Sumber : Balai Karantina dan Kesehatan Ikan. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.
Epizootiologi & Status Virus DNA, penyebab utama kematian masal ikan mas dan koi Hanya menginveksi ikan mas dan koi. Jenis ikan lain tidak terinveksi Tidak menular ke manusia yang mengkonsumsi atau kontak dg ikan yang terinveksi KHV (tidak zoonosis). Keganasan dipicu oleh kondisi lingkungan (temperatur dibawah 30 derajat Celcius dan kualiotas air yg buruk). Penularan melalui kontak antar ikan, air/lumpur & peralatan perikanan yang terkontaminasi, serta median lain (sarana transportasi, manusia dll). Ikan yg bertahan hidup (survivors) dapat menjadi pembawa (carriers) atau kebal. Kekebalan terhadap KHV tidak menurun ke anak-anaknya. Diagnosa definitif dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PRC). diagnosa dini masih sulit dilakukan, termasuk terhadap ikan carriers KHV. Daerah penyebaran meliputi : Jawa, sebagian Sumatera, Bali, Sumbawa dan Kalimantan selatan. belum ada obat/vaksin yang ampuh. Gejala klinis Nafsu makan menurun, gelisah Megap-megap, lemah dan ekses mukus insang pucat, terdapat bercak putih (white patch), akhirnya rusak dan membusuk. Sering diikuti inveksi sekunder oleh bakteri, parasit dan jamur. Definisi kasus KHV Terjadi pada ikan mas dan koi Terjadi kerusakan insang pada ikan yang mati terjadi kematian masal dalam waktu singkat (1-7 hari)
ikan sehat
ikan terinfeksi KHV
ikan terinfeksi KHV dan infeksi sekunder
Pengendalian desinfeksi sebelum/selama proses produksi Manajemen kesehatan ikan yg terintegrasi Gunakan ikan bebas KHV dan karantina (penerapan biosecurity) Imunopropilaksis : pemberian unsur Imunostimulan Mengurangi padat tebar dan hindari stress Pengobatan terhadap penginfeksi sekunder (bila perlu) (Herbal terapy untk meningkatkan status kesehatan ikan Kenali musim sukses & gagal (kaitannya dengan kondisi lingkungan, kualitas dan kuantitas air Kerjasama dan koordinasi seluruh komponen (steakholder).