Antropologi Jender dan Asal-usul Ketidaksetaraan Jender
Oleh: Zely Ariane
1 Melalui materi ini para peserta diharapkan dapat: 1. Mempelajari bukti-bukti antropologi dan arkeologi bahwa komunitas manusia pada awalnya (pada masa pra-sejarah/primitif/tak beradab/kebuasan) justru tidak terbagi ke dalam kelas-kelas sosial dan, secara jender, egaliter. 2. Mengerti peran kerja terhadap kemajuan tenaga kerja/tenaga produktif manusia, peradaban, kebudayaan dan perubahan masyarakat. 3. Mengerti hubungan kemunculan kelas-kelas dalam masyarakat dan penindasan terhadap perempuan. 4. Mengerti sebab-sebab kepemilikan dan siapa (dan jender yang mana) yang memiliki alat produksi. 5. Mengerti sebab-sebab mengapa laki-laki beralih dari perburuan ke peternakan (kemudian ke pertanian) dan mengapa peternakan serta pertanian kemudian berada di bawah kepemilikan laki-laki; atau mengerti sebab-sebab kepemilikan alat-alat produksi (berdasarkan jender) yang menjadi landasan bagi penidasan terhadap perempuan 6. Mengerti asal-usul dan watak institusi keluarga. I PENAN!A" Mengapa kaum perempuan masih dianggap sebagai warga negara kelas dua? Mengapa mereka terpaksa harus memilih antara menjadi ibu yang baik atau menjadi wanita (pemburu) karir yang hanya mementingkan diri sendiri? Mengapa kapasitas untuk melahirkan anak membatasi pilihan yang tersedia bagi kaum perempuan, sementara kapasitas untuk menghasilkan anak tak membatasi kaum lelaki? Mengapa keluarga merupakan isu yang begitu penting dalam politik neoliberal? Mengapa distribusi ekonomi dan kekuasaan sosial begitu tak setaranya di antara kaum lelaki dengan kaum perempuan? (Pat Brewer, the Dispossession o !omen, "###) Memahami Asal-usul Penindasan terhadap Perempuan eproduksi dan produksi kebutuhan hidup adalah penentu gerak sejarah manusia. !ejarah membenarkan bahwa kaum perempuan memiliki peran penting dalam reproduksi dan produksi. "amun, di dalam perkembangannya, mereka malah menjadi manusia yang paling disingkirkan dan didiskriminasi dari produksi, bahkan tak mengenal hak-hak reproduksinya sendiri. Malah, pernah (dalam suatu kurun waktu dan tempat tertentu) diskriminasi tersebut semakin meluas dalam wujud berbagai bentuk# kekerasan terhadap perempuan; domestifikasi; 1 $oord. %rusan &endidikan dan 'acaan $omite "asional (aringan "asional &erempuan Mahardhika ($"-("&M); $oord. )epartemen &endidikan dan &ropaganda )ewan *arian "asional &ersatuan &olitik akyat Miskin ()*"- &&M); &(s +akil !ekretaris %mum dan $abid &erempuan dan 'udaya &engurus &usat ,abungan !olidaritas &erjuangan 'uruh (&& ,!&'). 1 poligami; pelecehan dan kekerasan seksual; pembedaan lapangan pekerjaan dan perlakuan di tempat kerja-bahkan, dalam bidang pekerjaan yang sama pun, perempuan ada yang dibedakan upahnya; asumsi bahwa derajat laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan; prasangka seksual (biologis); stereotipe dan standar nilai masyarakat terhadap perempuan, dan seabrek bentuk-bentuk lainnya . . !ekian banyak daftar penindasan terhadap perempuan tak akan habisnya diurutkan dari / sampai 0. !edikit yang menyadari bahwa keseluruhan persoalan tersebut hanyalah ekses atau dampak yang berasal dari dari akar persoalan (yang menjadi penyebabnya). /kar persoalan tersebutlah yang akan dibahas dalam tulisan singkat ini, dengan segala keterbatasannya. &raktek-praktek penundukan terhadap perempuan, di balik prasangka yang mengasumsikan perempuan adalah lemah dan berada di bawah perlindungan laki-laki, adalah kenyataan sosial yang sudah berusia ribuan tahun lamanya. 1leh karena itu, tidaklah mengherankan bila kaum perempuan sendiri sering kali pasrah bahkan menginternalisasi anggapan bahwa ketidaksetaraan jender adalah takdir biologisnya sebagai perempuan. 2nilah yang disebut kesadaran palsu yang, celakanya, sekarang ini, paling luas diderita oleh perempuan. (ikalau ketidaksetaraan jender memang takdir biologis, maka begitu celakanya makhluk manusia yang bernama perempuan ini. 'ahkan makhluk binatang berkelamin betina saja memiliki kesetaraan secara alamiah, mengapa tidak demikian halnya dengan makhluk manusia yang berakal budi dan paling sempurna ini3 2tulah pandangan filosofis tentang ketidaksetaran jender yang mendominasi kesimpulan sejarah perkembangan masyarakat manusia (lelaki dan perempuan). )an sesungguhnya, seiring kemajuan kerja dan daya pikir manusia, maka berbagai bukti ilmiah yang sanggup dipertanggungjawbkan sudah dapat memberikan bukti bahwa posisi ketidaksetaraan jender bukan-lah takdir biologis kaum perempuan; bahwa, dalam fase awal perkembangan masyarakat manusia, berbagai bukti menunjukkan# (manusia) perempuan dilahirkan dan hidup setara, bahkan menjadi sumber penghidupan manusia. 4erlebih lagi, salah satu preposisi dalam buku 'achofen, Mother Right, yang diterbitkan pada tahun 5675, menyebutkan bahwa konsep patriarchal (garis-ayah) tidak serta merta ada. 'ukti sejarah menyatakan bahwa garis keturunan pada awalnya hanya diletakkan pada garis perempuan-sesuai dengan hak ibu dan, akibatnya, ibu-lah satu-satunya orang tua yang diketahui pasti oleh generasi yang lebih muda, yang memiliki posisi yang lebih dimuliakan dan dihormati. !ebutan-sebutan semacam 2bu &ertiwi dan )ewi $esuburan adalah bukti- bukti bahwa kaum perempuan, dalam satu fase sejarah manusia, pernah menempati posisi utama dalam sistem produksi masyarakat. 2 Menurut $on8ensi &enghapusan !egala 'entuk )iskriminasi 4erhadap &erempuan (9on8ention of :limination and )iscriminaton /gainst +omen-9:)/+), persoalan-persoalan kaum perempuan 2ndonesia atara lain# perdagangan orang dan eksploitasi prostitusi, kehidupan politik dan publik, partisipasi di tingkat internasional, kewarganegaraan, pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan dan keluarga berencana, manfaat ekonomi dan sosial, perempuan pedesaan, persamaan kedudukan di hadapan hukum, perkawinan dan kehidupan keluarga. Menurut !usan 'lackburn, tema besar persoalan perempuan 2ndonesia adalah# ideologi jender, negara dan gerakan perempuan, pendidikan, perkawinan usia dini, kewarganegaraan, poligami, peribuan, eksploitasi ekonomi, kekerasan. ;&erempuan 'ergerak, :disi &erdana /pril- (uli .<<6, hal. .., (akarta, $alyanamitra=. 2 #u$ungan antara Kepemilikan Pri$adi dengan Penindasan Perempuan >ewis *. Morgan dan ?rederick :ngels adalah dua ilmuwan besar yang memberikan sumbangan luar biasa untuk memahami dasar-dasar pemikiran mengenai akar penyebab penindasan terhadap perempuan. Morgan, dalam bukunya Ancient Society, yang terbit tahun 56@@, menyatakan Afakta bahwa institusi pokok di dalam masyarakat beradabyaitu keluarga, pemilikan pribadi, dan negaraterbukti tidak pernah eksis di dalam kehidupan pra-sejarah. Menyempurnakan apa yang ditulis Morgan tersebut, ?rederick :ngels, di dalam A!he "rigin of the #amily, $ri%ate $roperty and the StateB, yang terbit pada tahun 566C, memberi tekanan terhadap banyaknya data yang sudah dikumpulkan oleh para arkeolog dan para antropolog yang Amembenarkan ide bahwa komunitas manusia pada awalnya tak terbagi-bagi ke dalam kelas-kelas sosial dan, secara jender, egalitarianB. /pa yang hendak kita tarik dari dua kesimpulan penelitian diatas3 4ak lain dan tak bukan adalah pemahaman kritis bahwa ketidaksetaraan jender, sekaligus ketimpangan sosial masyarakat saat ini antara golongan (kelas) yang memiliki begitu banyak dengan yang tak memiliki apapun, tidaklah final. 'ahkan begitu penting untuk memahami bahwa ketidaksetaraan jender adalah produk dari masyarakat yang digolong-golongkan berdasarkan kelas-kelas. &engelompokan masyarakat berdasarkan kelas adalah pengelompokan yang paling utama dan jelas. $ertama, kelas tumbuh dari fondasi-fondasi masyarakat yang paling mendasar, yaitu yang langsung berasal dari relasi masyarakat/manusia dengan alat-alat produksi; &edua, kelas merupakan pengelompokan sosial yang paling kuat dan paling banyak keanggotaannya di tengah-tengah masyarakat, yang relasi serta dan kontradiksinya sangat mempengaruhi jalannya sejarah kehidupan sosial dan politik masyarakat. )i dalam bukunya, :ngels menegaskan bahwa Aeksplotasi kelas dan penindasan seksual atas perempuan lahir bersamaan, dengan tujuan melayani kepentingan sistem kepemilikan pribadi, dan itu berlaku sampai kiniB. )alam menyimpulkan bahwa eksploitasi dan penindasan tersebut tidak-lah abadi maka ia menambahkan bukti bahwa hubungan-hubungan sosial kemasyarakatan, termasuk sistem nilainya, bisa berubah, dan merupakan hasil dari perubahan tenaga produktif manusia dan sistem produksinya. !istem produksi yang berbeda menghasilkan pola hubungan kemasyarakatan yang berbeda-beda pula. )alam masa-masa pra-sejarah, ketika sistem produksi peternakan hewan ditemukan oleh komunitas kesukuan, peningkatan kemakmuran dan status sosial hanya diperoleh oleh laki- laki. *al tersebut disebabkan karena kaum lelaki-lah yang menjalankan dan menguasai kegiatan peternakan tersebut. !umbangan kaum lelaki terhadap kesejahteraan komunitas kesukuan tersebut malahan menyebabkan kaum perempuan tersingkir dari produksi sosial, digantikan dengan tugas-tugas perempuan tradisional, yakni menyiapkan makanan dan mengerjakan kerajinan tangan. 3 &ola hubungan masyarakat berdasarkan keluarga pra-peradaban atau yang disebut primal horde atau keluarga consanguine, hingga keluarga monogami yang patriarchal, lahir dan terus berkembang sebagai wujud tersingkirnya kaum perempuan dari produksi sosial tersebut. "amun demikian, :ngels sendiri mengakui bahwa ia, yang hanya memberikan bukti-bukti yang tersedia pada saat itu saja, tak sanggup menjelaskan mengapa kegiatan peternakan, yang sebelumnya dimiliki bersama oleh komunitas kesukuan, berubah menjadi milik kaum lelaki secara indi8idual hingga menyingkirkan peran perempuan dari sistem produksi. $emudian, &at 'rewer, dalam sebuah pamflet !he 'ispossession of (omen, yang diterbitkan oleh Resistance )ook pada tahun .<<<, menambahkan bukti-bukti baru menyangkut akar penyebab penyingkiran perempuan dari sistem produksi sosial pertanian. 'ahwa peningkatan produkti8itas pertanian (yang menggunakan bajak) lebih besar ketimbang peningkatan produksti8itas holtikultura; dan, seiring dengan itu, terdapat landasan material bahwa kaum lelaki menurun minatnya terhadap kegiatan (mata pencaharian) berburu; fakta yang mengungkapkan bahwa, memang, proses membajak merupakan kerja yang lebih indi8idual dan lebih berat ketimbang holtikultura; bahwa terdapat kesulitan untuk mengkombinasikan kerja indi8idual tersebut dengan kegiatan memelihara bayi; dan, bahwa perdagangan makanan dan produk-produk ternak peliharaan (dengan basis kuantitas yang lebih besar dan beragam) sekarang bisa dilaksanakan dan semakin berkembang; semuanya itu memberikan sumbangan yang menyebabkan kaum perempuan diisolasi ke dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangga sehingga, kemudian, tak memiliki kekuasaaan ladi terhadap produksi makanan- pokokDyang, sebenarnya, merupakan landasan bagi terciptanya status dan kekuasaan yang sama antara kaum lelaki dan kaum perempuan di dalam masayarakat sebelumnya. $emajuan tenaga produktif dan alat-alat kerja-seperti penemuan mata bajak-yang memungkinkan sistem produksi pertanian dengan produkti8itas yang berlebih (surplus), adalah fase yang sangat menentukan perubahan hubungan sosial masyarakat. $epemilikan pribadi terhadap alat-alat produksi-sebagai wujud kekuasaan indi8idual terhadap surplus produksi-dan spesialisasi kerja produksi-lah yang selanjutnya memberikan landasan bagi ketidaksetaraan kedudukan sosial laki-laki dan perempuan. 4erdapat hubungan yang sangat erat antara perkembangan pemilikan pribadi dengan penindasan terhadap kaum perempuan. 1leh karena itu, sangatlah penting untuk terus- menerus mengamati dan menjelaskan bentuk-bentuk perkembangan pemilikan pribadi dalam berbagai fase perkembangan masyarakat yang memelihara penindasan terhadap perempuan. )emikian pula, begitu pentingnya karya-karya tersebut dipelajari agar kaum perempuan dapat memeriksa mekanisme mengapa serta bagaimana asal-usul penindasan perempuan terjadi, agar kita dapat menyimpulkan dan mengubahnya. Pentingnya Memahami Akar Penye$a$ Penindasan terhadap Perempuan )alam hal memahami akar penindasan terhadap kaum perempuan, maka sangat penting untuk melakukan penelitian dan pemahaman terhadap asal-usul keluarga, kepemilikan pribadi, negara, serta penyingkiran perempuan dari produksi sosial. *asil-hasil penelitian, 4 dan tulisan orang-orang yang telah disebutkan sebelumnya, sangat lah penting bagi mereka yang sedang berjuang untuk membongkar kesalah-kaprahan pemahaman yang menganggap ketidaksetaraan jender adalah alamiah. $aum perempuan yang sudah menyadari adanya ketidaksetaraan jender seringkali terjebak pada pilihan-pilihan jalan keluar yang salah, yang malah semakin menjerumuskannya lebih dalam ke jurang penindasan. /kibat tak memahami akar penyebab penindasannya, kaum perempuan cenderung berpuas dengan kesetaraan yang formal dan tidak hakiki, atau celakanya bahkan sampai memerangi makhluk laki-laki yang dianggapnya sebagai penyebab segala kesengsaraannya di dunia. )engan memahami asal-usul penindasan perempuan, serta bentuk-bentuk lanjutannya di era peradaban modern, maka dengan mudah kita dapat mengerti mengapa berbagai upaya hukum untuk melindungi dan menjamin kesetaraan perempuan di seluruh dunia saat ini begitu sulit untuk ditegakkan. $ita juga akan mengerti bahwa hukum-hukum (uni8ersal) pengakuan kesetaraan terhadap perempuan hanyalah penyeimbang/penghibur bagi ketimpangan yang tak sanggup diatasi di bawah syarat-syarat sistem produksi yang berdasarkan penggolongan kelas. $aum perempuan janganlah menyerah untuk terus berfikir dan mencari jawaban terhadap penyebab minimnya implementasi dan banyaknya pelanggaran terhadap berbagai kon8enan perlindungan dan jaminan kesetaraan perempuan. /pakah karena ketiadaaan political will pemerintah-pemerintah negara-bangsa3 /taukah karena begitu minimnya pemahaman/kesadaran masyarakat dan para akti8isnya3 /tau saling pertalian antara keduanya3 /tau ada sebab-sebab lain yang lebih fundamental, yakni menyangkut sistem ekonomi-politik negara-bangsa modern yang dengan sadar memelihara konsep-konsep penindasan perempuan, yang sekadar memungkinkan pengakuan formal hak perempuan tapi tak memungkinkan penegakan sepenuh-penuhnya3 >ihat dan periksa-lah berbagai pasal yang dalam $on8ensi &enghapusan !egala 'entuk )iskriminasi 4erhadap &erempuan (9:)/+), yang memberikan pengokohan terhadap prinsip-prinsip kesetaraan dengan menuntut pihak negara untuk mengambil Asegala tindakan yang tepat, termasuk perundangan, untuk memastikan pengembangan dan kemajuan maksimal kaum perempuan, demi memberikan jaminan hak-hak a*asi manusia dan kebebasan fundamental di atas landasan kesetaraan dengan laki-lakiB. 4entu saja perlindungan 9:)/+ adalah sebuah capaian hukum uni8ersal yang cukup maju (pada masanya) bagi kaum perempuan namun, para akti8is pembebasan perempuan, dalam perjuangannya, bisa saja begitu pusing dan lelah saat menyadari bahwa negara, yang seharusnya berperan penting dalam perlindungan tersebut lebih tunduk terhadap kepentingan kelas yang dominan (yang di dalamnya bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan), ketimbang kepentingan perempuan. $epusingan lainnya bisa terjadi akibat formalisme kesetaraan yang tercermin dalam contoh berikut. /dalah benar tuntutan lebih banyak kaum perempuan di dalam lembaga perwakilan rakyat atau institusi apapun merupakan upaya untuk memajukan (affirmati%e action) 5 kesadaran, kepercayaan diri, dan partisipasi perempuan. $endati demikian, apakah dengan lebih banyak perempuan memimpin atau memerintah maka penindasan terhadapnya akan serta merta hilang3 /pakah terbukti bahwa pemimpin-pemimpin perempuan di berbagai negeri di dunia adalah orang-orang yang membela hak-hak perempuan3 /tau apakah di bawah kepemimpinan mereka status perempuan buruh, perempuan petani atau masyarakat pribumi secara keseluruhan semakin maju3 4erhadap EkehakikianF posisi perempuan di dalam keluarga, sebagaimana yang dimuliakan oleh masyarakat kelas yang relijius, persoalan berikut adalah tantangan yang harus dijawab. 'agaimana dengan kenyataan begitu banyaknya perempuan miskin yang harus bekerja di luar rumah dalam waktu yang lama (hingga larut malam/pagi); harus berpisah dari anak-anak atau suaminya-bahkan kerap tak bersuami atau ditinggalkan begitu saja oleh suami; ibu atau ayah yang menjual anaknya; perempuan-perempuan muda yang menjadi tenaga kerja murah di luar negeri; perempuan yang menjual kehormatannya. !emua itu disebabkan oleh persoalan ekonomi di Gaman modern. !ungguh mengerikan menyadari bahwa, di tengah masyarakat beradab yang relijius, berpengetahuan dan berteknologi tinggi di abad modern ini, milyaran kaum perempuanya hidup miskin tanpa akses pengetahuan, kesehatan, tak kenal model keluarga sakinah, tak kenal kenikmatan seksual, tak kenal romantisme, hanya mengenal bagaimana menyelamatkan hidupnya esok hari. 2tulah ambiguitas perjuangan pembebasan perempuan, yang tak kunjung selesai dan terus jatuh ke lubang kesalahan yang sama, bila mengabaikan hubungan antara eksploitasi kelas dengan penindasan seksual# yakni eksploitasi oleh sistem perbudakan, feodalisme, dan kapitalisme terhadap kaum perempuan. )engan memahami cara kerja perangkat-perangkat sistem yang berusia ribuan tahun, yang memelihara ketidaksetaraan dan penindasan terhadap perempuan, maka kita dapat merumuskan masa depan pembebasan kita. !iapa kawan yang harus kita rangkul3 /pa penghambat fundamental yang harus kita singkirkan3 'agaimana metode dan tahap- tahapannya3 2tulah soal-soal historis yang akan kita jawab hingga ke aspek yang paling praktis di dalam tema-tema berikutnya. II !eori E%olusi se$agai &andasan Analisa atas Perkem$angan Masyarakat Manusia dan Asal-usul Kemun'ulan serta Meluasnya Ketidaksetaraan Jender )itemukannya ilmu antropologi/arkeologi memberi landasan bagi masyarakat modern untuk semakin berfikir ilmiah. 'eberapa (landasan dan sekaligus perdebatannya) yang memicu kelahiran ilmu antropologi, adalah# 1. &ertentangan menyangkut usia manusia dan kelahiran manusia; 2. &ertentangan tentang asal-usul manusia; 6 3. &ertentangan tentang perbedaan institusi masyarakat modern dengan masyarakat primitif, termasuk di dalamnya# matriarki 8s patriarki; klan 8s family (keluarga); kepemilikan pribadi 8s kepemilikan komunal. >ewis *. Morgan, dalam bukunya Ancient Society, menyatakan bahwa masyarakat primitif bukanlah keluarga indi8idual, melainkan gen atau klan; dan struktur klan tersebut justru matriarki. )alam perkembangan masyarakat, matriarki menjadi patriarki; klan menjadi keluarga indi8idual. elasi ekonomi dan sosial masyarakat primitif dibandingkan dengan masyarakat modern/beradab juga berbeda# masyarakat modern berdiri atas dasar kepemilikan pribadi, dan masyarakat primitif berdiri atas dasar kepemilikan komunal. 2lmu /ntropologi klasik abad 5H, menyandarkan penelitian dan pemikirannya pada bukti- bukti material/ilmiah (arkeologi) yang ada pada saat itu, tidak saja mencakup hasil-hasil kebudayaan (suprastruktur masyarakat primitif) tapi juga corak ekonomi dan produksi (infrastruktur) masyarakat tersebut-walaupun, dalam beberapa hal, di antara mereka masih ada yang inkonsisten. &ara antropolog periode tersebut, di antaranya >ewis *. Morgan, :dward 4aylor, (acob 'achofen, dan ?rederick :ngels, pada umumnya (disertai kritik dan penyempurnaan) mendukung dasar-dasar teori e8olusi sosial 9harles )arwin, )i abad ke-.<, kontro8ersi teori e8olusi dan re8olusi sosial manusia di abad 5H dimenangkan oleh para antropolog fungsionalis/difusionis/deskripsionis. $aum deskripsionis tersebut menolak pandangan umum mengenai teori e8olusi sosial, membatasi pemikiran mereka hanya pada studi kebudayaan dan kebiasaan/adat istiadat berbagai kelompok manusia (secara parsial). )i antara tokohnya yang paling terkenal adalah Margareth Mead, !apir, dan uth 'enedict. 2lmu /ntropologi seperti itulah yang menjadi mainstream (arus utama) studi antropologi saat ini. )alam menggali sumber-sumber penyebab ketidaksetaraan jender berdasarkan perkembangan manusia dari bukti-bukti antropologi/arkeologi yang ada, maka kita tidak bisa menggunakan cara pandang antropologi mainstream. $arena, dalam antropologi tersebut, ketidasetaraan jender dianggap sebagai takdir alamiah. 1leh karena itulah, dalam memeriksa asal-usul ketidaksetaraan jender, bagan/tabel di bawah ini menggunakan cara pandang /ntropologi klasik, beserta perbaikan-perbaikan penilaiannya di abad .< dan .5. !a$el I Kemun'ulan E%olusi dan "e%olusi Manusia( Komunitas Manusia( dan Ketidaksetaraan Jender ) 4 Antropolog Abad 19 & 20 yang mengkritisi Gagasan/Teori Penggolongan Zaman, Temuan Antropologi dan Arkeologi Baru, serta Analisa Temuan 3 "e*erensi: &at 'rewer, !he 'ispossession of (omen, esistance 'ook, .<<<; ?rederick :ngels, Asal-usul &eluarga, &epemilikan $ribadi dan +egara, 566C, $alyanamitra; ?rederick :ngels, Sumbangan !enaga &erja dalam !ransisi dari Makhluk-&era Menjadi Manusia; :8elyn eed, Se,ism and Science, 5H@6; :8elyn eed, Anthropology and (omen -iberation, 5H@I. 4 4eori 9harles )arwin tentang e8olusi spesies melalui seleksi alam dan 8ariasinya ditentukan oleh Esiapa kuat dia menangF atau berlandaskan kompetisi. !eakan-akan seperti ada Eentitas tertentuF yang bisa menentukan siapa yang kuat, yang menang J yang terpilih. )arwin percaya pada 4eori Maltus (seorang &astur 2nggris) mengenai ketimpangan yang bergerak berdasarkan deret/garis geometri/ukur, sementara produksi/persediaan pangan bergerak berdasarkan deret/garis hitung. 7 dan melengkapi Teori ar!in tentang Asal" usul #pesies $anusia Selain Charles Darwin sendiri, Lewis H. Morgan, Edward Taylor, a!o" #a!ho$en, a%es &raser '#erdasar(an ")(*i a"ad 1+,. Mend)()ng se-en)hnya *eori e.ol)si %asyara(a* %an)sia Darwin yang "ersi$a* grad)al, la%"a*, dan ()an*i*a*i$. Masyara(a* -ri%i*i$ *elah %e%-ra(*e((an h)")ngan sosial / se(s)al yang se*ara, di*andai oleh adanya -rod)(si / -e%ili(an se!ara (ole(*i$. Darwin0 Ma(hl)( %an)sia1"er*)")h *ega(, "er*e(nologi, dan o*a(nya "er(e%"ang1%en2alani (e%a2)an se!ara sosial3 "ersa%a4sa%a, sehingga %an)sia "er"eda dari %a(hl)( (era '2enis lainnya, se2a( awal. 1. 5a%an 6e")asan 1.1. Berburu & mengumpulkan makanan 2. 5a%an #ar"aris%e 2.1. Holtikultur & peternakan 3. 5a%an 7erada"an 3.1. Tulis menulis & pertanian (bajak). &rederi!( Engels '"erdasar(an ")(*i a"ad 1+, Ser)-a dengan Darwin, "ahwa 'salah sa*) 2enis, %a(hl)( (era %en2adi %an)sia har)s %elewa*i -ra4(ondisi "iologis agar "isa "er*ransisi %en2adi0 '1, "er-os*)r *ega(, '2, "er-engliha*an 3 di%ensi, '3, %e%ili(i (e*)r)nan yang %e%")*)h(an %asa -er*)%")han dan -erawa*an ind)( yang le"ih la%a, '4, %e%ili(i organ s)ara, '5, %e%ili(i *angan yang le"ih "e"as, dan dengan i") 2ari yang "isa "er-)*ar. Darwin gagal %en2elas(an -er)"ahan4-er)"ahan !e-a* yang *a%-a( -ada ")(*i4")(*i $osil '%)n!)lnya s-esies "ar) wala)-)n se!ara his*oris %asih se48a%an1!3o yang *er2adi dala% leda(an Ca%"rian9, Darwin gagal %en2elas(an "agai%ana %an)sia (era '2enis *er*en*), yang "er*ara$ le"ih *inggi %e%ili(i o*a( yang le"ih "esar dan %ahir "er"i!ara. Teori E.ol)sioner Engels %ene(an(an -er)"ahan %asyara(a*4%an)sia yang ()ali*a*i$, diale(*i( 'saling *i%"al4"ali( %e%-engar)hi, sehingga se%a(in %a2), dan da-a* %engala%i -er!e-a*an. Man)sia adalah -rod)( (er2a Terda-a* h)")ngan in*era(*i$ an*ara 5a%an Ta( #erada" '6e")asan, 7ri%i*i$, 7rase2arah, 5a%an (e")asan "er*e-a*an dengan -eriode Palaeolitic s3d se(i*ar 12.::: *ah)n lal), saa* -rod)(si, *e(nologi, / -e%)(i%an "er)"ah se!ara !e-a*. 1. 7eng)%-)l %a(anan 'dara*, K "el)% ada "ahasa K "el)% "erdiri *ega( K "ersi$a* indi.id)alK sanga* *ergan*)ng -ada !)a!a. 2. 7eng)%-)l %a(anan 'la)*, K s)dah %engg)na(an a-i '"e"as dari (e*ergan*)ngan !)a!a, K %e%)ng(in(an %igrasiK %)lai %enge%"ang(an -engg)naan -er(a(as awal dari "a*)K %e%"eri landasan "agi -erl)asan -rod)(si %a(anan hingga %en2ang(a) (egia*an "er")r) dan %eng)%-)l(an %a(anan. 3. 6egia*an "er")r) yang "er(e%"ang le"ih -en)h K %)lai %e%"ang)n / %ene*a- di desa4desa ()noK -er(a(as (ay) di%)ng(in(an "er(e%"angK mengembangkan *en)n *angan, *e%"i(ar, dan -er(a(as "a*) yang diasah. 6elo%-o( (lan %engh)ni r)%ah -an2ang; %ene*a- se!ara %a*rilo(al; %e%"en*)( in*i (er2asa%a yang %e%)ng(in(an (elo%-o( *erse")* "er*ahan hid)-. Suprastruktur %asyara(a* -ri%i*i$0 1. Marga3(lan %en)r)* garis <")1 (o%)ni*as i")4i"), sa)dara lela(inya, = *ransisi %an)sia4(era dengan landasan -enggera(nya, ya(ni0 *enaga (er2a dengan -engg)naan -er(a(as (er2a yang, dala% -roses yang -an2ang, %e%"en*)( -er)"ahan >si(1!3o -ene%)an %an)sia4(era "er-os*)r *ega( %ensyara*(an adanya $ase di%ana %ere(a *)r)n dari -ohon 'agar "isa *ega(,, sehingga *angan4*angannya %enyes)ai(an dengan (e%a%-)an *ega(nya1%en2adi le"ih le"ar. Sehingga *angan 'yang %er)-a(an "agian -aling -en*ing dari e.ol)si %an)sia, ")(an lagi %er)-a(an organ (er2a, %elain(an s)dah "er(e%"ang %en2adi -rod)( (er2a. 6e%a%-)an "er"i!ara1(e%)dian "er"ahasa1dan (e%a%-)an *enaga (er2anya %endorong -er(e%"angan o*a( %an)sia '")(an se"ali(nya1 inga*0 o*a( *ida( a(an "er*a%"ah -in*ar 2i(a *ida( dig)na(an,. S-esies %en2adi le"ih %an)siawi (arena *enaga dan a(*i.i*as *enaga (er2anya %ela-ang(an 2alan agar (e%a2)an %an)sia 'yang "ersi$a* general, "isa %)lai "eran2a(. 7rod)(si dan re-rod)(si (ehid)-an %er)-a(an ele%en yang %enen*)(an dala% (ehid)-an sosial. #en*)( %asyara(a*, dala% se*ia- *aha- -er(e%"angan se2arahnya, ?di*en*)(an oleh d)a "en*)(32enis -rod)(si, ya(ni0 *enaga (er2a, di sa*) sisi; dan (el)arga, disisi lainnya.? Masyara(a* "erada" *ida( se(adar dinilai dari (e%a%-)an *)lis4%en)lis; na%)n (e%a%-)an *)lis4%en)lis -)n dilandasi oleh -er(e%"angan sosialnya ,ya(ni %asyara(a* yang *elah sa%-ai a*a) "isa %enge%"ang(an -e%"agian (er2a dan -er*)(aran (o%odi*as di (alangan -ara indi.id)nya. )s*r) dala% %asyara(a* "erada"lah -ena(l)(an *erhada- -ere%-)an "isa *erw)2)d se-en)hnya. 6ET<D@6SET@A@@B EBDEA3S)"ordinasi3-enindasan -ere%-)an, %)lai %)n!)l -ada 8a%an #ar"aris%e, dan "er(e%"ang se-en)hnya -ada 8a%an 7erada"an. @r*inya, h)")ngan sosial #<S@ "er)"ah 'e.ol)si,, di-)*ar"ali((an se!ara radi(al 're.ol)si,, a(i"a* -er(e%"angan *enaga -rod)(*i$ dan ana(4ana( <") *erse")*. 2. #er"agai "en*)( C(el)argaC didasar(an -ada0 'a, (e-ada sia-a seseorang "isa %ela()(an h)")ngan se(s)al; '", seseorang '(era"a*, %ana yang "oleh %e%"en*)( (elo%-o( sosial in*i. 3. Larangan h)")ngan se(s)al an*ara orang *)a dengan ana(; dan an*ar sa)dara (and)ng 'incest,. 4. Mengarah -ada h)")ngan "er-asangan a*as dasar (ese-a(a*an "ersa%a / se*ia- anggo*a dala% h)")ngan *erse")* %e%ili(i ha( yang sa%a )n*)( %eny)dahinya. 5. 6e*ergan*)ngan "ayi, 2ang(a wa(*) %e%"esar(annya3%erawa*nya / -erl)asan h)")ngan i") dengan ana(, %en)n2)((an0 K adanya -er)"ahan ()l*)r; "er(elo%-o( "ersa%a %elind)ngi yang %)da1%)ng(in dengan sa)dara (and)ng (e*)r)nan -ere%-)an1a(an "er(onse(wensi -ada -e%"agian dan -eng)%-)lan %a(anan, (e*i%"ang -eng)siran. K ari (a(i yang %eng)ng(i* "er%a(na "ahwa <") har)s %erawa* "ayi *erse")*. 7erawa*an %endorong -e%a(aian ()li*, sera")*3*ali dari *)%")h4*)%")han dan lain4lain, )n*)( %enggendong, %e%"e"as(an *angan dan %e%)dah(an %en!ari %a(anan. K 6er2asa%a )n*)( (e"erhasilan %e%"esar(an ana( da-a* %engarah -ada -roses do%es*i>(asi s-esies %an)sia, dan a(an %e%ilih 2alan (oo-era*i$, (e*i%"ang agresi$ ser*a %enyerang. La(i4la(i, se"agai -asangan, "isa %e%-er()a* -e%"agian (er2a dan i(a*an sosial *erse")*1*i-e -eralihan *erse")* *elah dio"ser.asi -ada si%-anse "e*ina. K 7engar)h *erhada- -ola -e%"agian %a(anan yang %e%"en*)( "asis in*era(si sosial. 7ada -ri%a*a se%a!a% si%-anse -e%"agian %a(anan *er2adi dengan (elo%-o( matrilocal %mother-centred& (e*i%"ang -asangan se(s)al. + F 6el)argaC "er-asangan adalah *aha- a(hir e.ol)si h)")ngan (el)arga yang *ersele(si se!ara Calamiah. 5a%an #ar"aris%e + 'yang "erdiale(*i( dengan -er(e%"angan ")daya3(esadaran dan *inda(an -oli*i(nya,. 6e%)n!)lan -e*erna(an (e%)dian %ening(a*(an (e%a(%)ran, yang -ada awalnya di%ili(i "ersa%a. Ba%)n -ada -er2alanannya kemakmuran tersebut sekadar meningkatkan status sosial laki"laki %direbut laki"laki&' lelaki yang menguasai & men(alankan kegiatan peternakan' perempuan tersingkir dari produksi sosial) Perpinda*an pemilikan komunal men(adi pemilikan pribadi ter(adi bersamaan dengan mun+ulnya pemeli*araan dan pembiakan *e!an %terutama untuk pertanian"ba(ak&, yang men+iptakan kekayaan sosial baru,yang dimiliki ole* laki"laki %dengan tanpa konsensus&) 1. 7er%)laannya di*i*i("era*(an -ada %asa -eolit*i+ '8a%an #a*) #ar),, *er%as)( 8a%an -er)ngg) sa%-ai -er(e%"angan -erala*an "esi, se(i*ar 1::: *ah)n yang lal); 2. M)lai %ene*a- dan %enge%"ang(an -e*erna(an; 3. #er!o!o( *ana%0 %ening(a*(an -rod)(*i.i*as ala%; -e*erna(an; 4. M)lai %engenal *e%"i(ar, *en)n, dan (era2inan lainnya1-erhiasan (erang, -isa) 'obisidian, yang le"ih *a2a% dari "a*)4a-i. 7er(e%"angan *e(nologi (era2inan %engarah -ada -rod)(si (o%odi*i (e!il dan -er*)(aran;
5. 7er*ahanan ")(an a(*i.i*as yang signi>(an (arena 2)%lah -o-)lasi yang %asih sedi(i*; "el)% ada -er"edaan (e%a(%)ran; "el)% ada -erang3-ena(l)(an; 6. #er!iri(an ala* dari "a*) ser*a %eli-)*i -e(er2aan loga%; 7. M)lai *erda-a* -er"edaan D)nia La%a '@$ri(a3Ero-a3@sia, dan D)nia #ar) '@%eri(a, a(i"a* -er"edaan ala%1 2enis *ana%an, 2enis hewan -e*erna(an, dan 2enis loga% yang dile")rnya; 8. D)nia La%a "era(hir (arena adanya -ele")ran loga% dan -ene%)an M@T@ #@@6, yang *er")a* dari "esi 'AEDELFS< TEB@G@ 7AEDF6T<&,.; 9. Ma*a #a2a( di*e%)(an oleh -ara -e*erna( )n*)( %enge%"ang(an -er*anian "ers(ala l)as, sehingga %e%)ng(in(an -er(e%"angan -o-)lasi yang *inggi, (onsen*rasi %asyara(a* di -er(o*aan, -er(e%"angan (era2inan dan -erdagangan 5a%an 7erada"an 1. S-esialiasi (era2inan; 2. 7e%isahan (o*a dengan desa; 3. 7rod)(si "arang dagangan '(o%odi*i,; 4. 7e%ili(an -ri"adi; 5. M)n!)lnya (elas4(elas sosial; 6. 6el)arga Monoga%i; 1: 7. Begara Suprastruktur %asyara(a* #ar"aris%e %en)2) #erada" 1. @()%)lasi (e(ayaan 'yang le"ih "esar, se"agai a(i"a* dari (egi*an -rod)(si -e*erna(an yang %engalih(an -e%ili(an Marga %en2adi -e%ili(an -ri"adi dala% (el)arga; 2. enis42enis -er(a(as -)n "era()%)lasi sehingga %e%")*)h(an *enaga (er2a %an)sia yang le"ih "anya( K -ere%-)an di2adi(an ha( %ili(; %an)sia lain di2adi(an ")da(; 3. Garis (e(era"a*an %en2adi paterrnity. 4. @()%)lasi (e(ayaan %e%"eri s*a*)s yang *inggi -ada la(i4la(i 'dala% (el)arga,; 5. H)")ngan se(s)al %en2adi %onoga%i; 6. #er(e%"angnya ha( waris "erdasar(an garis #a-a(; 7. <s*ilah 6el)arga3family '"ar) di(enal (e%)dian1pentj.,, "erasal dari is*ilah la*in famulus, yang artinya budak ruma* tangga. Sedang(an familia artinya seluru* budak dimiliki ole* lelaki %patriarki&. + Ae.ol)si h)")ngan 2ender *erse")* *er2adi -ada 8a%an -ra4se2arah, sehingga *ida( "isa di-as*i(an "agai%ana / (a-an i*) *er2adi1wala)-)n da-a* di")(*i(an se!ara e*nogra>. E.elyn Aeed '"erdasar(an ")(*i a"ad (e4 2:, 7enye"a" )*a%a %)n!)lnya -e%ili(an -ri"adi la(i4la(i-yang "eriring dengan *)%")hnya -er*)(aran (o%odi*i -e*erna(an a*a) ala* -rod)(si yang dihasil(an (o%)ni*as3(lan-adalah0 K Se")ah hasil dari -er)"ahan dala% ins*i*)si s)-ras*r)(*)r -er(awinan; K Le%") adalah si%"ol "ar) (e(ayaan dan (o%odi*i, yang %)lai di"ar*er(an dengan is*ri4 is*ri se"agai ong(os -er(awinan dan ong(os -engas)han ana(; %en)2) -eralihan dari -e%ili(an (o%)nal (e -e%ili(an -ri"adi oleh la(i4la(i. 56 7a* #rewer %enganalisa 7ening(a*an *e(nologi Bukti"bukti baru di abad 20 yang menguatkan analisa .ngels/ 11 Darwin, Engels, dan E.elyn Aeed, "erdasar(an ")(*i4")(*i "ar) @"ad 2:. %e%)ng(in(an di*e%)(annya gen, (ro%oso%, DB@, .ariasi gene*i( dala% re-rod)(si sosial, ser*a e$e( (e"e*)lan3(e!ela(aan dala% %)*asi gene*i(, sehingga %e%"eri(an landasan "agi '"a!a0 se"agian1 pentj., analisa *en*ang e.ol)si s-esies. <ndi.id) %er)-a(an -rod)( dari in*era(si (o%-le(s an*ara warisan gene*i(, ling()ngan, / -eris*iwa4 -eris*iwa (e"e*)lan, yang a(arnya '"ah(an, ")(an dari gene*i(3ling()ngan. 7enga"syahan -e%"edaan "erdasar(an 2enis (ela%in, ras, dan s*a*)s, "isa %en)*)-i (e*i%-anan sosial yang se"enarnya *er!i-*a se!ara sis*e%a*is. 6ri*i( *erhada- Darwin K Se"e*)lnya s)(ses re-rod)(si %elal)i sele(si ala%, "isa "er2alan3"erhasil %elal)i "er"agai !ara, dan ")(an se(adar (o%-e*isi. 6er2asa%a, hid)- "erda%-ingan, saling "an*), 2)ga %er)-a(an (e%)ng(inan lain. @-alagi -er)"ahan i(li% dan %igrasi %eng)"ah (on*e(s sele(si ala% *erse")*. K #)(*i4")(*i "ar) yang di(e*e%)(an *ida( %end)()ng *eori "ahwa %a(hl)( %an)sia dan (era s)dah "er"eda se2a( awal; %e%ang ada -er"edaan an*ara @)s*ralo-hi*he!)s dengan Ho%o Ere!*)s dan se*er)snya, yang %)n!)l -esa* se*elah 4:.::: *ah)n lal). 7eriode *erse")* %enye"a"(an -er-indahan (e wilayah yang le"ih l)as, yang "er"eda se!ara geogra>s dan e(ologis, yang "ina*ang ser*a *)%")hannya -)n "er"eda -)la. Se!ara (esel)r)han, garis e.ol)sioner 2a)h le"ih (o%-le(s (e*i%"ang *eori yang dia2)(an Darwin. 6ri*i( *erhada- Engels K Engels *ida( %a%-) %en2elas(an (ena-a (egia*an -e*erna(an, yang se"el)%nya di%ili(i "ersa%a oleh (o%)ni*as (es)()an, "er)"ah %en2adi %ili( (a)% lela(i se!ara indi.id)al; Ci(al "a(al (e%)n!)lan Man)sia yang %e%"en*)( 5a%an 7ri%i*i$ Di*e%)(annya sisa4sisa (erang(a1 yang *er$rag%en*asi1yang %e%"eri -er(iraan *en*ang gera(an sosial yang %eli"a*(an indi.id); ")(*i ar(eologis -er(a%-)ngan -end)d)(; -er(a(as (er2a; si*)s ()")ran; analisa "iologis se-)*ar *)lang; ")(*i %ole()lar dan analisa gene*i(; ")(*i da%-a( i(li% *erhada- -er)"ahan *)%")h4 *)%")han; re(a%an $osil %a(anan / e$e( -er-indahan ling()ngan; -eneli*ian "ahasa )n*)( %ere(ons*r)(si lang(ah -er)"ahan1 %igrasi; -eneli*ian *ing(ah la() -ri%a*a dala% (e")asanK %e%"anding(annya se!ara ha*i4ha*i dengan %an)sia %odern yang *erorganisir (e dala% relasi -rod)(si yang "er"eda dan "er-ola ser)-a dengan yang ada -ada %asa la%-a) '-ada era "er")r) / %eng)%-)l(an,. 7ada *aha- -eng)%-)lan %a(anan dan "er")r). Ci(al4"a(al %an)sia '%an)sia awal, yang s)dah "erdiri3"er*)")h *ega( dan %)lai %engg)na(an -er(a(as, %ela()(an -e(er2aan *erse")* se!ara (ole(*i$; sedang(an !i(al4"a(al %an)sia '(era, yang "el)% "er*)")h *ega( %ela()(anya se!ara indi.id)al. K Se(i*ar 15 2)*a *ah)n yang lal) @$ri(a di*)*)-i h)*an le"a*. M)lai "er)"ah dengan adanya -ergeseran -er%)(aan ")%i, (e*i(a le%-engan *e(*oni( %)lai %ene%")s garis -eg)n)ngan se-an2ang La)* Merah '%elal)i E*hio-ia, %en)2) Mo8a%"iH)e, sehingga %en!i-*a(an areal da*aran *inggi raya. Ta( hanya *o-ogra>, <(li% -)n *)r)* "er)"ah, (h)s)snya !)rah h)2an. Di "agian *i%)r !)rah h)2an rendah, la-isan h)*an le"a* %)lai hilang, %enyisa(an !a%-)ran h)*an *a%"alan, h)*an *ana%an (eras, se%a( "el)(ar, dengan sedi(i* se(ali -adang r)%-)*. K Se(i*ar 12 2)*a *ah)n yang lal), a(*i.i*as *e(*oni( selan2)*nya %eng)"ah ling()ngan %en2adi "er"en*)( Le%"ah Grea* Ai$*, "er!a%-)r dengan da*aran *inggi dingin "erh)*an dan da*aran rendah (ering yang -anas, ser*a %e%"en*)( -enghalang "agi gera( "ina*ang. 6onse(wensinya "er"agai s-esies "ar) "er%)n!)lan, dan yang 5 !pesies bertubuh tegak yang berjalan di atas kedua kakinya. 6 )aerah ini sekarang terletak di 4urki, !iria, 2ran, 2rak, Lordania, dan 2srael. 12 K <s*ilah C(el)argaC *ida( sa%a -ada *i-e %asyara(a* ses)dah "er4(elas dengan *i-e %asyara(a* se"el)% "er4(elas. <s*ilah (e(era"a*an yang le"ih *e-a*; K <s*ilah Cala%iahC se"enarnya ")(an %enga!) -ada *a(dir 's)dah dari sononya!pentj.,, %elain(an se"agai "agian dari in*er4(one(si diale(*is an*ara %an)sia dengan ala%. 'Sedang(an -enger*ian *erhada- ala% 2)ga "er%a!a%4%a!a% dan dihasil(an se!ara ()l*)ral., K D)a dasar -e%i(iran yang (elir), ya(ni0 (egia*an -engge%"alaan %)n!)l se"el)% adanya -er*anian; dan "ahwa la(i4la(i lah yang %en2adi -e%"eri na$(ah se!ara ala%iah1 -ada -eriode *erse")*, "er(e!ender)ngan "ias 2ender. K #agai%ana -e*erna(an yang se%)la di%ili(i se!ara (o%)nal oleh (lan, a*a) s)(), "er)"ah %en2adi %ili( indi.id) la(i4la(i yang %en2adi (e-ala r)%ah *anggaI 6ri*i( *erhada- Aeed K #agai%ana "isa ada ong(os -er(awinan; a*a) %enga-a *elah *er2adi -e%isahan dari %a*rilo(ali*as %en)2) -a*rilo(al4 i*as-se")ah -eralihan yang di-erl)(an 2i(a (i*a %engangga- "ahwa "iaya -er(awinan a*a) -engas)han ana( i*) laya(nya -e%"ayaran a*as (er2a yang *elah di(el)ar(an. #e(ak 0aman -eolitik, orang mulai mengenal ke*idupan menetap %bermukim/ pemukiman&, beternak, dan ber+o+ok tanam, yang tara1nya masi* a!al. Hal *erse")* 2)ga %en)n*)n %ere(a -ada %odi>(asi *ana%an3-rod)(*i.i*as ala% '%e%elihara "i2i, %enana% "enih, dll,; *er%as)( %odi>(asi dari -er")r)an hewan %en2adi -e*erna(an 'daging yang dida-a* dari -er")r)an se*ia- hari %enghada-i %asalah C-enyi%-ananC; 2i(a -en2agalan dila()(an 2a)h dari -e%)(i%an a(an s)li* %e%"awanya C-)lang (e -e%)(i%anC; %a(a 2a)h le"ih %)dah %e%"awa hewan2 *erse")* C-)langC dala% (eadaan hid)-, %eng)r)ngnya, dan %e%"erinya %a(an,. @n2ing da-a* lainnya %enghilang. K Ma(hl)( -er*a%a yang dengan (ara(*er -os*)r *ega( 'bipedalisme,1*aha- -aling awal dala% -er(e%"angan %en)2) e.ol)si %an)sia, hid)- se(i*ar 547 2)*a *ah)n yang lal), di*e%)(an di Le%"ah Grea* Ai$* ,@$ri(a Ti%)r. #)(*i (erang(a -er*a%a "er)sia se(i*ar 445 2)*a *ah)n yang lal) 'Australopithecus,. Di*e%-a* yang sa%a, 2)ga di*e%)(an -er(a(as *er*)a yang dig)na(an se(i*ar 2,542 2)*a *ah)n yang lal), dan -ena%"ahan .ol)%e 'sel, o*a( *a%-a(nya 2)ga "erlangs)ng -ada saa* yang sa%a. K Ma(hl)( "er-os*)r *ega(, Homo Erectus, "er)sia se(i*ar 2 2)*a *ah)n yang lal). <a "er%igrasi (el)ar @$ri(a, %as)( @sia se(i*ar 1 J 2)*a *ah)n yang lal). 6e%a2)an )*a%a -er(a(as (er2a *er2adi 1 K 2)*a *ah)n yang lal). Terda-a* ")(*i ()a* adanya %an)sia -e%a(an daging 'se!ara reg)lar, -ada 8a%an ini. K #e"era-a s-esies Australopithecus %enghilang se(i*ar 1 2)*a *ah)n yang lal). K 7engg)naan a-i -er*a%a se(i*ar 7::.::: *ah)n yang lal). K 6e%a2)an )*a%a dala% -e%")a*an -er(a(as *er2adi se(i*ar 2::.::: *ah)n yang lal). K Homo Sapiens, yang ser)-a dala% segala hal dengan %an)sia %odern, *a%-a(nya "erasal dari @$ri(a, se(i*ar 1::.::: *ah)n yang lal). Homo sapiens kuno *erliha* 5::.::: *ah)n yang lal), hid)- "ersa%a dengan -eandert*al yang *a%-a( se(i*ar 135.::: *ah)n yang lal) dan %eninggal se(i*ar 35.::: *ah)n yang lal). #e"era-a ")(*i *)lang *eng(ora( %en)n2)((an di%)lainya 2ang(a)an yang le"ih l)as dala% -rod)(si s)ara '!i(al "a(al "ahasa,. 7e%"en*)(an -aling awal dari -o*ongan dasar *eng(ora( 'basicranium,, yang %en2adi se-en)hnya len*)r3*ega( se(i*ar 3::.:::44::.::: *ah)n yang lal)1 se"agai%ana Homo sapiens kuno. Ba%)n, -eandert*al *ida( %engala%inya. #)(*i rang(a *erse")* %engindi(asi(an -engg)naan "ahasa sederhana "er(e%"ang se!ara "er*aha-; dan 2ang(a)an ser*a (er)%i*an -er(a(as sanga* %)ng(in %er)-a(an indi(a*or yang le"ih "ai( dala% %enilai -engg)naan "ahasa yang le"ih se%-)rna '-en)h,. K 7eriode an*ara 242,5 2)*a s3d 35.::: 13 "er*ahan saa* dido%es*i>(asi (e%)ng(inan (arena da-a* le"ih 2ina(1sedang(an yang agresi$ di")n)h dan di%a(an3di-a(ai -rod)( ()li*nya. 7roses *erse")* %e%")a* *er!)()-inya -ersediaan -angan1 "ah(an s)r-l)s )n*)( disi%-an. Hasil -anen %a(anan se()nder adalah *)%")han (a!ang -olong dan (a!ang4(a!angan lainnya, ")ah4 ")ahan; dan -ere%-)an se!ara (ole(*i$ %eng)r)s hasil -anen dengan -er*anian hol*i()l*)r. 7e%)(i%an %e%)ng(in(an )n*)( %enga*asi (e*er"a*asan (a-asi*as -e%")r)4-eng)%-)l; %e%)ng(in(an )n*)( %enga()%)lasi "arang lain dan %enghasil(an "anya( ana(. Ta( ada ")(*i -e%"agian (er2a "erdasar(an 2ender dala% -e(er2aan %enen)n1selain si%"ol ar*is*i(. Se-er*inya -ere%-)an lah yang %en2adi -enen)n, na%)n s*r)(*)r -er(a(as *en)n dan -rosesnya %er)-a(an sa*) -roses (ole(*i$ lin*as4 2ender. De%i(ian halnya dala% -e%")a*an *e%"i(ar1(e!)ali dala% %ende(or. Te%"i(ar di-rod)(si *er(ai* dengan *)2)an %enda-a*(an "e2ana )n*)( %enyi%-an %a(anan, dan -rod)(si *erse")* *er(ai* dengan (er2a yang dila()(an -ere%-)an dala% -rod)(si dan -enyi%-anan %a(anan,. #)(*i4")(*i *era(hir yang %en)n2)((an *ida( adanya -e%"agian (er2a "erdasar(an 2ender0 K 7ada awalnya *ida( ada ")(*i %engenai -e%"agian se(s)al32ender dala% -e%"agian (er2a an*ara la(i4la(i dengan -ere%-)an, (ed)anya "e(er2a "ersa%a, %a(an "ersa%a, dan saling %elind)ngi dari -e%")n)han %a(hl)( lain. Ter2adi se(i*ar 1::.::: *ah)n lal) (e*i(a -erala*an dan *e(ni(4*e(ni( "er")r) hewan yang le"ih "esar %)lai di-rod)(si '"ah(an -ara ahli %enya*a(an "ahwa -er")r)an yang le"ih sis*e%a*i( %)n!)l se(i*ar 45.:::435.::: *ah)n lal),. K Terda-a* -e%"agian (er2a -ada %asyara(a* -eng)%-)l4-e%")r) "erdasar(an 2enis (ela%in dan )%)r, na%)n, '"ah(an, 6:4=:L dari %a(anan dihasil(an le"ih *ah)n yang lal) dise")* se"agai Paleolithicum 'Zaman Batu Tua,. Sela%a -eriode i*), "en*angan es "esar yang %en)*)-i "en)a )*ara %)lai %en!air14:.::: *ah)n yang lal). #er(e%"ang -erala*an "a*), -engg)naan gading dan *and)(, hiasan ")nga4")ngaan dengan -aha*an, l)(isan di g)a dan, %)ng(in, -ene%)an *e(nologi yang "er"ahan dasar *ali3"enang )n*)( 2aring42aring, ala* -erang(a-, dan se"againya. <ndi(a*or -er(e%"angan "ahasa di a*as *a( %)n!)l hingga lo%-a*an "esar ")daya Paleolithicum Atas di Ero-a '35.::: *ah)n yang lal),, yang di*andai oleh -rod)( ar*e$a( yang le"ih "esar, -ene%)an *e(nologi, i%a2inasi ar*is(*i(, (esadaran dan -era*)ran1*er%as)( di dala%nya (e%)n!)lan (o%)ni(asi "ahasa reg)ler. K @(hir -eriode Palaeolitic, 12.:::4 15.::: *ah)n yang lal), di*andai oleh0 di daerah ?")lan sa"i* s)")r?, di se(i*ar s)ngai Tigris dan s)ngai E)$ra*, *erda-a* ")(*i -e%)(i%an dan -enyi%-anan "i2i4"i2ian1hanya "i2i4"i2i liar. K 5a%an Batu Baru ' Neolitikum, *er2adi -ada -eriode =5:: 'di Ti%)r De(a*, hingga 7:::4=::: yang *ah)n lal) ,'%enye"ar (e Ero-a, di%ana *)%")h4*)%")han %)lai di(e%"ang(an di Ero-a; wilayah T)ndra yang l)as4*er")(a, dan ()%-)lan *erna( %)nd)r (e )*ara. 7ergera(an ()%-)lan hewan dii()*i oleh "anya( -e%")r), yang "er")r) di ling()ngan "ar), .ege*asi "ar), ser*a i(li% yang "er"eda. 7er(e%"angan bipedalisme, di sa%-ing %e%"e"as(an -engg)naan *angan )n*)( $)ngsi "ar), 2)ga %eni%")l(an da%-a( -en*ing dala% -erila() (elo%-o( dan -er(e%"angan "ar) -ola4-ola (er2asa%a yang, -ada gilirannya, %enyedia(an "asis "agi (ewa2i"an sosial yang *i%"al4"ali(; (e"anya(an "er$o()s se-)*ar -er)"ahan *ing(ah la() "e*ina dan ana(4ana(nya. 7er)"ahan (erang(a 'se-erl)nya, -ada %a(hl)( "er(a(i d)a %engarah(an -ada0 K -er)"ahan "en*)( (a(i dan ala*4ala* -erawa*an "ayi1(era %)da %e%ili(i 2ari (a(i yang "esar3-an2ang )n*)( %engai*3%en!eng(ra%3"er-eganga n -ada ind)(nya; %)lai hilang saa* (a(i "erada-*asi )n*)( "er2alan. K -enye%-i*an *)lang -angg)l, 14 "anya( oleh a(*i.i*as -ere%-)an (e*i%"ang -er")r)an s-oradis yang dila()(an oleh lela(i. Sehingga s*a*)s -ere%-)an -ada )%)%nya *inggi. K Ta( ada ")(*i -e%"agian (er2a "erdasar(an 2ender, "ai( saa* %engg)na(an ala* )n*)( %eng)%-)l(an %a(anan, a*a)-)n -er")r)an "esar yang %)n!)l se(i*ar 1::.::: *ah)n lal). 6ehadiran "ayi da-a* %en2adi -enghalang a(*i.i*as *erse")*, na%)n *a( %enghen*i(an -ere%-)an 'yang *a( "erana(, )n*)( "er")r)1 "ah(an *erda-a* ")(*i adanya wani*a -e%")r) dala% %asyara(a* %odern se-er*i orang @g*a di Ti%)r la)* L)8on, &ili-ina. 7e%eliharaan hewan hasil -er")r)an, yang *ida( di")n)h, -)n le"ih sering dila()(an oleh -ere%-)an. K 6e*ida(se*araan 2ender ")(anlah ala%iah3"iologis 'dari sononya1 pentj.,, na%)n0 dala% %asyara(a* "er(elas lah *erda-a* (ai*an an*ara -e%ili(an -ri"adi dengan -enindasan *erhada- -ere%-)an. K 7er*anian4"a2a(, yang le"ih indi.id)al,le"ih "era*, dan s)li* )n*)( di(o%"inasi(an dengan -e(er2aan %erawa* ana(, %enggan*i(an a(*i.i*as (ole(*i$ -er*anian; dan %en2a)h(an -ere%-)an dari s)%"er )*a%a %a(anan; *)gas -ere%-)an se!ara "er*ahaha- "er-indah %en2adi (o%-onen desa a*a) -e%)(i%an. 7eralihan *erse")*lah yang %er)-a(an -)sa* '*i*i(4*ola(, s)"ordiasi -ere%-)an. #)(*i4")(*i %en)n2)((an "ahwa do%es*i>(asi "ina*ang dan -e%eliharaan *erna( yang le"ih "esar *ida( hadir se"el)% -er*anian "er(e%"ang1"ah(an *er2adi "ela(angan. Ta( ada isolasi '-enying(iran, -ere%-)an dari -rod)(si4-rod)(si -o(o( "ah(an, se-er*i dala% (elo%-o( %asyara(a* -e%")r) -)n, -ere%-)an lah yang %enyedia(an na$(ah sehari4hari0 -er*anian dan -e%eliharaan hewan %er)-a(an *)gas )*a%a -ere%-)an. Mana(ala -ersedian %)lai %eni-is, -ere%-)an lah yang "er(ewa2i"an %en!)()-inya. 7er)"ahan (wali*a*i$ dala% (ara(*er %enga(i"a*(an %odi>(asi -ada "en*)( sal)ran (elahiran. Ma(hl)( %an)sia '%)da, lahir -ada s)a*) *aha- -er(e%"angan -aling awal %a(hl)( (era 'australophitecus,, oleh (arena i*) -eriode (e*ergan*)ngannya le"ih la%a. K F()ran3.ol)%e 'sel, o*a( yang le"ih "esar 2)ga a(an %ening(a*(an *e(anan )n*)( %elahir(an le"ih !e-a*. 7ening(a*an )()ran F()ran3.ol)%e 'sel, o*a( se2alan dengan ")(*i -er*a%a adanya -erala*an "ar) dan %enanda(an -ergeseran -en)h %a(hl)( "er(a(i d)a. F()ran o*a( Australophitecus se(i*ar 4:: !%3; Homo Erectus se(i*ar 65:4 =:: !%3; E*a( %an)sia %odern ra*a4 ra*a 1.35: !%3. 7er(e%"angan Australophitecus (e Homo yang -aling awal se2alan dengan0 K -er)"ahan *i-e gigi geraha% '-eng)nyah, (e gigi yang 2)ga "isa dig)na(an )n*)( %e%a(an daging. K -er)"ahan dimorphism se(s)al. K -ada gen Australophitecus, la(i4 la(i le"ih *inggi 'an*ara 1.22M s3d 1.55 M, dan 2M li-a* le"ih "era* di"anding -ere%-)an. Ba%)n dala% gen 2omo, )()ran -er"edaan *erse")* hilang. #)(*i4")(*i DB@ s-esies %an)sia %en)n2)((an "ahwa ia "erasal dari nene( %oyang yang "ar) "er)sia se(i*ar 2::.::: *ah)n lal), yang "er%igrasi dari @$ri(a dan %ene*a- se(i*ar 1::.::: *ah)n lal). <*)lah se"a"nya %an)sia %odern %e%ili(i (e!o!o(an !iri dan wa(*) dengan Homo Sapiens. Se(i*ar 15.::: *ah)n yang lal) '2:.::: *ah)n se*elah -)nahnya Neanderthal, *er2adi sedi(i* -er)"ahan; ada %igrasi yang *erse"ar (e @%eri(a dan se(i*arnya; (ehid)-an %an)sia %)lai seraga%; orang4orang hid)- dala% 2)%lah (e!il1%engelo%-o( an*ara 254 3: orang; saling "erin*era(si; %endiri(an 2aringan sosial ses)ai ada* is*iada* dan "ahasa %asing2; %en!ari *e%-a*4*e%-a* se%en*ara agar "isa %en!ari "ahan %a(anan; di"anding(an (ehid)-an sosial -ri%a*a lainnya, go*ong royong *a%-a( le"ih %enon2ol, (e*i%"ang saling serang dan -ersaingan. 6eraga%an ")(*i se2a( 8a%an Neolitikum %ening(a*. Se(i*ar *ah)n 15 *enaga -rod)(*i$ *er2adi -ada -eralihan dari -er*anian (ole(*i$ 'yang di(on*rol -ere%-)an, %en2adi -er*anian indi.id)al 'yang di(on*rol la(i4la(i,. La(i4la(i, )n*)( -er*a%a (alinya, %en2adi -e*ani (e*i(a -ada %asa -eralihan (e -er*anian4"a2a(. Margare* Ehren"erg '1+=+, hala%an 1:541:7, %ene(an(an 5 $a(*or -en*ing dala% -eralihan -e(er2aan3-rod)(si la(i4la(i-yang awalnya "er")r), (e%)dian "eralih (e -er*anian dan -e*erna(an0 1. Se*elah -e*erna(an dala% s(ala "esar dia*)r, %a(a -enge%"alaan hewan *erna( di(e%"ang(an, se"agai .ariasi dari "en*)(4"en*)( -er")r)an. <*)lah asal4)s)l *i%")lnya (e(ayaan3(eli%-ahan 'di l)ar s)"sis*ensi,0 )n*)( -er*a%a (alinya, -e%ili(an *erhada- s)%"er daya 'yang "ernilai dan %)dah di!)ri, %en2adi ada. 2. 7er*anian4"a2a( 'se!ara indi.id)al, %enegas(an *er2adinya -eralihan dala% -eng)asaan -er(e2aan3-rod)(si -er*anian- %en2adi "erlandas(an 2ender; La(i4 la(i %engon*rol -er*anian dan -e*erna(an, sedang(an -ere%-)an le"ih "anya( "e(er2a %enyia-(an %a(anan, %e%")a* (era2inan 'se-er*i *e(s*il,, dan %engas)h ana(. 3. Nala) sedi(i*, *anah di")*)h(an )n*)( -rod)(si4-rod)(si ser)-a 'se-er*i dala% hol*i()l*)ra,. 7er*anian4"a2a( %enghe%a* le"ih "anya( *enaga, *er)*a%a di lahan4 lahan yang ()rang s)")r. 7er(e%"angan -o-)lasi -)n %ene(an(an -en*ingnya *anah4 *anah yang s)")r )n*)( di*ana%i. Eleh (arenanya, -ere%-)an di-erl)(an )n*)( %enghasil(an3%ere-rod)(si le"ih "anya( lagi -e(er2a ana(4ana(- dengan de%i(ian a(an le"ih %e%-er*egas lagi sia-a 'se!ara 2ender, yang a(an %e%egang -eranan )*a%a dala% (ehid)-an %asyara(a* %ere(a; )ga a(an %enen*)(an nilai 'le"ih "esar, "agi ana( la(i4la(i, (arena -ere%-)an diangga- ()rang "ernilai se*elah di*ari( dari (egia*an -er*anian dan hanya sedi(i* sa2a %e%"an*) %en!ari na$(ah. 7adahal a(ses *erhada- -rod)(si -er*anian *elah di2adi(an *ola( )()r )*a%a dan landasan "agi (ese*araan s*a*)s sosial %ere(a. =5:: *ah)n SM, "i2i4"i2ian liar 'liha* @(hir 5a%an Palaeolitik) "er(e%"ang, dan orang "er%igrasi (arena "i2i4"i2ian *erse")*; 2)ga (arena ha"i*a* "ina*ang ")r)an -)n *inggal di se(i*ar "enih yang "erli%-ah. Si*)s *erse")* "erisi ")(*i4 ")(*i "ina*ang do%es*i( -er*a%a, ya(ni @n2ing. K 7er%)(aan "a*) yang li!in *erasah, "ersa%aan dengan -enggilingan "i2i4"i2ian )n*)( di(ons)%si. K 7er"edaan3(eanehan "en*)( *)lang yang "er(ai*an dengan -enggilingan "era* di*e%)(an -ada (erang(a lela(i dan -ere%-)an di de(a* daerah *i%)r; *a-i -enggilingan "enih dan -eli!inan "a*) yang "er(ai*an dengan *)lang -ere%-)an di*e%)(an di %a(a% -ere%-)an di Ero-a, *e%-a* *e(nologi *erse")* "er(e%"ang. Menye"arnya -e%)(i%an dari daerah C")lan sa"i* s)")rC sa%-ai (e Ero-a di%)lai se(i*ar 6::: *ah)n SM; "ersa%aan dengan *e(nologi yang "er(e%"ang -esa*; -e%)(i%an -)n %el)as dan %ening(a* -esa*. 7er(a(as se%a(in "er(e%"ang0 K Dengan "i2i4"i2ian yang %eli%-ah, *ersedia sera* "ar) se-er*i ra%i. K 7er(a(as *en)n yang "er"eda1 )n*)( %enen)n a%"in dan i(a* -inggang. Ten)nan dasar hori8on*al, yang dianya% (e arah l)ar, %enye"ar di wilayah -anas di se(i*ar <ra( dan *er)s (e Tenggara. Ten)nan .er*i(al dig)na(an di daerah "eri(li% le"ih dingin, %enye"ar di #ara*. Se(i*ar 4::: *ah)n SM -rod)(4-rod)( hewan %)lai "er(e%"ang di Meso-o*a%ia, se-er*i -e%an$aa*an s)s), wool, ser*a -engg)naan (e()a*an o*o* "ina*ang. 7er(e%"angan -engg)naan se(awanan hewan %en!er%in(an !iri -er(e%"angan -er-ad)an dala% (egia*an -rod)(si -er*anian 'yang %engg)na(an hewa,. 7e%eliharaan hewan %enandai organisasi sosial -er*anian; %enggan*i(an hol*i()l*)ra; -e%an$aa*an rang(a3*enaga hewan "esar; dan, dengan -ene%)an roda, %e%)ng(in(an *rans-or*asi le"ih "anya( -rod)(. 7ene%)an M@T@ #@@6, -er*anian4"a2a( dan -er(e%"angan *e(nologi *er-ad) %enye"ar %)lai dari Meso-o*a%ia, -ada 4.5:: *ah)n SM, sa%-ai (e Ero-a, -ada -eriode 5:: *ah)n. Dengan -er*anian4 16 4. Hal *erse")* "eri%-li(asi -ada -engelo%-o(an sosial %asyara(a*; %en2adi "asis "agi -eralihan dari -engelo%-o(an %a*rilineal dan %a*rillo!al (e -engelo%-o(an -a*rilineal dan -a*rilo(al. 7ada gilirannya, hal *erse")* %engarah(annya -ada -e%"ang)nan -e%)(i%an dala% sis*e% (lan se!ara indi.id)al dan )ni* (el)arga yang di(e-alai oleh seorang s)a%i 'la(i4la(i,. 7e*ani dan -e*erna( la(i4la(i a(an %enga2ar(an (eahlian dan *e(ni(4 *e(ni( -er*anian in*ensi$ -ada ana(4ana( lela(i %ere(a, dan %enindas sis*e% warisan %a*rilenial; sedang(an dala% -er*anian yang dido%inasi oleh -ere%-)an, -ere%-)an a(an %enga2ar(annya -ada ana(4ana( -ere%-)an %ere(a, dan warisan *ida(lah %en2adi -ersoalan- (arena 'sedi(i*, -erala*an 'yang di")*)h(an, dan -ro-er*i lainnya di%ili(i se!ara (o%)nal, sehingga warisan *ida(lah *erlal) -en*ing. Te*a-i do%inasi la(i4la(i dala% -rod)(si %a(anan dan -rod)(4 -rod)( se()nder %en2adi an!a%an "agi -engelo%-o(an %a*rilineal dan %a*rilo(ali*as. 7ada %asa -er*anian dan -e*erna(an, *e(anan diarah(an )n*)( %enen*ang '%elenya-(an, -e%ili(an (o%)nal, "ersa%aan dengan dihan!)r(annya3digan*i(annya %e*ode (er2a (o%)nal3(ole(*i$ oleh 'le"ih "anya( lagi, *enaga (er2a indi.id)al. 5. 7ening(a*an dan -erl)asan l)ar"iasa dala% (er2a4(er2a se%a!a% i*), ser*a -eralihan (e-e%ili(an, -ada a(hirnya %engarah -ada s-esialisasi (era2inan dan -er*)(aran, yang a(i"a*nya "isa %ening(a*(an -e%"agian3-e%isahan (er2a yang (a() '*er%as)( "erdasar(an (a*egori 2ender32enis (ela%in,. #agai%ana -eralihan *erse")* %e%-engar)hi h)")ngan -rod)(si dala% *er%inologi 2enderI 6ena-a (egia*an -e*erna(an %en2adi %ili( (a)% lela(i se!ara indi.id)alI K #erdasar(an ")(*i4")(*i il%iah "ar), -roses / h)")ngan -rod)(si "er)"ah se2alan dengan -er(e%"angan dala% (egia*an -er*anian 'yang %engg)na(an "a2a(,. K 7ening(a*an -rod)(*i.i*as "a2a(, awal %)lanya *anah %en2adi s)%"er (e(ayaan -ri"adi. 7e%rosesan -rod)(4-rod)( s)s) *a%"ahan dan -er(e%"angan wool )n*)( -a(aian- dengan landasan -e%eliharaan -e*erna(an "esar-2)ga *erse"ar se!ara !e-a*. #a2a( %)*la( har)s di-rod)(si, "ina*ang dila*ih, -enga*)ran reg)lasi s)s), dihasil(annya -rod)(4-rod)( lain dari s)s) se-er*i yoghurt dan (e2), ()li* do%"a )n*)( "ahan wool, %engge%"ala(an, %e%"eri %a(anan4 %in)%an -ada *erna(, dan -e%in*alan wool %en2adi "enang yang, (e%)dian, di*en)n %en2adi (ain. 7er)"ahan -e%"agian (er2a %en2adi -en*ing, se%)a anggo*a %asyara(a* '!on*ohnya, la(i4la(i, *ida( de%i(ian halnya dengan -ere%-)an, di-erl)(an dala% rang(a %e%en)hi -er(e%"angan "idang4"idang (er2a. 7erl)asan "idang4 "idang (er2a dan -e%"agian (er2a *erse")* (e%)ng(inan di-er()a* oleh -er(e%"angan -o-)lasi dan (e")*)han )n*)( %e%-eroleh ladang yang le"ih "esar dan s)")r. Tanah %en2adi s)%"er -erselisihan dan %igrasi3-er-indahan %er)-a(an salah sa*) !ara )*a%a )n*)( %e%-erl)as a(ses *erhada- s)%"er '*anah, *erse")*. La(i4la(i %eninggal(an -e(er2aan "er")r), lan*as *ersera- dala% *)gas4 *)gas "ar) -er*anian dan -e*erna(an. 7eralihan *erse")* diser*ai dengan -e%"agian sosial dan e(ono%i yang le"ih signi>(an di"anding se"el)%nya-e%isahan an*ara yang (aya dan dan yang %is(in, se"agai%ana halnya (e-e%ili(an *anah. 17 -er*anian 'yang %engg)na(an "a2a(, le"ih "esar (e*i%"ang -ening(a*an -rod)(*i.i*as hol*i()l*)ra. K <*)lah landasan %a*erial %en)r)nnya %ina* (a)% lela(i -ada (egia*an "er")r) 'yang di-engar)hi oleh -er)"ahan ala%,. K Terda-a* $a(*a "ahwa -roses %e%"a2a( %e%ang %er)-a(an (er2a yang le"ih indi.id)al / le"ih "era* (e*i%"ang hol*i()l*)ra. K @da (es)li*an )n*)( %engo%"inasi(an -e(er2aan *erse")* dengan %e%elihara3%erawa* "ayi3ana(. K 7erdagangan %a(anan / -rod)(4 -rod)( *erna( -eliharaan 'dengan (wan*i*as yang le"ih "esar / "eraga%, s)dah "isa dila(sana(an / se%a(in "er(e%"ang. K 6a)% -ere%-)an diisolasi dala% -e(er2aan r)%ah *angga3do%es*i(; *ida( %e%ili(i (e()asan *erhada- %a(anan )*a%a. 3 7adahal, a(ses (e()asaan '-ere%-)an, *erhada- %a(anan )*a%a lah yang %en2adi landasan "agi s*a*)s / (e()asaan yang egali*er di dala% %asyara(a* se"el)%nya. Mening(a*nya (e!ender)ngan (e-e%ili(an indi.id)-dala% hal ini adalah la(i4la(i-dan -eng)asaan a*as se%)a -rod)(, se%a(in %en2adi42adi (e*i(a -er(e%"angan -erdagangan dan -er*)(aran (o%odi*i, yang )%)%nya di"awa oleh la(i4la(i a*as na%a r)%ah *angga3(lan, %e%a(sa %ere(a %engga")ng(an -rod)(4-rod)( (er2a -er*anian dengan -rod)( r)%ah *angga 'lagi4lagi di "awah (e()asaan la(i4la(i,. 7eng)asaan 3-e%ili(an *erse")* %engarah -ada a()%)lasi (e(ayaan indi.)d)al-yang *er)s %ener)s diwaris(an -ada sel)r)h generasi 'la(i4la(i,-%e%"ang)n hirar(i sosial (elas, s*a*)s, dan (e()asaan. 6e(ayaan %en2adi "er(e()a*an -en)h (e*i(a di-in2a%(an -ada (el)arga4(el)arga %is(in yang, lan*as, %e%"ayarnya dengan %e%"eri(an i%"alan 2asanya, se-er*i *enaga (er2anya a*a) %enga%"il *)gas4*)gas -erang. 1= 7e%"agian3-e%isahan an*ara si (aya dan si %is(in %en2adi se%a(in %el)as, %isalnya, si %is(in di"eri h)*ang se%a(in "anya( dan *a( %e%-)nyai wa(*) lagi )n*)( %e%-rod)(si (e")*)han %ere(a sendiri. 7roses *erse")* ada dala% (erang(a "agai%ana %enilai *enga (er2a di an*ara sesa%a %an)sia yang, se"agai%ana laya(nya -rod)( "ina*ang, "arang4"arang dan *anah, %en2adi o"ye( nilai yang da-a* di-er*)(ar(an. @na(4ana( a*a) -ere%-)an "isa diserah(an ')n*)( dig)na(an se"agai *enaga4*enaga (er2a -er*anian a*a) -e*erna(an, g)na %e%"ayar h)*ang4h)*ang (el)arga %is(in. Kesimpulan: )alam masyarakat berkelas terdapat hubungan antara perkembangan kepemilikan pribadi; dengan penindasan terhadap kaum perempuan. *ubungan tersebut berupa# o $epemilikan pribadi terhadap sumber-sumber produksi (alat-alat produksi) lahir dari penguasaan surplus hasil pertanian-bajak ke tangan perseorangan, pada masa awal periode peradaban (corak produksi pertanian-bajak). o $epemilikan tersebut jatuh ke tangan laki-laki oleh karena# (a) kaum lelaki memiliki landasan material untuk merubah (menurun) minatnya pada kegiatan berburu (apalagi bila kegiatan perburuannya sangat dipengaruhi oleh perubahan alam); (b) peningkatan produkti8itas pertanian-bajak lebih besar ketimbang peningkatan produkti8itas holtikultura (yang dikelola oleh perempuan); (c) proses membajak merupakan kerja yang lebih indi8idual J lebih berat ketimbang kerja holtikultura (yang dikelola oleh perempuan); (d) perempuan mengalami kesulitan untuk mengombinasikan kerja (holtikultura dan pertanian-bajak) tersebut dengan memelihara/merawat bayi; (e) kaum perempuan diisolasi dalam pekerjaan rumah tangga/domestik; tidak memiliki kekuasan (lagi) terhadap makanan utama; padahal, kekuasaan seperti itulah yang menjadi landasan atas status J kekuasaan yang egaliter di dalam masyarakat sebelumnya. o $epemilikan tersebut berlangsung semakin masif dengan dilembagakannya pembagian kerja secara seksual (dalam institusi keluarga indi8idual), termasuk pembedaan kerja secara manual dan mental. o $epemilikan pribadi terhadap alat produksi tersebut M:%&/$/" penyebab lahirnya pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial. Lakni pembedaan akses suatu kelompok masyarakat (ketimbang kelompok masyarakat lainnya) terhadap alat-alat produksi. &osisi perempuan, yang sudah terlebih dahulu terdomestifikasi di dalam keluarga indi8idual, dalam sistim masyarakat ber-kelas semakin tak memiliki akses terhadap alat-alat produksi (yang didominasi oleh pemilik laki-laki).MMM 1+ 2: