Anda di halaman 1dari 28

Sanitasi Rumah Sakit 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan tempat umum yang mempunyai bagian-bagian yang
dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor. Mengingat rumah sakit sebagai salah
satu sarana pelayanan kesehatan dan merupakan tempat berkumpulnya orang- orang sakit
dan orang-orang sehat maka lingkungan rumah sakit harus bebas vektor agar tidak terjadi
kontak antara manusia dengan vektor atau makanan dengan vektor supaya penyakit
infeksi Nosokomial yang ditularkan melalui vektor dapat ditekan serendah mungkin dan
tidak terjangkit penyakit lain yang disebarkan oleh vector.
Untuk menghindari kontak antara manusia /pasien di rumah sakit dengan vektor
dan mencegah timbulnya penyebaran penyakit, sangat diperlukan pengendalian vektor di
rumah sakit. Agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan maka diperlukan pedoman
pengendalian vektor di Rumah Sakit.
Ditinjau dari nilai estetika, keberadaan vektor akan menggambarkan lingkungan
yang tidak terawat, kotor, kumuh, lembab, kurang pencahayaan serta adanya indikasi
penatalaksanaan /manajemen kebersihan lingkungan Rumah sakit yang kurang baik.
Mengingat besarnya dampak negatif akibat keberadaan vektor di Rumah Sakit,
maka Rumah Sakit harus terbatas dari hewan ini. Sebagai langkah dalam upaya
mencegah kemungkinan timbulnya penyebaran penyakit serta untuk mencegah timbulnya
kerugian sosial dan ekonomi yang tidak diharapkan, maka perlu disusun pedoman teknis
pengendalian vektor di Rumah Sakit.
Dalam pelaksanaannya sanitasi RS seringkali ditafsirkan secara sempit, yakni
hanya aspek kerumahtanggaan (housekeeping) seperti kebersihan gedung, kamar mandi
dan WC, pelayanan makanan minuman. Ada juga kalangan yang menganggap bahwa
sanitasi RS hanyalah merupakan upaya pemborosan dan tidak berkaitan langsung dengan
pelayanan kesehatan di RS. Sehingga seringkali dengan dalih kurangnya dana
pembangunan dan pemeliharaan, ada RS yang tidak memiliki sarana pemeliharaan
sanitasi, bahkan cenderung mengabaikan masalah sanitasi. Mereka lebih mengutamakan
kelengkapan alat-alat kedokteran dan ketenagaan yang spesialistik.
Sanitasi Rumah Sakit 2

Di lain pihak dengan masuknya modal asing dan swasta dalam bidang
perumahsakitan kini banyak RS berlomba-lomba untuk menampilkan citranya melalui
kementerengan gedung, kecanggihan peralatan kedokteran serta tenaga dokter spesialis
yang qualified, tetapi kurang memperhatikan aspek sanitasi. Sebagai contoh, banyak RS
besar yang tidak memiliki fasilitas pengolahan air limbah dan sarana pembakar sampah
(incinerator) serta fasilitas cuci tangannya tidak memadai atau sistem pembuangan
sampahnya tidak saniter. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut akan dapat
membahayakan masyarakat, baik berupa terjadinya infeksi silang di RS maupun
pengaruh buruk terhadap lingkungan dan masyarakat luas. Dari berbagai penelitian
diketahui bahwa kejadian infeksi di RS ada hubungannya dengan kondisi RS yang tidak
saniter. Untuk itu apabila RS akan menjadi lembaga swadana, aspek sanitasi perlu
diperhatikan. Karena di samping dapat mencegah terjadinya pengaruh buruk terhadap
lingkungan, juga secara ekonomis dapat menguntungkan. Sungguh ironis bila RS sebagai
tempat penyembuhan, justru menjadi sumber penularan penyakit dan pencemar
lingkungan

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pemeriksaan sanitasi rumah sakit ini yaitu Untuk mengetahui
hasil penilaian pemeriksaan kesehatan lingkungan (inspeksi sanitasi rumah sakit) dilihat
dari segi dekontaminasi/sterilisasi, pengamanan radiasi dan penyuluhan kesehatan
lingkungan










Sanitasi Rumah Sakit 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit (RS) adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan
penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan (Depkes RI, 2004).
Menurut perumusan WHO yang dikutip Harafiah dan Amir (1999), Pengertian
Rumah Sakit adalah suatu keadaan usaha yang menyediakan pemondokan yang
memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri atas
tindakan observasi, diagnostik, therapeutik, dan rehabilitasi untuk orang-orang yang
menderita sakit, terluka dan untuk mereka yang mau melahirkan.

B. Pengertian Sanitasi Rumah Sakit
Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular
dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan (Arifin, 2009).
Kesehatan lingkungan adalah: upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi
lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan
manusia yang semakin meningkat (Arifin, 2009).
Kesehatan lingkungan rumah sakit diartikan sebagai upaya penyehatan dan
pengawasan lingkungan rumah sakit yang mungkin berisiko menimbulkan penyakit dan
atau gangguan kesehatan bagi masyarakat sehingga terciptanya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2009).
Upaya kesehatan lingkungan rumah sakit meliputi kegiatan-kegiatan yang
kompleks sehingga memerlukan penanganan secara lintas program dan lintas sektor serta
berdimensi multi disiplin, untuk itu diperlukan tenaga dan prasarana yang memadai
dalam pengawasan kesehatan lingkungan rumah sakit (Depkes RI, 2004).
Sanitasi Rumah Sakit 4


C. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan Rumah sakit
Adapun persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit berdasarkan Permenkes
No. 1204/Menkes/SK/X/2004 adalah meliputi : sanitasi pengendalian berbagai faktor
lingkungan fisik, kimiawi, biologi, dan sosial psikologi di rumah sakit. Program sanitasi
di rumah sakit terdiri dari penyehatan bangunan dan ruangan, penyehatan makanan dan
minuman, penyehatan air, penyehatan tempat pencucian umum termasuk tempat
pencucian linen, pengendalian serangga dan tikus, sterilisasi/desinfeksi, perlindungan
radiasi, penyuluhan kesehatan lingkungan, pengendalian infeksi nosokomial, dan
pengelolaan sampah/limbah (Depkes RI, 2004).

D. Fungsi Rumah Sakit
Dalam pengertian rumah sakit di atas tersirat pula tugas dan fungsi dari rumah
sakit secara sederhana dapat diketengahkan fungsi tersebut, yakni memberi pelayanan
kepada masyarakat, tempat atau pusat pendidikan tenaga medis/para medis dan tempat
untuk penelitian.
Pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat disini bukan hanya untuk
mengobati dan merawat penderita, tapi sesuai dengan sistem referal sebagai tempat
orang sakit dari berbagai jenis dan sifatnya maka rumah sakit juga digunakan oleh para
ahli medis untuk tempat melakukan penelitian/penyelidikan.
Adapun fungsi dari rumah sakit adalah :
a. penyelanggaraan administrasi ketatausahaan dan perlengkapan
b. penyelenggaraan pelayanan medis
c. penyelenggaraan penunjang medis dan non medis
d. penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan
e. penyelenggaraan pelayanan rujukan
f. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
g. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.


Sanitasi Rumah Sakit 5

E. Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat dapat dibedakan berdasarkan klasifikasi tingkat pelayanan medisnya:
1. Rumah sakit kelas A, merupakan rumah sakit umum yang melaksanakan
pelayanan kesehatan spesialistik dan sub spesialistik yang luas. Kapasitas tempat
tidur di atas 1000 buah dengan kemampuan rujukan meliputi internasional/
Nasional
2. Rumah sakit kelas B, merupakan rumah sakit umum yang melaksanakan
pelayanan spesialistik luas. Kapasitas tempat tidur 400-1000 buah dengan
kemampuan rujukan meliputi Internasional/ Nasional
3. Rumah sakit kelas C, merupakan rumah sakit umum yang melaksanakan
pelayanan kesehatan minimal 4 cabang spesialistik, yaitu penyakit dalam, bedah,
kebidanan ,kandungan dan kesehatan anak. Kapasitas tempat tidur 100-400 buah
kemampuan rujukan meliputi Internasional/Nasional.
4. Rumah sakit kelas D, merupakan Rumah sakit umum yang melaksanakan
pelayanan kesehatan umum. Kapasitas tempat tidur 50 100 buah dengan
kemampuan rujukan meliputi Nasional/Internasional.
5. Rumah sakit kelas E, merupakan rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan
kesehatan terhadap suatu penyakit tertentu, contoh : Rmah sakit Paru, Rumah
sakit Jiwa, Rumah sakit Bersalin, Rumah sakit Anak, Rumah sakit Kanker,
Rumah sakit Mata, DLL.

F. Pengertian Dekontaminasi, Desinfeksi Dan Sterilisasi
Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan atau menghilangkan kontaminasi oleh
mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui desinfeksi dan
sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi
Desinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/ menghilangkan jumlah mikro-organisme
G. Lokasi,Lingkungan,Bangunan, Fasilitas Sanitasi & Jasa Pelayanan Lainnya
PP Menkes/1993/ Psl 2 ;
1. lokasi RS harus terletaak di daerah yg terhindar dr pencemaran
2. Penetapan lokasi RS sebagaimana dimaksud dl ayat (1) harus memenuhi
ketentuan peraturan perundangan-undangan yg berlaku
Sanitasi Rumah Sakit 6


PP Menkes/1993 >>> Psl 3
1. Lingkungan, bangunan dan fasilitas RS harus memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Konstruksi ruangan khusus, ruang operasi, laboratorium, sterilisasi, radiologi,
kamar mayat & ruang pendingin harus memenuhi persyaratan kes

Psl 6. Upaya Penyehatan lingkungan RS meliputi ;
1. Penyehatan bangunan & ruangan, termasuk pencahayaan, penghawaan serta
kebisingan.
2. Penyehatan makanan & minuman.
3. Penyehatan air termasuk kualitasnya.
4. Penanganan sampah & limbah.
5. Penyehatan tempat pencucian umum termasuk tempat pencucian linen.
6. Pengendalian serangga & tikus.
7. Sterilisasi/desinfeksi.
8. Perlindungan radiasi.
9. Penyuluhan kesling.

H. Persyaratan Kesling Rumah Sakit
1. UMUM :
a. lingkungan, ruang, & bangunan RS harus selalu bersih & tersedia fasilitas
sanitasi yang memenuhi persyaratan kesehatan.
b. Lingkungan, ruang & bangunan RS tidak memungkinkan tempat bersarang &
berkembang biak serangga & binatang pengganggu lainnya.
c. Bangunan RS harus kuat, utuh, terpelihara, dan mudah dibersihkan.
d. Tata ruang & penggunaannya harus sesuai dengan fungsinya.
Konstruksi ;
a. Lantai
b. Dinding
c. Ventilasi
d. Atap
Sanitasi Rumah Sakit 7

e. Langit - Langit
f. Pintu
g. Jaringan instalasi
2. KHUSUS :
a. Lingkungan ;
Harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar kuat.
Harus dilengkapi penerangan dg intensitas yg cukup.
Tidak becek, tidak berdebu, tidak terdapat genangan air.
Saluran air limbah harus tertutup & dihubungkan langsung dg pengolahan air
limbah.
Pada tempat parkir, halaman, ruang tunggu, & tempat-tempat tertentu, tersedia
tempat sampah pada tiap radius 20 m.
b. Ruang & Bangunan ;
Harus selalu dalam keadaan bersih, mudah dibersihkan, terdapat tempat
sampah sesuai jenis sampahnya
Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang perawatan &
ruang isolasi sbb;
a. Ruang bayi ;
Ruang perawatan min 2 m
2
/tempat tidur
Ruang isolasi min 3,5 m
2
/tempat tidur
b. Ruang dewasa ;
Ruang perawatan min 4,5 m
2
/tempat tidur
Ruang isolasi min 6 m
2
/tempat tidur
Tingkat kebersihan lantai untuk ruang operasi 0-5 kuman/cm
2
& ruang
perawatan 5-10 kuman/cm
2

Mutu udara ;
a. Tidak berbau (terutama H
2
S & Amoniak)
b. Kadar debu tidak melebihi 150 g /m
3
dalam pengukuran rata-rata 24 jam
c. Angka kuman ;
Ruang operasi kurang dari 150 koloni/m
3
udara & bebas kuman
patogen (Alpha streptococcus haemolitius) & spora gas gangren
Sanitasi Rumah Sakit 8

Ruang isolasi kurang dari 700 koloni/m
3
udara & bebas kuman
patogen
Kadar gas & bahan berbahaya (mis gas H
2
S max 0,03 ppm atau 42
g/m
3
)
Suhu & kelembaban
Kebisingan ;
Ruang perawatan,isolasi,radiologi,operasi max 45 dBA.
Poliklinik / poli gigi mekanis max 80 dBA.
Laboratorium max 68 dbA
Ruang cuci, dapur 78 dBA
Pencahayaan (mis ; ruang pasien saat tidak tidur 100-200 lux)

A. Fasilitas Sanitasi
1. Penyediaan air bersih ;
Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan.
Tersedia air bersih min 500 l/tempat tidur/hr.
Air minum & air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan secara
berkesinambungan.

2. Tolet dan kamar mandi
Harus selalu terpelihara & dalam keadaan bersih.
Setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban, peturasan & tempat cuci
tangan)
Air limbah dari toilet & kamar mandi dilengkapi dengan penahan bau (water
seal)
Toilet & kamar mandi pria & wanita terpisah
Toilet & kamar mandi karyawan harus terpisah dg toilet pengunjung
Ada petunjuk arah toilet



Sanitasi Rumah Sakit 9

B. Fasilitas Pembuangan Sampah
1. Tempat pengumpul sampah ;
Terbuat dari bahan kuat, ringan, tahan karat, dan kedap air.
Punya tutup yg mudah dibuka.
Terdapat minimal 1 buah untuk setiap kamar/taip radius 10 m.
Setiap tempat pengumpul sampah harus dilapisi kantong plastic.
Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari apabila 2/3 bagian
terisi sampah.
Khusus tempat pengumpul sampah kategori infeksius (plastik kuning) &
sampah cototoksis (plastik ungu) segera dibersihkan / didesinfeksi setelah
dikosongkan apabila mau digunakan kembali.
2. TPS
Tersedia TPS yang tidak permanen.
Mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah.
Dikosongkan & dibersihkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam

3. TPA
Sampah radioaktif dibuang sesuai dengan persyaratan teknis (PP. No.13/75)
kemudian diserahkan ke BATAN.
Sampah infeksius & citotoksis dimusnahkan pd incinerator pd suhu di atas
1000
0
C.
Sampah umum dibuang ke TPA yang dikelola PEMDA.
Sampah farmasi dikembalikan kepada distributor, & bila tidak memungkinkan
supaya dibakar melalui incinerator di atas suhu 1000
0
C.
Sampah bahan kimia berbahaya, bila mungkin didaur ulang atau
pembuangannya berkonsultasi dengan instansi yg berwenang.

C. Fasilitas Pembuangan Air Limbah
1. Harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air, dan limbah mengalir
lancar.
2. RS harus memiliki unit pengolahan limbah sendiri.
Sanitasi Rumah Sakit 10

3. Kualitas limbah (effluent) RS yang akan dibuang harus memenuhi persyaratan
baku mutu effluent.


D. Fasilitas Pembuangan Gas Buangan (Emisi)
1. RS harus memiliki sarana pengendalian gas emisi.
2. Gas buangan yg dibuang ke dalam lingkungan harus memenuhi Baku Mutu Emisi.

E. Fasilitas Pengendalian Serangga & Tikus
1. Harus dipasang alat yang dapat mencegah masuknya serangga/tikus.
2. Setiap persilangan pipa & dinding harus rapat.
3. Setiap sarana penampungan air harus bersih & tertutup.

F. Fasilitas Sanitasi Lainnya
1. Harus tersedia tempat penampungan tinja, air seni, muntahan dll, pada setiap unit
perawatan.
2. Tiap ruang khusus untuk penyimpanan kebersihan pada setiap unit perawatan.














Sanitasi Rumah Sakit 11


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Rumah Sakit Umum Haji Makassar terletak di Jl Dg Ngeppe No. 12-14 Makassar.
Rumah sakit Haji mengikuti penilaian akreditasi 12 pelayanan. 12 pelayanannya antara
lain administrasi dan manajemen, rekam medis, pelayanan farmasi, dan pelayanan medis.
Pelayanan UGD, laboratorium, dan radiologi juga menjadi objek penilaian. Begitu juga
pelayanan keperawatan, perinatal risiko tinggi dan pengendalian infeksi nosokomial.

B. Pembahasan
1. Dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi
Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan menghilangkan kontaminasi oleh
mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui desineksi dan
sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi. Desinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/
menghilangkan jumlah mikroorganisme pathogen penyebab penyakit dengan cara
fisik dan kimiawi. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua
mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi. Dari hasil survey pada sanitasi rumah
sakit haji menggambarkan bahwa terdapat satu ruang pusat sterilisitator. Yang
lebih memuat kapasitas yang besar dengan kapasitas 15000 whatt. Suhu yang dipakai
c. pakaian yang terinfeksi dicuci terlebih dahulu dengan air panas kemudian
diseterilkan. Akan tetapi pemeliharaan dan cara penggunaan peralatan sterilisasi ini
belum dikalibrasi hanya karena alat dan bahannya ini masih dapat dikategorikan alat
baru di rumah sakit haji yakni belum cukup 1 tahun. Alat dan bahan yang sudah
selesai disterilkan disimpan pada ruangan masing masing.

2. Pengamanan Radiasi
Radiasi adalah emisi dan penyebaran energy melalui ruang (media) dalam bentuk
gelombang elektromagnetik aau partikel partikel atau elementer dengan kinetic yang
sangat tinggi yang dilepaskan dari bahan atau alat radiasi yang digunakan oleh
Sanitasi Rumah Sakit 12

Instalasi di rumah sakit. Dari hasil survey pada sanitasi rumah sakit haji
menggambarkan bahwa Terdapat izin dari badan pengawas tenaga nuklir untuk
mengoperasikan alat pemancar radiasi ini . Serta menggunakan bahan perlindungan
pada masing masing ruangan berdasarkan jenis energy radiasi dan manajemen
kesehatan beserta keselamatan kerjanya.

3. Peyuluhan Kesehatan lingkungan
Dari hasil survey pada sanitasi rumah sakit haji menggambarkan bahwa bentuk
penyuluhan di Rumah Sakit Umum Haji Makassar seperti dalam pegendalian
penyakit nosokomial itu hanya diumumkan saja hanya lewat pengumuman tentang
penyakit nosokomial ini kepada para pengungjung dan pasien dan dalam hal ini tidak
ada pembatasan pengungjung dalam ruang pasien sehingga bisa menimbulkan
terjadinya penyakit yang disebabkan oleh lingkungan rumah sakit itu sendiri.

















Sanitasi Rumah Sakit 13

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun hasil penilaian dari pemeriksaan kesehatan lingkungan adalah bahwa pada sistem
dekontaminasi dan sterilisasi beserta pengaman radiasi sudah baik karena hal tersebut
sudah memenuhi persyaratan kriteria penilaian berdasarkan observasi dan wawancara
pada bagian yang bertanggung jawab tentang hal itu, tetapi untuk penyuluhan kesehatan
lingkungannya hanya berdasarkan pada himbauan peringatan peringatan atau ajakan
yang di tempel pada dinding di beberapa bagian ruang rumah sakit.


B. Saran
Untuk pihak rumah sakit diharapkan agar lebih memperhatikan / membatasi pengunjung
yang datang menjenguk hal ini diharapkan tidak ada infeksi silang antara penjenguk
dengan pasien dan tidak terjadi infeksi nosokomial pada pasien.















Sanitasi Rumah Sakit 14








LAMPIRAN
SANITASI RUMAH SAKIT

A. TAHAPAN RAKTEK

Sanitasi Rumah Sakit
Persiapan
Penilaian/Pemeriksaan
Hasil pengukuran
Analisa Hasil
Interpretasi
Rekomendasi
1. Lokasi
2. Peralatan
3. Formulir
Laboratorium
Sanitasi Rumah Sakit 15





B. PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
1. Komponen yang dinilai (kolom 4)
Apabila kenyataan yang ada tidak memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum pada
komponen yang dinilai, maka nilainya adalah 0 (nol), sebaliknya apabila memenuhi
persyaratan maka nilainya adalah sebesar nilai yang tercantum pada kolom 5.
2. Variabel upaya (kolom 2)
Setiap bagian atau kegiatan dari variabel upaya memiliki nilai antara 0 (nol) sampai
dengan 100
3. Skore (kolom 6)
Skore adalah perkalian antara bobot (kolom 3) dengan nilai yang diperoleh (kolom 5)
4. Variabel upaya ventilasi (butir 1.3)
Khusus untuk variabel upaya ventilasi dipilih salah satu jenis ventilasi yang sesuai
dengan kenyataan yang da dan lokasi pemeriksaan minimal ruang tunggu, perawatan,
poliklinik dan perkantoran/administrasi.
5. Variabel upaya ruang radiologi dan perlindungan radiasi (butir 115 dan butir IX)
Bagi rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas ruang radiologi (bobo0.5) dan perlindungan
radiasi (bobot 0.2) maka skor maksimal rumah sakit tersebut (10.000) harus dikurangi
nilai sebesar = (0.5 x 100) + (2.0 x 100) = 250 poin
6. Variabel upaya yang diserahkan/dilaksanakan pihak luar
Bagi rumah sakit yang menyerahkan sebagaian komponen yang dinilai (kolom 4) yang
tercantum pada variabel upaya (kolom 2) kepada pihak luar dan dikerjakan di luar
lingkungan rumah sakit, maka variabel upaya tersebut tidak termasuk dalam penilaian
ini, sehingga skore maksimal (10.000) harus dikurangi dengan skore sebagaian kegiatan
pada variabel upaya yang diserahkan kepada pihak luar tersebut.
Sanitasi Rumah Sakit 16

7. Variabel upaya yang tidak dilakukan pemeriksaan
Untuk komponen yang dinilai (kolom 4) pada variabel upaya (kolom 2) yang tidak
dilakukan pemeriksaan atau penilaian dalam inspeksi sanitasi rumah saki. Ini
disebabkan karena tidak tersedia alat yang memadai atau petugas yang mampu untuk
melaksanakan pemeriksaan atau karena sebab-sebab lainnya, sehingga skore
maksimal (10.000) dikurangi dengan skor maksimal komponen yang dinilai.
8. Variabel upaya unit/instalasi RS (butir XI)
Khusus untuk variabel upaya unit/instalasi sanitasi rumah sakit dipilih salah satu
komponen yang dinilai (kolom 4) yang sesuai dengan kondisi rumah sakit yang
diperiksa.


C. KESIMPULAN PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
1. Rumah Sakit dinyatakan memenuhi persyaratan Kesehatan Lingkungan (MS)
apabila memperoleh skore hasil penilaian Kesehatan lingkungan sebagai berikut :
a. Sekurang-kurangnya 75 % dari skor maksimal yang ada/yang diperiksa untuk :
RS Pemerintah, BUMN/BUMD Kelas A dan Kelas B
RS ABRI Kelas I dan II
RS Swasta Kelas Utama dan Madya
b. Sekurang-kurangnya 65 % dari skor maksimal yang ada/yang diperiksa untuk :
RS Pemerintah, BUMN/BUMD Kelas C
RS ABRI Kelas III
RS Swasta Kelas Pratama
c. Sekurang-kurangnya 60 % dari skor maksimal yang ada/yang diperiksa untuk :
1. RS Pemerintah, BUMN/BUMD Kelas D
2. RS ABRI Kelas IV
d. Dengan catatan skore minimal untuk masing-masing variabel upaya adalah seperti
tersebut pada tabel berikut :
TYPE
KELAS
RS
SKOR MINIMAL DARI MASING-MASING VARIABEL UAPAYA
(Dalam %)
I II III IV V VI VII VIII IX X XI
Sanitasi Rumah Sakit 17


A *) 75 75 90 80 80 55 80 70 100 60 60

B *) 75 75 90 80 80 55 80 70 100 60 60

C *) 75 75 90 80 80 55 20 70 50 60 60

D *) 70 75 90 80 80 55 20 70 50 60 20
Keterangan : *) Type/Kelas RS yang setingkat





Kesimpulan hasil penilaian tersebut di atas tidak termasuk variabel-
variabel upaya sebagai berikut :
a. Variabel upaya .............................................................................................
atau yang meliputi komponen yang nilai (..........)* ..............................tidak
harus dilakukan pemeriksaan atau penilaian karena....................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
b. Variabel upaya .............................................................................................
atau yang meliputi komponen yang niilai (..........)* ..............................tidak
harus dilakukan pemeriksaan atau penilaian karena
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
............................................................................................................
c. Variabel upaya .............................................................................................
atau yang meliputi komponen yang niilai (..........)* ..............................tidak
harus dilakukan pemeriksaan atau penilaian karena
Sanitasi Rumah Sakit 18

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
............................................................................................................
d. Variabel upaya ............................................................................................
atau yang meliputi komponen yang niilai (..........)* ..............................tidak
harus dilakukan pemeriksaan atau penilaian karena
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
............................................................................................................
e. Variabel upaya .............................................................................................
atau yang meliputi komponen yang niilai (..........)* ..............................tidak
harus dilakukan pemeriksaan atau penilaian karena
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
............................................................................................................
f. Variabel upaya .............................................................................................
atau yang meliputi komponen yang niilai (..........)* ..............................tidak
harus dilakukan pemeriksaan atau penilaian karena
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
............................................................................................................
Catatan : (.........)* diisi nomor variabel upaya atau komponen yang dinilai, tetapi
tidak dilakukan pemeriksaan/penilaian.
Saran-saran atau rekomendasi
a. ......................................................................................................................
b. ......................................................................................................................
c. ......................................................................................................................
d. ......................................................................................................................

Kesimpulan hasil penilaian pemeriksaan kesehatan lingkungan rumah sakit
merupakan laporan yang harus ditandatangani oleh kepala Dinas Kesehatan
Propinsi kabupaten/Kota.
Sanitasi Rumah Sakit 19


D. FORMULIR PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN PENILAIAN PEMERIKSAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN (INSPEKSI SANITASI RUMAH SAKIT)

1. NAMA RUMAH SAKIT : ................................................................................
2. ALAMAT RUMAH SAKIT : ................................................................................
3. KELAS RUMAH SAKIT : - A/B/C/D (RS Pemerintah, BUMN/BUMD) *)
- Utama/Madya/Pratama (RS Swasta) *)
- I/II/III/IV (RS TNI/POLRI) * )
4. JUMLAH TEMPAT TIDUR : .....................................................................(buah)
5. TANGGAL PEMERIKSAAN : ...................................s/d .......................................
No
Variabel Upaya
Kesling
Bobot Komponen Yang Dinilai Nilai Skor
1 2 3 4 5 6
I KESEHATAN
LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
(Jumlah Bobot 8)

1. Lantai 2 a. Kuat/utuh 20
b. Bersih 20
c. Pertemuan lantai dan dinding
berbentuk konus/lengkung
15
d. Kedap air 15
e. Rata 10
f. Tidak licin 10
g. Mudah dibersihkan 10
2. Dinding 1 a. Rata 30
b. Bersih 30
c. Berwarna terang 20
d. Mudah dibersihkan 20
3. Ventilasi **)
3.1.Ventilasi
gabungan
1 a. Ventilasi alam, lubang ventilasi
minimum 15% x luas lantai
50
b. Ventilasi mekanis (fan, AC,
exhauster)
50
3.2.Ventilasi alam 1 Ventilasi alam, lubang ventilasi
minimum 15% x luas lantai
100
3.3.Ventilasi
mekanis
1 Fan, AC, exhauster 100
4. Atap 0.5 a. Bebas serangga dan tikus 50
b. Tidak bocor 30
c. Berwarna terang 10
d. Mudah dibersihkan 10
Sanitasi Rumah Sakit 20

5. Langit-langit 0.5 a. Tinggi langit-langit minimal 2.7 m
dari lantai
50
b. Kuat 30
c. Berwarna terang 10
d. Mudah dibersihkan 10

1

2

3

4

5

6
6. Konstruksi balkon,
beranda dan
talang
0.5 a. Tidak ada genangan air 30
b. Tidak ada jentik 40
c. Mudah dibersihkan 30
7. Pintu 0.5 a. Dapat mencegah masuknya
serangga dan tikus
60
b. Kuat 40
8. Pagar 0.5 a. Aman 60
b. Kuat 40
9. Halaman taman
dan tempat parkir
0.5 a. Bersih 30
b. Mampu menampung mobil
karyawan dan pengunjung
20
c. Tidak berdebu/becek 30
d. Tersedia tempat sampah yang
cukup
20
10. Jaringan instalasi 0.5 a. Aman (bebas cross connection) 60
b. Terlindung 40
11. Saluran air limbah 1 a. Tertutup 50
b. Aliran air lancar 50
II RUANG BANGUNAN
(Jumlah Bobot 10)

1. Ruang perawatan

2 a. Rasio luas lantai dengan tempat
tidur :
- dewasa : 4.5 m
2
/tt
- anak/bayi : 2 m
2
/tt
15
b. Rasio tempat tidur dengan
kamar mandi 1-10 tt/km mandi
dan toilet
151
c. Angka kuman maksimal 200-500
CFU/m
3
udara
15
d. Bebas serangga/tikus 10
e. Kadar debu maksimal 150
mg/m
3
udara
10
f. Tidak berbau (terutama H
2
S dan
atau NH
3
)
10
g. Pencahyaan 100-200 luks 5
h. Suhu 22
o
C -24
o
C (dengan AC),
apalagi menggunakan AC setral
cooling towernya tidak menjadi
perindukan bakteri ligionella atau
suhu kamar (tanpa AC)
10
i. Kelembaban 45%-60% (dengan
AC) kelembaban udara ambien
(tanpa AC)
5
Sanitasi Rumah Sakit 21

j. Kebisingan <45 dBA
2. Lingkungan RS a. Kawasan bebas rokok 30
b. Penerangan dengan intensitas
cukup
20
c. Saluran air limbah tertutup 25
d. Saluran drainase aliran lancar 25



1 2 3 4 5 6
3. Ruang operasi 2 a. Bebas kuman patogen 15
b. Angka kuman 0 CFU/m
3
udara 15
c. Dinding terbuat dari porselin/
vynil
10
d. Pintu harus dalam keadaan
tetutup
10
e. Langit-langit tidak bercelah 10
f. Ventilasi dengan AC tersendiri
dilengkapi filter bakteri
10
g. Suhu 19
o
C 25
o
C 10
h. Kelembaban 45% - 60% 5
i. Pencahyaan ruang 300 luks
500 luks
5
j. Pencahyaan meja operasi 10.00
luks 20.000 luks
5
k. Tinggi langit-langit 2.7m 3.3m
dari lantai
5
4. Ruang
laboratorium
1 a. Dinding terbuat dari
porselin/keramik setinggi 1.5m
dari lantai
30
b. Lantai dan meja kerja tahan
terhadap bahan kimia dan
getaran
30
c. Dilengkapi dengan dapur, kamar
mandi dan toilet
20
d. Tinggi langit-langit 2.7m 3.3m
dari lantai
10
e. Kebisingan < 65dBA 10
5. Ruang sterilisasi 1.5 a. Pintu masuk terpisah dengan
pintu keluar
50
b. Tersedia ruangan khusus 30
c. Dinding terbuat dari
porselin/keramik setinggi 1.5m
dari lantai
20
6. Ruang radiologi 0.5 a. Dinding dan daun pintu dilapisi
timah hitam
30
b. Kaca jendela menggunakan 30
Sanitasi Rumah Sakit 22

kaca timah hitam
c. Tinggi langit-langit 2.7m 3.3m
dari lantai
20
d. Hubungan dengan ruang gelap
harus dengan loket
20
7. Ruang pendingin 1 a. Suhu -10
o
C s/d +5
o
C 50
b. Bebas tikus dan kecoa 40
c. Dilengkapi rak untuk menyimpan
makanan dengan tinggi 20 cm
25 cm dari lantai
10
8. Ruang mayat 1 a. Dinding dilapisi porselin/keramik 25
b. Terletak dengan bagian
phatologi/laboratorium
20
c. Jauh dari poliklinik/ruang
pemeriksaan
20

1 2 3 4 5 6
d. Mudah dicapai dari ruang
perawatan, UGD dan ruang
operasi
10
e. Dilengkapi dengan saluran
pembuangan air limbah
10
f. Dilengkapi dengan ruang ganti
pakaian petugas dan toilet
10
g. Dilengkapi dengan perlengkapan
dan bahan pemilisan jenazah
termasuk meja memandikan
mayat
5
9. Toilet dan Kamar
mandi
1 a. Rasio toilet/kamar mandi dengan
tempat tidur 1:10
30
b. Toilet tersedia pada setiap
unit/ruangan khusus untuk unit
rawat inap dan karyawan harus
tersedia kamar mandi
20
c. Letak tidak berhubungan
langsung dengan dapur kamar
operasi dan ruang khusus
lainnya
20
d. Saluran pembuangan air limbah
dilengkapi dengan penahan bau
(water seal)
10
e. Lubang penghawaan harus
berhubungan langsung dengan
udara luar
10
f. Kamar mandi dan toilet untk pria,
wanita dan karyawan terpisah
10
III PENYEHATAN
MAKANAN DAN
MINUMAN

Sanitasi Rumah Sakit 23

(Jumlah bobot 15)
1. Bahan makanan
dan makanan jadi
2 a. Kondisi bahan makanan dan
makanan jadi secara fisik
memenuhi syarat
50
b. Kondisi bahan makanan dan
makanan jadi secara bakteriologi
memenuhi syarat
50
2. Tempat
penyimpanan
bahan makanan
dan makanan jadi
3 a. Makanan yang mudah
membusuk disimpan pada suhu
>56.6
o
C atau <4
o
C
30
b. Makanan yang akan disajikan >
6jam disimpan pada suhu -5
o
C
s/d -1
o
C
30
c. Bersih 10
d. Terlindung dari debu 10
e. Bebas gangguan serangga dan
tikus
10
f. Bahan makanan dan makanan
jadi terpisah
10


1 2 3 4 5 6
3. Penyajian makanan 2 a. Menggunakan kereta dorong
tertutup
40
b. Tidak menyajikan makanan jadi
yang sudah menginap
40
c. Lalu lintas makanan jadi
menggunakan jalur khusus
20
4. Tempat pengolahan
makanan (dapur)
4 a. Lantai dapur sebelum dan
sesudah kegiatan dibersihkan
dengan antiseptik
50
b. Dilengkapi dengan sungkup dan
cerobong asap
25
c. Pencahyaan > 200 luks 25
5. Penjamah makanan 2 a. Memiliki surat keterangan sehat
yang berlaku
40
b. Tidak berkuku panjang, koreng,
dan sejenisnya
30
c. Menggunakan pakaian pelindung
pengolahan makanan
10
d. Selalu menggunkan peralatan
dalam menjamah makanan jadi
10
e. Berperilaku sehat selama
bekerja
10
6. Peralatan 2 a. Sebelum digunakan dalam
kondisi bersih
40
b. Tahan karat dan tidak
mengandung bahan beracun
30
Sanitasi Rumah Sakit 24

c. Utuh, tidak retak 15
d. Dicuci dengan desinfektan atau
dikeringkan dengan sinar
matahari/pemanas buatan dan
tidak dibersihkan dengan kain
15
IV PENYEHATAN AIR
(Jumlah bobot 16)

1. Kuantitas

8 a. Tersedia air bersih > 500lt/tt/hr
dan tersedia air minum sesuai
kebutuhan
70
b. Air minum tersedia pada setiap
kegiatan
30
2. Kualitas 5 a. Bakteriologis 80
b. Kimia 15
c. Fisika 5
3. Sarana 3 a. Sumber PDAM, air tanah diolah 50
b. Distribusi tidak bocor 30
c. Penampungan tertutup 20







1 2 3 4 5 6
V PENGELOLAAN
LIMBAH
(Jumlah bobot 16)

1. Pengelolaan limbah
padat

10 a. Pemusnahan limbah padat
infeksius, citotokis dan farmasi
dengan insenerator (suhu
1000
o
C) atau khusus untuk
sampah infeksius dapat
disterilkan dengan autoclave
atau radiasi microwave sebelum
dibuang ke landfill
25
b. Bagi yang tidak punya
insen15erator ada MOU antara
RS dan5 pihak yang melakukan
pemusna5han limbah medis
20
c. Tempat limbah padat kuat, tahan
karat, kedap air dengan penutup,
20
Sanitasi Rumah Sakit 25

dan kantong plastik dengan
warna dan lambang sesuai
pedoman. Minimal 1(satu) buah
tiap radius 20m pada ruang
tunggu/terbuka
d. Tempat pengumpulan dan
penampungan limbah sementara
segera didesinfeksi setelah
dikosongkan
15
e. Diangkut ke TPS > 2kali/hari dan
ke TPA > 1 kali/hari
5
f. Limbah domestik dibuang ke
TPA yang ditetapkan PEMDA
5
g. Sampah radioaktif ditangani
sesuai peraturan yang berlaku
10
2. Pengelolaan limbah
cair
4 a. Dilakukan pengolahan melalui
instalasi pengolahan limbah
80
b. Disalurkan mealalui saluran
tertutup, kedap air dan lancar
20
3. Kualitas effluent
yang dibuang ke
lingkungan
2 Memenuhi persyaratan Kepmen LH
no. 58 tahun 1995 atau Perda
setempat
100
VI TEMPAT PENCUCIAN
LINEN
5 a. Terdapat keran air bersih
dengan kapasitas, kualitas,
kuantitas dan tekanan yang
memedai serta disediakan keran
air panas untuk desinfeksi awal
30
b. Dilakukan pemilahan antara
linen infeksius dan non infeksius
15
c. Tersedia ruang pemisah antara
barang bersih dan kotor
15
d. Lokasi mudah dijangkau oleh
kegiatan yang memerlukan dan
jauh dari pasien serta tidak
berada di jalan
15

1 2 3 4 5 6
e. Lantai terbuat dari beton/plester
yang kuat, rata, tidak licin,
dengan kemiringan >2-3 %
10
f. Pencahyaan > 200 luks 10
g. Terdapat sarana pengering
untuk alat-alat sehabis dicuci
5
VII PENGENDALIAN
SERANGGA DAN
TIKUS
4 a. Fisik :
Konstruksi bangunan, tempat
penampungan air, penampungan
sampah tidak memungkinkan
sebagai tempat berkembang
biaknya serangga dan tikus
80
Sanitasi Rumah Sakit 26

b. Kimia :
Insektisida yang dipakai memiliki
toksisitas rendah terhadap
manusia dan tidak bersifat
persisten
20
VIII DEKOMENTASI
MELALUI
DESINFEKSI DAN
STERILISASI
10 a. Menggunakan peralatan
sterilisasi uap (autoclave)/gas
dengan suhu sekitar 134
o
C atau
peralatan radiasi gelombang
mikro (microwave) atau dengan
cara lain yang memenuhi syarat.
40
b. Alat dan perlengkapan medis
yang sudah disterilkan disimpan
pada tempat khusus yang steril
pula
20
c. Alat dan perlengkapan medis
yang sudah disterilkan terlebih
dahulu dibersihkan dari jarah,
jaringan tubuh dan sisi bahan
lain
20
d. Peralatan sterilisasi dikalibrasi
minimal sekali/tahun
10
e. Ruang operasi yang telah
dipakai harus dilakukan
desinfeksi sebelum operasi
berikutnya
10
IX PENGAMANAN
RADIASI
2 a. Ada izin mengoperasikan
peralatan yang memancarkan
radiasi
20
b. Dosis radiasi pengion terhadap
pekerja dan masyarakat tidak
boleh melebihi NDB
15
c. Ada sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan
kerja pada pekerja dan
masyarakat terhadap radiasi
pengion, organisasi, peralatan
proteksi radiasi, pemantauan
dosis perorangan
15







d. Instalasi dan gudang peralatan
radiasi ditempatkan pada lokasi
yang jauh dari tempat rawan
kebakara, tempat berkumpulnya
orang banyak
10
e. Tebal bahan perlindungan pada
masing-masing ruangan
berdasarkan jenis dan energi
radiasi, aktifitas dan dimensi
sumber radiasi serta sifat bahan
40
Sanitasi Rumah Sakit 27

pelindung sesuai peraturan yang
berlaku
X PENYULUHAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN
6 Dilakuakn penyuluhan kesehatan
secara langsung maupun tidak
langsung kepada :

a. Karyawan medis/non medis 40
b. Pasien 20
c. Pedagang makanan dalam
lingkungan RS
20
d. Pengunjung 20
XI UNIT/INSTALASI
SANITASI RS ***)
8 a. Dipimpin oleh tenaga teknis yang
sudah mengikuti pelatihan
sanitasi rumah sakit
50
b. Dipimpin oleh tenaga teknis yang
belum mengikuti pelatihan
sanitasi rumah sakit
30
c. Dipimpin oleh tenaga non teknis
yang sudah mengikuti pelatihan
sanitasi RS
20

**) Pilih salah satu yang sesuai
***) Pilih salah satu yang sesuai



Makassar, .........................................
Mengetahui
Pengelola Rumah Sakit Petugas Pemeriksa




(...................................................)




(.............................................................)






Sanitasi Rumah Sakit 28

Anda mungkin juga menyukai