Anda di halaman 1dari 8

ITEM-ITEM KRITIS PERTIMBANGAN PEMILIHAN DESAIN PADA KOMPONEN

PRIMARY REFORMER PABRIK AMONIAK


A. Priya Utama 1)
PT Pupuk Sriwidjaja, Palembang
Jl. Mayor Zen, Palembang 30118
Email: priyautama@pusri.co.id

Abstrak

Primary reformer adalah salah satu peralatan paket terbesar dan termahal dan merupakan salah satu bagian
urgen dan kritis pada pabrik amoniak maupun methanol. Sebagian besar gangguan operasi atau kegagalan
primary reformer akan berimplikasi pada shutdown pabrik amoniak/methanol secara total. Pemilihan yang tepat
diikuti dengan perawatan yang baik beberapa komponen kritis dari paket primary reformer ini akan sangat
menentukan kinerja pabrik amoniak secara umum dan kinerja primary reformer pada khususnya.
Mengacu pada beberapa kasus gangguan operasi major/fatal ataupun kegagalan primary reformer pabrik
amoniak, maka ada beberapa komponen kritikal yang perlu perhatian khusus dalam pemilihan desain dan
perawatannya, yaitu: tube catalyst & pig tailnya, air preheater dan fan (induced draft & forced draft). Pemilihan
desain yang kurang tepat akan berimplikasi pada rendahnya kinerja/performance dan keandalan/reliability
pabrik, serta meningkatnya biaya perawatan. Rendahnya keandalan pabrik akan mengakibatkan meningkatnya
siklus/cyclic operasional pabrik, sehingga berimplikasi pada berkurangnya umur peralatan peralatan lain di
pabrik amoniak yang sensitif terhadap frekuensi cyclic ini. Berbagai ilustrasi kasus kegagalan akibat kelemahan,
kinerja rendah atau kurang handalnya komponen-komponen tersebut pada beberapa pabrik amoniak di Indonesia
semakin memperkuat sinyalemen ini.
Koreksi desain komponen pada solusi masalah-masalah tersebut terbukti memberikan dampak signifikan pada
kinerja dan kehandalan primary reformer maupun kehandalan pabrik amoniak.

Kata kunci: primary reformer, komponen kritis, kinerja, reliability, kegagalan operasi, cyclic.

1. PENDAHULUAN
Reformer adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk merubah gas bumi dan uap air menjadi gas hidrogen
dengan bantuan panas katalis. Pada umumnya reformer terdiri dari dua, yaitu primary reformer dan secondary
reformer. Primary reformer (reaktor pertama pembentuk hidrogen) adalah unit peralatan paket pada pabrik
amoniak atau methanol untuk mengubah feed gas (gas bumi) menjadi gas sintesa/ hidrogen, dan kemudian
prosesnya reaksinya dilanjutkan pada Secondary Reformer. Unit peralatan ini adalah merupakan paket terbesar
dan termahal dan merupakan salah satu bagian urgen serta kritikal pada pabrik amoniak maupun methanol.
Sebagian besar gangguan operasi atau kegagalan primary reformer akan berimplikasi pada shutdown pabrik
amoniak/methanol secara total. Pemilihan yang tepat diikuti dengan perawatan yang baik beberapa komponen
kritis dari paket primary reformer ini akan sangat menentukan kinerja pabrik amoniak secara umum dan kinerja
primary reformer pada khususnya.
Mengacu pada beberapa kasus gangguan operasi major/fatal ataupun kegagalan primary reformer pabrik
amoniak, maka ada beberapa komponen kritikal yang perlu perhatian khusus dalam pemilihan desain, fabrikasi,
konstruksi dan perawatannya, yaitu: tube catalyst, sambungan ke manifold & pig tailnya, air preheater dan fan
(induced draft & forced draft). Pemilihan desain yang kurang tepat akan berimplikasi pada rendahnya
kinerja/kinerja dan keandalan/reliability pabrik, serta meningkatnya biaya perawatan. Rendahnya keandalan
pabrik akan mengakibatkan meningkatnya siklus/cyclic operasional pabrik, sehingga berimplikasi pada
berkurangnya umur peralatan peralatan lain di pabrik amoniak yang sensitif terhadap frekuensi cyclic ini.
Berbagai ilustrasi kasus kegagalan akibat kelemahan, kinerja rendah atau kurang handalnya komponen-komponen
tersebut pada beberapa pabrik amoniak di Indonesia semakin memperkuat sinyalemen ini.
Koreksi desain komponen untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul pada kasus-kasus tersebut terbukti
memberikan dampak signifikan pada kinerja dan kehandalan primary reformer maupun kehandalan pabrik
amoniak.

2. METODOLOGI
Dalam paparan ini penulis menggunakan metode empiris untuk menarik benang merah mengenai perlunya
pertimbangan matang dan presisi dalam menyiapkan desain peralatan paket, yang komponen paketnya terdiri dari
beberapa mesin yang harus dipilih dari berbagai vendor dengan keunggulan spesifik masing-masing. Selain
mengikuti basic desain licensor, desainer harus mengikuti persyaratan desain teknis sesuai Code & Standar yang
berlaku secara internasional, tuntunan praktis/guide practice, didukung dengan latar belakang teori yang kuat,
dalam rangka menjamin mutu dan keamanan desain teknis paket yang dirancang. Hal ini karena sangat penting
karena peralatan paket semacam ini biasanya nilainya sangat material dan dirancang untuk beroperasi secara
handal apada usia ekonomisnya. Tetapi dalam praktek ada faktor lain, misalnya ketentuan tentang local content,
kepentingan licensor terhadap partner pemasok utama mesinya dan penerapanya harus disesuaikan dengan kondisi

1) Group Leader Machinery Engineering, Departemen Rancang Bangun & Perekayasaan PT Pusri, Palembang

-1-
operasi peralatan, kesiapan industri sekitar yang terkait dan pertimbangan ekonomis, sehingga kadang tidak harus
selalu mengikuti ketentuan dari process licensor.

3. PROSES REAKSI
Pada unit reforming gas bumi yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan dan kemudian direaksikan
di primary reformer. Proses reaksi utama pada primary reformer adalah sebagai berikut:

Reaksi :
CH4 + H2O CO + 3 H2 - Q

CO + H2O CO2 + H2 + Q
Secara overall reaksi yang terjadi adalah reaksi endothermic sehingga membutuhkan kalor yang dihasilkan dari
pembakaran gas alam sebagai fuel pada burner.

Gas yang keluar dari primary reformer masih mengandung kadar CH4 yang cukup tinggi, yaitu 12 – 13 %, yang
selanjutnya akan diubah menjadi H2 pada Secondary Reformer dengan perantaraan katalis nikel pada temperature
1002,5 oC, dengan reaksi sebagai berikut:

CH4 + H2O 3 H2 + CO
Kandungan CH4 yang keluar dari Secondary reformer ini diharapkan sebesar 0.34 % mol dry basis.

4. BAGIAN-BAGIAN UTAMA PRIMARY REFORMER


Bagian-bagian utama primary reformer yang perlu pertimbangan matang & presisi dalam desain, konstruksi dan
perawatannya adalah:
a. Radiant section : terdiri dari tube-tube radiant coil yang berada pada area furnace dan menerima panas
pembakaran secara radiasi
b. Transition Section : adalah saluran penghubung radiant section ke convection section, dan terdapat
target brick yang mengarahkan flue gas ke convection section
c. Convection section : terdiri dari tube-tube convection coil yang berada pada area aliran flue gas dan
menerima panas pembakaran secara konveksi
d. Auxiliary boiler : adalah pembangkit uap untuk konsumsi pabrik amoniak/methanol dengan
memanfaatkan panas flue gas yang keluar dari convection section dan dibantu dengan burner tambahan
e. Combustion air preheater: pemanas udara untuk pembakaran di primary reformer dengan memanfaatkan
flue gas sebelum keluar melalui cerobong (untuk desain reformer yang mempergunakan udara panas
untuk pembakaran)
f. Burner : burner gas bumi pada primary reformer maupun auxiliary boiler
g. Induced draft fan : fan untuk membantu menarik flue gas keluar dari cerobong
h. Forced draft fan : fan untuk memasukkan udara bertekanan tertentu agar mampu mengatasi penurunan
tekanan di combustion air preheater (untuk desain reformer yang mempergunakan udara panas untuk
pembakaran)

5. DATA KEGAGALAN PRIMARY REFORMER


Pada paparan ini penulis hanya menyampaikan beberapa kejadian kegagalan atau kerusakan primary reformer
yang frekuensi kejadiannya cukup tinggi di pabrik pupuk maupun di pabrik methanol dan ilustrasi visual serta
sebagian evaluasi singkatnya. Karena terbatasnya ruang & waktu, penulis belum bisa memberikan gambaran
lengkap mengenai kejadian-kejadian ini. Adapun kejadian-kejadian yang tersebut adalah:
a. Pecahnya catalyst tube/tube burst, baik pad tube maupun pada bagian sambungan lasan antara weldolet
dan outlet manifold
b. Kerusakan/pecahnya pig tail: dari beberapa kejadian umumnya terjadi karena kualitas material yang
kurang baik (inkonsistensi pengendalian kualitas di pabrikan pig tail)
c. Low performance karena desain ID Fan – kapasitasnya terlalu kecil atau pemilihan prime movernya
kurang tepat (margin daya terlalu kecil atau speed terlalu tinggi)
d. Low performance karena pressure drop/hambatan aliran fluida Combustion Air Preheater (CAP) terlalu
tinggi setelah dipakai dalam durasi relatif pendek (kurang dari 7 tahun), perlu kehati-hatian dalam
pemilihan tipe Combustion Air Preheater

1) Group Leader Machinery Engineering, Departemen Rancang Bangun & Perekayasaan PT Pusri, Palembang

-2-
e. Shut-down karena Forced Draft Fan tersumbat di inlet screen, perlu kehati-hatian dalam desain inlet
screen agar serangga musiman (kepik, dan lain-lain) tidak bisa lolos screen tingkat pertama dan
terakumulasi sehingga tersumbat
f. Hot spot pada dinding reformer akibat penyumbatan pada tube catalyst oleh proses karbonisasi
hydrocarbon akibat reaksi autothermal cracking & metal dusting di perpipaan mixed feed coil &
mainifold inlet primary reformer. Hot spot bisa terjadi juga karena adanya tube yang pecah atau isolasi
batu tahan api yang rontok
g. Kegagalan support catalyst tube & superheater tube karena retak/patah atau kegagalan pada spring
supportnya karena penyetelan spring yang kurang tepat, dan lain-lain

6. FAKTOR-FAKTOR OPERASIONAL & JENIS PENYIMPANGAN


Dalam operasi primary reformer ada beberapa faktor yang penting yang mempengaruhi kinerja/performance
primary reformer, antara lain:
a. Temperatur operasi: bisa berakibat overheating
b. Tekanan operasi: bisa berakibat overpressure
c. Laju aliran steam atau ”steam to carbon ratio” (pada pabrik amoniak dijaga pada ratio 3,2 – 3,4), untuk
mendapatkan proses reaksi yang diinginkan. Bila steam to carbon ratio rendah dapat mengakibatkan
terbentuknya coke/carbon pada permukaan katalis yang akumulasinya mengakibatkan hambatan aliran
fluida/tube plugging
d. Distribusi flame burner: bisa berakibat flame impingement pada permukaan tube yang kena paparan
flame berlebih
e. Jumlah siklus/cyclic (frekuensi start dan stop pabrik) yang berimplikasi pada metal fatigue
f. Tahapan start up & shutdown pabrik

Selain mempengaruhi operasional pabrik, faktor-faktor tersebut juga menjadi bahan pertimbangan utama dalam
desain primary reformer. Dalam desain primary reformer, agar mendapatkan kinerja dan keandalan yang tinggi
maka pemilihan sistem, mesin, komponen, material, dan lain-lain harus memperhatikan faktor-faktor tersebut
diatas. Selanjutnya dalam operasi pabrik maka prosedur operasi baku pabrik harus disusun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut diatas. Bentuk-bentuk penyimpangan pada tue catalyst bila ketentuan-
ketentuan dalam prosedur operasi baku pabrik tidak diikuti antara lain adalah:
a. Tube overheating: bisa disebabkan oleh flame impingement yang berimplikasi pada proses creep
tube/support, penyumbatan/plugging pada tube, hambatan aliran fluida atau adanya penyimpangan
aktivitas katalis
b. Tube material deterioration: kerusakan material tube karena pengaruh umur/fatigue, kualitas tube atau
metal poison (kelemahan material karena impurities tertentu, misal belerang & chloride). Salah satu yang
menjadi penyebab fatigue adalah jumlah siklus/cyclic (frekuensi start dan stop pabrik) yang tinggi
c. Tube overpressure: karena beberapa kali paparan operasi pada tekanan yang melewati batas maximum
allowable working pressure (MAWP)
d. Tube expansion: ekspansi tube yang berlebih

Gangguan-gangguan pada radiant section maupun pada convection section juga bisa dipicu karena meningkatnya
hambatan aliran fluida pada CAP. Akibat pemilihan desain CAP kurang tepat, setelah beroperasi dalam kurun
waktu relative singkat (5 – 6 tahun) terjadi korosi yang signifikan dan sangat sulit dilakukan perawatan, sehingga
hambatan aliran flue gas meningkat signifikan dan beban induced draft fan semakin berat. Bila margin kapasitas
dan daya penggerak ID Fan tipis maka performance reformer akan turun signifikan dan temperature radiant
section maupun pada convection section cenderung naik

7. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan diatas maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan secara matang dan akurat dalam
pemilihan desain primary reformer, antara lain:
- Pemilihan tipe primary reformer: apakah memakai tipe konvensional (tanpa pemanas awal udara untuk
pembakaran), tipe reformer dengan combustion air preheater atau memakai tipe KRES (Kellogs Reforming
Exchanger System), karena hal ini akan sangat menentukan pemilihan desain bagian-bagian utama reformer
- Pemilihan tube (baik radiant & convection section maupun auxiliary boiler) harus disesuaikan dengan design
pressure & temperature serta jumlah cyclicnya, agar bisa menentukan pemilihan material tube & supportnya,
penentuan ketebalan tube, prediksi umur catalyst tube. Pemilihannya harus dipertimbangkan pula dengan acuan
Code, referensi & regulasi yang berlaku, misalnya ketebalan tube mengacu ke API 530 (Recommended Practice
for Calculation of Heater Tube Thicness in Petroleum Refinery) relevansinya dengan penentuan umur tube

1) Group Leader Machinery Engineering, Departemen Rancang Bangun & Perekayasaan PT Pusri, Palembang

-3-
dengan mengaplikasikan Larson Miller Parameter (P) menggunakan Schmidt & Clement ParameterCurve (Lihat
Gb.1) dengan allowance temperatur untuk temperatur design sesuai guide practice > 15oC dan ratio t/d < 0.15.
Berdasarkan kalkulasi teknis yang sudah dikonfirmasi terhadap data empiris, maka pemilihan material tube
catalyst ini sangat berpengaruh pada umur tube dan volume isi katalis (OD sama, ID lebih besar karena tube
lama lebih tebal), misalnya:

No. Material Tube Populasi Umur Rata-rata


1. HK 40 (25 Cr, 20 Ni, 0.4 C) Pusri II, III & IV, Kujang IB (sebelum > 100.000 jam
dimodifikasi)
2. HP Mod (+ 1 Nb) Pusri, Petrogres, ABF > 200.000 jam
3. IN - 519 Kaltim - 3 > 160.000 jam

- Untuk menjamin kualitas sambungan lasan, persyaratan inspeksi terhadap hasil lasan harus dinyatakan secara
jelas dan konsisten, misalnya untuk sambungan lasan tube catalyst reformer harus dipersyaratkan 100%
radiography dan seluruh tube harus diperiksa memakai eddy current dengan petunjuk tahapan pemeriksaan
yang jelas
- Pemilihan kapasitas fan dan daya penggerak fan memperhitungkan margin untuk antisipasi penurunan kinerja
setelah pabrik beroperasi beberapa lama
- Pemilihan tipe combustion air preheater dan material komponen-komponennya mempertimbangkan dan
mengantisipasi penurunan kinerja dan kemudahan perawatan setelah beroperasi beberapa lama
- Pemilihan desain screen dan inlet damper pada Forced Draft Fan harus mempertimbangkan kemungkinan
adanya ”serbuan” serangga tertentu (kepik) pada permulaan musim hujan dan pada musim-musim serangga
yang lain, sehingga terhindar dari kebuntuan akibat akumulasi serangga yang terjebak pada ruang screen &
damper

Disamping itu pemenuhan prosedur start up dan shut down pabrik, serta penerapan prinsip-prinsip pemeliharaan
reformer ynag baik sangat berperan pada performance primary reformer maupun performance pabrik.

Daftar Pustaka

1. West-Toolsee E & Patel R , 2006: Maximize Ammonia production Cost-Effectively:


Operating Company Choose to Revamp The Primary Reformer to Increase Capacity of
Existing Unit, Hydrocarbon Processing, April Edition, USA
2. Fuchs HO, Stephens RI, 1980: Metal Fatigue in Engineering, John Wiley & Sons, New York
3. API, 2000: Recommended Practice for Calculation of Heater Tube Thicness in Petroleum
Refinery
4. Anonym: Chrom Moly and The Embrittlement Factors, Bohler Thyssen Welding USA, Inc.,
http://www.btwusa.com/html/tips_page_3.html
5. PT Pusri: Memo to File Kegagalan-kegagalan Primary Reformer & Analisis
6. Gulshan F, Ahsan Q, Haseeb ASMA & Haque E, 2005: Failure Analysis of Superheater Tube
Supports of The Primary Reformer in a Fertilizer Factory, Jounal of Failure Analysis & Prevention,
June Edition, ASM International

1) Group Leader Machinery Engineering, Departemen Rancang Bangun & Perekayasaan PT Pusri, Palembang

-4-
Pusri–2 Reformer
View of one row of
burners
At least four burner
blocks are glowing
on one side. This
shows that the
flames are directed
to one side.
Such photos are very
useful for spotting
bad burners
The flame can be
seen clearly if an
ultraviolet filter is
used.flame is
This
directly
Pecahnya Tube pada impinging on
tubes
Outlet Pigtail Flame Impingement Pada Tube
Karena Gangguan Burner

Pecahnya Tube Catalyst pada lasan Pecahnya Tube Catalyst Dipandang


Weldolet dengan Outlet Manifold dari Sisi Dalam

Outlet hole in the manifold is drilled


after the weldolet is welded
Cracks start in the HAZ of weld
and follow the weld contour

Pengeboran Tube Paska Lasan Weldolet Pecahnya Tube Pada Lasan Weldolet
Mengakibatkan Tegangan Sisa Dimulai dari Area HAZ Sambungan Lasan

1) Group Leader Machinery Engineering, Departemen Rancang Bangun & Perekayasaan PT Pusri, Palembang

-5-
1) Group Leader Machinery Engineering, Departemen Rancang Bangun & Perekayasaan PT Pusri, Palembang

-6-
Gb. 1 Schmidt & Clemens Parameter Curve

Ilustrasi Primary Reformer Ilustrasi Primary Reformer


Sebelum Revamp Setelah Revamp

1) Group Leader Machinery Engineering, Departemen Rancang Bangun & Perekayasaan PT Pusri, Palembang

-7-
Vendor Primary Reformer:
1. Kellog - USA
2. MHI / Topsoe - Japan
3. Toyo / Kellog Brown Root – Japan
4. UHDE - Germany

1) Group Leader Machinery Engineering, Departemen Rancang Bangun & Perekayasaan PT Pusri, Palembang

-8-

Anda mungkin juga menyukai