Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT Radius sembilan utama merupakan badan usaha sebagai penyedia jasa dan
layanan dalam proses pembuatan kapal baru dan perbaikan kapal. Di tinjau dari tata
letak galangan, tata letak galangan ini, letaknya strategis selain bersampingan dengan
aliran hulu sungai yang langsung terhubung dengan laut juga terletak pada kawasan
industri di Balikpapan. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi kapal,
melalui media jasa pelayanan pelayaran yang tentu saja akan berkaitan erat dengan
galangan kapal sebagai penghasil transportasi laut yang di butuhkan dalam proses
distribusi dari beberapa industri pertambangan tersebut.
Produksi kapal digalangan PT Radius sembilan utama saat ini dapat memproduksi
rata-rata kurang lebih 3 ( Tiga kapal setiap tahunnya. Dalam kurung waktu ! tahun
terakhir ( !""#! - !"#3 ter$atat % ( &ima kapal pesanan bangunan baru. Dengan
data galangan yang masih minim daripada galangan lainnya, galangan ini hanya di
lengkapi dengan ! ( dua mobil $rane 'ita$hi model (k #%" kapasitas 3% ton dan
beberapa data lainnya sebagai berikut )
a *asilias Pendukung
+orkshop berukuran ( ," m - !",.% m dilengkapi dengan )
/le$tri$al
/ngine
0ut(itting
&i(ting ma$hine
Bla$k 1oll single 3# in$h
+elding 2a$hine
Blasting and Painting
b &uas 3rea Pembangunan
3"" - %"" 4 #%".""" m
!
3pabila Dilihat dari segi Tingakatan penerapan tekologi produksi menurut $hirilo
dalam +ahyuddin ( !"## galangan PT 1adius Sembilan utama, penggunakan kapal
menggunakan system bok tingkatan 'B52 ( 'ull blo$k 5ontru$tion 2ethod dan
kon6ensional out(itting.
Berdasarkan data galangan, dapat diasumsikan bahwa galangan PT 1adius
Sembilan 7tama bisa menerapkan konsep ihop, Salah satu hal yang penting dari ihop
adalah pengadaan material lambung, serta permesinan, kelistrikan, perlengkapan, dan
peralatan atau biasa disebut 0ut(itting.
Pengadaan komponen material out(itting ini di duga bergantung pada metode
pembangunan kapal. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk
melakuakan penelitian yang tertuang dalam suatu skripsi yang berjudul )
PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL PIPA PADA
PEMBANGUNAN KAPAL SPOB BERKAH KALTIM 01
1.! R"#"$an Ma$ala%
Dalam 2elaksanan pembangunan kapal pada PT 1adius Sembilan 7tama
masih menerapkan system pembangunan blo$k yang tidak terintegrasi, 8ika pada PT
1adius Sembilan 7tama ingin menerapkan konsep blok berdasarkan jenis pekerjaan
dan waktu pengerjaan, maka mun$ul permasalahan sebagai berikut, yaitu )
Berapa jumlah kebutuhan material pipa pada pembangunan
kapal SP0B berkah kaltim "#9
Berapa berat material system pipa 9
#.3 Batasan 2asalah
7ntuk 2enge(ekti(kan penyelesaian masalah maka ruang lingup
penelitian di batasi pada )
#. 1an$angan Blo$k Berdasarkan metode 'ull Blok 5ontru$tion method
( 'B52 penelitian saudara 3ndri 1iswandi
!. 0ut(itting yang di maksud adalah system perpipaan
3. Penelitian tidak termasuk penge$atan
#.: Tujuan Dan 2an(aat
Berdasarkan ilmu diatas, maka tujuan yang hendak di $apai adalah sebagai berikut )
#. 2enentukan berat blo$k blo$k yang disertai perpipaan pada kapal SP0B berkah
kaltim "#
!. 2enentukan jumlah kebutuhan material instalasi pipa pada kapal SP0B berkah
kaltim "# dengan menerapakan system yang dipakai oleh PT 1adius sembilan
utama
Sedangkan 2an(aat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut )
#. Bagi ilmu pendidikan, ntuk membekali para amahasiswa anantinya ketika
bekerja di galangan kapal yang di harapkan pada saat di lapangan mereka sudah
memahami method yang di gunakan untuk membangun kapal, khususnya pada
penerapan konsep integrated hull and painting ( ;'0P khususnya pada bagian
instalasi perpipaan
!. Bagi galangan kapal, 2enjadi re(erensi untuk mengetahui berapa jumlah
material yang akan disediakan sebelum pengerjaan pemabangunan kappa agar tidak
terjadi penumpukan mataerial atau kelebihan material.
3. Bagi Penulis untuk mengetahui estimasi material yang di butuhkan pada
instalasi pipa dengan penerapan konsep ;'0P pada pengerjaan pembangunan kapal.
#.% Sistematika Penulisan
Skripsi ;ni Tersusun dalam % ( lima bab, yang dimana masing-
masing bab terisi pokok bahasaan yang berlainan akan tetapi disusun se$ara
berkesinambungan. 3dapun sistematika penulisan Sebagai Berikut )
B3B ; P/<D3'7&73<
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, 1umusan masalah,
batasan masalah, Tujuan dan man(aat penulisan, Serta Sistematika penulisan.
B3B ;; &3<D3S3< T/01;
Bab ini memaparkan teori-teori yang mendukung penelitian ini
B3B ;;; 2/T0D/ P/</&;T;3<
Bab ini membahas tentang tata $ara pelaksanaan penelitian in ; yang
terdiri dari waktu dan lokasi penelitian, jenis data dan teknik perolehan data
B3B ;= '3S;& D3< P/2B3'3S3<
Bab ini membahas tentang identi(ikasi dari data yang diperoleh di
labolatorium.
B3B = P/<7T7P
Bab ini berisikan tentang penarikan kesimpulan dari penelitian dan
penyampaian saran > saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
!.# ?apal SP0B (Sel( Propelled 0il Barge
Barge merupakan salah satu sarana transportasi air yang mengangkut berbagai
jenis muatan. 7ntuk penggerak barge biasanya di dorong oleh tag boat. barge
memiliki coefisien block (Cb) yang besar hampir mendekati # (satu sehingga
mempunyai tahanan yang $ukup besar. 7ntuk perairan sungai atau $anal barge
memiliki draft atau sarat yang relati6e ke$il tetapi memiliki bentuk yang lebar
sehingga memiliki stabilitas yang baik. Selain itu karena bentuknya yang besar barge
mempunyai manu6er yang kurang baik. 2odel barge didesain untuk membawa
muatan yang lebih spesi(ik misalnya minyak, batu bara, kayu dan lain-lainnya.
Sehingga barge memiliki sistem penggerak sendiri yang dikenal dengan nama self
propelled barge. Sedangkan kapal self propelled oil barge (SPOB) merupakan barge
yang khusus diren$anakan untuk membawa minyak. Kapal self propelled oil barge
(SP0B ini dirang$ang dengan beberapa bentuk yang berbeda. Biasanya kapal SP0B
yang diran$ang dengan bentuk haluan yang lebih mendatar sehingga pada kapal ini
mengalami kesulitan dalam bermaneu6er dan gaya hambat dari gelombang laut
sangat kuat sehingga tidak bisa penempuh ke$epatan yang maksimal. Dan ada juga
kapal SP0B diran$ang dengan bentuk haluan yang lan$ip (Ajmain !"#".
3dapun gambar kapal self propelled oil barge (SP0B dapat dilihat dibawah ini)
@ambar !.# ?apal SP0B (Self Propelled Oil Barge)
(Sumber$ PT% Radius Sembilan &tama Balikpapan
!. ! Perkembangan Teknologi Produksi ?apal
Sebelum teknologi las ditemukan, tiap kapal dibangun dengan $araAurutan yang
sama yaitu setelah lunas diletakkan gading-gading diletakkan baru kemudian
memasang pelat setahap demi setahap, layaknya pembangunan kapal kayu.
Proses ini diistilahkan berorientasi sistem (s'stem oriented artinya lunas dirakit
sebagai sebuah sistem, kemudian sistem ganding-gading di rakit, tahap berikutnya
sistem kulit dan seterusnya sampai utuh menjadi kapal.
Sekarang ini, setelah teknologi las menggantikan sistem keling (ri(eting
pengembangan metodeAteknologi pembangunan kapal memungkinkan dapat
dilakukan. 2enurut )'res dalam *a+'uddin (!"##), berkat teknologi las bagian-
bagian seperti gading-gading dapat langsung disatukan dengan pelat kulit, lunas dapat
dilas dengan bagian geladak dan sekat sekaligus membentuk panel, sub-blok atau
bahkan blok. Teknologi las juga membuat banyak pekerjaan perakitan dapat
dilakukan dengan baik dengan tingkat akurasi, e(esiensi dan keamanan yang tinggi
dilandasan pelun$uran maupun di bengkel-bengkel kerja. Blok telah dikerjakan
dengan menggunakan teknologi las dapat ditegakkan (erected antara blok dengan
blok lain membentuk sebuah kapal. Proses ini diistilahkan berorientasi Bone (,one
oriented.
@ambar !.! Tahapan Perkembangan Teknologi Produksi
(Sumber$ Ba+an Ajar Teknik Produksi Kapal !"## +alaman -.
2enurut C+irillo dalam *a+'uddin (!"##), perkembangan teknologi produksi
kapal menjadi empat tahapan, berdasarkan teknologi yang digunakan dalam proses
pengerjaan lambung dan outfitting. /6olusi perkembangan teknologi produksi kapal,
sebagaimana terlihat pada gambar !.!
!. 3. 2etode Pembangunan ?apal
2enurut Soekamto /alam Akbar S'a+bandi (!"##) pemilihan sistem atau
metode mana yang akan diterapkan oleh galangan kapal dalam program pembuatan
kapal baru sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni ukuran kapal, jumlah dan tipe
kapal, (asilitas galangal, kedalaman dan kondisi perairan (0ater front, (aktor teknis
lainnya serta tinjauan dari segi ekonomi kapal itu dapat diselesaikan se$epatnya
dengan biaya ringan. Pemilihan sistem atau metode yang dilakukan oleh bagian
peren$anaan kapal.
yang dimaksud dengan (aktor (asilitas galangan meliputi antara lain )
Tipe bengkel dan peralatan yang dimilikinyaC
1uangan yang dapat dipakaiC
Tipe dan jumlah landasan pembangunan (building bert+ dan ukuran yang
dimiliki oleh galanganC
?emungkinan adanya kerja sama antara galangan dengan perusahaan lain
yang sejenisC
?emungkinan adanya sub kontraktor untuk berbagai jenis pekerjaan,
suppliers dan lain-lain.
Pemilhan metode yang tepat dengan memperhatikan (aktor-(aktor tertera diatas
akan membantu memper$epat penyelesaian pembanguan kapal baru.
Dalam pembuatan kapal baru, kita mengenal beberapa metode atau pendekatan
yakni )
#. P/<D/?3T3< ?0<=/<S;0<3&AT13D;S;0<3&
5on6entional 'ull 5onstru$tion dan 0ut(itting (Pendekatan Sistem
Tahapan pertama ini, diberi nama tahapan sistemAtradisional karena pekerjaan
dipusatkan pada masing-masing sitem (ungsional yang ada dikapal. ?apal
diren$anakan dan dibangun sebagai suatu sistem.
Pertama lunas diletakkan, kemudian gading-gadingnya dipasang dikulitnnya. Bila
badan kapal hampir selesai dirakit pekerjaan outfitting dimulai. Pekerjaan outfitting
diren$anakan dan dikerjakan sistem demi sistem, seperti pemasangan 6entilasi, sistem
pipa, listrik dan mesin.
2etode ini merupakan metode yang paling kon6esional dengan tingkat
produkti(itas masih sangat rendah, karena semua lingkup pekerjaan dilakukan se$ara
berurutan dan saling ketergantungan satu sama lain sehingga membutuhkan waktu
yang sangat lama. 2utu hasil pekerjaan sangat rendah karena hampir seluruh
pekerjaan dilakukan se$ara manual di building bert+, kondisi tempat kerja kurang
mendukung dari segi keamanan, kenyamanan, dan kemudahanAposisi kerja.
Pengorganisasian pekerjaan sistem demi sistem seperti ini merupakan halangan
untuk men$apai produkti(itas yang tinggi. 2engatur dan mengawasi pekerjaan
pembuatan kapal menggunakan ratusan pekerja adalah sukar.
?egagalan seorang pekerja menyelesaikan suatu pekerjaan yang diperlukan oleh
pekerja lain sering mengakibatkanDo(ertimeD untuk pekerja tersebut, dan idleness
bagi pekerja yang lain. Selain itu, hampir semua akti6itas produksi dikerjakan di-
building bert+ pada posisi yang relati6e sulit. Semua keadaan di atas pada prisipnya
sangat menghalangi usaha-usaha untuk menaikkan produkti(itas.
'ull Blo$k 5onstru$tion 2ethod dan Pre 0ut(itting (Sistem Seksi atau
Blok ?on6esional
Tahapan ini, dimulai dengan digunakannya teknologi pengelasan pada pembuatan
kapal. Proses pembuatan badan kapal kemudian menjadi proses pembuatan blok-blok
atau seksi-seksi di las, seperti seksi geladak dan kulit dan lain-lain, yang kemudian
dirakit menjadi badan kapal. Perubahan ini diikuti dengan perubahan pekerjaaan
outfitting, dimana pekerjaan ini dapat dikerjakan pada blok dan pada badan kapal
yang sudah jadi. Perubahan ini dikenal dengan pre1outfitiing.
Tahapan kedua ini masih dipertimbangkan tradisional, karena design, material
defenition dan procurement masih dikerjakan sistem demi sistem. Sedang proses
produksinya diorganisasi berdasarkan ,one atau block, sehingga tahapan ini juga
dikenal sebagai Dsistem2stageD. ?arena adanya dua aspek yang bertentangan antara
peren$anaan dan pengerjaannya, banyak kesempatan untuk perbaikan produkti(itas
masih tidak dapat dilakukan.
!. P/<D/?3T3< 20D/1/<
Proses &ane 5onstru$tion dan Eone 0ut(itting atau *ull 0ut(itting Blo$k
System (*0BS
Tahapan berikutnya diberi nama ,one2area2stage. ?ebanyakan galangan di 8epang
dan /ropa menggunakan sistem ini. /6olusi dari teknologi pembangunan kapal
moderen dari metode tradisional dimulai pada tahapan ini. Tahapan ini ditandai
dengan process lane construction dan ,one outfitting, yang merupakan aplikasi group
teknologi (@T pada +ull construction dan outfitting 0ork. @T adalah suatu metode
analitis untuk se$ara sistematik menghasilkan produk dalam kelompok-kelompok
yang mempuyai kesamaan dalam peren$anaan maupun proses produksinya.
Process lane dari segi praktis adalah suatu seri 0ork station (bengkel yang
dilengkapi dengan (asilitas produksi (mesin, peralatan dan tenaga kerja dengan
keahlian tertentu untuk membuat satu kelompok produk yang mempuyai kesamaan
dalam proses produksinya. Suatu $ontoh pengelompokkan adalah sebagai berikut)
pertama adalah pro$ess lane untuk subassembly bentuk datar, kur6a dan bentuk
kompleks. Dengan pengelompokan seperti ini, berarti galangan mengelompokkan
proses produksi berdasarkan kesamaan proses produksi, yang memungkinkan pekerja
berpengelaman mengerjakan-pekerjaan di bengkel kerja. ;ni adalah suatu (aktor yang
penting untuk men$apai produksti(itas tinggi.
3one outfitting adalah teknologi kedua yang membedakan tahapan ini dengan
metode tradisional. ;stilah ,one outfitting berarti membagi pekerjaan ini menjadi
region2,one, tidak berdasarkan sistem (ungsionalnya. ?arakteristik berikutnya dari
metode ini adalah dibaginya pekerjaan outfitting menjadi tiga stage atau tahap, ialah
on1unit, on1block, dan on1board % @alangan moderen se$ara sistematik berusaha
meminimalkan pekerjaan outfitting on1board.
;ntegrated 'ull 5onstru$tion, 0ut(itting and Painting (;'0P
Tahapan keempat ditandai dengan suatu kondisi dimana pekerjaan
pembuatan badan kapal, outfitting dan penge$atan sudah diintegrasikan. ?eadaan ini
digunakan untuk menggambarkan teknologi yang paling maju di industri perkapalan,
yang telah di$apai ;'; 8epang. Pada tahapan ini proses penge$atan dilakukan sebagai
bagian dari proses pembuatan kapal yang terjadi dalam setiap stage. Selain itu
karakteristik utama dari tahapan ini adalah digunakannya teknik-teknik manajemen
yang bersi(at analitis, khususnya analisa statistik untuk mengontrol proses produksi
atau yang dikenal sebagai accurac' control s'stem.
!.:. Pengenalan ?onsep P+BS
?onsep P+BS membagi proses produksi kapal menjadi tiga jenis
pekerjaan yaitu)
?lasi(ikasi pertama adalah ) 'ull 5onstru$tion, 0ut(itting, painting. Dari
ketiga jenis pekerjaan tersebut masing-masing mempunyai masalah dan si(at yang
berbeda dari yang lain. Selanjutnya, masing-masing pekerjaan tersebut dibagi lagi
dalam pekerjaan (abrikasi dan assembly. Subdi6isi assembly inilah yang terkait
dengan Bona dan yang merupakan dominasi dasar bagi Bona disiklus manajemen
pembangunan kapal. Eona yang berorientasi produk, yaitu 'ull Blok 5onstru$tion
2ethod ('5B2 dan sudah diterapkan untuk konstruksi lambung oleh sebagian besar
galangan kapal.
?lasi(ikasi kedua adalah mengklasi(ikasikan produk berdasarkan produk
antara (interim Produ$t sesuai dengan sumber daya yang dibutuhkan, misalnya
produk antara dibengkel (abri$ation, assembly, dan bengkel ere$tion. Sumber daya
tersebut meliputi)
Bahan (2aterial, yang digunakan untuk proses produksi, baik langsung
maupun tidak langsung, misalnya pelat baja, mesin, kabel, minyak, dan lain-lainC
Tenaga kerja (2anpower, yang dikenakan untuk biaya produksi, baik
langsung atau tidak langsung, misalnya tenaga pengelasan, out(itting, dan lain-lainC
*asilitas (*a$ilities, yang digunakan untuk proses produksi, baik langsung
maupun tidak langsung, masalnya gedung, dermaga, mesin, perlengkapan, peralatan
dan lain-lainC
Beban (/-penses, yang dikenakan untuk biaya produksi, baik langsung
maupun tidak langsung, misalnya desain, transportasi, sea trial, upa$ara, dan lain-lain.
?lasi(ikasi ketiga adalah klasi(ikasi berdasarkan empat aspek produksi,
hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengendalian proses produksi. 3spek
pertama dan kedua adalah sistem dan Bone, merupakan sarana untuk membagi desain
kapal ke masing-masing bidang peren$anaan untuk diproduksi. Dua aspek produksi
lainnya yaitu area dan stage merupakan sarana untuk membagi proses kerja mulai dari
pengadaan material untuk pembangunan kapal sampai pada saat deserahkan kepada
owner.
De(enisi dari keempat aspek produksi tersebut adalah sebagai berikut)
Sistem adalah sebuah (ungsi struktural atau (ungsi operasional produksi,
misalnya sekat longitudinal, sekat trans6ersal, sistem tambat, bahan bakar, sistem
pelayanan, sistem pen$ahayaan, dan lain-lainC
Eone adalah suatu tujuan proses produksi dalam pembagian lokasi suatu
produk, misalnya ruang muat, superstru$ture, kamar mesin, dan lain-lainC
3rea adalah pembagian proses produksi menurut kesamaan proses
peoduksi ataupun masalah pekerjaan yang berdasarkan pada)
Bentuk (misalnya melengkung dengan blok datar, baja dengan struktur
aluminium, diameter ke$il dengan diameter besar pipa, dan lain-lainC
?uantitas (misalnya pekerjaan dengan jalur aliran, 6olume on-blok
perlengkapan selain untuk ruang mesin, dan lain-lainC
?ualitas (misalnya kelas pekerja yang dibutuhkan, dengan kelas (asilitas
yang dibutuhkan, dan lain-lainC
8enis pekerjaan (misalnya penandaan (marking, pemotongan ($itting,
pembengkokan (bending, pengelasan (welding, penge$atan (painting, pengujian
(testing, dan lain-lainC
Dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pekerjaan.
Stage adalah pembagian proses produksi sesuai dengan urutan pekerjaan,
misalnya sub-pembuatan (sub-steps o( (abri$atiaon, sub-perakitan (sub-
assembly, perakitan (assembly, pemasangan (ere$tion, perlengkapan on-unit
(out(itting on-unit, perlengkapan on-blok (out(itting on-blo$k, dan perlengkapan
on-board (out(itting on-boardC
Pada dasarnya berbagai rin$ian yang diperlukan untuk jenis pekerjaan
berorientasi produk dalam pekerjaan konstruksi kapal, harus ditentukan dahulu
metode berorientasi-Bone (Bone 0riented pekerjaan tersebut yaitu)
'ull Blo$k 5onstru$tion 2ethod ('B52C
Eone 0ut(itting 2ethod (E0*2C
Eone Painting 2ethod (EPT2.
3dapun komponen atau ruang lingkup pekerjaan dari sistem P+BS dapat
diperlihatkan pada gambar !.3
@ambar !.3 ?omponen Produ$t +ork Breakdown Stru$ture
(Sumber$ Storc+ R%4% #55.% S+ip Production Second )dition +alaman #.
Tingkat manu(aktur ataupun tahapan untuk 'ull Blo$k 5onstru$tion
2ethod dide(inisikan sebagai kombinasi dari operasi kerja yang mengubah berbagai
masukan ke dalam produk antara (interim Produ$t yang berbeda, seperti bahan baku
(material menjadi part (abri$ation, part (abri$ation menjadi sub blo$k assembly dan
lain-lain.
Tingkat manu(aktur atau tahapan untuk pembuatan kapal berdasarkan
metode 'ull Blo$k 5onstru$tion 2ethod ('B52 dapat diperlihatkan pada gambar
!.:
@ambar !.: Tingkat manu(aktur atau tahapan 'ull Blo$k 5onstru$tion 2ethod
('B52
(Sumber$ Ba+an Ajar Teknik Produksi Kapal!"## +alaman .5
Dari gambar !.: dapat dilihat bahwa material atau pelat setelah mengalami
pekerjaan (abrikasi (part (abri$ation yang selanjutnya diproses menjadi produk
assembly (part assembly. Terdapat juga produk (abrikasi yang digabung menjadi
produk sub blo$k assembly yang selanjutnya digabung menjadi blok (blo$k
assembly. 3ntara blo$k assembly digabung membentuk blok besar (grand blo$k dan
selanjutnya membentuk badan kapal (hull $onstru$tion.
Pengelompokan aspek produksi dimulai dengan kapal sebagai Bone. Tahap
pertama adalah membagi tahapan pembangunan kapal menjadi tujuh tingkat, empat
alur kerja utama dan tiga dari aliran yang diperlukan seperti yang dijelaskan diatas.
2asing-masing produk antara (interim produ$t kemudian diklasi(ikasikan berasarkan
bidang masalah dan tahap yang diperlukan untuk proses manu(aktur. Pada tahap
pertama, peren$anaan paket pekerjaan kapal dibagi kedalam lambung kapal bagian
depan ((ore hull, ruang muat ($argo hold, ruang mesin (engine room, lambung
belakang (a(ter hull dan bangunan atas (superstru$ture karena mereka memiliki
manu(aktur dan masalah yang berbeda. 7ntuk tingkat berikutnya, tingkat sebelumnya
lebih lanjut dibagi menjadi blok panel datar dan melengkung diklasi(ikasikan sesuai
dengan bidang masalah. Produk dari semi blok, sub-blok, bagian perakitan dan bagian
(abrikasi, sampai pekerjaan tidak dapat dibagi lagi (hull ere$tion merupakan tahapan
akhir dari pembangunan konstruksi lambung kapal.
Dengan memperhatikan tujuan-tujuan dalam meren$anakan konstruksi
lambung dengan tujuh tingkat seperti ditunjukan pada gambar !.: yang dimulai
dengan tingkat blok, pekerjaan dibagi kebagian tingkat (abrikasi untuk tujuan
mengoptimalkan alur kerja. Sebaliknya, pekerjaan yang ditugaskan ketingkat grand
blo$k ber(ungsi untuk mengurangi durasi yang diperlukan untuk ere$tion dalam
membangun kapal dilandasan pembangunan (Building Berth. ?lasi(ikasi dari aspek
produksi 'ull Blo$k 5onstru$tion 2ethod ('5B2 dapat dilihat pada gambar !.%
@ambar !.% ?lasi(ikasi dari aspek produksi 'ull Blo$k 5onstru$tion 2ethod
('B52
(Sumber$ Ba+an Ajar Teknik Produksi Kapal !"## +alamam 6"
Pengelompokan umum oleh aspek produksi yang disajikan dalam @ambar
% adalah kombinasi horiBontal yang men$irikan berbagai jenis aspek pekerjaan yang
diperlukan dan dilakukan untuk setiap tingkat, sedangkan kombinasi 6erti$al dari
berbagai jenis aspek pekerjaan menunjukan jalur proses untuk pekerjaan konstruksi
lambung yang berkaitan dengan urutan dari bawah ke atas menunjukan tingkat
pekerjaan, sedangkan dalam proses peren$anaan dilakukan dengan urutan dari atas
kebawah berdasarkan aspek-aspek produksi.
Dari gambar-gambar tersebut yang paling diperhatikan adalah aspek
produksi berdasarkan problem area, dimana badan kapal dibagi menjadi beberapa
bagian)
3(ter hull (bagian belakangC
5argo hold (bagian ruang muatC
/ngine 1oom (bagian kamar mesinC
*ore 'ull (bagian depanC
Superstru$ture (bagian bangunan atas.
Pekerjaan badan kapal berdasarkan 'ull Blo$k 5onstru$tion 2ethod
('B52 dapat dibagi menjadi beberapa bagian seperti yang dijelaskan sebagai
berikut)
Bagian *abrikasi (Part *abri$ation
Part *abri$ation adalah tingkat pengerjaan ((abri$ation yang pertama.
Pada tahapan ini memproduksi komponen atau Bone untuk konstruksi lambung yang
tidak dapat dibagi lagi. 8enis paket pekerjaan yang dikelompokkan oleh Bone dan)
Area, yaitu untuk menghubungkan bagian bawah baku (material yang
selesai, proses (abrikasi dan (asilitas produksi yang sesuai se$ara terpisah untuk)
Parallel part from plate (bentuk parallel dari pelatC
7on parallel part from plate (bentuk non-paralel dari pelatC
8nternal part from plate from plate (internal dari pelatC
Part from rolled s+ape (bentuk material rollC
Ot+er parts (bentuk yang lain misaln'a pipa dan lain1lain.
Stage, setelah dilakukan pengelompokan oleh ,ona areasimilarities
(kesamaan dibagian jenis dan ukuran, sebagai berikut)
Pembangunan pelat atau nil tidak ada aliran produksi,sehingga
dibiarkan kosong dan dilewati dalam aliran prosesC
Penandaan dan pemotonganC
Pembengkokan atau nil%
Bagian (abrikasi ( part 9abrication ) yang memproduksi komponen atau
,ona untuk konstruksi lambung yang tidak dapat dibagi lagi seperti gambar !.,
@ambar
!., part fabrication yang tidak dapat dibagi lagi
(Sumber$ Ba+an Ajar Teknik Produksi Kapal !"## +alaman :!
Bagian perakitan (Part Assembl')
Part Assembl' adalah tingkat pekerjaan kedua yang dikelompokkan oleh
area seperti )
Build1&p Parts (Bentuk komponen asli
Sub Blok Part
Bagian perakitan
(Part Assembl') dapat dilihat pada gambar !..
Sub blok perakitan (sub1 block assembl')
Sub ; block Assembl' adalah tingkat pengerjaan ketiga. Pembentukan
daerah ( ,ona ) pada umumnya terdiri dari sejumlah pabrikasi atau hasil bentuk
Assembl'. Paket pekerjaan dikelompokkan berdasarkan tingkat kesulitan untuk)
Similar si,e large <ualit' ( ukuran yang sama dalam jumlah besar ,
misalnya besar melintang frame blok-blok, floor dan lain-lain.
Similar si,e in small <ualit' (ukuran yang sama dalam jumlah ke$il
@ambar !.F Sub1block Assembl' berdasarkan tingkat kesulitan.
(Sumber$ Ba+an Ajar Teknik Produksi Kapal !"## +alaman 6=
Semi-blo$k and Blo$k 3ssembly dan @rand-Blo$k 8oining
Semi1Block and Block Assembl' dan >rand1block joining terdiri dari tiga
tingkat perakitan, yaitu)
Semi1block assembl'
Block assembl' dan
>rand1block ?oining
?etiganya merupakan tingkat pengerjaan selanjutnya dengan urutan sesuai
dengan urutan diatas. Dari ketiganya hanya block1assembl' yang termasuk dalam
aliran pertama pengerjaan,sedangkan yang lainya menyediakan alternati( yang
berguna untuk tingkat peren$anaan. Semua diren$anakan sesuai dengan konsep
pengelompokan paket pekerjaan berdasarkan area dan stage%
Tingkat semi1block assembl' pembagiannya berdasarkan tingkat kesulitan
yang sama dengan tingkat sub1block. ?ebanyakan semi1block ukuran dan dimensinya
agak ke$il sehingga mereka dapat diproduksi di (asilitas perakitan sub1block%
Diperen$anaan kerja,ini harus menjadi titik perbedaan untuk memisahkan perakitan
semi1block dari perakitan blok.
Tingkat blo$k-assembly yang termasuk dalam aliran utama
pekerjaan,pembagiannya berdasarkan tingkat kesulitan yaitu)
9late ( pelat dasar C
Special flat ( pelat datar khusus C
Cur(e ( bentuk lengkung C
Suoer structure ( bangunan atas .
Tingkat grand1block jining yang berada diluar arus utama diperlukan bila
,ona di6isi dari kapal besar yangn diterapkan pada sebuah kapal ke$il untuk
men$apai kesimbangan kerja yang seragam. 7kuran blok yang lebih ke$il bergabung
menjadi >rand1Block dalam rangka meminimalkan waktu kerja yang diperlukan
dalam pembangunan kapal dilandasan pembangunan ( Building Bert+ ) untuk digabun
(erection)% Pembagiannya berdasarkan tingkat kesulitan dibagi menjadi)
9late ( pelat dasar C
Cur(e ( bentuk lengkung C
Suoer structure ( bangunan atas .
Semi1block and Block1Assembl' dan Block1?oining dapat dilihat pada gambar !.G
dan !.#")
@ambar !.#" Blo$k 3ssembly dan Blo$k 3ssembly
(Sumber $ Ba+an Ajar Teknik Produksi Kapal !"## +alaman 6
@ull )rection
@ull )rection adalah tingkat paling akhir dari konstruksi lambung
kapal,dimana tingkat kesulitan pada tingkat ini adalah)
9ore +ull (bagian depan lambung kapalC
Cargo +old (ruang muatC
)ngine room (bagian kamar mesinC
After +ull bagian (belakang lambung kapalC
Super structure (bagian bangunan atas kapal.
Pada tahap ini hanya dibagi menjadi dua jenis pekerjaan yaitu)
)rection (penyambunganC
Test (pengujian.
Eone 0ut(itting 2ethod ( E0*2
E0*2 adalah apikasi teknologi pad aproses instalasi perlatan atau perlengkapan
kapa selain konstruksi atau out(itting. E0*2 memberikan kemungkinan
meningkatkan e(isiensi se$ara menyelruh proses produsi kapal karena selama ini
out(itting membutuhkan waktu yang $ukup lama ( time $onsuming dan jam kerja
yang lebih banyak ( labour intensi6e . Pekerjaan out(itting di bagi ke dalam
beberapa Bona pekerjaan dan setiap Bona di bagi 3 tahap yaitu on-unit, on-blo$k
dan on-board. Tahapan pekerjaan out(iting dan pengelompokkannya sesuai
kesamaan proses pengerjaan.
!.%. Pipe pie$e (amily manu(a$turing ( PP*2
PP*2 adalah aplikasi @T pada pekerjaan instalasi ppa dimana sebelum pipa di
pasang mengikuti pekerjaan out(itting harus di prosuksi dengan menga$u pada
prinsip kesamaan pengerjaanny, PP*2 biasa dilakukan bengkel khusus pipa. Tahapan
dasar PP*2 diawali dengan (abrikasi pipa, 3sembly pipa, kemudian tahap join pipa
dilanjutkan dengana testing, penge$atan dan pemasangan.
!.,. ?etentuan umum system pipa
Berdasarkan 7SS1 Shipping register semua pipa se$ara umum harus memenuhi
syarat sebagai berikut )
- Sistem pipa harus dilaksanakan se-praktis mungkin,
dengan minimum benkokan , sambungan las ( braBing sedapat mungkin dengan
(lens atau sambungan yang dapat dilepas atau di pisahkan bila mana perlu
- Semua pipa harus dilindungi sedemikian rupa sehingga
terhindar dari kerusakan mekanis dan harus ditutup atau di jepit sedemikian rupa
sehingga terhindar dari getaran
- Ditempatkan pada tempat > tempat dimana pipa > pipa
menembus kedap air, pipa > pipa dari seluruh sistem diatas kapal harus diletakkan
pada dinding kedap itu dengan bantuan (lens yang dilas atau di keling.
- Semua lubang saluran masuk samping kapal harus
dittup dengan sebuah saringan atau kisi kisi untuk men$egh masuknya kotoran yang
akan menyumbat saluran saluran dari bottom 6al6es
- Semua alat > alat pemutusan hubungan ( dis$one$ting
(ittings harus di buat sedemikian rupa sehingga orang sepintas lalu dapat meihat
apakah terbuka atau tertutup.
!...# Sistem bilga
3. Sistem bilga ( $lean bilge system and oily bilge sistem
5ara kerja dari sistem bilga adalah menampung berbagai Bat $air tersebut kedalam
bilge wel kemudian di hisap oleh pompa bilga dengan ukuran tertentu yang di
keluarkan oleh kapalmelalui o6erboard yang tingginya ",., meter diatas air, (ungsi
bilge sitem merupakan sistem yang dapat melakukan pompa terhadap (luida yang ada
pada double bottom sehingga (luida tersebut kemungkinan ber$ampur dengan minyak
dapat dilakukan prosesing dan kemudian air dapat di buang mealui o6er board
b. Susuanan pipa bilga se$ara umum
Dari ketentuan biroklasi(ikasi indonesia adalah )
- Pipa bilga harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat
di keringkan walaupun dalam kedaan miring tau kurang menguntungkan
- Pipa hisap harus di atur pada kedua sisi kapal masing
masing di lengkapi pipa hisap yang dapat mengeringkan ruangan tersebut
- 1uangan yang ada di depan sekat tubrukan dan di
belakang tabung poros propeller yang tidak di hubungkan dengan sistem pipa pompa
bilga umum harus dikeringkan dengan sistem yang memadai.
$. Pipa bilga yang melalui tangki
- pipa bilga tidak boleh dipasang melaui tangki pelumas
dan air minum
- bilamana pipa bilga melali tangki bahan bakar yang
terletak diatas alas ganda dan berakhir pada ruangan yang sulit di $apai selama
pelayaran, maka harus di lengkapi dengan katup periksa atau $he$k 6al6e tambahan,
tepat dimana pipa bilga tersebut dalam tangki bahan bakar.
D. pipa ekspansi
Pipa ekspansi dri jenis yang telah di setujui harus di gunakan untuk menampung
ekspansi panas dari sistem pipa bilga
e. pipa hisap bilga
- pipa hisap harus di pasang sedemikian rupa sehingga
tidak menyulitkan pembersihan pipa hisap dan kotak pengering pipa hisap di lengkapi
dengan saringan yang tahan karat dan mudah di lepas.
- 3liran pipa hisap darurat tidak boleh terhalang dengan
pipa hisap tersebut terletak pada jarak yang $ukup dari alas dalam.
-
(. ?atup dan perlengkapan katup bilga
- ?atup > katup alih dan perlengkapan dalam sistem bilga harus pada tempat yang
mudah di $apai dan berada pada ruangan dimana pompa bilga di tempatkan
- katup > katup alih dalam sistem bilga tidak boleh terjadi hubungan antara pipa
bilga dan ballast
- pipa dis$harge bilga harus di pasangi katup shutt (( pada sisi kapal
- katup bilga harus di atur sehingga dapat selalu di akses baik itu saat pembebanan
(H ballast maupun kondisi pembebanan mesin
@. Sambungan pipa
- untuk men$egah masuknya ballast dan air laut ke dalam kapal melalui sistem
bilga, dua perlatan perlindungan aliran balik harus di pasang pada sambungan bilga,
salah satunya harus men$akup sebuah katup s$rew down non return
- untunk sambungan bilga diluar ruangan permsesinan, sebuah kondisi dari katup
non return tanpa shut > o(( dan katup shutt-o(( yang diremote kontrol dapat di
gunakan
- hisapan bilga se$ara langsung dan injeksi darurat hanya memerlukan satu
perlatan dan perlindungan aliran balik seperti apa yang di jelaskan sebelumnya
Bilamana sambungan air lat langsung di atus atau di pasang dengan kedua katup
s$rew down non return.
- jalur tekan dari oil water separator harus di pasangi dengan sebuah katup non >
return pada sisi kapal.
@ambar. B;&@3, @S I *+.S;ST/2 bilga
!...! Sistem bahan bakar
3. $ara kerja
Sistem bahan bakar ini se$ara umum terdiri dari (ue oil trans(er, (iltery dan
puri(eringC (uel oil $ir$ulation, (uel oil supply, dan heater.
B. Pipa pengisian dan pengeluaran
Pengisian bahan bakar $air harus di salurkan melalui pipa >pipa yang permanen
dari geladak terbuka atau tempat > temapat pengisian bahan bakar di bawah geladak .
disarankan meletakkan pipa pengisian pada kedua sisi kapal. Penutupan pipa diatas
geladak harus dilakukan. Bahan bakar bakar dapat dialirkan menggunakan pipa >pipa
pengisian.
@ambar *7/& 0;& SJST/2
!...: 3ir tawar
Pipa >pipa yang bukan mengisi air tawar tidak boleh berhubungan dengan pipa
selain air tawar dan juga tidak boleh melewati tangki tangki air minum. 7ung ujung
dari pipa limbah harus di lindungi dari kemungkinan masuknya serangga atau benda
asing lainnya yang masuk ke dalam pipa tersebut.
!.!.% 2aterial pipa
3. jenis jenis pipa
8enis Pipa Pada ?apal
8enis dan bahan Pipa yang digunakan diatas kapal se$ara garis besar di bagi
menjadi , bagian yaitu Seamless Drawing Steel Pipe ( pipa baja tanpa sambungan ,
Seamless /ra0n Pipe dari Tembaga atau ?uningan, 4ap *elded 2 )lectric
Resistence *elded Steel Pipe, Baja S$hedule :", Pipa S$hedule F" > #!", dan Pipa
@al6anis.
Berikut adalah penjelasan mengenai bahan pipa yang digunakan diatas kapal )
#. Seamless Drawing Steel Pipe ( pipa baja tanpa sambungan
Pipa jenis Seamless Drawing Steel Pipe ( pipa baja tanpa sambungan digunakan
untuk semua penggunaaan dan dibutuhkan untuk pipa tekan dan sistem bahan bakar
kapal dari pompa injeksi bahan bakar motor pembakaran dalam.
>ambar ba+an pipa baja kapal tanpa sambungan
!. Seamless Drawn Pipe dari Tembaga atau ?uningan
Pipa jenis ini tidak boleh digunakan pada temperatur lebih dari :", K* dan tidak
boleh digunakan pada super heater (uap dan panas lanjut.
>ambar ba+an pipa kapal dari tembaga atau kuningan
3. &ap +elded A /le$tri$ 1esisten$e +elded Steel Pipe
Pipa jenis ini tidak diijinkan untuk digunakan dalam sistem di mana tekanan kerja
melampaui 3%" Psi atau pada temperatur di mana sistem yang dibutuhkan pipa
tekanan tanpa sambungan.
:. Baja S$hedule :"
Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis yaitu perlindungan menyeluruh
dengan sistem gal6anis. Dengan sistem perlindungan tersebut maka pipa dapat digunakan
untuk supplai air laut, dapat juga untuk saluran sistem bilga, ke$uali dalam ruangan yang
kemungkinan mudah terkena api sehingga dapat melebar dan merusak sistem bilga kapal.
%. Pipa S$hedule F" > #!"
Pipa jenis ini diisyaratkan mempunyai ketebalan yang lebih tebal dibandingkan
dengan jenis pipa yang lain. Dalam penggunaan pipa s$hedule F" > #!" dapat
di(ungsikan sebagai pipa hidrolis yaitu pipa dengan aliran (luida bertekanan tinggi.
,. Pipa @al6anis
Pipa jenis ini digunakan untuk supplai air laut (sistem Ballast kapal dan sistem
Bilga kapal
B. tabel pipa
2aterial pipa mempunyai berbagai ma$am jenis dan penggunaan yang berbeda-
beda.
Pipa-pipa ini antara lain S$hedule :", S$hedule F", 5onduit, Seam less boiler,
pipa gal6anis, dan pipa hitam.
531B0< ST//& P;P/ S5'/D7&/ :"
0
SiB
e
(;n$h
0
D
(mm
;D
(mm
T
(mm
&
(m

+ei
ght (kg
#A!
!#
..
#,
.#
!.
F
, ..F,
3A:
!.
.!
!#
.:
!.
G
,
#".:
:
# 3: !. 3. , #%.:
." .! : !
#
#A:
:!
..
3%
.%
3.
,
,
!".F
!
#
#A!
:F
.,
:#
.!
3.
.
,
!:.,
"
!
,"
.%
%!
..
3.
G
,
3!.,
:
!
#A!
.,
.3
,%
.G
%.
!
,
%:..
!
3
FG
.#
.F
.#
%.
%
,
,..F
"
:
##
:.3
#"
!.3
,.
"
,
G,."
"
"
%
#3
G.F
#!
,.,
,.
,
,
#3".
!"
#
,
#,
%.!
#%
#."
..
#
,
#,,.
!"
!
F
!#
,.3
#G
G.G
F.
!
,
!%!.
,"
3
#"
!,
..:
!:
F.F
G.
3
,
3%%.
!"
:
#!
3#
F.%
!G
..G
#
".3
,
:,G.
F"
%
#:
3%
%.,
33
3.:
#
#.#
,
%,%.
F"
,
#,
:"
,.:
3F
#."
#
!..
,
.3F.
""
531B0< ST//& P;P/ S5'/D7&/ F"
0
SiB
e
(;n$h
0
D
(mm
;
D
(mm
T
(mm
&
(m

+eig
ht (kg
#A!
!#
..
#:
.3
3.
.
, G.F:
3A:
!.
.!
#G
.:
3.
G
,
#3.:
:
#
3:
."
!%
."
:.
%
,
#G.,
!
#
#A:
:!
..
3!
.G
:.
G
,
!..:
!
#
#A!
:F
.,
3F
.:
%.
#
,
3!.F
!
!
,"
.%
:G
.%
%.
%
,
::..
,
!
#A!
.,
.3
,!
.3
..
"
,
.!."
"
3
FG
.#
.3
.G
..
,
,
G#.F
"
: ## G. F. , #3:.
:.3 .# , :"
"
%
#3
G.F
#!
".F
G.
%
,
#F3.
""
#
,
#,
%.!
#:
3.!
#
#."
,
!%".
F"
!
F
!#
,.3
#G
".G
#
!..
,
3F!.
F"
3
#"
!,
..:
!3
..!
#
%.#
,
%,3.
:"
:
#!
3#
F.%
!F
3..
#
..:
,
..:.
""
%
#:
3%
%.,
3#
..,
#
G."
,
G:F.
""
,
#,
:"
,.:
3,
3.,
!
#.:
,
#!#F
.""
S/32 &/SS B0;&/1 T7B/S
0
SiB
e
(;n$h
0
D
(mm
;D
(mm
T
(mm
&
(m

+ei
ght (kg
#A:
#3
.:
G.
G
#.
F
, 3.#3
3AF #. #3 #. , :.#"
.! ., F
#A!
!#
.3
#.
.3
!.
"
, %...
3A:
!,
.G
!!
.3
!.
3
, F.:,
#
33
..
3"
.F
#.
%
,
#3.!
"
3#
.F
!,
."
!.
G
,
#!.:
"
#
#A:
:!
.:
3.
.!
!.
,
,
#%.:
!
::
.%
3G
.3
!.
,
,
#,.#
:
3F
."
3!
.F
!.
,
,
#3.,
!
#
#A!
:F
.3
:!
.%
!.
G
,
#G.,
!
!
,"
.3
%:
.%
!.
G
,
!:.F
:
%.
."
%#
.!
!.
G
,
!3.!
!
!
#A!
.,
.#
."
.3
!.
G
,
3#.,
F
"
3
FF
.G
F!
.%
3.
!
,
:".F
,
#
:
##
:.3
#"
,.3
:.
"
,
,,."
"
!
%
#3
G..
#3
#..
:.
"
,
F".:
"
3
,
#,
F.3
#%
G.3
:.
%
,
#"G.
"F
B&35? I @3&3=3<;E/D +/&D/D ST//& P;P/
0
SiB
e
(;n$h
0
D
(mm
;D
(mm
T
(mm
&
(m

+ei
ght (kg
3AF
#.
.3
#!
..
!.
3
, %.#"
#A!
!#
..
#,
.#
!.
F
, ..F,
3A:
!.
.!
!#
.,
!.
F
,
#"."
F
: 3:
!.
.,
3.
!
,
#:.%
F
#
#A:
:!
..
3%
..
3.
%
,
!".!
F
#
#A!
:F
.,
:#
.,
3.
%
,
!3.3
:
! ," %! 3. , 3#.F
.% .G F ,
!
#A!
.,
.3
,.
.G
:.
!
,
::.F
!
3
FG
.#
F"
..
:.
!
,
%!..
:
"
3
#A!
#"
#.,
G3
.!
:.
!
,
,".,
"
#
:
##
:.3
#"
%.3
:.
%
,
.3.!
"
!
%
#3
G.F
#3
".F
:.
%
,
G"."
"
3
,
#,
%.!
#%
%.!
%.
"
,
##F.
F"
:
F
!#
,.3
!"
:..
%.
F
,
#F".
,"
%
#"
!,
..:
!%
:.!
,.
,
,
!%:.
:"
,
#!
3#
F.%
3"
:..
,.
G
,
3#F.
""
*71<;T71/ 3<D 50<D7;T T7B/S
0
SiB
e
0
D
;
D
T
(mm
&
(m
+ei
ght (kg
(;n$h (mm (mm
#A!
#:
.%
#!
..
".
G
, #.%G
GA#
,
#,
.#
#:
.3
".
G
, #..G
%AF
#.
..
#%
.G
".
G
, #.GG
3A:
!"
.G
#G
.#
".
G
, !.:!
.AF
!:
.!
!!
.!
#.
"
, 3.#:
#%A
#,
#%
.F
#3
.F
#.
"
, 3.3.
#
!.
.F
!%
.:
#.
!
, :.3"
#
#AF
3#
."
!F
.,
#.
!
, :.F.
#
#A:
3:
.!
3#
.F
#.
!
, %.::
"
#
3AF
3.
.:
3%
#.
!
, %.:3
#
#
#A!
:"
.%
3F
.#
#.
!
, ,.%%
!
#
%AF
:3
..
:#
.3
#.
!
, ..#!
3
#
3A:
:.
.3
::
.%
#.
:
, F.G!
:
!
%3
.,
%"
.F
#.
:
,
#".!
:
%
!
#A:
,"
."
%.
.!
#.
:
,
##.%
,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.# &okasi dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium struktur dan konstruksi 8urusan
Teknik Perkapalan *akultas Teknik 7ni6ersitas 'asanuddin 2akassar. +aktu
penelitian dilakukan pada bulan 8uli sampai selesai tahun !"#:.
3.!. 8enis Penelitian
8enis penelitian ini merupakan penelitian deskripti(, yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai 6ariabel mandiri, baik satu 6ariabel atau lebih
(independen tanpa membuat perbandingan atau perhubungsn dengan 6ariabel lain.
3.3 8enis Data
Data adalah semua angka atau (akta yang dijadikan bahan dalam
menyusun in(ormasi atau menyelesaikan suatu permasalahan yang ada. 8enis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data pendukung yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah. Data ini diperoleh melalui bahan-bahan
tertulis dari sumber data atau in(ormasi lainnya yang erat kaitannya dengan penelitian
ini.
3.: 3lur Penelitian
Berap a jumlah material pipa pada
pembangunan kapal SPOB berkah kaltim 01
?
'B52
E0*2
3.% Teknik 3nalisis data
Data data
Ukuran utama kapal
Rencana garis air
ambar k!nstruksi " pr!#l dan shelll e$panti!n
Diagram pipa
%et!de pembagian bl!k
%et!de
k!n&ensi!na
l pada
pembangun
an kapal
SPOB
berkah
kaltim 01 ?
Sub
'ssembl(
Bl!k
)recti!
n
On - unit On - bl!k
On -
b!ard
Besar sistem pipa
)stimasdi kebutuhan material
pipa
*esimpulan + Rek!mendasi
Dalam melakukan pembangunan kapal (erry SP0B berkah kaltim "#
penulis mengoleksi data yang di butuhkan. 8enis data yang di buthkan adalah data
primer dan sekunder sesuai yang di bahasakan dalam data.
Tahapan pengerjaan adalah sebagai berikut )
- 2embagi bengkel pengerjaan untuk konstruksi blok dan out(itting
- menghitung jumlah material pipa yang di butuhkan
Dalam struktur alur penelitian diatas, langkah yang harus di lakukan untuk
mengetahui berapa jumlah material pipa pada pembangunan SP0B berkah kaltim "#
adalah tahap pengumpulan data- data yang di butuhkan dalam peran$angan. 3dapun
data data yang di maksud )
#. 7kuran > ukuran utama kapal
Data ini di gunakan untuk dapat meren$anakan berap blok maka terlebih
dahulu di ketahui ukuran utama kapal membuat gambar peren$aan general
arrangement, lines plan, konstruksi dan pro(ile.
!. 1en$ana garis air
Digunakan untuk menentukan bentuk gading sehingga di peroleh dimensinya
3. gambar konstruksi, pro(il, dan shell e-pantion
Digunakan untuk mengetahui letak dan di mesi komponen kapal seperti
gading > gading, wrang, manhole dan lain lian. Sedangkan untuk membagi blok dan
mengetahui batas pengelasan di gunakan gambar shell e-pansion.
:. Diagram pipa
Di gunakan untuk mengidenti(ikasi alur alur dan letak sistem perpipaan
dalam kapal sehingga dapat di gambarkan bentuk instalasi pipa dalam kapal.
Setelah data di peroleh maka akan diketahui ran$angan blok kpala yang
akan diterapkan dalam prses pembangunan kapal. dalam penelitian ini. 3da dua
perbandingan pendekatan yang akan diterapkan yaitu )
3. Pendekatan sistem
Pendekatn sistem merupakan tahapan perkaitan dengan mengutamakan
jenis layanan perpipaan dalam kapal.
B. Pendekatan blok
Pada pendekatan blok proses perkitan berdasarkan posisi layanan
perpipaan pada pembagian blok kapal pada saat pembangunan . 3dapun tahapan pada
pembagian blok sebagai berikut )
# Sub > 3ssembly
Tahapan sub > assembly dilakukan proses breakdown yaitu pembagian
komponen- komponen kapal menjadi bagian > bagian terke$il pada amaterial pelat
sehingga komponen komponen konstruksi berbentuk pelat
! Blok
Tahapan blok ini menggabungkan komponen yang berbentuk pelat
menjadi suatu pro(il. ?emudian pro(il > pro(il tersebut di gabungkan menjadi blok >
blok ke$il sehingga di mudahkan dalam perakitan.
5 /re$tion
'asil dari blok kapal yang di gabungkansehingga menjadi bentuk blok
kapal. Setelah proses 'B52 ( hull blo$k $onstru$tion method di lanjutkan pada
proses E0*2 ( Eone out (itting method dimana proses penginstalannya instalasi
out(itting pada blok kapal dapat di lakukan dengan beberpa sistem pengerjaan yaitu )
a 0n unit
Pada sistem on unit, pengerjaan instalsi pipa di kerjakan pada susatu
tempat terpisah dengan pengerjaan lambung kemudian di pasang setelah instalasi
selesai di rakit
b on > blo$k
Pada sistem on > blo$k, pengerjaan instalsi pipa di kerjakan pada
pengerjaan blok kapa, di kerjakan bersaman dengan pengerjaan konstruksi.
$ 0n > board
Pada sistem on > board, instalasi di kerjakan setelah seluruh lambung
selesai atua setelah kapal di lun$urkan.
Dari pengerjaan instalasi pipa dengan methode E0*2, amakaakan
diketahui berat blok yang di sertai sistem perpipaan sehingga akan di ketahui jumlah
material pipa ayang di gunakan dalam pembangunan kapal.
Dalam melakukan pembangunan kapal SP0B Berkah ?altim "# dengan metode
P+BS, penulis mengkoleksi data yang dibutuhkan. 3dapun data yang dibutuhkan
sebagai berikut)
7kuran-ukuran utama kapalC untuk dapat meren$anakan beberapa jumlah
blok maka terlebih dahulu diketahui ukuran utama kapal karena harus sesuai dengan
gambar peren$anaan @eneral 3rrangement, &ines Plan, ?onstruksi dan pro(ile.
&ines PlanC digunakan untuk menentuka gading ((rame, sehingga bisa
diperoleh dimensinya.
Shell /-pansionC untuk membagi blok dan mengetahui batas
pengelasannya
@eneral 3rrangementC digunakan untuk menentukan pembagian blok dan
juga jumlah blok.
Pro(ileC digunakan untuk menentukan letak dan dimensi dari sti((ener.
&uas area dan alat angkat galanganC data dan juga layout luas area
pembangunan dan kapasitas alat angkat galangan digunakan sebagai data pendukung
untuk dijadikan sampel dan untuk membuat skenario perakitan blok.
@ambar-gambar konstruksi yang terdiri dari)
2idship Se$tionC digunakan untuk mengetahui letak dan dimensi
komponen kapal seperti gading, wrang, manhole, dan lain-lain.
3(ter peak 5onstru$tionC digunakan untuk mengetahui letak dan dimensi
komponen kapal seperti gading-gading, wrang, manhole, dan lain-lain pada daerah
buritan (a(ter peak
*ore Peak 5onstru$tionC digunakan untuk mengetahui letak dan dimensi
komponen kapal seperti gading-gading, wrang, manhole, dan lain-lain pada daerah
haluan ((ore peak
Bulkhead 5onstru$tionC digunakan untuk mengetahui tebal pelat sekat,
serta ukuran sti((ener pada pelat sekat.
3.%.# Pra 1an$angan Blok kapal SP0B Berkah ?altim "#
Berdasarkan metode P+BS, adapun tahapan pra ran$angan blok kapal
SPB0 Berkah ?altim "# dalam penelitian ini adalah sebagai berikut)
2embagi blok kapal dengan menyesuaikan pelat standar (pembagian blok
disesuaikan dengan batas pengelasan yang dapat dilihat pada gambar bukaan kulit
Berdasarkan aspek produksi BoneC kapal dibagi menjadi beberapa blok
yang mana disebut grand blo$k. ?emudian dibagi lagi menjadi beberapa sub blo$k,
selanjutnya dibagi lagi menjadi sub blok part, kemudian sub blok part dirin$i menjadi
komponen.
2enentukan bentuk tiap blok kapal SP0B Berkah ?altim "#.
2enentukan dimensi tiap blok kapal SP0B Berkah ?altim "#.
2enghitung berat blok kapal berdasarkan aspek produksi area.
3.%.!. 0ptimasi 1an$angan SP0B Berkah ?altim "#
Setelah proses pengerjaan telah selesai, maka didapat jumlah blok,
dimensi dan juga berat dimana selanjutnya mengkorelasi ran$angan blok kapal
terhadap kapasitas alat angkat dan luas area pembangunan berdasarkan layout
galangan PT. 1adius Sembilan 7tama serta membuat skenario perakitan blok.
3.%.3. 'asil
'asil yang didapat dari penelitian ini yaitu dapat diketahui dimensi dan
juga berat blok yang sesuai dengan luas area pembangunan dan kapasitas dan kapsitas
alat angkat yang tersedia di PT. 1adius Sembilan 7tama. Sehingga menghasilkan
ran$angan komponen-komponen blok berbentuk gambar serta da(tar material.(Bill o(
2aterial.
3.%.: ?esimpulan
Didalam kesimpulan ini diuraikan atau dipaparkan hasil analisa data yang
telah didapat yaitu seperti ran$angan blok, jumlah blok, dimensi dan berat blok,
setelah tu diberikan saran-saran yang ditujukan untuk galangan, para pekerja, dan
mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai