Anda di halaman 1dari 25

KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS (KOLASE)
ANAK TK KELOMPOK B MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN
PEMBERIAN TUGAS
DENGAN MEDIA KAPAS DAN BENANG WOL

Disusun Untuk Memenuhi Seleksi Guru Berprestasi








Oleh : FUTICHA TURISQOH, S. PdI
TK ISLAM MIFTAHUL ULUM GUMAYUN


UPTD DIKPORA KECAMATAN DUKUHWARU
KABUPATEN TEGAL
JAWA TENGAH
TAHUN 2011



PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Upaya Peningkatan Kemampuan Motorik Halus
(Kolase) Anak TK Kelompok B Melalui Penerapan Metode Demonstrasi dan Pemberian
Tugas Dengan Media Kapas dan Benang wol telah disahkan dalam penyeleksian Guru
Berprestasi Tingkat Kecamatan Dukuhwaru di UPTD Dikpora Kecamatan Dukuhwaru pada hari
Senin, tanggal 10 April 2011 M
Karya Tulis ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memenuhi seleksi Guru
Berprestasi tahun 2011.

Gumayun, 10 April 2011

Oleh:
Kepala TK Penulis


Dra. SITI CHAFIDZOH FUTICHA TURISQOH, S. PdI


Kepala UPTD DIKPORA Sie Lomba


TAUFIK HIDAYAT, S. Pd NURANTO, S. Pd




KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan naskah Karya Tulis Ilmiah tanpa
halangan suatu apapun.
Maksud penyusunan naskah ini adalah untuk memenuhi seleksi Guru Berprestasi 2011.
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan hasil penelitian di Taman Kanak-kanak dan merupakan
harapan bagi setiap guru TK untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK, di
antaranya pembuatan kolase, di mana pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi dan
pemberian tugas pada pengembangan seni ini diharapkan mampu meningkatkan kreativitas anak.
Dan untuk menunjang keberhasilan dari pembelajaran ini di antaranya adalah keuletan, yang
disertai dengan sikap sabar dan teliti yang penuh rasa tanggung jawab dari guru dalam
menghadapi anak didik.
Proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga selesai dengan baik tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala
Sekolah TKIT Miftahul Ulum Gumayun yang telah mendukung keikutsertaan penulis dalam
mengikuti perlombaan tersebut. Tidak terlupakan juga teman-teman guru di TKIT Mifthul Ulum
Gumayun yang telah banyak membantu dengan memberikan dukungan moril atas terselesainya
Karya Tulis Ilmiah ini, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
berjasa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari bahwa Karya Ilmiah ini belum sempurna, untuk itu tidak menutup
kemungkinan saran dan kritik yang membangun agar dapat memberikan khazanah dalam Karya
Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama
bagi dunia pendidikan. Amin.

Gumayun, April 2011
Penulis








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR.. iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah.. 2
C. Analisis Masalah 3
D. Rumusan Masalah. 3
E. Tujuan Penelitian.............. 3
F. Manfaat Penelitian 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA.............. 4
A. Pengertian Motorik Halus. 4
B. Metode Demonstrasi dan Pemberian Tugas. 4
C. Media 5
D. Kolase 6
E. Hipotesis....... 10
BAB III METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN.................. 11
A. Metode Penelitian. 11
B. Deskripsi Penelitian.. 14
1. Perencanaan.`14
2. Pelaksanaan Penelitian 14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 17
A. Hasil Penelitian 17
B. Dampak Penelitian.. 18
C. Kendala Penelitian.. 18
D. Faktor-faktor Pendukung 19
E. Alternatif Pengembangan 19
F. Pembahasan. 20
BAB V PENUTUP. 21
A. Kesimpulan.. 21
B. Saran dan Tindak Lanjut. 21
C. Rekomendasi Operasional 22

DAFTAR PUSTAKA.. 23
LAMPIRAN




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembuatan kolase merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran di TK untuk
meningkatkan perkembangan motorik halus anak, sehingga dengan kegiatan membuat kolase
anak-anak dapat melatih kesabaran, ketelitian, kejelian, kebersamaan, dan terutama melatih
koordinasi gerak tangan. Koordinasi gerak tangan anak perlu dilatih agar gerakan tangan anak
terbiasa dengan hal-hal baik.
Apabila dilihat dari fisiknya, kerajinan kolase ditinjau dari seni rupa tidak banyak kita
temukan mengenai ungkapan ekspresinya. Bahkan pengerjaan kolase lebih mengutamakan
ketrampilan fisik tentang kerja yang membutuhkan ketelitian, kesabaran, kejelian dan paling
utama ketrampilan.
Berdasarkan pengamatan di kelas dalam kegiatan kolase anak-anak TK sebagian besar
mengalami kesulitan, dan anak-anak merasa bosan dengan kegiatan kolase, sehingga hasil
pembuatan kolase pun tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
1
Pada umumnya anak-anak usia TK menyukai sesuatu yang indah dan menarik. Oleh
sebab itu agar anak-anak menyukai kegiatan kolase dan tidak kesulitan dalam pembuatan kolase,
pendidik harus dapat menyediakan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat kolase,
yaitu bahan yang disukai anak-anak. Bahan yang digunakan untuk membuat kolase di sekolah
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
Untuk mewujudkan hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan kemampuan anak dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran dibutuhkan seorang guru yang profesional yang dapat
menguasai materi pembelajaran dan mengerti karakteristik serta perkembangan anak. Dengan
metode yang tepat dan media yang disukai anak juga diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar anak dalam kegiatan kolase.

B. Identifikasi Masalah
Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas, masalah yang diidentifikasikan
adalah:
1. Sebagian anak kesulitan dalam melakukan kegiatan kolase dengan berbagai media.
2. Keengganan anak melakukan kegiatan motorik halus dalam membuat kolase dengan berbagai
media.
Masalah kurangnya hasil belajar anak pada indikator tersebut disebabkan karena metode
pembelajaran yang digunakan kurang tepat dan media yang digunakan kurang menarik. Masalah
tersebut akan dicoba dipecahkan melalui penggunaan berbagai media dengan metode
demonstrasi dan pemberian tugas.
Berdasarkan analisis di atas, Rumusan Masalah yang ada adalah "Apakah dengan metode
demonstrasi dan pemberian tugas serta penggunaan media kapas dan benang wol dapat
meningkatkan kemampuan membuat kolase anak TK Kelompok B?



C. Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, masalah yang akan dipecahkan adalah sebagian anak
kesulitan dalam melakukan kegiatan kolase dengan berbagai media.
Masalah kurangnya hasil belajar anak pada indikator tersebut disebabkan karena metode
pembelajaran yang digunakan kurang tepat dan media yang digunakan kurang menarik. Masalah
tersebut akan dicoba dipecahkan melalui penggunaan berbagai media dengan metode
demonstrasi dan pemberian tugas.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis di atas, Rumusan Masalah yang ada adalah "Apakah dengan metode
demonstrasi dan pemberian tugas serta penggunaan media kapas dan benang wol dapat
meningkatkan kemampuan membuat kolase anak di Taman Kanak - kanak Kelompok B?.

E. Tujuan Penelitian




Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan metode demonstrasi dan
pemberian tugas dalam mengembangkan ketrampilan motorik halus (kolase) anak di Taman
Kanak-kanak Kelompok B.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi anak
Meningkatkan hasil belajar anak pada kegiatan kolase dengan berbagai media.
2. Manfaat bagi guru
a. Meningkatkan kemampuan Guru sebagai fasilitator dan motivator
b. Memberi gambaran pada Guru tentang cara pembelajaran membuat kolase
3. Manfaat bagi sekolah
Meningkatkan kualitas / mutu TK yang bersangkutan





BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Motorik Halus
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot otot halus atau sebagian anggota
tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, tidak terlalu
membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret coret, menyusun balok,
menggunting, menulis, dan sebagainya. Perkembangan motorik ini sangat penting agar anak bisa
berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik halus anak Taman Kanak kanak ditekankan pada koordinasi
gerakan motorik halus, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang
suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik
halus anak sangat berkembang, bahkan hampir sempurna. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi
gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan
gerakan visual motorik, seperti mengkordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan
tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis / menggambar.

B. Metode Demonstrasi dan Pemberian Tugas

Menurut Muhibbin Syah, 2000 (dalam Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar
Anak Usia Dini), Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan.
Menurut Moeslichatoen, 2004 (dalam Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar Anak Usia Dini) hal hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan tugas kepada anak
adalah:
1. Pemberian tugas adalah proses integral dalam kegiatan pengembangan, maka tujuan tugas
merupakan bagian penting sehingga tugas yang diberikan dapat dilakanakan dengan sebaik-
baiknya.
2. Pemberian tugas tidak sekedar menyibukkan anak melainkan dapat memberikan sumbangan
terhadap tujuan belajar yang diharapkan.
3. Pemberian tugas harus memberikan pengenalan kepada anak untuk bekerja dengan lebih baik.
4. Pemberian tugas harus menantang pengembangan kreativitas.
5. Pemberian tugas harus menumbuhkan kesadaran diri sendiri bukan untuk pendidik.

C. Media
Menurut Pamadhi, Hajar dan Sukardi S. Evan (2008) Media adalah bahan yang dapat
digunakan untuk menuangkan gagasan seseorang seperti kertas, kanvas, kain, papan tripleks,
haid barel, keramik, kaleng, plastik, spon, daun, pita, serta bahan yang lainnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah komponen sumber belajar
siswa yang dapat mendorong siswa untuk belajar, sehingga dapat mendorong anak untuk
berimajinasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki melalui kegiatan bermain.
D. Kolase
Kolase berasal dari bahasa Perancis, yaitu "Coller" yang berarti lem / tempel, jadi bisa
dikatakan Kolase adalah sebuah teknik menempel unsur-unsur yang berbeda (bisa berupa kain,
kertas, kayu, dll) ke dalam sebuah frame sehingga menghasilkan sebuah karya seni yang baru.
Secara umum kolase adalah teknik menggabung beberapa objek menjadi satu. Tidak hanya
asal jadi, tapi objek objek itu harus mampu bercerita untuk menciptakan kesan tertentu.
Kolase merupakan perkembangan lebih lanjut dari seni lukis. Di mana pada awal abad ke-
20 para perupa sering menambahkan (menempelkan) unsur-unsur yang berbeda ke dalam lukisan
mereka seperti potongan-potongan kain, kayu ataupun kertas koran, namun memang ada
perbedaan yang sangat signifikan antara seni kolase dan seni lukis. Di dalam karya seni kolase
selain aspek formal seni yang dikedepankan meliputi nilai-nilai dasar keindahan, tata
penyusunan objek ke dalam frame (layout), kontur, bentuk objek dan warna sebagaimana yang
biasa disodorkan oleh karya seni lukis dan desain grafis tetapi juga aspek ilustratif yaitu meliputi
aspek konten material dan bentuk gambar kolase itu sendiri.
Hal ini akan menimbulkan kesan yang berbeda dari penikmat seni / audience ketika
mengapresiasi karya kolase, karena disodori keunikan yang ditimbulkan oleh penyusunan
material-material yang berbeda di dalam sebuah frame karya seni, hal yang tidak dapat dijumpai
dari seni lukis.




Awal Perkembangan Kolase
Kolase sebagai karya seni dimulai oleh para pelukis beraliran KUBISME yaitu Georges
Braque dan Pablo Picasso. Menurut Guggenheim Museum's Braque mulai mengaplikasikan
teknik kolase ke dalam lukisan arangnya dengan bahan-bahan yang diolah dari gulungan kayu
oak dan potongan kertas. Sesaat setelah itu Picasso mulai mengikutinya dengan medium yang
baru. Pada tahun 1912 dalam lukisan "Still Life with Chair Caning (Nature-morte la chaise
cane)". Picasso mengaplikasikan potongan-potongan kertas minyak ke dalam kanvas.
Para seniman SUREALISME mulai mengembangkan teknik kolase itu sendiri dengan
istilah CUBOMANIA, yaitu kolase yang dibuat dengan memotong gambar ke dalam kotak-kotak
dan kemudian disusun ulang secara acak susunannya. Hal yang oleh Rene Paserson disebut
INIMEDIA. Dan ada juga teknik kolase yang disebut etrcissements dengan tokohnya Richard
Genovese dan Marcel Marien yang mengaplikasikan teknik robekan pada lapian atas lukisan
sehingga memunculkan citra dari lapisan yang ada di bawahnya. Dewasa ini teknik ini lebih
dikenal dengan teknik masking pada seni grafis.
Contoh Gambar Kolase untuk Anak TK:

Kolase dari daun pisang yang dikeringkan




E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : Melalui penggunaan media dengan metode
demonstrasi dan pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus (kolase) anak
Taman Kanak-kanak pada Kelompok B.




BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Pendidik yang kurang menguasai materi akan sulit mengajarkan pembelajaran kolase.
Pendidik harus bisa mencari metode yang tepat yang akan digunakan pada proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran kolase memerlukan kesabaran, ketelitian, dan kejelian. Jadi seorang
pendidik harus sabar dalam proses pembelajaran agar anak dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik. Metode demonstrasi adalah metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran
kolase karena pendidik tidak cukup hanya menjelaskan secara lisan saja, tetapi anak TK lebih
mudah mempelajarinya dengan cara meniru seperti apa yag dilakukan oleh gurunya. Dengan
metode demonstrasi ini guru dapat menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan apa yang sedang
dilakukan.
Bagi anak kecil, mempelajari literasi tidak cukup hanya dengan melihat tulisan-tulisan
atau mendengarkan orang berbicara di sekelilingnya. Mereka perlu demonstrasi yaitu bagaimana
orang dewasa berperilaku dan berbahasa. Mereka juga perlu melihat benda-benda dan bagaimana
orang dewasa menyebut benda-benda tersebut.
Tugas guru adalah memberikan demonstrasi di setiap kegiatan yang melibatkan anak
dalam kegiatan literasi. Sepanjang siang guru berbicara kepada anak dalam kegiatan literasi
sebenarnya sudah merupakan demonstrasi yang baik asalkan diikuti oleh perilaku atau
penunjukkan benda-benda, dengan demikian anak-anak dapat mengamati dan pada akhirnya
akan memahami hubungan bahasa dengan perilaku dan benda-benda yang mereka lihat.
Karena anak mempunyai sikap yang senang meniru maka metode demonstrasi adalah
metode yang tepat untuk anak. Dengan metode demonstrasi anak dapat langsung meniru apa
yang diperagakan guru, dengan bimbingan guru. Bimbingan guru yang sabar dan telaten sangat
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak terutama pada
kegiatan kolase.
Kepekaan anak dalam menerima stimulus atau rangsangan dari luar yang harus diserap
melalui panca indra setiap anak berbeda-beda. Ada yang kepekaannya tajam, ada yang tidak
tajam. Pendidikan kesenian adalah salah satu yang dapat mengembangkan kepekaan. Melalui
ketrampilan seni rupa pada anak usia dini diharapkan anak dapat menangkap rangsangan serta
dapat dengan cepat dan terampil mengolahkan menjadi hasil seni rupa yang berupa kerajinan
kolase yang bermanfaat sebagai sarana, proses untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan
pada umumnya. Metode demonstarasi dan pemberian tugas serta dengan menggunakan media
yang menarik dapat meningkatkan minat anak dalam kegiatan anak. Kertas yang digunakan yaitu
kertas yang agak tebal yang tidak mudah sobek agar memudahkan anak dalam melaksanakan
kegiatan kolase.
Kegiatan pra pengembangan merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum
memulai kegiatan demonstrasi. Kegiatan pra pengembangan terdiri atas:
1. Kegiatan penyiapan bahan dan alat yang akan digunakan untuk menunjukkan, mengerjakan,
menjelaskan secara terpadu, dalam demonstrasi sesuai dengan tujuan dan tema yang sudah
ditetapkan dan sesuai dengan urutan langkah-langkah demonstrasi yang sudah ditetapkan.
2. Kegiatan penyiapan bahan dan alat untuk menirukan pekerjaan seperti yang dicontohkan guru
dalam demonstrasi.
3. Kegiatan penyiapan anak dalam mengikuti kegiatan demonstrasi dan diikuti peniruan anak.
4. Guru menjelaskan sambil memperagakan cara membuat kolase tahap demi tahap sambil diikuti
anak.
Rancangan metode demonstrasi diharapkan dapat:
a. Meningkatkan kemampuan melihat dan mendengarkan secar cermat dan teliti sesuai dengan
tujuan dan tema yang ditetapkan.
b. Kemampuan menirukan suatu pekerjaan secara teliti, cermat dan tepat.
c. Kemampuan imitasi atau identifikasi perilaku secara tepat.
Semua anak mempunyai bakat atau potensi, dan tidak sama antara anak yang satu dan yang
lainnya. Untuk mencapai anak menjadi terampil dan kreatif, maka harus diarahkan oleh guru
melalui pembinaan kreativitas di antaranya adalah kegiatan kolase dengan metode demonstrasi
dan pemberian tugas.





B. Deskripsi Penelitian
Tahapan Operasional Pelaksanaan:
1. Perencanaan
- Merumuskan tujuan perbaikan pengembangan kolase dengan menggunakan kapas dan benang
wol pada anak TK kelompok B
Membuat satuan kegiatan harian (SKH)
- Mengadakan diskusi dengan teman sejawat tentang permasalahan kemampuan motorik halus
anak dalam kegiatan pembelajaran kolase dengan menggunakan kapas dan benang wol
- Merencanakan pengelolaan kelas
- Merencanakan langkah-langkah kegiatan perbaikan


35

- Menyediakan alat dan bahan kolase dengan kapas dan benang wol yang akan digunakan untuk
mendemonstrasikan
Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan anak untuk meniru contoh yang dilakukan
guru.

2. Pelaksanaan Tindakan
KOLASE
a. Kemampuan yang diharapkan dicapai: dapat membuat kolase dengan berbagai media
b. Tema : Binatang
c. Kegiatan : Kolase
d. Metode : Demonstrasi dan pemberian tugas
e.
36
Sarana/alat :

1. Kertas buffalo yang telah diberi pola/gambar
2. Kapas yang diambil sedikit demi sedikit
3. Benang wol yang digunting kecil-kecil
4. Lem
5. Gunting
Langkah-langkah pelaksanaan demonstrasi dan pemberian tugas dalam kegiatan kolase:
- Guru menyiapkan media/alat yang akan digunakan mendemonstrasikan kegiatan kolase yaitu
kertas buffalo yang telah diberi pola/gambar untuk digunakan sebagai tempat menempel
- Guru membagikan kapas dan benang wol kepada masing-masing anak yang akan digunakan
untuk meniru contoh guru
- Selanjutnya guru mendemonstrasikan cara membuat kolase dengan menempelkan kapas dan
guntingan benang wol pada kertas tahap demi tahap dan siswa diminta untuk mengikutinya
-
37
Guru mengawasi anak yang sedang melaksanakan kegiatan
- Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan dalam membuat kolase dengan kapas dan
guntingan benang wol
- Guru mengevaluasi hasil kegiatan anak

Para siswa mengikuti langkah-langkah dalam pembuatan kolase

.







BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil dari metode demonstrasi dan pemberian tugas yang telah diterapkan pada proses
pembelajaran kolase yaitu:
a. Perhatian anak lebih dipusatkan pada guru
b. Meningkatkan kemampuan kolase pada anak TK kelompok B


38

c. Anak lebih mengerti dan paham cara membuat kolase yang benar
d. Penggunaan media kertas yang berwarna cerah dan menarik menambah minat anak pada
kegiatan kolase
e. Kertas yang tidak mudah sobek memudahkan anak dalam mengerjakan tugas
f. Koordinasi tangan anak lebih baik dan lebih terlatih
Dari perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan oleh guru pada
pembuatan kolase dengan media kapas dan benang wol didapatkan hasil kolase denag media
kapas dan benang wol

B. Dampak Penelitian
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda / peristiwa yang akan dipertunjukkan
karena jumlah anak yang banyak dalam satu kelas atau alat yang terlalu kecil sehingga metode
demonstrasi hanya efektif untuk sistem kelompok dan kurang efektif apabila menggunakan
sistem klasikal.
b.
31
Tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan
c. Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan
d. Apabila tidak dilanjutkan dengan pemberian tugas ada kemungkinan anak akan lupa dan materi
belajar tidak akan bermakna karena tidak menjadikan pengalaman belajar bagi anak
C. Kendala Penelitian
a. Membutuhkan waktu yang lama
b. Media harus besar agar dapat terlihat anak lebih jelas
c. Membutuhkan guru yang profesional
d. Membutuhkan kesabaran dan ketelatenan
e. Anak yang tidak sabar ingin cepat menyelesaikan kegiatan sehingga demonstrasi kurang
maksimal
D. Faktor-faktor Pendukung
Untuk keberhasilan dalam menerapkan metode demonstrasi perlu faktor pendukung agar
metode yang digunakan dapat terlaksana dengan baik. Faktor pendukung itu antara lain:
a. Seorang guru yang profesional dan menguasai materi pembelajaran
b. Media yang berwarna cerah dan berwarna-warni sehingga anak merasa senang
c. Media yang digunakan untuk demonstrasi harus besar
E. Alternatif Pengembangan
31
Kegiatan kolase merupakan bagian dari pengembangan seni yaitu indikator kolase dengan
berbagai media. Alternatif pengembangan kolase selain meningkatkan ketrampilan anak juga
dapat melatih emosi anak agar lebih sabar dalam melakukan suatu kegiatan. Dapat juga
dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak suatu
kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan kolase dengan metode demonstrasi dapat
meningkatkan daya pikir anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, dan
berpikir.

F. Pembahasan
Salah satu bentuk satuan pendidikan prasekolah di jalur pendidikan sekolah adalah Taman
Kanak-kanak. Eksistensi dan esensi lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak ini dalam
kerangka pembangunan Pendidikan Nasional secara resmi diakui dalam Peraturan Pemerintah
(PP) No. 27 tahun 1990. Menurut PP No. 27 tahun 1990, "Penyelenggaraan pendidikan Taman
Kanak-kanak dimaksudkan untuk membantu meletakkan dasar kea rah perkembangan sikap,
perilaku, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta untuk pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya.
42
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini mampu meningkatkan kemampuan anak dalam
membuat kolase dengan berbagai media. Adanya pembelajaran ini, anak dapat melatih
kemampuan motorik halus anak dan mengembangkan kreativitas anak. Selain itu, guru pun dapat
mengetahui apakah anak sudah mampu untuk membuat kolase, dan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa terhadap materi kolase dengan berbagai media. Tindakan ini hanya
dilakukan dalam satu hari, karena tujuan yang diinginkan telah tercapai dan kemampuan anak
mengalami peningkatan.



BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa.
Dalam interaksi tersebut guru berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Berdasarkan
pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada pengembangan seni dan fisik motorik halus kegiatan
kolase dengan berbagai media melalui metode demonstrasi dan pemberian tugas, penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan metode yang tepat dapat memudahkan anak untuk memahami pembelajaran kolase
dengan baik
2. Dengan pemilihan alat peraga yang tepat, membantu anak pada saat pembelajaran
3. Kemampuan pembuatan kolase anak-anak TK kelompok B sudah cukup optimal / baik sesuai
dengan yang diharapkan.
B. Saran dan Tindak lanjut
Berdasarkan hasil kesimpulan, ada beberapa hal yang sebaiknya diterapkan oleh guru dalam
meningkatkan kualitas mengajarnya, khususnya dalam pengembangan seni dan fisik motorik
anak kolase dengan berbagai media. Adapun saran-saran penulis sebagai berikut:
Gunakanlah alat peraga yang tepat dan menarik sesuai dengan materi kegiatan sehingga
pembelajaran dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal
2. Dalam memberikan tugas pada anak terlebih dahulu guru harus memperkenalkan media yang
akan digunakan, dan gunakanlah media yang menarik bagi anak sehingga anak antusias terhadap
kegiatan yang akan dilakukan. Dengan demikian akan membantu kemampuan anak dalam
membuat kolase agar lebih meningkat.
3. Lihatlah emosi dan perasaan anak, jangan biarkan anak berebut, tapi untuk mencoba bersama.
Buatlah kelompok kecil agar anak maksimal dapat mencoba semua secara bergantian dengan
teratur.
4. Fasilitas dalam pembelajaran sangat diperlukan guna memotivasi anak dalam menumbuhkan
kemampuan kolase anak.
5. Pemberian nilai itu sangat penting, di samping sebagai hadiah, juga dapat memotivasi siswa
untuk meningkatkan belajar serta sebagai laporan untuk orang tua di rumah.
6. Segala sesuatu yang diperoleh selama kegiatan PTK yang sekiranya dapat meningkatkan
kemampuan anak, sebaiknya disampaikan kepada teman-teman sejawat atau Kelompok Kerja
Guru (KKG). Sehingga teman yang lain mendapatkan masukan terhadap strategi mengajarnya.
C. Rekomendasi Operasional
Penerapan metode demonstrasi dalam kegiatan kolase perlu direncanakan lebih dulu agar
dapat mencapai tujuan dan dapat berjalan dengan baik. Dalam satu rancangan pembelajaran
bermetode demonstrasi dan pemberian tugas dapat dikembangkan satu atau beberapa aspek
perkembangan sekaligus, misalnya kognitif, bahasa dan seni. Karena pada dasarnya
pengembangan dasar dan perilaku dengan metode demonstrasi bersifat integral dan tidak parsial.
44
Itulah beberapa kesimpulan, saran dan rekomendasi opersional yang dapat penulis
sampaikan, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya, dan
bagi rekan-rekan guru seprofesi pada umumnya.




DAFTAR PUSTAKA

http://smanemas.blogspot.com/2009/11kolase.html
http://eecho.wordpress.com/2008/10/29/apa-itu-kerangka-berpikir/
http://cokroaminoto.blogetery.com/2009/08/26/penyusunan-kerangka-teori-penelitian/
http://www.bukabuku.com/browse/bookdetail/26765/buku-latihan-teknik-kolase-photoshop-
cs2.html
http://ayitarya.wordpress.com/2008/04/25/hipotesis/
http://episentrum.com/artikel-psikologi/perkembangan-motorik-anak-usia-dini/
http://asmamufidah.wordpress.com/category/pendidikan/
http://kreativitasanak.blogspot.com/
http://contohptkuntukgurutk.blogspot.com/
http://www.scribd.com/doc/37268444/null





45

Anda mungkin juga menyukai