dan langkah pembelajaran yang sesuai dengan metode yang dipilihnya. Contoh
lain pengaplikasian teknik mengajar dapat kita lihat pada metode pembelajaran ceramah. Guru
memerlukan teknik mengajar yang berbeda ketika menghadapi kelas dengan populasi padat,
sedang, dan sedikit.

Kesimpulannya, kita bisa menemukan perbedaan strategi, metode, pendekatan, dan teknik
secara signifikan berdasarkan entry levelnya. Meskipun berbeda, namun semua unsur tersebut
saling terkait satu sama lain dalam sebuah rantai pembelajaran. Tugas guru adalah
mempelajari berbagai variasi metode dan strategi yang terus berkembang. Mencari
pendekatan yang paling sesuai dan menyusun teknik serta prosedur mengajar untuk
mendapatkan hasil maksimal.

 Peta konsep perkembangan siswa sekolah dasar

1. Perkembangan
fisik

2. Perkembangan
Perkembangan siswa sosial

sekolah dasar
3. Perkembangan
bahasa

4. Perkembangan
kognitif

5. Perkembangan
moral

6. Perkembangan
ekspresif

7. Aspek kebutuhan
siswa
 Pembelajaran Tematik (Pengertian, Karakteristik, Ciri, Jenis dan Langkah-
langkahnya)

Pembelajaran tematik adalah bentuk model pembelajaran terpadu yang menggabungkan suatu
konsep dalam beberapa materi, pelajaran atau bidang studi menjadi satu tema atau topik
pembahasan tertentu sehingga terjadi integrasi antara pengetahuan, keterampilan dan nilai
yang memungkinkan siswa aktif menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna dan otentik.

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa


dalam pembelajaran. Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar
dan indikator dari suatu mata pelajaran, atau bahkan beberapa mata pelajaran. Melalui
pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang
tinggi. Sebab, dalam pembelajaran tematik, belajar tidak semata-mata mendorong siswa untuk
mengetahui (learning to know), tetapi belajar juga untuk melakukan (learning to do), untuk
menjadi (learning to be), dan untuk hidup bersama (learning to live together).

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan
sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang
pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik.
Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan
membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan.

Berikut definisi dan pengertian pembelajaran tematik dari beberapa sumber buku: 

 Menurut Mamat dkk (2007), pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
melibatkan beberapa pelajaran (bahkan lintas rumpun mata pelajaran) yang diikat dalam
tema-tema tertentu. 
 Menurut Suryosubroto (2009), pembelajaran tematik adalah satu usaha untuk
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran serta pemikiran
yang kreatif dengan menggunakan tema. 
 Menurut Rusman (2012), pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu
(integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta
prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik. 
 Menurut Majid (2014), pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggabungkan
suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar
lebih baik dan bermakna. 

Karakteristik Pembelajaran Tematik 


Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa karena dalam hal
ini siswa dituntut untuk aktif dalam mempelajari konsep-konsep dari materi yang diajarkan.
Menurut Majid (2014), pembelajaran tematik memiliki beberapa prinsip, yaitu sebagai
berikut: 

1. Holistik. Suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
tematik diamati dan dikaji dan beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak. 
2. Bermakna. Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan
terbentuknya semacam jalinan antar-skema yang dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya
akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari. 
3. Otentik. Pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan
prinsip yang ingin dipelajari. 
4. Aktif. Pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan inquiry
discovery dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai perencanaan,
pelaksanaan, hingga proses evaluasi.

Ciri-ciri Pembelajaran Tematik 


Pembelajaran tematik memiliki ciri khas yang berbeda dengan pendekatan pembelajaran
lainnya. Menurut Firdaus (2006), ciri-ciri pembelajaran tematik adalah sebagai berikut: 

1. Aktif dan Berpusat pada Murid. Pembelajaran tematik berpusat pada murid (student centered),
hal ini sesuai dengan pendekatan belajar yang modern yang lebih banyak menempatkan murid
sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada murid untuk melakukan aktivitas belajar. 
2. Memberikan pengalaman langsung. Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman
langsung kepada murid . Dengan pengalaman langsung ini, murid dihadapkan pada sesuatu
yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. 
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar
mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan murid.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran. Dengan demikian,
murid mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 
5. Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan murid dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan murid
berada. 
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan murid Murid diberi kesempatan untuk
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (joyfull learning).

Jenis-jenis Pembelajaran Tematik 


Menurut Rusman (2012), pembelajaran tematik merupakan bentuk pembelajaran terpadu yang
memiliki sepuluh model, yaitu fragmented (penggalan), connected (keterhubungan), nested
(sarang), sequenced (pengurutan), shared (irisan), webbed (jaring laba-laba), threaded
(bergalur), integrated (terpadu), immersed (terbenam), dan networked (jaringan kerja).
Adapun penjelasan dari sepuluh model pembelajaran tematik tersebut adalah sebagai berikut:

a. Fragmented (Penggalan) 
Model Fragmented adalah model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata
pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan
antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang
berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya
tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya.

b. Connected (Keterhubungan) 
Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk
menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu
keterampilan dengan keterampilan yang lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan
tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester
berikutnya dalam satu bidang studi.

c. Nested (Sarang) 
Model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi
pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi.
Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan
proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek
pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih ditempatkan pada prioritas utama
yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain.

d. Sequenced (Pengurutan) 
Model Sequenced adalah model pembelajaran yang topik atau unit yang disusun kembali dan
diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata
pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat
diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topik-topik yang diajarkan, tiap
kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subyek saling mendukung.

e. Shared (Irisan) 
Model shared adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau
keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau
pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan
antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya dipayungi dalam satu tema.

f. Webbed (Jaring Laba-laba) 


Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik.
Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Setelah tema
disepakati, maka dikembangkan menjadi sub tema dengan memperlihatkan keterkaitan
dengan bidang studi lain. Setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajaran yang
mendukung.

g. Threaded (Bergalur) 
Model Threaded adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada meta kurikulum yang
menggantikan atau yang berpotongan dengan inti subyek materi. Misalnya untuk melatih
keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari bagian materi
yang merupakan bagian dari problem solving. Keterampilan yang digunakan dalam model ini
disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.

h. Integrated (Keterpaduan) 
Konsep dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dikaitkan dalam satu tema untuk
memayungi beberapa mata pelajaran, dalam satu paket pembelajaran bertema. Keunggulan
model ini adalah siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik
antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan dan apresiasi guru, jika dapat diterapkan
dengan baik maka dapat dijadikan model pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah
integrated day.

i. Immersed (Terbenam) 
Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam
satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain
Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut
ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMA dalam
bentuk proyek di akhir semester.

j. Networked (Jaringan Kerja) 


Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang
ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang
disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari
berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman,
kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan
belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunnya yang besar
dalam dirinya.

Langkah-langkah Pembelajaran Tematik 


Pembelajaran tematik memiliki beberapa langkah atau tahapan yaitu: pertama, guru harus
mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran untuk satu tahun. Kedua, guru
melakukan analisis standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar dan
membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dari standar isi. Ketiga,
membuat hubungan antara kompetensi dasar, indikator dengan tema. Keempat, membuat
jaringan KD dan indikator. Kelima, menyusun silabus tematik dan keenam membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran tematik dengan mengkondisikan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan scientific.

Proses pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan pendekatan scientific atau pendekatan
ilmiah, yaitu pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,
pengabsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Pendekatan ilmiah (scientific approach)
dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi
dan mengkomunikasikan

a. Mengamati 
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan siswa
untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar dan mencoba.
Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk
memperhatikan (melihat, membaca dan mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau
objek.

b. Menanya 
Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada siswa untuk
bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu
membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hasil pengamatan
objek yang konkret sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur
atau pun hal lain yang lebih abstrak.

c. Mengumpulkan informasi/eksperimen 
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber melalui berbagai cara. Untuk itu siswa dapat membaca buku yang lebih banyak,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti atau bahkan melakukan eksperimen.
Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Siswa perlu dibiasakan untuk
menghubungi-hubungkan antara informasi satu dengan yang lain untuk mengambil
kesimpulan.

d. Mengasosiasi/mengolah informasi 
Informasi menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk
menemukan pola dari keterkaitan informasi bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola
yang ditemukan kepada yang bertentangan.

e. Mengkomunikasikan 
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa
tersebut.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik 
Setiap bentuk model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Menurut Majid (2014), kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik adalah sebagai
berikut:

a. Kelebihan Pembelajaran Tematik 


Kelebihan atau keunggulan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut: 

1. Pengalaman belajar dan kegiatan belajar akan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
2. Kegiatan belajar dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa. 
3. Kegiatan belajar lebih bermakna.
4. Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial siswa. 
5. Menyajikan kegiatan bersifat pragmatis yang dekat dengan keseharian siswa. 
6. Meningkatkan kerjasama antar guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.

b. Kelemahan Pembelajaran Tematik 


Kelemahan atau kekurangan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran tematik, mengharapkan guru memiliki wawasan luas, kreativitas tinggi, percaya
diri, dan kemampuan handal menggali informasi dan pengetahuan terkait materi. Tanpa
kemampuan guru yang mumpuni, pembelajaran tematik akan sulit diterapkan. 
2. Pembelajaran tematik mengharapkan siswa memiliki kemampuan akademik dan kreativitas,
sehingga keterampilan-keterampilan siswa dapat terbentuk ketika pembelajaran ini
dilaksanakan.
3. Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber pembelajaran yang bervariasi. 
4. Pembelajaran tematik memerlukan dasar kurikulum yang luwes atau fleksibel.
5. Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh atau komprehensif.

 Menurut pendapat saya tentang pembelajaran tematik di kelas sangat baik karena
siswa belajar sambil melakukan (praktek) sehingga materi dapat dipahami dengan baik
dan mudah. Interaksi antar guru dan siswa juga akan lebih dekat sehingga
memudahkan dalam penyampaian materi. Selain itu, dapat menciptakan suasana yang
tidak membosankan dalam proses belajar sehingga siswa senang belajar. Maka hasil
belajar siswa akan sesuai tujuan pembelajaran.
 Peta konsep rumpun model mengajar
Jenis-jenisnya :

1. Pengolahan 1. Berpikir induktif


informasi 2. Latihan inkuiri
3. Concept attainment
Rumpun model 4. Mnemonic (strategi
mengajar mengingat & menerima
informasi
5. Perkembangan kognitif
6. Advance organizer
7. synectics

1. Pengejaran non directif


2. Latihan kesadaran
4. Pembelajaran
3. System konseptual
individual
4. Pertemuan kelas

3. Pembelajaran 1. Partner in learning/kerja


sosial kelompok
2. Jurisprudential
3. Role playing (bermain
peran)

2. Pembelajaran
perilaku 1. Mastery learning, direct
instruction, social
learning theory
2. Self control
3. Learning from simulation
4. The condition of learning
 Pengalaman saya yang dilakukan dalam kegiatan pra dan awal pembelajaran adalah

Kegiatan Pra pembelajaran

1. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik seperti menanyakan kabar siswa,
kegiatan apa saja di lakukan selama liburan, dll
2. Memeriksa Kehadiran Siswa yaitu kegiatan yang dilakukkan guru pada jam pertama
pembelajaran adalah mengecek kehadiran siswa.
3. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa
4. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis  yaitu menciptakan suasana belajar yang
demokratis daapat dikondisikan melaului pendekatan proses belajar Cara Belajar Siswa
Aktif. Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis guru harus membimbing
siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani mengeluarkan.
 
Kegiatan Awal Pembelajaran

1. Mengulas pelajaran sebelumnya


2. Memberi acuan , memberi acuan dapat diartikan sebagai upaya guru dalam
menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal yang akan
dipelajari dan kegitan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan
guru dalam memberikan acuan sebagi berikut: memberitahukan kemampuan yang
diharapkan atau materi yang akan dipelajari.
3. Membuat kaitan, kegiatan pembelajaran kaitan pada awaln pembelajaran biasanya
dikenal dengan melakukan apersepsi. Cara guru dalam membuat kaitan: mengajukan
pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya, menunjukkan
manfaat materi yang dipelajari, meminta siswa menggemukakan pengalaman yang
berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
4. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi
atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Tes awal dapat
dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap
mewaakili siswa.

     

Anda mungkin juga menyukai