The aim of this research is to know the content of contenents which obtained in nutmeg oil asa based material for pharmaceutical industries, food and cosmetics and as an information material for craftsmen of nutmeg oil in Moluccas. Expected for the result of research can enhance the economic value of nutmeg oil as raw material for pharmaceutical industries, food and cosmetics. This research is camed out in Baristand Industries Ambon in 2008. Method that used to make an ekstract nutmeg oil is soxhletation. While distillation method is used in isolation process myristicin which subsequently tested by using GC MS. The result of extract seed nutmeg with eter petroleum solvents, obtained rendamen nutmeg oil as 16%. Nutmeg oil testing result with GC-MS obtained 17 components which contained in nutmeg oil, such as 9 outstanding compounds : - pinene 12,40% with time retention 3,914 minuts, sabinene 13,66% with time retention 4,765 minuts, - pinene 12,71% with time retention 4,881 minuts, - mycrene 6,06% with time retention 5,o73 minuts, limonene 7,65% with time retention 6,398 minuts, - terpinene 5,78% with time retention 7,047 miniuts, terpinol 9,42% with time retention 9,064 minuts, safrol 6,50% with time retention 10,315 minuts and miristisin 8,54% with time retention 12,173 minuts. The result of myristicin isolation obtained myristicin compounds with higher level 92,035%.
Key words : nutmeg oil, distillation, miristicin.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan komponen yang terdapat dalam minyak pala sebagai bahan dasar industri farmasi, makanan dan kosmetik dan sebagai bahan informasi bagi pengrajin minyak pala di Maluku. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan nilai ekonomis dari minyak pala sebagai bahan dasar untuk industri farmasi, makanan dan kosmetik. Penelitian ini dilaksanakan di Baristand Industri Ambon pada tahun 2008. Metode yang digunakan untuk mengekkstraki minyak pala adalah metode soxhletasi. Sedangkan proses isolasi miristisin digunakan metode destilasi, yang selanjutnya diuji dengan menggunakan GC - MS. Dari hasil ekstraksi biji pala dapat diinterpretasi minyak pala dengan rendamen sebesar 16% dan 17 komponen yang terdapat dalam minyak pala. Diantaranya terdapat 9 senyawa yang terbaca yaitu, - pinene 12,40% dengan retensi waktu 3,914 menit, sabinene 13,66% dengan retensi waktu 4,765 menit, - pinene 12,71% dengan retensi waktu 4,881 menit, - mycrene 6,06% dengan retensi waktu 5,o73 menit, limonene 7,65% dengan retensi waktu 6,398 menit, - terpinene 5,78% dengan retensi waktu 7,047 menit, terpinol 9,42% dengan retensi waktu 9,064 menit, safrol 6,50% dengan retensi waktu 10,315 menit dan miristisin 8,54% dengan retensi waktu 12,173 menit. Hasil isolasi miristisin diperoleh senyawa miristisin dengan kadar 92,035%.
Kata kunci : Minyak pala, destilasi, miristisin.
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Minyak atsiri adalah produk alami yang mempunyai aroma yang berasal dari tumbuhan tertentu dan dihasilkan dari proses biokimia dalam tanaman. Tumbuhan tropika yang mengandung minyak atsiri banyak tumbuh dan tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia. Di dunia, tumbuhan tropika yang mengandung minyak atsiri diperkirakan lebih dari 200 jenis. Dalam perdagangan hanya dikenal kurang lebih 70 jenis. Dari 70 jenis minyak atsiri yang laku di pasaran Internasional, 40 jenis minyak atsiri yang telah diusahakan secara komersial dan mendapat legalitas sebagai komoditas ekspor ke seluruh manca negara (Agusta, 2000) Sebelum perang dunia II, bahkan hingga sekarang, Indonesia menduduki peringkat tertinggi dalam perdagangan untuk sejumlah minyak atsiri. Indonesia merupakan penghasil sejumlah minyak atsiri seperti minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak kenanga, minyak akar wangi, minyak kayu cendana, minyak nilam, minyak pala dan sebagainya. Kebanyakan minyak atsiri tersebut diekspor atau dijual ke luar negeri seperti Jepang, Amerika Serikat, Inggris dan Eropa.Selanjutnya oleh negara tersebut diolah untuk diambil komponen utamanya dan kemudian diimport kembali ke Indonesia untuk keperluan industry dengan harga yang begitu tinggi (Hardjono Sastrohamidjojo, 2004). Jenis minyak atsiri yang telah dikenal, salah satunya adalah minyak pala yang merupakan komoditas ekspor dalam era globalisasi saat ini. . Minyak pala merupakan cairan jernih sampai kuning muda sebagai salah satu komoditas ekspor yang cukup besar di Indonesia serta memiliki keunggulan di pasaran dunia karena memiliki aroma yang khas dan rendamen minyak yang tinggi. Kegunaan minyak pala dalam bidang farmasi digunakan sebagai obat dan dalam bidang industri kosmetik digunakan sebagai pewangi dan parfum (Lutony & Rahmayati, 2002). Dalam bidang makanan, minyak pala dimanfaatkan sebagai penambah aroma dan peningkatan cita rasa dalam masakan (Rismunandar, 1990). Minyak pala diperoleh dengan cara penyulingan uap biji pala (nutmeg) dan fuli pala (mace).Saat ini minyak pala telah diaplikasikan penggunaannya dalam berbagai jenis industri seperti farmasi untuk obat gangguan pencernaan, rematik dan lain lain juga industri makanan dan minuman. Minyak pala bersama - sama dengan minyak permen (Peperment Oil) digunakan sebagai penyegar pasta gigi. Minyak pala bersama sama denga minyak cengkeh, vanili dan minyak cassia dipakai sebagai pencampur aroma tembakau. Dalam industri parfum, biasanya minyak pala dicampur dengan minyak lavender untuk menghasilkan aroma yang harum dan lembut serta sulit ditiru dengan memakai bahan lain (Amos dan Purwanto, 2002). Umumnya di Maluku, minyak pala terbatas digunakan hanya sebagai obat gosok. Kekhasan minyak pala sangat tergantung dari senyawa miristisin. Miristisin merupakan komponen utama dalam minyak pala yang mempunyai sifat mudah menguap dan memiliki bau khas pala. Miristisin memiliki daya bunuh yang sangat hebat dan jitu terhadap serangga seerta dapat meningkatkan aktifitas mental atau sebagai bahan psikoaktif dan psikotropika (Ivan, et al, 2001). Karena keterbatasan penggunaannya, maka diperlukan upaya untuk menaikkan nilai ekonomis dari minyak pala. Untuk itulah dilakukan penelitian Identifikasi Komponen Utama Dari Minyak Pala Untuk Bahan Dasar Industri Farmako. Penelitian tentang isolasi dari minyak pala telah dilakukan dengan menggunakan pelarut dietil eter dan methanol untuk memisahkan trimiristin atau lemak miristisin dari minyak pala. Hasil yang diperoleh yaitu senyawa senyawa terpena (7 18%), miristisin (5 12%), safrol (0,5 3%) dan elimisin (0,2 - 2%). (Anonimous, 2000). Pada tahun 2005, penelitian isolasi minyak pala telah dilakukan lagi dengan pelarut petroleum eter dan etanol. Hasil yang diperoleh yaitu senyawa Terpinol (19%), - Terpinol (5,23%), safrol (8,68%) dan miristisin 6,51% dengan kemurnian 51,30%.(Anonimous, 2005).
2. Tujuan Penelitian ini bertujuan : - Untuk mengetahui kandungan komponen utama dalam minyak pala. - Sebagai informasi buat pengrajin minyak pala umumnya dan pengrajin minyak pala di Maluku khususnya.. - Berdirinya industri penyulingan minyak pala di Maluku ke depan.
3. Sasaran Sasaran dari penelitian ini adalah mendapatkan komposisi komponen utama dari minyak pala dengan menggunakan pelarut petroleum eter untuk bahan dasar industri farmasi, makanan dan kosmetik.
4. Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah ekstraksi biji pala untuk menghasilkan minyak pala, Isolasi dan pengujian komposisi komponen utama dari minyak pala dengan pembandingnya adalah hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
5. Hasil yang diharapkan Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh komponen utama yaitu miristisn dengan kemurnian yang sempurna (maksimal) dengan cara isolasi minyak pala dengan menggunakan destilasi fraksinasi.
6. Tinjauan Pustaka 6.1. DeskripsiI Tanaman Pala Tanaman pala adalah milik asli Indonesia terutama daerah Banda dan sekitarnya serta di Irian Jaya, kemudian menyebar ke pulau pulau lainnya, termasuk pulau Jawa entah sejak tahun berapa. Pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai ke Sumatera dan seluruh wilayah Nusantara dan bahkan sudah dibudidayakan di Granada, Amerika Tengah (Rismunandar, 1990). Nama daerah untuk pala di Indonesia antara lain; Pala (Melayu), Pala (Jawa), Pala (Maluku), Pahalo (Lampung), Pal (Timor), Falo (Nias), Kuhipun (Pulau Buru), Kapala (Bima), Paala bibinek (Madura), Palang (Sangir dan Talaud), Para (Sulawesi Utara), Pala Bai (Bugis), Gosoro (Halmahera Utara), Goroso (Ternate), Pane (Seram). (Rismunandar,1990). Taksonomi tumbuhan pala diklasifikasikan sebagai berikut (Van Steerus, 1987) : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Ranunculales Famili : Myristiceae Genus : Myristica Spesies : Myristca fragrans Houtt Dari seluruh bagian tanaman pala yang mempunyai nilai ekonomis adalah buahnya. Buah pala terdiri dari empat bagian yaitu; daging, tempurung (cangkang), fuli dan biji. Daging pala dapat diolah menjadi manisan, sirup, selei, jelly, dodol, anggur pala. Fuli (bunga pala) dapat digunakan sebagai bumbu masakan, bahan baku kosmetik dan parfum. Tempurung (cangkang) digunakan sebagai kayu baker, bahan pembuatan obat nyamuk dan arang briket. Biji pala digunakan sebagai bumbu masakan, parfum, kosmetik dan bahan pengawet. Perbandingan berat pala Banda (Myristica fragrans Houtt) dari keempat bagian tersebut terinci pada tabel 1.(Rismunandar, 1990).
Tabel 1. Persentase berat dari keempat bagian buah pala. Bagian Buah Basah (%) Kering (diangin- anginkan) % Daging Fuli Tempurung Biji 77,8 4 15,1 13,1 9,93 2,09 - 8,4
Menurut Albert Y.Leung dalam Rismunandar (1990), komposisi kimia biji pala sebagai berikut : - Minyak atsiri 2 16 % rata rata 10 % - Fixed oil (minyak kental) 25 40 %, terdiri dari beberapa jenis asam organic misalnya asam palmetic, stearic dan myristic. - Karbohidrat 30 %. - Protein 6 % . - Minyak pala mengandung 88% monoterpen hidrokarbon . - Miristisin 4 8%, dan lain lain termasuk jenis alcohol misalnya eugenol, methyleugenol. - Biji pala dan fuli mengandung zat zat antioksidan.
6.2. Minyak Pala Minyak pala diperoleh dengan cara penyulingan uap biji pala (nutmeg) dan fuli pala (mace). Minyak pala memiliki bau yang khas seperti keharuman bumbu rempah rempah. Masyarakat pada umumnya memanfaatkan minyak pala sebagai obat gosok berbagai penyakit seperti rematik, encok, sakit gigi dan sebagainya. Minyak pala memiliki aroma yang khas dan cita rasa yang spesifik dan saat ini telah diaplikasikan pengguanaannya dalam berbagai bidang industri seperti farmasi untuk obat gangguan pencernaan, rematik dan lain lain. juga industri makanan dan minuman. Minyak pala bersama sama dengan minyak permen (peppermint oil) digunakan sebagai penyegar pasta gigi. Minyak pala bersama sama dengan minyak cengkeh, vanili dan minyak cassia dipakai sebagai pencampur aroma tembakau. Dalam industri parfum, biasanya minyak pala dicampur dengan minyak lavender untuk menghasilkan aroma yang harum dan lembut serta sulit ditiru dengan memakai bahan lain (Amos & Purwanto, 2002). Berdasarkan hasil tes terhadap beberapa pasien di Australia tahun 1977, minyak pala dapat menyebabkan halusinasi dan psikoaktif. Minyak pala juga mengandung racun yang dapat menyebabkan kematian. Penggunaan minyak pala yang berlebihan akan menyebabkan mual dan muntah muntah, mulut kering, tachycardia (detak jantung mendadak menjadi cepat), euphoria (perasaan senang yang semu) dan halusinasi. (Anonimous, 2005). Hal tersebut dikarenakan adanya kandungan elimicin dalam biji pala. Elimicin bersama miristisin di dalam tubuh diubah menjadi senyawa baru yang m,irip dengan mercalin dan amfetamin. (Suranto, 1993). 6.3. Miristisin Mutu minyak pala salah satunya ditentukan oleh kandungan miristisin karena miristisin yang memberikan aroma khas pada minyak pala (Ivan,et al, 2001). Miristisin merupakan turunan dari senyawa fenilpropanoid. Miristisin adalah zat cair yang bening, tak larut dalam air tetapi dalam pelarut organik. Baunya khas seperti rempah rempah dan aroamnya tajam serta mudah menguap. Berat molekulnya 192 gr/mol. Nama lain dari miristisin adalah 5 alil 1 metoksi 2,3 metilen dioksibenzena atau 5 metoksi safrol. Berikut ini adalah gambar struktur dari miristisin .
Gambar 1. Rumus Struktur Miristisin. Titik didih pada 760 mm/Hg = 173 C Titik leleh = - 20 C Berat jenis gr/mol = 1,1437 Indeks bias = 1,540 Panjang gelombang / maks = 278 nm. CH 2 CH = CH 2
OCH 3 O
O
Miristisin dapat digunakan sebagai obat oles untuk penyakit rematik dan perangsang kulit serta bahan psikoaktif (meningkatkan aktifitas mental). Miristisin juga dapat digunakan sebagai zat pemusnah serangga yang disebut synergistiche serta digunakan sebagai pembanding zat untuk tes minyak yang mudah menguap. Di Eropa, miristisin pada mulanya akan dimanfaatkan sebagai penghilang rasa sakit (analgesik). Namun rencana ini dibatalkan karena memiliki efek samping diantaranya pusing, mual mual dan kehilangan keseimbangan. Beberapa efek merugikan tersebut sebenarnya disebabkan karena adanya miristisin dalam minyak pala. Miristisin di dalam tubuh manusia akan diubah menjadi suatu senyawa mirip meskalin dan ampetamin. Kedua senyawa ini yang menimbulkan efek pusing, mual mual dan lain lain. METODOLOGI PENELITIAN
Bahan utama yang digunakan adalah biji pala (myristica fragrans Houtt),bahan pembantu adalah petroleum eter,alkohol,kertas saring dan kapas.
Alat utama adalah seperangkat alat ekstraksi (soxhlet,pompa,isomantel), seperangkat alat destilasi fraksinasi dan GC-MS,alat bantu seperti lumpang,nyiru,sendok plastik/ kayu,timbangan, corong, pengaduk dan Erlenmeyer.
Ekstaksi 250 gr biji pala kering dengan 525 mL petroleum eter selama 8 jam,dinginkan selama 24 jam,ekstrak yang telah dingin tambahkan 100 mL etanol,aduk selama 5 menit dan saring. Rekristalisasi dengan 100 mL etanol,residu yang diperoleh adalah minyak pala sebanyak 40 gr sedangkan filtratnya adalah trimiristin. Isolasi miristisin dengan destilasi fraksinasi kemudian uji dengan GC - MS Komposisi komponen minyak pala HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PENELITIAN 1.1. Ekstraksi Minyak Pala Hasil ekstraksi minyak pala dari 250 gr biji pala, myristica fragrans Houtt diperoleh 40 gr ( 16%). Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Albert Y Leung bahwa komposisi biji pala mengandung minyak atsiri 2 16%.Dalam kegiatan setelah ekstaraksi,contoh diberi penambahan etanol dimaksudkan untuk membantu mengendapkan trimiristin pada minyak pala. Trimiristin adalah lemak miristisin yang berbentuk kristal putih kekuningan. (Ikan,1969). Hasil minyak pala dengan kromatografi gas menunjukkan minyak pala hasil ekstraksi dengan petroleum eter menunjukkan 17 puncak (Lampiran 1). Dimana komponen utama minyak pala (miristisin) berada pada waktu retensi 12,173 menit dengan kemurnian 8,54%. Dari 17 senyawa yang terdeteksi, terdapat 9 senyawa yang menonjol. Senyawa senyawa tersebut ditunjukkan oleh puncak 2,3,4,5,9,10,14,16 dan 17. Senyawa senyawa tersebut yaitu; dengan waktu retensi 3,914 adalah - Pinene, 12,40%.(Lampiran 2). Waktu retensi 4,765 menit adalah sabinene, 13,66%.(Lampiran 3). Waktu retensi 4,881 menit adalah Pinene,12,71%.(Lampiran 4).Waktu retensi 5,073 menit adalah -Myrcene,6,06%.(Lampiran 5). Waktu retensi 6,398 menit adalah Limonene,7,65%.(Lampiran 6).Waktu retensi 7,047 menit adalah - Terpinene,5,78%.(Lampiran 7). Waktu retensi 9,064 menit adalah Terpineol,9,42%.(Lampiran 8). Waktu retensi 10,315 menit adalah Safrol,6,50%.(Lampiran (9) dan waktu retensi 12,173 menit adalah miristisin,8,54%.(Lampiran 10). Sebagaimana dikatakan oleh Albert Y Leung bahwa miristisin yang terdapat dalam minyak pala adalah 4 8% dan lain lain termasuk jenis alkohol misalnya eugenol, methyleugenol. 1.2. Isolasi Miristisin. Minyak pala yang didestilasi dengan destilasi fraksinasi sebanyak 299,40 gram dengan tekanan 1 atmosfir pada suhu 80C diperoleh dua fraksi sebagaimana ditunjukkan oleh tabel 2.
Tabel 2. Hasil isolasi minyak pala No Fraksi Tekanan,atm Suhu,C Massa,gr 1. 2. 1 2 1 1 80 80 204,78 67,65
Ada 26,97 gram yang merupakan fraksi fraksi kecil yang telah hilang/ terikut masuk dalam selang vakum. Fraksi berat (F2) kemudian diuji dengan GC,diperoleh 7 komponen dengan kemurnian miristisin 36,756%.(Lampiran 11). Selanjutnya fraksi berat (F2) sebanyak 67,65 gram didestilasi lebih lanjut pada suhu 79C,tekanan 1 atm diperoleh hasil dua fraksi. Hal ini ditunjukkan oleh tabel 3. Tabel 3. Hasil Redestilasi miristisin. No Fraksi Tekanan,atm Suhu,C Massa,gr 1. 2. 1 2 1 1 79 79 36,15 28,50
Fraksi 1 kemudian diuji dengan GC mengandung 10 komponen dengan kemurnian miristisin 72,746%.(Lampiran 12) dan fraksi 2 dari hasil uji GC mengandung 6 komponen dengan kemurnian miristisin 91,057%.(Lampiran 13). Selanjutnya dilakukan redestilasi terhadap fraksi 2. Hasil yang diperoleh ditunjukkan oleh tabel 4. Tabel 4. Hasil Redestilasi Miristisin F2 (28,50 gr).
Kedua hasil tersebut di atas kemudian di uji dengan GC diperoleh kemurnian 7,501% untuk fraksi 1 (F1). Lampiran 14 sedangkan Fraksi 2 (F2) dilanjutkan untuk destilasi. Hasil kelanjutan redestilasi F2 (24,08 gr) ditunjukkan hasilnya pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Redestilasi Miristisin F2 (24,08 gr) No Fraksi Tekanan,atm Suhu,C Massa,gr 1. 2. 1 2 1 1 88 110 1,92 22,59
Hasil F2 yang diperoleh kemudian di uji dengan GC diperoleh kemurnian mirisitisin 92,035% (lampiran 15).
2. PEMBAHASAN 2.1 Aspek Teknologi Isolasi miritisin dari minyak pala dengan cara destilasi fraksinasi merupakan metode yang tepat hal ini telah diperlihatkan dari hasil penelitian, kromatogram fraksi 2 dengan waktu retensi 16,724 menit kemurniannya 92,035% memberikan spectrum massa dengan m/z yang sama dengan berat molekul miritisin yaitu 39,53, 65, 77, 91, 103, 119, 131, 147, 161, 177, 192 (puncak dasar). Spectrum massa menunjukkan fragmentasi seperti Gambar 2.
Spektrum massa Gambar 2. Menunjukkan bahwa puncak ion molekuler pada m/z = 192 (M + ) C 11 H 12 O 3 dan sekaligus merupakan puncak dasar. Dari puncak ion molekuler terjadi dua fragmentasi yang berbeda yaitu fragmen dengan m/z = 177 (M + - 15) C 10 H 9 O 3 dengan melepaskan gugus metil dan fragmen dengan m/z = 161 (M + - 31) C 10 H 9 O 2 dengan melepaskan gugus metoksi. Dari fragmen yang pertama dengan m/z = 177 diperoleh fragmen dengan m/z = 147 (C 9 H 9 O 2 ) dengan melepaskanOCH 2 , dilanjutkan dengan lepasnya OC untuk menghasilkan fragmen dengan m/z = 119. Fragmen dengan m/z = 91 adalah tropilium (C 7 H 7 ) diperoleh dengan melepaskan CO dari m/z = 119. Dari tropilium terjadi dua fragmentasi yang berbeda, yaitu fragmen dengan m/z = 77 (C 6 H 5 ) diperoleh dengan melepaskan CH 2 dan fragmen dengan m/z = 65 (C 5 H 5 ) dengan melepaskan gugus asitilen. Fragmen dengan m/z = 39 (C 3 H 3 ) diperoleh dengan pelepasan gugus asitilen dari fragmen dengan m/z = 65. Dari fragmen yang kedua dengan m/z = 161 menghasilkan fragmen dengan m/z = 131 (C 9 H 7 O) yang dihasilkan dengan melepaskan OCH 2 , kemudian dilanjutkan dengan lepasnya CO untuk menghasilkan m/z = 103 (C 8 H 7 ) dari m/z = 131. Fragmentasi yang diperoleh menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi adalah miristisin. 2.2. Aspek Ekonomi Potensi bahan baku biji pala yang digunakan tersebar di kepulauan Maluku, dengan luas areal 10.918 ha dengan produksi 1.265 ton/ tahun. Dengan potensi ini, mendukung kegiatan proses penyulingan biji pala menjadi minyak pala akan tumbuh lebih banyak lagi di Maluku. Dari cara laboratorium, peneliti akan usahakan ke jenjang pembuatan alat penyulingan minyak pala sesuai hasil yang diperoleh.Hal ini dapat digambarkan dengan tekno ekonomi berikut ini :
I. Modal Alat Penyulingan dan Rumah Kerja 1. Biaya Material Alat Penyulingan = Rp 7.500.000,- Tungku = Rp 1.000.000,- Rumah Kerja = Rp 3.000.000,- 2. Ongkos Kerja + Alat Penyulingan = Rp 1.250.000,- Tungku = Rp 500.000,- Rumah Kerja = Rp 350.000,- = Rp 13.600.000,- Alat destilasi fraksinasi (kapasitas 5 kg minyak) = Rp 12.000.000,- = Rp 25.600.000,- II. Modal Kerja Untuk 1 bulan ( 25 hari kerja) Bahan baku : 50 kg/ hari x 25 hari x Rp 50.000,-/ kg = Rp 62.500.000,- Bahan bakar = Rp 500.000,- = Rp 63.000.000,- I + II , Untuk produksi minyak pala = Rp 76.600.000,- Untuk produksi miristisin = Rp 88.600.000,- III. Penjualan Minyak pala yang dihasilkan, 16% x 1250 kg = 200 kg. Harga jual minyak Rp 750.000,-/ kg = Rp 750.000,-/ kg x 200 kg = Rp 150.000.000,- Laba kotor per bulan = Rp 150.000.000,- - Rp 76.600.000,- = Rp 73.400.000,- Laba kotor per tahun = 12 x Rp 73.400.000,- = Rp 880.800.000,- Retribusi pasar 5% = 5% x Rp 880.800.000,- = Rp 44.040.000,- Laba bersih per tahun = Rp 836.760.000,- Miristisin yang dihasilkan 8.54% x 200 kg = 17,08 kg Harga jual miristisin/ kg Rp 7.500.000,-/ kg 17,08 kg x Rp 7.500.000,-/ kg = Rp 128.100.000,- Laba kotor Rp 128.100.000,- - Rp 88.600.000,- = Rp 39.500.000,- Laba kotor per tahun 12 x Rp 39.500.000,- = Rp 474.000.000,- Retribusi pasar 5%, 5% x Rp 474.000.000,- = Rp 23.700.000,- Laba bersih per tahun = Rp 450.300.000,- IV. Pay Out Return (Pengembalian Modal) Minyak Pala, 76.600.000,- x 100% = 9,15 % 836.760.000,- = 1,1 bulan
Miristisin , 88.600.000,- x 100% = 19,68 % 450.300.000,- = 2,4 bulan 2.3 KEUNGGULAN/ KEMUNGKINAN DITERAPKAN DI IKM Penelitian ini bisa dikembnagkan dan diterapkan ke dunia usaha. Hal ini ditunjang dengan potensi alam yang ada dan teknologi proses penyulingan serta teknolgi proses isolasi yang tersedia.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penenlitian disimpulkan bahwa : Minyak pala dapat diperoleh dengan cara ekstraksi pelarut dengan menggunakan petroleum eter Rendamen miristisin dapat ditingkatkan 45 - 50% dengan menggunakan petroleum eter dan etanol dan pemilihan biji pala yang tepat. 2. Saran Dari hasil penelitiaan yang diperoleh perlu dilakukan redestilasi satu tahap lagi untuk memperoleh miristisin diatas 92,035% (lebih murni lagi hingga 99.9%).
DAFTAR PUSTAKA Amos dan Purwanto.N,2002, Hard Candy dengan Flavour dari Minyak Pala,www.geogle.com/http:/www.iptek.net.id
Anonimous,2000, Extracting Myristicin and Safrole from Nutmeg, Sputnik Drug Information Zone,http:/www.geogle.com.
Anonimous,2001, Myristicin, Mac millan Dictionary of Toxicology, Volume 1, 5 April 2001, http:/www.acs.org.
Anonimous,2004, Minyak Atsiri Hasil Geogle Books,http:/www.geoogle.co.id.
Ikan. R,1969, Natural Product a laboratory Guide, Publishing Israel University Press Yerusalem.
Ivan Frans,M.D, J.J. Friedman, M.D, F.A.C.P,2001, New York State Journal of Medicine,Vol. 1, 5 April 2001, http:/www.acs.com.
Lutony T.L dan Y. Rahmayati,2002. Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri, Penerbit Swadaya Jakarta.
Rismunandar,1990, Budidaya dan Tata Niaga Pala, Penerbit Swadaya.
Sastrohamidjojo. H,2004, Kimia Minyak atsiri, Penerbit Gajah Mada University press.