Retensi Urin
Retensi Urin
O
dapat menyebabkan terjadinya hiponatermia
relati! atau gejala intoksikasi yang dikenal dengan nama
#indrom "!)P. 1indrom ini ditandai dengan pasien yang
gelisah, kesadaran somnolen, tekanan darah meningkat dan
terdapat bradikardi. =ika tidak segera diatasi, pasien akan
mengalami edema otak yang akhirnya jatuh dalam koma.
:ngka mortalitas sindrom %7RP ini adalah sebesar -,AA 0.
7ntuk mengurangi resiko timbulnya sindrom %7RP, operator
harus membatasi diri tidak melakukan reseksi lebih dari 1
jam.
"ransurethral incision of the Prostat ( %7EP ).
Pria dengan gejala sedang ke berat dan kelenjar prostat yang
kecil biasanya memiliki kominsura hiperplasia posterior
( leher kandung kemih yang meninggi ). Pasien ini akan lebih
menguntungkan dengan insisi prostat. Prosedur ini lebih
cepat dan tingkat morbiditasnya lebih rendah daipada %7RP.
%ehniknya ialah dengan menggunakan dua insisi
(6
menggunakan pisau @ollins pada posisi jam * dan .. Ensisnya
dimulai dari distal ori4sium uretra dan diperpanjang kearh
Berumontanum.
/. Pengobatan retensi urin karena striktura uretra.
=ika pasien datang karena retensi urin secepatnya dilakukan
sistostomi suprapubik untuk mengeluarkan urin. =ika dijumpai abses
periuretra dilakukan insisi dan pemberian antibiotik. %indakan khusus
yang dilakukan terhadap striktura uretra adalah <
Businasi ( dilatasi ) dengan cara memasukkan pipa dengan busi
logam kedalam uretra dan dilakukan secara hati"hati. 9etode
alternati$e lain ialah dengan memasukkan balon kecil diujung
kateter didalam uretra.
7retrotomi interna, yaitu memotong jaringan sikatriks uretra
dengan pisau Otis atau dengan pisau 1achse. Otis dikerjakan jika
belum terjadi striktura total, sedangkan pada striktura yang lebih
berat, pemotongan striktura dikerjakan secara $isual dengan pisau
sachse.
7retrotomi eksterna adalah tindakan operasi terbuka berupa
pemotongan jaringan 4brosis, kemudian dilakukan anastomosis
diantara jaringan uretra yang masih sehat.
*. Pengobatan retensi urin karena batu uretra
%indakan untuk mengeluarkan batu tergantung dari posisi, ukuran, dan
bentuk batu. 1eringkali batu yang ukurannya tidak terlalu besar dapat
keluar spontan asalkan tidak ada kelainan atau penyempitan uretra.
Batu pada meatus uretra eksternum atau !ossa na$ikularis dapat
diambil dengan !orcep setelah terlebih dahulu dilakukan pelebaran
meatus uretra ( meatotomi ), sedangkan batu kecil di uretra anterior
(A
dapat dicoba dikeluarkan dengan melakukan lubrikasi terlebih dahulu
dengan memasukkan campuran jelli dan lidokain 0 intrauterine
dengan harapan batu dapat keluar spontan.
Batu yang cukup besar dan berada di uretra posterior didorong terlebih
dahulu ke buli"buli kemudian dilakukan litotripsi. 7ntuk batu yang
besar dan menempel di uretra sehingga sulit berpindah tempat
meskipun telah dilubrikasi, mungkin perlu dilakukan uretrolitotomi atau
dihancurkan dengan pemecah batu transuretra.
,. Pengobatan retensi urin karena 4mosis
En!eksi awal dapat dirawat dengan obat antimicrobial spektrum
luas.kulit depan bagian dorsal dapat dipotong jika drainase dibutuhkan.
1irkumsisi jika terdapat indikasi dapat dilakukan setelah in!eksi
tersebut dapat dikontrol.
.. Pengobatan retensi urin karena para4mosis
Para4mosis biasanya dapat diobati dengan memijit dengan kuat glans
selama lima menit untuk mengurangi edema jaringan dan mengurangi
ukuran dari glans. >ulit tersebut dapat ditarik kedepan melewati glans.
>adang"kadang lingkaran konstriksinya memerlukan insisi dengan local
anastesi. :ntibiotik dapat diaplikasikan dan sirkumsisi dapat dilakukan
setelah inMamasi reda.
6. Pengobatan retensi urin karena sistokel dan rektokel
Hanita memerlukan pembedahan untuk mengangkat jatuhnya
kandung kemih atau rectum. Prosedur yang paling umum untuk
cystocele dan rectocele adalah membuat suatu insisi di dinding liang
$agina untuk menemukan kelainan atau lubang pada membran.
kemudian menjahit !ascia untuk menutup kelainan atau lubang
tersebut, kemudian menutup insisi di dinding $agina dengan jahitan
/-
yang lebih. &angkah ini mempererat lapisan jaringan yang memisahkan
organ, menciptakan penahan yang lebih kuat untuk organ panggul.
KOMPLIKASI
Retensi kronik menyebabkan reMuks $esiko ureter, hidroureter, hidrone!rosis,
dan gagal ginjal. Bila terdapat in!eksi dapat mempercepat terjadinya
kerusakan ginjal. ;ernia dan hemoroid dapat terjadi pada pasien dengan
retensi urin, hal ini disebabkan karena saat miksi penderita akan selalu
mengedan.
>arena adanya sisa urin setiap kali miksi, maka lama kelamaan akan
terbentuk batu endapan di dalam kandung kemih, yang kemudian akan
menyebabkan bertambahnya keluhan iritasi dan menimbulkan keluhan
hematuri pada pasien. 1elain itu batu tersebut dapat juga menyebabkan
timbulnya penyakit sistitis dan bila terjadi reMuks dapat menyebabkan
terjadinya pielone!ritis.
DATAR PUSTAKA
1. Basuki B Purnomo. *asar+dasar !rology. Gdisi . =akarta < 1agung 1eto,
--(
. @ourtney 9. %ownsend =R 9.2. #abiston "e,tbook of #urgery- ./
th
ed.
Philadelphia < Glse$ier 1aunders --/.
/1
(. >im ;&, Belldegrun :. #chwart0 Manual #urgery. 1d 2
th
Ch. 34 5
!rology. 9c#raw";ill 9edical 2i$. Publishing, --,.
/. 1toller 9&. Bolton 29. #mith6s general !rology. 1d ./
th
. 1an Fransisco <
&ange 9edical Book 8 9c#raw";ill, --/.
*. Hein :.=, et al. Campbell+7alsh !rology. Gd A
th
. 1aunders, --,
,. www.meb.uni"bonn.de8dtc8primsurg8docbook8html
.. www.docstoc.com8retentionurine8html
/