Anda di halaman 1dari 8

PEMBUATAN n-BUTANOL DARI BERBAGAI PROSES

HALIMATUDDAHLIANA

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

Salah satu jenis produksi industri kimia yang dibutuhkan dalam jumlah yang
terus meningkat adalah industri n-butanol. n-Butanol yang memiliki rumus kimia
C
4
H
9
OH, merupakan produk hasil reaksi n-butiraldehid dengan hidrogen. n-Butanol
merupakan cairan putih jernih dan berbau tajam Produksi n-butanol sebagian besar
digunakan pada pembuatan resin urea fonnaldehid dan plasticizer dibutil pthalat.

Disamping itu n-butanol juga digunakan untuk:
bahan pelarut (solvent)
pembuatan pernis nitroselulosa
pembuatan minyak rem
bahan ekstraksi pembuatan antibiotik, vitamin, dan hormon
bahan pelarut ekstraksi minyak
pembuatan 2,4-dikloropenoksi asam asetat yang merupakan racun rumput
bahan pengering azeotrop (azeotropic dehidrating agent)
pembuatan bahan-bahan kimia seperti butil amina, butil stearat, butilena,
asam butirat, dan dibutil anilin.

Senyawa n-butanol pertama sekali ditemukan pada tahun 1852 oleh Wyrtz
dengan cara memisahkan n-butanol dari campuran-campuran amil alkohol (minyak
fusel). Kemudian pada tahun 1871, Lieben dan Rossi berhasil memperoleh n-butanol
dari reduksi n-butiraldehid

Sifat-Sifat n-Butanol

A. Sifat Kimia n-Butanol
n-Butanol merupakan senyawa organik yang memiliki ikatan hidrogen,
sehingga senyawa ini mempWlyai titik didih yang tinggi.


R - O - H

R

R - O - H O

H











Gambar 1. Ikatan Hidrogen n-Butanol



2004 Digitized by USU digital library
1
Ada tiga reaksi utama terhadap n- butanol, yaitu :

1. Reaksi Substitusi
Gugus OH pada n-butanol dapat diganti oleh atom halogen, misalnya klor.

Persamaan reaksi :

CH
3
CH
2
CH
2
-OH + H-CI CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
-Cl + H
2
O
n-butanol n-klorobutana

2. Reaksi Oksidasi
n-butanol dapat dioksidasi oleh sejumlah senyawa menjadi asam karboksilat.
Senyawa yang biasa digunakan sebagai zat pengoksidasi adalah: KMnO
4
dengan OH,
HNO
3
pekat, atau H
2
CrO
4
.

3. Reaksi Eliminasi
n-butanol dapat bereaksi eliminasi dan menghasilkan n-butilena. Reaksi ini
melepaskan air, sehingga disebut juga reaksi dehidrasi. Reaksi berlangsung pada
temperatur 60C dengan katalis dehidrasi H2S04 pekat.

B. Sifat Fisika n-Butanol
Sifat-sifat fisika n-butanol meliputi titik didih, titik beku, spesifik gravity,
viskositas, kalor jenis, panas penguapan, panas pembakaran, temperatur kritis,
tekanan laitis, dan lain-lain dapat dilihat pada tabel berikut:

No Parameter Sifat Fisika Nilai
1 Berat Molekul (gr/mol) 74,12
2 Titik didih pada 1 atm (
o
C) 117,73
3 Titik beku, (
o
C) -89,3
4 Spesifik gravity pada 20
o
C 0,8098
5 Indeks Bias 1,3993
6 Viscositas pada 20
0
C,

cP 2,95
7 Kalor Jenis pada 20
0
C, kal/g 0,559
8 Panas Penguapan, kal/g 141,3
9 Panas Pembakaran, kkal/g 8,62
10 Temperatur Kritis,
0
C 287
11 Tekanan Kritis, atm 48,4
12 Titik Nyala,
0
C 32
13 Tegangan Permukaan pada 20
0
C, dyne/cm 24,6
14 Kelarutan dalam air pada 30
0
C, % berat

7,1
15 Kelarutan air pada n-butanol pada 30
0
C, % berat 20,6
16 Titik Didih,
0
C 92,7






2004 Digitized by USU digital library
2
BAB II
PROSES PEMBUATAN n-BUTANOL

n-Butanol dapat diperoleh dari berbagai macam proses seperti fermentasi,
kondensasi aldol, proses reppe oksidasi butana, ziegler, dan hidrogenasi.

2.1 Proses Fermentasi.
Bahan baku yang biasa digunakan untuk menghasilkan n-butanol pada proses
fermentasi adalah molase. Molase merupakan hasil samping dari industri gula yang
diperoleh setelah sakarosa dikristalisasi dan disentrifusi dari sari gula tebu.




























Proses fermentasi molase menggunakan kultur bakteri. Bakteri ini dapat
mengubah glukosa menjadi n-butanol dan gas C(h. Molase bersarna kultur bakteri
dimasukkan ke dalam tangki fermentasi yang beroperasi pada kondisi aerob. Pada
proses ini akan terbentuk gas CO2 clan hidrogen. Gas-gas ini ditampung untuk
kemudian direcovery.

Reaksi fermentasi:

(C
6
H
10
O
5
)
x
C
6
H
12
O
6
CH
3
COCH
3
+ CH
3
CH
2
CH
2
OH + C
2
H
5
OH

+ CO
2
+ H
2

Alkohol hasil fermentasi merupakan alkohol berkadar rendah yang disebut
beer. Alkohol ini kemudian dibawa ke kolom beer. Kolom ini berjumlah 2 buah dan
berfungsi untuk menaikkan konsentrasi alkohol yang diperoleh. Hasil atas beer
kolom kedua dibawa ke kolom destilasi pertarna untuk memisahkan aseton dari
alkohol. Hasil bawah kolom beer dibawa ke kolom destilasi kedua untuk memperoleh
2004 Digitized by USU digital library
3
n-butanol dengan kemurnian 96%.
Selain n-butanol, proses ini juga menghasilkan aseton dan etanol. Tiap 1
gallon molase mengandung 6 lb gula yang akan menghasilkan 1,45 lb n-butanol; 0,4
lb aseton ; dan 0,07 lb campuran etanol, C0
2
, dan hidrogen.

2.2 Kondensasi Aldol
Proses aldol merupakan proses pembuatan n-butanol secara sintetik. Bahan
baku yang digunakan pada proses ini adalah etil alkohol atau asetilen. Mula-mula
etanol didehidrogenasi atan asetilen dihidrasi untuk menghasilkan asetaldehid
dengan menggwIakan katalis merkuri sulfat.
Kemudian asetaldehid dikondensasi pada reaktor menjadi aldol pada
temperatur 10-25 DC dan tekanan atmosfer, dengan menambahkan sejumlah kecill
soda kaustik. Sebesar 60% asetaldehid akan terkonversi menjadi aldol.
Dari reaktor, aldol dibawa ke kolom dehidrasi untuk memisahkan aldol dari
asetaldehid yang tidak terkonversi. Asetaldehid yang terpisah direcycle ke tangki
asetaldehid untuk digunakan sebagai umpan reaktof. Dari kolom dehidrasi aldol
diumpankan ke kolom destilasi untuk direaksikan dengan asarn asetat membentuk
krotonaldehid. Krotonaldehid kemudian dihidrogenasi pada fase uap untuk
menghasilkan n-butanol.

Persamaan reaksi:

CH
3
CHO CH
3
CH(OH)CH
2
CHO CH
3
CH=CHCHO CH
3
CH
2
CH
2
OH
Asetaldehid aldol krotonaldehid n-butanol



























Gambar 3. Flow Sheet Pembuatan n-Butanol Dengan Proses Aldol

2004 Digitized by USU digital library
4
Pada kolom hidrogenasi, gas hidrogen clan katalis, nikel-kromium
diumpankan. Kolom hidrogenasi beketja pada temperatur 135-175C. Produk keluar
kolom ini dengan kemumian 80% n-butanol clan 20% n-butiraldehid.

2.4 Proses Hidrogenasi

Butiraldehid cair yang terdiri dari 99% n-butiraldehid dan 1% i-butiraldehid
dicampur dengan air (3% dari maupan butiraldehid) pada sebuah mixer yang
bekerja pada tekanan 1 mm dan temperatur 30C untuk menghindari ketonisasi.
Campuran ini diuapkan pada vaporizer, dan dikontakkan dengan gas yang terdiri dari
99,5% H
2
dan 0,5% N
2
pada sua1u reaktor hidrogenasi.

Reaktor hidrogenasi ini merupakan fixed bed reactor dengan dua buah bed
didalamnya. Pada reaktor terjadi reaksi hidrogenasi antara n-butiraldehid dan H
2

sebagai reaksi utama, reaksi hidrogenasi antara i-butanol dan H
2
sebagai reaksi
samping. Untuk mempercepat mekanisme reaksi digunakan katalis Co pada
permukaan alumina.

Persamaan reaksi :

C
3
H
7
CHO + H
2
C
4
H
9
OH

n-butiraldehid n-butanol

Reaktor bekerja pada tekanan 35 atm, temperatur 100-200C. Bahan baku
memasuki reaktor pada temperatur 100C dan meninggalkan reaktor pada
temperatur 155,4C. Reaksi hidrogenasi adalah reaksi eksoterm, mm karena reaktor
adalah bersifat adiabatis maka kelebihan panas pada reaktor dihilangkan dengan air
pendingin yang memasuki reaktor melalui external exchanger. Pada reaktor ini 75%
n-butiraldehid akan terlconversi menjadi n-butanol.

Hasil dari reaktor kemudian dibawa ke separator yang bekerja pada tekanan
37 atm dan temperatur 60C untuk memisahkan sisa gas H
2
dan gas inert N
2
dari
butanol, butiraldehid, dan H
2
O. Gas H
2
dan N
2
yang keluar dari top separator setelah
diturunkan tekanannya pada expansion valve menjadi,30 atm akan dipurging 1/4
bagian, sedangkan sisanya direcycle dan dicampurkan kembali dengan umpan gas
dari H
2
plant

Butiraldehid, butanol, dan H
2
O yang meninggalkan bottom separator akan
menuju ke menara destilasi-1 untuk pemurnian butanol setelah diturunkan
tekanannya hingga 1 atm pada expansion valve. Umpan memasuki menara destilasi-
1 pada tekanan 1 atm dan temperatur101,5C. Produk bawah menara destilasi-l
terdiri dari 99% n-butanol, 0,75% ibutanol, dan 0,25% H
2
O.

Destilat menara destilasi-1 yang terdiri dari n-butiraldehid yang terdiri dari n-
butiraldehid, i-butiraldehid, H
2
O, dan sebagian i-butanol akan diumpankan ke
menara destilasi-2 pada tekanan 1 atm dan temperatur 80,6C. Menara destilasi-2
bertujuan untuk memanfaatkan sisa butiraldehid sebagai bahan proses dengan
merecycle destilat menara destilasi-2 ke mixaer kembali.

Bottom produk menara destilasi-2 akan dipompakan ke pengolahan limbah
sebelum dibuang ke badan air.

2004 Digitized by USU digital library
5





























Gambar 5. Flow Sheet Pembuatan n-Butanol Dengan Proses Hidrogenasi

BAB III
PEMILIHAN PROSES

Pada proses pembuatan n-butanol sering menggunakan proses hidrogenasi,
karena proses hidrogenasi memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan
proses-proses lainnya, yaitu :
Memiliki konversi reaksi relatif lebih besar, yaitu 75%, sehingga untuk jumlah
bahan bahan yang sama banyaknya akan diperoleh basil n-butanol yang lebih
banyak, sehingga secara ekonomis dipandang lebih menguntungkan.
Proses hidrogenasi tidak membutuhkan pemisahan yang rumit, sehingga
peralatan yang digunakan relatif lebih sederhana.
Kemurnian produk yang dihasilkan cukup tinggi, mencapai 99%.
Harga bahan baku pembuatan n-butanol dengan proses hidrogenasi relatif
lebih murah.

n-Butiraldehid sebagai bahan baku pembuatan n-butanol ini mrupakan cairan
jernih yang tidak berwarna dan mempunyai bau yang khas. Sifat fisika n-butiraldehid
antara lain dapat larut dalam air, etil alkohol, etil asetat, aseton, dan toluen, dan
merupakan zat yang mudah terbakar. Sedangkan hidrogen merupakan gas yang
tidak berwarna, tidak berbau dan berasa., dan bila dicampur dengan udara akan
menghasilkan campuran yang mudah terbakar dan meledak.

2004 Digitized by USU digital library
6
Spesifikasi bahan baku dan produk dapat dilihat pada tabel berikut:

Keterangan n-Butiraldehid i-Butiraldehid Hidrogen Nitrogen
Rumus Kimia n-C
3
H
7
CHO i-C
3
H
7
CHO H
2
N
2
Berat Molekul 72,11 72,11 2 28
Titik Didih
Normal (
0
C)
74,8 64,1 -252,8 -195,8
Spesifik Gravity
(20
0
C)
0,817 0,7938 0,06948 -
Densitas pada
30
0
C (kg/m
3
)
731,9 728,9 0,08 1,126
Viscositas pada
30
0
C (cP)
0,343 0,504 0,019 0,009
Temperatur
kritis (
0
C)
251 240 -240,2 -147,2
Tekanan kritis
(atm)
40 41 12,8 33,5

Keterangan n-Butanol i-Butanol
Rumus Kimia n-C
4
H
9
OH i-C
4
H
9
OH
Berat Molekul 74,120 74,12
Titik Didih
Normal (
0
C)
117,73 107,89
Spesifik Gravity
(20
0
C)
0,8098 0,8057
Densitas pada
30
0
C (kg/m
3
)
787,2 785,4
Viscositas pada
30
0
C (cP)
2,307 2,95
Temperatur
kritis (
0
C)
287 265
Tekanan kritis
(atm)
43,6 42,4

















2004 Digitized by USU digital library
7
DAFTAR PUSTAKA

Kirk, R. E., and Otluner, D. F., "Encyclopedia of Chemical Engineering Technology",
The Interscience Publishers, Division of Jhon Willey and Sons Inc. New York,
1949.

Ludwig E. E., "Applied Process Design of Chemical Plants", vol 1, 2, 3, Gulf
Publishing Company Book Division, Houston, New York.

Perry R. H., and Green D., "Chemical Engineer's Hand Book", six edition, Mc Graw
Hill Book Company, 1984.

Thomas K S., Prausnitz J. M, Robert C. R, "The Properties of Gases and Liquid ",
third edition, Mc Graww Hill Book Company, New York.


2004 Digitized by USU digital library
8

Anda mungkin juga menyukai