Anda di halaman 1dari 43

MATHEMATICA

LESSON
Here starts
the lesson!
01
BILANGAN
A. OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH
Bilangan cacah merupakan bilangan yang terdiri atas bilangan 0, 1, 2, 3, 4 dan seterusnya.
Operasi hitung bilangan cacah terdiri atas operasi hitung penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan/atau pembagian.

1. Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, dan/atau Pembagian Bilangan cacah


Pada bilangan cacah, operasi hitung dilakukan dengan mengikuti aturan berikut.
● Jika ada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan, kerjakan urut dari kiri.
● Jika ada operasi hitung perkalian dan pembagian, kerjakan urut dari kiri.
● Jika terdapat operasi hitung di dalam tanda kurung, kerjakan terlebih dahulu.
● Jika ada operasi hitung penjumlahan atau pengurangan, dan perkalian atau
pembagian, kerjakan perkalian atau pembagian terlebih dahulu.

2. Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Operasi Hitung Bilangan Cacah


Banyak permasalahan sehari-hari yang melibatkan operasi hitung bilangan cacah. Untuk
menyelesaikan masalah operasi hitung bilangan cacah, pahami isi soal terlebih dahulu.
Tentukan hal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Kerjakan operasi hitung sesuai soal
dan selesaikan sesuai aturan pengerjaan operasi hitung bilangan cacah.
A. OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH
A. OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH
A. OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH
B. OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
Bilangan bulat terdiri atas bilangan ...,-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, ...Sama halnya
dengan operasi hitung pada bilangan cacah, operasi hitung pada bilangan bulat juga terdiri
atas penjumlahan, pengurangan, perkalian dan/pembagian.

1. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat


Untuk mementukan hasil penjumlahan bilangan bulat, perhatikan tanda positif dan negative
pada setiap bilangan.
● Jika bertanda sama, jumlahkan kedua bilangan. Tanda pada hasil penjumlahan sama
dengan tanda pada bilangan tersebut.
● Jika berbeda tanda, kurangkan kedua bilangan. Tanda pada hasil pengurangan sama
dengan tanda pada bilangan yang lebih besar.

Aturan pengerjakaan operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan pada bilangan
bulat sama halnya dengan operasi hitung campuran pada bilangan cacah, yaitu sebagai berikut.
• Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan setara, sehingga dikerjakan urut dari kiri.
• Jika terdapat operasi hitung di dalam tanda kurung, kerjakan terlebih dahulu.
B. OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
B. OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
2. Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
Untuk mementukan hasil operasi hitung perkalian atau pembagian bilangan bulat, caranya
sama seperti pada operasi hitung bilangan cacah, tetapi perhatikan tandanya. Bilangan hasil
perkalian atau pembagian merupakan bilangan positif jika tanda bilangan yang dikalikan atau
dibagi sama, dan bilangan negative jika tanda berbeda.
(+) X (+) = (+)
(-) X (-) = (+)
(+) X (-) = (-)
(-) X (+) = (-)

(+) : (+) = (+)


(-) : (-) = (+)
(+) : (-) = (-)
(-) : (+) = (-)

Adapun aturan pengerjaan operasi hitung campuran perkalian dan pembagian bilangan bulat
adalah sebagai berikut.
• Operasi hitung perkalian dan pembagian setara, sehingga dikerjakan urut dari kiri.
• Jika terdapat operasi hitung di dalam tanda kurung, kerjakan terlebih dahulu.
B. OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
3. Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
Aturan pengerjaan operasi hitung campuran pada bilangan bulat sama dengan pada bilangan
cacah, yaitu sebagai berikut.
• Operasi hitung di dalam tanda kurung, dikerjakan lebih dulu.
• Operasi hitung perkalian atau pembagian dikerajakan lebih dulu dibandingakan penjumlahan
atau pengurangan.
• Operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat setara, dikerjakan urut dari kiri.
• Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat setar, dikerjakan urut dari
kiri.
B. OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
B. OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
4. Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Operasi Hitung Bilangan Bulat
Untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung bilangan bulat, pahamilah isi
soal terlebih dahulu. Perhatikan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Setelah
itu, tentukan dan selesaikan operasi hitung sesuai soal tersebut. Ingat Kembali aturan
pengerjaan operasi hitung bilangan bulat.

Contoh:
1. Suhu di sebuah kamar yang berada di negara yang mengalami musim dingin adalah −8℃.
Penghangat ruangan di kamar tersebut dinyalakan sehingga suhu naik perlahan, yaitu 4℃
setiap 5 menit. Suhu ruangan tersebut setalah 20 menit pemanas dinyalakan adalah….℃
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
Bilangan pangkat n merupakan bilangan hasil kali bilangan yang sama sebanyak n kali.
Sedangkan bilangan akar pangakat n adalah kebalikan dari bilangan pangkat n.

1. Bilangan Pangkat Dua


Pangkat dua suatu bilangan merupakan perkalian berulang dari bilangan tersebut sebanyak
dua kali. Perhatikan contoh berikut:

Hasil pangkat dua suatu bilangan disebut juga bilangan kuadrat. Contoh bilangan kuadrat
yaitu 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan seterusnya.

Aturan pengajaran operasi hitung bilangan pangkat dua adalah sebagai berikut.
• Jika bilangan yang dipangkatkan berada di dalam tanda kurung, kerjakan terlebih dahulu.
• Bilangan pangkat dikerjakan lebih dahulu dibandingkan penjumlahan atau pengurangan.
• Perkalian atau pembagian bilangan pangkat dua dapat dikerjakan sebelum atau sesudah
perkalian atau pembagian.
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
2. Bilangan Pangkat Tiga

Pangkat tiga suatu bilangan merupakan perkalian berulang dari suatu bilangan sebanyak
tiga kali. Misalnya 5 x 5 x 5 = 53.

Hasil pangkat tiga suatu bilangan disebtu juga bilangan kubik. Contoh bilangan kubik, yaitu
1, 8, 27, 64, dan 125.
Aturan pengerjaan operasi hitung bilangan pangkat tiga sama halnya dengan aturan pada
bilangan pangkat dua.
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
3. Bilangan Akar Pangkat Dua
Akar pangkat dua atau akar kuadrat merupakan kebalikan dari pangkat dua atau kuadrat.
Contoh : 62 = 36, maka 36 = 6
Akar kuadrat bilangan yang lebih besar dapat ditentukan dengan cara seperti contoh berikut.
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
Urutan pengerjaan operasi hitung yang melibatkan akar pangkat dua sama dengan operasi hitung
yang melibatkan pangkat dua.
Perhatikan contoh berikut:
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
4. Bilangan Akar Pangkat Tiga
Bilangan akar pangkat tiga merupakan kebalikan dair bilangan pangkat tiga.
Contoh:
33 = 27, maka 27 = 3.
3

Akar pangkat tiga dapat ditentukan dengan cara faktorisasi prima atau dalam mengingat tabel
penentuan akar pangkat tiga.

Berikut Langkah-Langkah menentukan akar pangakat tiga dalam tabel.


1. Tentukan angka puluhan hasil akar pangkat tiga.
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
Berikut Langkah-Langkah menentukan akar pangakat tiga dalam tabel.
2. Tentukan angka satuan hasil akar pangkat tiga.
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
Perhatikan contoh berikut:
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
5. Operasi Hitung Bilangan Pangkat dan Bilangan Akar
Operasi hitung yang memuat bilangan berpangkat dan bilangan akar sekaligus , dapat
dikerjakan dengan aturan sebagai berikut.
❑ Jika operasi penjumlahan atau pembagian terdapat di dalam pangkat atau akar, maka
dikerjakan lebih dahulu.
❑ Operasi perkalian atau pembagian perpangkat atau akar dikerjakan lebih dahulu daripada
penjumlahan atau pengurangan.

6. Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Operasi Hitung Bilangan Berpangkat


Banyak masalah sehari-hari yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan berpangkat. Sebagai
contoh, untuk menentukan luas tanah yang berbentuk persegi atau menentukan volume air dalam
wadah yang berbentuk kubus. Untuk menyelesaikannya, pahami hal yang diketahui dan ditanyakan
pada soal.
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
Contoh:
1. Sebuah akuarium berbentuk kubus memiliki tinggi 80 cm. Untuk mengisi akuarium sampai
penuh, diperlukan air sebanyak….𝑐𝑚3 .
C. OPERASI HITUNG BILANGAN PANGKAT DAN
AKAR PANGKAT
7. Selain bilangan berpangkat, banyak juga masalah yang berkaitan dengan operasi hitung
bilangan akar. Sebagai contoh, untuk menentukan panjang sisi benda berbentuk kubus atau
panjang sisi permukaan benda yang berbentuk persegi. Untuk menyelesaikannya, pahami hal yang
diketahui dan ditanyakan pada soal.

Contoh:
Sebuah bak penampungan air yang berbentuk kubus dapat terisi penuh 59,319 𝑑𝑚3 air. Panjang
sisi bak tersebut adalah…dm
D. KPK DAN FPB
1. KPK
Kelipatan suatu bilangan adalah semua bilangan yang habis dibagi bilangan tersebut.
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan atau lebih adalah kelipatan yang sama
(bersekutu) dengan nilai paling kecil.
Perhatikan contoh berikut.
Tentukan KPK dari bilangan 18, 36, dan 48.
Jawaban:
D. KPK DAN FPB
2. FPB
Faktor dari suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat membagi habis bilangan
tersebut. Faktor persekutuan terbesar (FPB) dua bilangan atau lebih adalah faktor yang sama
dari bilangan-bilangan tersebut dengan nilai yang paling bersar.
Perhatikan contoh berikut:
Tentukan FPB dari 18, 36 dan 48!
Jawab:
D. KPK DAN FPB
3. Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan KPK
Masalah yang berkaitan dengan KPK memiliki ciri tertentu. Misalnya, kejadian yang sama dan
terjadi berulang kali. Untuk menyelesaikan, pahami soal, lalu tentukan KPK sesuai keterangan
dalam soal.

Contoh soal:
1. Riska, Ruru, dan Rani berenang di kolam yang sama. Riska berenang setiap 6 hari, Ruru
berenang setiap 9 hari, dan Rani berenang setiap 15 hari. Mereka berenang Bersama pada hari
Selasa. Mereka akan berenang lagi pada hari....
Jawab:
D. KPK DAN FPB
4. Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan FPB
Masalah yang berkaitan dengan FPB memiliki ciri tertentu. Sebagai contoh,pengelompokkan
beberapa jenis benda menjadi kelompok yang sama. Untuk menyelesaikan masalah yang berkatian
dengan FPB, pahami isi soal, lalu tentukan FPB sesuai keterangan pada soal.

Contoh soal:
Banyak siswa perempuan kelas 6 di SD Sejahtera ada 54 orang, sedangkan siswa laki-laki ada
72 orang. Bu guru akan membentuk kelompok belajar yang terdiri dari siswa perempuan dan
laki-laki sama banyak. Paling banyak kelompok yang dapat dibentuk adalah...
Jawab:
Jumlah kelompok harus dapat membagi banyak siswa perempuan dan laki-laki. Bilangan pembagi
terbanyak yang sama berarti FPB dari bilangan 54 dan 72.
E. PECAHAN
1. Pecahan Paling Sederhana
𝑎 𝑎
Pecahan 𝑏 artinya a bagian dari b, dimana a pembilang dan b penyebut. Bentuk 𝑏 disebut
pecahan biasa. Beberapa pecahan berbeda dapat bernilai sama. Bentuk pecahan dikatakan paling
sederhana jika pembilang dan penyebut tidak memiliki factor prima yang sama. Cara
menyederhanakan pecahan, yaitu membagi pembilang dan penyebut pecahan dengan bilangan yang
sama hingga pembilang dan penyebut pecahan tidak lagi memiliki factor yang bersekutu.

2. Pecahan dalam Bentuk Persen dan Desimal atau Sebaliknya


Pecahan biasa dan campuran dapat diubah ke bentuk decimal dan persen. Untuk mengubah
pecahan biasa ke bentuk desimal, jadikan pecahan berpenyebut 10, 100, 1.000, atau
seterusnya. Untuk mengubah pecahan biasa ke bentuk persen, jadikan pecahan berpenyebut 100
atau kalikan dengan 100%. Untuk mengubah desimal menjadi persen, kalikan dengan 100%. Untuk
mengubah persen menjadi decimal, ubah dahulu menjadi pecahan biasa.

3. Mengurutkan Berbagai Bentuk Pecahan


Mengurutkan berbagai bentuk pecahan lebih mudah dilakukan dengan menyamakan jenis semua
pecahan terlebih dahulu, misalnya menjadi pecahan biasa, desimal, atau persen. Jika diubah
ke bentuk pecahan biasa, samakan penyebutnya dan urutkan sesuai pembilangnya. Cara
mengurutkan desimal dan persen sama dengan pada mengurutkan bilangan bulat, yaitu dengan
memperhatikan nilai tempatnya.
E. PECAHAN
4. Operasi Hitung Pecahan
Pada bilangan pecahan terdapat operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Penjumlahan dan pengurangan pecahan dapat dilakukan dengan cara berikut:
❑ Pada pecahan biasa, samakan penyebutnya terlebih dahulu.
❑ Pada desimal, lebih mudah dikerjakan dengan cara bersusun sesuai nilai tempatnya.
❑ Jika pecahan berbeda jenis, samakan menjadi pecahan sejenis terlebih dahulu.

➢ Perjalian atau pembagaian pecahan biasa dikerjakan dengan cara sebagai berikut:
𝑎 𝑐 𝑎×𝑐 𝑎 𝑐 𝑎 𝑑 𝑎×𝑑
Perkalian : 𝑏
× 𝑑 = 𝑏×𝑑 Pembagian : :
𝑏 𝑑
=𝑏×𝑐 = 𝑏×𝑐

➢ Perkalian desmial lebih mudah dihitung dengan cara bersusun seperti pada perkalian
bilangan cacah (banyak angka di belakang koma pada hasil perkalian sama dengan banyak
seluruh angka dibelakang koma pada bilangan yang dikalikan).

➢ Pembagian desimal dapat dikerjakan seperti pada pembagian bilangan cacah (banyak angka
dibelakang koma pada hasil pembagian sama dengan selisih banyak angka di belakang koma
pada bilangan yang dibagi).

➢ Perkalian atau pembagian decimal juga dapat dilakukan dengan mengubah semua desimal
menjadi pecahan biasa terlebih dahulu. Jika pecahan berbeda bentuk, ubah menjadi pecahan
sejenis terlebih dahulu, misalnya ke bentuk pecahan biasa atau desimal.
E. PECAHAN
➢ Aturan pengerjaan operasi hitung campuran bilangan pecahan sama halnya seperti pada
bilangan cacah, yaitu :
1) Oeprasi hitung di dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu.
2) Operasi perkalian atau pembagaian dikerjakan lebih dahulu daripada penjumlahan atau
pengurangan.
3) Operasi penjumlahan dan pengurangan dikerjakan berurutan dari kiri.
4) Operasi perkalian dan pembagian dikerjakan berurutan dari kiri.

5. Menyelesaikan Masalah yang Berkairan dengan Operasi Hitung Pecahan


Untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pecahan, pahami isi soal
terlebih dahulu. Tentukan hal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Setelah itu buatlah
operasi hitung pecahan yang sesuai. Selesaikan operasi hitung pecahan tersebut. Ingat
Kembali aturan pengerjaan operasi hitung pecahan yang sudah dipealajari sebelumnya.
F. PERBANDINGAN
1. Perbandingan
𝑎
Perbandingan a : b dibaca a berbanding b, dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan biasa 𝑏 .
Masalah yang berkaitan dengan perbandingan dapat diselesaikan dengan operasi perkalian
pecahan. Pada perbandingan senilai, jika satuan pertama semakin besar, satuan lainnya juga
semakin besar.

Perhatikan contoh berikut:


Pak Anton memiliki 32 ekor hewan ternak yang terdiri atas 8 ekor sapi dan 24 ekor kambing.
▪ Perbandingan banyak sapi dan kambing milik pak Anton, yaitu:
1
8 : 24 = 1 : 3 atau 3

▪ Perbandingan banyak sapi terhadap seluruh hewan ternak milik Pak Anton, yaitu:
3
24 : 32 = 3 : 4 atau
4
F. PERBANDINGAN
2. Skala
Skala adalah perbandingan ukuran pada gambar atau model dengan ukuran sebenarnya.

𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟


Skala =
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎

Skala biasanya ditulis dalam bentuk perbandingan dengan skala satu.

Sebagai contoh, gambar berskala 1 : 2.000 artinya ukuran 1 cm pada gambar mewakili 2.000 cm
ukuran sebenarnya.

Contoh soal:
Pada sebuah denah tempat perkemahan, jarak antara pintu masuk dan area perkemahan adalah 8
cm. Jika skala denah tersebut 1 : 22.500, jarak dari pintu masuk ke area perkemahan yang
sebenarnya adalah….km.
02
GEOMETRI DAN
PENGUKURAN
A. SATUAN UKUR
➢ Satuan ukur digunakan sebagai nilai standar untuk pembanding alat ukur, takar, timbang,
dan perlengkapannya untuk melindungi kepentingan umum.

1. Konversi Satuan Kuantitas


Satuan kuantitas menyatakan banyak benda. Satuan kuantitas yang sering digunakan dalam
jual beli, seperti jual beli kain, piring, kertas dan lain-lain. Satuan-satuan kuantitas,
yaitu lusin, kodi, gros, dan rim. Hubungan antarsatuan kuantitas adalah sebagai berikut.

1 lusin = 12 buah
1 kodi = 20 buah
1 gros = 144 buah = 12 lusin
1 rim = 500 lembar

Perhatikan contoh berikut:


3 lusin + 5 buah = (( 3 x 12)+5) buah = (36 + 5 ) buah = 41 buah
A. SATUAN UKUR
2. Konversi Satuan Berat
Untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan berat, pahamilah kesetaraan
atarsatuan berat lebih dahulu.
Perhatikan hubungan antarsatuan berat berikut.

Ingat, untuk menyelesaikan operasi hitung satuan berat yang berbeda, samakan satuannya
terlebih dahulu.
A. SATUAN UKUR
3. Konversi Satuan Panjang
Untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan panjang, pahamilah kesetaraan
antarsatuan panjang berikut terlebih dahulu.
A. SATUAN UKUR
Untuk melakukan operasi hitung satuan panjang yang berbeda, kita harus menyamakan satuannya
terlebih dahulu.

Contoh :
A. SATUAN UKUR
4. Konversi Satuan Waktu
Untuk menyelesaikan masalah mengenai satuan waktu, pahamilah kesetaraan antarsatuan waktu
berikut terlebih dahulu.

Satuan Waktu
1 tahun = 12 bulan = 52 minggu = 365 atau 366 hari
1 bulan = 4 minggu = 30 hari
1 minggu = 7 hari
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit = 3.600 detik
1 menit = 60 detik
1 caturwulan = 4 bulan
1 semester = 6 bulan
1 lustrum = 5 tahun
1 windu = 8 tahun
1 dasawarsa = 10 tahun
1 abad = 100 tahun

Untuk menyelesaikan soal dengan satuan waktu yang berbeda, kita harus menyamakan satuannya
terlebih dahulu.

Perhatikan contoh:
3 windu + 5 tahun = (3 x 8 ) tahun + 5 tahun
= 24 tahun + 5 tahun
= 29 tahun
A. SATUAN UKUR
5. Konversi Satuan Volume
Volume atau kapasitas adalah ukuran besar ruang yang dapat ditempati dalam sebuah objek
atau benda. Hubungan antarsatuan volume dapat digambarkan sebagai berikut.
A. SATUAN UKUR
B. KECEPATAN
Kecepatan merupakan pengukuran untuk mengetahui jarak yang ditempuh tiap satuan waktu.
Misalnya, sebuah motor melaju dengan kecepatan rata=rata 55 km/jam, berarti motor tersebut
dapat menempuh jarak 55 km dalam waktu 1 jam.
Hubungan antara jarak, waktu, dan kecepatan dapat dilihat dalam persamaan berikut:

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
Kecepatan =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

➢ Jika dua kendaraan berjalan berlawanan arah dimulai pada waktu yang sama, kedua kendaraan
tersebut akan berpapasan dalam waktu yang dapat ditentukan sebagai berikut:

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
Waktu berpapasan =
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 1+ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 2

➢ Jika kedua kendaraan berangkat dari tempat yang sama dengan selisih waktu dan kendaraan
yang menyusul kecepatannya lebih besar, waktu menyusul dapat ditentukan sebagai berikut:

𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
Waktu menyusul =
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 2 − 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 1
B. KECEPATAN
Contoh soal:

Pak Candra dan Pak Wisnu akan berangkay menuju kota A menggunakan mobil dari tempat yang
sama. Pak Candra berangkat pukul 07.30 dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Pada pukul
07.50, Pak Wisnu menyusul dengan kecepatan rata-rata 70 km/jam. Pukul berapakah Pak Wisnu
dapat menyusul Pak Candra?

Jawab:
Selisih waktu keberangkatan Pak Candra dan Pak Wisnu adalah 20 menit. Dalam selang waktu 20
menit, Pak Candra sudah menempuh jarak =

Anda mungkin juga menyukai