Anda di halaman 1dari 8

Nama : Suryani Rizki

NRP : 113020097
Asisten : Dandy Yusuf

DESTILASI, RESIN PENUKAR ION DAN PEMURNIAN

DESTILASI
Destilasi atau penyulingan adalah suatu proses pemisahan komponen yang berdasarkan pada perbedaan
titik didih dimana komponen yang mempunyai titik didih yang rendah duluan keluar dibanding titik
didih yang tinggi. pada proses ini terjadi proses penguapian yang diikuti pengembunan. Destilasi
dilakukan untuk memisahkan suatu caran dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap
(titk didih lain jauh lebih tinggi).Misalnya adalah pengolahan air tawar dari air laut. Pada percobaan ini,
menggunakan proses destilasi sederhana, dimana menggunakan air sungai sebagai sampel yang akan
dimurnikan.
Distilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi
cairan. Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-
komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air. Semua komponen tersebut terdapat dalam fasa cairan
dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan (evaporasi) pada titik didihnya. Syarat
utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara distilasi adalah komposisi uap
harus berbeda dari komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-
komponennya cukup dapat menguap. Suhu cairan yang mendidih merupakan titik didih cairan tersebut
pada tekanan atmosfer yang digunakan.
Destilasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu evaporasi adalah memindahkan pelarut sebagai uap dari
cairan yaitu pemisahan uap-cairan di dalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik didih
lebih rendah yang lebih mudah menguap dari komponen lain yang kurang volatil dan kondenasasi dari
uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.
Pada pemisahan campuran dari dua campuran yang menguap atau yang titik didihnya berdekatan lebih
banyak persoalannya, sehingga tidak dapat dilakukan dengan destilasi biasa. Suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik disebut destilasi bertingkat, yaitu proses dimana
komponen-komponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan.
Dalam proses ini campuran didihkan pada kisaran suhu tertentu pada tekanan tetap. Uap yang
dilepaskan dalam cairan tidak murni berasal dari salah satu komponen tetapi masih mengandung
campuran kedua komponen dengan komposisi yang biasanya berbeda dengan komposisi cairan yang
mendidih. Kenyataan umum yang diperoleh adalah bahwa uap lebih banyak mengandung komponen
yang mudah menguap (atsiri). Bila sebagian cairan yang telah didihkan uapnya diembunkan, maka
campuran akan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut
destilat, dan mengandung lebih banyak komponen yang atsiri dibandingkan cairan aslinya. Bagian
kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang
sukar menguap. Bila destilat yang mula-mula diperoleh dipanaskan lagi sampai mendidih, maka uap
yang baru akan lebih banyak lagi komponen yang lebih atsiri. Hal ini dapat diulangi lagi beberapa kali
sampai akhirnya diperoleh salah satu komponen murni yang mudah menguap.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada hokum Roult dan hokum Dalton. Destilasi Skala
Industri. Umumnya proses destilasi dalam skala industri dilakukan dalam menara, oleh karena itu unit
proses dari destilasi ini sering disebut sebagai menara destilasi (MD). MD biasanya berukuran 2-5
meter dalam diameter dan tinggi berkisar antara 6-15 meter. Masukan dari MD biasanya berupa cair
jenuh (cairan yang dengan berkurang tekanan sedikit saja sudah akan terbentuk uap) dan memiliki dua
arus keluaran, arus yang diatas adalah arus yang lebih volatil (lebih ringan/mudah menguap) dan arus
bawah yang terdiri dari komponen berat.
Contoh proses destilasi minyak serei yaitu pada proses distilasi ini dilakukan dengan cara distilasi
bertingkat. Pada distilasi pertama bertujuan memisahkan senyawa organik dalam serai yang kenudian
larut dalam air(air sebagai pelarut) , kenudia air hasil distilasi pertama akan didistilasi lagi. hal ini
bertujuan memisahkan minyak serei dengan air. Disini minyak serei akan dipanaskan sampai berubah
fase menjadi uap sedangkan air tetap berwujud cair. Uap serei akan didinginkan oleh air yang berasal
dari luar tabung proses ini disebut kondensasio sehingga uap serei akan mengembun dan berubah fase
menjadi cair dan terbentuk rendemen.
Teori dasar destilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang mendidih memegang peranan yang
penting pada proses evaporasi dan distilasi atau juga pada
1. Destilasi sederhana
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau
lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan
dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa senyawa yang terdapat
dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing masing
2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat)
Sama prinsipnya dengan dis.sederhana, hanya dis.bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor
yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih
yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama sama mudah menguap dapat
dilakukan dengan destilasi bertingkat.Destilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses destilasi
berulang.Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional.Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat
dimana pada setiap plat terjadi pengembunan.Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak
mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih
banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air (lihat
gambar di bawah),titik didih alkohol adalah 78oC dan titik didih air adalah 100oC.Campuran tersebut
dicampurkan dalam labu didih.Pada suhu sekitar 78oC alkohol mulai mendidih tetapi sebagian air juga
ikut menguap. Oleh karena alkohol lebih mudah menguap,kadar alkohol dalam uap lebih tinggi
daripada kadar alkohol dalam campuran semula.Ketika mencapai kolom fraksionasi,uap mengembun
dan memanaskan kolom tersebut.Setelah suhu kolom mencapai 78oC,alkohol tak lagi mengembun
sehingga uap yang mengandung lebih banyak alkohol naik ke kolom di atasnya,sedangkan sebagian air
turun ke dalam labu didih.Proses seperti itu berulang beberapa kali (bergantung pada banyaknya plat
dalam kolom),sehingga akhirnya diperoleh alkohol yang lebih murni.Contoh lain dari Destilasi
bertingkat adalah pemurnian minyak bumi,yaitu memisahkan gas,bensin,minyak tanah, dan sebagainya
dari minyak mentah
3. Destilasi Azeotrop
Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya
dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan
menggunakan tekanan tinggi.
4. Destilasi Uap
Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi,
sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau
mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara
destilasi sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi
uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang
tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat
menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan
langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan
labu pembangkit uap (lihat gambar alat destilasi uap). Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi
senyawa yang akan dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena
titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponennya

5 . Destilasi vakum
Memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede yang digunakan adalah dengan
menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah,
dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.




Alat dan Bahan
Alat
a. Labu destilasi 100 mL 1 buah
b. Kondensor 1 buah
c. Pemanas listrik 1 buah
d. Aerator 1 buah
e. Steel head 1 buah
f. Termometer 150
o
C 1 buah
g. Gelas ukur 100 mL 1 buah
h. Gelas kimia 250 mL 2 buah
i. Statif 2 buah
j. Klem 2 buah
k. Botol semprot 1 buah
l. Ember 1 buah
m. Selang 1 buah
n. Karet berlubang 1 buah

Bahan
a. Air (H2O)
b. Air sungai
c. Aquades
d. Batuh didih

Prosedur kerja
1. Memasang rangkaian alat desrilasi
2. Mengisi labu destilasi dengan air sungai sebanyak 350 mL, kemudian memasukkan beberapa butir
batu didih.
3. Menjalankan air melalui alat pendingin (kondensor)
4. Memanaskan labu destilasi sampai air mendidih, pada suhu 83
o
C dengan waktu 21,32 menit.
5. Melanjutkan pemanasan sampai pada suhu konstan dengan waktu selama 82 menit.
6. Mengamati kenaikan temperatur pada termometer, Sampai memperoleh volume destilat sebanyak 50
mL.
7. Membaca titik didih destilasi, kemudian mengukur volume destilasi yang diperoleh.







PEMURNIAN ZAT

Pemisahan dan Pemurnian Zat Secara Fisik
Ada beberapa cara pemisahan dan pemurnian zat secara fisik antara lain dengan dekantasi, sublimassi,
filtrasi, ekstraksi, koagulasi, adsorpsi, dan destilasi.
a. Dekantasi
Merupakan proses pemisahan padatan dari cairan. Padatan dibiarkan turun dari dasar labu, kemudian
cairannya dituangkandengan hati-hati agar padatan tidak terganggu.

b. Filtrasi
Adalah proses pemisahan padatan dari cairan dngan menggunaka bahan berpori yang hanya dapat
dilalui oleh cairan. Penyaringan biasanya menggunakan kertas saring yaitu keertas yang porinya relatif
kecil sehingga dapat menahan partikel suspensi. Contohnya adalah menyaring suspensi kapur dalam
air. Kapur akan tertahan pada kertas saring sedangkan air dapat melewati kertas saring tersebut. Dalam
hal ini kapur disebut residu dan air disebut fitrat.

c. Sublimasi
Adalah proses pemrnian suatu zat dengan jalan memanaskan campuran, sehingga dihasilkan sublimat
(kumpulan materi pada tempat tertentu yang terbentuk dari pemanasan zat yang dapat berubah
langsung dari fasa padat kefasa gas dan kembali lagi kefasa padat. Contohnya pemisahan iodin dari
campurannya dengan pasir. Ketika campuran dipanaskan iodin ak menguap, sedangkan komponen
yang lain tidak. Dengan demikin dapat diperoleh iodin murni.

d. Ekstraksi
Adalah proses pengambilan salah satu komponen campuran dengan menggunakan pelarut. Pemisahan
ini didasarkan karena salah satu komponen cairan dari campuran tersebut dapat larut ke dalam pelarut
tersebut. Proses ini sering dilakukan dalam laboratorium kimia.

e. Koagulasi
Adalah proses pengendapan koloid

f. Adsorpsi
Adalah kemampuan zat untuk menyeerap gas, cairan atau zat terlarut pada permukaanya.

g. Kristalisasi
Cara ini berdasarkan perbedaan larutan dari komponen campuran dalam pelarut tertentu. Kelarutan
juga tergantung pada suhu, makin tinggi suhu makin tinggi kelarutan.

Diantara metode di atas ada salah satu metode yang sangat baik untuk memurnikan zat cair yaitu
dengan metode distilasi. Karena pada metode ini memanfaatkan perbedaan titik didih masing-masing
komponen. Distilasi sederhana kurang efektif untuk memisahkan komponen-komponen dalan
campuran yang perbedaan titik didihnya tidak terlalu besar, sedangkan distilasi bertingkat dapat
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Karena pada proses ini terjadi pada kolom fraksionasi
yang terdiri dari atas beberapa plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang mudah
menguap.


ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Tabung Reaksi
2. Gelas Ukur
3. Erlenmeyer
4. Pipet Tetes
5. Corong
6. Kertas Saring
7. Stand Tabung Reaksi
Bahan
1. Air laut
2. Framboz
3. Karbon aktif

CARA KERJA

1. Memasukkan 5 ml air laut ke dalam gelas ukur
2. Memindahkan 5 ml air laut ke dalam tabung reaksi
3. Menambahkan 2 tetes framboz dengan menggunakan pipet tetes
4. Mengocok larutan hingga tercampur
5. Menambahkan karbon aktif dan mengocok larutan tersebut serta mendiamkan selama 5 menit
6. Menyaring larutan dengan menggunakan kertas saring dan menampung hasil saringan kedalam
tabung reaksi
7. Mengamati warna dan bau larutan sebelum penambahan karbon aktif dan settelah penambahan
karbon aktif










RESIN PENUKAR ION
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk menentukan kapasitas kolom dan kapasitas tukar kation
II. TINJAUAN PUSTAKA
Suatu resin penukar ion yang ingin direaksikan dalam suatu sistem dapat dilakukan dengan
memasukkan gugus-gugus dari suatu resin yang terionkan kedalam suatu matriks polimer organik,
yang paling lazim diantaranya ialah polisterina hubungan silang yang diatas diperikan sebagai
absorben. Produk tersedia dengan berbagai derajat hubungan silang. Suatu resin umum yang lazim
ialah resin 8% terhubung silang yang berarti kandungan divenilbenzenanya 8 %. Resin-resin itu
dihasilkan dalam bentuk manik-manik bulat, biasanya dengan 0,1-0,5 mm, meskipun ukuranukuran
lain juga tersedia (Svehla, 1985).
Resin pertukaran ion merupakan bahan sintetik yang berasal dari aneka ragam bahan, alamiah maupun
sintetik, organik maupun anorganik, memperagakan perilaku pertukaran ion dalam analisis
laboratorium dimana keseragaman dipentingkan dengan jalan penukaran dari suatu ion. Pertukaran ion
bersifat stokiometri, yakni satu H
+
diganti oleh suatu Na
+
. Pertukaran ion adalah suatu proses
kesetimbangan dan jarang berlangsung lengkap, namun tak peduli sejauh mana proses itu terjadi,
stokiometrinya bersifat eksak dalam arti satu muatan positif meninggalkan resin untuk tiap satu muatan
yang masuk. Ion dapat ditukar yakni ion yang tidak terikat pada matriks polimer disebut ion lawan
(Counterion) (Underwood, 2001).
Larutan yang melalui kolom disebut influent, sedangkan larutan yang keluar kolom disebut effluent.
Proses pertukarannya adalah serapan dan proses pengeluaran ion adalah desorpsi atau elusi.
Mengembalikan resin yang sudah terpakai kebentuk semula disebut regenerasi sedangkan proses
pengeluaran ion dari kolom dengan reagent yang sesuai disebut elusi dan pereaksinya disebut eluent.
Yang disebut dengan kapasitas pertukaran total adalah jumlah gugusan-gugusan yang dapat
dipertukarkan di dalam kolom, dinyatakan dalam miliekivalen. Kapasitas penerobosan (break through
capacity) didefinisikan sebagai banyaknya ion yang dapat diambil oleh kolom pada kondisi pemisahan;
dapat juga dikatakan sebagai banyaknya miliekivalen ion yang dapat ditahan dalam kolom tanpa ada
kebocoran yang dapat teramati. Kapasitan penerobosan lebih kecil dari kapasitas total pertukaran
kolom dan tidak tergantung terhadap sejumlah variabel, seperti tipe resin, afinitas penukaran ion,
komposisi larutan, ukuran partikel, dan laju aliran (Khopkar, 1990).






III. ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Gelas ukur
2. Labu takar 250 ml
3. Pipet volume 10ml
4. Labu Erlenmeyer
5. Pipet tete
6. Buret.

Bahan
1. HCl 6 M
2. Aquades
3. NaOH
4. NaCl jenuh.

IV. PROSEDUR KERJA
1. Diameter dan tinggi kolom resin diukur dengan menggunakan penggaris.
2. Ditambahkan 2 mL NaCl lalu didiamkan.
3. Larutan dikeluarkan lalu dielusikan dengan menggunakan 100 mL aquades dan dicek sampai
netral.
4. Larutan diencerkan sampai volumenya 250 mL.
5. Diambil 10 mL larutan.
6. Dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH

Anda mungkin juga menyukai