Anda di halaman 1dari 11

Universitas Pamulang [Type here]

PERTEMUAN 3

Sistem Perhitungan Bilangan Digital

A. TUJUAN PEMBELAJARAN.

Setelah menyelesaiakan materi pada pertemuan ini, Mahasiswa mampu menerapkan


sistem perhitungan secara aritmetika digital serta metode komplemen 1 dan
komplemen 2
B. URAIAN MATERI.

Salah satu operasi aritmatika untuk bilangan biner dilakukan dengan cara hampir
sama dengan oparasi aritmatika untuk bilangan decimal pada umumnya. Penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian dilakukan digit per digit dikarenakan
mengunakan sistem digital . Kelebihan nilai suatu digit pada proses penjumlahan dan
perkalian akan menjadi bawaan (carry) yang nantinya ditambahkan pada digit di
sebelah kirinya. Demikian pula sebaliknya kurangnya nilai suatu digit pada proses
pengurangan akan „dipinjami‟ oleh digit di sebelah kirinya.
Ada beberapa sistem penjumlahan bilangan yang akan dibahas dalam pertemuan
ini, diantaranya:
1. Penjumlahan sistem bilangan Biner.
Pada penjumlahan berlaku aturan seperti di bawah ini,
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 0 / + 1 sebagai carry
1 + 1 + 1 = 1 / + 1 sebagai carry
Seperti cara penjumlahan bilangan desimal yang kita kenal sehari-hari,
penjumlahan bilangan biner juga harus selalu memperhatikan carry ( sisa ) dari
hasil penjumlahan pada tempat yang lebih rendah.
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 dan data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 akan dijumlahkan.

Dasar Elektronika Digital 24


Universitas Pamulang [Type here]

Dalam contoh di atas, telah dilakukan penjumlahan 8 bit tanpa carry,


sehingga hasil penjumlahnya masih berupa 8 bit data. Untuk contoh di bawah akan
dilakukan penjumlahan 8 bit yang menghasilkan carry.
Contoh

Hasil penjumlahan di atas menjadi 9 bit data, sehingga untuk 8 bit data, hasil
penjumlahannya bukan merupakan jumlah 8 bit data A dan B tetapi bit yang ke-8
(dihitung mulai dari 0 ) atau yang disebut carry juga harus diperhatikan. sebagai
hasil penjumlahan.

2. Penjumlahan Bilangan Heksadesimal


Dalam penjumlahan bilangan heksadesimal, sisa akan terjadi jika jumlah dari
setiap tempat melebihi 15.
Contoh
a. Bilangan Heksadesimal A = 9A16 dan bilangan Heksadesimal B = 4316 akan
dijumlahkan

Dasar Elektronika Digital 25


Universitas Pamulang [Type here]

b. Bilangan Heksadesimal A = E816 dan bilangan Heksadesimal B = 9A16 akan


dijumlahkan ,

3. Penjumlahan Bilangan Oktal


Proses penjumlahan bilangan oktal sama seperti proses penjumlahan
bilangandesimal. Sisa akan timbul / terjadi jika jumlahnya telah melebihi 7 pada
setiap tempat.
Contoh
a. Bilangan Oktal A = 2328 dan bilangan Oktal B = 1118 akan dijumlahkan ,

b. Bilangan Oktal A = 2328 dan bilangan Oktal B = 6678 akan dijumlahkan

Selain pembahasan sistem penjumlahan bilangan dalam pertemuan ini juga


membahas sistem pengurangan sistem bilangan, diantaranya:

Dasar Elektronika Digital 26


Universitas Pamulang [Type here]

1. Pengurangan Bilangan Biner


Pada pengurangan bilangan biner berlaku aturan seperti di bawah ini,
0-0=0
0 - 1 = 1 / - 1 sebagai borrow
1-0=1
1-1=0
0 - 1 - 1 = 0 / - 1 sebagai borrow
1 - 1 - 1 = 1 / - 1 sebagai borrow
Pada pengurangan jika bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan
pengurangnya maka dilakukan peminjaman ( borrow ) pada tempat yang lebih
tinggi.
Contoh :
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 dan data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 akan dikurangkan ,

2. Pengurangan Bilangan Biner Melalui Komplement dan Penjumlahan


Aturan pengurangan diatas untuk sistem microcomputer tidak cocok, oleh karena
itu digunakan cara komplement dan penjumlahan. Komplement adalah hasil
inverter dari bilangan biner. Cara meng-inverter atau negasi dari bilangan biner
biasanya disebut One's Complement atau Einerkomplement atau
Komplemen Satu.
Contoh :
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 dan data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 akan dikurangkan
Data B dikomplemen.

Dasar Elektronika Digital 27


Universitas Pamulang [Type here]

Langkah Pertama

Langkah Kedua
Karena menghasilkan sisa ( carry ) 1( high ), maka dapat disimpulkan bahwa
hasil pengurangannya adalah bilangan Positip yang artinya bahwa pengurang lebih
kecildibandingkan dengan yang dikurangi. Jika dilakukan pengecakan dari hasil
pengurangan ( hasil sementara ), maka hasil di atas kurang 1 (satu) dibandingkan
dengan hasil yang seharusnya ( 010100002 = 8010 ). Untuk mengoreksi hasil
pengurangan tersebut maka hasil sementara ditambah dengan 1 sehingga hasil
yang dimaksud menjadi.

Cara di atas tidak berlaku jika hasil pengurangan adalah bilangan negatip
yang artinya bahwa carry-nya 0 ( low ). Untuk dapat melakukan proses pengurangan
yang dimaksud lihat contoh di bawah ini.
Contoh :
Data A dikurangi dengan data B ( Bilangan pengurang lebih besar dari pada
bilangan yang dikurangi ),

Dasar Elektronika Digital 28


Universitas Pamulang [Type here]

Pengurangan.
Langkah Pertama

Langkah Kedua
Pada tempat sisa ( carry ) berlogika 0 ( low ), maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengurangannya adalah bilangan Negatip yang artinya bahwa pengurang lebih
besar dibandingkan dengan yang dikurangi. Hasil setelah melalui proses
komplemen berupa bilangan positip, sedangkan tanda negatip harus kita
tambahkan ( karena sisa 0 ), dan jika diteruskan diperoleh,

Mengoreksi hasil seperti cara diatas dapat dihindari dengan menggunakan cara
menggunakan Two’s Complement atau Zweierkomplement atau Komplemen
Dua. Komplemen Dua didapatkan dari Komplemen Satu ditambah dengan 1.
Contoh:

Dasar Elektronika Digital 29


Universitas Pamulang [Type here]

Pengurangan

Pada Carry berlogika 1 yang berarti bahwa hasil pengurangan tersebut adalah
bilangan positip, sedangkan 8 bit berikutnya tanpa harus mengalami perubahan
adalah hasil pengurangannya.
Contoh:
Kurangkan data A dan data b di bawah ini,

Dasar Elektronika Digital 30


Universitas Pamulang [Type here]

Pada tempat sisa ( carry ) berlogika 0 ( low ), maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengurangannya adalah bilangan Negatip dan harus dikoreksi. Dengan jalan meg-
Komplemen Dua-kan sekali lagi hasil pengurangannya dan menambahkan tanda
negatip ( - ) di depan bilangan tersebut maka diperoleh hasil yang sudah benar yang
secara rinci diuraikan seperti di bawah ini,

Bilangan biner Negatip diperoleh dengan cara meng-Komplemen Dua-kan bilangan


positipnya.
Contoh:

Selain pembahasan sistem penjumlahan bilangan, sistem pengurangan, dalam


pertemuan ini juga membahas sistem perkalian dan pembagian bilangan,
diantaranya:
1. Perkalian Bilangan Biner.
Perkalian dan pembagian memanfatkan proses penambahan dan proses
pengurangan. Perkalian berarti pengulangan proses penambahan sedangkan
pembagian berarti pengulangan proses pengurangan sesuai dengan besarnya
penyebut ( pengali atau pembaginya ). Perkalian dua bilangan biner mempunyai
aturan yang sama dengan perkalian bilangan desimal . Proses perkalian bilangan

Dasar Elektronika Digital 31


Universitas Pamulang [Type here]

A dan B dilakukan dengan cara mengalikan secara individu bilangan A dengan


setiap bit bilangan B , kemudian semua hasil perkaliannya ditambahkan menurut
susunan bit yang sesuai.
Contoh :
Bilangan desimal A = 49 dikalikan dengan bilangan desimal B = 103, dapat
diselesaikan dengan cara seperti di bawah ini,

Contoh:
Bilangan biner A = 110001 dikalikan dengan bilangan biner B = 1100111, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,

Untuk bilangan biner pengalinya hanya berharga 0 atau 1, oleh karena itu perkalian
bilangan biner hanya memerlukan operasi penjumlahan dan operasi geseran.
2. Pembagian Bilangan Biner
Operasi pembagian dua bilangan biner secara terpisah dapat juga digambarkan
sebagai operasi pengurangan dan operasi geser.
Contoh:
Bilangan desimal A = 156 dibagi dengan bilangan desimal B = 13, dapat
diselesaikan dengan cara seperti di bawah ini,

Dasar Elektronika Digital 32


Universitas Pamulang [Type here]

A : B = 12

Contoh:
Bilangan biner A = 10011100 dibagi dengan bilangan biner B = 1101, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,

Contoh:
Bilangan biner A = 110000,001 dibagi dengan bilangan biner B = 101, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,

Dasar Elektronika Digital 33


Universitas Pamulang [Type here]

C. SOAL LATIHAN/TUGAS.

1. Jumlahkan bilangan biner berikut


a. 1001 + 1011 = …
b. 1011 + 1101 = …
c. 100101 + 100101 =…
d. 1011 + 1001 = …
2. Kurangkan bilangan biner berikut
a. 1101 – 1000
b. 1101 – 1001
c. 1011 – 101
d. 1101 – 1011
3. Kalikan pasangan bilangan biner berikut
a. 111 x 101
b. 1011 x 1011
c. 101,101 x 110,010
d. 0,1101 x 0,1011
4. Jumlahkan bilangan heksadesimal berikut:
a. 37 + 4D =
b. 3A + 2B =
c. FF + A =
d. 28 + 39 =

D. DAFTAR PUSTAKA

[1] Malvino and Leach, Digital principles and Applications, ed 5, Mc Graw Hill, 1995
[2] Tocci, Ronald J, Digital Systems Principles and Applications, ed 6, Prentice Hall,
2011
[3] Ibrahim KF, TEKNIK DIGITAL, terj. Ir.P.Insap santoso, Andi offset Yogyakarta,
1996.
[4] Hidayat, Sistem Digital, Informatika. Bandung. 2018.
[5] Wijaya Widjanarka. Teknik Digital. Erlangga. Jakarta. 2006.

Dasar Elektronika Digital 34

Anda mungkin juga menyukai