Anda di halaman 1dari 42

PENDAHULUAN

Retensi urin merupakan suatu keadaan darurat urologi yang paling


sering ditemukan dan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Berarti
bahwa seorang dokter atau perawat dimanapun dia bertugas
kemungkinan besar pernah atau akan menghadapi kelainan ini. Oleh
karena itu, yang bersangkutan harus bisa mendeteksi kelainan tersebut
dan selanjutnya dapat melakukan penanganan awal secara benar.
Bilamana retensi urin tidak ditangani sebagaimana mestinya, akan
mengakibatkan terjadinya penyulit yang memperberat morbiditas
penderita yang bersangkutan. Pada dasarnya tidak diperlukan peralatan
maupun ketrampilan yang khusus untuk mendeteksi dan menangani
penderita dengan retensi urin, apapun yang menyebabkan terjadinya
kelainan tersebut.
Permasalahan yang sering dihadapi seorang dokter atau seorang
perawat adalah
1. Retensi urin tidak dideteksi karena kelainan ini tidak terpikirkan,
penderita tidak mengeluh atau mengatakan bahwa masih bisa
kencing secara berkala (inkontinensi paradoksa).
. Retensi menambah penderitaan atau menimbulkan penyulit yang
merugikan, bahkan bersi!at permanen dan hal ini dapat terjadi karena
dokter atau perawat menangani kelainan tersebut tanpa
memperhatikan persyaratan yang ditentukan, belum
berpengalaman atau peralatan yang dibutuhkan tidak dimiliki.
Pada re!arat ini akan diuraikan secara mendasar sebab"sebab
terjadinya retensi urin, cara mendeteksi dan cara melakukan penanganan
secara benar yang perlu diketahui oleh seorang dokter maupun seorang
perawat bila menghadapi kasus retensi urin.
1
ANATOMI TRAKTUS
URINARIUS
Organ urinaria terdiri atas ginjal beserta salurannya, ureter, buli"buli
dan uretra. Pada pria terdapat prostat.
1. GINJAL

#injal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di


retroperitoneal diantara $ertebra %horacalis 1 dan &umbal 1 ' (.
Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke
medial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur"struktur
pembuluh darah, sistem lim!atik, sistem sara! dan ureter menuju dan
meninggalkan ginjal.
Besar dan berat ginjal sangat ber$ariasi) hal ini bergantung pada jenis
kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi yang lain. Pada outopsi
klinis didapatkan bahwa ukuran ginjal orang dewasa rata"rata adalah 11,*
cm (panjang) + , cm (lebar) + (,* cm(tebal). Beratnya ber$ariasi antara
1-"1.- gram, atau kurang lebih -,/0 dari berat badan.
Struktur Ginjal
1ecara anatomis ginjal terbagi menjadi bagian yaitu korteks dan
medula ginjal. 2i dalam korteks terdapat berjuta"juta ne!ron sedangkan di
dalam medula banyak terdapat duktuli ginjal. 3e!ron adalah unit
!ungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus
proksimalis, tubulus kontortus distalis, dan duktus kolengentes.
(
2arah yang membawa sisa"sisa hasil metabolisme tubuh di4ltrasi
(disaring) di dalam glomeruli kemudian di tubuli ginjal, beberapa 5at yang
masih diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi dan 5at"5at hasil sisa
metabolisme mengalami sekresi bersama air membentuk urine. 1etiap
hari tidak kurang 16- liter cairan tubuh di4ltrasi di glomerulus dan
menghasilkan urine 1" liter. 7rine yang terbentuk di dalam ne!ron
disalurkan melalui piramida ke sistem pel$ikalises ginjal untuk kemudian
disalurkan ke dalam ureter.
1istem pel$ikalises ginjal terdiri dari kaliks minor, in!undibulum, kaliks
major, dan pielum8pel$is renalis. 9ukosa sistem pel$ikalises terdiri atas
epitel transisional dan dindingnya terdiri atas otot polos yang mampu
berkontraksi untuk mengalirkan urine sampai ke ureter.
Vaskularisasi Ginjal
#injal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan
cabang langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah $ena dialirkan
melalui $ena renalis yang bermuara ke dalam $ena ka$a in!erior. 1istem
arteri ginjal adalah end arteries yaitu arteri yang tidak mempunyai
anastomosis dengan cabang"cabang dari arteri lain, sehingga jika
terdapat kerusakan pada salah satu cabang arteri ini, berakibat timbulnya
iskemia8nekrosis pada daerah yang dilayaninya.
un!si Ginjal
1elain membuang sisa"sisa metabolisme tubuh melalui urine, !injal
"#r$un!si juga dalam %1& mengontrol sekresi hormon"hormon aldosteron
dan :2; (anti diuretic hormone) dalam mengatur jumlah cairan tubuh,
%'& mengatur metabolisme ion kalsium dan $itamin 2, %(& menghasilkan
beberapa hormone, antara lain < eritropoetin yang berperan dalam
pembentukan sel darah merah, rennin yang berperan dalam mengatur
tekanan darah, serta hormon prostaglandin.
/
'. URETER
7reter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang ber!ungsi
mengalirkan urine dari pielum ginjal ke dalam buli"buli. Pada orang
dewasa panjangnya kurang lebih - cm. 2indingnya terdiri atas mukosa
yang dilapisi oleh sel"sel transisional, otot"otot polos sirkuler dan
longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik (berkontraksi)
guna mengeluarkan urine ke buli"buli.
=ika karena sesuatu sebab terjadi sumbatan pada aliran urine, terjadi
kontraksi otot polos yang berlebihan yang bertujuan untuk mendorong 8
mengeluarkan sumbatan itu dari saluran kemih. >ontraksi itu dirasakan
sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala, sesuai dengan irama
peristaltik ureter.
1epanjang perjalanan ureter dari pielum menuju buli ' buli, secara
anatomis terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relati$e
lebih sempit daripada ditempat lain,sehingga batu atau benda ' benda
lain yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut di tempat itu.
T#)*at + t#)*at *#n,#)*itan itu antara lain -
1. Pada perbatasan antara pel$is renalis dan ureter atau pelvi ureter-
junction.
. %empat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pel$is.
*
(. Pada saat ureter masuk ke buli ' buli.
7reter masuk ke buli ' buli dalam posisi miring dan berada di dalam
otot buli ' buli (intramural)) keadaan ini dapat mencegah terjadinya aliran
balik urine dari buli ' buli ke ureter atau refuks vesiko-ureter pada saat
buli ' buli berkontraksi.
7ntuk kepentingan radiologi dan kepentingan pembedahan, ureter
dibagi menjadi dua bagian yaitu< ureter pars abdominalis, yaitu yang
berada dari pel$is renalis sampai menyilang $asa iliaka, dan ureter pars
pel$ika, yaitu mulai dari persilangan dengan $asa iliaka sampai masuk ke
buli ' buli.
2i samping itu s#.ara ra/i0l0!is ur#t#r /i"a!i /ala) ti!a "a!ian1
yaitu
1. 7reter 18( proksimal mulai dari pel$is renalis sampai batas atas
sakrum
. 7reter 18( medial mulai dari batas atas sakrum sampai pada batas
bawah sacrum
(. 7reter 18( distal mulai batas bawah sakrum sampai masuk ke buli '
buli.
,
(. 2ULI + 2ULI
Buli ' buli adalah organ berongga yang terdiri atas ( lapis otot detrusor
yang saling beranyaman. 2i sebelah dalam adalah otot longitudinal, di
tengah merupakan otot sirkuler, dan paling luar merupakan otot
longitudinal. 9ukosa buli ' buli terdiri atas sel ' sel transisional yang sama
seperti pada mukosa ' mukosa pada pel$is renalis, ureter, dan uretra
posterior. Pada dasar buli ' buli kedua muara ureter dan meatus uretra
internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli ' buli.
S#.ara anat0)ik "#ntuk "uli + "uli t#r/iri atas ( *#r)ukaan1
yaitu
1. Permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum
. 2ua permukaan in!eriolateral
(. Permukaan posterior
Permukaan superior merupakan lokus minoris (daerah terlemah)
dinding buli ' buli. Buli'buli ber!ungsi menampung urine dari ureter dan
kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi
(berkemih). 2alam menampung urine, buli ' buli mempunyai kapasitas
maksimal, yang $olumenya untuk orang dewasa kurang lebih adalah (--
' /*- ml) sedangkan kapasitas buli ' buli pada anak menurut !ormula dari
>o? adalah<
Ka*asitas "uli + "uli 3 4U)ur %ta5un& 6 '7 8 (9 )l
Pada saat kosong, buli ' buli terletak di belakang sim4sis pubis dan
pada saat penuh berada di atas sim4sis sehingga dapat dipalpasi dan
diperkusi. Buli ' buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada
sara! a!eren dan menyebabkan akti$asi pusat miksi di medula spinalis
segmen sacral 1"/. ;al ini akan menyebabkan kontraksi otot detrusor,
.
terbukanya leher buli ' buli dan relaksasi s4ngter uretra sehingga
terjadilah proses miksi.
:. URETRA
7retra merupakan tabung yang menyalurkan urine ke luar dari buli '
buli melalui proses miksi. 1ecara anatomis uretra dibagi menjadi bagian
yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Pada pria, organ ini ber!ungsi
juga dalam menyalurkan cairan mani. 7retra diperlengkapi dengan
s4ngter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli ' buli dan
uretra, serta s4ngter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan
uretra anterior dan posterior. 14ngter uretra interna terdiri atas otot polos
yang dipersara4 oleh sistem simpatik sehingga pada saat buli ' buli
penuh, s4ngter ini terbuka. 14ngter uretra eksterna terdiri atas otot
bergaris dipersara4 oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai
dengan keinginan seseorang. Pada saat kencing s4ngter ini terbuka dan
tetap tertutup pada saat menahan kencing.
6
Panjang uretra wanita kurang lebih ( ' * cm, sedangkan uretra pria
dewasa kurang lebih ( ' * cm. Perbedaan panjang inilah yang
menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urine lebih sering terjadi
pada pria.
7retra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu
bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat, dan uretra pars
membranasea. 2i bagian posterior lumen uretra prostatika, terdapat
suatu tonjolan $erumontanum, dan disebelah proksimal dan distal dari
$erumontanum ini terdapat krista uretralis. Bagian akhir dari $as de!erens
yaitu kedua duktus ejakulatorius terdapat di pinggir kiri dan kanan
$erumontanum, sedangkan sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam
duktus prostatikus yang tersebar di uretra prostatika.
7retra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus
spongiosum penis. 7retra anterior terdiri atas %1& pars bulbosa, %'& pars
pendularis, %(& pars na$ikularis, dan %:& meatus uretra eksterna. 2i dalam
lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang ber!ungsi
dalam proses reporoduksi, yaitu kelenjar @owperi berada di dalam
dia!ragma urogenitalis dan bermuara di uretra pars bulbosa, serta
kelenjar &ittre yaitu kelenjar Parauretralis yang bermuara di uretra pars
pendularis.
Panjang uretra wanita kurang lebih / cm dengan diameter 6 mm.
Berada di bawah sim4sis pubis dan bermuara disebelah anterior $agina.
2i dalam uretra bermuara kelenjar periuretra, di antaranya adalah
kelenjar 1kene. >urang lebih sepertiga medial uretra, terdapat s4ngter
uretra eksterna yang terdiri atas otot bergaris. %onus otot s4ngter uretra
eksterna dan tonus otot &e$ator ani ber!ungsi mempertahankan agar
urine tetap berada dalam buli ' buli pada saat perasaan ingin miksi. 9iksi
terjadi jika tekanan intra$esika melebihi tekanan intrauretra akibat
kontraksi otot detrusor, dan relaksasi s4ngter uretra eksterna.
A

;. Pr0stat
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah in!erior
buli"buli, di depan rectum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya
seperti buah kemiri dengan ukuran
/ + ( + ,* cm dan beratnya kurang
lebih - gram.
Prostat terdiri atas jaringan
4bromuskular dan glandular yang
terbagi dalam beberapa daerah
atau 5ona, yaitu 5ona peri!er, 5ona
sentral, 5ona transisional, 5ona
preprostatik s4ngter, dan 5ona
anterior (9c3eal 1A.-). 1ecara histopatologik, prostat terdiri atas
komponen kelenjar dan stroma. >omponen stroma ini terdiri atas otot
polos, 4broblas, pembuluh darah, sara!, dan jaringan penyanggah yang
lain.
Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu
komponen dari cairan ejakulat. @airan ini dialirkan melalui duktus
sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan
bersama cairan semen yang lain pada saat ejakulasi. Bolume cairan
prostat merupakan C *0 dari seluruh $olume ejakulat.
Prostat mendapatkan iner$asi otonomik simpatik dan parasimpatik dari
pleksus prostatikus. Pleksus prostatikus (pleksus pel$ikus) menerima
masukan serabut parasimpatik dari korda spinalis 1
"/
dan simpatik dari
ner$us hipogastrikus (%
1-"
&

). 1timulasi parasimpatik meningkatkan sekresi


kelenjar pada epitel prostat, sedangkan rangsangan simpatik
menyebabkan pengeluaran cairan prostat ke dalam uretra posterior,
1-
seperti pada saat ejakulasi. 1istem simpatik memberikan iner$asi pada
otot polos prostat, kapsula prostat, dan leher buli"buli. 2i tempat"tempat
itu, banyak terdapat reseptor adrenergik"D. Rangsangan simpatik
menyebabkan dipertahankan tonus otot polos tersebut.
=ika prostat mengalami hiperplasia jinak atau berubah menjadi ganas,
dapat menyumbat uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya
obstruksi saluran kemih.
RETENSI URIN
DEINISI
11
Retensi urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung
kemih. 1eseorang dapat mengalami retensi urin, tetapi paling sering terjadi
pada pria saat berumur sekitar lima puluhan dan enam puluhan karena
pembesaran kelenjar prostat.
1eorang perempuan dapat juga mengalami retensi urin jika kandung
kemihnya melengkung ke bawah atau pindah dari posisi normal, suatu
kondisi yang dinamakan cystocele. >andung kemih dapat juga melengkung
ke bawah atau keluar dari posisinya karena suatu pelengkungan dari colon
bagian bawah, kondisi ini dinamakan rectocele.
Pada retensi urin akut tidak dapat berkemih sama sekali, walaupun
kandung kemihnya sudah penuh. Pasien tersebut mengalami peningkatan
rasa nyeri suprapubik yang terus menerus bersama dengan keinginan untuk
berkemih yang hebat dan mungkin dengan meneteskan jumlah yang sedikit
dari urin. Retensi urin akut adalah suatu keadaan emergenci medis yang
menuntut tindakan yang cepat.
Retensi urin kronis hanya menyebabkan sedikit ketidaknyamanan pada
pasien walaupun terdapat kesulitan dalam memulai aliran kemih dan
pengurangan tanda"tanda pemaksaan dan kualitas untuk berkemih.
9enetesnya urin secara konstan ( inkontinensia urin ) dapat terjadi.
ETIOLOGI
1
Retensi urin merupakan komplikasi tersering setelah operasi dan
insidensi komplikasi tertinggi terjadi pada pada pasien dengan operasi
perianal dan operasi hernia.
:dapun penyebab dari penyakit retensio urine dapat dibagi menurut
letaknya yang adalah sebagai berikut<
1. 1upra $esikal
a. >erusakan pada pusat miksi di medulla spinalis 1

" 1
/
.
b. >erusakan sara! simpatis dan parasimpatis baik sebagian
ataupun seluruhnya.
c. >elainan medulla spinalis, misalnya meningokel, tabes dorsalis,
atau spasmus s4nkter yang ditandai dengan rasa sakit yang
hebat.
. Besikal
a. >elemahan otot detrusor karena lama teregang.
b. :toni pada pasien 29 atau penyakit neurologis.
c. 2i$ertikel yang besar.
(. Entra$esikal
a. Pembesaran prostate.
b. >ekakuan leher $esika.
c. 1triktura.
d. Batu kecil.
e. %umor pada leher $esika.
!. Fimosis.
1(
1elain itu penyebab dari penyakit retensi urine juga dapat dibagi
menurut organ yang terkenanya. Pembagiannya adalah sebagai berikut<
1. Besika urinaria
a. 3europati diabetes
b. :toni otot detrusor karena pembesaran kronis yang berlebihan.
. 7retra
a. Pada bayi dan anak"anak
i. >atup uretra posterior
ii. 1tenosis meatal
iii. Fimosis dan para4mosis
b. Pada pria dewasa
i. Batu
ii. 1triktura
c. Pada wanita dewasa
i. Obstruksi uretra ( sangat jarang )
d. Pada pria tua
i. Beningn Prostat Hiperplasia
ii. Batu
iii. >anker prostat
i$. 1triktura
e. Pada wanita tua
1/
i. >arunkel uretra
ii. Polip uretra
3amun secara garis besar terjadinya retensi urin dapat disebabkan
karena beberapa hal yaitu <
a. P#n,akit sara$ /an .#/#ra jarin!an sara$ tulan! "#lakan!.
Banyak kejadian"kejadian atau kondisi"kondisi yang dapat merusak
sara! atau perjalanan sara! itu sendiri. 1ebagian dari penyebab yang
tersering adalah <
Persalinan per$aginam
En!eksi otak atau jaringan sara! tulang belakang
2iabetes
1troke
>ecelakaan yang mencederai otak atau jaringan sara! tulang belakang.
Multiple sclerosis
>eracunan logam
@edera pel$is atau trauma
1*
". P#)"#saran K#l#njar Pr0stat
Pertumbuhan kelenjar prostat ini sangat tergantung pada hormon
testosterone, yang didalam sel"sel kelenjar prostat hormon ini akan
dirubah menjadi metabolit akti! dihidrotestosteron ( 2;% ) dengan
bantuan en5ym *D"reduktase. 2ihidrotestosteron inilah yang secara
langsung memacu m"R3: didalam sel"sel kelenjar prostat untuk
mensintesis protein growth factor yang memacu perumbuhan kelenjar
prostat.
1,
;ingga sekarang etiologi hiperplasia prostat tidak diketahui dengan
pasti penyebab terjadinya namun sepertinya merupakan multi!aktorial
dan kontrol kadar endokrin. :da beberapa hipotesa terjadinya hiperplasia
prostat yaitu <
i. %eori dihidrotestosteron
ii. :da tidaknya keseimbangan antara estrogen"testosteron
iii. Enteraksi antara sel stroma dan sel epitel prostat
i$. Berkurangnya kematian sel ( apoptosis )
$. %eori stem sel
Figure '1. :< 1chematic lateral $iew o! the prostate. B< @ut section o! the same. @< %rans$erse $iew
o! area shown in B.
1.
;iperplasia prostat dapat berkembang menjadi tumor jinak (Beningn
Prostat Hiperplasia) ataupun tumor ganas ( Carcinoma Prostat )
1. Beningn Prostat Hiperplasia ( BPH )
BP; adalah pertumbuhan jinak pada kelenjar prostat, yang
menyebabkan prostat membesar. BP; merupakan tumor tersering
pada pria dan insidennya berhubungan dengan usia. Pre$alensi BP;
meningkat sejalan dengan meningkatnya usia, - 0 pada pria dengan
usia /1"*- tahun, *- 0 pada pria dengan usia *1",- tahun dan lebih
dari A- 0 pada pria dengan usia lebih dari 6- tahun.
Prostat dibentuk dari stroma dan jaringan epithelial, dan masing"
masing baik itu sendiri"sendiri atau bersama"sama dapat menebal
menjadi nodul hiperplastik dan gejalanya berkaitan dengan BP;.
>elenjar prostat mengeliling uretra (saluran yang membawa air
kemih keluar dari tubuh), sehingga pertumbuhan pada kelenjar secara
bertahap akan mempersempit uretra. Pada akhirnya aliran air kemih
mengalami penyumbatan. :kibatnya, otot"otot pada kandung kemih
tumbuh menjadi lebih besar dan lebih kuat untuk mendorong air kemih
keluar.
BP; berkembang pada 5ona transisional. G$aluasi mikroskopik
menunjukkan pola pertumbuhan nodul yang berasal dari jumlah yang
ber$ariasi dari stroma dan epitel. 1etelah nodul BP; pada 5ona
transisional membesar kemudian akan menekan 5ona prostat
diluarnya, menghasilkan bentuk yang dinamakan kapsul. Batasan ini
memisahkan 5ona transisional dari 5ona peripheral.
Pembesaran kelenjar prostat menyebabkan penyempitan lumen
uretra prostatika dan menghambat aliran urin. >eadaan ini
menyebabkan peningkatan tekanan intra$esikal. 7ntuk dapat
mengeluarkan urin, buli"buli harus berkontraksi lebih kuat guna
16
melawan tahanan tersebut. >ontraksi yang terus menerus ini
menyebabkan perubahan anatomik buli"buli berupa hipertro4 otot
detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula dan divertikel buli"
buli. Perubahan struktur pada buli"buli tersebut oleh pasien dirasakan
sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau ower
!rinary "ract #ymptom (!"# )
Figure '. Hhole mount o! prostate at le$el o! mid"prostatic urethra. 3ote $erumontanum (B)
and areas o! prostate cancer (@:P) in peripheral 5one and areas o! BP; in transition 5one.
Pada anamnesa pasien terdapat beberapa pertanyaan pribadi
yang ditujukan hanya pada pasien. Pertanyaan pribadi yang ditujukan
terhadap pasien dikembangkan oleh $merican !rological $ssociation
($!$) telah teruji dan dapat dipercaya dalam mengindenti4kasi
kebutuhan untuk merawat pasien dan memonitoring respons terhadap
terapi. Pertanyaan"pertanyaan skor gejala :7: mungkin merupakan
alat yang penting untuk menge$aluasi pasien dengan BP; dan sangat
direkomendasikan untuk semua pasien sebelum terapi awal.
Pengobatannya !okus kepada tujuh hal yang ditanyakan kepada
pasien untuk menentukan keparahan dari keluhan obstrukti! atau
iritati! dari skala 1 "*. 1kornya diantara - sampai (*. #ejalanya
dikatakan ringan jika skornya -"., dikatakan sedang jika skornya
antara 6"1A, dan dikatakan berat jika skornya antara -"(*.
1A
%able 1 < Iuestionnaire !or :merican 7rological :ssociation
1ymptom 1core.
-
%. Carcinoma Prostat
1
Carcinoma prostat adalah keganasan yang berasal dari asinus
prostat. 9erupakan keganasan saluran kemih terbanyak kedua
sesudah keganasan kandung kemih. Biasanya ditemukan di usia J *-
tahun Ensidens di Endonesia tidak diketahui. Ensiden di negara barat (-
0 pada pria .-"6- tahun dan .*0 pada pria J 6- tahun. &ebih dari A*
0 kanker prostat adalah adenokarsinoma. 2ari * 0 sisanya, A- 0
adalah karsinoma sel transisional dan kanker yang lain adalah
neuroendokrin ( small cell ) karsinoma atau sarkoma.
Beberapa !aktor resiko penyebab terjadinya carcinoma prostat
telah dapat diidenti4kasi belakangan ini yaitu <
i. 7mur.
Peningkatan umur mempengaruhi kemungkinan terkenanya pria
terhadap carcinoma cancer. 2ari data perbandingan pada pria
umur dibawah /- tahun terdapat 1 dari 1-.--- pria. Pada umur /-
" *A tahun terdapat 1 dari 1-( pria dan pada pria umur ,- " .A
tahun terdapat 1 dari 6 pria.
ii. Ras.
Ras :!rika":merika memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena
carcinoma prostat daripada ras kulit putih. Bahkan dalam
perjalanannya pria pada ras :!rika":merika lebih sering untuk
mengalami stadium lanjut daripada ras kulit putih.
iii. Riwayat >eluarga
Riwayat keluarga yang memiliki carcinoma prostat juga
meningkatkan resiko relati! terhadap carcinoma prostat. Onset
terkenanya penyakit pada keluarga dengan diagnosis carcinoma
prostat juga mempengaruhi resiko relati! terkenanya pasien. =ika
onsetnya pada umur .- tahun, resiko relati!nya meningkat

sebanyak empat kali dan jika onsetnya pada umur ,- tahun,


resiko relati!nya meningkat sebanyak lima kali, dan jika onsetnya
pada umur *- tahun, resiko relati!nya meningkat sebanyak tujuh
kali.
%able '(. %39 1taging 1ystem !or Prostate @ancer.
.. Striktura Ur#tra
1triktura uretra adalah penyempitan lumen uretra disertai menurunnya
(hilangnya) elastisitas uretra. 1triktura uretra terjadi karena jaringan
4brosis yang menyempit, yang terbentuk dari kolagen yang padat dan
4broblast. =aringan 4brosis biasanya melebar ke dalam korpus
(
spongiosum disekelilingnya menyebabkan spongio4brosis. Penyempitan
ini membatasi aliran urin dan menyebabkan dilatasi dari uretra proksimal
dan duktus prostatikus. 1triktura uretra paling sering terjadi di pars
bulbaris K ,- ' .- 0. ;al ini karena sebagian besar striktura uretra
terjadi karena trauma didaerah perineal, yang disebut straddle in&ury.
1triktura dapat terjadi karena kongenital namun hal ini jarang terjadi.
>elainan kongenital ini misalnya meatus kecil pada meatus ektopik pada
pasien hipospasdia atau pada di$ertikula kongenital.
Penyebab tersering terjadinya striktura uretra adalah <
1. En!eksi
En!eksi pada uretra misalnya adalah uretritis yang spesi4k maupun non
spesi4k ( #O, %B@ ). 9eskipun uretritis jarang menyebabkan striktura
belakangan ini, in!eksi tetap menjadi penyebab utama khususnya
in!eksi penggunaan jangka panjang dari kateter uretra. Pada uretritis
akut, setelah sembuh jaringan penggantinya sama dengan jaringan
asal. 9isalnya bila sel asalnya adalah epitel skuamosa maka jaringan
penggantinya juga epitel skuamosa. 3amun pada uretritis kronis,
setelah penyembuhan, jaringan penggantinya adalah jaringan 4brosa.
:kibatnya lumen uretra menjadi sempit dan elastisitas ureter
menghilang.
'. %rauma
9erupakan penyebab terbesar terjadinya striktura uretra. >ateter yang
besar daripada yang kecil lebih sering menyebabkan trauma internal
dan iskemia. Gksternal trauma seperti !raktur pel$is dapat sebagian
atau sepenuhnya merusak membran uretra dan menyebabkan sriktura
yang berat dan kompleks.
(. %umor
/
%umor bisa menyebabkan striktura melalui dua cara, yaitu proses
penyembuhan tumor yang menyebabkan striktura uretra, ataupun
tumornya itu sendiri yang mengakibatkan sumbatan uretra. >eluhan
utama yang sering dikeluhkan adalah -
i. Pancaran air kencing yang melemah.
ii. Pancaran air kencing yang bercabang.
iii. Frekuensi yang lebih sering dari normal.
1esuai dengan derajat penyempitan lumennya, striktura uretra
dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu derajat <
i. Ringan < jika oklusi yang terjadi kurang dari 18( diameter lumen
uretra
ii. 1edang < jika terdapat oklusi 18( sampai dengan L diameter
lumen uretra
iii. Berat < jika terdapat oklusi lebih besar dari L diameter lumen
uretra.
Prostatitis merupakan komplikasi tersering dari striktura uretra. Otot
kandung kemih dapat menjadi hipertro4 dan peningkatan sisa urin
dapat terjadi. Pada keadaan yang lebih berat, obstruksi yang
berkepanjangan dapat menyebabkan dekompensasi dari
ureterovesical &unction, reMuks, hidrone!rosis dan kegagalan ginjal.
1tatis urin yang kronik menyebabkan in!eksi. Fistula uretra dan abses
periuretral biasanya berkembang pada keadaan kronik, striktura yang
berat.
/. 2atu Ur#tra
Batu uretra biasanya berasal dari batu ginjal atau batu ureter yang
turun ke buli"buli, kemudian masuk uretra. Batu uretra yang merupakan
*
batu primer terbentuk di uretra sangat jarang kecuali jika terbentuk
didalam di$ertikel uretra. :ngka kejadian batu uretra ini tidak lebih 1 0
dari seluruh batu saluran kemih.
>eluhan yang disampaikan pasien adalah miksi tiba"tiba berhenti
hingga terjadi retensi urin, yang mungkin sebelumnya didahului dengan
nyeri pinggang. =ika batu berasal dari ureter yang turun ke buli"buli
kemudian ke uretra, biasanya pasien mengeluh nyeri pinggang sebelum
kesulitan miksi.
Batu yang berada di uretra anterior seringkali dapat diraba oleh pasien
berupa benjolan keras di uretra pars bulbosa maupun pendularis, atau
kadang"kadang tampak di meatus uretra eksterna. 3yeri dirasakan pada
glans penis atau pada tempat batu berada. Batu yang berada pada uretra
posterior maka rasa nyerinya dirasakan di perineum atau rectum.
#. i)0sis.
Fimosis adalah kondisi dimana kulit bagian depan yang terkontraksi
tidak bisa ditarik melewati 'lans Penis. En!eksi kronik dari higinitas yang
kurang adalah penyebab paling sering. Banyak kasus terjadi pada pria
yang tidak disirkumsisi, meskipun kulit sisa yang tinggal berlebih setelah
sirkumsisi dapat menjadi stenosis dan penyebab dari 4mosis. >alkulus dan
karsinoma sel skuamosa dapat berkembang dibawah kulit depan .
Fimosis dapat terjadi pada berbagai umur. Pada orang tua dengan
diabetes, balanopostitis kronis dapat mengarah menjadi 4mosis dan
dapat menjadi gejala awal. Gdema, eritem dan nyeri tekan dari preputium
dan adanya pus yang purulen biasanya menyebabkan pasien mencari
perawatan medis.
$. Para<)0sis
,
Para4mosis adalah kondisi dimana kulit depan, setelah tertarik
melewati penis tidak dapat kembali ke posisi normal. Eni terjadi karena
inMamasi kronis dibawah kulit depan yang berlebihan, yang menjadi
kontraktur dari pembukaan preputium ( 4mosis ) dan susunan dari
lingkaran kulit yang rapat saat kulit depan tertarik kebelakang preputium.
&ingkaran kulit tersebut menyebabkan tersumbatnya $ena kemudian
menjadi edema dan pembesaran dari glans, yang membuat kondisi
semakin buruk. 1etelah kondisinya terus berkembang, oklusi arteri dan
nekrosis dari glans dapat terjadi.
!. O"at=0"atan
Banyak obat"obatan bekerja dengan meredakan sinyal sara! yang
terlalu akti!. Berbagai $ariasi kelas obat yang menghalangi barbagai
sinyal digunakan untuk mengobati alergi, kekakuan perut, spasme otot,
rasa cemas atau depresi. Beberapa obat digunakan untuk mengobati
inkontinesia urin dan terlalu akti!nya kandung kemih. Obat"obatan yang
dapat menyebabkan retensi urin termasuk
1. :nti histamin untuk mengobati alergi <
o Fe+o!enadine (:llegra)
o 2iphenhydramine (Benadryl)
o @hlorpheniramine (@hlor"%rimeton)
o @etiri5ine (Nyrtec)
. :nti kolinergik 8 anti spasmodik untuk mengobati kekakuan perut,
spasme otot, dan inkontinensia urin.
o ;yoscyamine (&e$bid, @ystospa5, :naspa5, #astrosed)
o O+ybutynin (2itropan, 2itropan O&, O+ytrol)
.
o %olterodine (2etrol, 2etrol &:)
o Propantheline (Pro"Banthine)
(. :nti depresan tricyclic untuk mengobati rasa cemas dan depresi.
o Emipramine (%o!ranil)
o :mitriptyline (Gla$il, Gndep)
o 3ortriptyline (:$entyl, Pamelor)
o 2o+epin (3o$o"2o+epin, 1inePuan)
5. Sist0k#l /an R#kt0k#l
1istokel terjadi bila dinding antara kandung kemih wanita dan $agina
melemah, yang menyebabkan kandung kemih menjuntai kedalam $agina.
Posisi abnormal dari kandung kemih dapat menyebabkan urin
terperangkap.
Pada rektokel, rektumnya menjuntai kedalam dinding belakang $agina.
1istokel dan rektokel sering merupakan hasil dari berjuntainya lantai
pel$ic ke kandung kemih. &engkungan ini dapat menarik kandung kemih
dari posisinya dan menyebabkan masalah saluran kemih seperti
inkontinensia urin atau retensi urin.
GEJALA KLINIS
Pada pasien yang mengalami retensi urin akut biasanya pasien
merasakan<
6
>etidaknyamanan, bahkan rasa nyeri yang hebat pada perut bagian
bawah hingga daerah genital.
9erasakan ingin berkemih namun tidak bisa.
1edangkan pada pasien yang mengalami retensi urin kronis biasanya
pasien merasakan<
Rasa ketidaknyamanan yang terus menerus.
9emiliki kesulitan saat akan memulai berkemih.
:liran miksi menjadi lambat.
DIAGNOSIS
1ecara klinis diagnosa retensi urin dapat ditegakan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan 4sik dan pemeriksaan penunjang.
E. :3:93G1:.
:namnesa sangat penting dalam menegakkan diagnosa. 2ari data"
data yang didapatkan dari anamnesa kita sudah dapat sekitar 6-0 dari
diagnosa. Pada pasien dengan retensi urin keluhan"keluhan yang kita
dapatkan dari anamnesa adalah <
>einginan berkemih namun tidak bisa
>emih yang tertahan atau keluar sedikit"sedikit.
Rasa sakit yang hebat pada regio suprapubik
EE. PG9GRE>1::3 FE1E>.
A
Pada umumnya kandung kemih tidak dapat diraba. 3amun pada
pasien dengan retensi urin, pada pemeriksaan abdomen bagian bawah
akan teraba distensi abdomen. Pada retensi urin akut, kandung kemih
dapat mencapai atau melewati diatas umbilikus, saat batasnya dapat
dilihat atau dirasakan. Pada retensi urin kronik, kandung kemih mungkin
sedikit susah untuk dipalpasi karena lunaknya dinding kandung kemih,
dalam kasus ini dengan perkusi akan lebih bagus penilaiannya.
Pada pemeriksaan genitalia eksterna mungkin saja teraba adanya batu
di uretra anterior, terlihat batu di meatus uretra eksternum, teraba
spongio4brosis di sepanjang uretra anterior, terlihat 4stel atau abses di
uretra, 4mosis 8 para4mosis, akan terlihat adanya darah yang keluar dari
uretra yang diakibatkan karena adanya cedera uretra.
Pada pemeriksaan colok dubur yang ditujukan untuk mencari adanya
hiperplasia prostat 8 karsinoma prostat. Pemeriksaan reMeks bulbo
ka$ernosa bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan neurogenik.
EEE. PG9GRE>1::3 PG373=:3#.
Pemeriksaan penunjang yang digunakan dalam menegakkan diagnosis
pada retensi urin ialah dengan<
:. Pemeriksaan urin lengkap.
Bila pada pemeriksaan sediment urin ditemukan piuria pada *-0
kasus in!eksi saluran kemih. %idak ada korelasi yang pasti antara piuria
dan bakteriuria, tetapi pada setiap kasus dengan piuria haruslah
dicurigai kemungkinan adanya in!eksi saluran kemih.
>elainan urin secara laboratorik yang ditemukan apabila terdapat
in!eksi pada saluran kemih ialah <
1. 7rinalisis
(-
&eukosituria.
&eukosituria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting
terhadap dugaan adanya in!eksi saluran kemih. &eukosuria
dinyatakan positi! bilamana terdapat * leukosit 8 lapang
pandang besar ( &PB ) sedimen air kemih. :danya leukosit
silinder pada sedimen air kemih menunjukkan adanya
keterlibatan ginjal.
;ematuria.
;ematuria dipakai sebagai petunjuk adanya in!eksi saluran
kemih bilamana dijumpai * ' 1- eritrosit 8 lapang pandang besar
( &PB ) sedimen air kemih.
. Bakteriologis.
9ikroskopis
Pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan air kemih segar
tanpa diputar atau tanpa pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan
positi! bilamana ditemukan satu bakteri lapang pandang minyak
emersi.
Biakan bakteri
1elain untuk mengetahui adanya in!eksi pemeriksaan
laboratorium lain yang perlu dilakukan ialah pemeriksaan gula
darah sewaktu untuk mengetahui kadar glukosa pasien tersebut
karena apabila pasien mempunyai penyakit diabetes maka
diabetes dapat menyebabkan retensi urin.
B. 7roMometri.
(1
7roMometri adalah pencatatan tentang pancaran urin selama
proses miksi secara elektronik. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mendeteksi gejala obstruksi saluran kemih bagian bawah yang tidak
in$asi!. 2ari uroMometri dapat diperoleh in!ormasi mengenai $olume
miksi pancaran maksimum, pancaran rata"rata, waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai pancaran maksimum dan lamanya
pancaran.
@. Foto polos abdomen.
Foto polos abdomen merupakan pemeriksaan uroradiologis
termudah. Eni merupakan radiographi pendahuluan umum dalam
pemeriksaan radiologis yang lebih canggih seperti urographi intra$ena
dan biasanya dilakukan dengan posisi supine.
Pada pasien dengan retensi urin, pada pemeriksaan !oto polos
abdomen dapat memperlihatkan bayangan buli ' buli penuh dan
mungkin terlihat bayangan batu opak pada uretra atau pada buli ' buli
apabila karena batu pada saluran kemih.
2. 7retrogra4
7retrogra4 adalah pencitraan uretra dengan memakai bahan
kontras. Bahan kontras dimasukkan langsung melalui klem Broadny
yang dijepitkan pada glans penis. #ambaran yang mungkin terjadi
adalah <
=ika terdapat striktura uretra akan tampak adanya penyempitan
atau hambatan kontras pada uretra.
%rauma uretra tampak sebagai ekstra$asasi kontras keluar dinding
uretra.
%umor uretra atau batu non opak pada uretra tampak sebagai (lling
defect pada uretra.
(
G. 7retrosistoskopi.
Pemeriksaan ini secara $isual dapat mengetahui keadaan uretra
prostatika dan buli"buli. %erlihat adanya pembesaran, obstruksi uretra
dan leher buli"buli, batu buli"buli, selule dan di$ertikel buli"buli.
7retrosistoskopi dikerjakan pada saat akan dilakukan tindakan
pembedahan untuk menentukan perlunya dilakukan %7EP, %7RP, atau
prostatektomi terbuka. 2isamping itu pada kasus yang disertai dengan
hematuria atau dugaan adanya karsinoma buli"buli sistoskopi sangat
membantudalam mencari lesi pada buli"buli.
F. 7ltrasonogra4.
Prinsip pemeriksaan ultrasonogra4 adalah menangkap
gelombang bunyi ultra yang dipantulkan oleh organ"organ ( jaringan )
yang berbeda kepadatannya. Pemeriksaan ini tidak in$asi! dan tidak
menimbulkan e!ek radiasi. 71# dapat membedakan antara massa
padat ( hiperekoik ) dengan massa kistus ( hipoekoik ). Pada kelenjar
prostat, melalui pendekatan transrektal ( %R71 ) dipakai untuk mencari
nodul pada keganasan prostat dan menentukan $olume 8 besarnya
prostat. =ika didapatkan adanya dugaan keganasan prostat, %R71
dapat dipakai sebagai penuntun dalam melakukan biopsy kelenjar
prostat.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada retensi urin adalah
sebagai berikut <
1. >ateterisasi
((
Pada retensi urin akut, pengobatannya dimulai dengan
memasukkan kateter melewati uretra untuk mengosongkan kandung
kemih. Pengobatan awal ini untuk mengurangi kesakitan dari kandung
kemih yang penuh dan mencegah kerusakan kandung kemih yang
permanen. 3amun pemasangan kateter harus steril untuk mencegah
terjadinya in!eksi. Pengobatan jangka panjang untuk retensi urin akut
tergantung dari penyebabnya.
. Pengobatan retensi urin karena karsinoma prostat
1aat ini penentuan pengobatan untuk karsinoma prostat didasarkan
atas derajat dan !ase daripada tumor, harapan hidup pasien dan
kemampuan tiap terapi untuk menjamin kelangsungan hidup dengan
bebas penyakit. Beberapa pilihan terapi untuk karsinoma prostat
ialah <
%anpa terapi 8 watch!ull waiting
Halaupun kemajuan kanker lokal dapat terjadi, dengan menunggu
dan berjaga"jaga pada !ase awal kanker prostat, tingkat kematian
setelah 1- tahun sangat rendah antara / ' 1* 0. :kan tetapi pada
penelitian lebih lanjut antara 1* ' - tahun, peningkatan signi4kan
pada resiko lokal atau perkembangan sistemik dan kematian dari
kanker prostat dapat terjadi. Peningkatan resiko tersebut sangat
berhubungan dengan derajat kanker.
Prostatektomi radikal.
Pasien yang berada dalam stadium %
1"
3
-
9
-
adalah cocok untuk
dilakukan prostatektomi radikal, yaitu berupa pengangkatan
kelenjar prostat bersama dengan $esika seminalis. ;anya saja
operasi ini dapat menimbulkan penyulit, antara lain perdarahan,
dis!ungsi ereksi, dan inkontinensia. %etapi dengan teknik nerve
sparring yang baik terjadinya kerusakan pembuluh darah dan sara!
(/
yang memelihara penis dapat dihindari sehingga timbulnya penyulit
berupa dis!ungsi ereksi dapat diperkecil.
Radioterapi.
2itujukan untuk pasien tua atau pasien dengan tumor loko"in$asi!
dan tumor yang telah mengadakan metastasis. Pemberian radiasi
eksterna biasanya didahului dengan lim!adenektomi. 2iseksi
kelenjar lim!e saat ini dapat dikerjakan melalui bedah laparoskopi
disamping operasi terbuka.
%erapi hormonal
Pemberian terapi hormonal berdasarkan atas konsep dari Hugins
yaitu < Q 1el epitel prostat akan mengalami atro4 jika sumber
androgen ditiadakan Q. 1umber androgen ditiadakan dengan cara
pembedahan atau medikamentosa. 9enghilangkan sumber
androgen yang hanya berasal testis menurut &abrie belum cukup,
karena masih ada sumber androgen dari kelenjar suprarenal yaitu
sebesar 1- 0 dari seluruh testosterone yang beredar didalam
tubuh. 7ntuk itu &abrie menganjurkan untuk melakukan blokade
androgen total. @aranya adalah dengan <
%indakan 8
Obat
9ekanisme kerja 9acam obat
Orkidektomi 9enghilangkan sumber
androgen dari testis
"
Gstrogen :nti androgen 2G1 ( di"etil stillbesterol
)
&;R;
antagonis
>ompetisi dengan &;R; &euprolide, Buserelin,
#oserelin
:nti androgen 9enghambat sintesa >etokona5ol,
(*
non steroid androgen
9enghambat akti$itas
androgen
:minoglutetimid
Flutamid, @asode+,
Blokade
androgen total
9enghilangkan sumber
androgen dari testis
maupun kelenjar supra
renal
>ombinasi orkidektomi
atau &;R; agonis
dengan anti androgen.
(. Pengobatan retensi urin karena Beningn Prostat Hiperplasia
%ujuan terapi pada pasien BP; adalah untuk mengembalikan
kualitas hidup pasien. %erapi yang diberikan tergantung pada derajat
keluhan, keadaan pasien maupun kondisi obyekti! kesehatan pasien
yang diakibatkan oleh penyakitnya. Pilihannya adalah mulai dari <
%anpa terapi 8 watchfull waiting
Hatch!ull waiting artinya pasien tidak mendapatkan terapi apapun
tetapi perkembangan penyakit dan keadaannya tetap diawasi oleh
dokter. Pilihan tanpa terapi ini ditujukan kepada pasien dengan EP11
skor dibawah ., yaitu keluhan ringan yang tidak mengganggu
akti$itas sehari"hari. 1etiap enam bulan sekali pasien diminta untuk
kontrol kembali.
9edikamentosa
%ujuan terapi medikamentosa adalah berusaha untuk mengurangi
resistensi otot polos prostat sebagai komponen dinamik atau
mengurangi $olume prostat sebagai komponen statik. =enis obat
yang digunakan ialah <
i. :ntagonik reseptor adrenergic"al!a yang dapat berupa <
(,
Preparat non selekti! < !enoksiben5amin,
Preparat selekti! masa kerja pendek < pra5osin, aMuso5in,
indoramin.
Preparat selekti! dengan masa kerja lama < tamsulosin,
doksa5osin dan teraso5in
ii. Enhibitor *"al!as reduktase yaitu 4nasteride dan dutasteride
iii. Fito!armaka
%erapi inter$ensi
Penyelesaian masalah pasien hiperplasia prostat jangka panjang
yang paling baik saat ini adalah pembedahan, karena pemberian
obat"obatan atau terapi non in$asi! lainnya membutuhkan jangka
waktu yang lama untuk melihat hasil terapi. Pembedahan
direkomendasikan pada pasien"pasien BP; yang tidak menunjukkan
perbaikan setelah terapi medikamentosa, mengalami retensi urin,
in!eksi saluran kemih berulang, hematuria, gagal ginjal dan
timbulnya batu saluran kemih atau penyulit lain akibat obstruksi
sakuran kemih bagian bawah. %ehnik pembedahan yang dipakai
ialah <
i. Pembedahan %erbuka
Prostatektomi terbuka adalah tindakan paling tua yang masih
banyak dikerjakan saat ini, paling in$asi! dan paling e4sien
sebagai terapi BP;. Prostatektomi terbuka dapat dilakukan
melalui pendekatan suprapubik trans$esikal ( Freyer ) atau
retropubik in!ra$esikal ( 9illin ). Prostatektomi terbuka
dianjurkan untuk prostat yang sangat besar ( J 1-- gram ).
Penyulit yang dapat terjadi setelah prostatektomi terbuka
(.
adalah inkontinensia urin, impotensia, ejakulasi retrograde, dan
kontraktur leher buli"buli.
ii. Pembedahan Gndourologi
"ransurethral resection of the Prostat ( %7RP )
Reseksi kelenjar prostat dilakukan transuretra dengan
mempergunakan cairan irigasi agar daerah yang akan
direseksi tetap terang dan tidak tertutup dengan darah.
@airan yang sering dipakai ialah ;

steril (aPuades). 1alah


satu kerugian aPuades adalah si!atnya yang hipotonik
sehingga cairan ini dapat masuk ke sirkulasi sitemik melalui
pembuluh darah $ena yang terbuka pada saat reseksi.
>elebihan ;

O

dapat menyebabkan terjadinya hiponatermia
relati! atau gejala intoksikasi yang dikenal dengan nama
#indrom "!)P. 1indrom ini ditandai dengan pasien yang
gelisah, kesadaran somnolen, tekanan darah meningkat dan
terdapat bradikardi. =ika tidak segera diatasi, pasien akan
mengalami edema otak yang akhirnya jatuh dalam koma.
:ngka mortalitas sindrom %7RP ini adalah sebesar -,AA 0.
7ntuk mengurangi resiko timbulnya sindrom %7RP, operator
harus membatasi diri tidak melakukan reseksi lebih dari 1
jam.
"ransurethral incision of the Prostat ( %7EP ).
Pria dengan gejala sedang ke berat dan kelenjar prostat yang
kecil biasanya memiliki kominsura hiperplasia posterior
( leher kandung kemih yang meninggi ). Pasien ini akan lebih
menguntungkan dengan insisi prostat. Prosedur ini lebih
cepat dan tingkat morbiditasnya lebih rendah daipada %7RP.
%ehniknya ialah dengan menggunakan dua insisi
(6
menggunakan pisau @ollins pada posisi jam * dan .. Ensisnya
dimulai dari distal ori4sium uretra dan diperpanjang kearh
Berumontanum.
/. Pengobatan retensi urin karena striktura uretra.
=ika pasien datang karena retensi urin secepatnya dilakukan
sistostomi suprapubik untuk mengeluarkan urin. =ika dijumpai abses
periuretra dilakukan insisi dan pemberian antibiotik. %indakan khusus
yang dilakukan terhadap striktura uretra adalah <
Businasi ( dilatasi ) dengan cara memasukkan pipa dengan busi
logam kedalam uretra dan dilakukan secara hati"hati. 9etode
alternati$e lain ialah dengan memasukkan balon kecil diujung
kateter didalam uretra.
7retrotomi interna, yaitu memotong jaringan sikatriks uretra
dengan pisau Otis atau dengan pisau 1achse. Otis dikerjakan jika
belum terjadi striktura total, sedangkan pada striktura yang lebih
berat, pemotongan striktura dikerjakan secara $isual dengan pisau
sachse.
7retrotomi eksterna adalah tindakan operasi terbuka berupa
pemotongan jaringan 4brosis, kemudian dilakukan anastomosis
diantara jaringan uretra yang masih sehat.
*. Pengobatan retensi urin karena batu uretra
%indakan untuk mengeluarkan batu tergantung dari posisi, ukuran, dan
bentuk batu. 1eringkali batu yang ukurannya tidak terlalu besar dapat
keluar spontan asalkan tidak ada kelainan atau penyempitan uretra.
Batu pada meatus uretra eksternum atau !ossa na$ikularis dapat
diambil dengan !orcep setelah terlebih dahulu dilakukan pelebaran
meatus uretra ( meatotomi ), sedangkan batu kecil di uretra anterior
(A
dapat dicoba dikeluarkan dengan melakukan lubrikasi terlebih dahulu
dengan memasukkan campuran jelli dan lidokain 0 intrauterine
dengan harapan batu dapat keluar spontan.
Batu yang cukup besar dan berada di uretra posterior didorong terlebih
dahulu ke buli"buli kemudian dilakukan litotripsi. 7ntuk batu yang
besar dan menempel di uretra sehingga sulit berpindah tempat
meskipun telah dilubrikasi, mungkin perlu dilakukan uretrolitotomi atau
dihancurkan dengan pemecah batu transuretra.
,. Pengobatan retensi urin karena 4mosis
En!eksi awal dapat dirawat dengan obat antimicrobial spektrum
luas.kulit depan bagian dorsal dapat dipotong jika drainase dibutuhkan.
1irkumsisi jika terdapat indikasi dapat dilakukan setelah in!eksi
tersebut dapat dikontrol.
.. Pengobatan retensi urin karena para4mosis
Para4mosis biasanya dapat diobati dengan memijit dengan kuat glans
selama lima menit untuk mengurangi edema jaringan dan mengurangi
ukuran dari glans. >ulit tersebut dapat ditarik kedepan melewati glans.
>adang"kadang lingkaran konstriksinya memerlukan insisi dengan local
anastesi. :ntibiotik dapat diaplikasikan dan sirkumsisi dapat dilakukan
setelah inMamasi reda.
6. Pengobatan retensi urin karena sistokel dan rektokel
Hanita memerlukan pembedahan untuk mengangkat jatuhnya
kandung kemih atau rectum. Prosedur yang paling umum untuk
cystocele dan rectocele adalah membuat suatu insisi di dinding liang
$agina untuk menemukan kelainan atau lubang pada membran.
kemudian menjahit !ascia untuk menutup kelainan atau lubang
tersebut, kemudian menutup insisi di dinding $agina dengan jahitan
/-
yang lebih. &angkah ini mempererat lapisan jaringan yang memisahkan
organ, menciptakan penahan yang lebih kuat untuk organ panggul.
KOMPLIKASI
Retensi kronik menyebabkan reMuks $esiko ureter, hidroureter, hidrone!rosis,
dan gagal ginjal. Bila terdapat in!eksi dapat mempercepat terjadinya
kerusakan ginjal. ;ernia dan hemoroid dapat terjadi pada pasien dengan
retensi urin, hal ini disebabkan karena saat miksi penderita akan selalu
mengedan.
>arena adanya sisa urin setiap kali miksi, maka lama kelamaan akan
terbentuk batu endapan di dalam kandung kemih, yang kemudian akan
menyebabkan bertambahnya keluhan iritasi dan menimbulkan keluhan
hematuri pada pasien. 1elain itu batu tersebut dapat juga menyebabkan
timbulnya penyakit sistitis dan bila terjadi reMuks dapat menyebabkan
terjadinya pielone!ritis.
DATAR PUSTAKA
1. Basuki B Purnomo. *asar+dasar !rology. Gdisi . =akarta < 1agung 1eto,
--(
. @ourtney 9. %ownsend =R 9.2. #abiston "e,tbook of #urgery- ./
th
ed.
Philadelphia < Glse$ier 1aunders --/.
/1
(. >im ;&, Belldegrun :. #chwart0 Manual #urgery. 1d 2
th
Ch. 34 5
!rology. 9c#raw";ill 9edical 2i$. Publishing, --,.
/. 1toller 9&. Bolton 29. #mith6s general !rology. 1d ./
th
. 1an Fransisco <
&ange 9edical Book 8 9c#raw";ill, --/.
*. Hein :.=, et al. Campbell+7alsh !rology. Gd A
th
. 1aunders, --,
,. www.meb.uni"bonn.de8dtc8primsurg8docbook8html
.. www.docstoc.com8retentionurine8html
/

Anda mungkin juga menyukai