Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 46
Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009)
Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
IV. PRODUKTIVITAS ALAT BERAT
A. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat
Untuk memperkirakan produksi alat beras secara teliti perlu dipelajari faktor-faktor yang secara langsungdapat mempengaruhi hasil kerja alat tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi: (1) Tahanan gali (Digging Resistance), (2) Tahanan guling atau tahanan gelinding (Rolling Resistance), (3) Tahanan kemiringan (Grade Resistance), (4) Koefisien Traksi, (5) Rimpull, (6) Percepatan, (7) Elevasi letak proyek, (8) Evisiensi Operator, (9) Faktor pengembangan atau pemuaian (Swell Factor), dan (10) Berat material.
1. Tahanan Gali (Digging Resistance)
Tahanan gali (Digginr Resistance, sering disingkat DR) marupakan tahanan yang dialami oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian material, penyebab timbulnya atahanan ini adalah: a. Gesekan antara alat gali dan tanah; umumnya semakin besar kelembaban dn kekerasan butiran tanah, maka semakin besar pula gesekan alat dan tanah yang terjadi. b. Kekerasan dari material yang digali. c. Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali. d. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali, dan kohesi antara butiran tanah itu sendiri. e. Berat Jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang berfungsi sebagai alat muat, misalnya Power Shovel, Clamshell, Dragline dan sejenisnya).
Besarnya tahanan gali (DR) tak dapat dicari angka reratanya, oleh karena itu biasanya langsung ditentukan di tempat.
Tahanan guling/ tahanan gelincir (Rolling Resistance, biasa disingkat RR) merupakan segala gaya-gaya lyar yang berlawanan arah dengan arah gerak kendaraan yang sedang berjalan di atas suatu jalur. (Lihat Gambar: 4.1)
Bagian yang mengalami Rolling Resistance (RR) secara langsung adalah ban bagian luar kendaraan, tahanan guling (RR) tergantung pada banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah: a. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan); semakin keras dan mulus atau rata jalan tersebut, maka tahanan gulingnya (RR) semakin kecil. Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 47 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
b. Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika memakai ban karet, maka yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan, dan permukaan dari ban alat berat yang digunakan; apakah ban luar masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana model kembangan ban itu. Jika menggunakan Crawler yang berpenaruh adalah kondisi jalan
Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan Rimpull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur mendatar, dan dengan kondisi jalan tertentu.
Gambar: 4.1. Arah Tahanan Gulir (RR)
Contoh:
Jalur jalan yang dibuat dari perkerasan tanah dilewati leh truck dengan tekanan ban 35 50 lbs. Diperkirakan roda tersebut memiliki tahanan gulir (RR) sebesar 100 lbs/ ton. Jika berat kendaraan dan isinya 20 ton, hitung besarnya kekuatan tarik yang diperlukan oleh mesin itu pada roda kendaraan (Rimpul) agar kendaraan tersebut dapat bergerak.
Jawab:
Rimpull (RP) = Berat kendaraan x RR = 20 ton x 100 lbs/ ton = 200 lbs.
Pada prakteknya menentukan RR sangat sukar dilakukan, sebab dipengaruhi oleh ukuran dan tekanan ban, serta kecepatan kendaraan. Untuk perhitungan praktis RR dapat dihitung menggunakan rumus:
RR = C RR x Berat Kenderaan beroda
Keterangan: RR RR RR Arah gerak truck Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 48 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
Tabel: 4.1. Angka Tahanan Gulir dinyatakan dalam persen (*)
Jenis Permukaan Jalan RR (% berat kendaraan dalam Lbs) Roda karet Crawler Beton yang kasar dan kering 2% - Perkerasan tanah dn batu yang terpelihara baik 2% - Anah urug kering dengan pemadatan sederhana 3% - Tanah urug lunak dengan penetrasi sekitar 4 8% - Tanah/ pasir lepas dan batu pecah 10% 4% Jalan makadam 3% 5% Perkerasan kayu 3% 3% Jalan datar tanpa perkerasan, kering 5% 4% Kerikil tidak dipadatkan 15% 12% Pasir tidak dipadatkan 15% 12% Tanah lumpur - 16% (*) Sumber: Prodjosumarto Rochmanhadi (1992)
3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
Grade Resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif, Tahanan Kemiringan atau Grade Resistance (GR) akan menalwan gerak kendaraan; tetapi sebaliknya, jika jalan itu turun disebut kemiringan negatif, tahanan kemiringan akan membantu gerak kendaraan (Gambar: 4.2).
a. GR Positif
b. GR Negatif
Gambar: 4.2. Tahanan Kemiringan (GR) Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 49 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
Tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor yaitu: a. Besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %) b. Berat kendaraan itu sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton)
Biasanya tahanan kemiringan dihitung sebagai berikut: Tiap kemiringan 1% besarnya tahanan kemiringan rata-rata = 20 lbs dari besarnya kekuatan tarik mesin yang digunakan untuk menggerakkan ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya dihitung untuk tiap gross-ton berat kendaraan beserta isinya.
Contuh Soal:
Sebuah truck beserta muatan beratnya 20 ton, truck itu bergerak pada jalur jalan dengan tahanan gulir (GR) = 100 lbs/ ton. Hitung kekuatan tarik yang diperlukan oleh mesin truck untuk menggerakkan bannya.
Jawab: Kekuatan tarik (Rimpull yang menahan kemiringan) = Berat kendaraan x GR x Kemiringan. = 20 ton x 100 lbs/ton/1% x 5% = 200 lbs Untuk menahan supaya truck tidak meluncur turun akibat kemiringan, maka diperlukan kekuatan tarik yang besarnya minimum 200 lbs juga.
Kekuatan tarik yang diperlukan = Rimpull yang menahan kemiringan + gaya tarik yang menahan kemiringan
Kekuatan tarik yang diperlukan = 200 lbs + 200 lbs = 400 lbs.
4. Koefisien Traksi (CT)
Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi CT adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban penggerak itu harus dikalikan untuk menunjukkan Rimpull maksimum antara ban dengan jaur jalan , tepat sebelum roda itu selip.
Jika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permukaan jalan, maka tenaga mesin tersebut data dijadikan tenaga traksi yang maksimal. (Gambar: 4.3)
Rumus: Traksi Kritis = CT x Berat total kendaraan
Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 50 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
Gambar: 4.3. Koefisien Traksi
Contoh : Jumlah berat kendaraan yang diterima oleh roda kendaraan = 8000 lbs. Berdasarkan percobaan- percobaan diketahui bila hanya tersedia Rimpull seberat 4800 lbs saja, maka roda akan selip. Hitunglah Koefisien Traksi (CT)
Jawab: Jika Rimpull yang tersedia besarnya 4800 lbs, berarti traksi kritis dari kendaraan tersebut = Rimpull.
Traksi Kritis = Rimpull = CT x Berat Total Alat (W) Traksi Kritis = CT x W 4800 lbs = CT x 8000 lbs CT = 0,60
Besarnya CT tergantung pada: a. Kondisi ban yang meliputi: macam dan bentuk kembangannya; untuk crawlwer truck tergantung pada keadaan dan bentuk trucknya. b. Kondisi permukaan jalan (basah, kering, keras, lunak, rata, bergelombang, dan sebagainya) c. Bert kendaran yang diterima oleh roda.
Berat Alat (W) F t
F R1 Gaya Perlawanan Gerak Arah Gerak
WS = Berat Total Alat (W) Permukaan Tanah Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 51 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
Menurut pengalaman, besarnya CT pada macam-macam keadaan jalan seperti terdapat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Besar CT untuk Macam-macam Keadaan Jalur Jalan *) Macam Jalan Ban Karet Crawler Jalan Beton yang kasar dan kering 0,80 1,00 0,45 Lempung kering 0,50 0,70 0,90 Lempung basah 0,40 0,50 0,70 Pasir basah yang bercampur kerikil 0,30 0,40 0,35 Pasir lepas dan kering 0,20 0,30 0,30
*) Sumber: Prodjosumarto
Contoh 1.
Jumlah berat suatu kendaran (W) = 20 ton (40.000 lbs), seluruhnya diterima oleh roda penggerak. Kendaraan tersebut akan bergerak pada jalur jalan tanah liat yang kering. Tahanan guling (RR) 100 lbs/ ton, kemiringan jalan = 5%. Coba analisa, apakah rodak kendaraan itu tidak selip?
Jawab:
Menurut Tabel: 4.2, CT untuk tanah liat kering = 0,50
Traksi Kritis (TK) = CT x W = 0,50 x 40.000 lbs = 20.000 lbs
Kekuatan tarik = W x GR x kemiringan = 20 ton x 20 lbs/ ton berat kendaraan /1% kemiringan x 5% = 2000 lbs
Jadi untuk menahan agar supaya truck tidak melorot turun, diperlukan gaya tarik yang besarnya minimum 2000 lbs juga.
Rimpull = Kekuatan tarik + Gaya tarik truck agar tidak melorot. = 2.000 lbs + 2.000 lbs = 4.000 lbs.
20.000 lbs > 4.000 Lbs TK > Rimpull
Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau ban penggerak yang menyentuh tanah.
Traksi Kritis (TK) adalah jumlah tenaga yang diperlukan untuk menarik kendaaan itu Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 52 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
Jika jumlah tenaga yang diperlukan untuk menarik kendaraan itu (traksi kritis) besarnya = 20.000 lbs, sedangkan kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin/ ban penggerak yang menyentuh tanah (Rimpull) besarnya = 4.000 lbs, maka disimpulkan bahwa roda kendaraan itu selip.
Contoh 2.
Kendaraan yang sama, tetapi roda penggerak dianggap hanya menerima 50% dari berat total kendaraan seluruhnya (W). Coba analisa apakan kendaraan itu masih tetap saja selip?
Jawab:
TK = CT x W x 50% = 0,50 x 40.000 lbs x 50% = 10.000 lbs
Menurut contoh 1 besarnya Rimpull = 4.000 lbs Jadi TK = 10.000 lbs > Rimpull (=4.000 lbs) ------- Kendaraan masih tetap selip.
Contoh 3.
Kendaraan yang sama berjalan pada tanah pasir lepas dengan RR = 250 lbs/ ton berat kendaraan. Jika berat kendaraan yang diterima oleh roda besarnya 50%, coba analisa apakah kendaraan tersebut selip?
Jawab:
Menurut Tabel 4.2, CT untuk pasir kering yang lepas = 0,20 TK = CT x W x 50% = 0,20 x 4.000 lbs x 50% TK = 4.000 lbs
Rimpull untuk mengatasi RR = W x RR = 20 ton x 250 lbs/ ton = 5.000 lbs
Rimpull untuk mengatasi GR = W x GR x Kemiringan = 20 ton x 20 lbs/ ton/ 1% x 5% = 2.000 lbs
Rimpull total = 5.000 lbs + 2.000 lbs = 7.000 lbs
TK = 4.000 lbs Rimpull total = 7.000 lbs
TK < Rimpull Jadi Kendaraan tidak selip Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 53 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
4. Rimpull
Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau ban penggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam satuan kg atau lbs.
Jika Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda tidak selip, atau CT mampu menghindari selip, maka besarnya Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/ ban kendaraan adalah fungsi dari tekaga mesin (dsalam Horse Power) dan verseneling antara mesin dan rodanya. Jadi: RP = (HP x 375 x Efisiensi mesin)/ (Kecepatan mesin dalam mph)
Keterangan rumus: RP = Rimpull (Kekuatan t arik kendaraan) lbs HP = Horse Power (Tenaga mesin) HP 375 = Angka konversi Efisiensi mesin = 80 85%
Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya Rimpull dihitung sama dengan tenaga pada roda penggeraknya dikalikan CT .
Jadi saat selip RP = Tenaga Roda Penggerak x CT
Contoh 1.
Traktor dengan kekuatan 160 HP, menggunakan roda karet, berjalan pada gigi 1 dengan kecepatan 3,6 mph (mile per hour= mil/ jam). Hitung Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh roda itu.
Jawab:
Traktor roda karet, kondisi yang tidak selip.
Menurut rumus Rimpull (RP) = (HP x 375 Efisiensi mesin) Kecepatan (mph)
RP = 160 x 375 x0,80 3,6 RP = 13.500 lbs
Contoh 2
Buldoser 140 HP, roda karet bergerak pada versenelling 1 dengan kecepatan 3,25 mph. Hitung Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh roda buldoser itu. Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 54 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
Jawab:
Kondisi kendaraan tidak selip.
RP = (HP x 375 Efisiensi mesin) Kecepatan (mph)
= (140 x 375 x 0,85) 3,25 = 13.730 lbs
Rimpull tidak dapat dihitung pada roda rantai (Crawler); istilah yang dipakai penggantinya adalah Draw Pull Bar (DPB). Dalam DPB pada traktor, mesin traktur harus mampu untuk menahan: - Tahanan guling (RR) dan tahanan kemiringan (GR) - Tahanan gulir dan tahanan kemiringan dari alat yang ditariknya.
Contoh 3.
Sebuah traktor/ buldoser yang beratnya (W) 15 ton, bergerak di atas jalur jalan yang mempunyai tahanan gulir (RR) 100 lbs/ ton, dengan kemiringan jalan sebesar 5%. Buldoser itu berjalan pada versenellling 1 dan memiliki DPB maksimum sebesar 28.019 lbs. Hitung DPB yang dapat digunakan untuk menarik muatan lain.
Jawab:
DPB Maksimum = 28.019 lbs.
DPB untuk mengatasi RR = W x RR = 15 ton x 100 lbs/ ton = 1.500 lbs
DPB untuk mengatasi GR = W x GR x kemiringan jalan = 15 ton x 20 lbs/ton/ 1% x 5% = 1.500 lbs
DPB Total = DPB untuk mengatasi RR + DPB untuk mengatasi GR = 1.500 lbs + 1.500 lbs = 3.000 lbs
DPB untuk menarik muatan = DPB Maksimum - DPB Total = 28.019 lbs - 3.000 lbs = 25.019 lbs
Rimpull tergantung pada HP dan kecepatan gerak dari alat berat tersebut. Biasanya pabrik telah memberikan pedoman tentang berapa besar kecepatan maksimum dan Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 55 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
Rimpull yang dapat dihasilkan oleh masing-masing gigi verseneling seperti terdapat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Contoh Kecepatan Maksimum pada masing-masing versenelling (*) Versenelling ke Ban karet (140 hp) Crawler (15 ton) Kec (mph) RP (lbs) Kec (mph) DPB (lbs) 1 3,25 1.730 1,72 28.019 2 7,10 6.285 2,18 22.699 3 12,48 3.576 2,76 17.265 4 21,54 2.072 3,50 13.769 5 33,86 1.319 4,36 10.074 6 --- --- 7,00 5.579 (*) Sumber: Prodjosumartono.
6. Percepatan (Acceleration)
Percepatan (Acceleration) adalah waktu yang di[perlukan untuk mempercepat kendaraan dengan memakai kelebihan Rimpull yang tidak digunakan untuk menggerakkan kendaran pada jalur tertentu. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan tergantung pada beberapa faktor yaitu: a. Berat kendaraan; semakin berat kendaraan beserta isinya, semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan tersebut untuk menambah kecepatannya. b. Kelebihan Rimpull yang ada.; semakin besar kelebihan Rimpull pada suatu kendaraan, maka semakin cepat kendaraan itu dapat dipercepat.
Percepatan tak mungkin dihitung secara tepat, tetapi dapat diperkirakan memakai rumus Hukum Mewton.
F = (W x a) G a = (F x g) W Keterangan Rumus: F = Kelebihan Rimpul (lbs) G = Percepatan karena gaya gravitasi = 32,2 ft/ det 2 W = Berat kendaraan beserta
isinya (lbs) a = Percepatan (ft/ det 2 )
Contoh 1
Suatu alat berat dengan bobot 1 ton ( 2000 lbs) mempunyai kelebihan Rimpull sebesar 10 lbs. Jika kelebihan Rimpull tersebut digunakan untuk menambah kecepatan, berapakah percepatan maksimum yang dapat dihasilkan?
Jawab: Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 56 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
a = (F x f)/ W = (10 lbs x 32,2 ft/ det 2 ) 2.000 lbs = 0,161 ft/ det 2
= 0,11 mph/ det
Catatan: 1 mil = 1,61 km = 1.610 m 1 ft = 0,30 m
Jadi dalam satu menit kecepatannya bertambah sebesar 0,11 x 60 = 6,6 mph.
Biasanya untuk perhitungan percepatan digunakan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan menghitung kecepatan rata-ratanya.
Kecepatan rata-rata = Kecepatan maksimum x Faktor Kecepatan
Faktor kecepatan dipengaruhi oleh jarak yang ditempuh, semakin jauh jarak yang ditempuh; tanpa memperhatikan bagaimana kondisi jalur jalan yang ditempuh semakin jauh jalan yang ditempuh, berarti semakin besar pula faktor ketepatan itu. Tabel 4.4 di bawah ini menunjukkan beberapa faktor kecepatan dan jarak yang ditempuh.
Tabel 4.4. Hubungan Faktor Kecepatan dan Jarak yang Ditempuh. *] Jarak yang Ditempuh (ft) Faktor Kecepatan 500 1.000 0,46 0,78 1.000 1.500 0,59 0,82 1.500 2.000 0,65 0,82 2.000 2.500 0,69 0,83 2.500 3.000 0,73 0,83 3.000 3.500 0,75 0,84 3.500 4.000 0,77 0,85 *] Prodjosumarto.
Contoh 2.
Sebuah Dump truck bergerak pada versenelling 3 di atas jalur jalan dengan kecepatan maksimum 12,48 mph. Truck itu menempuh perjalanan sepanjang jarak 1250 ft. Hitung keceptan rata-rata dari Dump truck tersebut.
Jawab:
Faktor kecepatan pada jarak 1250 ft didapat dari cara interpolasi Tabel 4.4.
= (1250 1000) x (0,82 0,59) + 0,59 Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 57 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
(1500 1000) = 0,705 0,70
Kecepatan rata-rata = Kecepatan maksimum x Faktor kecepatan = 12,48 x 0,70 = 8,74 mph.
7. Elevasi Letak Proyek.
Elevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja mesin dipengaruhi oleh tekanan dan t emperatur udara luar. Berdasarkan pengalaman, kenaikan 1000 ft (300 m) pertama dari permukaan laut, tidak akan berpengaruh pada mesin-mesin empat tak; tetapi untuk selanjutnya setiap kenaikan 1000 ft ke dua (dihitung dari permukaan laut) HP rata-rata berkurang sebesar + 3%; sedangkan pada mesin-mesin 2 tak, kemerosotannya berkisar 1%.
Contoh
Pada permukaan laut sebuah mesin empat tak dengan tenaga 100 HP; Jika mesin itu dibawa pada proyek yang berada pada elevasi 10.000 ft (3.000 m) di atas permukaan laut, berapa besar HP yang dimiliki alat itu?
Jawab:
Hp pada permukaan laut = 100 HP Penurunan karena ketinggian = 3% x 100 x (10.000 1.000) 1.000 = 27 HP HP efektif alat = 100 HP - 27 HP = 73 HP
8. Efisiensi Operator
Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan dengan tepat, sebab selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan dari jam ke jam, tergantung pada keadaan cuaca, kondisi alat yang dikemudikan, suasana kerja dan lain-lain. Biasanya memberikan perangsang dalam bentuk bonus dapat mempertinggi efisiensi operator alat.
Dalam bekerja seorang operator tak akan dapat bekerja selama 60 menit secara penuh, sebab selalu ada hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari seperti Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 58 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
pengantian komponen yang rusak, memindahkan alat ke tempat lain, dan sebagainya. Pada Tabel 4.5 diberikan beberapa nilai efisiensi operator.
Tabel 4.5. Nilai Evisiensi Operator. (*) Jenis Alat Kriteria Evisiensi per-jam Baik Sekali Sedang Kurang (malam hari) Crawler 55 menit (92%) 50 menit (83%) 45 menit (75%) Ban Karet 50 menit (83%) 45 menit (75%) 40 menit (67%) (*) Sumber: Prodjosumarto
Beberapa pengertian untuk menentukan kondisi alat da n e fisiensi pengunaannya.
a. Avability Index (AI)
Avability Index (AI) adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi dari alat tersebut sesungguhnya.
AI = W x 100% W + R
Keterangan Rumus: AI = Ability Index (%) W = Jumlah Jam Kerja (jam) R = Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam)
b. Physical Avaibility (PA)
Adalah satatan tentang kondisi fisik dari alat yang digunakan
PA = W + S x 100% W + R + S
Keterangan Rumus: PA = Psycal Ability (%) S = Jumlah jam suatu alat yang tidak rusak tapi tidak digunakan W + R + S = Jumlah seluruh jam jalan dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi.
c. Use of Ability (UA)
Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 59 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
Menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat itu digunakan.
UA = W x 100% W + S
UA menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan itu.
d. Effective Utilization (EU)
Pengertian EU sebenarnya sama saja dengan pengertian efisiensi kerja, yaitu menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia itu dapat dimantaatkan untuk bekerja secara produktif.
EU = W x 100% W + R + S
Contoh 1.
Dari hasil rekaman operator Shovell, dalam setiap bulan dicatat data sebagai berikut: Jumlah jam kerja (W) = 300 jam Jumlah jam untuk perbaikan alat (R) = 100 jam Jumlah jam alat suap tunggu (S) = 200 jam
Hitung: AI, PA, AU, EU
Jawab:
AI = W x 100 % W + R = 300 jam/ (300 + 100 jam) x 100% AI = 75%
PA = W + S x 100% W + R + S = (300+ 200) x 100% (300 + 100 + 200)jam PA = 82%
AU = S x 100% W + S = 300 jam x 100% Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 60 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
(300 + 200) jam AU = 60%
EU = W x 100% W + R + S = 300 jam x 100% (300 + 100 + 200) jam EU = 50%
Contoh 2.
Dari rekaman Shovell yang lain dan dengan operator yang lain pula tercatat data sebagai berikut: W = 450 jam R = 150 jam S = 0 jam (berarti tak ada alat yang sampai menunggu)
Hitung: AI, PA, AU, EU, lalu analiasa operator mana yang bekerja lebih efisien
Jawab:
AI = W x 100 % W + R = 450 jam/ (450 + 150 jam) x 100% AI = 75%
PA = W + S x 100% W + R + S = (450+ 0) x 100% (450 + 150 + 0)jam PA = 75%
AU = S x 100% W + S = 450 jam x 100% (450 + 0) jam AU = 100%
EU = W x 100% W + R + S = 450 jam x 100% (450 + 150 + 0) jam EU = 75%
Analisa efisiensi kerja operator
Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 61 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
Kondisi dan efisiensi Penggunaan Alat (%) Operator 1 Operator 2 AI 75 75 PA 82 75 AU 60 100 EU 50 75
Dari tabel tersebut terlihat bahwa cakra kerja operator 2 lebih baik dari operator 1.
9. Faktor Pengembangan dan Pemuaian (Swell Factor)
Tanah maupun massa batuan yang ada di alam ini telah dalam kondisi terkonsolidasi dengan baik, artinya bagian-bagian yang kosong atau ruangan yang terisi udara diantara butirannya sangat sedikit; namun demikian jika material tersebut digali dari tempat aslinya, maka terjadilah pengembangan atau pemuaian volume. Tanah asli yang di alam volumenya 1 m 3 , jika digali volumenya bisa menjadi 1,25%, ini terjadi karena tanah yang digali mengalami pengembangan dan pemuaian dari volume semula akibat ruang antar butiranya yang membesar.
Faktor pengembangan dan pemuaian volume material perlu diketahui, sebab pada waktu penggalian material volume yang diperhitungkan adalah volume dalam kondisi Bank Yard, yaitu volume aslinya seperti di alam. Akan tetapi pada waktu perhitungan penangkutan material, volume yang dipakai adalah volume material setelah digali, jadi material telah mengembang sehingga volumenya bertambah besar.
Kemampuan alat angkut maksimal biasanya dihitung dari kemampuan alat itu mengangkut material pada kapasitas munjung, jadi bila kapasitas munjung dikalikan dengan faktor pengembangan material yang diangkut, akan diperoleh Bank Yard Capacity-nya. Tetapi sebaliknya, bila Bank Yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain dengan alat pemadat mekanis, maka volume material tersebut menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena material menjadi benar-benar padat, jika 1 m 3
tanah dalam kondisi Bank Yard dipadatkan, maka volumenya menjadi sekitar 0,9 m 3 , tanah mengalami penyusutan sekitar 10%.Beberapa angka pemuaian dan penyusutan jenis material galian disajikan pada Tabel. 4.6.
Tabel 4.6. Angka Penyusutan/ Pemuaian Tanah (SF) *) Jenis Tanah Kondisi Tanah Semula Kondisi tanah yang akan dikerjakan Tanah Asli Tanah Lepas Tanah Padat Pasir (A) 1,00 1,11 0,95 (B) 0,90 1,00 0,86 (C) 1,05 1,17 1,00 Tanah liat berpasir/ (A) 1,00 1,25 0,90 (B) 0,80 1,00 0,72 Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 62 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
Sebuah Power Scrapper memiliki kapasitas munjung 15 yd 3 , akan digunakan untuk mengangkut tanah liat. Berapakah kapasitas alat sebenarnya mampu mengangkut tanah liat asli?
Jawab: Menurut Tabel 4.6, tiap 1 bagian tanah liat asli bila digali akan mengembang menjadi 1,25 bagian.
Kapasitas munjung = 1,25 x kapasitas tanah liat asli 15 yd 3 = 1,25 x kapasitas tanah liat asli Kapasitas tanah liat asli = (15/ 1,25) cu yd = 120 cu yd.
Contoh 2.
Bila atanah liat tersebut untuk urugan yang dipadatkan, berapa volume padatnya?
Jawab: Volume padat = volume asli x 0,90 (Lihat Tabel 4.6) = 120 cu yd x 0,90 Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 63 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
= 108 cu yd.
10. Berat Material
Berat material yang diangkut oleh alat-alat angkut dapat berpengaruh pada:
a. Kecepatan kendaraan dengan HP yang dimiliinya, b. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir dari jalur jalan yang dilalui, c. Membatasi volume material yang diangkut.
Oleh sebab itu, berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terh adap kapasitas alat muat maupun alat angkat. Bobot isi dan faktor pengembang dari berbagai material terdapat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Berat Jenis Tanah Asli, Berat Jenis Tanah Lepas % Kembang *)
Material Berat Jenis Tanah Asli % Kembang Berat Jenis Tanah Lepas Kg/ m3 (Asli) Lb/ cu yd (Bank) Kg/ m3 (Lepas) Lb/ cu yd (Loose) Bauksit 1920 3200 33 1440 2400 Caliche 2280 3800 82 1260 2100 Cinders 870 1450 52 570 950 Karnotit, Bijih Uranium 2220 3700 35 1650 2750 Lempung Tanah liat asli 2040 3400 22 1680 2800 Kering untuk digali 1860 3100 23 1500 2500 Basah untuk digali 2100 3500 25 1680 2800 Lempung & Kerikil Kering 1680 2800 41 1200 2000 Basah 1860 3100 11 1680 2800 Batu Bara: Antrasit muda 1620 2700 35 1200 2000 Tercuci 1500 2500 35 1110 1850 Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Page 64 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) 2009) Hak Cipta Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - E-mail: s_wedhanto@yahoo.co.id
Bitumen muda 1290 2150 35 960 1600 Tercuci 1140 1900 35 890 1400 Batu Lapukan: 75% batu 25% tanah biasa 50% batu 50% tanah biasa 25% batu 75% tanah biasa 2820 2310 1980 4700 3850 3300 43 33 25 1980 1740 1590 3300 2900 2650 Tanah kering Padat Basah Lanau (loam)