Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan saat ini, penulisan karya ilmiah baik berupa makalah, laporan
penelitian, skripsi dan sebagainya haruslah memakai kaidah-kaidah penulisan yang benar.
Aturan-aturan baku dituntut untuk dapat dikuasai, terlebih lagi bagi para mahasiswa yang
hendak menyelesaikan kuliahnya. Untuk meraih gelar strata 1 (S1), para mahasiswa harus
mampu melaporkan hasil penelitiannya dalam bentuk skripsi.
Dalam proses pembuatan skripsi mahasiswa masih banyak yang merasa kesulitan. Mata
kuliah metodologi penelitian yang diaarkan 1-! semester saa, tidaklah "ukup sebagai bekal
mereka untuk membuat skripsi. #ebutuhan akan kehadiran suatu panduan untuk melakukan
penelitian dan menulis laporan penelitian harus tetap ada.
$ermasalahan yang lebih signi%ikan dan lebih sempit lagi adalah kurangnya
pengetahuan tentang penguraian bagian-bagian dalam laporan penelitian, termasuk masalah
penulisan latar belakang masalah.Masih banyak dari seumlah mahasiswa yang tidak
mengerti tentang penulisan latar belakang yang baik.
Menurut &ambang $rasetyo dan 'ina Mi%tahul (annah dalam bukunya )Metode
$enelitian #uantitati%* mengemukakan bahwa+
)'atar belakang dalam penelitian menyaikan gambaran yang dapat menelaskan
mengapa suatu penelitian menarik untuk diteliti,.
Untuk itu penulisan makalah ini didasari pada sedikitnya buku yang membahas dengan
rin"i tentang "ara pembuatan latar belakang serta berdasarkan sumber-sumber lainnya yang
berkaitan dengan latar belakang. Sehingga, makalah ini disusun dengan udul *-ara
Membuat 'atar &elakang $enelitian* dengan tuuan untuk membantu pemba"a terutama
mahasiswa yang hendak menyelesaikan laporan penelitiannya sebagai pedoman dalam
penulisan latar belakang.
1.2 Rumusan Masalah
1.apa saa area isi karya keilmuan itu .
!.apa saa isi uraian latar belakang .
/.apa saa teknik menguraikan latar belakang .
1.3 Tujuan
1.untuk mengetahui area isi karya keilmuan.
!.untuk mengetahui isi uraian latar belakang.
/.untuk mengetahui teknik menguraikan latar belakang.
1
BAB II
PEMBAHAAN
2.1 Area Is! "ar#a "e!lmuan $an Latar Belakang
a. Area 0si #arya #eilmuan
$ada intinya organisasi karya keilmuan dibedakan atas tiga bagian, yakni bagian (1)
awal atau pendahuluan, (!) inti atau bahasan, (/) penutup. Area isi masing-masing bagian
berbeda-beda sesuai dengan klasi%ikasi karya keilmuan yang ditulis. Untuk enis makalah
konseptual sederhana, bagian awal atau pendahuluan waib men"antumkan, (a) uraian latar
belakang, (b) rumusan masalah, dan (") tuuan penulisan. Adapun untuk makalah dan laporan
hasilpenelitian dapat ditambahkan antara lain unsur (i) %okus penelitian, (ii) asumsi dan
hipotesis, (iii) de%inisi operasional, (i1) keterbatasan penelitian, (1) man%aat2hasil penelitian
dan sebagainya.
0si uraian bahasan meruuk langsung pada masalah yang dirumuskan. Apabila dalam
perumusan masalah, penulis menyatakannya dalam kalimat pertanyaan maka dalam uraian
bahasan penulis menyatakannya dalam rangkaian paragra%. Se"ara kuantitas, umlah yang
dibahas paralel dengan umlah yang dimasalahkan.
0si bagian penutup men"akup pemberian simpulan dan saran. 0si simpulan sesuai
dengan hasil bahasan. Simpulan dinyatakan dalam bentuk paragra% simpulan. Adapun saran-
saran merupakan rekomendasi penulis berdasarkan simpulan. 3leh sebab itu, dalam
pemberian saran, penulis dituntut menyeleksi dengan "ermat, siapa yang diberi saran, dalam
bentuk apa saran dilaksanakan. 0dealnya, hanya penulis yang menyimpulkan hasil bahasan
yang dapat memberikan saran-saran. Saran sebaiknya dinyatakan dalam kalimat saran.
Selanutnya bagian integral dari penutup adalah da%tar re%erensi2ruukan. 0stilah
re%erensi lebih akomodati% dari pada da%tar pustaka. Dinyatakan demikian sebab dalam
re%erensi, pendukung in%ormasi yang digunakan penulis tidak terbatas pada buku atau pustaka
saa. 4e%erensi meman%aatkan sumber-sumber dokumen berupa (i) buku, (ii) laporan hasil
penelitian berupa makalah, skripsi, tesis dan disertasi, (iii) kapita selekta atau bunga rampai,
(i1) urnal atau maalah ilmiah, (1)media massa "etak,dan (1i) dan hasil download atau
mengunduh in%ormasi dari internet,hasil wawan"ara,hasil obser1asi dan seenisnya. $enulisan
re%erensi bersi%at %ungsional. 3leh sebab itu, sumber yang dida%tar dalam re%erensi benar-
benar diruuk atau dikutip pada saat memberikan uraian latar belakang atau ketika
memberikan uraian bahasan.
b. Area 0si Uraian 'atar &elakang
Area isi latar belakang dapat dilihat dari dua sisi,yakni sisi udul dan masalah. Dari
sisi udul,uraian latar belakang memberikan awaban atas pertanyaan mengapa penulis
memilih udul tertentu dan bukan udul yang lain. Uraian awaban diarahkan pada uraian
rasional - obekti% bukan pada uraian emosional - subekti%. $enulis memberikan alasan
2
teoritis atau konseptual dari hasil memba"a yang didukung oleh bukti dan %akta empiris
lapangan. Dari sisi masalah ,uraian latar belakang memberikan gambaran umum atau
mengantarkan pemba"a pada masalah yang akan dibahas. Dengan "ara demikian isi uraian
latar belakang memuat (a) paparan akan pentingnya udul, (b) paparan akan berman%aatnya
udul, (") gambaran umum terhadap masalah yang akan dibahas, dan (d) penegasan pada
pemba"a bahwa masalah yang dibahas memang penting dan perlu diketahui pemba"a.
2.2 Tekn!k Mengura!kan Latar Belakang
5eknik menguraikan latar belakang ada empat ma"am . beberapa "ara yang dapat
dipilih penulis antara lain dengan memberikan (a)telaah kasus negati%, (b) telaah kasus positi%
dikaitkan dengan masalah tulisan,(") kutipan menarik dari opini pakar,slogan atau idiom
tertentu dikaitkan dengan masalah yang akan dibahas, serta (d)in%ormasi yang "ukup dikenal
oleh pemba"a.
5elaah kasus negati% artinya menguraikan kelemahan, kekurangan dan seenisnya.
Sebaliknya, telaah kasus positi% menguraikan latar belakang dengan menunukan
keunggulan , kelebihan atau keandalan- keandalan. #utipan menarik, berkaitan dengan
pernyataan pakar yang dapat menumbuhkan minat dan atensi pemba"a. 0n%ormasi yang
dikenal pemba"a maksudnya penguraian latar belakang dengan menunukan hal - hal yang
akrab dikenal oleh pemba"a.
a. 5eknik 5elaah #asus 6egati%
-ontoh (1) +
5opik + $engaaran &ahasa 0nggris dilaksanakan dengan $endekatan #ebermaknaan
(udul + $elaksanaan $engaaran &ahasa 0nggris dengan $endekatan #ebermaknaan di SMU
#ota $adang
4umusan Masalah +
(1) bagaimanakah realisasi pengembangan tema dan pokok bahasan dalam 7&$$ ke dalam
bahan pengaaran oleh guru bahaa 0nggris SMU #odya $adang .
(!) &agaimanakah kemampuan mengintegrasikan penyaian unsur kebahasaan ke dalam
ketrampilan berbahasa guru bahasa 0nggris SMU #odya $adang .
(/) dan seterusnya .
-ontoh Uraian 'atar &elakang (1) +
(0)
(1) dalam 7&$$ &ahasa 0nggris 1889 dinyatakan bahwa tuuan pengaaran bahasa
0nggris di SMU adalah agar pada akhir sekolah siswa memiliki ketrampilan memba"a,
menyimak, berbi"ara, dan menulis melalui tema yang dipilih berdasarkan tingkat
perkembangan, minat, tingkat penguasan kosakata, dan tata bahasa yang sesuai (Dikbud,
3
188:+/). (!)Dielaskan pula bahwa semua ketrampilan dan unsur bahasa sedapat
mungkin disaikan se"ara terpadu. (/) Untuk menerapkan konsep kebermaknaan.tema
ditetapkan sebagai dasra pengaturan bahan pengaaran yang dikembangkan menadi
pokok bahasan dipadukan dengan unsur kebahasaan.
(00)
(1) walaupun pada dasarnya keberadaan 7&$$ mata pelaaran bahasa 0nggris
berimplikasi pada peningkatan kreati1itas guru, pada awal pelaksanaanya berbagai
keluhan mun"ul dari guru bahasa 0nggris di SMU. (!) Di antaranya adalah kesulitan
mengembangkan tema dan sub pokok bahsan menadi sub - sub pokok bahasan
,pengembangan model pembelaaran yang menekankan keberagaman, dan kesulitan
memperoleh buku. (/) #ebiasaan guru melaksanakan apa yang telah dipersiapkan dan
peralihan dari pembelaaran yang menga"u pada struktur atau unsur bahasa ke
pembelaaran komunikati% atau kebermaknaan menadikan guru kaget dan akhirnya ada
yang kembali menggunakan sistem pembelaaran yang sebelumnya. (9) Sikap seperti itu
tentunya mempengaruhi pelaksanaan pengaaran bahasa 0nggris dengan pendekatan
kebermaknaan.
5elaah kasus negati% dalam uraian latar belakang di atas dilakukan dengan pemaparan
tentang kelemahan, kekurangan atau kekurangberesan pelaksanaan pengaaran bahasa 0nggris
dengan pendekatan kebermaknaan. #ata -kata ber"etak tebal, yakni keluhan, kesulitan, guru
kaget dan sebagainya menunukan hal itu.
b. 5eknik 5elaah #asus $ositi%
-ontoh (!) +
5opik + $engaaran Menulis 4untut
$ernyataan tematis + $engaaran menulis runtut dilaksanakan dengan pendekatan proses
(udul + $elaksanaan $engaaran Menulis 4untut di sekolah Dasar dengan $endekatan $roses
atau $roses Menulis
4umusan Masalah+
(1) &agaimanakah bentuk pembelaaran proses menulis runtut di SD pada tahap prapenulisan
atau getting it out (73) dan tahap pengedra%an atau getting it down (7D) .
(!) &agaimanakah bentuk pembelaaran proses menulis runtut di SD pada tahap penulisan
atau getting it organi;ed (77), dan tahap penyutingan atau getting it rigid (74) .
-ontoh Uraian 'atar &elakang (!) +
(0)
(1) Di sekolah daasar kemampuan menulis dibedakan atas kemampuan menulis
permulaan dan menulis lanut. (!) #emempuan menulis permulaan ditekankan pada
4
dasar- dasar menulis tangan,eaan,serta ketrampilan mekanikal lainnya. (/) #roll dan
<ells (18=/) menyebut tahap perkembangan menulis permulaan itu sebagi tahap
prepatori dan konsolidasi, atau tahap persiapan. (9) Di kelas 0, 00, dan 000 murid baru
ditargetkan mampu (1) menulis kata-kata dan kalimat sederhana, (!) menuliskan
kegiatan sehari-hari dengan kalimat sederhana, (/) menuliskan pesan, perasaan, dan
keinginannya, dan (9) mampu menuliskan "erita berdasarkan pengalaman sehari-hari
(7&$$, &0, SD, 1889).
(00)
(1) Di kelas 0>, >, dan >0 murid ditargetkan mampu (i) membuat karangan 2 "erita
berdasarkan pengalaman atau in%ormasi dari ba"aan, (ii) menulis karangan se"ara runtut,
dan (iii) menyusun karangan dalam berbagai bentuk (7&$$ ,&0 SD,1889). (!) #roll dan
<ells (18=/) menyebut tahap itu sebagai tahap di%ereniasi dan integrasi. (/) pada tahap
di%erensiasi (8-1? tahun) anak- anak (i) mulai lan"ar menulis "erita, urnal, dan buku
harian atau diary, (ii) menulis dengan menyadari adanya pemba"a, (iii) mampu
membedakan struktur kalimat bahasa lisan dan tulis. (9) pada tahap integrasi (usia 1? -
1! tahun) anak - anak telah mampu menulis dengan memperhatikan seluruh aspek yang
melingkupinya, yakni bentuk tulisan, gaya, pemba"a, serta tuuan penulisan.
(000)
(1) Dihubungkan dengan gambaran umum menulis lanut seperti ditargetkan 7&$$ &0
SD 1889, serta pro%il perkembangan menulis tahap integrasi (#roll dan <ells,18=/)
kesulitan yang dialami murid kelas > sekolah dassar merupakan permasalahan yang
mendesak untuk dipe"ahkan. (!) salah satu alternati% peme"ahan masalah yang
dipandang tepat adalah dengan memperbaiki strategi pembelaaran menulis. (/) untuk itu
strategi pembelaaran proses menulis memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan
strategi kon1ensional.
(0>)
(1) #eunggulan dimaksud didukung data riset berikut ini. (!) gipayana (1889)
membuktikan bahwa pendekatan step dalam pembelaaran menulis di SD lebih e%ekti%
meningkatkan ketrampilan menulis murid dibandingkan dengan pendekatan
kon1ensional. (/) >aldes (188!) menunukkan sembilan kebaikan penggunaan strategi
proses menulis dipandang dari kepentingan anak (ba"a murid). (9) kebaikan -kebaikan
itu antara lain (a) anak dapat menyatakan gagasannya serta menyadari gagasan yang
disampaikan, (b) anak dapatmengetahui bahwa ia dapat belaar dari gagasan teman atau
yang lainnya, (") anak dapat belaar bahwa gagasan yang akan ditulisnya dapat diperoleh
dalam beberapa "ara2alan, (d) anak dapat menulis dengan tidak benar atau tidak
sempurna, (e) anak dapat belaar menerima, menge1aluasi, dan menerapkan gagasan
yang diperolehnya dari teman lain ( sumber data + tesis oleh suwignyo, 188@+@-1?)
5elaah kasus positi% dilakukan penulis, kebalikan dengan "ara pertama. $enulis
menguraikan kelebihan, keunggulan dan keberhasilan bahkan keandalan pendekatan proses
5
menulis untuk pembentukan keruntutan karangan siswa kelas : sekolah dasar. #eunggulan
pendekatan proses didukung oleh bukti-bukti riset 7ipayana, >alde, dan Man;o A Man;o
(pada paragra% empat)
2.3 Tekn!k "ut!%an &!t!ran' Menar!k
-ontoh (/)+
5opik+ $engaaran Menulis 4untut
$ernyataan tematis+ $engaaran menulis runtut dilaksanakan dengan pendekatan proses.
(udul+ $elaksanaan $engaaran Menulis 4untut di Sekolah Dasar dengan $endekatan $roses.
4umusan Masalah
(1) &agaimanakah bentuk pembelaaran proses menulis runtut di SD pada tahap prapenulisan
atau getting it down (7D).
(!) &agaimanakah bentuk pembelaaran proses menulis runtut di SD pada tahap penulisan
atau getting it organi;ed (77), dan tahap penyuntingan atau getting it rigid (74).
(/) dst
-ontoh Uraian 'atar belakang (/)+
(0)
(1) Man;o dan Man;o (188/) menyatakan bahwa se"ara prosedural kegiatan menulis
men"akup empat tahapan yakni, tahap (i) getting it out (73), (ii) getting it down (7D),
(iii) getting it organi;ed (77), dan (i1) getting it rigid (74). (!) $ada tahap getting it out,
penulis mengeksplorasi seluruh gagasan, dan pengalaman intelektualnya. (/) Setelah
dinilai "ukup, gagasan dan pengalaman dimaksud dituangkan dalam dra% yang si%atnya
kasar (tahap getting it down). (9) #ekurangtetapan, kekurangruntutan dra% selanutnya
dikoreksi , de1isi dan ditata ulang (tahap getting it organi;ed). (:) Akhirnya, hasil
perbaikan dra% dihaluskan atau disempurnakan segi penulisannya, eaan dan kesalahan-
kesalahan lain yang bersi%at mekanis (tahap getting rigid)
(00)
(1) Dengan "ara meta%oris, Blowers (18==) membandingkan empat tahap prosesmenulis
itu dengan peran-peran mental pebelaar atau learner. (!) $ada tahap pramenulis atau 73
pebelaar berperan selaku orang gila atau the mad man. (/) $ada saat menulis dra% (7D)
beperan selaku tukang kayu atau "arpenter. (9) Saat menulis atau writing (77) pebelaar
berperan selaku arsitek. (:) Dan ketika menyunting (74) pebelaar berperan selaku
hakim.
(000)
6
(1) (ika di"ermati, masing-masing peran mental tersebut mengindikasikan bentuk
pembelaaran berbeda pada setiap tahap penulisan. (!) $ada tahap 73 pebelaar dituntut
berani melakukan kesalahan. (/) Maksudnya seluruh pengetahuan, pengalaman dan
in%ormasi yang dimiliki dieksplorasi se"ara maksimal. (9) &andingkan dengan si%at orang
gila yang dengan tanpa beban mengekspresikan seluruh potensi diri.(:) #egiatan tahap
penulisan ini mengindikasikan si%at tukang kayu atau "arpenter. (C) Maksudnya adalah
pebelaar dikondisikan memiliki kemampuan memilih-memilah dan menata bahan
tulisan menadi ebuah bangunan tulisan tertentu.
(0>)
(1) $ada tahap penulisan atau tahap 77, penulis menuangkan gagasan, in%ormasi atau
%akta tertentu berdasarkan ran"angan yang telah ditetapkan. (!) 4an"angan atau desain
dimaksud dapat berupa kerangka dra% atau dra% utuh. (/) &andingkan peran ini dengan
seorang arsitek ketika pembangunan sebuah konstruksi, misalnya gedung dilaksanakan.
(9) Seluruh kegiatan pengeraan gedung baik yang besar maupun yang ke"il didasarkan
pada desain gedung yang telah ditetapkan, misalnya menyangkut bentuk, ukuran, warna,
dan gaya bangunan. (:) Akhirnya, setelah gedung berdiri masih perlu die1aluasi, dan
dikoreksi. (C) &agian-bagian tertentu yang "a"at atau kurang pas dikerakan ulang. (@)
Sebagaimana layaknya seorang hakim, seorang penulis menyunting atau mengedit
bagian-bagian tulisan yang dirasakan lemah, atau kurang sesuai dengan desain tulisan.
Dalam uraian paragra% di atas, penulis mengutip pendapat Man;o, dan Man;o (188/),
dan Blowers (18==). Man;o berpendapat bahwa kegiatan menulis dibedakannya atas empat
tahap, yakni tahap (1) getting it out, (!) getting it down, (/) getting it organi;ed, (9) getting it
rigid ("ermati uraian isi peragra% 0). Blowers berpendapat bahwa kegiatan menulis dipilah
menadi empat peran mental, yakni peran selaku (1) the mad man, (!) the "arpenter, (/) the
ar"hite"t, (9) the udge ("ermati isi uraian paragraph 00). &erdasarka kutipan itu uraian latar
belakang dikembangka Man;o dan Man;o dan Blowers adalah pakar 'anguage Arts yang
memiliki otoritas keilmuan dibidangnya.
2.( Tekn!k Pem)er!an In*+rmas! ,am!l!er-angat D!kenal Pem)a.a
-ontoh (9)+
5opik + $enyebab sinusitis
$ernyataan tematis + Didung buntu dapat menyebabkan sinusitis
(udul + Blu &erkepanangan $enyebab 7angguan $ada Sinus
4umusan Masalah +
(1) &agaimanakah "ara membedakan enis sinus.
(!) &agaimanakah proses teradinya sinusitis.
7
-ontoh Uraian 'atar &elakang (9) +
(0)
(1) Se"ara medis, pada setiap tulang waah ditemukan empat buah sinus, yakni (a)
maksila, (b) ethmoid, (") %rontal, dan (d) sphenoid (6yata, (uli, !??9+!9). (!) #eempat
enis sinus tersebut dibedakan berdasarkan letak2posisinya (/) Sinus yang terletak di
sebelah kiri dan kanan hidung disebut maksila. (9) Sinus ethmoid terletak antara pangkal
hidung dan kelopak mata. (:) Sinus %rontal terletak di dahi, sedangkan sinus sphenoid
terletak di atas rongga mulut bagian belakang. (C). 5entu saa pembedaan enis sinus atas
dasar letak2posisi masih sangat umum. (@) Se"ara khusus setiap enis memiliki
karakteristik dan %ungsi berbeda-beda.
(00)
(1) Dalam kondisi normal keempat sinus tersebut berisi udara dan sedikit "airan. (!)
Diduga %ungs udara dan sedikit "airan itu adalah sebagai penaga kestabilan udara,
kestabilan suhu atau temperatur sehingga membantu keseimbangan kepala. (/) Agar
mudah membayangkannya, anggap saa hidung seseorang itu sebuah terowongan besar.
(9) 5erowongan besar itu tempat bermuaranya empat terowongan ke"il, yakni %rontal,
ethmoid, aphenoid, dan maksila. (:) 3leh karena itu terowongan besar yang tersumbat
berakibat pada terowongan-terowongan ka"il.
(000)
(1) $roses teradinya sinusitis adalah rangkaian sebab-akibat yang "ukup panang. (!)
Sebab pertama adalah in%eksi dan alergi. (/) #eduanya erring menadi penyebab masalah
pada hidung, misalnya %lu atau pilek. (9) $ilek yang tidak segera ditangani menyebabkan
muara sinus membengkak dan akhirnya menutup. (:) &egitu halnya dengan hidung
buntu. (C) $embuntuan muara sinus mengakibatkan pertukaran (drainase) antara sinus
dan hidung terganggu.
(0>)
(1) 4ongga atau sinus yang tertutup menadi kedap udara. (!) #ondisi demikian
merupakan tempat "o"ok bagi pertumbuhan kuman anaerob atau kuman yang dapat
hidup tanpa oksigen. (/) &ila sumbatan terus berlangsung teradi hipoksia dan
penimbunan "airan pada rongga sinus. (9) 5ulisan ini akan mengupas lebih auh
bagaimanakah proses sinusitis pada empat rongga sinus di waah kita. Dal ini penting
untuk tinaka-tindakan pre%enti% dan antisipati%.
dan seterusnyaE
Masalah gangguan sinus "ukup rumit ditulis dengan "ara keilmuan. 3leh sebab itu,
penulis dapat menggunakan "ara yang lebih dikenal oleh pemba"a, yakni dengan
membandingkan sinus yang ada di waah ktita dengan terowongan besar dan terowongan
ke"il. Dengan menggunakan bandingan itu, pemahaman mengenai sinus, %ungsi sinus,
dan gangguan sinus pada waah mudah dipahami oleh pemba"a.
8
BAB III
PENUTUP
(.1 "es!m%ulan
Dari hasil karya tulis yang berudul $enguraian latar belakang, kita dapat mengetahui
bahwa area isi karya keilmuan dibedakan atas tiga bagian, yakni bagian (1) awal atau
pendahuluan, (!) inti atau bahasan, (/) penutup. Area isi uraian latar belakang memuat (a)
paparan akan pentingnya udul, (b) paparan akan berman%aatnya udul, (") gambaran umum
terhadap masalah yang akan dibahas, dan (d) penegasan pada pemba"a bahwa masalah yang
dibahas memang penting dan perlu diketahui pemba"a. -ara menguraikan latar belakang
yaitu (1) telaah kasus negati%, (!) telaah kasus positi%.
(.2 aran
Dari pemaparan kami dalam makalah ini, kami sangat berharap kritik dan saran rekan-
rekan guna kesempurnaan makalah ini. Dan untuk menggali masalah penguraian latar
belakang.
Da%tar $ustaka
9
Deri Suwignyo,Santoso Anang !??=.&ahasa 0ndonesia #eilmuan.malang+UMM press
10

Anda mungkin juga menyukai