Anda di halaman 1dari 25

BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 1



BUKU PANDUAN
KEPANITERAAN KLINIK
OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI


BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2012
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayahNya buku penduan kepaniteraan klinik Obstetri dan Gynekologi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Buku panduan ini berdasarkan Standar
Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI) tahun 2006 sehingga pengetahuan dan keterampilan lulusan
dokter yang telah menyelesaikan kepaniteraan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Buku panduan kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi ini berisi mengenai
kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh seorang lulusan dokter di bagian
obstetri dan ginekologi meliputi pengetahuan tentang jenis penyakit
(knowledge) dan keterampilan klinik (psikomotor).
Semoga buku panduan ini dapat dipergunakan untuk menjaga kualitas dan
pendidikan profesi dokter khususnya di bagian obstetri dan ginekologi,
sehingga dapat menjamin terciptanya tujuan pendidikan dokter yakni
meningkatkan kualitas kesehatan seluruh lapisan masyarakat.

Bandar Lampung, Februari 2012

BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 3


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KOMPETENSI
BAB III KEGIATAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENILAIAN
REFERENSI

BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 4


BAB I
PENDAHULUAN

A.Gambaran Umum
Ilmu Obstetri (kebidanan) ialah bagian dari ilmu kedokteran yang khusus
mempelajari segala hal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Sedangkan Ginekologi
(penyakit kandungan) ialah bagian dari ilmu kedokteran yang khusus mempelajari
segala hal yang berkaitan dengan penyakit organ reproduksi wanita. Pada Kepaniteraan
Obstetri dan Ginekologi Dokter Muda diharapkan dapat menguasai ilmu kebidanan dan
penyakit kandungan.
Terdapat banyak penyakit dari ilmu kebidanan dan penyakit kandungan akan
tetapi dalam hal pendidikan dokter umum, kompetensi yang perlu ditekankan adalah
penyakit dengan level kompetensi 3 dan 4. Kompetensi tersebut mengacu pada Standar
Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI). Dengan adanya SKDI yang ditetapkan oleh KKI maka ada
kespesifikan penyakit yang harus dikuasai oleh seorang dokter umum dan dapat
ditangani secara mandiri serta penyakit yang memerlukan rujukan kepada ahli.
Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi berlangsung selama 8 minggu efektif.
Kegiatan tersebut mencakup kegiatan terstruktur dan kegiatan yang tidak terstruktur.
Kegiatan terstruktur kepaniteraan terdiri dari Bed Site Teaching (BST), Case Report
Session (CRS), Clinical Science Session (CSS), Expert Session dan Mini Clinical
Examination (Mini C Ex). Sedangkan kegiatan yang tidak terstruktur terdiri dari rotasi
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 5

jaga dokter muda di poliklinik Obsgyn, Ruang Operasi (OK), Ruang Perawatan
(bangsal), Ruang VK.
Sistem penilaian kepaniteraan obstetri dan ginekologi berdasarkan kegiatan
terstruktur dan non struktur tersebut yang akan dilakukan pada akhir kepaniteraan.
B. Tata tertib umum
Demi terciptanya suasana akademik yang kondusif dalam proses kepaniteraan,
setiap dokter muda wajib mematuhi peraturan kepaniteraan yang berlaku. Peraturan
tersebut sebagai berikut :
1. Peserta kepaniteraan diharuskan memakai jas praktek dan tanda pengenal yang
telah ditentukan, selama menjalankan tugas kepaniteraan
2. Peserta kepaniteraan diwajibkan mengikuti apel pagi dan apel siang sesuai
ketentuan RS
3. Peserta kepaniteraan diwajibkan mengisi daftar hadir setiap hari pada saat dating
dan pulang. Tidak dibenarkan menandatangani daftar hadir yang bukan haknya
4. Peserta kepaniteraan yang dating terlambat lebih dari 15 menit dari waktu yang
telah ditentukan dianggap tidak hadir dan dicatat sebagai pelanggaran disiplin
5. Peserta kepaniteraan yang tidak mengikuti 5 hari kegiatan atau lebih berturut-turut
tanpa alasan yang jelas maka akan dianggap gugur
6. Peserta kepaniteraan tidak dibenarkan meninggalkan tugasnya dalam jam tugas
kecuali mendapat izin dari kepala koordinator kepaniteraan yang terkait
7. Peserta kepaniteraan diwajibkan mengikuti seluruh jadwal kegiatan yang telah
ditentukan
8. Peserta kepaniteraan diwajibkan menunjukkan sikap, etika dan perilaku sebagai
layaknya seorang dokter yang professional dan beretika
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 6

9. Peserta kepaniteraan diwajibkan menunjukkan sikap dan kerjasam yang baik
dengan sesama teman, dokter pembimbing dan petugas medis/non-medis lainnya di
lingkungan RS
10. Peserta kepaniteraan tidak diperkenankan melakukan tindakan medis apapun tanpa
seizing dokter pembimbing, penanggung jawab ruangan poliklinik atau Unit Gawat
Darurat.
11. Peserta kepaniteraan tidak dibenarkan merokok dan menggunakan NARKOBA
selama bertugas di lingkungan RS
12. Tata tertib ini harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
13. Pelanggaran terhadap tata tertib atau pelanggaran terhadap tugas yang diberikan,
akan dikenakan sanksi akademik sesuai beratnya pelanggaran


BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 7


BAB II
KOMPETENSI

Berdasarkan SKDI, kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter muda
setelah pendidikan kepaniteraan dijelaskan secara rinci. Kompetensi tersebut mencakup
pengetahuan penyakit (knowledge) dan keterampilan klinik (psikomotor). Berikut level
kompetensi yang harus dicapai pada akhir pendidikan dokter :
Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan
dokter
Tingkat
Kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-
gambaran klinik sesuai penyakit ini ketika membaca
literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal
gambaran klinik ini, dan tahu bagaimana mendapatkan
informasi lebih lanjut. Level ini mengindikasikan
overview level. Bila menghadapi pasien dengan
gambaran klinik ini dan menduga penyakitnya, Dokter
segera merujuk.
Tingkat
Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang
diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu
merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan
dan mampu menindaklanjuti sesudahnya
Tingkat
Kemampuan 3 A
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan
tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray).
Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi
pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 8

(bukan kasus gawat darurat).
Tingkat
Kemampuan 3 B
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan
tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray).
Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi
pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(kasus gawat darurat).
Tingkat
Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang
diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat
memutuskan dan mampu menangani problem itu
secara mandiri hingga tuntas.

Infection during pregnancy/delivery Tingkat Kemampuan
Syphillis 3A
Rubella 2
CMV infection 2
Toxoplasmosis 2
AIDS 2
Gonorrhoea 3A
Herpes virus infection type 2 2
Hepatitis B 2

BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 9

Drugs and harmful substance during
pregnancy
Tingkat Kemampuan
Mother taking tobacco 4
Mother taking drugs of addiction 2

Pregnancy disorders Tingkat Kemampuan
Threatened abortion 2
Incompleted spontaneous abortion 3B
Completed spontaneous abortion 4
Hyperemesis gravidarum 3B
Blood group incompatibility 2
Hydatidiform mole 2
Intra-uterine infection 2
Pregnancy induced hypertension 2
Pregnancy induced diabetes mellitus 2
Dysmaturity 3A
Placental insufficiency 2

Pregnancy disorders Tingkat Kemampuan
Placenta previa 2
Vasa previa 2
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 10

Abruptio placenta - SOL 2
Cervical incompetence 2
Polyhydramnion 3A
Jaundice late in pregnancy 2
Urinary tract infection 2
Pyelitis in pregnancy 2
Iron dificiency anaemia 4
Megaloblastic anaemia 2
Dead fetus 2

Delivery Tingkat Kemampuan
Premature contractions 3A
Premature delivery 3A
Rupture of uterus 2
Postmature infant 3A
Premature rupture of membranes 2
Unstable lie / malposition after 36
weeks
2
Dystocia, fetal and passage 2
Malpresentation of fetus 2
Prolonged delivery 3A

BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 11

Delivery Tingkat Kemampuan
Primary mild contractions IMININ 4
Secondary mild contractions 4
Cord presentation / cord prolapse 2
Hypoxia of fetus 3B
Failure to rotate / incorrect rotation 2
Rupture of cervix 2
Rupture of perineum 4
Shoulder distortion, infant 2
Retained placenta 3A

Postpartum Tingkat Kemampuan
Retained placental tissue 3B
Uterine inversion 2
Postpartum 3B
Thrombo embolism 2
Blood group incompatibility 2

Puerperium Tingkat Kemampuan
Mastitis 3A
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 12

Cracked nipple 4
Inverted nipple 4
Endometritis 4
Inflammation of pelvis (salpingitis,
pelviperitonitis, perimetritis etc)
3A
Incontinence of urine 4
Incontinence of faeces 4
Deep venous thrombosis 2
Tromboflebitis 2
Embolism 2
Post-natal psychoses 3A
Post-natal depression 3A
Subinvolution of uterus 4


BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 13

Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter
Tingkat kemampuan 1
Mengetahui dan Menjelaskan
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis
mengenai keterampilan ini, sehingga dapat
menjelaskan kepada teman sejawat, pasien maupun
klien tentang konsep, teori, prinsip maupun indikasi,
serta cara melakukan, komplikasi yang timbul, dan
sebagainya.
Tingkat kemampuan 2
Pernah Melihat atau pernah
didemonstrasikan
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis
mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori,
prinsip maupun indikasi, cara melakukan,
komplikasi, dan sebagainya). Selain itu, selama
pendidikan pernah melihat atau pernah
didemonstrasikan keterampilan ini.
Tingkat kemampuan 3
Pernah melakukan atau pernah
menerapkan di bawah supervisi
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis
mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori,
prinsip maupun indikasi, cara melakukan,
komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan
pernah melihat atau pernah didemonstrasikan
keterampilan ini, dan pernah menerapkan
keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi.
Tingkat kemampuan 4
Mampu melakukan secara
mandiri
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis
mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori,
prinsip maupun indikasi, cara melakukan,
komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan
pernah melihat atau pernah didemonstrasikan
ketrampilan ini, dan pernah menerapkan
keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi
serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan
menerapkan keterampilan ini dalam konteks praktik
dokter secara mandiri.


BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 14

Physical Examination Gynaecology Level of expected ability
General physical examination including breast 4
Inspection and palpation of external genitalia 4
Speculum examination: inspection of vagina and cervix 4
Bimanuall examination : palpation of vagina, cervix,
uterine corpus, ovaries
4
Rectal examination : palpation of pouch of Douglas,
uterus
3
Combined recto-vaginal septum 3

Additional diagnostic examination Level of expected ability
Genital discharge : smell 4
Genital discharge : pH 4
Genital discharge : gram stain 4
Genital discharge : vaginal swab 4
Genital discharge : examination with saline 4
Genital discharge : examination with potassium
bhydroxide
4
Endocervical swab and cervical scraping 4
Colposcopy 2
Abdomenal ultrasound examination of uterus 2
Vaginal ultrasound examination of uterus 2
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 15

Curettage 2
Suction curettage 2
Laparoscopy, diagnostic 1

Additional diagnostic tests for sub fertility Level of expected ability
Physiccal examination of male genitalia 4
Assessment of results of semen examination 3
Basal temperature curve, instruction, assessment of
results
3
Examination of cervical mucus, fern test 3
Post-coital test, obtaining material, preparing and
assessing slide
3
Hystero salpingography 1
Insufflation of Fallopian tubes 1
Artificial insemination 1

Therapy and prevention Level of expected ability
Instructions for self-examination of breasts 4
Insertion of pessary 2
Insertion of urinary catheter 3
Electro-or crycoagulation cervix 2
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 16

Laparoscopy, therapeutic 1

Contraception/ sterillization Level of expected ability
Advise about contraception 4
Insertion I.U.D 3
Laparoscopic sterilization 2

Obstetrics Level of expected ability
Selection of high-risk pregnancy for Hospitalization/
clinical care
3

Pregnancy Level of expected ability
Attending pregnant women 4
Inspection of abdomen of pregnant woman 4
Palpation : fundal height, Leopolds manoeuvre, external
assessment of position
4
Assessment of fetal heart rate 4
Internal examination in early pregnancy 3
Pelvic examination 3
Pregnancy test, urine 4
CTG : performance and interpretation 2
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 17

Ultrasound examination 2
Amniocentesis 1
Chorionicc biopsy 1

Practical obstetrics Normal Delivery Level of expected ability
Atending woman in labour 4
CTG : performance and interpretation 2
Obstetric examination (assessment of cervix, dilatation,
membranes, presentation of fetus, descent)
4
Artificial rupture of membranes 3
Insertion of catheter for intra-uterine pressure 2
Inspection and support of perineum 3
Local anaesthesia of perineum 3
Pudendal anaesthesia 2
Epidural anaesthesia 2
Episiotomy 3
Receive/ hold newborn 3
Aspiration of mouth/throat of newborn infant 4
Record Apgar score 3
Clamp cord/separation of placenta 4
Examination umbilical cord 3
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 18

Physiccal examination of newborn 4
Postpartum : examination fundal height, placenta: loose/
retained
4
Delivery of placenta 3
Examination of placenta and umbilical cord 3
Measure/estimate loss of blood, after delivery 3
Repair of episiotomy and lacerations 3
Chemical induction of labour 2
Support delivery in breech presentation 2
Fetal blood sampling 2
Assisted vaginal delivery 2
Caesarean section 2
Manual removal of placenta 2

Puerperium Level of expected ability
Assist and check mother and newborn 4
Assessment of lochia 4
Palpation of position of fundus 4
Breasts : inspection, lactation 4
Advicee on hygiene 4
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 19

Discussing contraception 4
Inspection episiotomy scar 4
Inspection caesarean section scar 3


BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 20


BAB III
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Terstruktur
Kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi terdapat 4 kegiatan terstruktur yakni Bed
Site Teaching (BST), Case report Session (CRS), Clinical Science Session (CSS) dan Expert
Session. Keempat kegiatan tersebut terjadwal sesuai pada tabel :
Kegiatan Jumlah Jam
(per minggu)
Jumlah jam (8
minggu)
Waktu
Bed Site
Teaching
3 x 2 jam 54 jam Senin-rabu-kamis
08.30 10.30
Case
report
session
1 x 2 jam 18 jam Selasa
09.30 11.30
Clinical
science
session
1 x 2 jam 18 jam Jumat
08.00 10.00
Expert
session
1 x 2 jam 18 jam Sabtu
10.00 12.00

BST adalah kegiatan pembelajaran langsung disamping pasien dimana preseptor dalam
hal ini dokter konsulen memberikan penjelasan mengenai kasus penyakit yang langsung belajar
pada pasien. Dokter muda dapat memahami kasus penyakit dengan langsung belajar pada pasien
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 21

mulai dari awal anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis dan
penatalaksanaan penyakit.
CRS adalah kegiatan pelaporan kasus yang dirawat di ruangan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui managemen kasus dari awal masuk sampai keluar rumah sakit.
Dokter muda dapat memahami managemen pasien yang dilakukan di rumah sakit yang
selanjutnya dianalisis relevansi dengan teori yang terdapat dalam text book atau jurnal terkini.
CSS adalah sesi ilmu klinik dimana dokter muda mempelajari lebih jauh tentang teori
dan keilmuan terkini. Expert session adalah sesi ahli dimana dokter ahli obgyn memberikan
perkuliahan.
B. Kegiatan tidak Terstruktur
Kegitan tidak terstruktur mencakup kegiatan dokter muda kepaniteraan klinik obstetri
dan ginekologi di ruang VK, poliklinik, ruang operasi (OK) dan ruang perawatan (bangsal).
Kegiatan tersebut berlangsung pada pukul 07.30 14.00. Pada pukul 14.00 07.30 dokter muda
wajib mengatur jadwal jaga di ruang VK dan ruang perawatan setiap harinya.
Setiap satu periode kepaniteraann, terdapat 20 orang dokter muda stase Obstetri dan
Ginekologi. Dari 20 orang tersebut dibagi lagi 4 kelompok (A, B, C, dan D) berdasarkan
kelompok kegiatan. Berikut simulasi jadwal kegiatan tidak terstruktur pada pukul 07.30 14.00 :
Minggu Ke : 1 2 3 4 5 6 7 8
Kamar bersalin (VK) OK cito A D C B A D C B
Poliklinik B A D C B A D C
Ruang Paviliun obstetri ginekologi C B A D C B A D
Kamar operasi D C B A D C B A


BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 22

Kegiatan di Ruang VK
1. Memeriksa, mendiagnosa dan merencanakan semua pasien baru dan dilaporkan kepada
residen
2. Follow up pasien yang ada di ruangan VK dibawah bimbingan residen
3. Melakukan pertolongan persalinan normal dengan pengarahan residen
4. Melakukan persalinan sungsang oleh residen
5. Melakukan pertolongan persalinan multipara
6. Melakukan tindakan kuretase dibawah bimbingan residen dan konsulen
7. Melakukan penjahitan episiotomi dan lain-lain setelah mendapatkan persetujuan dibawah
bimbingan residen dan konsulen
8. Membuat laporan semua tindakan dan terapi secara lengkap pada status pasien
9. Menyiapkan dan mengikuti operasi cito
10. Membuat laporan operasi pervaginam
11. Melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan kompetensi dibawah bimbingan dan
persetujuan residen dan konsulen
12. Menjaga etika dan kerahasiaan pasien
13. Berlaku ramah pada semua pasein
Kegiatan di Poliklinik
1. Memeriksa atau mendiagnosa pasien sebelum dikonsultasikan kepada konsulen
2. Membuat rencana tindakan dan rekam medik
3. Membawa dan mengantarkan pasien yang akan melakukan pemeriksaan lanjutan ke ruang
diagnostik kebidanan
4. Menjaga etika dan kerahasiaan pasien
5. Berlaku ramah kepada semua pasien
Kegiatan di ruang perawatan
1. Follow up pasien perawatan
2. Memeriksa / diagnosa pasien baru
3. Mengikuti visit yang dilakukan dokter ruangan dan mendiskusikan dengan dokter ruangan
atau konsulen ruangan
4. Mengecek / follow up pelaksanaan order oleh dokter ruangan
5. Memelihara etika dan kerahasiaa pasien
6. Berlaku ramah pada semua pasien
Kegiatan di ruang operasi (OK)
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 23

1. Mempersilahkan pasien yang akan dioperasi
2. Izin operasi
3. Hasil laboratorium operasi
4. Mempersiapkan operator
5. Mengingatkan operator
6. Mengikuti operasi sebagai asisten
7. Membuat laporan operasi bersama-sama atau di bawah bimbingan residen

C. Kegiatan Pembimbingan
Masing-masing preseptor membimbing dokter muda dengan pembagian jumlah dokter
muda pada stase obgyn dibagi dengan jumlah preseptor .Masing-masing preseptor rata-rata
membimbing dokter muda 4-5 orang. Preseptor bertanggung jawab terhadap kompetensi yang
harus dimiliki dokter muda pada stase obgyn


BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 24


BAB IV
PENILAIAN

A. Sistem Penilaian
Masing-masing penguji memberikan ujian kepada dokter muda yang bukan
preseptornya.1 orang penguji menguji rata-rata 4 orang dokter muda . Ujian dilakukan pada
minggu ujian (minggu ke 8). Ujian terdiri dari :
1. Ujian lisan
2. Ujian tertulis
3. Ujian phantom
B. Komponen penilaian
1. Nilai Preseptor
Nilai BST
Nilai CRS
Nilai CSS
Nilai Mini CEX
2. Nilai penguji
3. Nilai akhir = Nilai preseptor x 75% + nilai penguji x 25%
C. Kriteria Kelulusan
A : Nilai akhir > 76 (Lulus)
B+ : nilai akhir 70 76 (Lulus)
B : nilai akhir 66 70 (Lulus)
C + : nilai akhir 60 66 (Mengulang ujian)
C : 56 60 (Mengulang ujian)
D : 50 56 (Mengulang separuh kepaniteraan)
E : < 50 (Mengulang penuh kepaniteraan)
BUKU PANDUAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Page 25


REFERENSI

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 2002.
Obstetri Patologi. Bandung. Elstar Offset.
Cunningham F.G..Obstetri Williams. Edisi 18. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta
Hacker N. F., 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates,
Llewellyn, Derek. 2002. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6. Jakarta : EGC
Manuaba I. B. G., 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai