Anda di halaman 1dari 14

Berbagi Informasi

Selasa, 27 Maret 2012

LIDOKAIN
LIDOKAIN YANG TEPAT PADA PASIEN

OLEH :
RONI D. TASUGALEN
(09061038)

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


FAKULTAS KEPERAWATAN
2011

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena atas berkat dan tuntunannya
sehingga karya ilmiah yang berjudul Lidokain Yang Tepat Pada Pasien ini bisa
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Sebagai manusia yang tidak lepas dari keterbatasan kemampuan, dibarengi dengan
berbagai kesulitan dan hambatan, maka penulis menyadari bahwa makalah ini tidak terhindar
dari berbagai macam kekurangan.
Dengan kekurangan yang ada penulis menyambut saran dan petunjuk yang objektif dari
semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini. Sehubungan dengan itu melalui
kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya disertai ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan malakah ini.
Doa dan harapan kiranya dengan hadirnya malakah ini, dapatlah membantu para
pembaca sekalian dalam mempelajari tentang lidokain yang tepat pada pasien.
Tuhan Yang Maha Esa menolong dan memberkati.
Penulis
Roni Tasugalen

DAFTAR ISI
Prakata

Daftar Isi

ii

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

I.2 Masalah / Rumusan Masalah

I.3 Tujuan

Bab II Tinjauan Pustaka

II.1 Lidokain
II.1.1 Bentuk Sediaan Lidokain
II.1.2 Dosis Pemberian Lidokain
II.1.3 Penggunaan Lidokain
II.2 Pengaruh Lidokain Pada Susunan Saraf Pusat
Bab III Penutup

III.1 Simpulan

III.2 Saran

Daftar Pustaka

10

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Anestetik lokal atau zat-zat penghalang rasa adalah obat yang pada penggunaan lokal
merintangi secara reversibel penerusan impus-impuls saraf ke susunan saraf pusat dan
demikian menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas, atau dingin. Anestetik lokal
pertama adalah kokain, yaitu suatu alkaloid yang diperoleh dari daun suatu tumbuhan alangalang di pegunungan Andes (Peru), yang pertama kali digunakan sebagai penghilang rasa
nyeri pada pengobatan mata, kemudian pada kedokteran gigi. Sejak tahun 1892
dikembangkan anestetik lokal secara sintesis dan ditemukan prokain dan benzokain pada
tahun 1905, yang disusul oleh banyak derivat lain seperti tetrakain, butkain, dan chincokain.
Kemudian muncul anestetik lokal seperti lidokain (1947), mepivakain (1957), prilokain
(1963), dan bupivakain (1967).
Lidokain adalah derivat asetanilida yang merupakan obat pilihan utama untuk anestesi
permukaan maupun infiltrasi. Lidokain adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara
luas dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih
lama, dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain.
Lidokain ialah obat anestesi lokal yang banyak digunakan dalam bidang kedokteran
oleh karena mempunyai awitan kerja yang lebih cepat dan bekerja lebih stabil dibandingkan
dengan obat-obat anestesi lokal lainnya. Obat ini mempunyai kemampuan untuk menghambat
konduksi di sepanjang serabut saraf secara reversibel, baik serabut saraf sensorik, motorik,
maupun otonom. Kerja obat tersebut dapat dipakai secara klinis untuk menyekat rasa sakit
atau impuls vasokonstriktor menuju daerah tubuh tertentu.
Lidokain mampu melewati sawar darah otak dan diserap secara cepat dari tempat
injeksi. Dalam hepar, lidokain diubah menjadi metabolit yang lebih larut dalam air dan
disekresikan ke dalam urin. Absorbsi dari lidokain dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain tempat injeksi, dosis obat, adanya vasokonstriktor, ikatan obat, jaringan, dan karakter
fisikokimianya.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tentang lidokain tersebut maka rumusan
masalah dari lidokain yang tepat pada pasien adalah :
1. Apa faktor yang membuat lidokain menjadi anestesi lokal yang kuat?
2. Apa pengaruh lidokain pada susunan saraf pusat?
I.3 Tujuan Penelitian
Diketahui faktor yang membuat lidokain menjadi anestesi lokal yang kuat, mekanisme
kerja lidokain dalam mempengaruhi susunan saraf pusat dan keuntungan menggunakan
lidokain.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Lidokain
Lidokain (xylocaine, lignocain), yang diperkenalkan pada tahun 1948, sekarang
merupakan anestesik lokal yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan
kedokteran gigi. Merupakan anestetika lokal yang berguna untuk infiltrasi dan memblokir
syaraf (nerve block). Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif dibandingkan

prokain dan merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap prokain dan
juga epinefrin.
Lidokain cepat menghasilkan, lebih intens, lebih tahan lama dan merupakan anastesi
lebih luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama. Tidak seperti prokain, senyawa ini
merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan anggota prototipikal golongan
anestetik lokal amida. Lidokain adalah pilihan alternatif untuk individual yang sensitif
terhadap anestesi lokal tipe ester. Lidokain digunakan pada perawatan ventricular cardiac
arrhytmias dan tahanan jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut,
tetapi tidak digunakan pada perawatan atrial arrhytmia.
Lidokain di absorbsi secara cepat setelah pemberian parenteral serta dari saluran
gastrointestinal dan pernafasan. Walaupun senyawa ini efektif jika digunakan tanpa
vasokonstriktor, dengan adanya epinephrine menurunkan laju absorbsinya, sehingga
toksisitasnya menurun dan lama kerjanya diperpanjang. Disamping sediaan untuk injeksi,
tersedia susunan pengantaran obat bebas jarum (needle-free drug-delivery system) untuk
larutan dari lidokaine dan epinephrine (IONTOCAINE). Susunan

ini secara umum

digunakan untuk prosedur dermal dan menghasilkan anestesi sampai kedalaman 10 mm.
Lidokain (lignokain, xylokain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara
topical dan suntikan. Larutan lidokain 0,25-0,5% dengan atau tanpa adrenalin digunakan
untuk anestesi infiltrasi dengan larutan 1-2% untuk anestesi blok atau topical. Untuk anestesi
permukaan tersedia lidokain gel 2%, sedangkan pada analgesi/anestesi lumbal digunakan
larutan lidokain 5%.
Beberapa obat anestesi lokal yang digunakan secara topikal

Nama Obat

Penggunaan Pada

Keterangan

Mata

Telinga

Hidung

Tenggorok

Uretra

Rektum

Kulit

Lidokain

Lidokain HCL

Dibuakin

Tidak menyebabkan midriasis

Tetrakain

Tidak menyebabkan midriasis

Kokain

Pramoksin

Benoksinat

Ester asam benzoat. Dosis 1-2 tetes


larutan 0,4%

Bentuk lotion, larutan, krim dan gel

1%
Diklonin

Benzokain

Bentuk larutan 0,5-1%. Mula kerja


dan masa kerja mirip prokain
Obat ini diberikan sebagai larutan
minyak, salep atau supositoria

Keterangan :
-

Tidak dianjurkan atau tidak efektif,

+ Biasa digunakan
Lidokaine bagian transdermal (LIDODERM) digunakan untuk nyeri yang berhubungan
dengan postherpetic neuralgia. Kombinasi dari lidokaine (2.59%) dan prilocaine (2.5%)
digunakan sebagai anestesi sebelum venipuncture, skin graft harvesting, dan infiltrasi dari
anestesi ke dalam genitalia.
Lidokaine didealkylasi pada hati oleh CYPs menjadi monoethylglycine xylidide dan
glycine xylidide, yang dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi monoethylglycine dan
xylidide. Keduanya, monoethylglycine xylidide dan glycine xylidide menahan aktivitas
anastesi lokal. Pada manusia, sekitar 75% dari xylidide diekskresikan lewat urin sebagai
metabolit lebih lanjut 4-hydroxy-2, 6-dimethylaniline.
Lidokain memiliki indeks terapi yang luas dari penggunaan klinik sebagai anestesi
lokal. Ini digunakan pada sebagian besar aplikasi ketika diperlukan anestesi lokal dari durasi
tingkat menengah. Lidokain sering digunakan sebagai agen antiarrhytmia.
Lidokain merupakan aminoetilamid. Pada larutan 0,5% toksisitasnya sama, tetapi pada
larutan 2% lebih toksik daripada prokain. Larutan lidokain 0,5% digunakan untuk anesthesia
infiltrasi, sedangkan larutan 1,0-2% untuk anesthesia blok dan topical. Anesthesia ini efektif
bila digunakan tanpa vasokonstriktor, tetapi kecepatan absorbs dan toksisitasnya bertambah
dan masa kerjanya lebih pendek. Lidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang
hipersensitif terhadap prokain dan juga epinefrin. Lidokain dapat menimbulkan kantuk
sediaan berupa larutan 0,5%-5% dengan atau tanpa epinefrin. (1:50.000 sampai 1: 200.000).
Lidocaine sekitar 95% dimetabolisme (dealkylated) dalam hati oleh CYP3A4 ke
farmakologi aktif metabolit monoethylglycinexylidide (MEGX) dan kemudian selanjutnya ke
aktif xylidide glisin. MEGX memiliki setengah hidup lebih lama daripada lidokain tetapi juga
merupakan saluran blocker natrium kurang kuat. Penghilangan paruh lidocaine sekitar 90-120
menit pada kebanyakan pasien. Hal ini mungkin berkepanjangan pada pasien dengan
gangguan hati (rata-rata 343 menit) atau gagal jantung kongestif (rata-rata 136 menit).

Efek farmakologi dan penggunaan klinis anestesi lokal


Jenis zat

Ester/amida

Mulai kerja

Lama kerja

Procaine

Ester

Lambat

Singkat

Amethocaine

Ester

Cepat

Singkat

Chloroprocaine

Ester

Cepat

Singkat

Mepivacaine

Amida

Cepat

Sedang

Prilocaine

Amida

Cepat

Sedang

Bupivacaine

Amida

Sedang

Lama

Etidocaine

Amida

Cepat

Lama

Lignocaine

Amida

Cepat

Sedang

Penggunaan klinis
Terbatas
Vascular spam
Diagnostic prosedure
Topical anesthesia
Spinal anesthesia
Peripheral anesthesia
Obstetric extradural block
Infiltration
Peripheral nerve blocks
Infiltration
Intravenous anesthesia
Peripheral nerve blocks
Infiltration
Intravenous regional anesthesia
Extradural ∓ spinal blocks
Infiltration
Intravenous regional anesthesia
Extradural blocks
Infiltration / topical
Intravenous regional anesthesia
Extradural & spinal blocks
Peripheral nerve blocks

II.1.1 Bentuk Sediaan Lidokain


Lidokain biasanya dalam bentuk hidroklorida lidocaine tersedia dalam berbagai bentuk
termasuk:
1. Anestesi lokal injected (kadang dikombinasikan dengan epinephrine untuk mengurangi
perdarahan)
2. Dermal patch (kadang dikombinasikan dengan prilocaine )
3. Injeksi intravena (kadang dikombinasikan dengan epinephrine untuk mengurangi
perdarahan)
4. Infus intravena
5. Hidung pembangkitan berangsur-angsur / semprot (dikombinasikan dengan fenilefrin )
6. Oral gel (sering disebut sebagai "lidocaine kental" atau "visc lidocaine" dalam farmakologi
digunakan sebagai gel tumbuh gigi)
7. Oral cair
8. Topikal gel (seperti dengan aloe vera gel yang meliputi lidokain)
9. Topikal cair
10. Topikal patch (lidokain 5% patch dipasarkan sebagai "lidoderm" di AS (sejak 1999) dan
"versatis" di inggris (sejak 2007 oleh grnenthal))
11. Topikal semprot aerosol
12. Dihirup melalui nebulizer
II.1.2 Dosis Pemberian Lidokain
Berikut ini dosis yang direkomendasikan untuk penatalaksanaan anestesi lokal secara
individu di USA :
Untuk anestesi infiltrasi perkutan, 5 sampai 300 mg ( 1 dalam 60 mL dari 0,5% larutan, atau
0,5 sampai 30 mL dari 1% larutan).
Dosis untuk memblok saraf perifer tergantung oleh rute penggunaan. Untuk memblok plexus
brankial 225 sampai 300 mg (15 sampai 20 mL) dalam larutan 1,5%.
Untuk memblok saraf simpatis larutan 1% direkomendasikan. Dosis 50 mg(5 mL) untuk blok
servical dan 50 sampai 100mg (5 sampai 10 mL) untuk blok lumbal.
Untuk anestesi epidural 2 sampai 3 mL larutan dibutuhkan. Untuk anestesi epidural
lanjutan,dosis maksimum sebaiknya tidak diulangi terus-menerus lebih dari 90 menit.
Larutan hiperbarik 1,5% atau 5% lidokain HCL dalam glukosa 7,5% tersedia untuk anestesi
spinal ; adrenalin tidak bisa digunakan. Dosis sampai 75 mg (1,5 mL) dalam larutan 5%

digunakan dalam operasi caesar. Dan 75 sampai 100 mg (1,5 sampai 2 mL) untuk prosedur
operasi lainnya.
Untuk anestesi regional IV larutan 0,5% tanpa adrenalin dapat digunakan dalam dosis 50
sampai 300 mg (10 sampai 60 mL) ; dosis maksimum 4 mg/kg direkomendasikan untuk
dewasa.
Lidokain juga dapat digunakan dalam berbagai jenis formulasi anestesi permukaan.
Lidokain salep digunakan untuk anestesi pada kulit dan membran mukosa dengan dosis yang
direkomendasikan sebesar 20 g dalam 5% salep (setara 1 g lidokain basa) dalam 24 jam.
Gels digunaan untuk anestesi pada saluran kemih dan dosisnya bermacam-macam tiap negara.
Di UK diberikan dosis 2% gel.
Larutan topikal digunakan untuk anestesi permukaan dari membran mukosa mulut,
tenggorokan, dan saluran kemih atas. Untuk mulut dan tenggorokan digunakan larutan 2%,
dapat ditingkatkan 300 mg (15mL). Untuk sakit faringeal obat kumur dibutuhkan, tidak lebih
dari 3 jam sekali. Dosis yang direkomendasikan di USA untuk larutan oral topikal adalah 2,4
g. Lidokain dalam konsentrasi 10% digunakan sebagai spray untuk mencegah sakit pada
membran mukosa.
Lidokain digunakan secara rektal sebagai supositoria, spray, salep, dan krim untuk mengobati
hemoroid dan kondisi perianal lainnya.
Tetes mata mengandung lidokain HCL 4% dengan fluoresin.
II.1.3 Penggunaan Lidokain
Lidokain digunakan pada pemberian injeksi, seperti pada sediaan yang mengandung
kortikosteroid, untuk menghilangkan rasa sakit, rasa gatal, dan iritasi lokal lainnya. Lidokain
sodium juga digunakan pada injeksi intramuskular dari beberapa antibakterial untuk
mengurangi rasa sakit pada saat injeksi. Lidokain juga merupakan obat antiaritmik golongan
Ib yang digunakan pada pengobatan aritmia ventrikular, terutama setelah infark miokard.
Lidokain juga tersedia dalam infus intravena untuk pengobatan epilepsi yang sulit
dikendalikan. Cara-cara pemberian lidokain yang digunakan pada pasien.
Penggunaan dosis dari lidokain hidroklorida pada anestetik lokal bergantung pada
tempat injeksi dan prosedur penggunaan. Dosis penggunaan lidokain secara spesifik untuk
individual tidak selalu tersedia pada UK, meskipun produk dari US sering menyediakan
informasi tentang penggunaannya. Ketika diberikan dengan adrenalin, dosis maksimum
lidokain yang disarankan adalah 500 mg tanpa adrenalin yang direkomendasikan oleh UK
adalah 200 mg dan USA 300 mg, kecuali pada anestesi pada spinal.

Larutan Lidocaine HCl mengandung adrenalin 1 dalam 200.000 digunakan untuk


infiltrasi anestetik dan memblok nervus termasuk blok epidural. Konsentrasi tinggi dari
adrenalin jarang dibutuhkan, kecuali pada dokter gigi. Sedangkan larutan lidokain HCL
dengan adrenalin 1 dalam 80.000 banyak digunakan. Dosis seharusnya dikurangi pada anakanak, orang tua dan pasien yang lemah. Dosis percobaan biasanya dengan adrenalin
seharusnya diberikan sebelum memulai blok epidural untuk mendeteksi dosis intravaskular
yang kurang hati-hati atau dosis subaraknoid
Untuk penggunaan pengobatan aritmia ventrikular lidokain diberikan secara IV sebagai
lidokain HCl. Untuk dewasa dosis biasanya sekitar 1 sampai 1,5 mg/kg dapat diberikan dan
diulangi sampai 3 mg/kg. Lidokain juga digunakan untuk aritmia ventrikular lainnya pada
pasien dengan kondisi yang kurang stabil. Infus IV lanjutan biasa direkomendasikan setelah
dosis awal sekitar 1 sampai 4 mg/menit. Jarang dibutuhkan infus lanjutan lebih lama dari 24
jam. Pada situasi gawat,lidokain HCl diberikan sebagai injeksi IM 300mgdiulangi bila perlu
setelah 60 sampai 90menit.
Lidokain sering digunakan secara suntikan untuk anesthesia infiltrasi, blockade saraf,
anesthesia epidural ataupun anesthesia selaput lender. Pada anesthesia infitrasi biasanya
digunakan larutan 0,25% 0,50% dengan atau tanpa adrenalin. Tanpa adrenalin dosis total
tidak boleh melebihi 200mg dalam waktu 24 jam, dan dengan adrenalin tidak boleh melebihi
500 mg untuk jangka waktu yang sama. Dalam bidang kedokteran gigi, biasanya digunakan
larutan 1 2 % dengan adrenalin; untuk anesthesia infiltrasi dengan mula kerja 5 menit dan
masa kerja kira-kira satu jam dibutuhkan dosis 0,5 1,0 ml. untuk blockade saraf digunakan
1 2 ml.
Lidokain dapat pula digunakan untuk anesthesia permukaan. Untuk anesthesia rongga
mulut, kerongkongan dan saluran cerna bagian atas digunakan larutan 1-4% dengan dosis
maksimal 1 gram sehari dibagi dalam beberapa dosis. Pruritus di daerah anogenital atau rasa
sakit yang menyertai wasir dapat dihilangkan dengan supositoria atau bentuk salep dan krem
5 %. Untuk anesthesia sebelum dilakukan tindakan sistoskopi atau kateterisasi uretra
digunakan lidokain gel 2 % dan selum dilakukan bronkoskopi atau pemasangan pipa
endotrakeal biasanya digunakan semprotan dengan kadar 2-4%.
Kontraindikasi untuk penggunaan lidokain meliputi:
Blok jantung , atau ketiga tingkat kedua (tanpa alat pacu jantung)
Parah sinoatrial blok (tanpa alat pacu jantung)
Serius reaksi obat yang merugikan atau amida anestesi lokal lidokain

Bersamaan pengobatan dengan kinidina , flecainide , disopyramide , procainamide (Kelas I


agen antiarrhythmic )
Sebelum penggunaan Amiodarone hidroklorida
Hipotensi bukan karena Aritmia
Bradikardi
Dipercepat idioventricular irama
Pacemaker

II. 2 Pengaruh Lidokain Pada Susunan Saraf Pusat


Lidokain digunakan dalam anestesi dapat dijelaskan bahwa mengubah depolarisasi
pada neuron, dengan menghalangi natrium gated cepat tegangan (Na+) saluran pada
membran sel. Dengan blokade yang cukup, membran dari neuron presynaptic tidak akan
depolarize dan gagal untuk mengirimkan suatu potensial aksi, yang menyebabkan efek
anestesinya. Titrasi cermat memungkinkan tingkat tinggi selektivitas dalam penyumbatan
neuron sensorik, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi juga akan mempengaruhi modalitas
lain sinyal neuron.
Lidokain bekerja merintangi secara bolak-balik penerusan impuls-impuls saraf ke
Susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri,
gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin. Lidokain mencegah pembentukan dan konduksi
impuls saraf. Tempat kerjanya terutama di selaput lendir. Disamping itu, lidokain
mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa impuls.

Artinya lidokain mempunyai efek yang penting terhadap SSP, ganglia otonom, cabangcabang neuromuskular dan semua jaringan otot.
Efek samping dari lidokain diperlihatkan dengan adanya peningkatan dosis diantaranya
mengantuk, tinnitus, dysgeusia, pusing, dan kejang (berkedut). Jika dosis meningkat, akan
terjadi serangan jantung, koma, serta depresi dan henti pernafasan. Depresi kardiovaskular
yang signifikan secara klinik biasanya terjadi pada level serum lidocaine yang menghasilkan
efek SSP yang nyata. Metabolit dari monoethylglycine xylidide dan glycine xylidide dapat
berperan pada beberapa efek samping tersebut.
Efek samping lidokain biasanya berkaitan dengan Susunan Saraf Pusat misalnya mengantuk,
pusing, parestesia, gangguan mental, koma, dan seizures. Mungkin sekali metabolit lidokain
yaitu monoetilglisin xilidid dan glisin xilidid ikut berperan dalam timbulnya efek samping
ini. Lidokain juga dapat menurunkan iritabilitas jantung, karena itu juga digunakan sebagai
aritmia. Lidokain dosis berlebihan dapat menyebabkan kematian akibat fibrilasi ventrikel,
atau oleh henti jantung

BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembuatan karya ilmiah ini dapat disimpulkan bahwa lidokain tidak
diberikan pada pasien yang hipovolaemia dan menjadi perhatian agar tidak digunakan pada
pasien dengan gagal jantung kongestif, bradikardi atau depresi pernapasan. Lidokain
dimetabolisme dihati dan harus diperhatikan pemberian pada pasien yang mengalami
kerusakan hati. Waktu paruh lidokain diperpanjang pada kondisi kurangnya aliran darah hati
seperti gagal jantung atau gagal sirkulasi. Metabolit lidokain berakumulasi dengan pasien
yang mengalami kerusakan ginjal.
III.2 Saran
1.

Diharapkan bagi tenaga medis (dokter, anestesiologi, dan perawat) dalam memberikan
anestesi lokal dapat melihat kondisi pasien, indikasi obat dan kontra indikasi obat.

2.

Bagi ilmu pengetahuan


Diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
keperawatan terutama dalam bidang anestesiologi.

3.

Bagi peneliti
Diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi para peneliti baru, sehingga dapat dijadikan
reverensi, dan dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Lignocaine. http://en.wikipedia.org/wiki/Lidocaine. diakses kamis, 9
juni 2011.
Anonim,

2011. Dosis

Lignokain

Yang

Diberikan

Kepada

pasien.http://www.scribd.com/doc/52172122/11/G-Faktor-yang-Berpengaruh-padaAnestesia-Epidural. diakses, 9 juni 2011.


Anonim,

2011. Lignokain

Yang

Diberikan.http://www.scribd.com/doc/51582086/Prilokain-joy. diakses 9 juni 2011.


Ganiswarna. S. A. 2005. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal.332
Katzung BG & Miller RD. 2002. Anestetik Lokal. Di dalam : Katzung BG, editor.
Farmakologi Dasar dan Klinik. Ed. 8, vol.2. Jakarta; Salemba Medika. Hal.162-163
Mansjoer, arief et al. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. 2000. Jakarta; Media
Aesculapius.

Setiawati A. Adrenergik. Dalam : Ganiswarna SG. Farmakologi Dan Terapi. Edisi 4.


Jakarta; Bagian Farmakologi FKUI, 1995: 57-76

Diposkan oleh Roni Tasugalen di 00.16


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Total Tayangan Laman

7309
Arsip Blog

2012 (4)

Juli (1)

Maret (3)

LIDOKAIN

ANTI VIRUS

HECTING

Mengenai Saya

Share It

Roni Tasugalen
Lihat profil
lengkapku

Roni Tasugalen. Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai