Anda di halaman 1dari 30

PENDAHULUAN

Infeksi saluran nafas bawah akut (ISNBA) menimbulkan angka kesakitan dan
kematian yang tinggi dapat dijumpai dalam berbagai bentuk, tersering adalah dalam
bentuk pneumoni. neumonia ini dapat terjadi se!ara primer atau merupakan tahap
lanjutan manifestasi ISNBA lainnya misalnya sebagai perluasan bronkiektasis yang
terinfeksi. Sekitar "#$ dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan
infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat (pneumonia komunitas) atau didalam
rumah sakit%pusat perawatan (pnuemonia nosokomial)
&
.
neumonia semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia, penyakit paru
obstruksi kronis, diabetes mellitus ('(), payah jantung, penyakit arteri koroner,
keganasan, insufisiensi renal, penyakit saraf kronik, dan penyakit hati kronik.
&

enularan penyakit neumonia dapat terbagi menjadi nemonia komunitas%
)A ()ommunity A!*uired neumonia), dan nemonia Nosokomial. neumonia
komunitas adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar rumah sakit,
sedangkan neumonia Nosokomial adalah pheumonia yang terjadi l + ," jam atau
lebih setelah dirawat dirumah sakit, baik diruang rawat umum ataupun I)-.
&,.
ada kasus ini pasien adalah penderita )/' on 0' selama , tahun yang sedang
mengidap pneumonia yang tergolong neumonia komunitas atau )A ()ommunity
A!*uired neumonia), penyakit ini mengakibatkan pasien mengalami sepsis dimana
patogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi akti1itas
inflamasi atau lebih dikenal dengan sebutan Sepsis. Sepsis ditentukan dari keadaan
klinis dengan menifestasi SI2S (systemi! inflammatory response syndrome), SI2S
atau respon tubuh terhadap imflamasi sistemik men!akup dua atau lebih keadaan
berikut
3
4
&. Suhu + 3"
o
) atau 5 36
o
)
.. 7rekuensi jantung + 8# kali%menit
3. 7rekuensi nafas + .# kali%menit atau a)9
.
5 3. mm0g
,. :eukosit darah + &..###%mm
3
, 5 ,.###%mm
3
atau batang + &#$
&
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI.
neumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolis terminalis yang men!akup bronkiolus respiratorius, dan al1eoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
neumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan imunitas yang jelas.
Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya
satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh.
&
neumonia semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia, penyakit paru
obstruksi kronis, diabetes mellitus ('(), payah jantung, penyakit arteri koroner,
keganasan, insufisiensi renal, penyakit saraf kronik, dan penyakit hati kronik.
&

enularan penyakit neumonia dapat terbagi menjadi nemonia
komunitas%)A ()ommunity A!*uired neumonia), dan nemonia Nosokomial.
neumonia komunitas adalah neumonia pada indi1idu yang menjadi sakit di luar
rumah sakit, atau dalam ," jam sejak masuk rumah sakit.

Infeksi akut pada
parenkim paru yang berhubungan dengan setidaknya beberapa gejala infeksi akut,
disertai adanya gambaran infiltrat akut pada radiologi toraks atau temuan
auskultasi yang sesuai dengan pneumonia (perubahan suara napas dan atau ronkhi
setempat) pada orang yang tidak dirawat di rumah sakit atau tidak berada pada
fasilitas perawatan jangka panjang selama ;&, hari sebelum timbulnya gejala
( I'SA .### ), sedangkan neumonia Nosokomial adalah pneumonia yang terjadi
+ ," jam setelah dirawat dirumah sakit, baik diruang rawat umum ataupun I)-.
&

ETIOLOGI.
'iketahui berbagai patogen yang !endrung dijumpai pada fa!tor risiko
tertentu misalnya 0. Influen<a pada pasien perokok, patogen atipikal pada lansia,
gram negati1e pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya 9/, penyakit
penyerta kardiopulmonal%jamak, atau pas!a terapi antibiotika spe!trum luas. Ps.
.
Aeruginosa pada pasien dengan bronkiektasis, terapi steroid (+&# mg%hari),
malnutrisi dan imunosupresi dengan disertai lekopeni.
&
ada / rawat =alan jenis patogen tidak diketahui pada ,#$ kasus.
'ilaporkan adanya Sir. Pnrumoniae pada 8>.#$, M.Influenza (3>&#$) dan oleh S.
Aureus, gram negatif entrik M. Pneumoniae, C pneumoniae Legionella dan 1irus
sebesar sp &#$. /ejadian infeksi kuman atipikal men!apai ,#>6#$. Infeksi patogen
gram negatif bisa men!apai &#$ terutama pada pasien dengan komorbiditas
penyakit lain seperti disebut di atas. Ps. Aeruginosa dilaporkan sebesar ,$.
&
atogen pada / 2awat Inap di I)-, sebanyak .# $ dari / dirawat di I)-
?#>6#$ tidak diketahui penyebabnya, sekitar 33$ disebabkan Spr. Pheneumoniae
disamping patogen yang didapatkan pada pasien rawat inap dan I)-, didapatkan
peningkatan infeksi patogen gram negatif. @nteroba!teriasae, dijumpai pada .#$,
&#>.#$ diantaranya oleh Ps. Aeruginosa terutama pasien dengan bronkiektasi, pada
rumah jompo lebih sering dijumpai S. Aureus yang resisten metisilin, bakteri gram
negatif, M. Tuberculosis dan 1irus tertentu.
&
PENDEKATAN DIAGNOSTIK.
2en!ana diagnostik bertujuan untuk
.
4
&. 'iagnostik adanya )A4
> 7oto paru terdapat infiltrat baru atau infiltrat yang bertambah
> Aerdapat . dari 3 gejala berikut4 demam, batuk B sputum produktif, leukositosis
(pada penderita usia lanjut4 gejala dapat tidak khas%tersamar, seperti lesu,
tidak mau makan, dll )
.. engkajian awal derajat berat penyakit dengan The Pneumonia PORT
predicion rule atau Pneumonia Se!eri" of Illness Inde# $ PSI %& Berdasarkan
poses dua langkah yang menge1aluasi faktor demografis, penyakit komorbid,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan radiologis, pasien distratifikasi
menjadi lima kelas risiko mortalitas dan oucome&
asien dengan kondisi berikut dimasukkan dalam kelas risiko II>C 4
3
> -sia di atas ?# tahun
> Aerdapat riwayat penyakit komorbid4
> keganasan
> gagal jantung kongestif
+ penyakit serebro1askular
> penyakit ginjal
> penyakit hati
> Aerdapat kelainan pada pemeriksaan fisis4
> perubahan status mental
> nadi + &.? kali=menit
> pernapasan + 3# kali%menit
> tekanan darah sistolik 5 8# mm0g
> suhu 53#D) atau + ,#
D
)
Selain kondisi di atas pasien dimasukkan dalam kelas risiko I
3. Identifikasi penyebab mikrobiologis
> pewarnaan Eram sputum
> kultur sputum
> kultur darah
> pemeriksaan serologis, pemeriksaan antigen, pemeriksaan polymerase chain
reacion ()2), dan tes in1asif (torakosentesis, aspirasi transtrakheal.
bronkoskopi, aspirasi jarum transtorakal, biopsi paru terbuka dan
torakoskopi)4 bila diperlukan.
Adapun pendekatan diagnostik penyakit pneumonia ini adalah sebagai berikut
&
4
Anamnesis
'itujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab yang berhubungan
dengan faktor infeksi.
a. @1aluasi faktor pasien atau predisposisi4
&. 9/ ('. Infuenzae)
.. enyakit kronik (/uman =amak)
,
3. /ejang atau tidak sadar (Aspirasi Eram negatif, anaerob)
,. enurunan imunitas (kuman gram negatif)
?. /e!anduan obat bius (Sapilococus%
b. Bedakan lokasi infeksi4
&. / (Srepococus Pnemoniae, '. Influenzae, M. Pnemoniae%
.. N (Sapilococus Aureus, (ram negaif)
!. -sia asien4
&. Bayi (1irus)
.. (uda (M. Pneomoniae%
3. 'ewasa (S. Pneomoniae%
d. Awitan
&. )epat, akut dengan rusty !oulured sputum (S. Pneomoniae%
.. erlahan dengan batuk, dahak sedikit (M. Pneomoniae%
Pemeriksaan fisik
resentasi ber1ariasi tergantung etiologi, usia dan keadaan klinis. erhatikan gejala
klinis yang mengarah pada tipe kuman penyebab%patogenitas kuman dan tingkatberat
penyakit
.
4
a. Awitan akut biasanya oleh kuman patogen seperti S.pneumoniae, Srepococcus
spp, Saph"lococcus. neumonia 1irus ditandai dengan mialgia, malaise, batuk
kering dan non produktif.
b. Awitan lebih insidious dan ringan pada orang tua%imunitas menurun akibat
kuman yang kurang patogen, misalnyaF /lebseilla, seudomonas, @nteroba!ter,
kuman anaerob, jamur.
!. Aanda>tanda fisis tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam, sesak
nafas, tanda>tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak, ronki nyaring,
suara pernapasan bronkial)
Pemeriksaan penunjan
.
). 2adiologi
?
a. Eambaran air bronkogram4 ada pneumonia al1eolar.
Biasanya disebabkan oleh Srepococcus pneumoniae, Saphilococcus, 1irus
atau mikoplasma.
b. 'istibusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau
inferior lobus atas sugestif untuk kuman aspirasi. Aetapi pada pasien yang
tidak sadar lokasi ini bisa dimana saja.
c. Bentuk lesi berupa ka1itas dengan air fluid le1el sugestif
untuk abses paru, infeksi anaerob, gram negatif.
d. embentukan kista terdapat pada pneumonia
nekrotikans%supurati1a, abses dan fibrosis akibat terjadinya nekrosis jaringan
paru oleh kuman S.aureus, /.pneumoniae, dan kuman>kuman anaerob
(Srepococcus anaerob, *aceroides, +usobacerium%
,. emeriksaan :aboratorium4
:eukositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteri. :eukosit
normal%rendah disebabkan oleh infeksi 1irus atau mikoplasma. :eukopeni
menunjukkan depresi imunitas, missalnya neutropenia padainfeksi kuman gram
negatif atau S.aureus pada pasien dengan keganasan atau gangguan kekebalan.
-. emeriksaaan Bakteriologis4
Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nastrakeal%transtrakeal,
torakosintesis, bronkoskopi, atau biopsi. -ntuk tujuan terapi empiris dilakukan
pemeriksaan apus gram, burru gin, *uellung test, dan <hiel nielsen. /uman yang
predominan pada sputum yang disertai (N yang kemungkina merupakan
penyebab infeksi. /ultur kuman merupakan pemeriksaan utama praterapi dan
bermanfaat untuk e1aluasi selanjutnya.
.. emeriksaaan khusus4
Aiter antibodi terhadap 1irus, legienella, dan mikoplasma. Nilai diagnostik
bila titer tinggi atau ada kenaikan titer , kali. Analisa gas darah dilakukan untuk
menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen
.
.
Pena!a"aksanaan
6
asien dibagi atas , kelompok berdasarkan kepada tempat perawatan (rawat
jalan, rawat inap, perawatan di unit intensif%I)-)F adanya penyakit penyerta
kardopulmonal (9/, payah jantumg)F adanya Gfaktor perubahG (modifying fa!tor)
yaitu faktor resiko pneumokokus resisten, faktor resiko infeksi gram negatif
(termasuk dirumah perawatan jompo), dan adanya faktor resiko .aeruginosa
(terutama pada rawat di i!u)
&
.
Stratifkasi berdasarkan faktor>faktor tersebut , kelompok pasien didefinisikan
sebagai berikut
&
4
&. /elompok I4 2awat jalan yang tidak disertai riwayat penyakit
kardiopulmonal ataupun Gfaktor perubahG.
.. /elompok II4 2awat jalan yang disertai riwayat penyakit
kardiopulmonal ataupun Gfaktor perubahG.
3. /elompok III4 2awat Inap 2S non I)-, yang disertai riwayat penyakit
kardiopulmonal ataupun Gfaktor perubahG (termasuk asal dari
rumah jompo).
,. /elompok IC4 2awat di I)- yang4 a. tidak disertai resiko Ps. Aeruginosa,
b.disertai resiko Ps. Aeruginosa.
Aabel I. Sistim skor rumus prediksi pada pneumonia di masyarakat
,
H
Tabel 2. Stratifikasi berdasarkan skor risiko, angka kematian, menurut
PORT(pneumonia patient outcomes research team)
4
Indikasi erawatan di 2S
.
4
&. -sia diatas 6? tahun.
.. Adanya infeksi pada paru yang multi lobuler%nekrotikans, pas!a obstruksi atau
aspirasi.
"
3. enyakit penyerta sepertiF 9/, bronkiektasis, keganasan, '(, gagal ginjal,
gagal jantung, penyakit serebro1askular, alkoholik, malnutrisi, gangguan imun,
dan psa!a splene!tomi.
,. Aanda fisik yang memprediksi mortalitas, peningkatan morbiditas dan
komplikasi, 2espirasi + 3#I%menitF tekanan diastol 56# atau sistol
58#mm0gFnadi F &.?I%menitF suhu 53?J! atau +,#J!F bingung%penurunan
kesadaran.
?. 0asil lab leukosit 5,.### atau +3#.###%mm
3
F a9. 56#mm0g atau a)9.
+?#mm0gF /reatinin +&..mg$ atau B-N+.#mg$F gambaran foto toaI terdapat
lesi lobus jamak, perluasan yang !epat, atau adanya efusi pleuraF 0ematokrit
53#$ atau 0b 58gr$F adanya tanda sepsis atau disfungsi organ berupa asidosis
metabolik atau koagulopatiF p0 arterial 5 H,3?.
asien berindikasi dirawat di I)- menurut American Thoracic Socie" adalah
bila pasien / sakit berat, yaitu bila terdapat & dari . kriteria mayor, atau . dari 3
kriteria minor
.
4
a. /riteria mayor4 /ebutuhan akan 1entilator dan syok septik
b. /riteria minor 4 Aekanan sistol 58#mm0g, mengenai multilobular,
a9.%7i9. ratio+.?#.
/riteria rawat I)- oleh *riish Thoracic Socie",yaitu
.
4
a. 7rekuensi napas +3#I%menit
b. Aekanan diastol 5 6#mm0g
!. B-N +&8,& mg%dl
d. Adanya bingung (confusion)
Ta!a"aksana Umum
#
$
2awat =alan4
&. 'ianjurkan untuk tidak merokok, beristirahat, dan minum banyak !airan.
.. Nyeri pleuritik%demam diedakan dengan parasetamol
3. @kspektora%mukolitik
,. Nutrisi tambahan pada penyakit yang berkepanjangan
?. /ontrol setelah ," jam atau lebih awal bila diperlukan.
8
6. Bila tidak membaik dalam ," jam dipertimbangkan untuk dirawat di rumah sakit
atau dialkukan foto toraks.
2awat inap di 2S
.
4
&. 9ksigen, tujuannya a9. + " ka dan Sa9. + 8.$
.. Aerapi oksigen pada penyakit 9/ dengan komplikasi gagal napas dituntun
dengan analisis gas darah berkala.
3. )airan, bila perlu dengan i1
,. Nutrisi
?. Nyeri pleuritik%demam diedakan dengan parasetamol
6. @kspektoran dan mukolitik
H. 7oto toraks diulang pada pasien yang tidak menunjukkan perbaikan
2awat di I)-
.
Bronkoskopi bermanfaat untuk retensi sekret, mengambil sampel untuk kultur guna
penelusuran mikrobiologi dan menyingkirkan kelainan endobronkial.
Aerapi antibiotik
emilihan antibiotik dengan spektrum sesempit mungkin, berdasarkan perkiraan
etiologi yang menyebabkan )A pada kelompok tertentu, sesuai pedoman terapi
empirik inisial AAS .##&.
Aabel III. 2ekomendasi terapi @mpiris (AAS .##&)
.
Grup Karak!eris!ik An!i%i&!ik pi"i'an (ke)ua pi"i'an ini se!inka!*
I 2awat jalan, penakit
kardiopulmonal (>), faktor
modifikasi(>)
+AK,OLID
GENE,ASI BA,U
DO-./I/LIN
II 2awat jalan, penyakit
kardiopulmonal (B)
dan%atau faktor
modifikasi(B)
K>la!tam oral4
)efpodaIime, !efuroIime,
amoIi!illin dosis tinggi,
A.Ii!illin%!la1unalat.
Atau parenteral4
)eftriaIone, diikuti
)efpodaIime oral
'ikombinasikan dengan4
makrolid atau doIi!i!line
7luro*uinolon
Anti pneumo!o!!us
&#
IIIA 2awat inap, penyakit
kardiopulmonal(B)
dan%atau faktor modifikasi
(B)
K>la!tam i14
)efotaIime, )eftriaIone,
Ampi!illin, Sulba!tam,
Ampi!ililin disis tnggi.
7luro*uinolon
Anti pneumo!o!!us IC
IIIB 2awat inap penyakit
kardiopulmonal (>)
dan%atau faktor modifikasi
(>)
A<ytromy!in i1
Atau 'oIy!y!line dan K
>la!tam
7luro*uinolon
Anti pneumo!o!!us
ICA 2awat I)- tanpa resiko
s.Aeruginosa
K>la!tam i14
)efotaIime, )eftriaIone
'ikombinasi dengan4
(akrolid i1
(A<ytromy!in) atau
7luro*uinolon i1
ICB 2awat I)- dengan resiko
Ps.Aeruginosa
K>la!tam anti pseudomonas
i1 tertentu
)efepine
Imepenem
(eropenem
ipera!ilin%ta<oba!tam
'ikombinasi dengan4
Luinolon antipseudomonas
i1
)iprofloIa!in
K>la!tam anti pseudomonas
tertentu
)efepine
Imipenem
(eropenem
ipera!illin%ta<oba!tam
'ikombinasi dengan4
Aminoglikosida i1
'ikombinasi dengan4
(akrolid i1
(a<ytromy!in)
atau
fluoro*uinolon
nonpseudomonas i1
Dian&sis Ban)in
.
Auberkulosis paru
Pemeriksaan penunjan
.
7oto toraks
ulse oIymetry
:ab rutin4 ':, 0itung jenis, glukosa darah, ureum, !reatinine
Analisa gas darah
ewarnaan gram sputum
/ultur sputum
&&
/ultur darah

K&mp"ikasi
.
&. )A berat4
Bila memenuhi satu kriteria mayor (dari . kriteria modifikasi) atau dua kriteria
minor (dari 3 kriteria minor modifikasi).
/riteria minor yang dikaji saat masuk 2S4
&. Eagal napas berat (a9.%7I9.5.?#)
.. 7oto toraks4 pnemonia multilobaris
3. A' sistolik 5 8#mm0g
/riteria mayor yang dikaji saat masuk 2S atau dalam perjalanan penyakit4
&. erlunya 1entilator mekanik
.. Syok sepsis
.. Eagal napas
3. Sepsis
,. Eagal ginjal akut
?. @fusi parapneumonuk
6. Bronkiektasis
&.
Aabel IC. /riteria Alih Aerapi dan emulangan asien (Meingarten dan 2amire<)
,

Meingarten 2amire<
&3
/riteria
alih terapi
Aidak ada alasan yang jelas untuk
tetap dirawat4
A' sistolik 5 &## mm0g, dehidrasi
seperti ditunjukkan oleh
hipernatremia ( Na + &?? mmo&%&),
rasio B-N4 !reatinin + .# 4 &,
perubahan A' sistolik ortostatik +
.#mm0g, perubahan mental akut,
hipoksia (saturasi gas darah arteri
pada udara kamar 5 8# $ atau #
.
5
?? mm0g), asidosis respiratorik
akut den gan p0 5 H,3#,
ketidakmampuan mimum obat atau
!airan per oral, penjalaran infeksi
(meningitis), penyakit komorbid
yang tak stabil.
Aidak ada pathogen berisiko tinggi4
Sap"lococcus aureus,aspirasi,
pas!a>obstruksi, m"cobacerial
fungi.
Aidak ada komplikasi fatal selama
perawatan4 infark miokard akut,
fibrilasi 1entrikular, takikardia
1entrikular,as"sole, blok jantung
total, fibrilasi atrial tak stabil atau
baru, flutter atrial tak stabil atau
baru,
erbaikan batuk dan sesak
napas
Absorpsi gastrointestinal
adekuat
Suhu menjadi normal (5 3H,"
D
)
selama minimal " jam )
:eukosit menjadi normal
Maktu alih
terapi
0ari ke>3
=ika kriteria alih terapi
terpenuhi
&,
/ritera
pulang
Aidak ada /andidat terapi oral
Aak perlu tata laksana
kondisi komorbid ()07,
dll)
Aak perlu tindakan diagnostik
(bronkoskopi untuk massa
paru)
Aak ada indikasi sosial untuk
melanjutkan perawatan
Maktu
pulang
0ari ke>,
=ika kriteria pulang
terpenuhi
BAB III
STATUS PASIEN
&?
I. IDENTITAS
Nama 4 An./
-mur 4 ," tahun
=enis kelamin 4 :aki>laki
ekerjaan 4 ANI A'
Alamat 4 Serang
Agl masuk 4 Sabtu, &H =anuari .##8
II. DATA DASA,
II.0 ANA+NESIS
(Autoanamnesis tanggal &H =anuari .##8, pukul &3.## MIB) 4
/eluhan utama 4 Sesak nafas sejak & hari sebelum masuk
2umah sakit (S(2S).
/eluhan Aambahan 4using, mual, lemas dan batuk.
2iwayat penyakit sekarang 4
asien datang ke IE' 2SES dengan keluhan sesak nafas sejak &
hari S(2S. Sesak nafas dirasakan sepanjang hari, tidak dipengaruhi oleh
akti1itas dan perubahan posisi. asien juga mengeluh pusing, mual,
lemas, dan batuk, berdahak namun sulit untuk dikeluarkan. (untah tidak
ada. Batuk disertai nyeri tenggorokan sudah dirasakan pasien sejak &
minggu S(2S. ilek dan demam tidak ada. /eringat malam tidak ada.
enurunan BB tidak ada. asien tidur dengan satu bantal, terbangun
malam karena sesak nafas tidak ada. asien juga mengatakan nyeri ulu
hati dan nafsu makannya menurun.
asien diketahui menderita penyakit ginjal sejak tahun .##,, rutin
0' .I seminggu (2abu dan Sabtu). asien pernah di!oba pasang !imino
?I namun gagal.
&6
Sejak . tahun yang lalu BA/ pasien sedikit (&%, gelas a*ua),
warnanya kuning jernih. asien mengatakan tidak pernah terbangun
malam hari untuk BA/. asien mengatakan tidak ada bengkak pada kaki
dan kelopak matanya. BAB sudah . hari men!ret 3I%hari, mules dan ada
ampas,darah tidak ada.
asien mempunyai kebiasaan minum alkohol dan merokok (.
bungkus%hari) dan berhenti sejak tahun .##,.
2iwayat penyakit dahulu 4 > 2iwayat 0ipertensi tahun .##,
> /ontrol dan minum obat teratur,
!aptopril
> 2iwayat Einjal tahun .##,
- 2iwayat Asma disangkal
- 2iwayat =antung disangkal
- 2iwayat '( disangkal
2iwayat penyakit keluarga 4 > 2iwayat '( disangkal
- 2iwayat Asma disangkal
- 2iwayat =antung disangkal
- 2iwayat 0ipertensi disangkal
II.# PE+E,IKSAAN FISIK
S!a!us Genera"is
/eadaan -mum 4 tampak sakit sedang
/esadaran 4 !ompos mentis
0abitus 4 Atletikus
/eadaan gi<i 4 )ukup
Ainggi badan N &H# !m I(A N ..,,8 kg%m.
Berat badan N 6? kg
Aanda>tanda 1ital 4 A' 4 &3# % 8# mm0g
S 4 36,?
#
)
&H
N 4&&# I%mnt, reguler
22 4 ." I%mnt, reguler
/epala 4 normo!ephal
(ata 4 !onjungti1a pu!at >%>, sklera ikterik >%>
Aelinga 4 bentuk normal, serumen >%>
0idung 4 de1iasi septum (>), se!ret (>), darah (>)
(ulut 4 bibir tidak sianosis, bibir kering, gusi tidak
berdarah, lidah kotor (>), Aonsil tidak membesar
(A&>A&) tenang
Aenggorokan 4 faring tidak hiperemis
:eher 4kelenjar tyroid tidak teraba membesar, kelenjar getah
bening tidak teraba membesar, =C4 ?B& !m 0
.
#
Ahoraks
aru 4 Inspeksi 4 Simetris, statis dan dinamis kanan N kiri
alpasi 4 Cokal fremitus kanan N kiri
erkusi 4 2edup di kedua lapang paru
Auskultasi 4 1esikuler, rhonki B%B, whee<ing >%>
)or 4 Inspeksi 4 I!tus !ordis tidak tampak
alpasi 4 I!tus !ordis teraba, Ahrill tidak teraba
erkusi 4 > Batas pinggang jantung4
:inea parasternal kiri sela iga ke>3
> Batas kiri jantung4
:inea mid ka1ikula kiri sela iga ke>?
> Batas kanan jantung4
:inea parasternal kanan sela iga ke>,
Auskultasi 4 B= I>II regular, murmur (>), gallop (>)
Abdomen 4Inspeksi 4 'atar
alpasi 4 Supel, 0epar tidak teraba, lien tidak teraba,
Ballotement (>), Shifting dullness (>), 'efans
(us!ulair (>), Nyeri tekan epigastrium (B),
nyeri tekan suprapubik (>)
erkusi 4 Aimpani
&"
Auskultasi 4 Bising usus (B) normal
@kstremitas 4 Akral hangat, edema >%>, keterbatasan gerak (>)
II.1 PE+E,IKSAAN PENUNJANG$
0. La%&ra!&rium
Pemeriksaan
Penunjan
023403
#445
(46.#4*
023403
#445
(07.68*
023403
#445
(#4.#1*
093403
#445
(00.0#*
053403
#445
(00.#1*
Ni"ai
,ujukan
Hema!&"&i
0emoglobin &3,. 0#:0; &.,6O &3 P &" g%dl
0ematokrit ,6 ,& ,. ,# P ?. $
@ritrosit ,.H ,.3 ,.? ,,3 P 6,# juta%ul
:eukosit 07.044; 0#.044; 66## ,"## P &#"## %ul
Arombosit &8".### &6".### &.".###O &?#### P ,##### %ul
()C 59; 8, 83 "# P 86 fl
()0 ." ." ." .H P 3. pg
()0) #5O 3# 3# 3. P 36 g%dl
Hi!un jenis
Basofil # #>&$
@osinofil # &$
Batang . .>6$
Segmen 9#O ?#>H#$
:imfosit 08O .#>,#$
(onosit 0O .>"$
Kimia
rotein total H.6
Albumin 3.6
&8
Elobulin 6.4;
)holesterol &?6
Arigliserida #45;
0': #6;
:': 54;
Bilirubin
total
&.3
Alkali
fosfatase
&6,
SEA .?.
SE9A ?HH
-reum 08#; 5#; &6"O .# P ?# mg%dl
/reatinin 07:9; 9:1; &,."O #,? P &,? mg%dl
Natrium 08#; &,? &,# &3" &3? P &,? m@*%:
/alium 7.1; ?.3 ,." 3.8 3,? P ?,3 m@*%:
/lorida 8" 51; 8H 57; 8H P &#H m@*%:
Elukosa
Sewaktu
H# H6 &.# 5 &,# mg%dl
Ana"isa as
)ara'
p0 2:40#O H,3"6 H,,? H,3H>H,,?
p)9. 14:#O 09:5; #2:8; 3.>,6 mm0g
p9. 61:7O &#3,6 82:5; H&>&#, mm0g
0)93 2:8O 00:0; 09:9; .&>.8 m@*%:
9. Sat 89:4O 8H," 50:9; 8,>8" $
))A ukur :7E menggunakan rumus /o!k!roft>Eault 4
.#
:7E (ml%mnt%&,H3m.) N (&,# P umur) I BB
H. I kreatinin plasma (mg%dl)
N ( &,# P ," ) I 6?I #,"? N ,,8, ml % menit
H. I &6."
#. F&!& !&raks
!orakan bronko1askular meningkat dan terdapat infiltrat pada paru
kanan
)A2 +?#$
III. ,INGKASAN
asien laki>laki, ," tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak & hari
S(2S, Sesak nafas dirasakan sepanjang hari, tidak dipengaruhi oleh
akti1itas dan perubahan posisi. asien juga mengeluh lemas, pusing,
mual, dan batuk, dahak nya putih namun sulit untuk dikeluarkan. Batuk
disertai nyeri tenggorokan sudah dirasakan pasien sejak & minggu S(2S.
ilek (>), demam (>). /eringat malam (>), penurunan BB (>). asien tidur
dengan satu bantal, terbangun malam karena sesak nafas (>). asien juga
mengatakan nyeri ulu hati dan nafsu makannya menurun. asien
diketahui menderita penyakit ginjal sejak tahun .##,, rutin 0' .I
seminggu (2abu dan Sabtu). asien juga menderita hipertensi sejak tahun
.##, dan minum obat teratur, !aptopril. asien pernah di!oba pasang
!imino ?I namun gagal. Sejak . tahun yang lalu BA/ pasien sedikit (&%,
gelas a*ua), warnanya kuning jernih. Bengkak pada kaki dan kelopak
matanya (>). BAB sudah . hari men!ret 3I%hari, mules dan ada
ampas,darah (>).
Pa)a pemeriksaan Fisik $
/eadaan umum tampak sakit sedang, )(, tekanan darah &3#%8# mm0g,
Nadi &&# I%menit, pernapasan ."I%menit, temperatur 36,?
o
). ada
pemeriksaan auskultasi paru terdapat bunyi rhonki di kedua lapang paru.
.&
Pemeriksaan La%&ra!&rium $
ada pemeriksaan hematologi terdapat peningkatan dari leukosit sebesar
&6.&##%u: ( leukositosis ). ada pemeriksaan kimia darah didapatkan
peningkatan jumlah ureum, kreatinin, natrium, kalium. ada pemeriksaan
analisa gas darah didapatkan p0, p9
.
, dan 9
.
saturation menurun.
ada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan infiltrat di kedua lapang
paru.
I<. DAFTA, +ASALAH
&. Sepsis e! pneumonia )A dd% AB aru B Infeksi sekunder
.. )/' stage C on 0' kronis
3. 0ipertensi terkontrol
,. Sindroma dispepsia
<. PENGKAJIAN
Sepsis e= pneum&nia /AP ))> TB Paru ? Infeksi sekun)er
A%d 4
Anamnesa 4 Sesak nafas yang tidak dipengaruhi oleh akti1itas dan
perubahan posisi, disertai batuk.
7 4 2onki dikedua lapang paru, frekuensi jantung &&#I%menit, frekuensi
pernapasan ."I%menit.
:ab4 eningkatan jumlah leukosit darah (&6.&##%u:), )9. turun
(3#,.mm0g).

Pena!a"aksanaan
,en=ana )ian&sis
Sputum BAA 3Q
))A ukur
)ek ':
..
/ultur sputum
/ultur darah
,en=ana !erapi
9
.
3 liter % menit dengan nasal kanul
)eftriaIon .I. gr i1
AmbroIol 3I ) &
Inhalasi 1entolin4 Bisol1on N &4 &% " jam
/KD s!ae < &n HD kr&nik
Anamnesis 4 (ual (B), muntah (>), badan lemas (B), BA/ warna kuning
jernih, jumlahnya sedikit. asien on 0' kronik sejak tahun .##, .I
seminggu (2abu dan Sabtu)
7 4 A' &3#%8# mm0g
:ab 4 -reum&?. mg%dl, kreatinin &6," mg%dl, :7E4 ,,8, ml % menit
2en!ana diagnosti! 4
- ))A ukur
- Analisa gas darah
2en!ana terapi 4
> (edikamentosa 4
> )a)9
3
3I& tablet
> Bi!nat 3 I III tablet
> hemodialisa
Non medikamentosa 4
- Bed rest
- 'iet rendah protein &8## kkal (3? kkal%kgbb%hari), protein ,# gr (#,6
gr%kgbb%hari), rendah garam
- Balan!e !airan seimbang
.3
Hiper!ensi !erk&n!r&"
A>) $
Anamnesa 4 2iwayat hipertensi tahun .##,, dengan A' tertinggi &"#%&##
mm0g. asien rajin kontrol tekanan darah dan teratur minum obat anti
hipertensi, !aptopril.
7 4 A' &3#%8# mm0g
2en!ana diagnosti! 4
- emeriksaan darah rutin, kimia darah, urinalisa,
- rofil lipid
- @/E
2en!ana terapi 4
(edikamentosa 4
- )aptopril 3I &.,? mg
Non medikamentosa 4
- 'iet rendah garam
- 0indari stres
Sin)r&me D@spepsia
A>) $
Anamnesa4 (ual, muntah, nyeri ulu hati
74 Abd 4 nyeri tekan epigastrium
:ab4 -reum&?. mg%dl
'ipikirkan suatu dyspepsia dd% gastropati uremikum
2en!ana diagnosti! 4 SE9A%SEA, Albumin%Elobulin, -r%)r,
elektrolit serial
2en!ana terapi 4 9mepra<ol &I,#mg i1
'omperidon 3I&#mg i1
.,
<I. PENELUSU,AN > FOLLOA UP
Hari minu 09 Januari #445
S 4 Sesak nafas (B), mual (B), pusing (B), batuk (B)
9 4 /- 4 Sakit Sedang
/es 4 )ompos (entis
AAC 4 A' 4 &&#% 8# mm0g
Nadi 4 ""I%menit, reguler, isi penuh
22 4 .# I%menit, reguler
Suhu 4 36,,
#
)
St.generalis 4
(ata 4 )onjungti1a >%>, s!lera ikterik >%>
AhoraI 4 ulmo 4 Suara nafas 1esikuler, 20 B%B, M0>%>
)or 4 B= I%II 2eguler, (urmur (>), Eallop (>)
Abdomen 4 'atar, supel, nyeri tekan epigastrium (B)
@kstremitas 4 Akral hangat, edema (>)
A 4 &. )A dd% AB aru B Infeksi sekunder
.. )/' stage C on 0' kronis
3. 0ipertensi terkontrol
,. Sindroma dispepsia
4 ,en=ana !erapi
9
.
3 liter % menit dengan nasal kanul
IC7' 2: ?## !!%., jam
)eftriaIon .I. gr i1
9mepra<ol &I,#mg i1
'omperidon 3I&#mg i1
AmbroIol 3I ) &
.?
Bi!nat 3I.
Cit B &. 3I&
Asam folat &I3
)a)93 3Q&
)aptropil .I&.,?
Inhalasi 1entolin4 Bisol1on N &4 &% " jam
Hari Senin: 05 Januari #445
S 4 Sesak nafas (>),(ual (B), Batuk(B), lemas (B)
9 4 /- 4 Sakit sedang
/es 4 )ompos (entis
AAC4 A' 4 &.# % "# mm0g
Nadi 4 "?I%menit, reguler, isi penuh
22 4 .# I%menit, reguler
Suhu 4 36
#
)
St.generalis 4
(ata 4 !onjungti1a pu!at >%>, sklera ikterik >%>
AhoraI 4 ulmo 4 Suara nafas 1esikuler, 20 B%B, M0>%>
)or 4 B= I%II 2eguler, (urmur (>), Eallop (>)
Abdomen 4 'atar, supel, nyeri tekan epigastrium (B)
@kstremitas 4 Akral hangat, edema (>)
:ab 4 0b (&.,6),:eukosit (66##), rotein total (H,6),
-reum (&6") kreatnin (&,,")
@/E 4 9mi inferior lateral
A 4 &. )A dd% AB aru B Infeksi sekunder
.. )/' stage C on 0' kronis
3. 0ipertensi terkontrol
,. Sindroma dispepsia
?. 9mi inferior lateral
4 ,en=ana !erapi
.6
)ek Sputum BAA
'iet ginjal III &8## k!al, protein ?# gr%hari
)eftriaIon .I. gr i1
Inj 2anitidin .I& amp
'omperidon 3I&#mg i1
AmbroIol 3I ) &
Bi!nat 3I.
Cit B &. 3I&
Asam folat &I3
)a)93 3Q&
)aptropil .I&.,?
As!ardia &I"#
Inhalasi 1entolin4 Bisol1on N &4 &% " jam
Hari Se"asa #4 Januari #445
S 4 (ual (>), muntah (>), lemas (B)
9 4 /- 4 Sakit Sedang
/es 4 )ompos (entis
AAC 4 A' 4 &&#%"# mm0g
Nadi 4 "# I%menit, reguler, isi penuh
22 4 .. I%menit, reguler
Suhu 4 36,#
#
)
St.generalis 4
(ata 4 !onjungti1a pu!at >%>, sklera ikterik >%>
AhoraI 4 ulmo 4 Suara nafas 1esikuler, 20 B%B, M0>%>
)or 4 B= I%II 2eguler, (urmur (>), Eallop (>)
Abdomen 4 'atar, supel, nyeri tekan epigastrium (B)
@kstremitas 4 Akral hangat, edema (>)
A 4 &. )A dd% AB aru B Infeksi sekunder
.H
.. )/' stage C on 0' kronis
3. 0ipertensi terkontrol
,. Sindroma dispepsia
?. 9mi inferior lateral
4 ,en=ana !erapi
)ek Sputum BAA
'iet ginjal III &8## k!al, protein ?# gr%hari
)eftriaIon .I. gr i1
Inj 2anitidin .I& amp
'omperidon 3I&#mg i1
AmbroIol 3I ) &
Bi!nat 3I.
Cit B &. 3I&
Asam folat &I3
)a)93 3Q&
)aptropil .I&.,?
Inhalasi 1entolin4 Bisol1on N &4 &% " jam

<II. KESAN U+U+
enegakkan diagnosis sepsis e! pneumonia ()A) dd% AB paru B infeksi sekunder
pada pasien ini berdasarkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium dan foto
toraks yang semuanya mengarah pada )A. enatalaksanaan sepsis )A pada pasien
ini harus dilakukan sesegera mungkin untuk men!egah keadaan yang lebih parah
hingga dapat menyebabkan kematian. Aerapi yang dilakukan antara lain adalah untuk
mengobati fa!tor pen!etus yang berupa infeksi. Serta memperbaiki keadaan umum
pasien dari segala aspek. asien dapat dipulangkan jika keadaan kegawatdaruratan
medis telah teratasi dan fa!tor pen!etus telah dihilangkan.
3 Deskripsi
."
Eagal ginjal kronik ( EE/ ) adalah penurubahan>perubahan struktural
dan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irre1ersible. Eangguan
fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat
digolongkan ringan, sedang dan berat.
3 Dian&sa Ak'ir
&. Sepsis e! pneumonia )A dd% AB aru B Infeksi sekunder
.. neumonia )A dd% AB aru B Infeksi sekunder
3. )/' stage C on 0' kronis
,. 0ipertensi terkontrol
?. Sindroma dispepsia
3 Pr&n&sis
Luo Citam 4 dubia ad bonam
Luo fun!tionam 4 dubia ad bonam
Luo sanationam 4 dubia ad bonam
DAFTA, PUSTAKA
.8
. !ahlan " Pneumonia dalam Sudo#o $%, Seti#ohadi &, $l'i (, Simadibrata
), Setiati S. &uku $*ar (lmu Pen#akit !alam. +al ,-4.,-/.
2. Pneumonia !idapat !i )as#arakat dalam Rani $$, Soegondo S, 0#ainah
1$,%i*a#a (P, 1afrialdi, )ans*oer $. Panduan Pela#anan )edik. +al ,2.,4.
3. 4hen 5hie, Pohan +T, S#ok septik dalam Sudo#o $%, Seti#ohadi &, $l'i (,
Simadibrata ), Setiati S. &uku $*ar (lmu Pen#akit !alam. +al 6-.6,.
4. )arrie T7, 4ampbell 8!, %alker !+, 9o' !:. Pneumonia (n; 5asper !9,
&raun'ald :, Pauc# $S, +auser S9, 9ongo !9, 7ameson 79, editors.
+arrison<s Principle of (nternal )edicine. /
th
ed. 1e' =ork ; )c 8ra'
+ill > 222?. P?26.36
3#

Anda mungkin juga menyukai