Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 4

Nama :
Binsar Tarihoran
Rio Panggabean
Daniel Hutagalung
Bryan Panjaitan
Amran Hutabarat
Arifin Silaban
Hendro Sinurat
BAB 3
Operasi Logika

2
A. Penerapan Operasi Logika Aritmatik
Rangkaian Aritmatika adalah suatu rangkaian yang terdiri dari gabungan beberapa gerbang digital yang
menghasilkan fungsi aritmatika, sperti penambahan dan pengurangan. Rangkaian aritmatika ini bekerja
dengan sangat cepat yaitu mikrodetik, hal ini dikarenakan rangkaian-rangkaian ini mempunyai sifat
elektrolis. ALU (Arithmetic Logic Unit) identik dengan salah satu bagian dari sebuah mikroprosesor
yang berfungsi untuk melakukan operasi hitungan aritmetika dan logika.
Ada   beberapa   operasi_operasi   dasar   pada   suatu   rangkaian   logika   dan    untuk  menunjukkan  su
atu  perilaku  dari  operasi_operasi  tersebut  biasanya  ditunjukkan  dengan  menggunakan  suatu  tabel  
kebenaran.  Tabel  kebenaran  berisi  statemen-statemen  yang  hanya  berisi :
✗ Benar  yang  dilambangkan  dengan  huruf   “T”  kependekan  dari  “True”  atau  bisa
juga  dilambangkan  dengan  angka  1.  atau
✗ Salah  yang  dilambangkan  dengan  huruf   “F”  kependekan dari “False” atau bisa
juga  dilambangkan  dengan  angka  0.

3
1. Rangkaian half adder
Rangkaian Half Adder  adalah suatu rangkaian penjumlhan sistem bilangan biner yg paling sederhana. Rangkaian ini hanya
dpt digunakan untuk operasi pnjmlhan data bilangan biner sampai 1 bit saja. Rangkaian half adder memiliki 2 terminal input
untuk 2 variabel bilangan biner dan 2 terminal output, yaitu: SUMMERY OUT (SUM) dan carry out(CARRY).
Prinsip kerja dari Half Adder yaitu nilai dari inputan A ditambah dengan nilai inputan B dan hasilnya diletakkan pada
output S ,dan jika mempunyai sisa baru diletakkan pada output Count. Contoh :
a. Jika A = 0 dan B = 0 dijumlahkan, maka hasilnya adalah S (Sum) = 0
b. Jika A = 0 dan B = 0 dijumlahkan, maka hasilnya adalah S (Sum) = 1
c. Jika A = 1 dan B = 1 dijumlahkan, maka hasilnya adalah S (Sum) = 0 dengan nilai pindahan Cy (Carry Out) = 1

Aturan Biner Bilangan


Aturan 1 0+0=0
Aturan 2 0+1=1
Aturan 3 1+0=1
Aturan 4 1 + 1 = 0 dan carry 1 = 10

4
2. Rangkaian full adder
Rangkaian Full Adder berfungsi menjumlahkan 2 buah bilangan yang telah dikonversikan menjadi bilangan bilangan biner.
Rangkaian ini menjumlahkan 2 buah input ditambah dengan Carry out dari hasil penjumlahan sebelumnya (Carry in dalam
rangkaian full adder). Penjumahan full adder pada prinsipnya menggunakan dua buah half adder dan sebuah gerbang OR.
Half adder pertama merupakan penjumlahan A dan B . Selanjutnya nilai SUM dari half adder pertama diproses pada half
adder kedua dengan input satu lagi yaitu C. Nilai half adder kedua itulah yang menjadi SUM selanjutnya. Carry pada half
adder pertama diproses pada gerbang OR .
Rangkaian Full Adder dapat digunakan untuk menjurnalkan bilangan 2 biner yang lebih dari 1 bit. Penjurnalan bilangan 2
biner sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal dimana hasil penjumlahan tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil penjumlahan pada suatu tingkat/kolom melebihi nilai maksimumnya maka
output CARRY akan berada pada keadaan logika 1.
Untuk penjumlahan, nilai CARRY akan selalu djumlahkan dengan angka 2 yang terdapat pada tingkat/kolom berikutnya.
Rangkaian Full Adder dapat dibentuk oleh gabungan 2 buah rangkaian half adder dan sebuah gerbang OR untuk menunjukan
CARRY outputnya. Rangkaian Half Adder tidak memiliki fasilitas CARRY input sehingga rangkaian Half Adder hanya dapat
melakukan operasi penjurnalan maksimum 1 bit.

5
3. Rangkaian ripple carry adder
Rangkaian Ripple Carry Adder identik dengan rangkaian penjumlahan N bit yang memiliki increment (INC), sehingga
hasil penjumlahan bilangan A dan B akan kelebihan 1. Increment (INC) merupakan input carry yang diberikan sinyal “1”.
A. Fungsi Penjumlahan
ALU tidak memproses bilangan desimal melainkan bilangan biner. Sebelum memahami rangkaian-rangkaian di
dalam senuah ALU, harus mengetahui bgaimana penjumlahan biner itu dilaksanakan. Terdapat 5 aturan dasar penjumlahan
yang harus diketahui sebagai berikut.
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 0 / + 1 sebagai simpanan
1 + 1 + 1 = 1 / + 1 sebagai simpanan
Pada penggunaan bilangan biner yang lebih besar, misalnya dalam bilangan desimal, maka penjumlahan biner harus
dilakukan kolom demi kolom. Misalnya, 11011 + 11010 dengan cara penghitungan dimulai dari kolom yang bernilai kecil.
Kemudian dengan menjumlahkan bit-bit kolom kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.

6
B. Fungsi Pengurangan
Pengurangan langsung pada umumnya telah diterapkan dalam operasi komputer.
Namun, untuk pengurangan bilangan biner yang lebih besar dilakukan dengan cara yang
berbeda. Misalnya, menghitung pengurangan 111 – 101. Dari kolom paling kanan, 1 – 1
= 0, kemudian 1 – 0 = 1, dan akhirnya 1 – 1 = 0, sehingga hasilnya adalah 0011. Hal ini
dapat terjadi jika dalam kolom bernilai kecil, 1 – 0 = 1, maka pada kolom kedua harus
meminjamkan dan berlanjut ke kolom selanjutnya sehingga menjadi 1 – 0 – 1 = 1.
Sedangkan pada kolom ketiga menjadi 0 – 0 = 0 dan kolom keempat 1 – 1 = 0.
Guna melakukan penghitungan pengurangan pada bilangan biner berlaku aturan-
aturan berikut.

0–0=0
1–0=1
1–1=0
0–1=1

7
B. Penerapan Operasi Logika Unit
Komponen dalam sistem komputer yang berfungsi melakukan operasi perhitungan
aritmatika dan logika dapat dijumpai pada Arithmatic Logical Unit (ALU). Dalam hal
ini, prosesor menggunakan basic bilangan digital binary guna melakukan perhitungan
sebuah proses, misalnya menambah, mengurang, mengali, dan membagi. Sedangkan
operasi logik diantaranya operasi AND, OR, dan NOT. Pada dasarnya Arithmatic
Logical Unit (ALU) bertugas dalam membentuk fungsi-fungsi pengolahan data,
misalnya melakukan proses data yang berbentuk angka dan logika, seperti data
matematika dan statistika. Oleh karna bagian ini mengerjakan instruksi-instruksi bahasa
mesin yang diberikan, ALU sering disebut mesin bahasa (machine languange). ALU
terdiri dari bagian unit aritmetika dan unit logika Boolean dengan setiap bagian
memiliki spesifikasi dan tugas masing-masing.

8
1. Rangkaian Penjumlah
Rangkaian penjumlah dibangun dari aturan-aturan penjumlahan bilangan biner,
sedangkan pada sebuah mikrokomputer dan komputer hanya memproses bilangan biner
saja. Jenis rangkaian digital yang mampu melaksanakan operasi penjumlahan disebut
Half Adder (HA). Half Adder tidak dapat digunakan untuk melakukan proses
penjumlahan dua buah bilangan yang masing-masing terdiri atas beberapa digit
(multidigit). Penjumlahan yang terdiri dari beberapa bit harus menyertakan Carry pada
digit yang lebih tinggi berikutnya dan solusi penjumlah disebut Full Adder (FA), di mana
di samping input A dan B disertakan juga Carry sebagai bagian dari input.
Persamaan fungsi tabel kebenaran dan rangkaian penjumlah pada blok half adder
adalah sebagai berikut.

Hasil = ( A A B ) v ( A A B ) = A v B ( Ex – OR ) Carry U = A A B ( AND )

9
2. Rangkaian Ripple Carry Adder
Jika pada rangkaian penjumlah n bit, input carry C diberikan sinyal “1” maka hasil
penjumlahan bilangan A dan B akan kelebihan 1 (satu), sehingga pada masukan C disebut
Incremant (INC). Suatu rangkaian penjumlah yang memiliki increment input disebut
Ripple Carry Adder.

3. Rangkaian Penjumlah-Pengurang
Dengan menambahkan beberapa gerbang AND dan EX-OR pada rangkaian Ripple
Carry Adder bisa dikembangkan untuk operasi penjumlahan dan pengurangan, sehingga
rangkaian tersebut dinamakan rangkaian penjumlah-pengurang. Rangkaian tersebut
digunakan pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan A dan bilangan B yang
masing-masing terdiri dari 4 bit dan memiliki 5 input pengontrol yaitu S(pangkat 0) ,
S(pangkat 1) , S(pangkat 2) , S(pangkat 3) , dan S(pangkat 4). Kombinasi input
pengontrol tersebut dikategorikan menjadi 32 jenis rangkaian penjumlah-pengurang.

10
Sekian
presentasi kami

semoga
bermanfaat
terimakasih

11
Pertanyaan dari teman :
1. Tuliskan hubungan antara operasi perhitungan aritmetika dan logika dengan
Arithmatic Logical Unit (ALU). (Pertanyaan dari Renaldhi Simorangkir /
Kelompok 5)jawab : ALU bekerja sama dengan memori, di mana
hasil dari perhitungan di dalam ALU di simpan ke dalam memori.
Perhitungan dalam ALU menggunakan kode biner, yang merepresentasikan
instruksi yang akan dieksekusi (opcode) dan data yang diolah (operand).
2. Sebutkan pengertian rangkaian Half Adder dan fungsinya. (Pertanyaan dari
Joidun Siahaan / Kelompok 5)jawab : Half adder merupakan salah satu
dari dua rangkaian adder yang menjumlahkan dua buah bit input, dan
menghasilkan nilai jumlahan (sum) dan nilai lebihnya (carry-out)

12
1. Sebutkan 5 aturan dasar penjumlahan dalam sebuah ALU. (Pertanyaan dari
Rudolfo Panggabean / Kelompok 2)jawab : 0 + 0 = 0 , 0 + 1 = 1 , 1 + 0 = 1 , 1 +
1 = 0 / + 1 sebagai carry , 1 + 1 + 1 = 1 / + 1 sebagai carry
2. Apa tugas utama dari ALU? (Pertanyaan dari Riduan silitonga / Kelompok
5)jawab : Tugas utama dari ALU adalah melakukan semua perhitungan aritmetika
yang terjadi sesuai dengan instruksi program serta mengambil keputusan dan
operasi logika sesuai dengan instruksi progam
3. Jelaskan perbedaan Half Adder dengan Full Adder. (Pertanyaan dari Rafles
Hutagalung / Kelompok 3)jawab :
Half Adder adalah Penjumlah separuh, half adder (HA), menjumlahkan dua buah
nilai binary A dan B, dengan dua buah output, yakni sum dan carry.sedangkan
Full Adder adalah penjumlah penuh, menjumlahkan bilangan binary dengan
menyertakan nilai carry dalam penjumlahannya. Sebuah full adder sederhana
terdiri dari tiga buah input, yang biasa untuk memudahkan disebut input A, B, dan
Cin. Dengan A dan B merupakan input operand yang ada, sedangkan Cin
merupakan nilai bit carry dari langkah sebelumnya.

13

Anda mungkin juga menyukai