Anda di halaman 1dari 16

1 Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA

OPERAS ARTHMATK
OPERAS PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN
Tujuan : Setelah mempelajari Operasi Arithmatik diharapkan dapat,
1. Memahami aturan-aturan Penjumlahan bilangan biner
2. Memahami aturan-aturan Pengurangan bilangan biner
3. Mampu melakukan operasi penjumlahan bilangan biner dan bilangan
heksadesimal
4. Memahami pembentukan Komplemen Satu dan Komplemen Dua
5. Mampu melakukan operasi pengurangan bilangan biner
6. Mampu melakukan operasi perkalian bilangan biner
7. Mampu melakukan operasi pembagian bilangan biner
8. Memahami bilangan dalam bentuk BCD Code
9. Mampu melakukan operasi penj umlahan bilangan dalam bentuk BCD
Code dan mengoreksi hasilnya
10. Mampu melakukan operasi pengurangan bilangan dalam bentuk BCD
Code
1. PenjumIahan BiIangan.
1.1 PenjumIahan BiIangan Biner
Pada penjumlahan berlaku aturan seperti di bawah ini,
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0 / + 1 sebagai carry
1 + 1 + 1 = 1 / + 1 sebagai carry
Seperti cara penjumlahan bilangan desimal y ang kita kenal sehari-hari, penjumlahan
bilangan biner juga harus selalu memperhat ikan carry ( sisa ) dari hasil penjumlahan
pada tempat yang lebih rendah.
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 dan data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 akan
dijumlahkan ,
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 154
10
Data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 73
10
carry 1 1
HasiI A + B = 1 1 1 0 0 0 1 1 227
10
Dalam contoh di atas, telah dilakukan penjumlahan 8 bit tanpa carry, sehingga hasil
penjumlahnya masih berupa 8 bit data. Un tuk contoh di bawah akan dilakukan
penjumlahan 8 bit yang menghasilkan carry.
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 dan data B = 1 1 1 0 0 0 1 1 akan
dijumlahkan ,
2. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 = 154
10
Data B = 1 1 1 0 1 0 1 1 = 227
10
carry 1 1
HasiI A + B = 1 0 1 1 1 1 1 0 1 = 381
10
Hasil penjumlahan di atas menjadi 9 bit data, sehingga untuk 8 bit data, hasil
penjumlahannya bukan merupakan jumlah 8 bit data A dan B tetapi bit yang ke-8
( dihitung mulai dari 0 ) atau yang disebut carry juga harus diperhatikan. sebagai hasil
penjumlahan.
1.2 PenjumIahan BiIangan OktaI
Proses penjumlahan bilangan oktal sama s eperti proses penjumlahan bilangan
desimal. Sisa akan timbul / terjadi jika jumlahnya telah melebihi 7 pada setiap tempat.
Contoh
a. Bilangan Oktal A = 232
8
dan bilangan Oktal B = 111
8
akan dijumlahkan ,
Bilangan Oktal A = 2 3 2
8
= 154
10
Bilangan Oktal B = 1 1 1
8
= 73
10
carry
HasiI A + B = 3 4 3
8
= 227
10
. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIK

b. Bilangan Oktal A = 232
8
dan bilangan Oktal B = 667
8
akan dijumlahkan ,
Bilangan Oktal A = 2 3 2
8
= 154
10
Bilangan Oktal B = 6 6 7
8
= 439
10
carry 1 1 1
HasiI A + B = 1 1 2 1
8
= 593
10

1.3 PenjumIahan BiIangan HeksadesimaI
Dalam penjumlahan bilangan heksadesimal, sisa akan terjadi jika jumlah dari setiap
tempat melebihi 15.
Contoh
a. Bilangan Heksadesimal A = 9A
16
dan bilangan Heksadesimal B = 43
16

akan dijumlahkan ,
Bilangan Heksadesimal A = 9 A
16
= 154
10
Bilangan Heksadesimal B = 4 3
16
= 67
10
carry
HasiI A + B = D D
16
= 221
10
b. Bilangan Heksadesimal A = E8
16
dan bilangan Heksadesimal B = 9A
16

akan dijumlahkan ,
Bilangan Heksadesimal A = E 8
16
= 232
10
Bilangan Heksadesimal B = 9 A
16
= 154
10
carry 1 1
HasiI A + B = 1 8 2
16
= 386
10
4. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA

2 Pengurangan BiIangan
2.1 Pengurangan BiIangan Biner
Pada pengurangan bilangan biner berlaku aturan seperti di bawah ini,
0 - 0 = 0
0 - 1 = 1 / - 1 sebagai borrow
1 - 0 = 1
1 - 1 = 0
0 - 1 - 1 = 0 / - 1 sebagai borrow
1 - 1 - 1 = 1 / - 1 sebagai borrow

Pada pengurangan jika bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan
pengurangnya maka dilakukan peminjaman ( borrow ) pada tempat yang lebih tinggi.
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 dan data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 akan
dikurangkan ,
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 = 154
10
Data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 = 73
10
borrow 1 1
HasiI A - B = 0 1 0 1 0 0 0 1 = 81
10

2.2 Pengurangan BiIangan Biner MeIaIui KompIement dan PenjumIahan
Aturan pengurangan yang tertulis pada 3.1.2.1. untuk sist em microcomputer tidak
cocok, oleh karena itu digunakan cara komplement dan penjumlahan.
Komplement adalah hasil inverter dari bilangan biner. Cara meng-inverter atau negasi
dari bilangan biner biasanya disebut One's CompIement atau EinerkompIement
atau KompIemen Satu.
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 dan data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 akan
dikurangkan ,
Data B dikomplemen
Data B = 0 1 0 0 1 0 0 1
Komplemen satu B = 1 0 1 1 0 1 1 0
5. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA
Pengurangan
Langkah Pertama
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0
Komplemen satu B = 1 0 1 1 0 1 1 0
HasiI Sementara A + B = 1 0 1 0 1 0 0 0 0
Hasil Sementara
Sisa ( Carry )
Langkah Kedua
Karena menghasilkan sisa ( carry ) 1( hi gh ), maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengurangannya adalah bilangan Positip yang artinya bahwa pengurang lebih kecil
dibandingkan dengan yang dikurangi. Jika dilakukan pengecakan dari hasil
pengurangan ( hasil sementara ), maka hasil di atas kurang 1 (satu) dibandingkan
dengan hasil yang seharusnya ( 01010000
2
= 80
10
). Untuk mengoreksi hasiI
pengurangan tersebut maka hasil sementar a ditambah dengan 1 sehingga hasil yang
dimaksud menjadi,
HasiI Sementara = 0 1 0 1 0 0 0 0
1
HasiI A - B = 0 1 0 1 0 0 0 1 = 81
10
Cara di atas tidak berlaku jika hasil pengurangan adalah bilangan negatip yang artinya
bahwa carry-nya 0 ( low ). Untuk dapat melakukan proses pengurangan yang
dimaksud lihat contoh di bawah ini.
Contoh
Data A dikurangi dengan data B ( Bilangan pengurang lebih besar dari pada
bilangan yang dikurangi ),
Data A = 0 1 0 0 1 0 0 1 = 73
10
Data B = 1 0 0 1 1 0 1 0 = 154
10

Data B dikomplemen
Data B = 1 0 0 1 1 0 1 0
Komplemen satu B = 0 1 1 0 0 1 0 1
6. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA
Pengurangan
Langkah Pertama
Data A = 0 1 0 0 1 0 0 1
Komplemen satu B = 0 1 1 0 0 1 0 1
HasiI Sementara A + B = 0 1 0 1 0 1 1 1 0 Hasil sementara
Sisa ( Carry )
Langkah Kedua
Pada tempat sisa ( carry ) berlogika 0 ( low ), maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengurangannya adalah bilangan Negatip yang artinya bahwa pengurang lebih besar
dibandingkan dengan yang dikurangi. Hasil setel ah melalui proses komplemen berupa
bilangan positip, sedangkan tanda negatip harus kita tambahkan ( karena sisa 0 ), dan
jika diteruskan diperoleh,
HasiI Sementara = 1 0 1 0 1 1 1 0
Komplemen Satu = 0 1 0 1 0 0 0 1
HasiI = 0 1 0 1 0 0 0 1
Jadi Hasil pengurangannya adalah 0 1 0 1 0 0 0 1 = 81
10
Mengoreksi hasil seperti cara diatas dapat dihindari dengan menggunakan cara
menggunakan Two's CompIement atau ZweierkompIement atau KompIemen Dua.
Komplemen Dua didapatkan dari Komplemen Satu ditambah dengan 1.
Contoh
Data A = 0 1 0 0 1 0 0 1
Komplemen Satu A = 1 0 1 1 0 1 1 0
Komplement Dua 1 0 1 1 0 1 1 1
Kompleman Dua dapat juga dituliskan dengan ( A + 1 )
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0
Data B = 0 1 0 0 1 0 0 1
Data B dikomplemen
Data B = 0 1 0 0 1 0 0 1
Komplemen satu B = 1 0 1 1 0 1 1 0
Komplemen Dua ( B + 1 ) = 1 0 1 1 0 1 1 1
7. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA
Pengurangan
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0
Komplemen Dua ( A + 1 ) = 1 0 1 1 0 1 1 1
HasiI = 1 0 1 0 1 0 0 0 1
Pada Carry berlogika 1 yang berarti bahwa hasil pengurangan tersebut adalah bilangan
positip, sedangkan 8 bit berik utnya tanpa harus mengalami perubahan adalah hasil
pengurangannya.
Contoh
Kurangkan data A dan data b di bawah ini,
Data A = 0 1 0 0 1 0 0 1
Data B = 1 0 0 1 1 0 1 0
Data B dikomplemen
Data B = 1 0 0 1 1 0 1 0
Komplemen satu B = 0 1 1 0 0 1 0 1

Komplemen Dua ( B + 1 ) = 0 1 1 0 0 1 1 0
Pengurangan
Data A = 0 1 0 0 1 0 0 1
Komplemen Dua ( B + 1 ) = 0 1 1 0 0 1 1 0
HasiI = 0 1 0 1 0 1 1 1 1

Pada tempat sisa ( carry ) berlogika 0 ( low ), maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengurangannya adalah bilangan Negatip dan harus dikoreksi. Dengan jalan meg-
Komplemen Dua-kan sekali lagi hasil pengurangannya dan menambahkan tanda
negatip ( - ) di depan bilangan tersebut maka diperoleh hasil yang sudah benar
yang secara rinci diuraikan seperti di bawah ini,
Hasil = 1 0 1 0 1 1 1 1
Komplemen Satu = 0 1 0 1 0 0 0 0
1
Komplemen Dua = 0 1 0 1 0 0 0 1
Jadi HasiInya adaIah 0 1 0 1 0 0 0 1 = 81
10

Bilangan biner Negatip diperoleh dengan cara meng-Komplemen Dua-kan bilangan
positipnya.
8. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA
Contoh
Bilangan Biner A = 0 1 0 0 1 0 0 1 = + 73
10

Komplemen Dua ( A + 1 ) = 1 0 1 1 0 1 1 1 = - 73
10


Bilangan Biner B = 0 1 1 1 1 1 1 1 = + 127
10

Komplemen Dua ( B + 1 ) = 1 0 0 0 0 0 0 1 = - 127
10

Bilangan Biner C = 0 0 0 0 0 0 0 1 = + 1
10

Komplemen Dua ( C + 1 ) = 1 1 1 1 1 1 1 1 = - 1
10
3. Increment dan Decrement
ncrement ( bertambah ) dan Decrement ( berkurang ) adalah dua pengertian yang
sering sekali digunakan dalam teknik mikropr osessor. Dalam matematik pengertian
increment adalah Bertambah Satu dan decrement artinya Berkurang Satu.
3.1 Increament Sistem BiIangan
Seperti penjelasan di atas bahwa increment artinya bilangan sebelumnya ditambah
dengan 1.
Contoh
Bilangan Biner A = 1 0 0 1 1 0 1 1
+1
Increment A = 1 0 0 1 1 1 0 0

Bilangan Heksadesimal B = 7 F
+1
Increment B = 8 0

3.2 Decrement Sistem BiIangan
Decrement diperoleh dengan cara mengurangi bilangan sebelumnya dengan 1.
Contoh
Bilangan Biner A = 1 0 0 1 1 0 1 1
-1
Decrement A = 1 0 0 1 1 0 1 0

Bilangan Heksadesimal B = 7 F
-1
Decrement B = 7 E
ncrement dan decrement biasanya digunak an dalam pembuatan program Penghitung
Naik ( Up-Counter ) dan Penghitung Turun ( Down-Counter )
9. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA
4 PerkaIian dan Pembagian
Perkalian dan pembagian memanfatkan proses penambahan dan proses pengurangan.
Perkalian berarti pengulangan proses penambahan sedangkan pembagian berarti
pengulangan proses pengurangan sesuai dengan bes arnya penyebut ( pengali atau
pembaginya ).
4.1 PerkaIian BiIangan Biner
Perkalian dua bilangan biner mempunyai aturan yang sama dengan perkalian bilangan
desimal . Proses perkalian bilangan A dan B dilakukan dengan cara mengalikan
secara individu bilangan A dengan setiap bit bilangan B , kemudian semua hasil
perkaliannya ditambahkan menurut susunan bit yang sesuai.
Contoh
Bilangan desimal A = 49 dikalikan dengan bilangan desimal B = 103, dapat
diselesaikan dengan cara seperti di bawah ini,
A x B = 5047 49 x 103
147
00
49
5047
10. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA
Contoh
Bilangan biner A = 110001 dikalikan dengan bilangan biner B = 1100111, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,
A x B = 1001110110111 110001 x 1100111
110001
110001
110001
000000
000000
110001
110001
1001110110111
Untuk bilangan biner pengalinya hanya berharga 0 atau 1, oleh karena itu perkalian
bilangan biner hanya memerlukan operasi penjumlahan dan operasi geseran.
4.2 Pembagian BiIangan Biner
Operasi pembagian dua bilangan biner seca ra terpisah dapat juga digambarkan
sebagai operasi pengurangan dan operasi geser.
Contoh
Bilangan desimal A = 156 dibagi dengan bilangan desimal B = 13, dapat diselesaikan
dengan cara seperti di bawah ini,
A : B = 12 156 : 13 = 12
13

26
26
11. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA

0
Contoh
Bilangan biner A = 10011100 dibagi dengan bilangan biner B = 1101, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,
10011100 : 1101 = 1100
1101

01101
1101

000000

Contoh
Bilangan biner A = 110000,001 dibagi dengan bilangan biner B = 101, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,
110000,001 : 101 = 1001,101
101

1000
101

110
101

101
101

0
5 Operasi Arithmatik DaIam BCD Code
Bentuk biner jika dinyatakan dalam bilangan desimal memerlukan 4 bit data. Kombinasi
4 bit data jika dimanfaatkan seluruhnya akan didapatkan kemungkinan 16 informasi
yang berbeda. Dari 16 informasi ini untuk BCD Code hanya digunakan 10 informasi,
sedangkan 6 informasi yang lain tidak diperlu kan. Tabel di bawah memperlihatkan
bilangan biner, desimal dan heksadesimal dibandingkan terhadap bentuk BCD-Code.

DesimaI BCD Biner Heksa
0 0000 0000 0
1 0001 0001 1
2 0010 0010 2
3 0011 0011 3
4 0100 0100 4
5 0101 0101 5
6 0110 0110 6
7 0111 0111 7
6 1000 1000 8
9 1001 1001 9
10
TIDAK DIIJINKAN
1010 A
11
TIDAK DIIJINKAN
1011 B
12
TIDAK DIIJINKAN
1100 C
13
TIDAK DIIJINKAN
1101 D
14
TIDAK DIIJINKAN
1110 E
15
TIDAK DIIJINKAN
1111 F
2)
1)
*

Keterangan
1)
Echte Tetraden ( 8421 Code )
2)
Pseudotetrades
*)
Dinyatakan pada tempat kedua ( dikoreksi sebagai puluhan dan satuan )
Jika kita bandingkan bentuk bilangan di atas dengan bentuk BCD, tampak bahwa
setiap tempat ( dekade ) dari bilangan desim al memerlukan 4 group ( = Tetrade ) dari
bilangan biner dan tetrade ini tidak lagi diny atakan dalam bilangan heksadesimal tetapi
dalam bilangan desimal. Kombinasi yang termasuk dalam BCD Code dinyatakan
sebagai Echte Tetraden sedangkan informasi yang tidak termasuk dalam BCD Code
12. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA
dinyatakan sebagai Pseudotetrades. Keberadaan Pseudotetrades dalam operasi
arithmatik mempunyai arti yang sangat pent ing, yaitu bahwa hasil operasi arithmatik
tidak diijinkan berada di daerah Pseudotetrades ini. Jika ternyata hasil operasi
arithmatik dalam BCD Code berada pada daer ah Pseudotetrade , maka hasil operasi
tersebut harus dikoreksi.

5.1 PenjumIahan BiIangan DaIam BCD Code
Penjumlahan bilangan dalam BCD Code te rjadi seperti halnya pada penjumlahan
bilangan biner. Jika hasil penjumlahan berada pada daerah Pseudotetrade maka
harus dilakukan koreksi dengan cara menambahkan hasil dengan 6
10
= 0110
2
.
Contoh 1
Bilangan A = 0011 dan B = 0110 dalam bentuk BCD akan ditambahkan,
Bilangan A = 0 0 1 1
Bilangan B = 0 1 1 0
HasiI Sementara = 1 0 0 1
Koreksi = tidak diperlukan karena hasilnya tidak berada di Pseudotretade.
HasiI = 1 0 0 1 ( bentuk BCD )
13. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA

Contoh 2
Bilangan A = 0111 dan B = 1000 dalam bentuk BCD akan ditambahkan,
Bilangan A = 0 1 1 1
Bilangan B = 1 0 0 0
HasiI Sementara = 1 1 1 1
Koreksi = 0 1 1 0 diperlukan karena berada di Pseudotretade.
HasiI = 1 0 1 0 1
Jadi penjumlahan di atas menghasilkan 0001 0101 ( bentuk BCD )
PuIuhan Satuan
Koreksi pada contoh 2 menghasilkan Carry untuk te mpat yang lebih tinggi ( puluhan ),
sehingga hasil penjumlahan setelah dikoreksi menghasilkan bilangan desimal 2 tempat
yaitu 1 ( satu ) puluhan dan 5 ( lima ) satuan yang dalam bilangan desimal disebut
15
10
( lima belas ) sebagai hasil penjumlahan antara 7
10
( tujuh ) dengan 8
10
( delapan )
Untuk penjumlahan bilangan yang lebih besar dapat dilakukan seperti pada contoh di
atas hanya saja harus diperhatikan cara-cara mengoreksi setiap hasil sementaranya.
Contoh 1
Bilangan A dan B dalam bentuk BCD akan ditambahkan,
Bilangan A = 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0
Bilangan B = 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
Carry = 1 1 1 1 1 1 1
14. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA

HasiI Sementara = 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
Koreksi = 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
Carry = 1
HasiI = 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1
1 2 8 7
(10)

Dari contoh di atas koreksi tidak hanya terjadi pada hasil yang berada di daerah
Pseudotretades saja tetapi juga terj adi pada tetrade yang menghasilkan carry
walaupun tetrade tersebut tidak berada pada daerah Pseudotretade.

5.2 Pengurangan BiIangan DaIam BCD Code
Pengurangan bilangan dalam BCD-Code, s eperti pada pengurangan bilangan biner
juga dapat dilakukan melalui langkah ter balik penjumlahan komplemen. Komplemen
satu dan komplemen dua pada pengurangan bilangan dalam BCD-Code ini dinyatakan
dalam KompIemen SembiIan ( K9 ) dan KompIeman SepuIuh ( K10 ) . Komplemen
Sembilan dibentuk melalui perbedaan harga te rhadap harga tertinggi dari bilangan
Desimal yaitu 9
10
, sedangkan Komplemen Sepuluh di bentuk melalui increment dari
Komplemen Sembilan sehingga dapat dituliskan,
KompIemen SepuIuh = KompIemen SembiIan + 1
K ( 10 ) = K ( 9 ) + 1
Contoh
Komplemen Sembilan dari Bilangan A = 0110 dalam bentuk BCD adalah,
Bilangan BCD tertinggi = 1 0 0 1
Bilangan A = 0 1 1 0
K ( 9 ) dari A = 0 0 1 1
Contoh
Komplemen Sepuluh dari Bilangan B = 0111 dalam bentuk BCD adalah,
Bilangan BCD tertinggi = 1 0 0 1
Bilangan B = 0 1 1 1
K ( 9 ) dari B = 0 0 1 0
K ( 10 ) dari B = 0 0 1 1
Bentuk komplemen untuk bilangan yang besar ( mempunyai beberapa tempat ) dalam
BCD Code dapat dilihat pada contoh di bawah,
Contoh
Dari Bilangan A = 0111 0100 1000 ( = 748
10
) dalam bentuk BCD akan dibentuk
Komplemen Sembilan dan Komplemen Sepuluh,
Bilangan BCD tertinggi = 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1
Bilangan A = 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0
K ( 9 ) dari A = 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1
K ( 10 ) dari B = 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
Contoh di atas menunjuk an bahwa pembentukan K ( 10 ) dilakukan dengan cara
pembentukan K ( 9 ) pada setiap tempat terlebi h dahulu dan terakhir baru di increment
untuk memdapatkan K ( 10 ).
Proses pengurangan dapat dilakukan melalui penambahan dengan Komplemen
Sepuluh yang kemudian hasilnya masih perlu di koreksi. Jika setelah dikoreksi masih
timbul carry maka carry tersebut ti dak menunjukan harga bilangan tetapi hanya
menunjukan tanda bilangan. Carry 1 menunjukan tanda + ( plus ) sedangkan carry 0
( tanpa carry ) menunjukan tanda - ( minus ). Jika terdapat tanda ( minus ) maka
hasilnya masih harus dilakukan Komplemen Sepuluh sekali lagi.
15. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA
Contoh
Dari Bilangan B = 0101 0100 1001 dan b ilangan A = 0111 0011 1000 dalam
bentuk BCD Code. Nyatakan hasil A - B .
Bilangan A = 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0
K ( 10 ) dari B = 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
Carry 1 1 1 1
Hasil Sementara = 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1
Koreksi = 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Carry 1 1 1 1 1 1
HasiI A - B = 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1
+ 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 = 189
10

Karena hasilnya mempunyai tanda + ( positip ) maka hasilnya tidak perlu dikoreksi lagi.
Di bawah ini adalah contoh yang hasilnya masi h harus dilakukan Komplemen Sepuluh
sekali lagi karena menghasilkan tanda ( negatip ).
Contoh
Dari Bilangan B = 0101 0100 1001 dan b ilangan A = 0111 0011 1000 dalam
bentuk BCD Code. Nyatakan hasil B - A.
Bilangan B = 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
K ( 10 ) dari A = 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0
Carry 1
Hasil Sementara = 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
Koreksi = 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0
Carry 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Hasil B A = 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
K ( 10 ) dari HasiI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1
HasiI Akhir B - A 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 = -189
10
16. Sistem Komputer - SMK MEDIA INFORMATIKA

Anda mungkin juga menyukai